PENGARUH PERUSAHAAN KELUARGA TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA DAN MALAYSIA NORA SABRINA SIRAIT 1 DWI MARTANI Universitas Indonesia Abstract Family firms have agency conflict between majority and minority shareholders. The purpose of this study is to examine the effect of family firms on tax avoidance. The sample was all manufacturing firms listed on Indonesia Stock Exchange and Bursa Malaysia during 2007-2011. The hypothesis was test by using four tax avoidance measurements: total booktax difference, temporary book-tax difference, permanent book-tax difference, and abnormal book-tax difference. The results prove that family firms have positive effect on tax avoidance. Another result is Malaysia firms avoid tax more than Indonesia firms do. In Indonesia, family firms have significant effect on tax avoidance; however, in Malaysia there is no significant effect. Keywords: tax avoidance, family firms, family ownership, book-tax difference
1
Paper ini merupakan bagian dari skripsi Nora Sabrina Sirait dibawah bimbingan Dwi Martani pada program S1 Akuntansi FEUI, semester gasal 2013/2014.
1.
Pendahuluan Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang. Karena signifikannya beban pajak yang ditanggung oleh perusahaan dan pemiliknya (pemegang saham), dapat diduga pemegang saham menginginkan penghindaran pajak (Chen et al., 2010). Perusahaan menghindari pajak dengan memanfaatkan regulasi tidak jelas untuk memperoleh outcome pajak yang menguntungkannya (Dyreng, Hanlon, dan Maydew, 2008). Perkembangan literatur empiris menggabungkan masalah keagenan dalam menganalisis penghindaran pajak perusahaan (Hanlon dan Heitzman, 2010). Melalui efisiensi pajak, maka kesejahteraan pemegang saham akan meningkat (Hanlon dan Heitman, 2010). Karenanya, struktur kepemilikan menjadi faktor penting penentu penghindaran pajak (Desai dan Dharmapala, 2008). Hanlon dan Heitzman (2010) mendefinisikan penghindaran pajak secara luas yaitu pengurangan tarif pajak eksplisit yang merepresentasikan serangkaian strategi perencanaan pajak mulai dari manajemen pajak (tax management), perencanaan pajak (tax planning), pajak agresif (tax aggressive), tax evasion, dan tax sheltering. Dalam perusahaan keluarga, terdapat masalah keagenan yang unik yaitu konflik yang lebih besar antara pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham minoritas, dan konflik yang lebih kecil antara pemilik dan manajer. Kehadiran pendiri perusahaan sebagai pemegang saham mayoritas dalam perusahaan keluarga berdampak pada penghindaran pajak perusahaan. Dalam hal penghindaran pajak, perusahaan keluarga menanggung potensi manfaat dan biaya yang lebih besar dari pada perusahaan nonkeluarga (Chen et al., 2010). Hal ini disebabkan pemilik saham keluarga memiliki proporsi saham yang lebih besar dan jangka waktu investasi yang lebih panjang. Perusahaan keluarga mungkin menghindari lebih banyak pajak karena pemilik keluarga memperoleh manfaat besar dari penghematan pajak tersebut. Di sisi lain, pemilik keluarga juga mungkin menanggung biaya yang lebih besar dari penghindaran pajak akibat jangka waktu investasi yang panjang dan kepedulian pada reputasi keluarga. Karenanya, mungkin saja perusahaan keluarga lebih sedikit menghindari pajak dibandingkan perusahaan non-keluarga. (Chen et al., 2010). Penelitian ini mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Chen et al. (2010). Dalam penelitian tersebut Chen et al. meneliti apakah agresifitas pajak perusahaan
keluarga lebih rendah daripada perusahaan non-keluarga. Modifikasi pada penelitian adalah penelitian ini menggunaan pengukuran penghindaran pajak yang berbeda yaitu total book-tax difference, temporary book-tax difference, permanent book-tax difference, dan abnormal book-tax difference. Penelitian ini juga meneliti penghindaran pajak di dua negara yaitu Indonesia dan Malaysia. Kedua negara tersebut merupakan negara yang ideal untuk meneliti mengenai pengaruh kepemilikan keluarga. Indonesia dan Malaysia merupakan negara dengan persentase kepemilikan keluarga pada perusahaan publik tertinggi di regionalnya, kemudian disusul oleh Hong Kong (WanHussin, 2009). Pemerintah di kedua negara tersebut juga mulai melakukan reformasi peraturan perpajakannya paska krisis ekonomi 1997. Salah satu bentuk perubahan peraturan yang terjadi adalah telah terjadi beberapa kali perubahan tarif pajak penghasilan badan di kedua negara tersebut. Isi jurnal ini terdiri dari bagian-bagian berikut. Pada bagian pertama membahas pendahuluan. Bagian kedua membahas teori yang digunakan sebagai dasar penelitian. Bagian ketuga membahas metode penelitian. Bagian keempat dan keluma membahas analisis dan pembahasan. Bagian kelima membahas kesimpulan. Bagian ketujuh membahas keterbatasan penelitian dan saran penelitian selanjutnya.
2.
Tinjauan Teoritis
2.1 Perusahaan Keluarga Pemilik saham keluarga dalam suatu perusahaan merupakan pemegang saham khusus yang memiliki struktur insentif unik. Pemilik saham keluarga memiliki pengaruh suara yang kuat dalam perusahaan dan motif yang sangat kuat untuk mengelola perusahaan (Anderson, Mansi, dan Reeb, 2003). Pemilik saham keluarga berbeda dengan sekedar pemegang saham biasa berkenaan dengan dua karakteristik yaitu perhatian keluarga pada kemampuan perusahaan bertahan dalam jangka panjang dan reputasi keluarga dan perusahaan. Karakteristik pertama, keluarga peduli pada kemampuan perusahaan bertahan pada jangka panjang. Kepedulian ini timbul karena umumnya pemilik saham keluarga tidak mendifersifikasikan portofolionya dan mereka ingin mewarisi perusahaan tersebut kepada keturunannya. Mereka lebih mementingkan maksimalisasi nilai perusahaan (firm value) dibandingkan nilai pemegang saham(shareholder value). Karakteristik kedua, pemilik keluarga peduli pada reputasi keluarga dan perusahaan. Kepedulian ini terkait konsekuensi ekonomi jangka panjang yang akan dirasakan dari reputasi yang
baik. Karena investasi keluarga bersifat jangka panjang, pihak eksternal akan berhadapan dengan pengelola perusahaan yang sama dalam jangka panjang. Pihak eksternal akan berekspektasi pengelola perusahaan bertindak konsisten di masa depan. Karena itu, jika perusahaan melakukan tindakan eksploitasi, pihak eksternal akan beranggapan perusahaan akan melakukan eksploitasi lagi di masa depan karena pengelola perusahaan tidak berubah.
2.2 Penghindaran Pajak Pajak merupakan biaya yang signifikan bagi perusahaan serta menjadi pengurang arus kas yang tersedia bagi perusahaan dan pemegang saham. Hal ini menjadi insentif bagi perusahaan untuk pengurangi pajak melalui aktivitas penghindaran pajak (Chen et al., 2010). Satu rancangan transaksi dapat mengurangi present value dari pembayaran pajak, tetapi jika penghematan tersebut menyebabkan biaya non-pajak yang lebih besar pada area lain di organisasi, transaksi tersebut bukan merupakan perencanaan pajak yang efisien (Klassen, 1997 dalam Yin dan Cheng, 2004). Dalam membuat keputusan penghindaran pajak, manager mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan penghindaran pajak terlebih dahulu. Manfaat utama yang diperoleh dari penghindaran pajak adalah penghematan pajak yang lebih besar. Penghematan ini memang menjadi keuntungan bagi pemegang saham, tetapi manajer sebagai pembuat keputusan juga memperoleh keuntungan apabila kompensasi manajer ditentukan dari usaha efisiensi manajemen pajak baik secara langsung maupun tidak langsung. Penghindaran pajak juga dapat memberi reaksi baik pada pasar. Ketika pasar berekspektasi bahwa beban pajak perusahaan naik, maka akan timbul reaksi negatif. Jika pasar berekspektasi bahwa pengungkapan meningkat maka timbul reaksi positif (Frischman et al, 2008). Dengan demikian, untuk menghindari reaksi negatif, perusahaan harus dapat menghindari pajak tetapi harus dapat mempertahankan tingkat pengungkapan yang memadai. Manajemen juga dapat memanfaatkan komponen penghindaran pajak sementara untuk menghindari penurunan laba (Kasipillai dan Maharthiran, 2013). Manfaat lain dari penghindaran pajak adalah pembuat keputusan dapat menggunakan penghindaran pajak untuk melakukan atau menyelubungi rent extraction. Tindakan penghindaran pajak sering dilakukan melalui transaksi yang rumit dan dirancang untuk menghindari pendeteksian dari pemeriksa pajak atau menutupi tujuan utama aktivitas rent extraction.
Penghindaran pajak juga menimbulkan biaya. Perencanaan penghindaran pajak juga membutuhkan investasi waktu, usaha, dan biaya transaksi yang besar. Umumnya perusahaan berharap dapat melaporkan penghasilan kena pajak yang rendah namun perusahaan juga peduli pada tingkat laba yang dilaporkannya (Yin dan Cheng, 2004). Saat perusahaan menghindari pajak, penghasilan kena pajaknya akan semakin rendah. Pemeriksa pajak lebih mengawasi perusahaan yang melaporkan perbedaan laba buku dan pajak yang besar (Cloyd et al, 1996). Jadi, peluang perusahaan diperiksa semakin besar dan potensi sanksi dari pemeriksa pajak semakin besar. Jika perusahaan tidak ingin perbedaan buku dan pajak yang besar, perusahaan bisa memanajemen laba akuntansi dan pajak bersama-sama. Jika perusahaan menunda penghasilan kena pajak agar dapat memperoleh kewajiban pajak lebih sedikit, laba buku juga akan berkurang. Dengan demikian, penghindaran pajak dapat menyebabkan perusahaan melaporkan laba bersihyang lebih sedikit (Yin dan Cheng, 2004). Jika perusahaan tidak dapat mengkomunikasikan nilai dari penghindaran pajak ini kepada pemegang saham,
laba bersih yang rendah dianggap sebagai nilai
perusahaan yang rendah. Pemegang saham berpotensi melakukan price discount. Apalagi jika pemegang saham eksternal menilai manajer menggunakan penghindaran pajak untuk menyelubungi aktivitas rent extraction maka pemegang saham yang merasa dirugikan akan melakukan price discount.
2.3 Pengaruh Perusahaan Keluarga terhadap Penghindaran Pajak Di Indonesia, Sari (2010) meneliti tentang pengaruh karakteristik perusahaan dan tindakan pajak agresif. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa kepemilikan keluarga berpengaruh positif terhadap tindakan pajak agresif perusahaan. Namun dalam hasil regresi hanya pengukuran pajak agresif dengan tax plan saja yang memberi nilai yang signifikan. Di Malaysia, Kasipillai dan Maherthiran (2013) meneliti tentang deferred tax, earnings management, dan corporate governance. Penelitian ini ditujukan untuk melihat bagaimana sturktur kepemilikan mempengaruhi earnings management perusahaan yang dilakukan melalui penghindaran pajak sementara. Penemuan tersebut menemukan bahwa struktur kepemilikan mempengaruhi hubungan penghindaran pajak dan manajemen laba. Perusahaan dengan kepemilikan pemerintah atau pun perusahaan dengan konsentrasi kepemilikan memanfaatkan komponen-komponen penghindaran
pajak sementara untuk menghindari penurunan pendapatan. Sebelumnya, Maherthiran dan Kasipillai (2012) juga telah meneliti mengenai struktur kepemilikan dan kebijakan pajak di Malaysia. Penelitian menemukan bahwa perusahaan di Malaysia terlibat dalam strategi perencanaan pajak multi-tahun saat terjadi penurunan tarif pajak dari tahun 1999 sampai dengan 2009. Selama periode tersebut perusahaan publik di Malaysia memiliki insentif untuk melakukan penghindaran pajak melalui manajemen berbagai komponen book-tax liability. Chen et al. (2010) meneliti tentang pengaruh karakteristik perusahaan keluarga terhadap pajak agresif dengan menggunakan sampel 1.003 perusahaan dalam S&P 1500 index tahun 1996-2000.Hasil penelitian Chen et al (2010) menunjukkan bahwa perusahaan keluarga tidak lebih agresif dari perusahaan non-keluarga dalam menghindari pajak. Hasil ini menunjukkan bahwa pemilik keluarga bersedia menghindari manfaat dari penghindaran pajak untuk menghindai biaya jika terjadi price discount dan potensi sanksi pajak serta memburuknya reputasi perusahaan / keluarga saat terjadi penghindaran pajak. Di perusahaan keluarga, manfaat dan biaya dari penghindaran pajak sangat berhubungan karakteristik khusus perusahaan keluarga yang telah dijelaskan sebelumnya. Karakteristik perusahaan keluarga membuat pemilik keluarga akan merasakan manfaat penghindaran pajak yang lebih besar dibandingkan manajer di perusahaan non-keluarga. Karena proporsi kepemilikan yang tinggi, pemilik keluaga memperoleh penghematan lebih besar. Ditambah lagi pengaruh pemilik keluarga yang besar pada perusahaan membuat peluang penghindaran pajak lebih besar. Namun demikian, biaya yang ditanggung oleh pemilik keluarga juga lebih besar. Masalah keagenan di perusahana keluarga menyebabkan pemegang saham minoritas yang merasa dirugikan dari penghidaran pajak akan menyikapinya dengan melakukan price discount. Selain itu, tindakan penghindaran pajak meningkatkan peluang perusahaan diaudit oleh pemeriksa pajak. Jika perusahaan terkena sanksi perpajakan, sebagai pemegang saham mayoritas, pemilik keluarga akan menanggung biaya yang lebih besar. Pemeriksaan pajak juga dapat memberi reputasi buru pada perusahaan dan keluarga. Penelitian Chen et al (2010) menunjukkan bahwa perusahaan keluarga memiliki tingkat penghindaran pajak yang lebih rendah dibandingkan perusahaan non-keluarga. Berbeda dengan penelitian tersebut, penelitian Sari (2010) pada perusahaan di Indonesia menunjukkan bahwa perusahaan keluarga menghindari pajak lebih tinggi dari
perusahaan non-keluarga. Hal ini bisa terjadi karena di Indonesia, perusahan keluarga tidak terlalu memperhitungkan reaksi pasar dalam pembuatan keputusan. H1 : Kepemilikan keluarga berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak perusahaan.
3.
Metode penelitian Untuk
menguji
hipotesis
apakah
perusahaan
keluarga
mempengaruhi
penghindaran pajak, penelitian ini menggunakan analisis regresi dengan persamaan: 𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐢𝐢𝐢𝐢 =
𝛂𝛂 + 𝛃𝛃𝟏𝟏 𝐅𝐅𝐅𝐅𝐅𝐅 + 𝛃𝛃𝟐𝟐 𝐂𝐂𝐂𝐂𝐂𝐂𝐂𝐂𝐂𝐂𝐂𝐂𝐂𝐂𝐢𝐢𝐢𝐢 + 𝛃𝛃𝟑𝟑 𝐒𝐒𝐒𝐒𝐒𝐒 𝐢𝐢𝐢𝐢 +
𝛃𝛃𝟒𝟒 𝐑𝐑𝐑𝐑𝐑𝐑 𝐢𝐢𝐢𝐢 + 𝛃𝛃𝟓𝟓 𝐋𝐋𝐋𝐋𝐋𝐋𝐋𝐋𝐋𝐋𝐋𝐋𝐋𝐋𝐋𝐋𝐢𝐢𝐢𝐢 + 𝛃𝛃𝟔𝟔 𝐒𝐒𝐒𝐒𝐒𝐒𝐒𝐒𝐢𝐢𝐢𝐢 + 𝛆𝛆𝐢𝐢
(3.1)
Dimana, TaxAvoadalah penghindaran pajak dengan menggunakan empat jenis pengukuran yaitu total book-tax difference (TotBTD), temporary book-tax difference (TempBTD), permanent book-tax difference (PermBTD), abnormal book-tax difference (AbBTD). Total book-tax difference dihitung dengan cara pendapatan komersil sebelum pajak dikurangi minority interest dikurangi estimasi penghasilan kena pajak (Moore, 2012). Book-tax difference dapat mencerminkan earnings management, strategi perencanaan pajak, dan perbedan aturan pelaporan keuangan dan laporan pajak. Total book-tax difference diperoleh melalui rumus berikut: 𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓 = 𝐩𝐩𝐩𝐩𝐩𝐩𝐩𝐩𝐩𝐩𝐩𝐩 𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛𝐛 𝐢𝐢𝐢𝐢𝐢𝐢𝐢𝐢𝐢𝐢𝐢𝐢 − ((𝐃𝐃𝐃𝐃𝐃𝐃𝐃𝐃𝐃𝐃𝐃𝐃 + 𝐅𝐅𝐅𝐅𝐅𝐅 𝐂𝐂𝐂𝐂𝐂𝐂)/𝐒𝐒𝐒𝐒𝐒𝐒) − Keterangan:
(𝐍𝐍𝐍𝐍𝐍𝐍𝐓𝐓 − 𝐍𝐍𝐍𝐍𝐍𝐍𝐭𝐭−𝟏𝟏 ))
(3.2)
DomCTE: current tax expense domestik; FGN CTE: current tax expense foreign; STR: tarif pajak penghasilan badan (statutory tax rate); NOL
: net operating loss
Temporary BTD dihitung sebagai deferred tax expense di-grossed up dengan statutory corporate tax rate lapisan paling atas (Hanlon, 2005). Temporary book-tax difference menggambarkan porsi bagian yang akan menambah atau mengurangi pajak di masa depan.. Rumus temporary book-tax difference adalah sebagai berikut: TempBTD = Deferred tax expense / STR
(3.3)
Permanent book-tax difference dihitung dengan mengurangkan bagian temporary difference dari total difference. Berikut rumus permanent book-tax difference PermBTD= TotBTD-TempBTD
(3.4)
Abnormal book-tax difference yang digunakan dalam penelitian ini adalah merupakan metode yang dikembangkan oleh Desai dan Dharmapala. Pengukuran ini dihitung dengan melakukan regresi terhadap total book tax difference (Manzon dan Plesko, 2002) pada total akrual (Healy 1985). Nilai residu dari hasil regresi book-tax difference dengan nilai total akrual digunakan sebagai proxy penghindaran pajak. 𝐀𝐀𝐀𝐀𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁𝐁𝐢𝐢𝐢𝐢 = 𝛃𝛃𝟏𝟏 𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐓𝐢𝐢𝐢𝐢 + 𝛍𝛍𝐢𝐢𝐢𝐢 + 𝛆𝛆𝐢𝐢𝐢𝐢
(3.5)
Fam adalah tingkat kepemilikan saham keluarga dalam perusahaan diukur menggunakan definisi keluarga (4) yang dikembangknoleh Arifin (2003) yaitu dari persentase satu pemilik saham terbesar diantara individu atau perusahaan tercatat kecuali perusahaan asing, perusahaan publik, negara, institusi keuangan, dan publik. Country adalah negara tempat terdaftar perusahaan i pada tahun ke-t. Bernilai 1 jika terfaftar di negara Indonesia dan bernilai 0 jika terdaftar di Malaysia. ROA adalah tingkat pengembalian aset perusahaan.Leverage adalahproporsi utang jangka panjan terhadap total aset perusahaan. SIZE adalah ukuran perusahaan, yaitu natual logaritma total aset perusahaan. Jika perusahaan keluarga lebih menghindari pajak dari perusahaan non-keluarga, maka ekspektasi tanda koefisien variabel Fam adalah positif untuk masing-masing pengukuran penghindaran pajak. Penelitian ini dilakukan dengan memakai sampel yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Malaysia yang mempublikasikan laporan keuangan diaudit konsisten dan lengkap dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. Data penelitian diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD), data stream PDEB FEUI, dan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan situs di Bursa Malaysia dan Bursa Efek Indonesia Teknik pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling.Kriteria dan hasil penyeleksian sampel dapat dilihat pada tabel 1.
4.
Analisis dan Pembahasan Hasil statistik deskriptif variabel penelitian sebelum dilakukan winsorized
dapat dilihat pada tabel 2.Nilai rata-rata total book-tax difference sampel Indonesia negatif berbeda dengan sampel Malaysia yang bernilai postif. Angka ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan di Malaysia lebih mampu melakukan penghindaran pajak total dibandingkan perusahaan sampel di Indonesia. Nilai rata-rata temporary book-tax difference seluruh sampel adalah negatif yang mengindikasikan bahwa rata-rata seluruh sampel tidak melakukan penghindaran pajak sementara. Tetapi, nilai rata-rata
temporary book-tax difference sampel di Indonesia hampir sama dengan nilai rata-rata sampel Malaysia. Nilai rata-rata permanent book-tax difference seluruh sampel adalah positif yang mengindikasikan rata-rata seluruh sampel melakukan penghindaran pajak permanen. Nilai rata-rata permanent book-tax difference sampel di Indonesia lebih rendah dari sampel di Malaysia. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan Malaysia lebih mampu melakukan penghindaran pajak tetap (permanen) dibandingkan perusahaan Indonesia. Nilai rata-rata abnormal book-tax difference sampel Malaysia lebih tinggi dari sampel Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan Malaysia lebih meghindari pajak dibandingkan perusahaan Indonesia.Dari hasil statistik deskriptif, diketahui data outlier yang kemudian dilakukan winsorized. Dari hasi uji model data panel diperoleh, model penelitan data panel denganrandom effect. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 3. Hasil regresi menunjukkan bahwa model penelitian telah mampu menjelaskan variabel dependen yaitu penghindaran pajak. Hal ini dapat dilihat dari nilai R2 yang besar untuk pengukuran penghindaran pajak dengan TotBTD, PermBTD, dan AbBTD. Namun model penelitian belum dapat menjelaskan variabel penghindaran pajak jika menggunakan pengukuran TempBTD. Jadi dalam meneliti pengaruh kepemilikan keluarga terhadap penghindaran pajak, pengukuran penghindaran pajak yang tepat digunakan adalah TotBTD, PermBTD, dan AbBTD. Sementara TempBTD tidak tepat untuk digunakan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3, dari nilai R2 TempBTD sangat kecil dibandingkan ketiga pengukuran lainnya. Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa setiap pengukuran pengukuran penghindaran pajak memiliki prob (F-Statistik) yang signifikan. Jadi, variabel-variabel independen dalam penelitian secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak. Dari tabel 3 juga disajikan analisis regresi untuk hipotesis penelitian. Dari tabel 3 menunjukkan bahwa nilai prob. variabel fam terhadap masing-masing pengukuran penghindaran pajak adalah signifikan. Tanda koefisien fam terhadap masing-masing pengukuran penghindaran pajak adalah positif. Dengan demikian hipotesis terbukti bahwa kepemilikan keluarga berpegaruh positif terhadap penghindaran pajak perusahaan baik penghindaran pajak total, sementara, permanen, maupun abnormal. Semakin tinggi kepemilikan saham keluarga pada perusahaan maka penghindaran pajak perusahaan semakin tinggi. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sari (2010). Tetapi hasil ini berbeda dengan penelitian Chen et al., (2010) yang menemukan perusahaan keluarga memiliki pengaruh negatif terhadap
penghindaran pajak. Perbedaan antara hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan di Amerika Serikat merasakan biaya dan manfaat penghindaran pajak yang berbeda dengan perusahaan di Indonesia dan Malaysia. Perusahaan di Amerika Serikat menghadapi masalah keagenan yang besar antara pemilik keluarga dan pemilik nonkeluarga sehingga pemilik keluarga merelakan manfaat dari menghindari pajak demi menghindari biaya yang mungkin timbul seperti potensi price discount, risiko pemeriksaan dan sanksi pajak, serta memburuknya reputasi keluarga(Chen et al 2010). Hasil penelitian ini masih sesuai dengan teori-teori penghindaran pajak. Memang penghindaran pajak menimbulkan biaya non-pajak khususnya potensi price discount oleh pemegang saham eksternal atau minoritas. Namun manfaat yang diperoleh penghindaran pajak juga besar. Dengan menghindari pajak, perusahaan dapat menghemat beban pajak sehingga perusahaan dapat mempertahankan kas yang tersedia dan menggunakannya untuk aktivitas yang lebih menguntungkan (Chen et al., 2010). Selain itu, pemegang saham minoritas juga ikut merasakan keuntungan penghematan pajak jika perusahaan melakukan penghindaran pajak. Pasar akan bereaksi positif jika ada ekspektasi pengungkapan meningkat (Fischman et al. , 2008). Jadi, perusahaan keluarga dapat menetralkan reaksi negatif dari penghindaran pajak jika perusahaan meningkatkan pengungkapannya. Jadi, hasil penelitian dapat diinterpretasikan bahwa perusahaan keluarga menilai manfaat penghematan pajak yang diperoleh dari penghindaran pajak masih lebih besar dari potensi biaya penghindaran pajak, sehingga perusahaan keluarga memilih melakukan penghindaran pajak. Besarnya pengaruh variabel fam terhadap pengukuran penghindaran pajak juga berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien pengaruh fam terhadap masingmasing pengukuran penghindaran pajak. Fam memiliki nilai koefisien terbesar pada pengukuran TotBTD dan AbBTD. Kemudian disusul oleh PermBTD dan TempBTD. Hal ini menunjukkan bahwa dampak kepemilikan keluarga terhadap penghindaran pajak paling terlihat pada penghindaran pajak total dan abnormal.
5.
Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan dengan melakukan pengujian model penelitian
dengan melakukan regresi terpisah antara perusahaan sampel Indonesia dan Malaysia. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4. Dari analisis sensitivitas dapat dilihat bahwa pada sampel tanda koefsien pengaruh fam terhadap penghindaran pajak pada
perusahaan Indonesia konsisten dengan hasil pengujian hipotesis sebelumnya. Namun hasil ini tidak konsisten jika dilakukan pada sampel Malaysia saja. Pada sampel Indonesia, model penelitian dapat menjelaskan variabel tax avoidance dengan pengukuran TotBTD, PermBTD, dan AbBTD. Dengan demikian pengukuran TotBTD, PermBTD, dan AbBTD tetap merupakan pengukuran yang tepat untuk meneliti hubungan kepemilikan keluaga terhadap penghindaran pajak. Pengukuran TempBTD tidak cocok digunakan untuk mengukur penghindaran pajak di Indonesia karena pengukuran tersebut menghasilkan nilai R2 sangat rendah dibandingkan pengukuran-pengukuran lain. Model penelitian tidak dapat menjelaskan TempBTD. Prob F-statstistik TempBTD, juga tidak signifikan pada pengujian sampel Indonesia saja. Hipotesis bahwa kepemilikan keluarga memiliki pengaruh positif terhadap penghindaran pajak terbukti untuk pengukuran dengan TotBTD, PermBTD, dan AbBTD. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan penghindaran pajak antara perusahaan keluarga dan non-keluarga di Indonesia. Pengaruh perusahaan keluarga di Indonesia terutama menghindari pajak melalui perbedaan total, permanen, dan abnormal. Pengaruh kepemilikan keluarga paling terlihat pada penghindaran pajak total. Kemudian disusul oleh penghindaran pajak permanen dan abnormal. Hasil mungkin terjadi karena TempBTD hanya bersifat sementara saja. Perusahaan dapat menunda pembayaran pajaknya pada suatu periode tetapi sebenarnya pajak tersebut akan tetap dibayar oleh perusahaan pada periode lain. Jadi, pemilik keluarga kemungkinan tidak merasa bahwa manfaat dari menunda pembayaran pajak tidak sebanding dengan biaya yang mungkin dirasakan. Argumen ini sesuai dengan pendapat Frank et al. (2009) yaitu penghindaran pajak idealnya menciptakan perbedaan yang permanen, dan natur dari aktivitas penghindaran pajak lebih ditujukan untuk menciptakan perbedaan yang permanen daripada perbedaan sementaraPada sampel Malaysia, pengukuran TotBTD, PermBTD, dan AbBTD tetap merpakan pengukuran yang baik untuk mengukur penghindaran pajak karena nilai R2 dapat menjelaskan model penelitian dengan baik. Nilai R2 TempBTD juga tetap rendah sehingga tidak cocok untuk digunakan sebagai pengukuran pajak dalam penelitian ini. Berbeda dengan hasil pengujian sampel Indonesia, hasil pengujian sampel Malaysia menunjukkan fam tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penghindaran pajak. Tidak satupun pengukuran penghindaran pajak yang membuktikan hipotesis. Hasil ini tidak konsisten dengan hasil pengujian yang dilakukan pada seluruh
model dan juga tidak sesuai dengan penelitian terdahulu. Jadi walaupun secara umum perusahaan di Malaysia lebih banyak menghindari pajak dibandingkan perusahaan di Indonesia, penghindaran pajak di Malaysia tidak dipengaruhi oleh kepemilikan keluarga. Hal ini dapat disebabkan karena Malaysia telah memiliki tingkat tax compliance yang lebih baik dari Indonesia. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riahi-Bellaoui (2004), Malaysia memiliki nilai tax compliance 4,34 sedangkan tingkat tax compliance Indonesia adalah 2,53 (skala 0 sampai 6). Dengan tingkat tax compliance yang tinggi, strategi penghindaran pajak perusahaan tidak terlalu berdampak. Dari hasil analisis sensitivitas, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan penghindaran pajak antara perusahaan di Indonesia dan Malaysia. Di Indonesia, kepemilikan keluarga memiliki pengaruh signifikan yang positif terhadap penghindaran pajak, sedangkan di Malaysia tidak ada pengaruh signifikan. Dengan demikian pemegang saham keluarga di Indonesia lebih memiliki pengaruh terhadap keputusan penghindaran pajak perusahaan dibandingkan pemegang saham keluarga di Malaysia.
6.
Kesimpulan Hasil pengujian memberi hasil penghindaran pajak pada perusahaan keluarga
berbeda dengan perusahaan non-keluarga. Perusahaan keluarga lebih menghindari pajak dibandingkan perusahaan non-keluarga. Pengaruh tersebut signifikan jika mengukur penghindaran pajak dengan menggunakan TotBTD, TempBTD, PermBTD, dan AbBTD. Hasil analisis statistik deskriprif, pengujian hipotesis, dan sensitivitas memberi hasil bahwa penghindaran pajak perusahaan di Indonesia berbeda dengan perusahaan di Malaysia. Perusaaan di Malaysia secara umum lebih menghindari pajak dibandingkan perusahaan di Indonesia. Namun jika hanya melihat pengaruh kepemilikan keluarga terhadap penghindaran pajak, kepemilikan keluarga memiliki pengaruh positif terhadap penghindaran pajak di Indonesia. Tetapi di Malaysia, kepemilikan keluarga tidak mempengaruhi penghindaran pajak Beberapa keterbatasan penelitian yang dapat dipertimbangkan dalam penelitian selanjutnya antara lain, penelitian ini tidak mempertimbangkan pengaruh reformasi perpajakan terhadap hubungan perusahanan keluarga dengan penghindaran pajak. Penelitian ini hanya mengontrol perubahan tarif pajak penghasilan saja. Definisi perusahaan keluarga dalam penelitian tidak mengikutsertakan pemegan saham
perusahaan asing. Untuk melakukan penelitian selanjutnya sebaiknya memperluas mempertimbangkan dampak sebelum dan setelah reformasi perpajakan. Penelitian ini tidak meneliti pengaruh kepemilikan pemerintah terhadap penghindaran pajak. Untuk penelitian seperti itu sebaiknya mempertimbangkan variabel tersebut.
Referensi
Adhikari, A., Derashid, C., Zhang, H., (2006). Public Policy, Political Connections, and Effectivet Tax Rates: Longitudinal Evidence from Malaysia. Journal of Accounting and Public Policy, 23, 574-595. Amir, H., Asatu-Adhaye, J., Ducpham T., (2013). The Impact of the Indonesian Income Tax Reform: A CGE Analysis. Economic Modelling, 31, 492-501. Anderson, R. and Reeb D., (2003). Founding-family ownership and firm performance: evidence from the S&P 500. Journal of Finance 58, 1301-1328. Anderson, R., Mansi, S. and Reeb, D., (2003) Founding-family ownership and the agency cost of debt. Journal of Financial Economics 68, 263-285. Arifin, Zaenal. (2003). Masalah Agensi dan Mekanisme Kontrol pada Perusahaan dengan Struktur Kepemilikan Terkonsentrasi yang dikontrol Keluarga: Bukti dari Perusahaan Publik di Indonesia. Disertasi Program Pascasarjaa FEUI. Blaylock, B., Shevlin, T., and Wilson, R. (2010). Tax Avoidance, Large Positive Booktax Difference, and Earnings Persistencee, http://ssrn.com/abstract=1524298 Chen, Shuping et al. (2010). Are Family Firms more Tax Aggressiv than Non-family Firms? Journal of Financial Economics, 95, 41-61. Claessens. S., Djankov, s., and Lang, L.H.P., (2000) The Separation of Ownership and Control in East Asian Corporations, Journal of Financial Economics, 558, 81112. Desai, M., and Dharmapala, D., (2006). Corporate Tax Avoidance and High-powered Incentives. Journal of Financial Economics, 84, 591-623. Dyreng, S.D., Hanlon, M. and Maydew, E.L., (2008). Long-run Corporate Tax Avoidance, The Accounting Review,83(1), 61-82 Frank, M.M., Lynch, L.J., and Rego, S.O., (2009). Tax Reporting Aggresiveness and Its Relation to Aggressive Financial Reporting. American Accounting Association, 84(2), 467-496. Frischman, P.J., Shevlin, T., and Wilson, R., (2008). Economic Consequences of Increasing the Conformity in Accounting for Uncertain Tax Benefits. Journal of Accounting and Economics, 46, 261-278. Graham, J.R., Raedy, J.S., and Shackelford, D.A., (2011). Research in Accounting for Income taxes. Journal of Accounting and Economics, doi: 10.1016/j/jacceco.211.11.006 Gujarati, D.N., and Porter, D.C. (2009). Basic Econometrics (5th ed.). New York: McGraw-Hill Hanlon, M. and Heitzman, S.,. (2010). A Review of Tax Research, Journal of Accounting and Economics, 50, 127-178. Hanlon, M. and Shevlin, T., (2003). Book-tax Conformity for Corporate Income: An Introduction to the Issues. Tax Policy and the Economy 19. 101-143. Jensen, M. & Meckling, W., (1976). Theory of The Firm : Managerial Behaviour, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, 3, 305360. Kasipillai, J. and Mahenthiran, S., (2013). Deferred taxes, earnings management, and corporate governance: Malaysian Evidence. Journal of Contemporary Accounting & Economics, 9, 1-18 Kholbadalov, U., (2012). The Relationship of Corporate Tax Avoidance, Cost of Debt, and Institutional Ownership: evidence from Malaysia. Atlantic Review of Economics, 2.
Kirchler, Erich, Boris Maciejovsky, and Friedrich Scheider., Everyday Represenation of Tax Avoidance, Tax Evasiom, and Tax Flight: Do Legal Difference Matter?, Journal of Economic Psychology, 24, 535-563. Moore, Jared A., (2012). Empirical Evidence on the Impact of External Monitoring on Book-tax Differences. Advances in Accounting, Incorporating Advances in International Accounting, 28, 254-260. Muniandy, B. And Ali, M.J., (2012). Development of Financial Reporting Environment in Malaysia. Research in Accounting Regulation, 24, 115-125. Phillips, J., Pincus, M., Rego, S.O., (2003), Earnings Management: New Evidence Based on Deferred Tax Expense. The Accounting Review, 78 (2), 491-521. Riahi-Belkaoui, Ahmed, (2004). Relationship between Tax Compliace Internationally and Selected Determinants of Tax Morale. Journal of International Accounting, Auditing, and Taxation, 13, 135-143. Sari, Dewi Kartika, (2010). Karakteristik Kepemilikan Perusahaan , Corporate Governance dan Tindakan Pajak Agresif. Thesis Program Pascasarfana FEUI. Taylor, G., and Richardson, G., (2012). International Corporate Tax Avoidance Practives: Evidence from Australian Firms. The International Journal of Accounting, 47, 469-496. Wan-Hussin, W.N., (2009). The Impact of Family-firm Structure and Board Composition on Corporate Transparency: Evidence Based on Segment Disclosure in Malaysia. The International Journal of Accounting, 44, 313-333. Yin, Q.J., and Cheng, C.S.A., (2004). Earnings Management of Profit Firms and Loss Firms in Response to Tax Reduction. Review of Accounting & Finance, 3(1), 6792
Tabel 1. Pemilihan Sampel Deskripsi Jumlah Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Indonesia
Malaysia Total
134
246
380
4
0
4
30
81
111
3
7
10
97
156
253
480
780
1265
Efek Indonesia / Bursa Malaysia tahun 2011 Perusahaan N/A di datastream Perusahaan dengan data penghindaran pajak tidak lengkap Perusahaan dengan data kepemilikan saham tidak lengkap Total perusahaan sampel penelitian (N) Total observasi penelitian (Nx5)
Tabel 2 Hasil Statistik Deskriptif Mean
Median
Minimum
Maksimum
Std.Dev
Total sampel TotBTD 0.0021 0.0003 -0.7591 2.001 0.1115 TempBTD -0.0024 -0.0013 -0.5103 0.8530 0.0521 PermBTD 0.0044 0.0003 -0.7442 2.2291 0.1132 AbBTD 0.0002 0.0003 -0.6339 1.0706 0.0902 Fam 0.1763 0.1291 0.0000 0.9799 0.1895 STR 0.2637 0.2500 0.2500 0.3000 0.0003 Country 0.3834 0.000 0.0000 1.0000 0.4864 ROA 5.8950 5.0800 -59.6400 183.3400 11.7587 Leverage 28.2746 23.5900 0.0000 458.2200 33.4701 Size 20.6460 20.4608 16.3937 25.7479 1.3866 Indonesia TotBTD -0.0093 -0.0045 -0.7591 1.5324 0.1195 TempBTD -0.0023 -0.0003 -0.5103 0.8531 0.0696 PermBTD -0.0069 -0.0060 -0.7442 1.5326 0.1193 AbBTD -0.0159 -0.0072 -0.6338 0.9131 0.0969 Fam 0.2118 0.1355 0.0000 0.9799 0.2351 STR 0.276 0.2800 0.2500 0.3000 0.0225 ROA 7.9995 4.3100 -59.6400 1461100 14.2404 Leverage 37.2696 21.1200 0.0000 458.2200 47.5446 Size 20.8326 20.75299 16.3937 25.2200 1.5293 Malaysia TotBTD 0.0092 0.0045 -0.6471 2.0008 01057 TempBTD -0.0024 -0.0003 -0.2284 0.3788 0.0374 PermBTD 0.0116 0.0060 -0.6828 2.2291 0.1088 AbBTD 0.0102 0.0072 -0.4777 1.0706 0.0843 Fam 0.1543 0.1261 0.0000 0.6760 0.1506 STR 0.256 0.2500 0.2500 0.2700 0.0080 ROA 4.5866 4.3100 -41.3900 183.3400 9.6894 Leverage 22.5299 21.1200 0.0000 132.6700 18.2085 Size 20.5299 20.3190 17.8701 25.1367 1.2773 Keterangan: TotBTD: Total Book-Tax Difference; TempBTD: Temporary Book-Tax Difference; PermBTD: Permanent Book-Tax Difference; AbBTD: Abnormal Book-Tax Difference (Desai dan Dharmapala); Fam: Pengukuran kepemilikan keluarga jenis ke empat (Arifin, 2003); STR : statutory tax rate; Country: negara tempat perusahaan terdaftar; ROA: tingkat pengembalian aset (return on asset); Leverage: proporsi utang jangka panjang perusahaan; Size: ukuran perusahaan
Tabel 3. Hasil Regresi Variabel TotBD TempBTD PermBTD AbBTD Dependen Variabel Koef. Prob. Koef. Prob. Koef. Prob. Koef. Prob. Independen Fam 0.0264 0.0132* 0.0096 0.0699* 0.0152 0.0813* 0.0264 0.02050* Country -0.0446 0.0000* -0.0001 0.4829 -0.0434 0.0000* -0.0405 0.0000* STR 0.0243 0.3799 -0.1386 0.0201* 0.1665 0.0233* -0.0448 0.3323 ROA 0.0072 0.0000* 0.0006 0.0000* 0.0061 0.0000* 0.0044 0.0000* Leverage 0.0002 0.0323* -0.0000 0.4264 0.0001 0.0384* 0.0000 0.3592 Size -0.0004 0.3938 -0.0007 0.2063 0.0012 0.2164 0.0023 0.1014 2 R 0.5860 0.0220 0.4683 0.2605 F-stat 296.7872 4.7206 184.6407 73.8761 Prob.(F-stat) 0.0000 0.0001 0.0000 0.0000 Numb group 253 Numb obs 1265 Keterangan: * signifikansi pada level 1%, 5%, 10% TotBTD: Total Book-Tax Difference; TempBTD: Temporary Book-Tax Difference; PermBTD: Permanent Book-Tax Difference; AbBTD: Abnormal Book-Tax Difference (Desai dan Dharmapala); Fam: Pengukuran kepemilikan keluarga jenis ke empat (Arifin, 2003); STR : statutory tax rate; Country: negara tempat perusahaan terdaftar; ROA: tingkat pengembalian aset (return on asset); Leverage: proporsi utang jangka panjang perusahaan; Size: ukuran perusahaan
Tabel 4. Hasil regresi sampel masing-masing negara Variabel TotBD TempBTD PermBTD AbBTD Dependen Variabel Koef. Prob. Koef. Prob. Koef. Prob. Koef. Prob. Independen Indonesia Fam 0.0381 0.0052* 0.0054 0.2690 0.0276 0.0128* 0.0254 0.0666* * STR -0.0896 0.1885 -0.1418 0.0488 0.0315 0.3839 -0.0892 0.2402 ROA 0.0060 0.0000* 0.0003 0.0599* 0.0044 0.0000* 0.0036 0.0000* * Leverage 0.0003 0.0082 0.0000 0.4976 0.0001 0.1183 0.0002 0.0229* Size -0.0003 0.4516 0.0002 0.4495 0.0012 0.2594 0.0051 0.0214* R2 0.6472 0.0394 0.5399 0.3037 F-stat 98.9600 1.3573 51.9684 26.4740 Prob.(F0.0000 0.2390 0.0000 0.0000 stat) Numb 97 group Numb obs 485 Malaysia Fam -0.0042 0.38395 0.0114 0.1025 -0.0188 0.0972* 0.0079 0.3263 STR 0.1166 0.2351 -0.2233 0.0644* 0.2807 0.0597* -0.1739 0.2279 ROA 0.0081 0.0000* 0.0009 0.0000* 0.0069 0.0000* 0.0052 0.0000* Leverage -0.0001 0.1387 -0.0000 0.3634 -0.0001 0.1244 -0.0004 0.0058* Size -0.0003 0.4431 -0.0018 0.0524* 0.0021 0.1283 0.0002 0.4631 2 R 0.5081 0.0140 0.3517 0.2165 F-stat 283.9517 6.3501 181.6250 67.5131 Prob.(F0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 stat) Numb 156 group Numb obs 780 Keterangan: * signifikansi pada level 1%, 5%, 10% TotBTD: Total Book-Tax Difference; TempBTD: Temporary Book-Tax Difference; PermBTD: Permanent Book-Tax Difference; AbBTD: Abnormal Book-Tax Difference (Desai dan Dharmapala); Fam: Pengukuran kepemilikan keluarga jenis ke empat (Arifin, 2003); STR : statutory tax rate; Country: negara tempat perusahaan terdaftar; ROA: tingkat pengembalian aset (return on asset); Leverage: proporsi utang jangka panjang perusahaan; Size: ukuran perusahaan