PEMERINTAH KABI}PATEN KAPUAS BLIJD RSUD Dr. H. SOEMARNO SOSROATMODJO Jln. Tambun Bungai No. 6 Teh. 05 3 -27653 F ax. 0513 -237 9 I 1
1
e-mail : rsBdkapuasrf,,Igmail. corn website : wriar,-. rslld.kapuaakab.
go.
il
KUALA KAPUAS
KEPUTUSAN DIREKTUR BLUD RSUD dT. H. SOEMARNO SOSROATMODJO i.{riinor : 9@ i ,8 ;RStjC.*
Menimbang :
a
b.
Mengingat
.
Bahwa untuk melaksanakan ketenfrJat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor b I I ahun zUUT tentang Pedornan I cknis Pengeloiaan Keuangan Badan Layanan
UmumDaerah,perluadanyapengalxatmengenaiPembagianlnsentif, Bahwa untuk meningkatkan mutu pelay-anan kesehatan kepada masyarakat, BLUD RSUD dr. H. Soemmo Sosroatrnodjo men-reriukan sumber ciaya nianusia yang profesional, berkualitas dan berkomitmen dan perlu diberikan insentif yang layak dan adil; Bairwa berdasarkan pertim:bangan sebagaimana
i. Uhciang-undang Nomor i6 Tahun 2009 tentang Kcseira'ran; 2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tsntang Rumah Sakit; ..,
l.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran }{egara Tahun i996 Nomor 4y, Tanr-uairan Lembaran Negara 36s7'); Peraturan Pemerintih Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Peraturan lvicnteri Daiam l.iegeri iriomor 6i Tairun 2007 Tentang Pedoman Telinis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah; Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 159.b/MenkeslPer/lVl998 tentang Rumah Sai
7. 8.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SI(XIIll999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit; Kepuiusan ivienlcri Kcsoiraian i{crnor 5Sl,trienKesiSKr*v?i997 tentang poia iarif Rumah Sakit Pemerintah.
iviEiviUTUSKAii Menetapkan
KEPUTUSAN DIREKTUR BLUD RSUD dr. H. SOEMARNO SOSROATMODJO TEITAIIA l-Dl\ rfi.t\\J
<\TOMAI DE}'DATlTAIT J-LJr-D-tY-a r-DlYrDl-i.LIlJl,l\
NTfIN]IITIE
11\J-E-L'{ rLf
NAI-\ A NI IITi rJ1-EJ-aL lJi,-L',Lr
DOTM fLJUU
S'Jr.
TJ
l-t.
SOEMARNO SOSROATMODJO
iiAts
t
KETENTUAN UMUM Pasai i.
ISTILAH - ISTILAH
1.
Yang dimaksud Rumah Sakit ( RS ) riaiam sistem pembagian insentit
ini adaiahBacian Layanan
Umum Daerah ( BLUD ) Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) dr.H.Soemarno Sosroatmodjo.
2. BLUD
RSUD dr.H. Soemarno Sosroatmodjo merupakan rumah sakit umum daerah yang
menerapkan PPK-BLUD
Kapuas
milik PemerinahKabupaten Kapuas dan berkedudukan di kota Kuala
3.
Dewan Pengawas Rumah Sakit adaiah Dewan yang bertugas untuk meiaksanakan pengawasan terhadap pengurusan BLUD dan ditetapkan oleh Bupati dengan persyaratan realisasi nilai omset
tahunan sebesar Rp.i5.000.000.000,zi.
4.
ooo. ooo. 000,-
(
Miliar Rupiah ) dan nilai aset
Limabelas
Rp
( Tujuhpulu h LimaMiliar Rupiah )
Yang dimaksud Direktur adalah Pemimpin BLIID RSUD-dr.H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas.
5.
Jabatan strukturai adalah suatu kedudukan yang menunjukkan suatu tugas, tanggungjawab,
wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri
Sipil
dalam rangka memimpin suatu satuan
organisasi negata
6.
Kepala Bagian ( Kabag lKepala Bidang
( Kabid )
adalah suatu jabatan struttural eselon
III
yang membantu Direktur daiam pelayanan administrasi, dara dan informasi dan pelaporan untuk pengambil an keputusan pimpinan suatu organisasi
i.
Kepala Seksr
( Kasi ) adalah suatu labatan strukturai
eselon
lV yang membantu KabagiKabid
dalam menyiapkan data dan informasi, membuat bahan, menyelesaikan tugas dan laporan sebagai bahan pengambilan keputusan pimpinan suatu organisasi.
8. Kepala
Instalasi adalah suatu jabatan non struktural bagi unit-unit usaha strategis tempat
diselenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, baik pelayanan secara langsung maupun tidak langsung.
9. Kepala Ruangan adalah suatu jabatan non strukturai
bagi unit pelayanan langsung kepada pasien
untuk observasi, diagnosis, pengabatary rehab medik atau pelayanan kesehatanlainnya dengan menempatkan tempat tidur di ruang rawat inap.
l0.labatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seolang Pegawai Negeri Sipii dalam rangka menjaiankan tugas pokok dan fungsi keahhan dan
I
atau ketrampilan
untuk mencapai tujuan organisasi-
11. Tenaga medis adalah dokter spesialis, dokter umum,
dokter gigi yang merupakan karyawan
tetap atau dokter yang sudah di SK-kan oleh direktur atau pejabat yang berwenang kecuali riokter tamu.
l2.Tenagakeperawatan adalah Perawat atauBidan yang memberikan pelayanan keperawatan kebidanan kepada pasien dengan pendekatan asuahan meliputi
dan
k*iatan mandiri,kalabarattf dan
pendidikan kesehatan untuk mempercepat proses penyembuhan pasien. 13. Tenaga paramedis non keperawatan adalah tenaga pendukung atau penunjang pelayanan medis
non perawat seperti pekarya kesehatan, administrasi kesehatan, pramusaji dll14.
Dokter tamu adalah dokter bukan karyawan tetap rumah sakit yaitg drperkenankan merawat atau melakukan tindakan di rumah sakit berdasarkan SK Direktur.
15.
Karyawan adalah pegawai yang bekerja
di lingkungan rumah sakit, baik yang berstatus
pegawunegerr sipil ( PNS ) maupun tenaga kontrak
i6. Yang dimaksud tenaga kontrak adalahtenaga non CPNS/PNS yang bekerja di rumah sakit baik bidang kesehatan atau non kesehatan sebagai pegawai tidaktetap dengan pengelolaan system konirak harian selam 1 ( satu ) tahun arLggarafi.
17.Taif paket
adalah
tarif pelayanan pasien yang komponen tarifnya tidak dipilah-pi1ah
dengan
pembiayaan meialui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS ) Kesehatan, Jamkesda serta pasien yang pembiayaannya dijamin oleh instansi atau ba{an berdasarkan tarif BPJS Kesehatan atau Jamkesda. 18.
Tarif bukan paket adalahtanf pelayanan pasien berdasa*an Perda Kabupaten Kapuas Tentang Retribusi Jasa Unrum Peiayananan Kesehatan Pada RSUD
L9.Yang dimaksud dengan keuntungan usaha lain adalah keuntungan yang diperoleh dari seluruh pendapatan unit-unit usaha rumah sakit selain jasa pelayanan dan operasional rumah sakit
Pasal2 AJ,AS Sistem pembagian insentif berazaskantiga hal yaitu
:
1.
Proporsionalitas, yang diukur berdasarkan beban kerja.
2.
Kesetaraan dan kebersamaan
3.
Kepafiitan, dengan melihat kemampuan rumah sakit dalam memberikan insentif kepada karyawan.
Pasal3
Hak dan Kewajiban 1.
Manajemen rumah sakit menyeciiakan aiokasi ciana untuk
yang dianggarkan melalui Rencana Bisnis Anggaran
PUS insentit karyawan r";mah
( RBA )
saLir
yang berasal d,ari pendapatan
rumah sakit. 2.
Setiap karyawanrumah sakit berhak mendapatkan insentif sesuai ketentuan yangberlaku
3.
Setrap karyawan sebagar indivrdu atau kelompok profbsr yang menghasilkan Jasa peiayanan,
berkewajiban memberikan kontribusi
ke
POS insentif yang besaran prosentasenya ditentukan
dalam sitem pembagian insentif 4
Setiap karyawan yailg memangku jabatan pada pusat pendapatan atau revenue cefitre maupun pusat pemb iayaanatau cost centre, berkewajiban untuk
*"r*r.L
Strategic Actiacn Plan yang
dilengkapi dengan indikatoq targetl standar dan sistem akuntabilitasYang tergolong kepada kelompok pusat pendapatan atau revenue centre adalah
a. Instalasi Gawat Darurat b. lnstalasi Rawat Jalan
c. Instalasi Rawat Inap d. e.
Instalasi Bedah Sentral Instalasi Bedah Cyto
l
:
f.
Instalasi Farmasi
g. h.
Instalasilaboratorium Instaiasi Radiologi
i. Instalasi PelayananDarah j Instalasi Rehabilitasi Medik k. Instalasi Gizi i. Instalasi lain yang menghasilkan jasa 6.
Yang tergolong kepada kelompok pusat biaya atau cost centre adalab
a. b.
.
Direktur Kepala Bagian dan Kepala Bidang
c. Kepala Sub bidang atau sub bagian ataukepala seksi, kepala instalasi d. Kepala ruangan, kepala satuan pengawas internal, ketua panitia/tim e. Ketua komite medrk, ketua komite keperawatan, ketua komrte mutu f" Unit - unit lain yang tidak menghasilkan jasa BAB
II
SISTEM PEMBAGIAN INSENTIF Pasal4 Pengertian
1. Sistem pembagian insentif adalah sistem yang mengatur pembagian insentif karyawan BLIID RSUD dr.H.Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas
pada
berdasarkan pola indexing yang
teiah disepakati.
2.
Insentif adalah tambahan pendapatan bagi karyawafl yang besarannya bisa berubah-ubah sesuai dengan kinerja karyawan yang bersangkutan.
3. POS Insentif adalah pos penerima kofiribusi
jasa pelayanan dari pusat-pusat pendapatan dan
keuntungan usaha lain rumah sakit sebagai sumber dana insentif tidak langsung karyawan.
4.
Sistem pembagian insentif dinyatakan sah
5. Insentif
jika ditandatangani oleh direktur rumah
langsung adalah insentif yang menjadi hak setiap karyawan
sakit.
pada unit-unit
pendapatan setelah kontribusi untuk dana POS insentif dari jasa pelayanannya diberikan.
6. Besaran persentase untuk dana POS insentif riitentukan melalui kesepakatan t 7. Insentif tidak langsung adalah insentif yang sumber dananya diperoleh melalui POS insentif.
L
Distribusi insentit iangsung cian ticiak iangsung ciiciasarkan pacia scoring yants drtentukan mel
g.
alui indexing y ang ditetapkan dal am
si
stem ins entif.
Indexing adalah cara atii,.t perangkat untuk menentukan besaran bcore individu karya'wan sesuai dengan beban kerjanya.
10. Score adalah
nilai individu atau kelompok prof'esr, yang merupakan hasrl kali antara index
dengan r ating atau bobot 11. Rating adalah pemberian nrlai
I bobot terhadap variabel index
12. Total score adalah penjumlahan score
13.
individu atau keiompok profesi
Total score rumah sakit adalah penjumlahan terhadap seluruh total score individu atau kelompok profesi ( karyawan rumah sakit )
14. Seluruh karyawanberhak menerima insentif tidak langsung
Pasai 5 Sumber P embiay aan Insentif
tarifpaket dan tarifbukan baket
l-
Jasa pelayanan
2.
Keuntungan unit-unit usaha lain seperti
.
a. Apotek b. KantirVwarung c. Diklat d. ATM e. Parkir
t.
Asrama dlL.
Pasal 6
Komponen Tarif Rumah Sakit
Tarif rumah sakit terdin darr jasa sarafia prasarana rumah sakit atau akomodasi dan jasa pelay ananl jasa operator ljasa lainnya.
2.
Jasa pelayanan
terdiri dari jasa medis, jasa keperawatafi, jasa kefarmasian, jasa paramedis
non keperawatan dan jasa pelaksana teknis rumah sakit
(
sesuai dengan keadaan rumah
sakit) 3.
I asa pelay anan y ang tercantum didalam komponen tarif bukanlah insentif
4.
Selanjutnya
jasa medis, jasa keperawatan, jasa
ket-armasian,
jasa paramedis
non
keperawatan dan jasa pelaksana teknis yangtercantum didalam komponen tarif rumah sakit, disebut sebagai insentrf setelah ciiatur distribusinya drdalam slstem pembagran rnsentrt. 5.
Jasa medis adalah pendapatan individu yang dihasilkan aklbat pelayanan dokter dan merupakan bagrat jasa pelayanan rumah sakit yang tercantum didalam komponen tarif rumah sakit yang bersifat individu, meliputi dokter spesialis {an umum, dokter spesialis gigi dan dokter gigi serta do}
6.
Jasa keperawatan adalah pendapatan kelompok yang dihasilkan akibat pelayanan keperawatan dan merupakan bagian dari jasa pelayanan rumah sakit yang rercantum dalam
komponen tarif rumah sakit. Meliputi pendapatan perawat umum, perawat anastesi, bidan, nerS.
7.
Jasa kefarmasian adalah pendapatan kelompok farmasi yang dihasilkan akibat pelayanan
kefarmasian dan merupakan bagrat dari jasa peiayanan rumah sakit yang tercantum daiam
komponen
tarif penjualan obat iian ABIIP. Meliputi apoteker, asisten apoteker
cian
pelaksana farmasi.
8.
Jasa paramedis non keperawatan a
9.
iasa pelaksana teicnis adalah pendapatan kelompok yang dihasiikan akibat peiayanan tenaga
teknis dan merupakanbagian jasapelayananrumah sakit yang tercantum dalam komponen
tarii runrah sakit. it'ieiipuii sopir ambuiance, peiaksaita kamar jenazah.
PasalT Proporsi Besaran Jasa Pelayanan Dalam Tarif Rumah Sakit
l.
Iarii'bukan paker ridak beriaku daiam sistem pembagran rrrsentii ini hingga drlakukan p
2.
emb aha san pener ap arfiry a.
Tarifpaket Proporsi jasapelayanan berdasarkan ketentuan sebagai berikut
. . .
Komposisi Tarif Paket terdiri dari Jasa, Obat dan Jasa
terdiri
Jasa
:
:
ABitr
atas jasa pelayanan dan jasa sarana prasarana rumah sakit
Total Klaim Tarif PaketlBPJS
- ( Totai Kiaim Obat cian ABIIP Apotek +
Operasional BLUD RSUD )
. r
iasa Pelayanan ditetapkan sebesar ct3lo oan jasa Jasa Sarana Prasarana RS ditetapkan sebesar 7 Yo dari jasa
BAIJ iiT
DISTRIBUSI INSENTIF Fasai
I
Sumber Danalnsentif Dari Tarif Bukan Paket
1. Tarif
bukan paket tidak oeriaicu daiam sistem pembagian insentit'
ini hingga ciiiakukan
pembahasan penerapannya.
Pasai
9
t
Sumber Dana Insentif dari Jasa Pelayanan Tarif Paket
i. Direktur rumah sakit menciapatkan 4a/o darrjasa pelayanan dan tidak dilakukan indexing. 2 1% dari ja*apelayanan sebagai jasamanalemen. 3 57 yo ciari jasa pelayanan didistribusikan kepada indiviriu atau kelompok revenue centre .
berdasarkan pola indexing insentif langsung
4. 38 oA masuk POS insentif
sebagai dana insentif tidak langsung dan didistribusikan kepada
seluruh karyawan berdasarkan pola indexing insentif tidak langsung
Pasal 10 Sumber Dana Insentif Dari Keuntungan Usaha Lain
i.
Keuntungan apotek
:
a. Direktur mendapatkan 4 o/o dari keuntungan apotek b. Manajemen mendapatkan L Ti dari keuntungan apotek c. Dana pengembangan apotek 15 Yo dari keuntungan apotek d. Kesejahteraankaryawan apotek 15 Yo dai, keuritungan apotek e. BLUD RSUD 15 o/a dari keuntungan apotek
f. 2.
SewaWarung BLUD RSIID
a. b.
j.
Dana POS insentii 5U ozo ciari keuntungan apotek .
50 7i, sebagar dana darmawanita 5O Yo sebagai dana
POS insentif
Komposisr pembagran dari keuntungan usaha iain sebagar sumber dana rnsentrf yang belum diatur, akan dilakukan pembahasan lebih lanjut.
BAB IV
INDEXING Fasai
11
Tarif Bukan Paket
i.
Tidak berlaku dalam system pembagian insentif
ini hingga dilakukan
pembahasan
penerapannya Pasal 12
Tarif Paket
1. Nilai rentang variable index arfiara 0 sampai dengan
2.
4
Indexing insentif tidak langsung berdasarkan pada variable index :
a.
Basic index utuu index dasur. merupakan penghargaan sebagai insentif dasar bagi
seluruh karyawan yang standarnya diadopsi dari gaji pokok karywwan yang bersangkutan, dengan ketentuan setiap gaji pokokdibagi denganRp. 1.104.350.
Misal : Gaji pokok Pak Bondan Fr:p. 2.922.20A, maka diperloeh nilai basic index sebesar F.':p. 2.922.200/Rp 1.104.350
b.
:
2,65.
Competeney index adalah penghargaan terhadap ku{lifikasi penciiciikan atau ke-irampiian berseriiflkat, terdiri atas
Kualifikasi lCapacity
No
I
capaeity berdasarkan
:
Index
I
SMP
0,4
2
SMA /SMU
0,8
J
D-I
1,2
4
D-II
1,6
5
D- III
2,4
6
D*IV
2,4
7
s.
2,8
8
S . 1 + Profesi ( Dokter Umum/Gigi Apoteker, Ners )
-)-
9
s.2
3,6
10
})nlrfer Srreeiglis
ltugr\al
1
4
pErruruu(afl yailB LrLraK scsuan ucllgall pusrsr KerJa Kafyawarr rltra'K. ur:il(ur
dalam sistem ini.
Misai
:
Seorang sarjana keperawatan bekerja sebagai kepala iata usaha maka
kesarj anaannya tidak berlaku.
Kursus/peiatihan bersertillkat minimai Za jam sesuai ciengan posisr kerya, diiren penghargaan dengan tambahan index sebesar A,2, dengarr ketentuan
.
:
Tidak diiakukan rating.
Berlaku sesuai masa berlaku sertifikat untuk kursus/pelatihan yang acia masa berlakukanya.
Berlaku selamanya untuk kursus/pelatihan yang berlaku seumur hidup dan Berlaku selama 2 tahm untuk kursus/pelatiahan yang tidak ada masa berlakunya dan tidak berlaku seurnur hidup.
Resiko index adalah nilai untuk resiko yang diterima karyawan akibat pekerjaannya. Resiko index terbagi menjadi 4 grade yaitu
i.
:
Resiko Grade I dengan nilai 1 adalah, kemungkinan terjadi resiko kerja yang bersifat fisik ringan apabila karyawan tersebut bekerja sesuai protap
/
SOP.
Termasuk daiam Resiko Gra
Satpam, lnstaiasi Farmasi, IPSRS, lnstaiasi gizlNon Ruangan/Instalasi,
Resiko Grade
II
Adm.
Pol. Jiwa, Pol. Mata, Pol. Jantung, CSSD, Bend. r
Penerima, Pengeiuaran, APtsD.
ii.
Ahli Cizi,
dengan nilai index
2
adalah, kemungkinan terjadi resiko
kerja yang bersil"at inl"eksius potensi sedang. tisik dengan potensi
meskipun karyawan yang
sedang
bersangkutan bekerja sesuai protap /SOP.
I ermasuk dalam Resiko Grade
ll ini adalah : Poli Anak , Poli Kebidanan,
Poli THT, Pol- Kulkel, USG/EKG, Fisiotherapi, R. Mawar, R. Teratai, R. VlP, R. Anggrek, R. Cempaka" Dahlia, Ahli Gizi , Pemulasaran Jenazah,Pol.
HIV, Linen, UTD
.
ll1.
Resiko Grade
III dengan nilai index 3 adalah, kemungkinan
ieqadi resiko
kerja yang bersifat kimiawi, infeksius potensi tinggi, fisik dengan potensi
tinggi meskipun karyawan yang bersangkuiart bekerla sesual protap /SOP. Termasuk dalamResiko Grade trI ini adalah .Laboratonum, Pol. Paru, Pol. Dalam,Pol. Bedah, Pol. Gigi, lGD, Ponek, OK CentraUCyto, ICU, Ponek, R. Isolasi, R. Perinatologi, VK, R. Kenanga,
Ambulance,I*, Dokter
Spesialis
Penyakit Bedah, Dalam, Anak, Obsgyn, Anastesi, Perawat Rujukan. iv. Resiko grade
fV
dengan nilai index
4 adalal; kemungkinan
teriadi resiko
kerla yang bersiiat radiasi, kimiawi cian int-'eksius dengan potensi sarrgat
tinggi meskipun karyawan yang bersangkutan bekerja sesuai protap
SOP.
Termasuk dalamgrade IV ini adalah instalasi radiologi.
Emergency indsx adalah penilaian terha,dap fieks;ensi beban emergenc-v 5rang harus disegerakan. Terdiri dari 4 ( empat ) grade yartu
i.
Grade
i
Garde
I ini adalah . Loketladm ruang
.
emergenoy renciah dengan niiai sama dengan
i.
Termasuk ciaiam
dan instalasi, Fisioterapi, Pol./Instalasi
Gizi, seluruh Polikiini( UTD, IPSRS, Kepegawaian, Yanmed, Rumah tangga, Keperawata4 Keuangan, Medical recard, Kasir, Satpam, Linen, Kamar tuiayai, CSSD.
ii.
Crrade
II, emergengy sedang dengan nilai
Grace
II ini ada'iah : Radiologi, Farmasi, OK Central, Ruang Rawat Inap
sama dengan 2. Termasvk dalam
selain ICU,HD dan VK.
iii.
Grade
tll,
Grade
Itr ini
Emergency tinggi
adalah
:
dengan nrlar sama dengan 3. Termasuk dalam
Laboratoriurq ICU, OK Cyto, Ambulance, FID,
Perawat Rujukan
iv. Grade IV, Emergency sangat tinggi dengan nilai sama dengan 4. Termasuk dalam Grade IV ini adalah : IGD, Ponek, \'i(, Dokter Spesialis Penyakii Bedah, Dalam, Anak, Obsgyn, Anastesi.
Position index adatah penilaian terhadap beban jabatan yang disandang karyawan yang bersangkutan, dengan syarat terdapat SK darigpemerintah atau direktur rumah sakit terdiri atas
:
1
Tidak memiliki
2
Dokterumum, Dokter gigi, Ka. Ru/Diklat,P2HP
I
j ab atan/ staf .
Kasubag, Kasi, J
Index
Kelompok labatan
No
Ka. Instalasi/Ifu. SMF, Ka.
medic/kepe r aw atan.
2
Komite
Dokter spesialis. Bendahara Penerima.
Pengeluaran, APBD,PPTK
J
4
| rcatid. Kabag, Pejabat tekhnis
Presence
indu
adalah, penilaian
4
I
penghargaan terhadap kehadiran sebagai
karyawanrumah sakit dengan ketentuan nilai index per hari sama dengan 0,15 dan satu bulan sama dengan 26 hari.
3.
Indexing insentif langsung berdasarkan pada variable index
:
a. B*sic index merupakan penghargaan yang diberikan terhadap profesi, tangguttg jawab profesi dan lingkup kegiatan profesi, baik individu atau kelompok.
i.
lndexing profbsi Index
No
ii.
Profesi Rawat Inap
Rawat Jalan
I
Dokter Spesialis
4
4
2
Dokter umum/Gigi, Apoteker
3
3
3
Keperawatan/Penu nj ang
2
2
4
Loket, Linen, Km. Mayat.
I
I
Indexing tanggung j'awab profesi Index
No
Profesi
Dokter Spesialis Penyakit
Rawat Ianp
Rawat Jalan
4
4
Bedah,
I
Obsgyn, Anastesi, Dalam, Anak
111.
2
Dokter Spesialis selain poin pertanra
3
3
3
Dokter Umum, Gigi,Apoteker
2
Z
4
Ners
5
Keperawatan/Penunj ang
5
Loket, Linen, Km. Mayat.
1,5 I
1,4
0,5
4,7
Indexing lingkup kegiatan pelayanan profesi :f
1.
Lingkup Kegiatan Dokter Spesialis
No 1
Profesi
Index
Dokter Spesialis Penyakit Dalam,
4
Bedalr, Obsgyn dan Anak 2
Dokter Spesialis Anstesi
a J
.,
Dokter spesialis selain pada poin 1 dan2
2
2.
Lingkup Kegiatan Profesi Selain Dokter Spesialis
a. Kegiatan
.
pelayanan dilakukan sesuai SK penempatan dari direktur
atau fihak yang berwenang mendapatkan index
b.
i.
Karena alasan kompetensi, individu atau kelompok profesi keperawatan dapat mendapatkan tambahan
index
lingkup
kegiatan dan jumlah pasien yang dllayani jika melakukan kegiatan pelayanan diluar lingkup kegiatan sesuai pada poin pertama (a), dengan ketentuan
l)
:
Ada SK Direktur atau Surat 'lugas ciari
i=rhak yang
berwenang tentang tugas tambahan dimaksud.
2)
Index lingkup kegiatan per ruangan sesuai SK penempatan/itgas sebesar I .
3)
lndex lingkup kegiatan per ruangan untuk pasien rawat inap yang dikolsultasikan kepada dokter umum sebesar A,2 dan dihitung satu kali per ruangan dalam satu bulan.
4)
Indexing tambahan index berlaku sebagai insentif Iangsung dan bersifat individu.
iv.
Cara menghitung score variable basic index
1)
Selain dokter spesialis
.
:
a) Nilai index profesi, tanggung jawab profesi
dan lingkup
kegiatan profesi dijumlahkan kemudian dibagi
3
dan
selanjutnya diiakukan scorring.
b)
Untuk indexing tambahan index berlaku keter*van:
i. ii.
Nilai index ruangantidak dilakukanrating Jumlah pasien yang dilayani dilakukan perhitungan sebagaimana pola indexrng yang berlaku pada variabel
jumlah pasien yang dilayani.
2) Untuk
dokter spesialis, nilai index p{ofesi, tanggung jawab profesi
dan lingkup kegiatan profesi dijumlahkan kemudian dilakukan scorring :
b. Rttsio antara jumlah tenxga dengan jumlah pmien yang dilayani, merupakan perbandingan antara jumlah tenaga yang diperlukan sesuai standar pelayanan minimal
(
SPM
)
ketenagaan
dilakukan dengat cara'.
RS
dengan
jumlah pasien yang dilayani, indexing
Pertarna, pemberian kategori jumlah tenaga
1)
:
Kategori Tenaga Sangat Tinggi (TST ), jika jumlah tenaga yang ada dua kali lebih tinggi dari kebutuhan jumlah tenaga yang diperlukan.
2)
( TT ), jika jumlah tenaga
Kategori Tenaga Tinggi
yang ada melebihi
kebutuhan jumlah tenagayang drperlukan tetapi tidak sampai dua kaii.
3)
Kategori Tenaga Cukup
( TC ),lika jumlah tenaga yang ada
sesuai
kebutuhan
4)
Kategori Tenaga Kurang
( TK )" jika jumlah tenaga kurang dan
kebutuhan
Kedua, pemberian kategai jumlah pasien yang dilayani dengan cara
11.
membuat lebar keias
(
intervai
)
berdasarkan distribusi frekwensi.
Pengkategorian dimulai dari lebar kelas terkecil
dengan kategori 4
seianjutnya meningkat sesuai lumiah iebar kelas.
Ketiga, dilakukan tabulasi indexing rasio antara kategori jumlah
lil
dengan kategori jumlah pasien yang dilayani
.
Rasio
lndex
Rasio
Index
Rasio
Index
0,375
TT. A
0,25
TST:A
4,125
I
:A TC:B
0,875
0,75
TST:B
0,625
TK:C TK :D
1,5
TC:-c
1,375
1,25
TST:
C
T,125
2
TC:D
1,875
1,75
TST:D
1.625
TK:E
)\
TC :E
2,375
TT.B TT:C TT:D TT:E
))<
TST:E
2,125
,\"I7 . D Il\ . I'
J
a
,7.l1 . E IL, . I'
LIOtJ
a olf
a
.r'.r! . D
11q
.ro.n
.D I'
n aa< LrV/-J
TK:G
3,5
TC: G
3,375
TT: G
3,25
TST:G
3,125
l'K:H
4
3,875
f'I' :H
3,75
TST:H
3,65
Rasio
Index
TK:A TK:B
o5 '1-
c. Sifat pelayanan,
TC
f!ll
merupakan penghargaan terhadap tata cara pelayafian yafig
dilakukan oleh petugas kepada pasien. Ada dua kategori sifat pelayanan
i.
teruaga
Pelayanan yang bersifat langsung dengan rndex
2
:
adalah merupakan
pemberian pelayanan kepada pasien yang dalam pelaksanaannya harus
diiakukan ciengan
cara
0
iutervensi iangfung kepacia
pasien
bait<
menggunakanperalatanatautidak.Termasukdalamkategoriiniadalah.
a. Rawat Ialan . Pol. OK CerxraBedah,
IGD, Laborutorum, Pol. Anak,
Pol. Dalam, Pol. Gigi, Pol. Jiwa, Pol. Jantung, Pol. Kukel/THT, Pol. Mata,, Pol. Obsgin, Pol. Paru, Pol. LrSG/EKG, Radiologi, Frsioterapi, Pal. Gzi
b.
Rawat Inap : OK CentraUCyto, R. Cempaka, R. Dahlia, Fisioterapi, R.
ICU, IGD, R. Isolasi, R. Kenanga, Km. Mayat, R. Mawar,
R.
Perinatologi, R. Ponek, Radiologi, R. Teratai, UTD, R. \lK, R. Anggrelq
VIP, Ahli Gizi, HD.
ii. Pelayananyangbersifat tidak
langsung dengan index 1 merupakan pemberian
pelayanan kepada pasien yang dalam pelaksanaannya tidak harus dilakukan dengan caraintervensi langsung kepada pasien. Termasuk dalam kategori ini
adalah.
a. Rawat lalan . Farmasi, Loket. b. Rawat Inap : Farmasi, Instalasi Grzi ( non ahli gizi ,,
IPSRS,
Laboratorium, Linen, Loket.
d. trekuensi kontsk d.engan posien, merupakan penghargaan terhadap intensitas pelayanan langsung dan
tidak langsung pada pasien yang didasarkan
kondisi/keadaan pasien.
i.
Indexing frekuensi kontak dengan pasien ruwat inap untuk medis
Dokter
No
Index
Dokter umum ICU, Dokfer I 2 1
4
ii.
1<
DokterumumYK Dokier umurn IGD
Z
Dokter umum ruang perawatan selain ICU.VKdan IGD
1,5
Indexing frekuensi kontak dengan pasien rawat inap untuk non medis
No 1
2 3
4
5
6 7
iii.
Spesialis PenvcLit Redah T)alam Kandrrnrvan Anak *"" - -"J ---""*"D!r" dan Anastesi.
Instalasi/Ruanq Perawatan Instaiasi Gizi, instaiasi Farmasi, iPSRS, Loket, Km Mayat, Linen, Ambulance Laboratorium Radioloei. Fisioteraoi. UTD OK centraVcyto, Ruang Tertai, Mawar, Cempaka, Kenane4 Dahlia IsolasiAnggrek, YIP
Index I 1,5
2
D^-^L rrlr} t vllvNlvu ?5
YK, Perinatologi ICU. HD
4
Indexing frekuensi kontak dengan pasien rawat jalan untuk medis
Dokter
No
Index
I
0
2
0.5
a J
I
4
1,5
5
6
Dokter spesialis
/ Umum Pol.Anak,
JiwaKukel.Paru.HIV, Jantung,Mata
Dokter umum IGD,Ponek.
Dalam,
2
)<
pada
spesialis Bedah, Dokter umum Kebidanan 8
9
Dokter spesialis THT, Dokter
umum
Polikliaik Bedah
Dokter Poliklinik gigi, Dokter spesialis
kontak dengan
prrl.n
ravtatialanuntuk non medis Index
Instalasi/Poliklinik
No I
U
0.5
2
4
Loket, Instalasi farmasi, Pol, Gizi Polilpenunj ng selain y ang telah ditentukan nrlainya
5
Pol. Dalm, Pol. Anak, Fisiot, EKGruSG, Radiologi, Laboratorium, OK
1
I 1,5
2
)\
Poliklinik Giei IGD, P. Mata
6
Resiko
4
Obssin
iv. Indexing frekuensi
J
3,5
.,
8
15
I
4
ind*,,
adalah nllai untuk resiko yang diterima karyawan aklbat
pekerjaannya. Resiko ind'ex terbagi menjadi 4 grade yaitu
Resiko grade
I
dengan nilal'
I
adaLalU
:
kemungkinan terjadi resiko kerja yang
bersifat fisik ringan apabiia karyawan tersebut bekerja sesuai protap Termasuk dalamResiko Gradelini adalah
a. b.
SOP.
.
Rawat Jalan : Loket, Farmasi, Poli Jiwa, Poii Mata, Poli Jantung. Rawat Inap : Loket, Farmasi,Instalasi/lrIon Ahli Gizi, IPSRS
Resiko grade
tt-
i
II
dengan nilai index
2
adalah, kemungkinan terjadi resiko kerja
yang bersifat infeksius potensi sedang, fisik dengan potensi sedang meskipun
karyawan yang bersangkutan bekerja sesuai protap /SOP. Termasuk dalam Resiko Grade tr ini adalah
a.
:
Rawat Jalan : Poli. Anak, Poli. Cbsg, Poii, Kukel, USG, Fisioterapi, Pol.
HIV, Po1.THT, PoVAhli Gzi
b.
Rawat Inap
:
Cempaka, Dahlia, Fisioterapi,
Mawar, Teratat, UTD, R. Anggrek,
Ahli Gizi, Km. Mayat, Linen,
YIP. .
111
.
Resiko grade III riengan nilai index 3 adalah, kemungkinanterjadi resiko kerja yang bersifat
kimiawi, infeksius potensi tinggi, fisik dengan potensi tinggi
meskipun karyawan yang bersangkutan dalam Resiko Grade
a.
Rawat lalan
III ini
-bekerja
sesuai protap iSOP. Termasuk
adalah
. Laboratorium, Poli. Paru, Poli. Dalam, Poli
Gioi Poli OK IGD Ponek
Bedah, Poli
b.
Rawat Inap . Laboratoriom, IGD, Isolasi, ICU,VK. Perinatologi, Ponek, Ok
Central/IGD,Kenanga, HD, Dokter spesialis Bedah, Anah Dalam, Obsgyn, Anastesi.
iv.
Resiko grade
IV
dengan
nilai index 4 adalah" kemungkinanteqadi resiko kerja
yang bersifat radiasi, kimiawi
dan infeksius
dengan potensi sangat tinggi
meskipun karyawan yang bersangkutan bekerja sesuai protap SOP. Termasuk dalam grade IY ini adalah
a.
.b.
f.
.
Rawat Ialan. Radiologi Rawat Inap : Radioiogi
Emergency index adalah penilaian terhadap frekwensi beban emergency yang harus disegerakan. Terdiri dari 4 ( empat ) grade yartu
i.
.
(hade l, emergency rendah dengan index 1. Termasuk tiaiam grade ini adalah
a. b.
:
Rawat Jalan : Loket, Fisioterapi dan Seluruh Poliklinik
Rawat Inap
: UTD,
IPSRS,
Inst Giz|
Fisioterapi, Kamar Mayat,
Loket,Linen
ii.
Grade
a. b.
II, emergency
sedang dengan index 2. Termasuk dalam grade
ini adalah:
Rawat Jalan . Radiologi, Farmasi Rawat Inap : Radiologi, Farmasi, OK Central. R. Cempaka, R. Dahlia, R. Farmasi, R. Isolasi, R. Kenanga, R. Mawar, R. Perinatologi, R. Teratai, R.
Anggrek, VIP.
iii.
Grade
a. b. iv.
III, Emergency tinggi dengan index 3. Termasuk dalam grade ini adalah
:
Rawat Jaian : Laboratoriurn Rawat Inap : Laboratorium, ICU, HD, OK IGD
Grade
lV, Emergency sangat tinggi dengan index 4. Termasuk dalam grade ini
adalah:
a.
Rawat Jalan
: lGD,
Ponek, Dokter Spesialis Bedah, Daiam, Anak dan
Obsgyn
b.
Rawat lnap
.IGD, Poneh YK, Dokier
Sppsialis Penyakit Bedah, Dalam,
Anak, Obsgyq Anastesi.
g.
Jumlah pasien yang ditayani, merupakan penghargaanterhadap banyaknya pasien
yaog dilayani setiap bulan. Indexing dilakukan dengan cara membagi jumlah pasien yang dilayanai oleh instalasilruang rawat inap maupun rawat jalan dengan
jumlah pasien terbanyak yang dllayani oleh instalasilruang rawat inap maupun rawat jalanpadabulan tersebut kemudian dikalikan empat.
BAB V RATING I}AN SCORE Fasai
I
3
Rating Yariabel Index
i.
Rating Variabel lndex lnsentif Tidak Langsung Tarif Paket adalah : Variabel Index
No
Rating
1
Basic Index
I
2
Competency Index
J
J
Resiko Index
3
4
Emersencv Index .OJ
-)
5
Position Index
J
r
n.^^^.^^^ rr\isgiltc
t_!
2. Rating
r.^l^-, .tlrll(ix
A
Variabei Inriex Insentif Langsung Tarif Paket acialah
.
Variabel lndex
No
Rating
I
Basic Index
4
2
Rasio antaratenaga dengan jumlah pasien yang dllayani
J
.,
Sifat Pelayanan
J
4
Frekuensi kontak
J
5
Resiko index
a J
6
E.moraonn, Llrvr SvrrvJ
a
7
Jumlah Pasien
a
inAau rrrLrwn
-')
Fasai 14 Score
1. Score dilakukan setelah indexing dan rating. 2. Setiap individu atau kelompok karyawan pada unit-unit pendapatan
dapat menerima
insentif langsung dengan rumus INSENTIF LANGSUNG Sama Dengan Total Score Individu atau Kelompok Karyawan Dibtgi Total Score Seluruh Karyawan Rumah Sakit Yang &tenerima Insentif Langsung Dikali Dana lnsentif Lanpsung
3.
Setiap karyawan rumah sakit dapat meaerima insentif tidak langsung dengan fllmus
INS'EI{TIF TIDAK LAI{GSUNG Sama Dengan Total Score Individu Karyawan Dibugi insentif Total Score Seluruh KaryawanRumah Sakit Dikali Total Dana PO$ l Pasal 15
Ketentvan-Ketenttuan
1.
Tenaga medis merupakan revenue centre yaflg Jasa pelayanannya bersifat individu dan berlaku ketentuan insentif langsung dan insentiftidak langsung-nya jugabersifat induvidu.
2.
lasa pelayanan revenue centre non medis bersifat kelompok dan beriaku ketentuan sebagai
berikut
:
a. Insentif langsung-nya bersifat kelompok sesuai penempatan
di
instalasi atau ruang
masing-masing kecuali index tambahan lingkup kegiatan.
b. Insentif tidak langsung-nya bersifat individu.
3. Mempertimbangkan keadaan
dilapangan, insentif lalgsung untuk tenaga ners dan tenaga
anastesi telah disepakati ketentuan sebagai berikut
a. Insentif langsung kelompok i. Variabei basic'
tefiaga ners
:
:
itxiex, srJat peiayanan cian Jrekucnsi kontuk niiai inciexnya bersitht
satu kelompok. Misal,
nilai index sifat pelayanan 2 dengan rating 3, jumlah instalasi
dan ruang dimana terdapat tenaga ners ada
8 ruang, maka diperoleh index per
ruarrglinstalasi sebesar 0,25 sehingganrlai score per ruang sebesar 0,75. ri. Variabel rasio antara
jumiah tenaga dengan lumiah pasien, resiko index
dun
jumiuh
pasien yang dilayanai nilai indexnyaberlalco sesuai nilai index pada instalasilruang tersebut.
iii. Yariabel emergency tudex berlaku ketentuan sebagai berikut
:
1) Nilai emergency index ruatrg lGD dibagi bersama dengan kelompok ners ruang ICU.
2) Untuk kelompok ners diluar IGD dan ICU penilaiannya dilakukan detgan
cara
membagi nilai index tertinggi dariruang selain IGD, ICU kemudian dibagi jumlah
ruang dimana terdapat tenaga ners ( mengikuti pola perhitungan pasal 15 ayat
3
huruf a. i )
b. lnsentit iangsung tenatsa anastesi
i.
:
Yariabel basic index, sifat pelayanan, frekuensi kontak dsn resiko index nllai indexnya bersifat satu kelompok. Misal, nilai index sifat pelayanan2 dengan ratrng
3, jumlah instalasi dan ruang dimana terdapat teraga anastesi ada 8 ruang, maka
diperoleh index per ruanglinstalasi sebesar U,25 sehrngga nilai score per ruang sebesar 0,75.
ii.
Variabel rasio antara jumlah tenaga dengan jumlah pasien, emergency inciex dan
jumlah pasien yang dilayanai nilai indexnya berlaku sesuai nilai index pada instalasi/ruang tersebut dan khusus insentif tidak lhngsung, emergency indexnya diambil yang mempunyai niali index tertinggi.
4. 5.
Telah disepakati jumlah tenaga dari seluruh profesi daikategorikan cukup.
Jika dalam satu bulan Instalasi/Ruang/Poliklinik rawat inaplrawat jalan tidak ada pasien
BPJS atau Jamkesda yang dilayani, maka Instalasi/Ruang/Poliklinik tersebut tidak mendap a*an insentif I angsung.
6. Ketentuan padapasal 15 ayx 5 tersebut tidak berlaku untuk Instalasi IPSRS danLaundry. 7. Khusus tenaga dokter non PNS diberlakukan sebagaimanatenaga dokter PNS.
8.
Khusus tenaga ambulance meskipun sebagai revenue centre, ciaiam sistem pembagian insentif ini hanya mendapatkan insentif tidak langsung.
9.
Standar Competency index tertinggi tenaga konirak seiain ciokter cian S-1 dengan profesi
adalah;
a. b.
'
Keperawatan, Keuangan
:
Administrasi, Sopir, Satpam, Tekhnisi, Rumah
Tangga
10. Karya-wan yang mengambii cuti besarlkhusus, tidak mendapatkan 11. Presence index
tr-iir
: SLTA
insentii seiama masa cuti.
untuk dokter spesialis'dianggap satu bulan ( duapuluh enamhari) kecuali
cuti atau qtn yang tidak dapai tiiiakukan kunsui. lZ.Presence index untuk pelayanan on call dihitung 5A Ya
Pasai
i6
Sanksi
i. Karyawan yarrg 2.
ier'uukii mencuri, berjudi, berkeiai insentit ciipotong 50i'o
Karyawan yang terbukti melakukan pelecehan sexual, berselingkuh, menggunakan narkoba, insentif dipotong IAGTI seteiah acia keputusan ciari komite etik rumah sakit.
)-
Karyawan yang membocorkan rahasia RS, insentif dipotong 50%
Pasal 17
Lain-Lain doktertamu diberikan i00 %'
1
Jasa
2
Pendapatan dari
Diklat, Sewa Parkir dan Anjungan Tunai Mandiri (ATM
),Asrama
diberlakukan sebagai sumber dana insentif dari keuntungan usaha lain setelah dilakukan p e mb aha
3.
s
an dengan
p
engelola.
Sistem sidik iari atau kartu dizunakan untuk menshituns.kehadiran karyawan BLUD RSUD
BAB
I/I
PENUTUP n-
1--l rasai i;
Sistem Per:fuagian insentif ini berlaku mulai tanggal L
lanaari2Al4,
darr apabila
di kemudian hariterdapat
kekeiiruan akan ciiiakukan perbaikan sebagaimana me.stinya. f Ditetapkan di Kuala Kapuas
NIP
1964013 18