Biologi SMA bocahsiraman.com gunakan dengan bijak, semoga tambah pinter
nama bagus
mDeskripsi lengkap
aknd ajnd kalsdnmFull description
Deskripsi lengkap
Full description
aDeskripsi lengkap
.Full description
gerak
Deskripsi lengkap
BUKU
Full description
Bagian-bagian indra pengecapFull description
fisio
Full description
PEMBAHASAN Refleks adalah respons otomatis terhadap stimulus tertentu yang menjalar pada rute leng lengku kung ng refle refleks ks.. Seba Sebagi gian an besar besar pros proses es tubu tubuh h ino inolu lunt nter er misal misalny nyaa deny denyut ut jantu jantung ng!! pernapasan! aktiitas pen"ernaan! dan pengaturan suhu! serta respon otomatis misalnya sentaka sentakan n akibat akibat suatu suatu stimuli stimuli nyeri nyeri atau sentaka sentakan n pada pada lutut lutut merupa merupakan kan kerja kerja reflek reflekss #Syaifuddin! $%%&'. Berdas Berdasark arkan an atas sistem sistem pengen pengendal dalian ianny nya! a! refleks refleks digolo digolongk ngkan an menjad menjadii refleks refleks somatik somatik dimana dimana refleks ini dikendalik dikendalikan an oleh sistem saraf somatik somatik dan refleks otonom yang dikendalikan oleh sistem saraf otonom. (edua ma"am refleks tersebut dapat berupa refleks kranial atau refleks spinal. Refleks spinal dapat terjadi tanpa melibatkan otak! misalnya refleks fleksor. fleksor. Namun! seringkali seringkali otak juga tetap memberikan pertimbangan pertimbangan pada aktiitas refleks spinal! sehingga dapat menguatkan atau menghambat refleks tersebut #Soe)olo!*&&&'. +alam pengamatan pengamatan kali ini dilakukan beberapa beberapa per"obaan per"obaan pada subyek subyek yaitu refleks patella! refleks A"hilles! refleks kornea! refleks fotopupil atau "ahaya! refleks akomodasi pupil! refleks konergensi! refleks menelan! dan refleks saliari. *. Refle eflek k Pat Patel ella la Refleks Refleks pada lutut #patella' ini disebut refleks sumsum sumsum tulang belakang! belakang! karena saraf penghubungnya penghubungnya terletak di dalam sumsum tulang belakang #,ndiastuty!$%%-'. #,ndiastuty!$%%-'. Menurut Noisa #$%%&'! Refleks patela
merupakan refleks tendon dalam dan juga merupakan
refleks monosyna monosynapti" pti" karena hanya hanya satu sinaps yang menyeberang menyeberang untuk untuk melengkapi melengkapi sirkuit sirkuit yang memi"u refleks yaitu ketika ketika area di ba)ah tempurung tempurung lutut dipukul dipukul dengan palu refleks! otot paha depan di paha berkontraksi! dan menyebabkan kaki menendang keluar. Pada Pada per"ob per"obaan aan ini kami kami memuku memukull ligame ligamentu ntum m petalle petalleris ris subyek subyek menggu menggunak nakan an pemukul dari karet dan hasilnya subyek memberikan respon berupa gerak refleks pada kaki #lutut bergoyang ke depan' yang merupakan refleks stret"h #reflek renggang'. Hal ini disebabkan karena adanya kerja dari mus"ulus uadri"eps femoris yang menyampaikan impuls sensori ke "orda spinalis dan menghasilkan impuls berupa kontraksi otot. Pada per"obaan dilakukan / perlakuan yaitu subyek duduk dalam keadaan kaki terjuntai te rjuntai bebas dan pikiran rileks!saat berfikir! dan saat melakukan aktifitas otot! ketiga perlakuan tersebut memberikan memberikan hasil yang berbeda. Pada per"obaan pertama #subyek duduk dalam keadaan keadaan kaki kaki terjun terjuntai tai bebas bebas dan pikiran pikiran rileks rileks ' hasiln hasilnya ya subyek subyek mengan mengangka gkatt kakiny kakinyaa dengan dengan "epat. "epat. (emudi (emudian an pada pada saat subyek subyek melakuk melakukan an penjum penjumlah lahan an #otak #otak aktif aktif berhit berhitung ung'! '! hasilnya yaitu pelaku mengangkat kaki dengan "epat namun lebih lemah dibandingkan
dengan perlakuan sebelumnya. Sedangkan pada saat melakukan aktifitas otot lain yaitu menarik kedua tangan dengan jari0jari tangan bertautan satu sama hasilnya yaitu kaki pelaku bergerak namun lebih lambat dibandingkan dengan ketika pelaku diberi perlakuan melakukan pernjumlahan. Hasil dari ketiga perlakuan tersebut sama dengan teori yaitu terlihat adanya respon kaki bergoyang ke depan. Burhan #$%%&' menyatakan bah)a refleks patella ini termasuk refleks monosinaptik! yang hanya melibatkan satu sinaps saja. 1leh sebab itu seharusnya dari ketiga perlakuan menunjukkan hasil yang sama #kekuatan dan ke"epatan kaki bergoyang kedepan'. Namun hasil dari per"obaan kami dari ketiga perlakuan memiliki hasil yang berbeda pada kekuatan dan ke"epatan kaki bergoyang kedepan )alaupun respon yang dihasilkan sama yaitu respon kaki bergoyang ke depan. (esalahan ini bisa terjadi karena kekurang telitian pengamat dalam melihat kekuatan respon kaki atau mungkin karena ketidaksamaan kekuatan pemukulan dengan pemukul karet pada setiap perlakuan sehingga kekuatan goyangan kaki berbeda0beda. $. Refleks A"hilles 2enomena refleks a"hilles ini merupakan salah satu "ontoh dari refleks tendon yang melibatkan neuron asosiasi dan neuron motor #Burhan! $%%&'. Pusat pengintegrasi refleks ini pada segmen sakral ke0* dan kedua dari sumsum tulang belakang. 3ika pelaku tidak dapat merasakan refleks ini maka telah terjadi kerusakan saraf pada otot kaki posterior atau sel saraf di dalam )ilayah lumbosa"ral"ordaspinal. Pada per"obaan! saat pelaku duduk berlutut di kursi dengan telapak kaki ditekuk0tekuk agar menghasilkan tegangan otot gastroknemius dan setelah itu dipukul pada bagian tendon a"hillesnya! maka terdapat respon pada pelaku berupa kaki langsung bergerak4adanya gerakan kaki. Sehingga hal ini menunjukan bah)a gerakan kaki pelaku dalam keadaan normal merespon refleks. Refleks ini menunjukkan kontraksi gastroknemius dan solius #5ortora! *&67'. Pada per"obaan ini pelaku diminta untuk duduk berlutut di kursi dengan kedua telapak tangan tergantung bebas di tepi kursi. Selanjutnya pelaku menekuk telapak kaki ke arah betis untuk menahan tegangan otot gastro"nemius! kemudian kami menepuk tendon A"hilles dengan pemukul karet. Menurut #Burhan! $%%&'! refleks tendon terpola untuk melindungi tendon dari kerusakan yang mungkin dihasilkan karena tegangan yang berlebihan. Adanya organ neuron tendinose sebagai mekanoreseptor dapat mengakibatkan kontraksi tendon. 1leh karena itu sebelum dilakukan penepukan pelaku menekuk telapak kaki ke arah betis untuk menahan tegangan otot gastro"nemius. Hasil dari per"obaan ini
yaitu jari0jari kaki pelaku bergerak seiring dengan kami menepuk tendon Ar"hilles pelaku. Hal ini menandakan bah)a refleks tendon pelaku masih dalam keadaan normal.
/. Refleks (ornea Refleks kornea! juga dikenal sebagai refleks berkedip yaitu tanpa sadar kelopak mata berkedip dari yang diperoleh oleh stimulasi #seperti menyentuh atau benda asing' dari kornea! atau "ahaya terang! meskipun bisa akibat dari rangsangan perifer.5ujuan refleks ini adalah untuk melindungi mata dari benda asing dan lampu terang #yang terakhir ini dikenal sebagai refleks opti"'. (erusakan pada "abang oftalmik #8*' dari saraf kranial ke0 - hasil di absen refleks kornea ketika mata terkena rangsang. Stimulasi dari satu kornea biasanya memiliki respons konsensual! dengan menutup kedua kelopak mata normal #9anong! $%%$'. Menurut Burhan #$%%&' refleks ini merupakan refleks kranial yang diintegrasikan oleh otak. Pada per"obaan refleks kornea peneliti mendekatkan sedikit kapas dengan jarak sedekat mungkin pada kornea mata pelaku. Hasilnya semakin dekat jarak kapas tersebut dengan kornea mata maka akan semakin membesar pula kornea mata dan pelaku berkedip sebagai reflek untuk melindungi mata dari benda asing. 7. Refleks 2otopupil Atau :ahaya 9erakan pupil mata yang menyempit dan melebar karena terkena rangsangan "ahaya merupakan "ontoh refleks otak #,del!antoni.$%%%;$*%0$*-'. Pupil merupakan "elah yang terbentuk akibat iris. 2ungsi dari pupil adalah mengatur jumlah "ahaya yang masuk. Pupil ini berbentuk seperti "elah bulat yang letaknya berada di tengah iris #,"hal; $%*/'. Sebelum diberi perlakuan pupil mata pelaku diukur di dapatkan diameter pupil pelaku sebesar %!/ "m. (emudian pelaku menghadap kearah "ahaya terang dengan mata tertutup selama $ menit. (emudian dengan segera pelaku diminta membuka mata dan diukur kembali diameter pupilnya. Hasilnya diameter pupil pelaku menjadi lebih ke"il dengan ukuran %!$ "m. Hasil per"obaan tersebut sama seperti teori oleh 3apardi #$%%$'! jika pupil terkena
sinar yang lebih terang akan membuat pupil berkontraksi sehingga membuat
diameter pupil semakin ke"il yang artinya pupil akan meminimalisir "ahaya yang masuk. Menurut soe)olo #*&<%'! semua fotoreseptor umumnya memiliki suatu pigmen yang dapat dipengaruhi oleh sinar. Penterapan sinar oleh foto pigmen mengakibatkan aktifnya suatu en=im yang akan mengkatalis produksi sejumlah besar molekul intraseluler! salah satunya kemudian menyebabkan salah satu saluran #:hanel' pada memban untuk difusi
ion0ion mengikuti gradien #>andaian' elektro kimia! hal ini lah yang menyebabkan membesar dan menge"ilnya pupil terhadap jumlah "ahaya yang diterima. Selanjutnya pelaku diminta untuk menghadap ke "ahaya gelap dengan durasi )aktu selama $ menit. Sebelum perlakuan ukuran diameter pupil pelaku sebesar %!/ "m. (emudian setelah $ menit pelaku diminta membuka mata kembali dan dengan segera diukur diameter pupil mata pelaku. Hasilnya ukuran pupil mata pelaku berdiameter lebih besar dari diameter pupil a)al yaitu %!7 "m. Menurut 9anong #$%%$'! intensitas "ahaya yang lebih besar menyebabkan pupil menjadi lebih ke"il #banyak "ahaya yang masuk' sedangkan intensitas "ahaya yang lebih rendah menyebabkan pupil menjadi lebih besar #kurangnya "ahaya yang masuk'. -. Refleks Akomodasi Pupil Akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk men"embung akibat kontraksi otot siliaris. 1tot siliaris atau otot polos dapat merenggang dan mengendorkan selaput yang menggantungkan lensa. +aya akomodasi mata diatur melalui syaraf parasimpatis! perangsangan syaraf parasimpatis menimbulkan kontraksi otot siliaris yang selanjutnya kan mengendurkan gligamen lensa dan meningkatkan daya bias. +engan meningkatkan daya bias! mata mampu melihat objek lebih dekat dibanding )aktu daya biasnya rendah. Akibatnya dengan mendekatnya objek kearah mata frekuensi impuls parasimpatis kedotsiliaris progresif ditingkatkan agar objek tetap dilihat dengan jelas #Syaifuddin! $%%&'. Pada refleks akomodasi pupil! pelaku diminta untuk melihat suatu obyek dengan "ahaya "ukup terang yang berjarak kira0kira * m! diameter a)al pelaku adalah %!/ "m . Hasilnya diameter pupil pelaku bertambah %!%- "m sehingga diameter pupil pelaku menjadi %!/- "m. Perlakuan kedua dengan mengalihkan pandangan pada obyek yang lebih dekat dengan sebuah pensil dengan jarak$% "m dari mata pelaku. Hasil yang kami dapatkan diameter pupil pelaku menjadi menge"il yaitu dengan diameter %!* "m. Hal tersebut "o"ok dengan teori yang menyatakan bah)a ketika mata melihat benda jauh pupil mata akan menjadi besar atau melebar sedangkan pada saat melihat benda dekat pupil mata akan menge"il #3apardi! $%%$'. ?. Refleks (onergensi Pada perlakuan ini pelaku diinta untuk memusatkan pandangan mata pada suatu obyek yang jauh kemudian diamati posisi kedua matanya. Hasil yang kami dapat yaitu ketika pelaku melihat obyek yang jauh posisi bola mata pelaku normal berada di tengah. Sementara itu! ketika pelaku dimita untuk memusatkan pandangan mata pada suatu obyek
yang berada dekat dengan mata! maka posisi bola mata pelaku kanan dan kiri semakin mendekat. Hal tersebut sama dengan pengertian (onergensi mata yang merupakan gerakan kedua bola mata. Adanya reflek ini dikarenakan adanya gerak reflek yang dilakukan oleh bola mata #japardi! $%%$'. <. Refleks Menelan Sekresi salia yang bersifat spontan dan kontinyu disebabkan oleh stimulasi konstan saraf parasimpatis dan berfungsi menjaga agar mulut serta tenggorokan tetap basah setiap )aktu#5ortora! *&67'. Selain stimulasi sekresi yang bersifat konstan! sekresi salia dapat ditingkatkan melalui refleks salia sederhana! atau tidak terkondisi. Refleks salia sederhana terjadi saat baroreseptor di dalam rongga mulut merespons adanya makanan. Saat diaktifkan! reseptor 0reseptor tersebut memulai impuls di serabut saraf afferen yang memba)a informasi ke pusat salia di medula spinalis. Pusat salia kemudian mengirim impuls melalui saraf otonom ekstrinsik ke kelenjar salia untuk meningkatkan sekresi salia#Ratna! $%%&' Pada refleks menelan pelaku diberikan dua perlakuan yaitu diminta untuk menelan salia selama $% detik se"ara berturut0turut dengan mulut kosong! kemudian perlakuan kedua pelaku diminta untuk meminum air mineral sebelum menelan salia selama $% detik se"ara berturut0turut. Hasilnya pada perlakuan pertama #mulut kosong' pelaku dapat menelan salia sebanyak *% kali selama $% detik dengan pergerakan menelan salia pelaku semakin lama semakin lambat. Sedangkan pada per"obaan kedua #meminum air sebelum menelan' hasilnya dalam )aktu $% detik pelaku dapat menelan air mineral sebanyak *7 kali dengan pergerakan menelan air semakin lama seakin "epat. Pada per"obaan kedua refleks menelan lebih mudah karena produksi salia lebih banyak yang diakibatkan rangsangan dari air mineral. Selain itu alasan kekentalan salia juga menjadi alasan kesulitan menelan. Menurut 2au=i #$%%6' menyatakan bah)a menelan air liur setelah meminum air lebih mudah bila dibandingkan dengan menelan air liur sebelum meminum air! ini dapat terjadi karena kekentalan air liur yang menyebabkan kesulitan atau hambatan dalam proses menelan. 6. Refleks Saliari Hasil dari per"obaan yang telah dilakukan menunjukkan bah)a jumlah olume salia sebelum ditetesi nutrisari #sari jeruk' dan setelah ditetesi tidak mengalami perubahan yaitu sebesar *!$ ml! tetapi hasil pengukuran PH pada salia sebelum ditetesi nutrisari #sari jeruk' dan setelah ditetesi menunjukkan hasil yang berbeda.
Pada perlakuan pertama pelaku diminta untuk tidak menelan salia selama $ menit. (emudian salia dari dalam mulut tersebut dikumpulkan ke dalam gelas piala ke"il dan hasil pengukuran pH salia tersebut menunjukkan pH <. Perlakuan kedua lidah pelaku ditetesi dengan nutrisari sebanyak $0/ tetes dan dibiarkan selama - hingga *% menit didapatkan tingkat keasaman pH salia pelaku sebesar 7#asam'. (emudian perlakuan ketiga setelah tetesan nutrisari dalam mulut dibuang pelaku diminta untuk tidak menelan salia selama $ menit kemudian diperoleh hasil PH salia sebesar ?. (etiga per"obaan tersebut memperlihatkan bah)a PH yang menjadi asam setelah ditetesi nutrisari dapat kembali ke PH ? yang hampir mendekati PH a)al sebelum pemberian nutrisari yaitu PH <. Hal tersebut dikarenakan dalam salia terdapat ion bikarbonat yang merupakan salah satu ion buffer dalam salia yang berperan dalam mempertahankan PH salia dapat #Annisa! $%*/'
(ES,MP@>AN 1. Setiap makhluk stimulus4rangsangan
hidup
mampu
berupa
gerak
menghasilkan
reflek.
respon
Berdasarkan
otomatis
terhadap
atas
sistem
pengendaliannya, refeks digolongkan menjadi refeks somatik dimana refeks ini dikendalikan oleh sistem sara somatik dan refeks otonom yang dikendalikan oleh sistem sara otonom. Kedua macam refeks tersebut dapat berupa refeks kranial atau refeks spinal. Refeks spinal dapat terjadi tanpa melibatkan otak, misalnya refeks feksor. Namun, seringkali otak juga tetap memberikan pertimbangan pada aktiitas refeks spinal, sehingga dapat menguatkan atau menghambat refeks tersebut.
.
R@3@(AN Anthony! :haterine P 9ary! A.5.*&6/. Anatomy and Physiology. >ondon; 5he :.8 Mosby :ompany. Burhan.$%%&.
Macam Refleks pada Manusia.#1nline ).#http;44biologi0 itey."om4$%*%4%*4ma"am refleks0pada0manusia.html' ,diakses tanggal $/ September $%*?.
2au=i.$%%6. Gerak Refleks pada Manusia,#1nline'! ( https;44))).a"ademia.edu4<*7/67%49erak reflekspadamanusia'! diakses $$ September $%*?. !anong, "illiam #. $%%$. Buku &jar #isiologi Kedokteran. '!(
,"hal.$%*/.
Pengertian Pupil Mata.#1nline'! ( http;44))).ilmudokter."om4$%*/4 **4pengertian0pupil0mata.html ),diakses tanggal $$ September $%*?.
,del!Antoni.$%%%. Biologi
Dalam
ehidupan
!ehari"hari.9itamedia
Press;3akarta 3apardi!,!.
$%%$. Pupil dan (elainan. #1nline'! ( http#$$repository.usu.ac.id$%it stream$&'*+-$ &+$&$%edah"iskandar/'01apardi'.pdf '! diakses tanggal $/ September $%*?.
Noisa!
M. $%%&. 2aporan Praktikum Refleks pada Manusia, #1nline'! ( https;44))).a"ademia .edu4?&*?74>aporanPraktikumReflekspadaManusia'! diakses $/ September $%*?.