Bab 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di dalam dunia perkembangan arsitektur, tentunya sangat erat dengan sejarah, kesenian dan kebudayaan. Jika kita berbicara tentang kebudayaan maka kita tidak akan bisa lepas dari unsur manusia. Jika kita bebicara tentang sejarah maka kita tidak akan lepas dari unsur waktu, dan unsur waktu yang dimaksud adalah waktu yang lampau. Dulu pada zaman purba arsitektur hanyalah sebuah karya yang sangatlah sederhana yang hanya berfungsi hanya sebagai perlindungan diri dari alam. Seiring berjalanya waktu dari pemikiran yang bisa dikatakan masih primitif berkembang menjadi munculnya lukisan-lukisan, patung, tempat pemujaan dan sebagainya seiring dengan berkembangnya pola pikir manusia itu sendiri. Yang mulanya dari hanya tempat berlindug saja berkembang menjadi bukan hanya tempat berlindung mungkin ada tempat ibadah, tempat ternak, tempat kerja dan tempat-tempat yang mungkin bahkan tak terfikirkan oleh manusia-manusia primitif zaman dulu.
Seiring berkembangnya zaman, iptek, kebudayaan, teknologi dan bahkan manusia berkembang begitu pesat hingga mungkin mereka akan tertinggal mengikuti perkembangan yang mereka ciptakan sendiri karena begitu pesatnya dan semua hal itu juga akan berpengaruh di bidang arsitektur.
Rumusan Masalah
Perkembangan pemikiran-pemikiran baru dalam bidang arsitektur seperti dekonstruksi, posmo, dan lain lain seolah diikiuti oleh arsitek-arsitek indonesia. Namun kenyataanya malah bukan esensi atau gagasan yang digunakan untuk membangun tetapi hanya hasil akhirnya saja yang ditiru.
Tujuan
Tujuan menulis makalah ini adalah untuk memberikan sedikit referensi mengenai perkembangan arsitektur di indonesia, karena aseperti yang kita lihat di Indonesia bahwa sedikit sekali tulisan-tulisan yang mengacu pada arsitektur.
Di negara maju, setiap muncul karya arsitektur maka akan selalu diikuti dengan serangkaian kritik dan apresiasi melalui media cetak maupun media elektonik. Sedangkan bila kita lihat di Indonesia nampaknya tidak ada yang namanya critical disource. Padahal tanpa adanya wacana kritik yang hidup dan berkesinambunagn melalui media pers maka kemungkinan tidak akan muncul karya-karya baru yang berani, dan anggun.
PEMBAHASAN
Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari terjemahan kata kultur. Kat akultur dalam bahas latin cultura berarti memelihara, mengolah, dan mengerjakan. Kebudayaan adalah suatu yang tidak terbatas nilai cakupanya pada hal-hal yang kasat mata tentang manusia melainkan juga menyangkut hal-hal abstrak. Pendek kata kebudayaan adalah ilmu yang mempelajari tentang hidup kita. Karen denga akal budi manusia akan selalu berbudaya. Kebudayaan akan mencakup segala kesadaran, sikap, dan perilaku hidup manusia. Dari lahir sampai mati manusia akan menciptakan budaya.
Perkembangan Arsitektur
Sampai saat ini sudah sangat banyak tulisan ataupun dokumen tentan pengamatan perkembangan arsitektur dan dari tulisan-tulisan tersebut banyak yang mengacu pada perkembangan arsitektur zaman lampau dibandingkan engan perkembngan arsitektur yang sekarang ini. Dan satu hal yang lebih menyedihkan adalah orang–orang asinglah yang menulis sejarah perkembangan arsitektur indonesia dibandingkan dengan orang lokal.
Arsitektur adalah suatu karya tangan manusia dalam kebudayaanya yang menunjukan perkembangan suatu bangsa umat atau kaum itu. Sepertihalnya arsitektur zaman lampau. Arsitektur zaman lampau tidak meninggalkan petunjuk secara otentik melaikan hanya meninggalkan sisa-sisa bangunan yang masih bisa ditemukan dan diteliti tentunya.
Pengaruh Hindu, Budha, Islam, Kristen semuanya memiliki ciri dan zaman masing-masing dan itu dapat kita lihat di candi, masjid, dan gereja. Bila kta mengamati candi maka konsep perancangannya adalah pengolahan massa solid. Sedangakn ungkapan arsitektur di Bali menggunakan konsep perancangan tata ruang. Bangunan masjid, gerejja, dan bagunagn sakral lainyadalam perkembangannya selalu disesuaikan dengan zaman, adat, kebudayaan, dan juga kondisi lingkungna pada waktu itu.
Konsep perancangan dan penyelesaian komponen banguan bagi bangunan tradisional di Indonesia telah dikembangan dengan baik dan merupakan tonggak perkembangan tersendiri. Penyelesaian struktur, akustik dan penghawaan telah diperhatikan sejak awal perancanganya erancangannya, tidak kalah denganp erkembangan arsitektur di negara lain. Namun dalam periode penjajahan, banguna-bangunan umum dan rumah itnggal mendapatkan pengaruh luar seperti portugis, inggris dan belanda. Pada beberapa kota di indonesia, terutama di jakarta, masih di temukan beberapa copy bangunan yang memiliki konsep dan patokan yang masih berlaku di negara asalnya. Namun perkembangan ungkapan selanjutnya dilakukan proses asimilasi yang merupakan perpaduan dari beberapa konsep perancangan banguna-bangunan asing dan lokal. Dan lama-kelamaan akhirnya bangunan dengan konsep seperti itu menjadi bangunan dengan karakter tersendiri. Salah satu yangg menonjol adalah ungkapan arsitektur indicsh, yang berkembang pada perulaan abad ini di jawa dan kepulauan lainyah di Indonesia.
Perkembangan arsitektur indonesia sesudah indonesia merdeka ditunjukan oleh karya-karya arsitektur yang memberikan suatu corak perkembangan tersendiri. Ungkapan arsitekturnya disesuaikan dengan tantangan, pengaruh perkembangan teknologidan bahan bangunan yang berkembang pesat ajhir-akhir ini. Perkembangan konsep perancangan juga erjalan dengan cepat. Perkembangan tidajk hanya dipengaruhi oleh perkembangan tata ruang atau tata massa bangunan saja, tapi juga terpengaruh oleh nilai sosial dan budaya serta ekosisitem yang berubah dengan cepet beberapa dekade ini.
Tokoh-tokoh arsitek seperti silaban, suyudi, suhartono susilo, robi sularto, han awal dan sederetan nama lainya telah mencoba merintis konsep-konsep perancangan baru, dalam usaha mencari arstitektur Indonesia. Namun pada umumnya para arsitek kurang memperhatikan penembangn konsep perancangandalam menyelesaikan suatu perancangan.
Pembaruan konsep perancangan tidak berarti pembaruan komponen bangunan. Pembaruan kompnendari berbagai macam dan langgam bangunan lain. Hal ini menjurus pada ungkapan "Arsitektur Eklektis". Penggunaan tiang Yunani dan jendela Spanyol yang banyak bermunculan akhir-akhir ini, merupakan petunjuk adanya perkembangan seperti itu. Dan hal-hal itu tentunya akan kurang menguntungkan untuk memunculkan arsitektur kepribadian Indonesia.
Cepatnya perkembangan penduduk, perkembangan keanekaragaragaman kebutuhan fasilitas, masih adanya masalah kemiskinan dan distribusi yang belum usai, merupakan sebuah tantangan dalam dunia perkembangan arsitektural.
Arsitektur Anonimus
Perkembangan arsitektur sebenarya tidakhanya tergantungg pada kemampuan para arsitek ataupun para perancang bangunan saja, namun juga banyak yang tergantungg dari apresiasi dan dan tanggapan masyarakat. Akhir-akhir ini seringg sekali terkihat keadaan bahwa para perancang terpaksa mengikuti selera masyarakat. Sepert bangunan-bangunan bergaya romawi dan yunani yang belakangan ini di gemari oleh masyarakat, dan mungkin hal itu akan menjadi sebuah periode perkembangan arsitektur di indonesia. Namun, timbul keprihatinan oleh beberapa pihak bahwa "apakah arsitektur seperti itu akan menjadi arah perkembangan arsitektur di indonesia?"
Memang ada pendapat yang mengatakan bahwa sudah banyak sekali bangunan yang dibangun tanpa arsitek (arsitektur anonimus).
Seperti yang kita ketahui bahwa masalah terbesaryang sedang melanda bumi kta ini adalah masalah perkembangan penduduk yang begitu pesatnya, teknologi dan iptek, semakinn terbatasnya sumberdaya alam yang menharuskan para perencana dan arsitek untuk segera tantangan tantangan yang sedang heboh.
Pergeseran Ciptaan Arsiektur
Jika kita melihat kembali perkembangan arsitektur selama beberapa abad beakangan ini, maka kita akn menemukan beberapa perubahan yang mendasar tentang cara orang membangun. Perubahan ini adalah perubahan ciptaan arsitektur yang bergeser dari yang semula ciptaan tangan menjadi mekanisasi atau industri. Dahulu karya arsitektur adalah produksi setempat yang dirancang dan dinbangun ditempat pula. Cara membangun kini makin lama makin berubah menjadi kegiaatan yang dilakukan selain lokasi pembangunan dan dengan bahan bangunan yang bukan bahan setempat. Jika dulu para arsitek menjadi pencipta tunggal dari ciptaanya maka sekarang ia menjadi koordinator kreasi arsitek.
Arsitektur tradisional indonesia merupakan hasil karya tangan-tangan para tukanng/seniman demikain, yang sejak generasidari generasi menurunkan keterampilan ketrampilan kerajinan tangan. Dengan pergeseran dari kerajian tangan menjadi prefabrication, maka kemungkinan besar salah satu kebudayaan akan lenyap.
Gejala bahwa arsitektur akan bergeser dari lokalmenuju internasioanal memang ada karena penggunaan komponen-komponennn bangunan yang sama tadi. Di sampinng itu, hubungan anar negara yang kian mudah hingga pengaruh karya arsitektur luar negeri tidak dapat dihindarkan.
REKOMENDASI
Disamping bahan bangunan produksi teknologi maju, penggunaan bahan lokal seperti batu bata, genting, kayu, bambu, dan lain-lain. Hasil produksi rakyat harus tetap dianjurkan. Seorang arsitek harus bisa atau ikut menunjang pembinaan dan pengembangn ndustri rakyat.
Seni kerajinan yan berbagai macam di Indonesia harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mendapatkan ciri arsitektur modern Indonesia.
Keanekaragaman dalam arsitektur modern di Indonesia harus tetap dikembangkan sesuai dengan keanekaragaman budaya daerah masing-masing. Agar menjadi ciri yang benar-benar khas dari Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Sumintardja, Djauhari. 1978. Kompendium Sejarah Arsitektur JILID 1. Yayasan Lembaga masalah bangunan, Bandung.
Endaswara, Suwardi. 2012. Metodologi Penelitain Kebudayaan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Atmadi, Parmono. Sidharta. Bismo Sutedjo, Suwondo. Budiharjo, Eko. 1997. Perkembangan Arsitektur dan Pendidikan Arsitek di Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Sopandi, Setiyadi. 2013. Sejarah Arsitektur Sebuah Pengantar. Gramedia, Jakarta.
Boediono, Endang. Sejarah Arsitektur. Kanisius, Yogyakarta.
Laurens, Joyce Marcella. 2004. Arsutektur dan Perilakau Manusia. Grasindo, Jakarta.
Pengaruh Perembangan Kebudayaan Terhadap Seni Arsitektur di Indonesia
4 " Page
April 2, 2014
April 2, 2014