PENE PENERA RAPA PAN N
TEAC TE ACHI HING NG
FACTO ACTORY RY
MENG MENGGU GUNA NAKA KAN N
TEORI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah MKPE
Di susun oleh: Nama
: Fajar Banaeni Zaman
No. Reg
: 5215 07 2380
TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2010
KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah swt atas segala kenikmatan dan rahmat Nya Nya yang yang telah telah dibe diberi rika kan n kepa kepada da penu penuli liss sehi sehing ngga ga maka makala lah h ini ini dapa dapatt ters tersel eles esai aika kan n sebagaimana yang telah direncanakan. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai suatu telaah terhadap penerapan teaching teaching factory menggunakan menggunakan teori pembelajara pembelajaran. n. Teaching Teaching factory factory menjadi menjadi alternatif alternatif baru bagi Sekolah Menengah Kejuruan untuk meningkatkan mutu siswa dalam hal penguasaan materi materi dan prakte praktek k yang yang sesung sesunggu guhny hnya. a. Tuntut Tuntutan an dunia dunia kerja kerja yang yang selalu selalu berkom berkompet petisi isi mendorong munculnya teaching factory sebagai cara untuk menciptakan lulusan yang cerdas, siap kerja dan siap berkompete berkompeten n sesuai sesuai bidangnya bidangnya.. Dalam bidang pengajaran penerapan penerapan teaching factory adalah sesuatu yang tidak mudah, perlu dibangun pemahaman dasar atas bidang pekerjaan yang akan digelutinya. Oleh karena itu telaah terhadap penerapan teaching factory dari sisi pengajaran yang dilakukan oleh guru berdasarkan teori pembelajaran adalah sesuatu yang penting. Ucap Ucapan an terim terimaa kasi kasih h penu penuli liss hatu haturk rkan an kepa kepada da semu semuaa piha pihak k yang yang tela telah h bany banyak ak membantu dalam pembuatan makalah ini. terutama kepada bapak Dr. Bambang Dharmaputra M.Pd selaku dosen dosen mata kuliah Metodologi Khusus Khusus Pengajaran Elektronika (MKPE). (MKPE). Penu Penuli liss meny menyad adari ari bahw bahwaa maka makala lah h ini ini jauh jauh dari dari semp sempur urna na.. Untu Untuk k itu, itu, penu penuli liss mengharapkan saran dan kritik dari pembaca guna menjadi bahan evaluasi bagi penulis dalam pembuatan karya tulis berikutnya. Jakarta, Juni 2010 Penulis
ABSTRAK Progra Program m teachi teaching ng factor factory y saat saat ini merupa merupakan kan terobo terobosan san baru baru bagi bagi dunia dunia pendid pendidika ikan n di Indone Indonesia sia.. Tidak Tidak dapat dapat disang disangsik sikan an lagi, lagi, bahwa bahwa untuk untuk mencip menciptak takan an lulusa lulusan n SMK yang yang kompeten dan siap kerja sesuai tuntutan dunia kerja, maka pembelajaran berbasis dunia kerja adalah salah satu solusinya. Paradigma tentang pendidikan di Indonesia yang masih terpuruk jug jugaa menj menjad adii tant tantan anga gan n yang yang besa besarr untu untuk k menc mencap apai ai hal hal ters terseb ebut ut,, dima dimana na selam selamaa ini ini pendi pendidik dikan an di Indone Indonesia sia hanya hanya mencip menciptak takaan aan pencari pencari kerja kerja dan penggu pengguna na (user), (user), bukan bukan pencipta lapangan kerja dan pembuat (produsen). Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi hal tersebut belum tepat sasaran, mulai dari ganti menteri pendidikan, ganti kurikulum pengajaran dan sebagainya. Pihak sekolah sebagai penyelenggara pendidikan juga belum mampu untuk menghapus paradigma tersebut. Perlu ada jembatan penghubung dalam mengatasi permasalahan yang ada, perlu ada sinergi antara pemerintah dan sekolah untuk menyel menyelesa esaika ikan n hal tetseb tetsebut. ut. Melalu Melaluii progra program-p m-prog rogram ram pembel pembelajar ajaran an berpat berpatoka okan n untuk untuk meningkatkan kualitas lulusan siswa SMK yang kompeten dan kurikulum yang mengacu pada dunia kerja, bukan sesuatu yang mustahil bahwa pendidikan di Indonesia akan segera ban bangk gkit it..
Pemb Pembel elaj ajara aran n
memp mempen enga garu ruhi hi hasi hasill
belaj belajar ar,,
seda sedang ngka kan n
teor teorii
pemb pembel elaj ajara aran n
mempengaruhi proses pembelajaran. Ada keterkaitan nyata antara teori hasil belajar proses belajar dan hasil belajar. Hubungan yang erat juga terjadi bila pembelajaran berbasis dunia kerja diterapkan menggunakan teori pembelajaran, dan itu memberi dampak yang positif bagi siswa untuk mengembangkan ketrampilanya. Hal tersebut dapat terlaksana jika ada sinergi yang baik diantara pihak-pihak yang terkait untuk mencapai hal itu. Kata Kunci: Kunci:
program program pembelajaran pembelajaran berbasis berbasis dunia kerja , penerapan penerapan teori belajar untuk untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran, proses penerapannya.
BAB I PENDAHULUAN
1. Lata Latarr Be Bela laka kang ng
Pros Proses es pemb pembel elaja ajara ran n yang yang terja terjadi di di kela kelass meru merupa paka kan n suat suatu u upay upayaa nyat nyataa untu untuk k mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang telah dicita-citakan dalam undang-undang. Selain itu, penyediaan unsur pendidik dan fasilitas penunjang harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Pendidikan merupakan sesuatu yang dinamis dan berkembang seiring dengan perkemban perkembangan gan zaman. Materi dan kurikulum yang diajarkan diajarkan sudah sepatutnya sepatutnya berubah berubah mengik mengikuti uti perkem perkemban bangan gan iptek iptek dan pemenu pemenuhan han kebutu kebutuhan han tuntun tuntunan an dunia dunia kerja. kerja. SMK sebaga sebagaii salah salah satu satu lembag lembagaa pendid pendidika ikan n penceta pencetak k lulusa lulusan n yang yang siap siap kerja kerja mempun mempunyai yai tanggung jawab untuk menciptakan lulusan yang kompeten sesuai perkembangan iptek dan dunia dunia kerja. kerja. Salah Salah satu satu strateg strategii yang yang diguna digunakan kan adalah adalah menerap menerapkan kan teachin teaching g factor factory. y. Teaching Teaching factory memungkinkan memungkinkan siswa untuk belajar memproduk memproduksi si barang barang yang sesuai dengan disiplin ilmunya. Untuk membantu mewujudkan hal tersebut tentunya membutuhkan sinergi yang baik anta antara ra tena tenaga ga peng pengaj ajar ar dala dalam m meny menyam ampa paik ikan an pela pelaja jara ran n dan dan piha pihak k seko sekola lah h dala dalam m menyediaka menyediakan n fasilitas fasilitas penunjang penunjang untuk membantu membantu siswa dalam belajar. belajar. Sebagai Sebagai tenaga tenaga penga pengajar jar guru guru ditunt dituntut ut untuk untuk bisa bisa memaks memaksimal imalkan kan potens potensii yang yang ada pada pada siswa siswa dan memf memfas asili ilita tasi si seti setiap ap perk perkem emba bang ngan anya ya.. Untu Untuk k itu guru guru perlu perlu meng menggu guna naka kan n strat strateg egii pembelajaran yang baik pula untuk mewujudkannya. Pemahaman tentang teori belajar dapat menjadi bekal bagi guru untuk menerapkan strategi pembelajaran, konstruktivisme sebagai salah salah satu satu teori teori belajar belajar berpan berpandan dangan gan bahwa bahwa penget pengetahu ahuan an dibang dibangun un dari dari hal-hal hal-hal yang yang
berkaitan dengan pengetahuan tersebut. Teaching factory sebagai program belajar produktif memerlukan pemahaman yang kompleks sesuai dengan disiplin ilmunya. Hal tersebut sesuai dengan dengan teori konstruk konstruktivis tivisme, me, sehingga sehingga muncul muncul permasalahan permasalahan bagaimanakah bagaimanakah penerapan penerapan teaching factory menggunakan teori belajar konstruktivisme?
2. Rumu Rumusa san n Mas Masal alah ah
Berdas Berdasark arkan an uraian uraian diatas diatas memunc memunculk ulkan an bebera beberapa pa permas permasalah alahan an terkait terkait penera penerapan pan program teaching factory di SMK . Diantaranya adalah:
3.
•
Pemahaman tentang teaching factory serta komponen pendukungnya
•
Teori belajar konstruktivisme yang sesuai dengan pembelajaran di SMK
•
Penerapan teaching factory menggunakan teori pembelajaran konstruktivisme
Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk: 1. Alternatif Alternatif penerapan penerapan teaching teaching factory factory sebagai sebagai proses pembelaj pembelajaran aran di Sekolah Sekolah Menengah Menengah Kejuruan menggunakan teori belajar konstruktivisme yang sesuai dengan perkembangan kurikulum dan tuntutan dunia industri. 2. Mengembang Mengembangkan kan teaching teaching factory factory di Sekolah Sekolah Menengah Menengah Kejuruan Kejuruan yang yang berkualitas berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan dunia industri. 3. Mening Meningkat katkan kan kualitas kualitas lulusa lulusan n Sekola Sekolah h Meneng Menengah ah Kejuru Kejuruan an dalam dalam persai persaing ngan an tenaga tenaga kerja.
4. Meto Metode de Pemb Pembah ahas asan an
Penulis menggunakan tinjauan pustaka dan analisis yang mendasar terhadap pembuatan makalah ini.
BAB II PEMBAHASAN
A. Te Teach aching ing Fact Factory ory (TEF (TEFA) A)
Teaching Factory adalah suatu konsep pembelajaran dalam suasana sesungguhnya, sehing sehingga ga dapat dapat menjem menjembat batani ani kesenj kesenjang angan an kompet kompetens ensii antara antara kebutu kebutuhan han indust industri ri dan pen penge geta tahu huan an seko sekola lah. h. Tekn Teknol olog ogii pemb pembel elaja ajaran ran yang yang inov inovati atiff dan dan prak prakte tek k prod produk ukti tif f merupakan konsep metode pendidikan yang berorientasi pada manajemen pengelolaan siswa dalam pembelajaran agar selaras dengan kebutuhan dunia industri. (Brosur IGI, 2007). Dalam pengertian lain bahwa pembelajaran berbasis produksi adalah suatu proses pembe pembelaja lajaran ran keahli keahlian an atau atau ketram ketrampil pilan an yang yang diranc dirancang ang dan dilaks dilaksana anakan kan berdas berdasark arkan an prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya (real job) untuk menghasilkan barang atau jasa jasa yang yang sesuai sesuai dengan dengan tuntut tuntutan an pasar pasar atau atau konsum konsumen. en. Dengan Dengan kata kata lain lain barang barang yang yang diproduksi dapat berupa hasil produksi yang dapat dijual atau yang dapat digunakan oleh masyarakat, sekolah atau konsumen. Program Program Teaching Teaching Factory Factory (TEFA) (TEFA) merupakan merupakan perpaduan perpaduan pembelajaran pembelajaran yang sudah ada yaitu Competency Based Training (CBT) dan Production Based Training (PBT), dalam pengertian pengertiannya nya bahwa suatu proses keahlian atau keterampilan keterampilan (life skill) skill) dirancang dirancang dan
dila dilaks ksan anak akan an berd berdas asark arkan an pros prosed edur ur dan dan stan standa darr beke bekerj rjaa yang yang sesu sesung nggu guhn hnya ya untu untuk k menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan pasar/ konsumen. Dalam penjelasan singkatnya teaching factory adalah pembelajaran berorientasi bisnis dan produk produksi. si. Proses Proses penerap penerapan an progra program m teachi teaching ng factory factory adalah adalah dengan dengan memadu memadukan kan konsep bisnis dan pendidikan kejuruan sesuai dengan kompetensi keahlian yang relevan, misaln misalnya ya : pada pada progra program m studi studi keahli keahlian an tata tata busana busana melalu melaluii kegiat kegiatan an pembua pembuatan tan dan penjualan busana yang dikerjakan oleh peserta didik. Adapun dalam proses pembentukan struktur organisasi manajemen produksi kecil akan akan disusu disusun n sesuai sesuai bentuk bentuk strukt struktur ur organi organisas sasii di pabrik pabrik serta serta keterl keterlibat ibatan an siswa siswa yang yang bertugas dalam jangka waktu selama satu tahun akan dipandu oleh guru produktif yang berti bertinda ndak k sebaga sebagaii konsul konsultan tan,, asseso assesorr serta serta fasili fasilitato tator. r. Beberap Beberapaa bagian bagian dalam dalam rencan rencanaa pelaksanaan pekerjaan tersebut meliputi : kesiapan ruang produksi beserta peralatan dan bahan pendukung, tenaga penjualan/ pemasaran, tenaga pembelian, pengelola gudang, kasir dan bagian bagian admini administr strasi asi produk produksi si serta serta pekerja pekerjanya nya.. Tidak Tidak sediki sedikitt lembag lembagaa pendid pendidika ikan n kejuru kejuruan an yang yang senant senantias iasaa berusa berusaha ha dan bekerja bekerja secara secara optima optimall dalam dalam memoti memotivas vasii dan merespon penyaluran alumninya, baik sebagai tenaga kerja yang mengisi lingkup pekerjaan maupun yang membuka lapangan kerja sendiri. Namun karena minimnya informasi akan peluang kerja merupakan kendala dan kenyataan pahit yang harus diterima bagi jajaran sekolah yang berada di daerah jauh dari kegiatan bursa kerja/ bisnis. Dengan adanya program teaching factory merupakan langkah positip yang ditawarkan melalui melalui kebijakan kebijakan pemerintah pemerintah guna mengemban mengembangkan gkan jiwa enterpreneur enterpreneur,, dengan dengan harapan harapan tamatan sekolah menengah kejuruan (SMK) mampu menjadi aset daerah dan bukan menjadi beban daerah
Pembelajaran berbasis produksi dalam paradigma lama hanya mengutamakan kualitas produk barang atau jasa tetapi hasil dari produksi tersebut tidak ada dipakai atau di pasarkan hanya semata – mata untuk menghasilkan nilai dalam proses belajar mengajar.
1.
Proses oses pene penerrapan pan TEF TEFA A
a.
Pembentukan manajemen TEFA Pada Pada pros proses es ini ini hal hal yang yang dilak dilaksa sana naka kan n adal adalah ah memb memben entu tuk k stru strukt ktur ur orga organi nisa sasi si
manajemen produksi skala kecil di kelas sesuai bentuk organisasi yang ada pada perusahaan. Dala Dalam m pemb pembag agia iann nnya ya ada ada sisw siswaa yang yang bert bertug ugas as di bagi bagian an mana manajem jemen en,, pema pemasa saran ran,, admini administr strasi asi,, dan bagian bagian produk produksi si (produ (produksi ksi perencana perencanaan an dan
mainte maintenan nance ce and repair
(MR)). (MR)). Setiap Setiap bagian bagian mempu mempunya nyaii kepala kepala regu regu yang yang bertug bertugas as mengko mengkoord ordini inirr pekerja pekerjaan an stafnya. Masing-masing mempunyai tanggung jawab di bagiannya dan tidak boleh terjadi kesenjangan antar bagian. Guru bertindak sebagai konsultan, asesor dan fasilitator. b.
Pros roses produksi Order dari konsumen atau barang yang akan diproduksi masuk ke bagian manajemen
untuk dikonsultasikan kepada guru sebagai konsultan dan fasilitator, jika sudah fix sesuai dengan dengan perimt perimtaan aan/st /stand andar ar mutu mutu kemudi kemudian an order order masuk masuk ke bagian bagian admini administr strasi asi untuk untuk mengetahui biaya produksi dan keuntungan. Order kemudian masuk ke bagian produksi untuk dilakukan dilakukan proses proses pengerjaan. pengerjaan. Selama proses proses pengerjaan pengerjaan setiap bagian melakukan melakukan
pen penga gawa wasa san n (qua (quali lity ty cont contro rol) l) terh terhad adap ap peke pekerj rjaan aan yang yang dila dilaku kuka kan n agar agar tida tidak k terja terjadi di kesalahan. Setelah pengerjaan selesai kemudian barang diperiksa oleh setiap bagian, untuk kemudian kemudian dilakukan dilakukan pengerjaan pengerjaan tahap akhir (finishing) (finishing) dan diperiksa diperiksa oleh guru sebagai sebagai asesor. Jika barang sudah sesuai dengan order dan tidak ada permasalahan maka produksi dianggap selesai. c.
Pros Proses es pema pemasa sara ran n atau atau hasi hasill pro produ duks ksii Produk Produk barang barang yang yang sudah sudah jadi jadi di cek ulang ulang oleh oleh setiap setiap bagian untuk kemudi kemudian an
disesuaikan dengan permintaan/standar mutu dan persetujuan konsultan. Bagian pemasaran menj menjua uall prod produk uk sesu sesuai ai kese kesepa paka kata tan n yang yang telah telah dise disetu tuju juii bers bersam ama. a. Prod Produk uk pesa pesana nan n disesuaikan antara mutu yang diinginkan konsumen dengan kondisi barang saat itu, produk bukan pesanan dipasarkan secara umum melalui bagian pemasaran. Setiap produk yang terjual harus dilaporkan kepada manajer melalui bagian administrasi. d.
Proses Ev Evaluasi Tahap selanjutnya adalah melakukan evaluasi terhadap kinerja setiap bagian. Guru yang
berperan berperan sebagai sebagai konsultan konsultan memberikan memberikan penilaian penilaian tersendiri tersendiri kepada kepada setiap bagian sebelum sebelum mengev mengevalu aluasi asinya nya bersam bersamaa untuk untuk kemudi kemudian an dijadi dijadikan kan sebaga sebagaii tolak tolak ukur ukur keberh keberhasi asilan lan job job/p /pro rogr gres esss sisw siswa. a. Dari Dari peni penila laia ian n ini ini dapa dapatt dike diketa tahu huii kema kemamp mpua uan n sisw siswaa dala dalam m melaksanakan pekerjaannya. Beberapa tahap diatas adalah gambaran sederhana tentang penerapan teaching factory yang dilaksanakan disekolah. Teaching factory menuntut setiap orang yang terlibat untuk bersi bersikap kap profess profession ional al dan bertan bertanggu ggungj ngjawab awab terhada terhadap p pekerja pekerjaan an yang yang dilaku dilakukan kannya nya walaup walaupun un masih masih dalam dalam lingku lingkup p yang yang kecil. kecil. Dengan Dengan demiki demikian an dihara diharapka pkan n ada proses proses
pel pelat atih ihan an dan dan pemb pembel elaja ajaran ran kepa kepada da seti setiap ap sisw siswaa untu untuk k beke bekerja rja dalam dalam situ situas asii yang yang sebenarnya. Dari segi pendidikan teaching factory mendidik siswa untuk belajar menerapkan apa yang mereka ketahuai (learning to knowing), belajar menerapkan apa yang mereka lakukan (learning to do), dan belajar untuk mengaplikasikan apa yang mereka ketahui dan mereka lakuka lakukan n secara secara bersam bersamaan aan untuk untuk kemudi kemudian an menjad menjadii suatu suatu skill skill bagi bagi mereka mereka yang yang bisa bisa membawa mereka untuk dapat hidup bermasyarakat (learning to live together).
2.
Faktor pendukung TEFA
Secara garis factor penting yang menentukan berjalan atau tidaknya program teaching factory factory di sekolah sekolah adalah factor sekolah sekolah dan guru. Untuk meningkatkan meningkatkan kompetensi kompetensi siswa SMK, pemerintah menargetkan 70 persen SMK di Indonesia memenuhi standar nasional pendidikan (SNP) serta berakreditasi minimal B. a.
Faktor Sekolah Sekola Sekolah h merupa merupakan kan lembag lembagaa formal formal yang yang diizin diizinkan kan untuk untuk mengad mengadaka akan n proses proses
kegi kegiat atan an
bela belaja jarr
meng mengaj ajar ar
(KBM (KBM). ).
Seko Sekola lah h
bers bersam amaa
deng dengan an
dina dinass
pend pendid idik ikan an
mengembangkan kurikulum sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan kebutuhan dunia kerja. Sejalan dengan hal tersebut muncul strategi-strategi baru untuk meningkatkan kualitas sekolah, sekolah, diantaranya diantaranya dengan teaching teaching factory. factory. Direktorat Direktorat pembinaan pembinaan Sekolah Sekolah Menengah Menengah Kejuruan (SMK) melalui dinas pendidikan terkait memberikan bantuan kepada SMK berupa kemudahan kemudahan izin untuk untuk menyelengg menyelenggarakan arakan pendidikan pendidikan berbasis produksi produksi dan pengakuan pengakuan standar mutu atas produk-produk yang dihasilkan SMK, selain itu dinas pendidikan juga membantu membantu pengembang pengembangan an keahlian keahlian yang diterapkan diterapkan di SMK. Dengan keaktifan dari pihak
sekola sekolah h memung memungkin kinkan kan teachin teaching g factory factory berjal berjalan an dengan dengan baik baik tidak tidak hanya hanya dari dari segi segi pendidikan, tetapi juga dari dunia usaha. b.
Faktor Guru Guru Guru adalah adalah nahkod nahkodaa dikela dikelass saat saat proses proses belajar belajar,, karena karena guru guru adalah adalah orang orang yang yang
paling tahu tentang kondisi saat itu dan bagaimana tindakan yang harus dilakukan. Teaching factory memerlukan memerlukan perhatian yang serius dari semua pihak yang terlibat agar tujuan tujuan yang ditetapkan dapat terlaksana. Guru memiliki tanggung jawab yang besar dalam hal ini, selain sebagai sebagai konsultan konsultan,, asesor asesor dan fasilitator guru juga memiliki tanggung tanggung jawab moral kepada siswan siswanya ya untuk untuk member memberika ikan n yang yang terbaik terbaik kepada kepada mereka mereka baik baik dari dari segi segi penget pengetahu ahuan an maupun ketrampilan yang diajarkan. Kualitas seorang guru dapat diukur bagaimana tingkat keberhasilan siswanya mengaplikasikan apa yang diajarkan gurunya. Guru yang baik adalah guru guru yang yang mampu mampu memaks memaksima imalka lkan n potens potensii siswan siswanya, ya, memfas memfasilit ilitasi asi siswan siswanya ya untuk untuk berkembang, dan mampu menciptakan kondisi yang kondusif agar siswa nyaman, senang dan tertarik untuk belajar. Teaching factory membutuhkan sosok guru yang seperti itu, tidak hanya dari gelar yang diperolehnya. Dengan demikian diharapkan teaching factory dapat terlaksana dengan baik dan menciptakan kualitas lulusan SMK yang kompeten dan siap kerja.
3.
Elem Elemen en teac teachi hing ng fact factor ory y
Teac Teachi hing ng fact factor ory y
meru merupa paka kan n
suat suatu u
kons konsep ep pemb pembel elaj ajar aran an pada pada ting tingka katt
yang yang
sesungguhnya, untuk itu ada beberapa elemen penting dalam teaching factory yang perlu dikembangkan yaitu : 1.
Stand andar Kom Kompetensi
Standar kompetensi yang dikembangkan dalam teaching factory adalah kompetensikompet kompetens ensii yang yang dibutu dibutuhka hkan n dalam dalam dunia dunia indust industri. ri. Dengan Dengan pengaj pengajara aran n yang yang berbas berbasis is komp kompet eten ensi si pada pada indu indust stry ry diha dihara rapk pkan an sisw siswaa siap siap meng mengha hada dapi pi tunt tuntut utan an kebu kebutu tuha han n komp kompet eten ensi si duni duniaa indu indust stry ry.. Komp Kompet eten ensi si ters terseb ebut ut diti ditimb mbul ulka kan n dari dari inter interak aksi si dala dalam m menyelesaikan problem industry. 2.
Siswa Penggo Penggolon longan gan siswa siswa Teachi Teaching ng factor factory y adalah adalah berdas berdasark arkan an kualit kualitas as akadem akademis is dan
bakat bakat/min /minat. at. Siswa Siswa dengan dengan kualit kualitas as yang yang seimba seimbang ng antara antara akadem akademis is dan ketram ketrampil pilan an bakat/minat memperoleh prosentase yang besar untuk masuk dalam program ini. Siswa yang kurang dalam dua hal tersebut direkomendasikan untuk mengambil bagian yang termudah. 3.
Media be belajar Teachi Teaching ng Factory Factory menggu menggunak nakan an pekerja pekerjaan an produk produksi si sebaga sebagaii media media untuk untuk proses proses
pembelajaran pembelajaran Pekerjaan Pekerjaan Produksi Produksi dapat berupa industrial industrial order atau standard standard products. products. Prod Produk uk ini ini haru haruss dipa dipaha hami mi terl terleb ebih ih dahu dahulu lu oleh oleh inst instru rukt ktur ur seba sebaga gaii medi mediaa untu untuk k pen penge gemb mban anga gan n komp kompet eten ensi si mela melalu luii fung fungsi si prod produk uk,, dime dimens nsi, i, tole toleran ransi si,, dan dan wakt waktu u penyelesaian. 4.
Perl Perlen engk gkap apan an dan dan per peral alat atan an
Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: a.
Pemeliharaan perlengkapan dan peralatan yang optimal
b. Investasi c. Manfaatkan Manfaatkan untuk untuk memfasil memfasilitasi itasi pengem pengembanga bangan n kompetens kompetensii siswa bersamaan bersamaan dengan penyelesaian pekerjan “Production” pada tingkat kualitas terbaik.
d.
Ganti Ganti saat saat perala peralatan tan dan perlen perlengap gapan an tersebu tersebutt sudah sudah tidak tidak efekti efektiff untuk untuk kecepatan dan ketelitian proses produksi.
5.
Pengajar Pengajar adala adalah h mere mereka ka yang yang memi memili liki ki kuali kualifi fika kasi si akad akadem emis is dan dan juga juga memi memili liki ki
pengalaman industri. Dengan demikian mereka mampu mentransformasikan pengetahuan dan “know how” sekaligus men”supervisi” proses proses untuk dapat menyajikan menyajikan “finished products on time”. 6.
Peni Penila laia ian n pre prest stas asii bel belaj ajar ar Dalam penilaian prestasi belajar, Teaching Factory menilai siswa yang berkompetent
melalui “penyelesaian produk” 7.
Penga engak kuan uan kom kompe pete tens nsii Teachi Teaching ng Factory Factory menilai menilai kompet kompetens ensii siswa siswa menggunaka menggunakan n National National Competency Competency
assessment, dimana asesor bersertifikat melakukan observasi pada kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas pekerjaan di bawah badan standar kompetensi nasional.
B.
Teor Te orii belaj belajar ar kon konst stru rukt ktiv ivis isme me
1.
Konsep
Ide konstruktivisme berasal daripada teori Perkembangan Kognitif Piaget dan teori Zon
Perk erkemba emban ngan gan
Proki rokim mal
(ZP (ZPD)
Vygo Vygots tsky ky
(189 (18966-1 1934) 934)..
Oleh Oleh
karen arenaa
itu itu,
konstrukt konstruktivism ivismee dapat didefinisi didefinisikan kan sebagai sebagai pendekatan pendekatan pengajaran pengajaran berdasarkan berdasarkan kepada kepada penyelidikan tentang bagaimana manusia belajar. Kebanyakan penyelidik berpendapat setiap
individu membina pengetahuan dan bukannya hanya menerima pengetahuan daripada orang lain. (Mok Song Sang, 2008). Ini Ini berm bermak akna na murid murid memb membin inaa peng penget etah ahua uan n merek merekaa deng dengan an meng menguj ujii ide ide dan dan pendekatan berdasarkan pengetahuan pengetahuan dan pengalaman yang ada, mengaplikasikannya kepada kepada situ situas asii baru baru dan dan meng mengin inte tegr gras asik ikan an peng penget etah ahua uan n baru baru yang yang dipe dipero role lehi hi deng dengan an bina binaan an intelektual yang sudah ada.
2.
Ciri Ciri-c -cir irii peng pengaj ajar aran an kons konstr truk ukti tivi vism smee
Ciri pengajaran konstruktivisme adalah : a.
Murid berpeluang mengemukakan pandangannya tentang sesuatu konsep. Murid bebas
membandingkan informasi baru dengan pengalaman yang ada demi mencapai kefahaman tentang sesuatu konsep. Murid juga berpeluang berbeda pendapat antara satu sama lain. Ini bermakna, bermakna, murid menggunaka menggunakan n pemikiran yang sama untuk membandin membandingkan gkan informasi informasi baru dengan pengalaman sendiri untuk menyelesaikan sesuatu perselisihan pandangan. b.
Murid menghormati menghormati pandangan pandangan alternatif rekan-rekan rekan-rekan sebaya. Pengalaman Pengalaman yang sama
atau hampir sama membuat murid menghargai pendapat rakan-rakan lain. Justru, untuk mencap mencapai ai kebersa kebersamaa maan n pembel pembelajar ajaran, an, murid murid meranc merancang ang strateg strategi, i, berfik berfikir ir dan akhirn akhirnya ya menilai aktiviti pembelajaran yang dilaksanakan. c.
Berpus Berpusatk atkan an murid. murid. Guru Guru hanya hanya berperan berperanan an sebagai sebagai pembim pembimbin bing g supaya supaya murid murid dapat dapat
mencari makna, terutama dalam merancang, mengarah dan menilai pemikirannya. d.
Mementingk Mementingkan an untuk untuk mengaplika mengaplikasikan sikan kemahiran kemahiran berpendapat berpendapat dan berfikir. berfikir. Murid
diarah diarahkan kan mengen mengenai ai perkem perkemban bangan gan yang yang mengar mengarahk ahkan an dan mengaw mengawal al kemahi kemahiran ran serta serta
proses proses kognitif kognitif (proses (proses metakognitif metakognitif). ). Oleh yang demikian, demikian, tindakan tindakan rasionalisa rasionalisasi si amat dititik beratkan dalam setiap pemikiran murid. e.
Hubungkaitkan ide asal dengan ide yang baru dibina. Masalah terpenting dalam kaedah
pengajaran pengajaran konstrukt konstruktivism ivismee adalah, murid harus menghubu menghubungkai ngkaitkan tkan deng dengan an
info inform rmas asi/ i/pe peng nget etah ahua uan n
baru baru
yang yang
dite diteri rima many nya. a.
Sete Seteru rusn snya ya,,
pengalamann pengalamannya ya muri murid d
akan akan
mengaplikasikan ide yang baru dibina dalam kehidupan sehari-hari. f.
Ciri-ciri yang terakhir adalah, murid selalu bekerja secara berkelompok. Guru akan
membuat aktivitas berkelompok agar murid dapat melontarkan pandangan masing bersamasama sama rekanrekan-rek rekan an sebaya sebaya mereka mereka.. Setiap Setiap persoa persoalan lan dalam dalam kelomp kelompok ok akan akan diseles diselesaik aikan an berdasarkan pengalaman sendiri dan dibimbing melalui pengetahuan yang baru disampaikan oleh guru. Selain daripada itu, ia akan mewujudkan kerjasama dan perasaan kebersamaan. (Mok Song Sang, 2008).
C. Penerapa Penerapan n teaching teaching factory factory mengg menggunaka unakan n teory teory belajar belajar konstru konstruktiv ktivisme isme
Penerap Penerapan an teachin teaching g factory factory merupa merupakan kan suatu suatu hal yang yang tidak tidak mudah, mudah, butuh butuh sinerg sinergii berbagai pihak yang terkait untuk sama-sama menjalankan program ini. Berdasarkan uraian yang berkaitan dengan teaching teaching factory dan konstrukt konstruktivism ivismee diatas terdapat benang merah yang bisa dihubungkan antara kedua hal tersebut. Teori belajar konstruktivisme adalah teori yang yang memp mempen enga garu ruhi hi pros proses es bela belaja jarr
dan dan hasi hasill
bela belaja jar, r, seda sedang ngka kan n pros proses es bela belaja jar r
mempengaruhi hasil belajar dan aplikasinya. Konstruktivisme berpandangan bahwa pengetahuan dibentuk dari informasi yang sudah ada dan pengalaman baru yang didapatkan. Belajar adalah membangun pengetahuan dari inform informasi asi yang yang sudah sudah ada untuk untuk kemudi kemudian an digabu digabungk ngkan an dengan dengan kenyat kenyataan aan yang yang ada. ada.
Teaching Teaching factory menurut konstrukt konstruktivism ivismee adalah adalah siswa memahami konsep-ko konsep-konsep nsep produk yang akan dibuat, menganalisa bagaimana proses pengerjaanya, menganalisa factorfaktor yang mempengaruhinya, serta bagaimana semua tahap yang dilalui dalam proses produksi dapat berjalan dengan baik tanpa kesalahan dan produk yang dihasilkan sesuai dengan dengan standa standarr mutu mutu yang yang ada. ada. Semua Semua hal itu harus harus dibang dibangun un dan ditanamk ditanamkan an dalam dalam pemahaman pemahaman setiap siswa sebelum sebelum mereka terjun langsung langsung untuk mengerjakan mengerjakan produksi. produksi. Guru berperan penting dalam membangun pemahaman siswa tersebut. Pengetahuan yang sudah ada bisa besumber dari buku teks/modul maupun sumber lain di inte intern rnet et,, yang yang menj menjad adii perm permas asal alah ahan an adal adalah ah dari darima mana na peng pengal alam aman an baru baru seba sebaga gaii pembanding pengetahuan tersebut? Disinilah peran guru sebagai fasilitator bagi siswa, guru mengarahkan setiap ide-ide dan pertanyaan dari siswa untuk dipecahkan bersama. Belajar dari pengalaman dan kesalahan adalah pelajaran paling efektif bagi setiap orang, bagi siswa per perta tany nyaan aan-pe -pert rtan anya yaan an mend mendas asar ar akan akan peng penget etah ahua uan n ters terseb ebut ut dapa dapatt menj menjad adii pemi pemicu cu kesalahan untuk dicari jawabannya. Kesalahan Kesalahan tersebut dapat menjadi pembanding hal-hal hal-hal yang dipertanyakan dengan satu sisi adalah jawaban salah dan satu sisi adalah jawaban yang benar, sehingga tampak perbedaannya dan siswa memahaminya. Dengan pola tersebut akan terbangun suatu pengetahuan yang mendasar pada diri siswa dan itu sangat dibutuhkan dalam dalam teachin teaching g factory factory.. Perhati Perhatian an dari dari guru guru dalam dalam mengar mengarahk ahkan an proses proses terseb tersebut ut sangat sangat diperlukan, ketelitian dan tindakan represif atas setiap permasalahan yang muncul di setiap proses pembelajaran adalah hal utama yang perlu dimiliki setiap guru. Indikator keberhasilan teaching factory adalah produk yang baik sesuai standar mutu serta serta penget pengetahu ahuan an dan ketram ketrampil pilan an siswa siswa yang yang mening meningkat kat.. Indica Indicator tor keberh keberhasi asilan lan teori teori pembelajaran konstruktivisme adalah terbangunnya pemahaman dasar yang kuat pada diri siswa. Benang merahnya adalah teaching factory membutuhkan pengetahuan dasar yang
kuat, dan konstrukt konstruktivism ivismee membutuhk membutuhkan an aplikasi aplikasi nyata atas pengetahua pengetahuan n tersebut. tersebut. Dua bidang yang tidak sejenis tetapi saling membutuhkan dan mempengaruhi. Untuk membuktikan dua hal tersebut membutuhkan suatu penelitian yang tidak mudah, butuh waktu dan proses yang cukup lama. Instrument tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian program juga harus mendetail dan tepat pada aspek-aspek yang memang perlu diperhatikan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
KESIMPULAN
Program Program Teaching Teaching Factory Factory (TEFA) (TEFA) merupakan merupakan perpaduan perpaduan pembelajaran pembelajaran yang sudah ada yaitu Competency Competency Based Training Training (CBT) dan Production Production Based Training Training (PBT). CBT adalah pelatihan yang didasarkan atas hal – hal yang diharapkan oleh siswa ditempat kerja. CBT ini memberikan tekanan pada apa yang dapat dilakukan oleh seseorang sebagai hasil pelatihan (out put) bukan kuantitas dari jumlah pelatihan. PBT (Production Based Training) adal adalah ah suat suatu u pros proses es pemb pembel elaja ajara ran n keah keahli lian an atau atau ketr ketram ampi pilan lan yang yang dira diranc ncan ang g dan dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya (real job) untuk mengha menghasil silkan kan barang barang atau sesuai sesuai dengan dengan tuntut tuntutan an pasar pasar atau atau konsu konsumen men.. Kedua Kedua model model tersebut diharapkan mampu membantu siswa mengahadapi tuntutan dunia kerja.
Dari pandangan pandangan
konstrukt konstruktivism ivisme, e, setiap orang murid mempuny mempunyai ai peranan dalam
menentukan apa yang akan mereka pelajari. Penekanan diberikan kepada murid dengan peluang untuk membentuk kemahiran dan pengetahan di mana mereka menghubungkaitkan penga pengalam laman an mereka mereka dengan dengan keguna kegunaan an masa masa depan. depan. Selain Selain itu, itu, guru guru perlu perlu mengub mengubah ah per peran anan anny nyaa dalam dalam bili bilik k sain sains. s. Guru Guru mung mungki kin n akan akan berp berpera erana nan n seba sebaga gaii pela pelaja jarr atau atau penyelidik. Dengan cara ini, guru akan lebih memahami bagaimana murid membina konsep atau pengetahuan. Disisi lain murid menganggap peranan guru sebagai salah satu sumber pengetahuan dan bukan sebagai seorang yang tahu segala-galanya. Mereka menganggap pengetahuan sebagai sesuatu yang boleh disesuaikan dan boleh berubah. Mereka juga sedar bahawa bahawa mereka mereka bertanggun bertanggungjawab gjawab terhadap diri sendiri sendiri untuk menggunakan menggunakan berbagai berbagai cara bagi memproses informasi dan menyelesaikan masalah. Dalam arti kata lain, guru adalah
ber berpe pera rana nan n seba sebaga gaii seor seoran ang g fasi fasili lita tato torr dan dan pemb pembim imbi bing ng.. Guru Guru berta bertang nggu gung ng jawa jawab b membimbing dan membantu murid mempelajari sesuatu pelajaran dengan bermakna. Guru tidak boleh belajar untuk murid. Murid yang membina pengetahuannya sendiri.
2.
SARAN
D ar i
hasil
uraian
diatas
penulis
mempunyai
saran:
1. Dalam pelaksanaan Teaching Teaching Factory harus tetap mengedepankan unsur pendidikan pendidikan dan pembelaja ajaran, an,
tidak
semata ata
–
mata
mengejar jar
keuntungan/ an/profit fit
oriented ted.
2. Pengelola manajemen siswa harus lebih banyak melakukan pelatihan dan pembelajaran se c a r a
khusus
agar
kemampuan
dan
sumber
daya
meningkat.
3. Siswa Siswa harus harus lebih lebih terkont terkontrol rol dalam dalam belajar belajar agar agar tidak tidak terlena terlena dengan dengan pembel pembelajar ajaran an produktif. 4. Dalam proses pembelajaran Teaching Factory guru sebagai konsultan dan siswa sebagai pengelola pengelola unit produksi produksi kecil harus sinergi dan selaras agar kemampuan kemampuan hasil produkny produknyaa lebihberkualitas. 5. Fasili Fasilitato tatorr atau pihak sekola sekolah h dengan dengan unit unit produk produksi si sekola sekolah h harus harus lebih lebih aktif aktif dalam dalam mencari order pesanan. 6. Perlu adanya adanya pembina pembinaan an yang mendasa mendasarr tentang teachin teaching g factory, factory, baik kepada kepada sekolah, sekolah, guru maupun siswa.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Scribd.com. “Teaching factory sebagai pendekatan pembelajaran di SMK jurusan
perabot kayu”. http://www.scribd.com/doc/21814056/Teaching-Factory-SebagaiPendekatan-Pebelajaran-Di-Smk . diunduh tanggal 31 mei 2010. 2.
Smk1kedungwuni.com. Smk1kedungwuni.com. “Teaching
Factory”.http://www.smk1kedungwuni.sch.id/index.php? Factory”.http://www.smk1kedungwuni.sch.id/index.php? option=com_content&view=article&id=19&Itemid=22&lang=in. diunduh tanggal 31 mei 2010. 3.
Slideshare.com. “ the TF system elements.”.
http://www.slideshare.net/flatburger/elemen-teaching-factory . diunduh tanggal 1 juni 2010. 4.
Iryanto, ari.(2010).”implementasi teaching factory pada pendidikan kejuruan”. Diunduh
dari .http://smk3pacitan.sch.id/artikel/detail/10/implementasi-teaching-factory-pada.http://smk3pacitan.sch.id/artikel/detail/10/implementasi-teaching-factory-pada pendidikan-kejuruan. pendidikan-kejuruan. 5.
Disdik.jembiprov.go.id.”teaching Disdik.jembiprov.go.id.”teaching factory di SMK”.
http://disdik.jambiprov.go.id/informasi/lembaga-pendidikan/107-depdiknas-kembangkanteaching-factory-di-smk.html.diunduh tanggal 31 mei 2010. 2010 . 6.
NM,yahya dan muhamad,WMW.(2010) muhamad,WMW.(2010) .“sebuah tinjauan konsep konsep pengajaran pabrik”.
Diunduh dari http://hea.ump.edu.my/images/mech/WMWM_Teaching_Fact.pdf . 7.
Scribd.com. “teori belajar konstruktivisme”. http://www.scribd.com/search?
cat=redesign&q=teori+belajar+konstruktivisme&x=35&y=9. diunduh tanggal 31 mei 2010. 8.
Scribd.com. “ model konstruktif”. http://www.scribd.com/doc/28729421/Model-
Konstruktif. diunduh tanggal 31 mei 2010. 9.
Scribd.com.” kostruktivisme”.
http://www.scribd.com/doc/15590948/KONSTRUKTIVISME diunduh tanggal 31 mei 2010. 10.
4shared.com. “konstruktivisme”.
http://www.4shared.com/get/276351731/3cab5bde/konstruktivisme.html.. diunduh tanggal 1 http://www.4shared.com/get/276351731/3cab5bde/konstruktivisme.html juni 2010.