Pemeriksaan Pemeriksaan Motorik Ekstremitas Atas A. Tenag naga Syarat pemeriksaan : 1. Pasien sadar dan kooperatif 1. m. delto deltoid id (abduk (abduksi si lengan lengan atas atas)) m. deltoid merupakan otot yang paling menonjol pada regio bahu, m deltoid disuplai disuplai oleh ! dan " le#at ner$us a%illaris a%illaris yang merupakan merupakan &abang &abang &ord posterior posterior dari pleksus pleksus brakia brakialis lis.. 'ungsi 'ungsi utama utama dari dari m. deltoi deltoid d dapat dapat dinilai dinilai dengan dengan kemampuan pasien untuk melakukan abduksi lengan hingga mela#an tahanan, atau dengan menahan lengan dalam posisi posisi abduksi dalam keadaan hori*ontal se&ara lateral atau ke depan ( dengan siku fleksi atau ekstensi) dan mela#an tahanan dari pemeriksa. a. Pasien asien dimint diminta a untuk untuk melakuk melakukan an abduksi lengan melawan taha tahana nan n yang yang dibe diberi rika kan n oleh oleh pemer emeriiksa ksa, dima imana tanga angan n pemeriksa yang satunya dile dileta takk kkan an diat diatas as m. delt deltoi oid d untuk untuk palpasi palpasi kontra kontraksi ksi dari m deltoid.
+. m. bi&ep bi&epss (fleks (fleksii lengan lengan atas atas)) m. bi& bi&eps eps diin diiner$ er$asi asi ole oleh h ! !" " mel melalu aluii ner ner$us $us mus mus&ul &ulo&u o&utane taneus us yan yang g mer merupa upakan kan &abang &ab ang lat latera erall dar darii ple pleksu ksuss bra brakia kialis lis.. 'un 'ungsi gsi dari m. bi& bi&eps eps bra bra&hi &hiii dap dapat at dil diliha ihatt dengan &ara meminta pasien untuk memflleksikan sikunya mela#an tahanan kemudian pemeriksa dapat melihat dan merasakan kontraksi dari m bi&eps.
-. m. tri&eps (ekstensi lengan ba#ah) m. tri&eps bra&hii merupakan ekstensor dari siku, otot ini diiner$asi oleh ",,/ melalui ner$us radialis yang merupakan &abang posterior dari ple%us bra&hialis. 0ntuk menilai kekuatan m tri&eps, minta pasien untuk meletakkan siku pada posisi setengah fleksi, lalu pasien diminta untuk meluruskan sikunya mela#an tahanan pemeriksa atau dengan mempertahankan posisinya mela#an tahanan yang diberikan.
. fleksi pergelangan tangan 'leksi pergelangan tangan diperiksa dengan &ara meminta pasien untuk memfleksikan pergelangan tangannya sambil mela#an tahanan yang diberikan pemeriksa. Tendon fle%or &arpii radialis dan fle%or &arpii ulnaris serta tendon palmaris longus dapat dilihat dan dipalpasi.
!. ekstensi pergelangan tangan 0ntuk menilai ekstensor pergelangan tangan, telapak tangan digenggam dalam posisi pronasi dengan pergelangan tangan setengah ekstensi, pasien lalu diminta mela#an tahanan yang diberikan oleh pemeriksa untuk membuat pergelangan tangan ke posisi fleksi. Tangan pemeriksa yang satunya digunakan untuk meraba kontraksi dari m. e%tensor &arpii radialis longus, m. &arpi ulnaris dan m. digitorum &ommunis.
". membuka jarijari tangan Pasien diminta untuk mengekestensikan jarijari tangan, lalu mengabduksi jari tangannnya sementara pemeriksa memberikan tahanan. Tes ini digunakan untuk menilai kekuatan otot dorsal interoseiii. . menutup jarijari tangan
Pasien diminta untuk mengekestensikan jarijari tangan, lalu mengaduksi jari tangannnya sementara pemeriksa memberikan tahanan. Tes ini digunakan untuk menilai kekuatan otot $olar interoseiii. 2.Tonus Tonus merupakan tegangan otot pada #aktu istirahat atau tahanan terhadap gerakan pasif saat kontrol $olunter tidak ada. Syarat pemeriksaan: - Pasien rileks dan kooperatif
ara pemeriksaan : 1. ektremitas digerakkan se&ara pasif, dimulai dengan ke&epatan a#al yang lambat digerakkan penuh sesuai 345 dan kemudian digerakkan dengan ke&epatan ber$ariasi. +. pemeriksaan dilakukan pada kedua ekstremitas se&ara bilateral. 6enis Pemeriksaan pada ekstremitas atas: 1. Shoulder shaking test Pemeriksa menaruh tanganya pada bahu pasien dan menggerakkannya ke depan dan kebelakang sambil mengobser$asi gerakan resiprokal dari lengan. +. Armdroping test 7engan pasien digerakkan dengan &epat setinggi bahu lalu dijatuhkan. Pada pasien dengan spastisitas terjadi perlambatan gerakan penurunan bahu sedangkan pada pasien dengan hipotoni, gerakan penurunan bahu akan lebih &epat. Pada pasien berbaring, pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan mengangkat lalu menjatuhkan tungkai ba#ah yang ekstensi. -. 8and position 2eberapa posisi tangan dipengaruhi oleh jenis penyakit tertentu, misalnya pada pasien dengan hipotonisitas terutama karena penyakit serebelar atau sydehan9s &horea. Terdapat fleksi pergelangan tangan dengan penjuluran tangan disertai dengan o$erpronasi sedang. nterpretasi:
a. b. &. d.
;ormotoni Atoni 8ipotoni 8ipertoni Spastik 3igid
<. Trofik =olume dan kontur otot dapat diperiksa melalui inspeksi, palpasi serta pengukuran. Pada inspeksi dilakukan pembadingan antara sisi kiri dan kanan, pada inspeksi diperhatikan apakah terdapat massa otot yang rata, &ekung atau menggembung. Pada palpasi diperiksa besar otot, kontur dan konsistensi. nterpretasi: ;ormal : pada palpasi teraba semi elastis dan kembali ke posisi semula setelah ditekan. 8ipertofi : pada palpasi otot akan teraba keras dan kuat. Pseudohipertrofi : pada inspeksi otot terlihat membesar namun teraba kenyal saat dipalpasi. Atrofi : teraba lunak saat palpasi <. 3efleks 3efleks merupakan respon in$olunter terhadap stimulus sensorik. Syarat pemeriksaan: 1. >etokan palu refleks harus &epat, langsung dan &ukup kuat. +. Pasien rileks, nyaman dan diposisikan dengan tepat. -. bagian tubuh yang akan diperiksa harus berada pada posisi optimal (sekitar setengah dari 345) . . saat pemeriksaan , kepala pasien harus diposisikan menatap lurus ke depan. nterpretasi:
Derajat Refleks
Keterangan
Arefleksia
?
8iporefleksia, ada krontraksi otot, tanpa gerakan sendi
??
;ormal, kontraksi otot, gerakan sendi
???
8iperrefleksia, namun &enderung belum patologis
???
8iperrefleksia, dengan perluasan, klonus (?)
Pemeriksaan refleks ektremitas atas: 1. 3efleks 2i&eps lengan ba#ah pasien diposisikan setengah fleksi dan sedikit pronasi jari atau ibu jadi pemeriksa diletakkan pada tendon bisep pasien ketuk tendon bi&eps dengan palu refleks. (?) adanya fleksi sendi siku, kontraksi m. 2i&eps, dan supinasi
+. 3efleks Tri&ep lengan ba#ah pasien diposisikan setengah fleksi dan dapat diistirahatkan dengan diletakkan pada paha pasien atau pada tangan pemeriksa. ketuk tendon tri&eps yang berada di atas prosesus olekranon dengan palu refleks. (?) terjadi ekstensi sendi siku, kontraksi m. tri&eps.
-. 3efleks radius 7engan pasien setengah fleksi, tangan sedikit pronasi Perkusi pro&. stiloideus radii
(?)
kontraksi m. brakioradialis, fleksi sendi siku, supinasi lengan ba#ah
. 3efleks 0lna 7engan setengah fleksi, tangan sedikit pronasi Perkusi dorsal pro&. Stiloideus ulna (?)kontraksi m. pronator kuadratus, pronasi lengan ba#ah, aduksi pergelangan tangan
!. 3efleks 7eri 7engan dlm keadaan ekstensi. 'leksi semaksimal mungkin jarijari dan tangan penderita. (?) fleksi pada siku lengan ". 3efleks @re#el 7engan dlm kedudukan setengah fleksi pd siku dan setengah pronasi. 7akukan pronasi semaksimal mungkin pd lengan ba#ah.
(?)
abduksi
lengan atas
. 3efleks mayer Tekan jari tengah semaksimal mungkin mendekati telapak tangan (?) Aposisi dari ibu jari /. 8ofmann Tromner 8ofmann refleks:
-
Tangan pasien relaksasi, dengan pergelangan tangan didorsifleksikan dan jari tangan setengah fleksi.
-
8ofman (?)
fleksi
dan abduksi ibu jari, fleksi jari tengah dan jarijari lainnya
3. tromner: pemeriksa memegang jari tengah pasien yang setengah ekstensi, membiarkan tangan terjuntai, lalu dengan tangan lain menjentikkan atau mengetuk bantalan jari Tromner (?)
fleksi
dan abduksi ibu jari, fleksi jari tengah dan jarijari lainnya
. 3. memegang pasien diintruksikan untuk tidak memegang jari pemeriksa sementara jari pemeriksa diletakkan di telapak tangan pasien terutama diantara ibu jari dan telunjuk pasien. ? bila terdapat fleksi dari jarijari tangan ataupun pasien menggenggam jari pemeriksa, ara lain:
apabila jari pasien yang telah mengalami fleksi diluruskan oleh jari pemeriksa, jari tangan pasien akan fleksi kembali (respon hooking atau traksi) 1.3. palmomental dilakukan ketukan pada bagian thenar dari pasien (sekitar pergelangan tangan hingga ibu jari) (?) kontraksi m. mentalis dan m. orbi&ularis oris ipsilateral dari tangan yang diketuk.
REFLEKS PADA BADAN 1. 3efleks kulit dinding perut ba#ah dan refleks kulit dinding perut atas 3efleks superfisial pada abdomen merupakan kontraksi dari otototot abdomen yang mendorong umbilikus ataupun linea alba searah dengan stimulus yang dipi&u oleh pukulan ringan atau goresan pada dinding anterior abdomen.goresan dapat berupa garis paralel, ke arah umbilikus maupun menjauhi umbilikus yang dilakukan pada keepat kuadran abdomen. 3efleks pada kuadran atas abdomen dimediasi oleh ner$us inter&ostal (TT1) dan pada kuadran ba#ah oleh ner$us inter&ostal, iliohypogastri& dan ilioinguinal (T1 segmen atas lumbar). 3efleks ini ? jika terjadi kontraksi &epat otot ke arah umbilikus yang diikuti relaksasi dengan segera. 3efleks dapat negatif pada orang normal yang memiliki tonus otot abdomen yang kurang, obese, #anita yang telah melahirkan banyak anak, kelainan abdomen, post laparotomi.
+. 3efleks >remaster 3efleks ini dipi&u oleh goresan pada kulit pada paha dalam atas. ? jika terdapat kontraksi m. &remaster yang ditandai dengan ele$asi singkat dari testis homolateral. 3efleks ini dapat hilang pada pria tua, atau indi$idu dengan $ari&o&ele, hydro&ele, or&hitis dan epididimitis. -. 3efleks anal @oresan atau tusukan pada kulit atau mukosa pada regio perianal akan menimbulkan kontraksi otot sfingter eksternal anus. 3efleks ini menurun atau menghilang pada indi$idu yang mengalami lesi &auda eBuina ataupun &onus medularis.
PEMERIKSAAN SENSIBILITAS Pemeriksaan sensorik primer : nyeri, raba, suhu, tekan, $ibrasi, temperatur, proprioseptif Pemeriksaan sensorik sekunder : stereognosis, barognosis, diskriminasi dua titik, grafestesia, topognosis, Syarat: 1. Pasien sadar, mampu berkomunikasi dan kooperatif +. pasien harus mengerti tujuan dan metode pemeriksaan -. pasien harus nyaman dan rileks selama pemeriksaan. . area yang akan diperiksa harus tidak tertutup, namun diusahakan untuk melakukan pemeriksaan pada area ber$ariasi dengan luas seminimal mungkin, mata pasien harus ditutup atau dihalangi untuk melihat area pemeriksaan. !. pemeriksaan dilakukan dengan membandingkan bagian tubuh yang homolog (kiri dan kanan). Pemeriksaan a. Perasa raba alat: kapas, bulu halus, kertas tissue, sikat halus ataupun sentuhan lembut jari prosedur: 1. 6elaskan pada pasien mengenai tujuan dan prosedur pemeriksaan serta respon yang diharapkan, minta pasien untuk menutup mata +. Sentuh kulit dengan kapasCbulu halusCkertas tissueCsikat halus ataupun sentuhan lembut jari, jangan sampai menemukan tekanan -.
+. Pasien diminta menutup mata -. Sentuh kulit pasien dengan tabung berisi air hangat atau dingin, ditanyakan apakah terasa hangat atau dingin. . 2andingkan kanan dan kiri atau proksimal dengan distal d. Proprioseptif 1. 6elaskan pada pasien mengenai tujuan dan prosedur pemeriksaan serta respon yang diharapkan. +. 5inta pasien untuk menutup mata, rileks dan tidak ikut melakukan gerakan aktif saat pemeriksaan. -. Pemeriksa memegang salah satu jari tangan pasien, kemudian digerakkan se&ara pasif ke atas dan ke ba#ah. . pasien diminta menentukan ke arah mana jarinya digerakkan, ke atas atau ke ba#ah. !. 2andingkan kanan dan kiri atau proksimal dengan distal
e. Perasa $ibrasi alat : garpu tala 1. 6elaskan pada pasien mengenai tujuan dan prosedur pemeriksaan serta respon yang diharapkan. +. 5inta pasien untuk menutup mata, rileks -. garpu tala digetarkan dan ditempelkan pada tonjolan tulang biasanya pada dorsum ibu jari kaki, . pasien ditanyakan apakah merasakan getaran, sentuhan atau tidak merasakan apaapa. !. bandingkan dengan bagian tubuh yang satunya. f. Stereognosis Alat: bola, kun&i, kan&ing, pensil, sisir, koin 1. 6elaskan pada pasien mengenai tujuan dan prosedur pemeriksaan serta respon yang diharapkan. +. 5inta pasien untuk menutup mata, rileks -. 5inta pasien mengenali objek yang diberikan dengan merasakannya le#at perabaan tangan. . 2andingkan tangan kiri dan kanan. g.
berdekatan se&ara a&ak. Perpendek jarak titik hingga pasien tidak dapat menebak. 6arak minimal yang dapat dirasakan sebagai + titik merupakan hasil pemeriksaan pasien. ;ilai normal kemampuan diskriminasi dua titik ber$ariasi sesuai bagian tubuh ( 1mm pada ujung lidah, +-mm pada bibir, + mm pada ujung jari, " mm pada punggung jari, /1+ mm pada telapak tangan, +- &m pada punggung tangan, - &m pada dorsum pedis) . 2andingkan pada tubuh kiri dan kanan. i. @rafetesia Alat : pensil, ujung tumpul jarum pentul dll 1. 6elaskan pada pasien mengenai tujuan dan prosedur pemeriksaan serta respon yang diharapkan. +. 5inta pasien untuk menutup mata, rileks -. per&obaan dilakukan pada bantalan jari, telapak tangan atau punggung kaki dengan menggambar huruf. . 5inta pasien untuk menyebutkan huruf atau angka yang digambar . 2andingkan tangan kiri dan kanan. h. Parestesia adanya sensasi abnormal yang spontan tanpa ada stimulus spesifik (merasa dingin, hangat, baal, berat, gatal, tertekan, terbakar, ditusuk, perih) i. Tes Phalen pergelangan tangan pasien difleksikan maksimal oleh pemeriksa, kemudian pasien mempertahankan posisi ini dengan menahan satu pergelangan tangan dengan pergelangan tangan yang lain selama 1 menit. 8asil uji positif jika terdapat parestesia di ibu jari, jari telunjuk, dan D lateral jari manis j. Tanda Trosseau tanda Trousseau adalah spasme karpopedal yang terjadi setelah beberapa menit setelah pemasangat manset sfigmomanometer pada tekanan darah sistolik. Tanda ini berupa fleksi pergelangan tangan dan sendi meta&arpophalangeal, hiperekstensi jarijari, dan fleksi ibu jari ke telapak, menghasilkan postur karakteristik utama yang disebut main d'accoucheur . Tanda Trousseau dianggap sensitif dan spesifik untuk kejang hipokalsemia. Selain itu, tanda $isual yang jelas, pasien dengan tanda Trousseau positif mungkin mengalami parestesia dari jarijari, fasikulasi otot atau kedutan jarijari, dan sensasi kram otot atau kaku.
Interpretasi
Defnisi
Alodinia
Peningkatan sensibilitas terhadap nyeri; respon terhadap stimulus yang normalnya tidak nyeri
nyeri
Alloesthesia
persepsi stimulus sensorik mengalami rangsangan.
tidak
Analgesia
tidak ada sensibilitas terhadap nyeri
Astereognosis
hilangnya sensibilitas taktil spasial, ketidakmampuan mengenali objek dengan cara merasakan
Anesthesia
Tidak ada sensibilitas terhadap semua stimulus
Dysesthesia
rasa tidak nyaman atau nyeri tidak wajar, dapat spontan ataupun setelah mendapat stimulus yang normalnya tidak nyeri misalnya rasa terbakar saat disentuh!
"ypalgesia
penurunan sensibilitas terhadap nyeri
"yperalgesia
Peningkatan sensibilitas terhadap nyeri, nyeri sebagai respon terhadap stimulus yang normalnya tidak menimbulkan nyeri
"yperpathia
Peningkatan sensibilitas terhadap nyeri, nyeri sebagai respon terhadap stimulus yang normalnya tidak menimbulkan nyeri
#inesthesia
$ensasi bergerak
Pallesthesia
$ensasi %ibrasi, apallesthesia &hilang!
Paresthesia
sensasi abnormal yang spontan tanpa ada stimulus spesifk merasa dingin, hangat, baal, berat, gatal, tertekan, terbakar, ditusuk, perih!
pada
daerah
hypopallesthesia
yang
&
menurun;
PEMERIKSAAN KOORDINASI Syarat: 1. Pasien sadar, kooperatif, 1. Tes telunjuktelunjuk +. Tes Telunjukhidung Pasien diminta untuk mengekstensikan lengan se&ara penuh, lalu menyentuh ujung hidung dengan ujung jari telunjuknya, pertamatama dilakukan se&ara lambat lalu makin lama makin &epat, dengan mata tertutup atau terbuka. Pasien dapat diminta untuk menyentuh ujung hidungnya dengan ujung telunjuk, lalu menyentuh ujung telunjuk pemeriksa lalu kembali menyentuh hidungnya. Telunjuk pemeriksa dapat diposisikan pada berbagai sudut selama melakukan test. Selama pemeriksaan perhatikan kelan&aran gerakan tangan pasien, akurasi,serta apakah ada iregularitas dan tremor. -. Tes pronasisupinasi (diadokinesis) Pasien duduk, lalu diminta menjulurkan kedua lengannya. Pasien diminta untuk melakukan gerakan pronasi dan supinasi kedua tangan se&ara repetitif dan &epat. >emudian dinilai akurasi, ke&epatan dan kelan&aran gerakan. . Tes tepuk lutut Pasien duduk, pasien diminta untuk melakukan tepuk lututCpaha berturutturut dengan telapak tangan dan punggung tangan se&ara silih berganti. !.
@erakan in$olunter: 1. Tremor Tremor adalah serangkaian gerakan in$olunter, relatif berirama, tak bertujuan, gerakan berosilasi (bolakbalik, akibat kontraksi dan relaksasi otot agonisantagonis) dan dapat melibatkan satu atau lebih bagian tubuh. tremor sederhana hanya melibatkan kelompok otot tunggalE tremor majemuk melibatkan beberapa kelompok otot dan menghasilkan serangkaian gerakan yang kompleks (misalnya, fleksi yang bergantian dan ekstensi bersamasama dengan pronasi dan supinasi yang bergantian). Tidak hanya agonis dan antagonis, tapi fiksasi otot dan sinergis mungkin memainkan peran dalam gerakan. Tremor dapat terjadi pada saat beristirahat atau saat berakti$itas. 2eberapa tremor lebih mudah terlihat saat pasien mengekstensikan jari jari tangan.
2 Korea horea merupakan gerakan in$olunter yang tidak teratur, tak bertujuan, a&ak, hiperkinesis tak berirama. Pergerakan yang spontan, tibatiba, singkat, &epat, menyentak, dan tidak berkelanjutan. @erakan bersifat diskrit, tetapi ber$ariasi pada jenis dan lokasi, menyebabkan pola yang tidak teratur atau ka&au, beraneka ragam. >orea dapat mun&ul pada saat beristirahat dan meningkat dengan akti$itas, ketegangan, stres emosional dan kesadaran diri. Pasien mungkin bisa se&ara sementara dan sebagian menahan gerakannya, gerakan ini akan menghilang saat pasien tidur. -. Athetosis @erakan ini in$olunter, lambat, tidak teratur, kasar, agak berirama dan disertai peningkatan tonus. Athetosis dapat melibatkan ekstremitas, #ajah, leher, dan tubuh. terutama bagian distal, jarijari, tangan dan kaki. @erakan ditandai dengan kombinasi fleksi, ekstensi, abduksi, pronasi, dan supinasi, sering bergantian dalam berbagai derjat dengan arah gerakannya berubah se&ara a&ak. Anggota badan yang terkena berada dalam gerakan konstan. 8iperekstensi jari dan pergelangan tangan dan pronasi lengan ba#ah dapat bergantian dengan fleksi penuh jarijari dan pergelangan tangan dan supinasi lengan ba#ah. Athetosis menghilang saat pasien tidur. .
pita suara, dapat bersifat konstan atau intermiten, general, segmental, fo&al, multifo&al, atau dalam hemidistribusi.
!. 8emibalismuss 8emiballismus merupakan gerakan membanting, kasar dan gerakan terusmenerus yang terjadi pada salah satu sisi tubuh. 8al ini biasanya disebabkan oleh infark atau pendarahan di #ilayah inti subthalami& kontralateralE lesi tersebut menyebabkan disinhibisi dari thalamus motorik dan korteks, sehingga menyebabkan gerakan hiperkinetik kontralateral. @erakan balistik hemiballismus mirip dengan &horea tetapi lebih jelas. 8emiballismus umumnya bersifat unilateral dan melibatkan hampir setengah bagian tubuh, dan menghilang saat tidur dalam. ". 5ioklonus 5ioklonus adalah istilah yang telah digunakan untuk beberapa fenomena motorik yang berbeda. Se&ara umum, mioklonus dapat didefinisikan sebagai gerakan tunggal atau berulang, tibatiba, singkat, &epat, arrhythmi&, asynergi&, kontraksi in$olunter yang melibatkan bagianbagian dari otot, seluruh otot, atau kelompok otot namun tidak menyebabkan gerakan tertentu. 5ioklonus terlihat terutama pada otototot ekstremitas dan tubuh, tetapi keterlibatan sering multifokal, difus, atau meluas. 5ioklonus mungkin mun&ul se&ara simetris pada kedua sisi tubuhE . Spasme spasme adalah kontraksi in$olunter dari otot atau kelompok otot. >ontraksi dapat menyebabkan salah perubahan posisi atau keterbatasan gerakan. Spasme berkepanjangan dapat menyebabkan kekakuan refleks atau diikuti oleh kontraktur otot.