Macam-macam pengaman trafo: 1. Relay Bucholz Fungsinya mendeteksi adanya tekanan gas yg ditimbulkan oleh loncatan bunga api dan pemanasan setempat pada minyak trafo
2.
Over
-
3.
pressure relay : Rele ini berfungsi hampir sama seperti rele Bucholz, yakni mengamankan terhadap gangguan di dalam trafo. Bedanya rele ini hanya bekerja oleh kenaikan tekanan gas yang tiba-tiba dan langsung mentripkan CB pada sisi upstream-nya.
Differential relay - Berfungsi mengamankan trafo dari gangguan d i dalam trafo antara lain flash over antara kumparan dengan kumparan, kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan ataupun antar kumparan. - Prinsip kerja
a. Membandingkan vektor arus I 1 dan i2 atau I1 dan I2. b. CT 1 dan CT 2 harus mempunyai mempunyai harus mempunyai rasio sedemikian , sehingga sehingga I1 = i2 c. Sambungan dan polaritas CT1 dan CT2 harus betul 4.
Thermal rele : - Berfungsi untuk mengamankan trafo tr afo dari kerusakan isolasi kumparan, akibat adanya panas berlebih yang ditimbulkan d itimbulkan oleh arus lebih ( over current ). P arameter yang diukur oleh rele ini adalah kenaikan temperatur. - Arus yang terlalu besar yang timbul pada trafo distribusi akan mengalir pada belitan trafo yang dapat menyebabkan kerusakan dan terbakarnya belitan trafo. Untuk menghindari hal itu dipasang termal beban lebih pada alat pengontrol. Pada thermal overload relay ini terdapat 2 pasang titik kontak. Masing ± masing adalah titik kontak terbuka (NO) dan titik kontak tertutup (NC). Prinsip kerja termal beban lebih berdasarkan panas (temperatur) yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui elemen-elemen pemanas bimetal. Dan sifatnya pelengkungan bimetal akibat panas yang ditimbulkan, bimetal akan menggerakkan kontak-kontak mekanis pemutus rangkaian listrik.
5. Relai pengaman tangki Relai bekerja sebagai pengaman jika terjadi arus mengalir pada tangki, akibat gangguan fasa ke tangki atau dar i instalasi bantu seperti motor kipas, sirkulasi dan motor-motor bantu yang lain, pemanas, dll. Arus ini sebagai pengganti relai diferensial sebab sistim relai pengaman t angki biasanya dipasang pada trafo yang tidak dilengkapi trafo arus disisi primer dan biasanya pada t rafo dengan kapasitas kecil. Trafo dipasang diatas isolator sehingga tidak terhubung ke tanah kemudian dengan menggunakan kabel pentanahan yang dilewatkan melali trafo arus dengan tingkat isolasi dan ratio yang kecil kemudian tersambung pada relai tangki tanah dengan ratio Trafo arus antara 300 s/d 500 dengan sisi sekunder hanya 1 Amp 6.
OCR
( Over Current Rele) : Berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap gangguan hubung singkat antar fasa di dalam maupun diluar daerah pengaman transformator. Juga diharapkan relai ini mempunyai sifat komplementer dengan relai beban lebih, relai ini berfungsi pula sebagai pengaman cadangan pada bagian instalasi lainnya.
7. Relai gangguan tanah terbatas (Restricted Earth fault Relay ) Relai ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap tanah didalam daerah pengaman transformator, khususnya untuk gangguan didekat titik netral yang tidak dapat dirasakan oleh relai differensial. 8. Relay Jansen Fungsinya mengamankan pengubah Tap (tap Ghangger) dan trafo
Macam ± macam relay pada gardu induk tegangan tinggi
No
Nama Relay
Fungsi dan Kegunaan
1
Relay Jarak (Distance relay)
Untuk mendeteksi gangguan fasa ± fasa / fasa ± tanah.
2
Relay defrensial pilot kabel (Pilot Wire Diferensial Relay).
Untuk mendeteksi gangguan fasa ± fasa /fasa ± tanah pd SUTT/SKTT
3
relay Arus Lebih Berarah (Disrectional Over Current Relay)
Untuk mendeteksi gangguan fasa ± fasa pada satu arah.
4
Relay Arus Lebih
Untuk mendeteksi gangguan fasa ±fasa / fasa ± tanah pada SUTT / SKTT, relay ini sebagai pengaman cadangan pada SUTT / SKTT
5
Relay Gangguan Tanah Berarah.
Untuk mendeteksi gangguan SUTT terhadap gangguan fasa ± tanah.
6
Relay Gangguan Tanah Selektif.
Untuk mendeteksi gangguan SUTT terhadap gangguan fasa ± tanah.
7
Relay Tegangan Lebih
8
Relay Penutup Balik (Reclossing relay / Reclosser)
Untuk menormalkan kembali gangguan yang terjadi pada SUTT / SKTT saat terjadi gangguan yang bersifat Temporer / Sesaat
9
Relay Frekwensi kurang (Under Frekwensi)
Untuk melepas PMT pada SUTT / SKTT bila terjadi peneurunan Frekuensi pada sistem
Untuk mendeteksi gangguan pada SUTT / SKTT terhadap tegangan lebih
Macam ± macam relay pada gardu induk tegangan menengah
1.
Rele Penutup Balik ( Auto Recloser Relay ) Rele Penutup Balik / Auto Reclose Relay (AR) merupakan rele yang berfungsi untuk memberi perintah close setelah proteksi utama penghantar memberi perintah trip. apabila gangguan bersifat temporer maka posisi terkahir PMT setelah ada perintah close dari PMT adalah dalam kondisi tertutup dan sistem kembali normal. apabila gangguan bersifat permanen maka AR akan memberi perintah close setelah PMT trip, namun PMT akan kembali ditripkan lagi oleh proteksi utama.
2.
DGR ( Directional Ground Relay ) Rele Directional Ground ( DGR ) adalah Rele yang digunakan untuk medeteksi gangguan phasa ± ground. . DGR bekerja berdasarkan komponen arus dan tegangan residu yang timbul akibat terjadinya gangguan hubung singkat 1 fasa ke tanah. DGR terjadi trip biasanya akibat pohon atau layang-layang yang menempel pada jaringan distrbusi dan bisa juga diakibatkan oleh petir. Proteksi/rele DGR hanya dapat membaca gangguan jika beberapa syarat berikut di bawah ini terpenuhi : 1. Arus gangguan sudah melebih settingan. 2. Tegangan (kV nol) memenuhi. 3. Sudut/ polaritas gangguan sesuai.
DGR bekerja seperti gambar di bawah ini :
Saat terjadi gangguan 1 fasa ke tanah, maka akan mengalir arus menuju titik gangguan, melalui tahanan gangguan (Rf) dan menuju sumber melewati tahanan pentanahan netral. Arus gangguan ini hanya mengalir pada fasa yang terganggu, sehingga mengakibatkan timbulnya arus residu yang akan dideteksi oleh ZCT.
3.
UFR
( Under Frekuency Relay ) Dalam sistem tenaga listrik matinya unit pembangkit secara tiba-tibaakan menyebabkan penurunan frekuensi secara cepat. Jika terusdibiarkan maka gangguan ini akan menyebabkan pembangkit yang lain tidak sanggup memikul beban dan akibatnya pembangkit akan melepaskan diri dari sistem. Untuk menghindari hal ini terjadi maka dibuatlah sistem proteksi dengan menggunakan UFR / Rele Frekuensi Kurang . UFR ini berfungsi untuk mendeteksi frekuensi yang ada pada system tenaga listrik di PT. PLN Tarakan dan menjaga keseimbangan antara beban dengan daya yang disalurkan dengan cara melepas beban.Berikut adalah Tahap Tahap UFR yang telah diatur pada saat frekuensi turun.
4.
OVR
5.
Rele Arus Lebih ( Over Current Relay ) Rele ini berfungsi untuk memproteksi SUTM terhadap gangguan antar fasa atau t iga
( Over Voltage Relay ) OVR atau Rele Tegangan Lebih bekerja berdasarkan kenaikan tegangan mencapai/melebihi nilai settingnya berfungsi untuk mendeteksi tegangan yang melebihi settingnya.