A. Pemba embahs hsan an Pada praktik praktikum um
ini dilakuk dilakukan an percoba percobaan an untuk penguji pengujian an
kadar glukosa darah dengan metode GOD. Metode GOD itu sendiri meru merupa paka kan n su suat atu u meto metode de yang yang prin prinsi sipn pnya ya berda berdasa sark rkan an reaks eaksii antara antara sis sisa a hidro hidrogen gen peroks peroksida ida dengan dengan asepto aseptorr oksige oksigen n sepert sepertii amonofenazon. Seperti yang kita ketahui ketahui hidrogen peroksida adalah produk lain terbentuk dari hasil perombakan glukosa menjadi asam glukonat dengan katalisasi enzim glukosidase. !idrogen peroksida yang yang terben terbentuk tuk adalah adalah seband sebanding ing denga dengan n gluko glukosa sa yang yang menja menjadi di prek prekur urso sorr
a"al a"alny nya. a.
#emud emudia ian n
deng dengan an
mena menamb mbah ahka kan n
asep asepto torr
oksige oksigen n kedalam edalam reaks reaksiny inya a dalam dalam hal ini amino aminofen fenazo azon n kadar kadar gluk glukos osa a dapa dapatt diuk diukur ur deng dengan an meli meliha hatt reaks eaksii yang yang terj terjad adii pada pada hidr idrogen ogen
per peroksi oksid da
yang yang
dik dikatal atalis isa asi
enzi enzim m
pero eroksid ksidas ase e
pengamatan dibantu oleh indikator merah$%iolet. &erdapat &erdapat empat macam perlakuan perlakuan untuk menetapkan menetapkan kadar glukosa yaitu pemeriksaan se"aktu pemeriksaan setelah makan 'postpradial( pemeriksaan saat puasa dan pemeriksaan setiap ) bulan. bulan. Pemeriksaa emeriksaan n yang dilakukan dilakukan pada praktik praktikum um kali kali ini adalah adalah jenis pemeriksaan puasa.
Pemeriksaan Pemeriksaan untuk pemeriksaan post
pradia pradial l dan puasa puasa diguna digunaka kan n untuk untuk meliha melihatt kerja erja insuli insulin n pada pada meta metabo boli lism sme e
gluk glukos osa a
untu untuk k
diba diband ndin ingk gkan an deng dengan an satu satu sama sama
lainny lainnya. a. Sedang Sedangka kan n pemeri pemeriks ksaan aan se"akt se"aktu u hanya hanya dapat dapat meliha melihatt baga bagaim iman ana a kerja erja dari dari pada pada kerja erja insu insuli lin n pada pada saat saat itu itu juga juga.. Seda Sedang ngk kan. an.
Pemer emerik iksa saan an
tiga tiga
bula bulan n
dapa dapatt
dila dilak kukan ukan
untu untuk k
memeriksa dan mengontrol kerja insulin terhadap kadar glukosa. Pengam Pengambilan bilan sampel sampel dilakuka dilakukan n dengan dengan mengambi mengambill darah pasien pasien melalui pembuluh darah %ena tepat nya pembuluh darah %ena yang terdap terdapat at pada pada tekuk tekukan an siku siku tangan tangan kanan kanan.. Darah Darah yang yang diambi diambill adal adalah ah seba sebany nyak ak ) ml ml kemud emudia ian n dipi dipisa sahk hkan an plas plasm ma deng dengan an serumnya dengan metode sentrifugasi. Plasm lasma a darah arah yan yang telah elah terp erpisah isah
kemud emudia ian n
diam iambil il
dipreparasi dipreparasi untuk kemudian kemudian ditambahkan reagen yang mengandung enzim GOD aminofenazon dan indikator. Standar dan blanko juga disiapkan untuk perbandingan standar terdiri dari larutan glukosa
sedangkan blankonya adalah reagen didalam nya. Preparat sampel disiapkan
secara kuantitatif dengan menggunakan
mikropipet
dengan %olume yang telah ditentukan yaitu * Sampel terdiri dari 0lanko terdiri dari
* +,, - sampel / reagen ad +,,, - * reagen +,,, -
Standar terdiri dari * +,, - larutan standar / reagen ad +,,, - Pengukuran sampel blanko dan standar dilakukan dengan instrumen spektrofotometri 12$23S sebanyaka tiga kali 'triplo( pada panjang gelombang 456 nm sehingga nantinya akan didapatkan data berupa absorbansi sampel. !al yang harus diperhatikan disini adalah bah"a cara memegang ku%et harus pada bagian ku%et yang buram karena jika dipegang pada bagian bening ku%etnya maka dikha"atirkan akan mengganggu absorbansi disebabkan adanya protein yang mungkin tertinggal pada ku%et. Parameter stabil yaitu jika pada "aktu tertentu lerutan menunjukkan serapan yang bernilai sama berturut$turut GOD$PAP merupakan enzim yang memerlukan "aktu tertentu untuk bereaksi optimum sehingga dibutuhkan "aktu inkubasi. 7ika "aktu inkubasi kurang dari "aktu inkubasi optimum 8 operating time$nya maka enzim tidak akan bereaksi sempurna. Sedangkan apabila "aktu inkubasi lebih dari "aktu inkubasi optimum 8 operating time maka senya"a yang terbentuk akan terdegradasi. Sebelum melakukan pengukuran absorbansi serum sampel pada spektrofotometer dilakukan pengukuran terlebih dahulu untuk baku. &ujuan pengukuran baku ini untuk melihat apakah reagen yang dipakai murni atau tidak terkontaminasi oleh zat lain. Adapun hasil absorbansi sampel yang diuji oleh kelompok 9 adalah ,,9: dan kadar glukosa darah yang didapat adalah 4,:9 mg8dl. #adar glukosa tersebut merupakan kadar glukosa diba"ah normal karena kadar glukosa darah normal adalah 9, sampai +;, mg8dl. Ada 4 golongan obat antidiabetes oral ' ADO( yang dapat digunakan untuk DM. #elima golongan ini dapat diberikan pada DM tipe ; yang tidak dapat dikontrol hanya dengan diet dan latihan saja diantaranya sebagai berikut*
a. Sulfonilurea Dikenal ; generasi sulfonilurea generasi + terdiri dari tolbutamid
tolazamid
asetoheksimid
dan
klorpropamid.
Generasi ; yang potensi hipoglikemik lebih besar al. gliburid 'glibenklamid( glipizid glikazid dan glimepirid. Mekanisme kerja golongan obat ini sering disebut sebagai insulin secretagogues, kerjanya merangsang sekresi insulin dari granul sel$sel beta angerhans pankreas.
ikatan ini paling kecil untuk klorpropamid dan paling besar untuk gliburid. 3nsiden efek samping generai 3 sekitar 5= insidennya lebih rendah lagi untuk generasi 33. !ipoglikemia bahkan sampai koma tenu dapat timbul. ?eaksi ini lebih sering terjadi pada pasien usia lanjut dengan gangguan fungsi hepar atau ginjal terutama yang menggunakan sediaan dengan masa kerja panjang. @fek samping lain adalah reaksi alergi jarang sekali terjadi mual muntah diare gejala hematologik susunan saraf pusat mata dan sebagainya. ontoh adalah glibenklamid 'gliburid( potensinya ;,,B lebih kuat dari tolbutamid masa paruhnya sekitar 5 jam. Metabolismenya di hepar pada pemberian dosis tunggal hanya ;4 = metabolitnya diekskresi melalui urin sisanya melalui empedu. Pada penggunaan dapat terjadi kegagalan primer dan 1
sekunder dengan seluruh kegagalan kira$kira ;+ = selama +
2
tahun. b. Meglitinid ?epaglinid dan nateglinid merupakan golongan meglitinid mekanisme kerjanya sama dengan sulfonilurea tetapi struktur
kimianya sangat berbeda. Golongan ADOini merangsang insulin dengan menutup kanal # yang ATP-independent di sel beta pankreas. Pada
pemberian
oral
absorpsinya
cepat
dan
kadar
puncaknya dicapai dalam "aktu + jam. Masa paruhnya + jam karenyanya harus diberikan beberapa kali sehari sebelum makan. Metabolisme utamanya di hepar dan metabolitnya tidak aktif. Sekitar +,= dimetabolisme di ginjal. Pada pasien dengan gangguan fungsi hepar atau ginjal harus diberikan secara hati$ hati. @fek samping
utamanya hipoglikemia dan
gangguan
saluran pencernaan reaksi alergi juga pernah dilaporkan. c. 0iguanid Sebenarnya dikenal ) jenis ADO dari golongan biguanid yaitu * fenformin buformin dan metformin tetapi yang pertama telah ditarik dari peredaran karena sering menyebabkan asidosis laktat. Sekarang yang banyak digunakan adalah metformin. Mekanisme kerja biguanid sebenarnya bukan obat hipoglikemik tetapi suatu antihiperglikemik tidak menyebabkan rangsangan sekresi insulin dan umumnya tidak menyebabkan hipoglikemia. @fek samping hampir ;,=
pasien dengan metformin
mengalami mual muntah diare serta kecap logam 'metalic taste(>
tetapi
dengan
menurunkan
dosis
keluhan$keluhan
tersebut segera hilang. 3ndikasi sediaan biguanid tidak dapat menggantikan fungsi insulin endogen dan digunakann pada terapi diabetes de"asa. Dari berbagai deri%at biguanid data fenformin yang paling banyak terkumpul tetapi sediaan ini kini dilarang dipasarkan di 3ndonesia
karena
ditimbulkannya.
bahaya Di
@ropa
asidosis
laktat
fenformin
yang
digantikan
mungkin dengan
metforminyang kerjanya serupa dengan fenformin tetapi diduga lebih sedikit menyebabkan asidosis laktat. Dosis metformin ialah +$) g sehari dibagi dalam dua atau ) kali pemberian. d. Penghambat C$glikosidase Obat golongan penghambat enzim C$glikoidase ini dapat memperlambat absorpsi polisakarida (starch) dekstrin dan
disakarida di intestin. Dengan menghambat kerja enzim αglikosidase
di
brush
border
intestin
dapat
mencegah
peningkatan glukosa plasma pada orang normal dan pasien DM. #arena kerjanya tidak mempengaruhi sekresi insulin maka tidak akan menyebabkan efek samping hipoglikemia. Akarbose dapat digunakan sebagai monoterapi pada DM usia lanjut atau DM yang glukosa postprandialnya sangat tinggi. Obat golongan ini diberikan pada "aktu mulai makan dan absorpsi buruk. @fek sampingyang bersifat dose$dependent malabsorpsi atulen diare dan abdominal bloating 'Suharti #. Suherman ;,+;. !al 5E+$5:4(. e. &iazolidinedion Mekanisme kerja
tiazolidinedion
insulin
merangsang
pembentukan dan translokasi GLT ke membran sel di organ perifer.
3ni
terjadi
proli"erators-acti#eted
karena
insulin
receptor-$
merangsangPero!isome
(PPA%$)
di
inti
sel
dan
mengakti%asi insulin$responsi#egenes gen yang berperan pada metabolisme karbohidrat dan yang berperan pada metabolisme karbohidrat dan lemak. @fek samping antara lain peningkatan berat badan edema menambah %olume plasma dan memperburuk gagal jantung kongestif. @dema sering terjadi pada penggunaannya bersama insulin kecuali heapar tidak dianjurkan pada gagal jantung kelas ) dan 5 menurut klasiFkasi &e' ork eart Association. !ipoglikemia pada penggunaan monoterapi jarang terjadi. &igagejala yang sering dialami penderita diabetes mellitus yaitu* a. 0anyak minum 'polydipsia( b. 0anyak kencing 'polyuria( c. 0erat badanturun 'polyphagia( Pada a"alnyakadang$kadang beratbadan penderita diabetes naik. Penyebabnya kadar gula tinggi dalam tubuh. Maka perlu "aspada apabila keinginan minum kita terlalu berlebihan dan juga merasa ingin makan terus. 0erat badan yang pada a"alnya terus naik dan tiba$tiba menurun terus tanpa diet. Gejala lain adalah gangguan saraf tepi berupa kesemutan terutama dimalam hari
gangguan penglihatan gatal didaerah kemaluan atau lipatankulit bisul ataul uka yang lama sembuh gangguan ereksi pada pria dan keputihan pada perempuan. Pada tahap a"al gejala umumnya ringan sehingga tidak dirasakan
baru
diketahui
sesudah
adanya
pemeriksaan
laboratorium. Pada tahap lanjut gejala yang muncul antara lain* a. ?asa haus b. 0anyak kencing c. 0erat badan turun d. ?asa lapar e. 0adan lemas f. ?asa gatal g. #esemutan h. Mata kabur i. #ulit kering Gejala lainnya adalah pusing mual dan berkurangnya daya ketahanan selama melakukan olahraga. Penderita diabetes yang kurang terkontrol lebih peka terhadap infeksi. #arena kekurangan insulin yang berat maka sebelum menjalani pengobatan penderita diabetes tipe + sering mengalami penurunan berat badan. Sebagian besar penderita diabetes tipe ; tidak mengalami penurunan berat badan. Pada penderita diabetes tipe + gejalanya timbul secara tiba$ tibadan bisa berkembang dengan cepat kedalam suatu keadaan yang disebut dengan ketoasi dosis diabetikum. #adar guladidalam darah adalah tinggi tetapi karena sebagian besar sel tidak dapat menggunakan gula tanpa insulin maka sel$sel ini mengambil energy dari sumber yang lain. Sel lemak dipecah dan menghasilkan keton yang merupakan senya"a kimia beracun yang bisa menyebabkan darah menjadi asam 'ketoasidosis(. Gejala a"al dari ketoasi dosis diabetikum muntahlelah
adalah dan
rasa nyeri
haus
dan
perut
sering
'terutama
kencing
mual
padaanak$anak(.
Pernafasan menjadi dalam dan cepat karena tubuh berusaha untuk memperbaiki keasaman darah. 0au nafas penderita tercium seperti bau
aseton.&anpa pengobatan
ketoasi dosis
diabetikum bisa
berkembang menjadi koma kadang dalam "aktu hanya beberapa jam.
Penderita diabetes tipe ; bisa tidak menunjukan gejala selama beberapa tahun. 7ika kekurangan insulin semakin parah maka timbul gejala berupa sering kencing dan haus. 7arang kerja diketoasi dosis. 7ika kadar gula darah sangat tinggi 'sampai lebih dari +.,,, mg8d biasanya terjadi akibat stres misalnya infeksi atau obat$ obatan( maka penderita akan mengalami dehidrasi berat yang bisa menyebabkan kebingungan mental pusing kejang$kejang dan suatu keadaan yang disebut koma hiperglikemik$hiperos molar non$ ketotik. Hormon Prankeas dan Regulasi Produksi hormon pankreas termasuk insulin somatostatin gastrin dan glukagon memainkan peran penting dalam menjaga gula dan keseimbangan garam dalam tubuh kita. !ormon utama yang disekresi oleh pankreas meliputi* Gastrin* !ormon ini membantu •
•
pencernaan
dengan
merangsang sel$sel tertentu di perut memproduksi asam. Glukagon* Glukagon membantu insulin mempertahankan glukosa darah normal dengan bekerja dengan cara yang berla"anan insulin. Merangsang sel$sel untuk melepaskan
•
glukosa dan ini meningkatkan kadar glukosa darah Anda. 3nsulin* !ormon ini mengatur glukosa darah dengan memungkinkan banyak sel$sel tubuh Anda untuk menyerap dan menggunakan glukosa. Pada gilirannya ini turun kadar
•
glukosa darah. Somatostatin* #etika kadar hormon pankreas lainnya seperti insulin dan glukagon terlalu tinggi somatostatin disekresikan untuk menjaga keseimbangan glukosa dan 8 atau garam
•
dalam darah. Peptida intestinal %asoaktif '23P(* !ormon ini membantu mengontrol sekresi air dan penyerapan dari usus dengan merangsang sel$sel usus untuk melepaskan air dan garam ke dalam usus.
Hormon insulin 3nsulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino dihasilkan oleh sel beta kelenjar pankreas. Dalam keadaan
normal bila ada rangsangan pada sel beta insulin disintesis dan kemudian disekresikan kedalam darah sesuai kebutuhan tubuh untuk keperluan regulasi glukosa darah. Secara Fsiologis regulasi glukosa darah yang baik diatur bersama dengan hormone glukagon yang disekresikan oleh sel alfa kelenjar pankreas. Sintesis insulin dimulai dalam bentuk preproinsulin ' precursor hormon insulin( pada retikulum endoplasma sel beta. Dengan bantuan enzim peptidase preproinsulin mengalami pemecahan sehingga terbentuk proinsulin yang kemudian dihimpun dalam gelembung$gelembung 'secretor* #esicles( dalam sel tersebut. Di sini sekali lagi dengan bantuan enzim peptidase proinsulin diurai menjadi insulin dan peptida$ '+-peptide( yang keduanya sudah siap untuk disekresikan secara bersamaan melalui membran sel. Mekanisme diatas diperlukan bagi berlangsungnya proses metabolisme secara normal karena fungsi insulin memang sangat dibutuhkan dalam proses utilisasi glukosa yang ada dalam darah. #adar glukosa darah yang meningkat merupakan komponen utama yang memberi rangsangan terhadap sel beta dalam memproduksi insulin. Disamping glukosa beberapa jenis asam amino dan obat$ obatan dapat pula memiliki efek yang sama dalam rangsangan terhadap sel beta. Indikasi terapi dengan insulin : •
Semua penyandang DM tipe 3 memerlukan insulin eksogen karena produksi insulin oleh sel beta tidak ada atau hampir tidak
•
ada. Penyandang DM tipe 33 tertentu mungkin membutuhkan insulin bila terapi jenis lain tidak dapat mengendalikan kadar glukosa
•
darah. #eadaan stress berat seperti pada infeksi berat tindakan
•
pembedahan infark miokard akut atau stroke. DM gestasional dan penyandang DM yang hamil membutuhkan insulin bila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar glukosa
•
darah. #etoasidosis diabetik.
• •
!iperglikemik hiperosmolar non ketotik. Penyandang DM yang mendapat nutrisi parenteral atau yang memerlukan suplemen tinggi kalori untuk memenuhi kebutuhan energi yang meningkat secara bertahap akan memerlukan insulin eksogen untuk mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal selama periode resistensi insulin atau ketika
• •
terjadi peningkatan kebutuhan insulin. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat. #ontra indikasi atau alergi terhadap obat hipoglikemi oral.
0erdasarkan lama kerjanya insulin dibagi menjadi 5 macam yaitu* 1. Insulin kerja singkat ang termasuk di sini adalah insulin regular 'rystal Hinc 3nsulin 8 H3 (. Saat ini dikenal ; macam insulin H3 yaitu dalam bentuk asam dan netral. Preparat yang ada antara lain * Actrapid 2elosulin Semilente. 3nsulin jenis ini diberikan ), menit sebelum makan mencapai puncak setelah +I ) macam dan efeknya dapat bertahan samapai E jam. 2. Insulin kerja menengah ang dipakai saat ini adalah Jetral Protamine !egedorn 'JP!(. 7enis ini a"al kerjanya adalah +.4 I ;.4 jam. Puncaknya tercapai dalam 5 I +4 jam dan efeknya dapat bertahan sampai dengan ;5 jam. 3. Insulin kerja panjang Merupakan campuran dari insulin dan protamine diabsorsi dengan lambat dari tempat penyuntikan sehingga efek yang dirasakan cukup lam yaitu sekitar ;5 sampai )6 jam. Preparat* Protamine Hinc 3nsulin ' PH3 ( 1ltratard. 4. Insulin infasik (campuran Merupakan kombinasi insulin jenis singkat dan menengah. Preparatnya* MiBtard ),85,. Pemberian insulin secara sliding scale dimaksudkan agar pemberiannya lebih eFsien dan tepat karena didasarkan pada kadar gula darah pasien pada "aktu itu. Gula darah diperiksa setiap 6 jam sekali. !osis Insulin :
Dosis pemberian insulin tergantung pada kadar gula darah yaitu • • • • • •
* Gula Gula Gula Gula Gula Gula
darah K 6, mg = L , unit darah K ;,, mg = L 4 I E unit darah ;,, I ;4, mg= L +, I +; unit darah ;4, $ ),, mg= L +4 I +6 unit darah ),, I )4, mg= L ;, unit darah )4, mg= L ;, I ;5 unit
"fek meta#olik terapi insulin: • • • • • • • •
Menurunkan kadar gula darah puasa dan post puasa. Supresi produksi glukosa oleh hati. Stimulasi utilisasi glukosa perifer. Oksidasi glukosa 8 penyimpanan di otot. Perbaiki komposisi lipoprotein abnormal. Mengurangi glucose toBicity. Perbaiki kemampuan sekresi endogen. Mengurangi Glicosilated end product.
$ara pen%untikan insulin : 3nsulin umumnya diberikan dengan suntikan diba"ah kulit 'subkutan(. Pada keadaan khusus diberikan intramuskular atau intra%ena secara bolus atau drip. 3nsulin dapat diberikan tunggal 'satu macam insulin kerja cepat kerja menengah atau kerja panjang( tetapi juga dapat diberikan kombinasi insulin kerja cepat dan kerja menengah sesuai dengan respons indi%idu terhadap insulin yang dinilai dari hasil pemeriksaan kadar glukosa darah harian. okasi penyuntikan juga harus diperhatikan benar demikian pula mengenai rotasi tempat suntik. Apabila diperlukan sejauh sterilitas penyimpanan terjamin semprit insulin dan jarumnya dapat dipakai lebih dari satu kali oleh pasien yang sama. !arus diperhatikan kesesuaian kosentrasi insulin '15, 1+,,( dengan semprit yang dipakai. Dianjurkan dipakai konsentrasi yang tetap. Penyerapan paling cepat terjadi di daerah abdomen yang kemudian diikuti oleh daerah lengan paha bagian atas bokong. 0ila
disuntikan secara intramuskular dalam maka penyerapan akan terjadi lebih cepat dan masa kerja akan lebih singkat. #egiatan jasmaniyang
dilakukan
segera
setelah
penyuntikan
akan
mempercepat onset kerja dan juga mempersingkat masa kerja. 3ndikasi pemberiaan insulin pada pasien DM lanjut usia seperti pada non lanjut usia uyaitu adanya kegagalan terapi ADO ketoasidosis koma
hiperosmolar
adanya infeksi
'stress( dll.
Dianjurkan memakai insulin kerja menengah yang dicampur dengan kerja insulin kerja cepat dapat diberikan satu atau dua kali sehari. #esulitan pemberiaan insulin pada pasien lanjut usia ialah karena pasien tidak mau menyuntik sendiri karena persoalnnya pada matanya tremor atau keadaan Fsik yang terganggu serta adanya demensia. Dalam keadaan seperti ini tentulah sangat diperlukan bantuan dari keluarganya.
"fek samping penggunaan insulin : • • • • • • •
!ipoglikemia ipoatroF ipohipertroF Alergi sistemik atau lokal ?esistensi insulin @dema insulin Sepsis
!ipoglikemia merupakan komplikasi yang paling berbahaya dan dapat terjadi bila terdapat ketidaksesuaian antara diet kegiatan jasmani dan jumlah insulin. Pada ;4$94= pasien yang diberikan insulin kon%ensional dapat terjadi ipoatroF yaitu terjadi lekukan di ba"ah kulit tempat suntikan akibat atroF jaringan lemak. !al ini diduga disebabkan oleh reaksi imun dan lebih sering terjadi pada "anita muda terutama terjadi di negara yang memakai insulin tidak begitu murni. ipohipertroF yaitu pengumpulan jaringan lemak subkutan di tempat suntikan akibat lipogenik insulin. ebih
banyak ditemukan di negara yang memakai insulin murni. ?egresi terjadi bila insulin tidak lagi disuntikkan di tempat tersebut. ?eaksi alergi lokal terjadi +,B lebih sering daripada reaksi sistemik terutama pada penggunaan sediaan yang kurang murni. ?eaksi lokal berupa eritem dan indurasi di tempat suntikan yang terjadi dalam beberpa menit atau jam dan berlagsung. Selama beberapa hari. ?eaksi ini biasanya terjadi beberapa minggu sesudah pengobatan insulin dimulai. 3namasi lokal atau infeksi
mudah
penggunaan
terjadi
antisepti#
bila
pembersihan
yang
kulit
menimbulkan
kurang
baik
sensitisasi
atau
terjadinya suntikan intrakutan reaksi ini akan hilang secara spontan. ?eaksi
umum dapat
berupa urtikaria
erupsi kulit
angioudem gangguan gastrointestinal gangguan pernapasan dan yang sangat jarang ialah hipotensi dan shock yang diakhiri kematian.
Interaksi Insulin 0eberapa hormon mela"an efek hipoglikemia insulin misalnya hormon
pertumbuhan
kortikosteroid
glukokortikoid
tiroid
estrogen progestin dan glukagon. Adrenalin menghambat sekresi insulin dan merangsang glikogenolisis. Peningkatan hormon$hormon ini perlu diperhitungkan dalam pengobatan insulin. Guanetidin menurunkan gula darah dan dosis insulin perlu disesuaikan pengobatan.
bila
obat
0eberapa
ini
ditambahkan antibiotik
8
dihilangkan
'misalnya
dalam
kloramfenikol
tetrasiklin( salisilat dan fenilbutason meningkatkan kadar insulin dalam plasma dan mungkin memperlihatkan efek hipoglikemik. !ipoglikemia
cenderung
terjadi
pada
penderita
yang
mendapat penghambat adrenoseptor N obat ini juga mengaburkan takikardi akibat hipoglikemia. Potensiasi efek hipoglikemik insulin terjadi dengan penghambat MAO steroid anabolik dan fenuramin. 0. #esimpulan *
7adi kadar glukosa darah yang terdeteksi adalah 4,:9 mg8dl hal ini bisa dimungkinkan mengalami hipoglikemia dengan sampel darah J.n @rna dengan umur ;+ th dan berat badan ):kg dengan berpuasa Ejam
DA<&A? P1S&A#A ur*ohudo*o
P,
;,,,.
3lmu
kedokteran
molekuler.
@d
3
7akarta*
Perpustakaan Jasional hlm 5E$4E. Tokropra'iro A, .///. Diabetes mellitus and syndrome ); 'A step for"ard to era of globalisationI;,,)(. 7SPS$DJ symposium Surabaya* +$6.