PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini, mengamati proses respirasi pada kecambah kacang hijau. Dipilih kecambah Kacang hijau (Vigna (Vigna radiate) radiate) karena tumbuhan ini ini merupakan suatu suatu tanaman yang walaupun ia masih belum berkembang dengan sempurna tetapi sudah bisa melakukan pernapasan, hal ini terbukti dari hasil percobaan yang telah diamati dimana kecambah Kacang hijau (Vigna (Vigna radiate) radiate) mampu melakukan respirasi. Kecambah melakukan pernapasan untuk mendapatkan energi yang dilakukan dengan melibatkan gas oksigen (O2) sebagai bahan yang diserap/ diperlukan dan menghasilkan gas karbondioksida (CO2), air (H2O) dan sejumlah energy (Davey dkk, 2004). Respirasi adalah proses oksidasi dalam sel untuk melepaskan energi yang diperlukan dalam berbagai aktivitas organisme hidup. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik yang terjadi didalam sel berlangsung secara aerobik dan anaerobik. Dalam respirasi aerob diperlukan oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam respirasi anaerob oksigen tidak tersedia dan dihasilkan senyawa selain karbondioksida, misalnya seperti alkohol, asetaldehida atau asam asetat dan sedikit energi (Lovelles, 1997). Respirasi aerob ialah suatu proses pernafasan yang membutuhkan oksigen dari udara. Jika fotosintesis merupakan proses penyususnan (anabolisme) maka pernafasan merupakan proses pembongkaran (katabolisme). Jika gula heksosa diambil sebagai bahan bakar dan pembakaran itu merupakan oksigen bebas, beb as, maka reaksi keseluruhannya dapat dituliskan sebagai berikut : C6H12O6 + 6 O2 6CO2 + 6H2O + 675 kal (Dwidjoseputro, 1980). Pada praktikum respirasi pada tumbuhan ini kecambah dibungkus dengan kain kasa. Kain kasa memiliki pori-pori yang cukup besar sehingga dapat digunakan untuk memberi ruang atau celah yang dapat dilewati oleh oksigen dan karbon dioksida pada saat proses respirasi. Kecambah dimasukkan kedalam botol yang ditutup rapat yang berisi larutan KOH. Penutupan rapat ini bertujuan agar tidak ada gangguan dari luar yang dapat mempengaruhi hasil pengamatan seperti oksigen dari luar yang masuk kedalam botol dan tidak ada karbondioksida yang keluar dari botol. Larutan didalam botol merupakan larutan basa kuat, KOH berfungsi sebagai larutan yang dapat berikatan dengan karbondioksida hasil dari respirasi kecambah. KOH yang mengikat men gikat karbondioksida akan membentuk membe ntuk kalium karbondioksida terlarut. Persamaan reaksinya sebagai berikut : KOH + CO2
K 2CO3 + H2O
bikarbonat yang
merupakan
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Titrasi yang dilakukan adalah titrasi asidimetri yaitu titrasi penetralan basa (KOH) dengan menggunakan senyawa asam. Senyawa asam yang digunakan adalah asam kuat HCl. Fungsi titrasi ini untuk mengetahui jumlah CO2 yang terikat NaOH. Sebelum dititrasi dengan HCl, larutan dari rangkaian praktikum diatas diambil sebanyak 10 ml dan ditambahan BaCl2 sebanyak 5 ml. Penambahan BaCl berfungsi untuk mengendapkan karbondioksida yang telah diikat oleh KOH. Persamaan reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut : BaCl2 + K 2CO3
BaCO3 + 2 KCl
Larutan yang awalnya berwarna bening kemudian berubah menjadi keruh hal ini disebabkan karena terbentuk endapan putih dari hasil penambahan larutan BaCl2. Kemudian larutan tersebut diteteskan indikator fenolptalein (indicator pp). Indikator yang berwarna merah ini menyebabkan perubahan warna pada larutan menjadi merah muda. Indikator pp berfungsi untuk memudahkan mengamati perubahan warna ketika larutan dititrasi. Setelah itu larutan dititrasi dengan asam kuat yaitu HCl hingga larutan berubah warna menjadi bening kembali. Warna dapat kembali bening menunjukkan bahwa larutan basa telah bereaksi sempurna dengan asam sehingga larutan menjadi netral. Larutan yang dititrasi adalah KOH sisa yaitu KOH yang tidak berikatan dengan CO2. Persamaan reaksinya sebagai berikut : KOH + HCl
KCl + H2O
Jumlah karbon dioksida yang dilepaskan oleh kecambah pada proses repirasi aerob berbanding terbalik dengan jumlah HCl yang diteteskan ketika titrasi. Semakin banyak CO2 yang dilepaskan maka semakin banyak juga KOH yang terikat dengan CO2. Hal ini menyebabkan KOH sisa sedikit dan titrasi dengan HCl juga sedikit. Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat bahwa kecambah kacang hijau (Vigna (Vigna radiate) radiate) memiliki laju respirasi tertinggi terdapat pada kecambah pada suhu 16oC sebanyak 0,0240L pada umur 2 hari dan 0,0244L pada umur 4 hari, kemudian selanjutnya kecambah pada suhu 35oC sebanyak 0,0215L pada umur 2 hari dan 0,0229L pada umur 4 hari dan laju respirasi terendah yakni pada suhu 28oC sebanyak 0,0202L pada umur 2 hari dan 0,0213L pada umur 4 hari. Hasil praktikum resprasi ini diperoleh data adanya perbedaan laju respirasi pada umur
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
respirasi yang lebih tinggi disbanding dengan tumbuhan yang tua demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan. Sedangkan data laju respirasi yang diperoleh dari praktikum ini bedasarkan perbedaan suhu menujukan data yang tidak stabil karean data yang diperoleh pada suhu 16oC merupakan laju respirasi tertinggi dan suhu 28oC merupakan laju respirasi terendah. Ini tidak sesuai dengan terori yang dikemukakan Lakitan Lakitan (2013) semakin tinggi suhu maka laju respirasi respirasi juga semakin tinggi. Nilai Q10 untuk respirasi antara 5 ºC -25 ºC adalah 2,0-2,5 artinya, suhu pada kisaran tersebut dapat meningkatkan laju respirasi dua kali lipat setiap kenaikan 10 ºC. Jika suhu ditingkatkan pada suhu 35 ºC maka laju respirasi semakin cepat akan tetapi terjadi penurunan nilai Q10. Penurunan ini disebabkan karena penetrasi oksigen melalui epidermis tidak mencukupi kebutuhan. Perbedaan ini bisa saja terjadi karena kurang trampilnya praktikan dalam melakukan titrasi. Bisa saja praktikan kurang terampil dalam mengaduk larutan saat dititrasi sehingga indikator pp tetap tampak padahal seharusnya semua KOH sudah bereaksi dengan HCl. Kurangnya dalam mengaduk KOH dengan BaCl2 juga bisa menjadi pemicu kesalahan dari pengambilan hasil pada praktikum ini. Selain itu tidak samanya waktu dalam memasukkan kecambah juga bisa memengaruhi hasil dari praktikum ini.
Lakitan, Benyamin. 2013. Dasar 2013. Dasar Dasar Fisiologi Tumbuhan. Tumbuhan. Jakarta: Rajawali Press. Yasa, I.K.J.S. 2009. Prinsip-prinsip 2009. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan. Tumbuhan. Jakarta: Gramedia. Dwidjoseputro, D. 1980. Pengantar 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Tumbuhan. Jakarta: PT Gramedia Lovelles. A. R. 1997. Prinsip-prinsip 1997. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk daerah Tropik . Jakarta: PT Gramedia Davey, P.A., S, Hunt., G.J, Hymus., E.H, Delucia., B.G, Drake., D.F, Karnosky dan S.P, Long. 2004. Respiratory oxygen uptake is not decreased by an instaneous elevation of CO2, but is increase with with long-term grow in the field field at elevated CO2. [I] Plant [I] Plant Physiology [I] Physiology [I] (134): 520-527