TUGAS TERSTRUKTUR AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN PELAPORAN KEUANGAN KEUANGAN INTERIM DAN SEGMEN
Disusun oleh : Resi Rubiyanti
(C1C008001)
Siska Seftiani Sefti ani
(C1C008029)
Sangga Kartiti Kartit i
(C1C008082)
Via Novita B
(C1C008095)
Nurul Fatmawati
(C1C008110)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI PURWOKERTO 2010
BAB I PENDAHULUAN
Laporan keuangan konsolidasi memungkinkan investor menilai efektivitas manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaan dengan menyediakan informasi yang berguna untuk menghitung profitabilitas, likuiditas, dan efisiensi. Dalam membantu investor mengevaluasi kinerja suatu suatu segmen usaha dari sebuah perusahaan, pengungkapan tambahan diperlukan seperti halnya catatan keuangan pada laporan keuangan. Banyak perusahaan juga diharuskan mengeluarkan laporan keuangan yang mencakup periode yang lebih singkat dalam setahun, kebayakan periode kuartalan.
BAB II PEMBAHASAN
PELAPORAN SEGMEN MENURUT FASB STATEMENT NO.131 FASB Statement No.berlaku untuk perusahaan publik, yang didefinisikan sebagai perusahaan publik, yang didefinisikan sebagai perusahaan yang menerbitkan efek utang atau ekuitas yang diperdagangkan di pasar umum, yang diwajibkan untuk memberikan laporan keuangan kepada SEC, atau memberikan laporan keuangan dengan tujuan mengeluarkan surat berharga di pasar umum. Perusahaan harus melaporkan informasi segmen dengan cara yang sama dengan manajemen mengatur perusahaan dalam unit-unit untuk pengambilan keputusan internal dan tujuan evaluasi kinerja. Standar merujuk pendekatan yang demikian sebagai pendekatan yang demikian sebagai pendekatan manajemen untuk segmentasi. Identifikasi Segmen yang Perlu Dilaporkan Segmen yang ditentukan oleh pendekatan manajemen disebut segmen usaha. Statement No.131 menjelaskan suatu segmen usaha sebagai komponen dari suatu perusahaan (1) yang terlibat dalam aktivitas usaha yang menimbulkan pendapatan dan biaya, termasuk pendapatan dan biaya segmen; (2) yang hasil usahanya ditelaah secara teratur oleh pimpinan usaha yang berwenang melakukan pengambilan keputusan; dan (3) yang mampu menyediakan informasi keuangan yang terpisah . Beberapa bagian dari perusahaan tidak termasuk dalam kriteria segmen usaha. Program pensiun dan manfaat pensiun lainnya tidak termasuk segmen usaha. Demikian juga, departemen pusat atau fungsional perusahaan yang tidak memperoleh pendapatan bukan merupakan segmen usaha. KRITERIA PENGGABUNGAN. Suatu perusahaan dapat menggabungkan beberapa segmen usaha yang mirip apabila pengelompokan tersebut sesuai dengan tujuan Statement No. 131 dan segmen-segmen tersebut memiliki ciri ekonomis yang mirip/sama. Segmen tersebut juga harus memiliki kesamaan dalam beberapa area berikut: (1) sifat produk dan jasanya, (2) sifat proses produksi, (3) jenis atau kelas pembeli/pengguna produk dan jasa tersebut, (4) metoda distribusi untuk produk dan jasa, dan (5) bila ada, sifat lingkungan peraturan (misalnya, pelayanan umum)
AMBANG BATAS KUANTITATIF. Segmen usaha harus dilaporkan apabila segmen tersebut memenuhi ambang batas materialitas. Suatu segmen dianggap material dan perlu dilaporkan terpisah apabila ada satu dari tiga kriteria berikut terpenuhi. 1. Pendapatan yang dilaporkan suatu segmen, termasuk pendapatan antar segmen mencakup 10% atau lebih atas pendapatan gabungan seluruh segmen usaha. 2. Nilai absolut dari laba rugi yang dilaporkan mencakup 10% atau lebih atas jumlah yang lebih besar antara (a) gabungan laba seluruh segmen usaha yang melaporkan laba atau (b) nilai absolutdari gabungan rugi seluruh segmen usaha yang mela porkan kerugian. 3. Aktivanya mencakup 10% atau lebih atas aktiva gabungan seluruh segmen usaha. Apabila segmen yang perlu dilaporkan telah teridentifikasi, seluruh segmen usaha lainnya digabungkan dengan kegiatan usaha lain dalam kategori ³lain-lain´ untuk keperluan pelaporan. PERTIMBANGAN ULANG ATAS SEGMEN YANG DILAPORKAN. Segmen yang dilaporkan harus mencakup 75% dari seluruh pendapatan eksternal. Apabila segmen yang dilaporkan tidak memenuhi kriteria ini, segmen tambahan harus diidentifikasi untuk dilaporkan, walaupun segmen-segmen itu tidak memenuhi a mbang batas kuantitatif. Statement No.131 tidak menentukkan secara khusus jumlah segmen yang harus dilaporkan. Namun, terlalu banyak segmen yang dilaporkan akan menjadi terlalu rinci dan akhirnya malah tidak memberikan hasil yang diharapkan. Walaupun tidak ada batasan pasti yang ditetapkan, FASB menganjurkan agar perusahaan mengidentifikasi lebih dari 10 segmen yang dilaporkan untuk mempertimbangkan penggabungan tambahan. Ilustrasi tentang Pengujian atas Segmen Usaha yang Perlu Dilaporkan. Phil-Brown Corporation memiliki empat segmen usaha. Secara internal, hasil usaha digabungkan dan dievaluasi berdasarkan industri. Phil-Brown menerapkan tiga pengujian materialitas untuk menentukan segmen usaha mana yang merupakan segmen yang perlu dilaporkan. UJI PENDAPATAN. Uji pendapatan dilakukan dengan membandingkan pendapatan masingmasing segmen usaha (pendapatan dari pembeli eksternal ditambah pendapatan antar segmen) dengan 10% pendapatan gabungan (internal maupun eksternal) dari seluruh segmen usaha. Uji pendapatan Phil-Brown adalah sebagai berikut :
Pendapatan
Pendapatan
Nilai uji
Apakah segmen
segmen usaha
antar segmen
(10% x
perlu dilaporkan
$670.000)
menurut uji pendapatan?
Makanan Kertas
$150.000
0
170.000
$200.000
Tembaga
40.000
Keuangan
60.000
50.000
$420.000
$250.000
Total
0
$67.000
Ya
67.000
Ya
<
67.000
Tidak
67.000
Ya
Nilai uji pendapatan adalah $67.000 karena total pendapatan seluruh segmen usaha adalah $670.000. Segmen makanan ($150.000), kertas ($370.000), dan keuangan ($110.000) merupakan segmen yang dapat dilaporkan menurut uji pendapatan karena total pendapatannya karena total pendapatannya melebihi $67.000. Segmen tembaga bukan merupakan segmen yang perlu dilaporkan menurut kriteria ini. UJI AKTIVA. Uji aktiva mencakup perbandingan total jumlah aktiva masing-masing segmen usaha dengan 10% total aktiva seluruh segmen usaha. Aktiva segmen didefinisikan sebagai aktiva yang termasuk dalam pengukuran aktiva segmen yang ditelaah oleh pimpinan perusahaan yang berwenang. Aktiva perusahaan dapat dimasukkan atau dikeluarkan dari pengukuran aktiva, tergantung pada cara manajemen mengatur aktiva untuk keperluan pengambilan keputusan usaha. Asumsikan bahwa seluruh aktiva Phil-Brown Corporation dialokasikan ke segmen usaha kecuali aktiva yang digunakan untuk kepentingan perusahaan.
Aktiva
Nilai uji (10% x
Apakah segmen perlu
teridentifikasi
$1.010.000)
dilaporkan menurut uji
segmen usaha Makanan Kertas Tembaga
aktiva?
$200.000
$101.000
Ya
250.000
101.000
Ya
60.000
>
101.000
Tidak
Keuangan
500.000
Total
101.000
Ya
$1.010.000
Segmen makanan, kertas, dan keuangan semuanya memenuhi uji aktiva 10% sebagai segmen yang perlu dilaporkan. UJI LABA USAHA. Tidak diperlukan keseregaman definisi mengenai laba usaha dalam melakukan pengujian ini. Laba atau rugi suatu segmen usaha tergantung pada pendapatan dan biaya yang dimasukkan manajemen dalam pengukuran yang ditelaah oleh pimpinan usaha yang berwenang. Dalam melakukan uji laba usaha, nilai absolut dari masing-masing laba atau rugi usaha segmen usaha dibandingkan dengan 10% dari yang lebih besar antara gabungan laba usaha seluruh segmen usaha yang menghasilkan laba atau gabungan rugi usaha seluruh segmen usaha yang tidak menghasilkan laba. Uji pada Phil-Brown adalah sebagai berikut:
Laba usaha
Rugi usaha
Nilai uji (10% x
Apakah segmen
segmen
segmen
$130.000)
perlu dilaporkan
usaha
usaha
menurut uji laba usaha?
Makanan Kertas
$25.000
$13.000
Ya
55.000
13.000
Ya
<
13.000
Tidak
13.000
Ya
Tembaga Keuangan Total
$(10.000) 50.000 $130.000
$(10.000)
Setelah nilai uji $13.000 ditentukan, pengujian ini dilakukan pada nilai absolut laba atau rugi usaha untuk masing-masing segmen. Segmen makanan, kertas, dan keuangan dari PhilBrown merupakan segmen yang perlu dilaporkan menurut uji laba usaha 10%.
EVALUASI ULANG ATAS SEGMEN YANG DILAPORKAN. Segmen tembaga tidak memenuhi semua pengujian 10% untuk menentukkan perlu tidaknya suatu segmen dilaporkan. Segmen yang perlu dilaporkan adalah segmen makanan, kertas, dan keuangan. Dalam uji pendapatan, nilai uji didasarkan pada 10% dari total pendapatan eksternal antar segmen. Apabila pendapatan antar segmen sangat besar, beberapa segmen yang membentuk persentase besar pendapatan konsolidasi (atau eksternal) mungkin tidak memenuhi syarat pelaporan menurut uji pendapatan ini. Apabila segmen-segmen ini juga tidak memenuhi syarat pelaporan menurut kedua pengujian lainnya, maka investor tidak akan memperoleh informasi yang relevan dan penting. Statement No.131 mewajibkan agar total pendapatan ekternal dari segmen usaha yang dilaporkan sama dengan minimal 75% dari total pendapatan eksternal dari segmen usaha yang dilaporkan sama dengan minimal 75% dari total pendapatan konsolidasi. Dalam contoh Phil-Brown, nilai uji adalah $315.000 ($420.000 x 75%). Pendapatan eksternal dari segmen makanan, kertas, dan keuangan sebesar $380.000 lebih besar dari 75% pendapatan konsolidasi, dan dengan demikian tidak ada segmen tambahan yang perlu dilaporkan. Apabila pengujian 75% ini tidak terpenuhi, segmen usaha tambahan ditambahkan hingga kriteria 75% tersebut terpenuhi. Apabila segmen tembaga merupakan segmen yang dilaporkan dalam periode sebelumnya dan manajemen Phil Brown menganggap segmen tersebut masih signifikan, PhilBrown akan melaporkan segmen tembaga secara terpisah sebagai segmen usaha yang perlu dilaporkan, walaupun segmen itu tidak memenuhi semua pengujian 10% untuk periode ini. Pengungkapan Tentang Segmen. Dasar organisasi yang digunakan oleh pemimpin usaha yang berwenang, untuk menentukan segmen usaha (misalnya, produk dan jasa, wilayah geografis, lingkungan peraturan, atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut) harus diungkapkan, seperti halnya juga dengan penggabungan segmen usaha yang digunakan untuk menghasilkan segmen yang dilaporkan tersebut. Jenis-jenis produk dan jasa dari setiap segmen pelaporan diungkapkan pengungkapan yang diharuskan tersebut dibuat untuk setiap tahun sewaktu laporan keuangan disajikan. INFORMASI LABA/RUGI DAN AKTIVA. Ukuran laba atau rugi dan total aktiva dilaporkan untuk masing-masing segmen yang dilaporkan. Juga, Statement No.131 (paragraf
27) mewajibkan informasi berikut untuk tiap segmen yang dilaporkan ³apabila jumlah yang disebutkan termasuk dalam pengukuran laba atau rugi segmen yang ditelaah oleh pemimpin usaha yang berwenang´. 1. Jumlah pendapatan dari pembeli eksternal. 2. Jumlah pendapatan dari segmen usaha lain dalam perusahaan yang sama. 3. Pendapatan bunga. 4. Beban bunga. 5. Biaya penyusutan, deplesi, dan amortisasi. 6. Akun tidak biasa 7. Bagian dari laba bersih perusahaan yang ditanami modal yang diperhitungkan dengan metode ekuitas. 8. Beban atau pendapatan pajak penghasilan. 9. Akun/transaksi luar biasa. 10. Akun/transaksi signifikan bukan kas selain biaya penyusutan, deplesi, dan amortisasi. PENGUKURAN. Jumlah yang dilaporkan dalam pengungkapan informasi segmen tergantung pada jumlah yang dilaporkan pada pimpinan usaha yang berwenang. Apabila alokasi pendapatan, biaya, laba, atau rugi dilakukan terhadap segmen usaha untuk menentukkan ukuran laba atau rugi yang digunakan oleh pemimpin usaha yang berwenang, maka alokasi tersebut juga merupakan bagian dari data segmen yang dilaporkan. Apabila aktiva dialokasikan ke segmen dalam laporan internal, maka aktiva juga dialokasikan ke segmen untuk pelaporan eksternal. KETENTUAN REKONSILIASI 1. Total pendapatan segmen dan pendapatan konsolidasi yang dilaporkan. 2. Total laba atau rugi segmen dan laba konsolidasi sebelum pajak. 3. Total aktiva segmen dan aktiva konsolidasi. 4. Total jumlah untuk akun-akun signifikan lainnya yang diungkapkan, dengan nilai konsolidasi akun yang bersangkutan. Pengungkapan Tentang Perusahaan PRODUK DAN JASA. Perusahaan mengungkapkan pendapatan dari masing-masing produk atau jasa atau sekelompok produk atau jasa yang mirip atau fakta bahwa penyediaan
informasi demikian tidak dilakukan karena tidak praktis. INFORMASI GEOGRAFIS. Apabila memungkinkan, perusahaan mengungkapkan informasi geografis, termasuk pendapatan dari pembeli eksternal yang terkait dengan negara asing lainnya secara total. PEMBELI UTAMA. Perusahaan diharuskan mengungkapkan keberadaan pembeli utama. Fakta bahwa satu pembeli tunggal menyumbang 10% atau lebih dari total pendapatan perusahaan harus diungkapkan, juga jumlah pendapatan masing-masing pembeli yang demikian dari segmen yang melaporkan pendapatan tersebut. Pengungkapan identitas pembeli tidak diperlukan. Dalam menghitung aturan 10% tersebut, sekelompok entitas dibawah pengendalian yang sama dianggap sebagai entitas yang berbeda. Pengungkapan Segmen untuk Laporan Interim Statement No.131 menentukan bahwa informasi segmen yang terbatas perlu dimasukkan dalam laporan interim. PELAPORAN KEUANGAN INTERIM. Laporan keuangan interim memberikan informasi mengenai operasi suatu perusahaan untuk jangka waktu kurang dari satu tahun. Umumnya laporan ini dikeluarkan setiap kuartal dan biasanya termasuk informasi yang terkini dan kumulatif, dan juga informasi yang komparasif dengan periode yang sama untuk tahun sebelumnya. Sebelum 1973, hanya ada sedikit keseragaman mengenai isi laporan keuangan interim yang dikeluarkan untuk pemegang saham. Situasi yang demikian dan juga semakin pentingnya laporan kuartalan bagi para investor menyebabkan dikeluarkan APB Opinion No.28 ³Pelaporan K euangan Interim´, pada bulan Mei 1973. Pedoman untuk pelaporan interim secara khusus berlaku untuk perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa yang diharuskan mempersiapkan laporan kuartalan menurut peraturan SEC dan New York Stock Exchange. Walaupun demikian, pedoman dalam Opinion No.28 berlaku apabila perusahaan terbuka memberikan informasi keuangan interimnya kepada pemegang saham/surat berharganya.
Sifat Laporan Interim Laporan keuangan interim menyediakan informasi yang lebih tepat waktu, namun kurang lengkap, dibanding laporan keuangan tahunan. Laporan interim mencerminkan keseimbangan antara aspek tepat waktu dan aspek bisa dipercaya karena penggunaan perkiraan harus menggantikan banyak penelaahan ekstensif terhadap piutang, utang, persediaan, dan efek pendapatan terkait yang mendukung pengukuran yang disajikan dalam laporan keuangan tahunan, yang harus memenuhi ketentuan audit. Ketentuan pengungkapan-minimal dari Opinion No.28 tidak menunjang aspek penyajian wajar atas posisi keuangan dan hasil usaha sesuai dengan prinsip akuntansi yang umum diterima. Karena itu, laporan keuangan interim biasanya dinyatakan tidak diaudit. Menurut APB Opinion No.28, setiap periode interim dianggap sebagai bagian integral dari periode tahunan, daripada periode dasar akuntansi itu sendiri. Umumnya, hasil periode interim harus berdasarkan prinsip dan praktik akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan tahunan terakhir. Namun, beberapa modifikasi mungkin dibutuhkan untuk menghubungkan hasil periode interim dengan hasil periode tahunan dengan lebih baik. Biaya Produk METODE LABA KOTOR. Perusahaan dapat menggunakan laba kotor untuk tujuan pelaporan interim apabila perusahaan tidak menggunakan metode persediaan perpetual dan terlalu mahal untuk melakukan persediaan dan menetapkan nilai persediaan tersebut. Karena itu, metode laba kotor harus memberikan estimasi nilai persediaan dan harga pokok pnjualan yang lebih masuk akal agar dapat digunakan. PERSEDIAAN LIFO. Salah satu alasan perusahaan menggunakan metode LIFO adalah untuk mengurangi laba kena pajak, dan karena itu pajak dibayar, apabila harga naik. Biro Pajak di Amerika Serikat (IRS) mengharuskan penggunaan metode LIFO untuk tujuan pelaporan keuangan apabila metode tersebut digunakan untuk tujuan perpajakan. Untuk menghindari pembayaran pajak yang sebelumny dihindari, perusahaan berusaha likuidasi LIFO berlapis yang menghasilkan harga pokok penjualan yang lebih rendah, laba bersih yang lebih tinggi, dan tagihan pajak yang lebih tinggi.
Persediaan dengan lapisan LIFO dapat dilikuidasi selama periode interim namun diharapkan dapat digantikan pada akhir tahun. Harga pokok penjualan dapat mencakup nilai penggantian lapisan LIFO yang dilikuidasi apabila pengurangan dimaksudkan untuk sementara saja. PENURUNAN NILAI PASAR PERSEDIAAN. Penurunan nilai pasar persediaan secara permanent diakui dalam periode interim kecuali apabila penurunan tersebut dianggap sementara. SISTEM BIAYA STANDAR. Variasi yang direncanakan menurut sistem biaya standar yang diharapkan akan menghilang pada akhit tahun umumnya ditangguhkan pada saat interim. BIAYA-BIAYA SELAIN BIAYA PRODUK BIAYA TAHUNAN DALAM LAPORAN INTERIM. Biaya tahunan dialokasikan dalam periode interim dimana manfaatnya diharapkan akan dirasakan. Contoh alokasi yang demikian adalah tunjangan perbaikan besar tahunan. Biaya yang timbul dalam periode interim tidak ditangguhkan kecuali bila biaya tersebut akan ditangguhkan pada akhir tahun. BIAYA IKLAN. Biaya iklan dibebankan dalam periode interim terjadinya biaya tersebut kecuali bila manfaat secara jelas akan diteri ma pada periode interim selanjtnya. PAJAK PENGHASILAN. Pajak penghasilan untuk pelaporan interim dibagi menjadi (1) pajak yangberlaku untuk mencari laba dari operasi yang sedang berlangsung sebelum pajak penghasilan, di luar akun/transaksi yang tidak biasa atau jarang terjadi, dan (2) pajak yang berlaku untuk akun/transaksi yang signifikan, tidak biasa, atau jarang terjadi, transaksi yang dihentikan, dan akun/transaksi yang luar biasa. Beban pajak penghasilan untuk periode interim berdasarkan pada estimasi tarif pajak efektif tahunan yang berlaku untuk laba kena pajak dari operasi yang sedang berlangsung, di luar akun/transaksi tidak biasa dan jarang terjadi. Beban pajak sampai dengan saat sekarang, dikurangi dengan beban pajak yang diakui dalam periode interim terdahulu, adalah beban pajak untuk periode interim sekarang. Efek pajak dari transaksi yang tidak biasa dan jarang terjadi dihitung secara terpisah dan ditambahkan pada beban pajak periode interim di mana transaksi tersebut dilaporkan. Laba dan rugi operasi yang dihentikan dan transaksi luar biasa dilaporkan pada saldo setelah pajak, seperti halnya dala m laporan tahunan.