Penetapan Kadar Asam Mefenamat Menggunakan Metode Titrasi Alkalimetri dan Spektrofotometri UV-Visibel Zefanya Oktivina, Mochammad Ferdiansyah, Septiyani Mustikawati, Fifi Fitriawati Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
[email protected] Abstrak Asam mefenamat merupakan obat analgesik dan antipiretik golongan AINS (Anti Inflasi Non Steroid) yang banyak digunakan untuk mengurangi symptom/gejala pada rheumatoid arthritis, osteoarthritis, cedera olahraga, dan gangguan otot skeletal lainnya. Penetapan kadar (pengujian kuantitatif) asam mefenamat dalam suatu sampel dapat menggunakan metode titrasi alkalimetri dan metode spektrofotometri UV-Visibel. Penetapan kadar dengan metode titrasi alkalimetri dilakukan dengan menggunakan NaOH 0,09967 N sebagai titran yang telah dibakukan terlebih dahulu dengan asam oksalat dan asam mefenamat sebagai analit yang ditentukan kadarnya. Kadar Asam mefenamat yang didapatkan adalah 90,402%. Penetapan kadar dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis dilakukan pada panjang gelombang maksimum asam mefenamat yaitu 284 nm. Absorbansi baku dibandingkan dengan absorbansi sampel untuk menentukan kadar sampel. Kadar asam mefenamat yang didapatkan adalah 73,54%. Kata Kunci : Penetapan Kadar, Asam Mefenamat, Titrasi Alkalimetri, Spektrofotometri UV-Vis Concentration Determination of Mefenamic Acid Using Alkalimetry Titration and UV-Visibel Spectrophotometry Method Abstract Mefenamic acid is an analgesic and antipyretic drug NSAIDs group (Non-steroidal AntiInflation) are widely used to reduce the symptoms / symptoms in rheumatoid arthritis, osteoarthritis, sports injuries, and other skeletal muscle disorders. The assay (quantitative testing) of mefenamic acid in a sample can use alkalimetry titration method and UV-Visibel spectrophotometric method. The assay with alkalimetry titration method done using NaOH 0.09967 N as titrant has been standardized in advance with oxalic acid and mefenamic acid as the analyte. Mefenamic acid consentration obtained was 90.402%. The assay using a UV-Vis spectrophotometry performed at maximum wavelength is 284 nm mefenamic acid. Raw absorbance compared with the absorbance of the sample to determine the consentration of the sample. Mefenamic acid concentration obtained was 73.54%. Keywords: Assay, Mefenamic Acid, Alkalimetry Titration, UV-Vis Spectrophotometry
Pendahuluan Penetapan
kadar
dari
suatu
senyawa sebagai zat aktif dalam suatu sediaan obat merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Penetapan kadar ini
berhubungan
dengan
dosis
yang
Gambar struktur Asam Mefenamat (10).
diberikan dalam sediaan obat tersebut. Karena
pentingnya
hal
ini,
peneliti
melakukan analisis kuantitatif penetapan kadar terhadap sampel senyawa asam mefenamat yang ada di laboratorium analisis
farmasi,
Fakultas
Farmasi
Universitas Padjadjaran.
Asam
penetapan
kadar
asam
mefenamat ini digunakan metode titraasi alkalimetri
dan
menggunakan Alkalimetri
analisis
kuantitatif
spektroskopi merupakan
UV-Vis.
metode
yang
berdasarkan pada reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara ion hidrogen (berasal dari
Asam mefenamat dengan nama IUPAC
Dalam
N-2,3-xilliantranilat
asam) dengan ion hidroksida (berasal dari basa)
yang
membentuk
molekul
air.
(C15H15NO2) merupakan obat analgesik dan
Karenanya alkalimetri dapat didefinisikan
antipiretik golongan AINS (anti inflamasi
sebagai metode untuk menetapkan kadar
non steroid) yang banyak digunakan untuk
asam
mengurangi simptom/gejala yang timbul
menggunakan larutan basa yang sesuai.
pada rheumatoid arthritis, osteoarthritis,
Asam, menurut Arrhenius, adalah senyawa
cedera
otot
yang jika dilarutkan dalam air terurai
. Asam mefenamat
menjadi ion hidrogen (H+) dan anion,
memiliki rasa yang tidak enak dengan
sedang basa adalah senyawa yang jika
waktu paruh 30 jam dan kelarutan yang
dilarutkan dalam air terurai menjadi ion
rendah
Berdasarkan
hidroksida (OH-) dan kation. Teori ini
Biopharmaceutical Classification System
hanya berlaku untuk senyawa anorganik
(BCS), asam mefenamat termasuk ke dalm
yang larut dalam air. Menurut Bronstead-
senyawa ke las II dengan bioavailabilitas
Lowry,
oral yang rendah berdasarkan laju disolusi
cenderung
di saluran pencernaan (2-9).
sedangkan basa adalah senyawa yang
olahraga,
skeletal lainnya
di
dan
gangguan
(1)
dalam
air.
dari
suatu
asam
adalah
untuk
bahan
senyawa
melepaskan
dengan
yang proton,
cenderung menangkap proton. Teori ini
berlaku untuk segala macam pelarut.
(380-780 nm) dengan memakai instrument
Sedang menurut Lewis, asam adalah
spektrofotometer. Spektrofotometer UV-
aseptor pasangan electron, sedang basa
Vis melibatkan energy elektronik yang
adalah donor pasangan electron. Dengan
cukup besar pada molekul yang dianalisis
teori ini konsep mengenai asam berubah
sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih
sama sekali yaitu bahwa senyawa asam itu
banyak dipakai untuk analisis kuantitatif(11).
tidak harus mengandung proton. Titer yang
Dengan menggunakan spektroskopi UV-
digunakan pada alkalimetri adalah NaOH.
Vis, hasil yang didapatkan bisa lebih
Titer
akurat.
ini
sebelum
digunakan
untuk
mentitrasi sampel harus dibakukan lebih dahulu menggunkan larutan asam baku primer.
Pada
penelitian
ini
NaOH
Metode
dibakukan dengan H2C2O4.2H2O. Indikator
Alat
pada titrasi asam basa adalah asam atau
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum
basa organik lemah yang mampu berada
ini adalah gelas kimia, spatel, batang
dalam dua macam bentuk warna yang
pengaduk, buret, labu Erlenmeyer, pipet
berbeda, warna dalam bentuk ion dan
ukur, labu ukur, timbangan analitik, kertas
warna dalam bentuk molekul sehingga
perkamen, dan alat Spektrofotometer UV-
dapat saling berubah warna dari satu
Vis.
bentuk ke bentuk lain pada konsentrasi H+
Bahan
atau pH tertentu. Pemilihan indikator sangat tergantung pada titik ekivalen reaksi antara analit dengan titer. Di sini penulis menggunakan
indikator
fenolftalein
dengan trayek pH 8,0 -10,0, dimana warna asam adalah tidak berwarna dan warna basa adalah merah.
Bahan-bahan
yang
digunakan
dalam
praktikum ini adalah larutan NaOH, larutan baku Asam Oksalat 0,1 N, indicator fenolftalein,
etanol, Asam
Mefenamat
standar, dan sampel Asam Mefenamat. Prosedur
anggota tehnik analisi spektroskopik yang
A. Titrasi Alkalimetri 1. Pembuatan Larutan NaOH NaOH sebanyak 4 gram ditimbang
memakai sumber radiasi REM ultraviolet
dengan timbangan analitis. NaOH
dekat (190-380 nm) dan sinar tampak
yang
Spektrofotometri UV-Vis adalah
sudah
ditimbang
kemudian
dilarutkan dalam 1 L air bebas CO2 dalam gelas kimia. 2. Pembuatan Larutan
dititrasi oleh NaOH dalam buret Baku
Asam
Oksalat Asam Oksalat sebanyak 0,315 gram ditimbang dengan timbangan analitis. Asam oksalat yang sudah ditimbang kemudian dilarutkan dalam labu ukur 50 mL.
ke
asam labu
oksalat Erlenmeyer
sebanyak 10 mL dengan menggunakan pipet ukur. Larutan baku Asam oksalat dititrasi oleh larutan NaOH dalam buret dengan menggunakan indicator fenolftalein.
Titrasi
dilakukan
sebanyak tiga kali (triplo). 4. Preparasi Sampel Etanol dimasukkan Erlenmeyer
dengan
labu
50
mL
menggunakan
penambahan
Fenolftalein.
indicator
Sampel
ditimbang
sebesar 100,3 mg lalu dimasukkan ke dalam etanol yang sudah netral. Dilakukan Erlenmeyer
lagi lain
dalam
dua
dengan
labu
sampel
sebanyak 100,2 mg dan 100,1 mg. 5. Analisis Sampel
indicator
larutan berwarna merah muda. Volume NaOH yang dibutuhkan dicatat untuk perhitungan kadar sampel.
sebanyak tepat 10 gram kemudian dilarutkan dengan etanol dalam labu ukur
50
mL.
Dihasilkan
larutan
standar asam mefenamat 200 ppm. Sebanyak
5
mL
larutan
standar
dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL dan ditambahkan etanol sampai batas
sehingga
didapatkan
larutan standar 20 ppm. dalam
NaOH hingga berwarna merah muda dengan
menggunakan
Fenolftalein. Sampel dititrasi hingga
tanda
sebanyak
dinetralkan
dengan
B. Spektrofotometri UV-Vis 1. Pembuatan Larutan Standar Asam Mefenamat standar ditimbang
3. Pembakuan NaOH Larutan baku dimasukkan
Sampel yang telah selesai di preparasi
2. Pengukuran
Panjang
Gelombang
Maksimum Etanol dimasukkan ke dalam kuvet dan diukur absorbansinya dengan Spektrofotometer UV sebagai blanko. Larutan standar 20 ppm dimasukkan ke
dalam
kuvet
lalu
diukur
absorbansinya. Didapatkan panjang gelombang maksimum untuk asam mefenamat dan nilai absorbansinya. 3. Preparasi Sampel Asam Mefenamat sampel ditimbang sebanyak tepat 10 gram kemudian
dilarutkan dengan etanol dalam labu ukur
50
mL.
Dihasilkan
larutan
sampel asam mefenamat 200ppm. Sebanyak
5
mL
larutan
sampel
dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL dan ditambahkan etanol sampai tanda
batas
sehingga
didapatkan
larutan sampel 20 ppm. 4. Analisis Sampel Etanol dimasukkan ke dalam kuvet dan diukur absorbansinya dengan
Pada metode analisis spektrofotometri UV, kadar asam mefenamat dalam sampel dihitung berdasarkan rumus : Absorbansi Sampel Konsentasi Sampel= x KonsentrasiBaku AbsorbansiBaku
Spektrofotometer UV sebagai blanko.
Tabel
Larutan sampel asam mefenamat 20
Mefenamat dengan Spektrofotometer UV
ppm dimasukkan ke dalam kuvet lalu
pada ʎ = 284 nm
diukur nilai
absorbansinya. absorbansi
yang
2
Penetapan
Kadar
Asam
Didapatkan akan
di
bandingkan dengan nilai absorbansi larutan standar. Hasil Pada metode titrasi Alkalimetri, kadar asam mefenamat dalam sampel dihitung berdasarkan rumus : Kadar Asam Mefenamat dalam Sampel Konsentrasi Asammefenamat x 100 Konsentrasi Sampel
(V x N )NaOH x BE sampel x 100 Berat Sampel(mg)
¿
Dimana : V = Volume titran NaOH (ml) N = Normalitas NaOH (N) BE = Berat ekivalen Asam
= 73.54 %
Mefenamat (241, 29) Tabel
1
Penetapan
Kadar
Mefenamat secara Alkalimetri
14.7079 ppm × 100 20 ppm
Asam
Pembahasan Praktikum kali ini dilakukan untuk menganalisis
asam
mefenamat
secara
kuantitatif menggunakan metode volumetri
dibilas dan tidak ada yang terbuang,
yaitu titrasi asam basa (alkalimetri) dan
kemudian dilarutkan dalam 500 ml air
menggunakan instrumen spektroskopi UV-
bebas CO2 , digunakan air bebas CO2
Vis. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk
dikarenakan NaOH dapat bereaksi dengan
menentukan kadar asam mefenamat dalam
CO2
sampel dengan metode analisis titrasi
membentuk
alkalimetri
dan
analisis
mengakibatkan konsentrasi NaOH menjadi
spektroskopi
UV-Vis.
untuk
berkurang. Aquades bebas CO2 didapat
metode Prinsip
yang
terdapat molekul
air
Na2CO3
dan
dengan
yaitu reaksi netralisasi dimana akan terjadi
mendidih dan biarkan selama 5 menit agar
reaksi penetralan antara asam dengan basa
seluruh CO2 bisa terlepas. Kemudian
ataupun sebaliknya, dimana ion H+ dari
NaOH dibiarkan larut sempurna, dan
asam akan bereaksi dengan ion OH- dari
didapatkan normalitas NaOH sebanyak 0,1
basanya membentuk larutan air sedangkan
N kemudian ditempatkan pada wadah yang
prinsip untuk Spektroskopi UV-Vis yaitu
tertutup rapat.
dengan
berbagai
dilakukan
hingga
pembuatan
masing
larutan baku primer asam oksalat dengan
masing absorbansi larutan dengan berbagai
menimbang asam oksalat sebanyak 3,15
konsentrasi diukur kemudian dibuat kurva
mg kemudian dilarutkan dalam 500 ml
kalibrasisnya yang merupakan hubungan
aquades dalam labu ukur karena baku
antara
primer harus dibuat secara kuantitatif
absorbansi
konsentrasi,
Selanjutnya
aquades
dan
metode analisis dengan titrasi alkalimetri
larutan baku dan zat yang akan dianalisis
memanaskan
dalam
dan
konsentrasi.
Penyerapan/absorpsi sinar UV dan sinar
dengan
tampak umumnya dihasilkan oleh eksitasi-
dilarutkan dan dihomogenkan dalam labu
eksitasi elektron ikatan akibatnya panjang
ukur 500 ml, tidak sulit karena asam
gelombang pita yang mengadsorpsi dapat
oksalat
dihubungkan dengan ikatan yang mungkin
Didapat normalitas asam oksalat sebanyak
ada dalam suatu molekul.
0,1 N.
Pada
prosedur
percobaan
titrasi
ukuran
mudah
Pembakuan
yang
larut
tepat
dalam
pentiter
kemudia
aquades.
dilakukan
pertama pembuatan larutan baku/pentiter
setelahnya dengan larutan asam oksalat 0,1
yaitu dengan ditimbang NaOH 2 gram
N dititrasi dengan NaOH 0,1 N dengan
diatas kaca arloji agar seluruh zat dapat
tahapan pertama diambil menggunakan
pipet ukur 20 ml (seluruh tahapan harus
tersebut didapat nilai rata-rata normalitas
menggunakan alat yang terkalibrasi karena
baku pentiter yaitu 0,09967 N.
menggunakan
analisis
kuantitatif)
Pada
penetapan
kadar
asam
kemudian ditempatkan dalam erlenmeyer,
mefenamat dilakukan dengan penetralan
ditambahkan fenolftalein sebanyak 3-4
50 ml etanol pada erlenmeyer kemudian
tetes, digunakan indikator fenolftalein
diberikan
karena fenolftalein merupakan asam lemah
dinetralkan dengan NaOH 0,1 N, etanol
sebagai indikator yang lazim digunakan
dinetralkan agar larutan yang terbentuk
pada titrasi asam basa, mudah dalam
tidak
pembuatannya dan tidak mengganggu
mengganggu hasil dari titrasi terutama
reaksi. Selain itu fenolftalein merupakan
pada titik akhir titrasi. Setelah dinetralkan
indikator paling baik jika digunakan untuk
kemudian dibuat triplo dan pada masing
titrasi asam kuat/ basa kuat, trayek pH
masing erlenmeyer dimasukan sampel
untuk fenolftalein berkisar 8,3-10,0 dan
asam mefenamat, dengan nilai :
akan mengalami perubahan dari tidak berwarna menjadi merah muda ketika
indikator
bersifat
fenolftalein
asam
sehingga
dan
tidak
Erlenmeyer I : 100,3 mg asam mefenamat
Setelah
Erlenmeyer II : 100,2 mg asam mefenamat
ditambahkan indikator kemudian di titrasi
Erlenmeyer III: 100,1 mg asam mefenamat
secara perlahan dengan NaOH 0,1 N dan
Didapatkan secara berurutan volume
didapatkan hasil volume NaOH pada titrasi
NaOH hasil titrasi yaitu 3,9 ml, 3,9 ml dan
pembakuan asam oksalat sebagai berikut :
3,5 ml. Kemudian dihitung % kadar dari
mencapai
titik
equivalen.
Volume NaOH I
asam mefenamat dengan perhitungan :
: 10,1 ml
% Asam Mefenamat
Volume NaOH II : 10 ml Volume NaOH III: 10 ml Secara
berurutan
dihitung
nilai
normalitas dari ketiga volume yang asam oksalat yang telah dibakukan didapat normalitas ketiganya yaitu 0,099 N, 0,1 N dan 0,1 N dari ketiga nilai normalitas
=
( V x N )NaOH x BE sampel x 100 Berat Sampel ( mg ) Untuk
percobaan
analisis
dengan
menggunakan spektroskopi UV-Vis yaitu dengan pembuatan larutan standar yang digunakan
untuk
menentukan
asam
mefenamat standar dan digunakan untuk
mengukur panjang gelombang maksimum
ml dan dilarutkan dengan etanol hingga
untuk asam mefenamat. Asam mefenamat
tanda batas dan didapatkan konsentrasi 200
ditimbang sebanyak 10 gram kemudian
ppm,
dilarutkan dalam pelarutnya yaitu etanol
kemudian diencerkan menjadi 20 ppm
didalam labu ukur 50 ml. Didapatkan
dengan
larutan standar asam mefenamat 200 ppm.
mefenamat 200 ppm ke dalam labu ukur
Kemudian dilakukan pengenceran dengan
50 ml dengan menggunakan pipet volume
memasukan 5 ml larutan standar 200 ppm
dan ditambahkan etanol hingga tanda batas
dengan menggunkan pipet volume ke
kemudian
dalam labu ukur 50 ml dan ditambahkan
konsentrasi asam mefenamat 20 ppm.
konsentrasi
asam
memasukkan
5
mefenamat ml
dihomogenkan,
asam
didapat
etanol hingga tanda batas dan didapatkan
Analisis sampel dilakukan dengan
asam mefenamat dengan konsentrasi 20
mengukur absorbansi larutan standar 20
ppm. Dilakukan pengenceran dikarenakan
ppm dan sampel 20 ppm dengan etanol
apabila
konsentrasi
sebagai blanko dengan memasukkan dalam
terlalu
pekat
asam
makan
mefenamat akan
sulit
kuvet kemudian diukur absorbansinya dan
mendapatkan absorbansi yang diinginkan
membandingkan
pada spektrofotometri.
sampel asam mefenamat 20 ppm dengan
juga mengukur larutan
Kemudian selanjutnya menentukan
dimasukkan dalam kuvet kemudian diukur
λmaks yaitu dengan memasukan asam
absorbansinya dan pengukuran larutan
mefenamat dengan konsentrasi 20 ppm
standar 20 ppm dengan dimasukkan dalam
kedalam kuvet lalu dilakukan pengukuran
kuvet kemudian diukur absorbansinya,
absorbansi antara blanko dan sampel asam
didapatkan hasil dari absorbansi larutan
mefenamat
standar asam mefenamat 20 ppm dan
20
ppm
pada
panjang
gelombang 200-400 nm dan didapatkan panjang gelombang untuk asam mefenamat 20 ppm yaitu pada 284 nm. Untuk preparasi sampel dilakukan
sampel asam mefenamat sebagai berikut : Pada konsentrasi larutan standar 20 ppm didapatkan absorbansi sebesar 0,7560, 0,7572, dan
0,7565 dengan rata-rata
prosedur yang sama dengan membuat
0,7566.
Sedangkan
larutan standar yaitu dengan menimbang
sampel
asam
sampel asam mefenamat sebanyak 10 gram
didapatkan absorbansi sebesar 0,5556,
kemudian dimasukkan dalam labu ukur 50
pada
mefenamat
konsentrasi 20
ppm
0,5566
dan
0,5569
dengan
rata-rata
0,5564.
bersifat
asam
sehingga
belum
tentu
spesifik.
Untuk hasil dari penetapan konsentrasi didapatkan dengan perhitungan :
Penetapan
kadar
secara
spektrofotometri dilakukan pada panjang
gelombang maksimum asam mefenamat Absorbansisampel Kadar sampel ( ppm )= x Konsentrasi Baku yaitu 284 nm, panjang gelombang ini Absorbansibaku Didapatkan
konsentrasi
mefenamat Sehingga
sampel
asam
sebanyak
14,7079
ppm.
didapatkan
kadar
asam
mefenamat sebesar 73,54%.
mefenamat
literatur yaitu 285 nm. Pengukuran pada panjang gelombang maksimum dilakukan untuk mendapatkan nilai absorbansi yang maksimum.
Dari hasl analisis menunjukkan kadar asam
mendekati panjang gelombang maksimum
gelombang
maksimum pada setiap zat aktif berbeda-
sampel
beda tergantung ikatan yang ada dalam
alkalimetri
molekul. Pada analisis ini, analis tidak
rata-rata
90,402%,
membuat kurva kalibrasi terlebih dahulu
menggunakan
metode
namun hanya membandingkan absorbansi
spektrofotometri didapatkan kadar hasil
baku dan absorbasi sampel pada 1 titik
73.54%. Kedua kadar ini tidak memenuhi
konsentrasi yaitu pada konsentrasi 20 ppm,
syarat Farmakope Indonesia, dimana kadar
hal ini dapat menjadi keterbatasan uji
asam mefenamat tidak kurang dari 98%
karena pada pengukuran yang hanya
dan tidak lebih dari 102%.
menggunakan satu konsentrasi saja error
menggunakan didapatkan sedangkan
pada
Panjang
metode hasil
Penetapan kadar secara alkalimetri
yang dihasilkan semakin besar dibanding
dengan prinsip reaksi penetralan sangat
dengan menggunakan kurva kalibrasi yang
dipengaruhi
terdiri
oleh
suasana
dari
beberapa
konsentrasi.
keasaman/kebasaan larutan, sehingga pada
Berdasarkan kedua prinsip metode analisis,
metode ini pelarut yang digunakna harus
dapat
benar-benar netral dan bebas dari gas CO2
spektrofotometri
untuk menghindari kesalahan titrasi. Selain
dibandingkan metode alkalimetri.
itu titran basa juga dapat bereaksi dengan pengotor/matriks
dalam
sampel
yang
dilihat
bahwa
metode
lebih
spesifik
Kadar yang dihasilkan dari kedua metode ini berbeda, dimana kadar asam mefenamat pada metode alkalimetri lebih
besar dari metode spektrofotometri. Hal ini
pengerjaan yang berbeda sehingga sampel
dapat
asam mefenamat diberikan secara terpisah.
disebabkan
karena
tingkat
spesifisitas dan sensitifitas dari metode.
Dengan
Spesifisitas
metode
terpisah, analis tidak dapat memastikan
spektrofotometri UV lebih tinggi bila
sampel yang diuji tersebut berasal dari
dibandingkan dengan metode alkalimetri
sumber yang sama sehingga perbedaan
sehingga saat ini lebih banyak digunakan
kadar mungkin dapat terjadi karena sampel
untuk penetapan kadar zat aktif. Kadar
yang berasal dari sumber yang berbeda
yang
belum tentu kadarnya sama.
dan
sensitifitas
dihasilkan
oleh
metode
spektrofotometri UV juga seringkali lebih tinggi
dibanding
metode
alkalimetri,
namun berdasarkan analisis ini kadar zat aktif
yang
dihasilkan
pada
metode
spektrofotometri UV lebih kecil dari metode alkalimetri. Hal ini dapat terjadi karena
ada
pengotor/maktriks
kemungkinan yang
bersifat
ada asam
dalam sampel yang juga bereaksi dengan NaOH. Selain itu karena pada analisis spektrofotometri analis tidak membuat
pemberian
sampel
uji
yang
Simpulan Dari hasil analisis kuantitatif asam mefenamat, kadar asam mefenamat dalam sampel menggunakan metode alkalimetri lebih tinggi dari kadar yang didapat dengan metode
spektrofotometri.
Kadar
yang
didapat dengan metode alkalimetri adalah 90.402%,
sedangkan
dengan
metode
spejtrofotometri, didapatkan kadar asam mefenamat sebesar 73.54 %.
kurva kalibrasi standar namun hanya membandingkan
absorbansi
baku
dan
Daftar Pustaka
absorbasi sampel pada 1 titik konsentrasi
1. Muraoka S, Miura T. Inactivation of
yaitu pada konsentrasi 20 ppm sehingga
creatine kinase during the interaction
error yang dihasilkan lebih besar dibanding
of mefenamic acid with horseradish
dengan menggunakan kurva kalibrasi yang
peroxidase and hydrogen peroxide:
terdiri dari beberapa konsentrasi sehingga
participation by the mefenamic acid
dapat menjadi keterbatasan dalam analisis.
radical.
Selain itu, perbedaan ini juga dapat
Life
Sciences.
2003;72(17):1897-907.
terjadi karena pengerjaan kedua metode ini
2. Verreck G, Den MV. Characterization
dilakukan secara terpisah dengan waktu
of solid dispersions of Mefenamic acid
and hydroxypropylmeth ylcellulose
chromatographic
prepared by melt extrusion–part I Int J
determination of mefenamic-acid in
Pharm 2003;251:165-74.
plasma. J Chromatogr Biomed Appl.
3. Peeters J, Neeskens P, Tollenaere JP. Characterization of the interaction of
method
for
the
1989;493:239-43. 8. Beule
D,
Van
K,
Gestel
V.
2-hydroxypropyl-b-β-cyclodextrin
Pharmacology of Mefenamic acid.
with Mefenamic acid at pH 2, 4 and 7.
Drugs. 2001;1(61):27-33.
J Pharm Sci. 2002;91:1414-22.
9. Amidon GL, Lennernas H, Shah VP.
4. Hong JY, Kim JK, Song YK. A new self-emulsifying
basis
for
a
of
biopharmaceutical drug classification:
improved
the correlation of in vitro drug product
dissolution and oral absorption. J
dissolution and in vivo bioavailability.
Control Release. 2006;110:332-8.
Pharm Res. 1995;12:413-20.
Mefenamic
acid
formulation
Theoretical
with
5. Grant SM, Clissold SP. Mefenamic
10. Depkes
RI. Farmakope Indonesia
acid: a review of its pharmacodynamic
Edisi
and pharmacokinetic properties, and
Kesehatan RI; 2014.
therapeutic use in superficial and systemic
mycoses.
Drugs.
1989;37:310-44.
11. Andari,
Jakarta:
Susilowati.
Departemen
Perbandingan
Penetapan Kadar Ketoprofen Tablet Secara
6. Dressman JB, Amidon G, Reppas C,
5.
Alkalimetri
Spektrofotometri-Uv.
Dengan Jurnal
Shah VP. Dissolution testing as a
Eduhealth, Vol. 3 No. 2, September
prognostic
2013: 114-119.
tool
for
oral
drug
absorption: immediate rel ease dosage forms. Pharm Res, . 1998;15:11-22. 7. Sato J, Owada E, Ito K, Niida Y, Wakamatsu A, Umetsu M. Simple rapid and sensitive reversed-phase high-performance
liquid-