Patofisiologi Alzheimer
Penyakit alzheimer ditandai oleh kerusakan korteks neuron yang awalnya pada lobus temporal, kemudian mengenai daerah korteks neuron lainnya dan area sekitarnya. Kerusakan korteks neuron dapat terjadi di dalam dan luar neuron. 1 Pada penyakit Alzheimer ditemukan karakteristik karakteristik neuropatologik neuropatologikal al seperti hilangnya hilangnya neuronal neuronal selektif selektif dan sinap, adanya plak neuritis yang mengandung peptida Aβ dan neurofib neurofibrillar rillaryy tangles tangles (!"s# yang membentuk hiperfosforilasi dari protein tau. Plak neuritik yang terjadi merupakan lesi ekstraseluler yang tersusu tersusun n atas atas inti inti sentral sentral dari dari agrega agregasi si Aβ peptid peptidaa yang yang dikeli dikeliling lingii oleh oleh neurit neurit distro distropi, pi, mikroglial yang terakti$asi, dan atrosit reaktif. %ementara itu, !"s merupakan buntalan filamen di dalam sitoplasma sel saraf yang mengelilingi sel saraf.&
1.
Plak Se Senilis 'erupakan 'erupakan agregasi ekstraseluler ekstraseluler dari protein amyloid yang berkaitan erat dengan
neurit distropi, mikroglial yang terakti$asi, dan atrosit reaktif. Agregrasi protein amyloid yang yang rendah dan merubah neurit dan glia yang dikenal dengan plak difus dapat ditemukan dalam penuaan normal serta pada penyakit degeneratif lain la in selain alzheimer. Komponen utama dari plak senilis ini adalah protein Beta-Amyloid (Aβ#. (Aβ#. Protein ini sangat khas pada penyakit alzheimer alzheimer dan seara struktur struktur berbeda dengan protein pembentuk pembentuk amyloid yang ditemukan pada amiloidosis sistemik.1 )eposi )eposisi si Aβ pada pada otak otak merupa merupakan kan salah salah satu implik implikasi asi dari dari patoge patogenes nesis is penya penyakit kit Alzheimer. Akumulasi Akumulasi Aβ (khususnya Aβ*& peptida# pada otak merupakan inisiasi terjadinya terja dinya disfungsi neuron, neurodegenerasi, dan dementia. 'utasi gen APP pada kromosom &1, P%1 pada kromosom 1*, dan P%& pada kromosom 1 mengarah pada early early onset onset penyakit Alzheimer tipe familial yang terjadi dalam produksi berlebihan dan+atau peningkatan agregasi dari Aβ. Beta-Amyloid merupa merupakan kan produk produk fisiolo fisiologi gi normal normal dari dari APP APP dan merupa merupakan kan komponen soluble komponen soluble dari plasma dan airan erebrospinal.&
Beta-Amyloid
terkadang
memulai
aksi
toksik
sebelum
terbentuknya
fibril.
Peningkatan derajat Aβ soluble dan bukan plak Aβ berhubungan dengan disfungsi kognitif pada penyakit Alzheimer. Adanya gangguan kognitif pada indi$idu yang menderita penyakit Alzheimer sangat kuat dihubungkan dengan hilangnya sinap yang melewati region kortikal otak. Self-agregation dari Aβ menjadi oligomer soluble low-n merupakan penyebab utama sinaptoksisitas pada penyakit Alzheimer. "erdapat dua $arian terminal karboksil dari Aβ yaitu Aβ* yang merupakan sekret spesies utama dari sel kultur dan terdapat pada airan erebrospinal sedangkan Aβ*& merupakan komponen utama amyloid yang berdeposit di otak pada penyakit Alzheimer. Peningkatan Aβ*& lebih sering mengalami agregasi dan membentuk fibril. eurotoksik yang dihasilkan oleh agregasi Aβ menghasilkan beberapa mekanisme, seperti adanya akumulasi radikal bebas, disregulasi dari homeostatis kalsium, respon inflamasi, dan adanya akti$asi dari beberapa signaling pathway.&
2. Neurofibrillary Tangles (NFTs)
!"s merupakan sitoplasma neuronal yang terbuat dari filamen-filamen abnormal yang berisi protein neurofilamen, ubiuine, epitoue. !" ini juga terdapat pada neokorteks, hipokampus, amigdala, substansia alba, lokus seruleus, dorsal raphe dari inti batang otak. !" selain didapatkan pada penyakit alzheimer, juga ditemukan pada otak manula, down syndrome, parkinson, %%P/, sindroma ektrapiramidal, supranuklear palsy. )ensitas !" berkolerasi dengan beratnya demensia.0 %etelah terjadi akumulasi Aβ yang membentuk plak, terjadi perubahan homeostatis neuron, dan terjadi oxidative injury yang mengakibatkan perubahan akti$itas kinase ataupun fosfat Perubahan akti$itas kinase ataupun fosfat menyebabkan terjadinya hiperposporilasi dari protein tau yang akan membentuk Neurofibrillary tangles. )isfungsi sinap atau neuron dan hilangnya neuron selektif diikuti dengan adanya penurunan neurotransmitter merupakan
perubahan yang terjadi akibat Neurofibrillary tangles. Adanya Neurofibrillary tangles yang mengakibatkan hilangnya sinap pada saraf dapat menyebabkan timbulnya dementia pada penyakit Alzheimer.&
Gambaran Klinis Alzheimer
Awitan dari perubahan mental penderita alzheimer sangat perlahan-lahan, sehingga pasien dan keluarganya tidak mengetahui seara pasti kapan penyakit ini mulai munul. ejala umum2 1.
Kehilangan daa ingat!memori, terutama memori jangka pendek. Pada orang tua
normal, dia tidak ingat nama tetangganya, tetapi dia tahu orang itu adalah tetangganya. Pada penderita Alzheimer, dia bukan saja lupa nama tetangganya tetapi juga lupa bahwa orang itu adalah tetangganya. 2. Kes"litan melak"kan akti#itas r"tin ang biasa , seperti tidak tahu bagaimana ara
membuka baju atau tidak tahu urutan-urutan menyiapkan makanan. $. Kes"litan berbahasa . 3mumnya pada usia lanjut didapat kesulitan untuk menemukan
kata yang tepat, tetapi penderita Alzheimer lupa akan kata-kata yang sederhana atau menggantikan suatu kata dengan kata yang tidak biasa. %. &isorientasi 'akt" dan temat . Kita terkadang lupa kemana kita akan pergi atau hari
apa saat ini, tetapi penderita Alzheimer dapat tersesat pada tempat yang sudah familiar untuknya, lupa di mana dia saat ini, tidak tahu bagaimana ara dia sampai di tempat ini, termasuk juga apakah saat ini malam atau siang. . Pen"r"nan dalam mem"t"skan ses"at" ata" f"ngsi eksek"tif , misalnya tidak dapat
memutuskan menggunakan baju hangat untuk uaa dingin atau sebaliknya. *. Salah menematkan barang. %eseorang seara temporer dapat salah menempatkan
dompet atau kuni. Penderita Alzheimer dapat meletakkan sesuatu pada tempat yang tidak biasa, misal jam tangan pada kotak gula.
+. Per"bahan tingkah lak" . %eseorang dapat menjadi sedih atau senang dari waktu ke
waktu. Penderita Alzheimer dapat berubah mood atau emosi seara tidak biasa tanpa alasan yang dapat diterima. ,. Per"bahan erilak" Penderita Alzheimer akan terlihat berbeda dari biasanya, ia akan
menjadi mudah uriga, mudah tersinggung, depresi, apatis atau mudah mengamuk, terutama saat problem memori menyebabkan dia kesulitan melakukan sesuatu -. Kehilangan inisiatif. )uduk di depan "4 berjam-jam, tidur lebih lama dari biasanya
atau tidak menunjukan minat pada hobi yang selama ini ditekuninya.
Karakteristik dementia pada Alzheimer2 1. Predementia •
angguan kognitif ringan -5 tahun sebelum diagnosis ditegakkan
•
)efisit memori
•
Apatis
2. &emensia onset a'al •
6 gangguan learning 7 memori
•
angguan bahasa, 8 kosakata 7 kata, 8 kemampuan bahasa oral 7 tulisan
•
angguan persepsi (agnosia#
•
angguan gerakan (apra9ia#
•
"erlihat bodoh
•
Kurang inisiasi untuk melakukan akti$itas
$. &ementia moderat •
)eteriorasi progresif
•
"idak mampu membaa 7 menulis
•
angguan long-term memory
•
%ubtitusi penggunaan kata (parafasia#
•
'isidentifikasi
•
:abil
•
'udah marah
•
)elusi
•
;nkontinen system urinaria
%. &ementia taha lan"t (ad#an/ed) •
"idak dapat mengurus diri seara
•
Kehilangan kemampuan $erbal total
•
Agresif
•
Apatis ekstrim
•
)eteriorasi massa otot 7 mobilitas
•
Kehilangan kemampuan untuk makan
'emori 2 defek daya ingat baru (learning#, gangguan memori ringan
•
Kemampuan 4isuospatial 2 disorientasi topografi, poor complex contructions
•
•
Personalitas 2 auh tak auh, kadang-kadang mudah marah
•
'anifestasi psikiatri2 sedih, delusi
•
%istem motorik 2 normal
•
// 2 normal
•
="+'>; 2 normal
•
P/"+%P/=" 2 bilateral posterior hypometabolismhyperfusion
2. Stadi"m 00 (lama enakit $1 tah"n) •
'emori 2 gangguan mengingat hal-hal baru dan memori sudah berat
•
Kemampuan 4isuospatial2 disorientasi spasial, poor contructions
•
•
kalkulasi 2 tidak bisa berhitung
•
Personality 2 auh tak auh 7 mudah marah
•
'anifestasi psikiatri2 delusi
•
%istem motorik2 gelisah, mondar-mandir
•
// 2 slow bac!ground rhythm
•
="+'>; 2 normal or ventricular and sulcal enlargement
•
P/"+%P/=" 2 bilateral parietal and frontal hypometabolismhyperfusion
$. Stadi"m 000 (lama enakit ,12 tah"n)
!ungsi intelektual 2 sudah memburuk %istem motorik 2 limb rigidity and fle9ion posture %phinter ontrol 2 sistem urinary and feal terganggu // 2 diffusely slow ="+'>; 2 ventricular and sulcal enlargement P/"+%P/=" 2 bilateral parietal and frontal hypometabolismhyperfusion
Pemeriksaan Pen"nang
Pada tahun 1?5*, asosiasi Penyakit dan angguan "erkait Alzheimer memutuskan bahwa penggunaan utama dari teknik penitraan untuk e$aluasi penyakit Alzheimer harus untuk menyingkirkan penyebab lain dari demensia. Pembahasan berikut menyoroti kemajuan terbaru dalam teknik penitraan sebagai alat tidak hanya untuk diagnosis akurat penyakit Alzheimer tetapi juga untuk identifikasi tahap preklinik penyakit Alzheimer yang tidak dilihat semata-mata menggunakan uji klinis. @ang terakhir indikasi ditargetkan terhadap identifikasi pasien yang efek dari hilangnya neuron terlihat pada studi penitraan mendahului penurunan skor kinerja kognitif dan inter$ensi dini dapat memperlambat perkembangan penyakit. 'eskipun sejumlah teknik penitraan telah maju untuk penilaian pasien penyakit Alzheimer, beberapa perobaan komparatif telah dilakukan. Pada tahun 1?5, & tahun setelah publikasi kriteria klinis yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit Alzheimer, =" pertama kali digunakan untuk menggambarkan atrofi terkait penyakit Alzheimer dari korteks medial lobus temporal . Pengukuran linear dari ruang airan erebrospinal di sekitar lobus temporal medial (menerminkan lobus temporal atrofi# pada =" ditemukan untuk memberikan akurasi 55B dalam diagnosis penyakit Alzheimer . Kemampuan multiplanar dari '>; juga telah diadaptasi untuk membuat diagnosis penyakit Alzheimer. '>; menyediakan akurasi diagnostik sekitar 5CB, yang sangat mirip dengan =".D
1.
3T S/an 'erupakan metode non in$asif yang beresolusi tinggi untuk melihat perubahan
$olume jaringan otak+ menilai tingkat atrofi otak pada penderita alzheimer. Pemeriksaan ini berperan dalam menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab demensia lainnya
selain alzheimer seperti multi infark, tumor serebri, hidrosefalus tekanan normal, demensia $askular, atau masa intrakranial.1,&,* Kriteria awal untuk mendiagnosis penyakit alzheimer pada ="-%an atrofi otak yang menyebar dengan pelebaran sulkus dan $entrikel.
bicaudate, $entrikel tiga dan $entrikel lateral.
!isura
hippoampal dikelilingi pada bagian lateral oleh hippoampus, superior oleh
gyrus
dentata, dan inferior oleh subiulum. %truktur ini semua yang terlibat dalam pengembangan awal penyakit Alzheimer dan menjelaskan pembesaran pada tahap awal.
Pembesaran pada =" san sering dianggap sebagai lusensi dari hippoampal atau hypoattenuation di daerah medial temporal tanduk temporal. &
Fig"re 1. =oronal image of the brain, showing hippoampi (arrows#. %erial imaging, whih is
not used in linial pratie, is neessary to demonstrate preferential shrinkage of the hippoampus that is harateristi of A).
"emuan sugestif atrofi otak termasuk pelebaran sulkus, pelebaran $entrikelF ornu inferior, yang menggambarkan atrofi lobus temporal medial termasuk hippoampus yang berhubungan dengan memori penurunan, merupakan salah satu temuan yang khas. )aerah low-density disekitar $entrikel, yaitu, periventricular lession (P4:#, merupakan karakteristik yang terdapat dalam kasus-kasus demensia $askular, yang juga dapat dilihat pada penyakit alzheimer. Akan tetapi, P4: pada penyakit alzheimer jarang ditemukan. Penentuan dari ada atau tidak adanya lesi terkait dengan cerebrovascular accident (=4A#, seperti perdarahan dan infark, juga penting bagi diferensiasi penyakit Alzheimer. Penyakit Alzheimer dapat dibedakan demensia $askular atas dasar pola terjadinya gejala demensia, perjalanan demensia, dan dari apakah lokasi lesi berhubungan dengan tinggi fungsi otak. C
ambar. 1 perubahan waktu-kursus dalam temuan G-=" pada penyakit Alzheimer ambar
menunjukkan atrofi otak ringan dengan dilatasi ornu inferior. dengan
berlalunya waktu, tingkat atrofi meningkat, dan P4: juga menjadi semakin jelas Keterbatasan =" meliputi ketidakmampuan untuk membedakan materi abu-abu dan putih dan untuk mem$isualisasikan posterior fossa jelas. 2.
450
Peran utama dari '>; dalam diagnosis penyakit Alzheimer adalah menilai perubahan $olume di lokasi yang karakteristik sehingga dapat dihasilkan akurasi diagnostik hingga 5CB. )iagnosis harus dibuat berdasarkan2 1. Atrofi medial lobus temporal &. Atrofi kortikal temporoparietal Atrofi medial lobus temporal dapat dilihat seara langsung dengan menilai penurunan $olume hippoampal dan parahippoampal, atau tidak langsung dengan memeriksa pembesaran elah parahippoampal. @ang pertama adalah lebih sensitif dan spesifik tetapi idealnya membutuhkan perhitungan $olumetrik sebenarnya. :angkah-langkah ini telah digabungkan dalam skor atrofi temproal medial yang telah terbukti menjadi prediksi perkembangan dari gangguan kognitif ringan ('=; # untuk demensia. 0
Atrofi otak, mirip dengan yang diamati oleh ="-%an, juga diamati pada gambar '>;. Karena '>; dapat memberikan gambar irisan sejajar dengan sumbu panjang hippoampus dan oronal bagian, atrofi lobus temporal medial termasuk hippoampus yang berhubungan dengan memori dapat die$aluasi.
stage ;
stage ;;
stage ;;;
ambar. & '>; pada penyakit Alzheimer Pada tahap ; hampir sama dengan demensia ringan, atrofi lobus temporal medial termasuk hippoampus tidak jelas, namun dalam tahap ;; kasus dengan demensia moderat dan tahap ;;; kasus dengan demensia berat atrofi berbeda dari lobus temporal medial . %ementara atrofi hippoampus dapat
terlihat lebih jelas pada pasien dengan
demensia dibandingkan pada orang normal, mungkin
$isual jelas pada pasien dengan
stadium awal demensia. amun, beberapa laporan menunjukkan bahwa perbedaan dalam tingkat atrofi antara pasien dengan penyakit Alzheimer dan orang normal dapat dihargai dengan penentuan
daerah dan $olume hipokampus. %ebuah e$aluasi $olumetrik
menunjukkan bahwa $olume hippoampus adalah 0?,*B lebih rendah pada pasien penyakit Alzheimer daripada di
kontrol, dan bahwa sensiti$itas dan spesifisitas
pengukuran ini
masing-masing, ?DB dan
?&B, berguna untuk membuat diagnosis penyakit Alzheimer.
Penyakit Alzheimer mini didiagnosis ketika $olume hippoampus kurang dari &.& m. amun, dalam pengaturan klinis, e$aluasi $olumetrik tidak praktis, karena prosedur untuk penentuan dari $olume dan area hippoampus bukan yang sederhana atau mudah. %elain P4:, area intensitas tinggi sekitar $entrikel, adalah, peri$entriular tinggi intensitas (P4H#, juga sering diamati
dalam kasus demensia $askularF P4H mungkin
diamati pada pasien dengan penyakit Alzheimer juga. Hal ini biasanya ringan sampai sedang, dan sering diamati dalam kasus-kasus dengan demensia.
$.
P6T
P/" memungkinkan penilaian metabolisme glukosa menggunakan !). ambar !)P/" menunjukkan distribusi regional laju metabolisme glukosa. Karena neuron aktif memiliki tingkat metabolisme yang sangat tinggi, serapan !) tinggi dalam otak subyek sehat, terutama di korteks. %ebaliknya, serapan !) di A) sangat berkurang, terutama di daerah temporal dan parietal otak. Pola karakteristik serapan !) terlihat pada pasien Alzheimer sangat berbeda dari yang terlihat pada fronto-temporal dementia (ambar , yang memungkinkan diagnosis banding dari penyakit ini. * Pada penyakit Alzheimer, penurunan penggunaan glukosa yang khas terlihat saat istirahat di lobus temporal dan parietalF penurunan metabolisme glukosa telah terbukti seara klinis berkorelasi dengan penurunan dalam skor ''%/ dan histologis berkorelasi dengan kepadatan plak senilis dan kusut neurofibrillary . )i otak, metabolisme glukosa menyediakan sekitar ?DB dari energi yang dibutuhkan untuk fungsi yang tepat. euron diaktifkan telah meningkatkan konsumsi glukosa. Karena neuron memiliki kemampuan terbatas untuk menyimpan glukosa, peningkatan aliran darah otak diperlukan untuk memberikan glukosa untuk memenuhi peningkatan kebutuhan metabolik. Ileh karena itu, di otak, metabolisme
glukosa digabungkan ke aliran darah. Astrosit adalah sarana transportasi glukosa dari kapiler ke sinapsis saraf. Pada penyakit Alzheimer dan demensia lainnya, penurunan sinapsis terlihat sebelum kematian neuronal. Penurunan metabolisme glukosa dipandang sebagai hasil dari kedua menurun transportasi glukosa (karena penurunan jumlah sinapsis# dan penurunan jumlah neuron. Ileh karena itu, penurunan metabolisme otak adalah hilangnya neuron dan sinapsis bukan sekadar metabolisme glukosa menurun akibat $olume otak yang lebih keil (atrofi# . Pola temporoparietal bilateral hypometabolism adalah fitur karakteristik terlihat pada penyakit Alzheimer dan memungkinkan penyakit Alzheimer harus dibedakan dari bentuk bentuk lain dari demensia .Perbedaan ini dimungkinkan dengan !) P/" karena penurunan metabolisme terlihat di situs dari hilangnya neuron yang berbeda antara dua bentuk demensia (yaitu, daerah temporoparietal untuk penyakit Alzheimer dan lobus frontal dan temporal untuk demensia frontotemporal#. amun, !) P/" tidak dapat diperaya membedakan penyakit Alzheimer dari bentuk lain dari demensia, penyakit Parkinson, karena pola metabolisme glukosa menurun serupa di kedua penyakit . !) P/" memungkinkan diagnosis penyakit Alzheimer pada pasien yang sulit untuk menggambarkan dengan kriteria klinis saja . 'isalnya, !) P/" dapat menunjukkan defisit metabolisme glukosa pada pasien berisiko untuk penyakit Alzheimer (misalnya, mereka dengan alel apolipoprotein /* dan gangguan kognitif ringan# . Kombinasi penurunan tingkat metabolisme dan faktor risiko genetik
menyediakan
sarana
untuk
deteksi
penyakit
praklinis
Alzheimer.
Karena metabolisme glukosa digabungkan ke aliran darah otak, perubahan aliran darah otak juga dapat terlihat pada penyakit Alzheimer dan diukur pada P/" gambar dengan menggunakan H&1DI.
pada pasien penyakit Alzheimer . P/" juga dapat menunjukkan bidang peningkatan aliran darah otak pada pasien dengan penyakit Alzheimer yang tidak terlihat pada orang tua yang sehat, yang mungkin menunjukkan perekrutan sirkuit saraf dalam mempertahankan memori . 'enggabungkan pengukuran aliran darah otak pada P/" selama keadaan istirahat dengan pengukuran aliran darah otak selama kinerja tugas memori aktif juga dapat memungkinkan penggambaran jaringan alternatif tambahan yang dibentuk untuk mengimbangi defisit memori.1
Fig"re 2. !) P/" images showing patterns of metaboli ati$ity that are harateristi
of patients with AlzheimerJs disease, PikJs disease (fronto-temporal dementia# and elderly indi$iduals with no dementia. >ed, high !) uptake,
%.
SP6T %P/=" menggambarkan aliran darah otak dan
metabolisme. )engan demikian,
perubahan fungsional dalam otak dapat ditentukan oleh P/" dan %P/=", karena kedua aliran darah otak dan metabolisme tingkat berkorelasi dengan fungsi sel-sel saraf. %P/=" memungkinkan penitraan dari aliran darah otak dan pengukuran darah otak yang mengalir.
sensorimotor primer relatif terpelihara dengan baik sampai sangat tahap akhir (ambar 0#. 4asular dementia
AlzheimerJs disease
PikJs disease
=ottiobasal degeneration
ambar. 0 ambar aliran darah otak yang diambil oleh 1&0i-;'P %P/=" autoradiografi metode dalam demensia ber$ariasi penyebab Pengurangan aliran darah otak di daerah yang membentang dari lobus temporal ke lobus parietal adalah karakteristik yang mendukung diagnosis penyakit Alzheimer. Pada demensia $askular, berkurangnya aliran darah mungkin diamati oleh %P/=" di daerah yang jauh darilesi. %P/=" dapat mengungkapkan penurunan aliran darah yang relatif lebih parah di lobus frontal dalam kasus demensia $askular. Pada penyakit Pik dan demensia akibat degenerasi frontal dan lobus temporal, aliran darah berkurang bagian anterior dari otak, yaitu frontal dan lobus temporal, sedangkan pada penyakit Alzheimer, pengurangan aliran darah diamati pada bagian posterior lebih dari otak. Penyakit yang berhubungan dengan demensia sehingga menunjukkan pola karakteristik berkurangnya aliran darahF misalnya2 progresif supranulear palsy yang ditandai dengan berkurangnya aliran darah dalam ingulate gyrus. 'etode untuk diagnosis Alzheimer penyakit dari gambar %P/=" termasuk metode e$aluasi $isual, dan e$aluasi dari nilai yang diperoleh di set daerah kepentingan (>I;# pada gambar. Analisis statistik
metode termasuk pemetaan parametrik statistik
(%P'# dan
stereotati tiga dimensi proyeksi permukaan (0)-%%P#. %etiap metode memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri. 'etode e$aluasi $isual membutuhkan pengalaman. )alam metode di mana aliran darah otak dihitung >I;, sulit untuk membandingkan semua daerah. )alam 0)-%%P, gambar fungsional dari
otak
berkembang menjadi stereotati standar otak sistem koordinat, dan korteks serebral aliran
darah diekstrak tiga dimensi untuk
rekonstruksi. )ata statistik dibandingkan
dengan
database terdiri dari banyak gambar yang diambil pada subjek normal diproses dalam ara yang mirip dengan yang ada pada data yang rele$an, dan situs berkurangnya aliran darah tiga-dimensi ditampilkan sebagai gambar statistik. karena bidang berkurangnya aliran darah otak adalah ditampilkan pada gambar, menjadi mudah untuk membuat diagnosis bahkan jika dokter yang berpengalaman. Analisis 0)-%%P memungkinkan e$aluasi $isual bidang berkurangnya aliran darahF Penyakit Alzheimer menunjukkan berkurangnya aliran darah di posterior gyrus ingulate, selain mengurangi darah mengalir di lobus parietal dan temporal lateral yang lobus (ambar *#.
RT.LAT LT.LAT
GLB
THL
CBL
SUP
INF
ANT
POST
RT.MED
LT.MED
PNS
ambar. * gambar -sore 1&0i-;'P %P/=" dianalisis dengan 0)-%%P pada penyakit Alzheimer (ambar menerminkan daerah berkurangnya aliran darah otak# . Agen utama yang digunakan dalam %P/=" otak pasien pada penyakit Alzheimer adalah ??m" he9amethylpropyleneamine o9ime (??m" H'PAI# dan ??m" dimer /til %isteinat (??m" /=)#. Agen ini akurat mengukur aliran darah otak dan karena itu sangat berharga dalam mengidentifikasi aliran darah yang berkurang ke otak di daerah temporoparietal yang terlihat pada pasien dengan penyakit Alzheimer. Keakuratan %P/=" dalam diagnosis penyakit Alzheimer (L ?&B# lebih besar daripada yang diberikan oleh kriteria klinis saja (L C*B#. "emuan positif pada %P/=" meningkatkan diagnosis
klinis
penyakit
Alzheimer
baik
kemungkinan
dengan
menunjukkan
berkurangnya aliran darah otak di hippoampus dan daerah temporoparietal . "emuan ini berkorelasi dengan keparahan kerusakan kognitif yang dinilai oleh ''%/, memiliki koefisien korelasi Pearson di kisaran ,0?-,D* . Perkembangan penyakit Alzheimer telah dilaak pada pemeriksaan %P/=" seri dengan menunjukkan penurunan progresif aliran darah otak di hippoampus kiri, parahippoampus, dan erebral korteks asosiasi. %P/=" menambahkan spesifisitas dengan memungkinkan perbedaan penyakit Alzheimer dari demensia frontotemporal. amun, %P/=" tidak dapat diperaya membedakan antara penyakit Alzheimer dan demensia yang terkait dengan penyakit Parkinson karena kedua entitas menunjukkan distribusi temporoparietal hipoperfusi .