Dasar Teori Pertum Pertumbuha buhan n bagi suatu suatu mikrob mikrobaa merupa merupakan kan penamba penambahan han secara secara teratu teratur r semua komponen sel suatu mikroba. Pembelahan sel adalah hasil pertumbuhan sel. Pada Pada mikr mikrob obaa bers bersel el tungg tunggal al (uni (unise selu lule ler) r),, pembel pembelaha ahan n atau atau perb perbany anyaka akan n sel sel merupakan pertambahan jumlah individu. Pada mikroba bersel banyak (multiseluler) pembelahan sel tidak menghasilkan pertambahan jumlah individunya, tetapi hanya meru merupak pakan an pemben pembentu tuka kan n
jari jaringa ngan n
atau atau bert bertam amba bah h
besar besarny nyaa
suat suatu u
mikr mikroba oba
(Suharjono, 2006). Pertumbuhan mikroba pada umumnya sangat tergantung dan dipengaruhi oleh aktor lingkungan, perubahan aktor lingkungan dapat mengakibatkan perubahan siat morologi dan isiologi. !al ini dikarenakan, mikroba selain menyediakan nutrient yang yang
sesu sesuai ai
untu untuk k
kult kultiv ivas asin inya ya,,
juga juga
dipe diperl rluk ukan an
akt aktor or
ling lingku kung ngan an
yang yang
memu memung ngki kink nkan an pert pertum umbuh buhan an mikr mikrob obaa seca secara ra opti optimu mum. m. "ikr "ikroba oba tidak tidak hanya hanya bervariasi
dalam
persyaratan
nutrisinya,
tetapi
menunjukkan
respon
yang
menunjukkan respon yang berbeda#beda. $ntuk berhasilnya kultivasi berbagai tipe mikroba diperlukan suatu kombinasi nutrient serta aktor lingkungan yang sesuai (Pelc%ar, &'6). Salah satu aktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah suhu. suhu. $ntuk $ntuk pertum pertumbuh buhan an tiap#t tiap#tiap iap jasad jasad mempuny mempunyai ai suhu suhu pertum pertumbuh buhan an yang yang berbeda#beda, yaitu ada maksimum dan optimum (*idjoseputro, &''+). ehidu ehidupan pan mikroo mikroorg rgani anisme sme pada umumya umumya sangat sangat tergant tergantung ung pada pada aktor aktor lingkungan. -aktor lingkungan itu meliputi aktor abiotik dan aktor biotic. -aktor abiotik adalah aktor luar seperti suhu, p!, tekanan osmosis. Sedangkan aktor biotik adalah dari mikroorganisme itu sendiri (im osen, 200/). $ntuk pertumbuhan tiap# tiap jasad mempunyai suhu pertumbuhan yang berbeda#beda, yaitu ada maksimum dan optimum (*ijoseputro, &''+). aya aya tahan tahan terhada terhadap p temper temperatu ature re tidak tidak sama sama bagi tiap#t tiap#tiap iap spesie spesies. s. da da spesies yang mati setelah mengalami pemanasan beberapa menit di dalam cairan medium pada temperature 60o1, sebaliknya bakteri yang membentuk spora genus acillus dan genus 1lostridium itu tetap hidup setelah dipanasi dengan uap &00o1 atau lebih selama kira#kira setengah jam (*ijoseputro, &''+).
emperatur maut (ermal eath Point) adalah temperature yang serendah# rendahnya yang dapat membunuh bakteri yang berada dalam standar medium selama &0 menit. idak semua individu dari suatu spesies mati bersama#sama pada suatu temperatur tertentu. iasanya individu yang satu lebih tahan daripada individu yang lain terhadap suatu pemanasan sehingga tepat bila kita katakan adanya angka kematian pada suatu temperatur (ermal eath 3ate) (*ijoseputro, &''+). "engenai pengaruh temperatur terhadap kegiatan isiologi,
maka
mikroorganisme dapat bertahan di dalam suatu batas temperatur tertentu. "enurut ("adigan, 20&2), berdasarkan atas batas temperatur itu, bakteri dapat dibagi menjadi / golongan, yaitu4 a) akteri termoil (politermik), yaitu bakteri yang tumbuh dengan baik sekali pada temperatur setinggi 551 7 651, meskipun bakteri ini juga dapat berkembangbiak pada temperatur lebih rendah ataupun lebih tinggi, yaitu dengan batas +01 7 01. b) akteri mesoil (mesotermik), yaitu bakteri yang hidup baik di antara 5o1 dan 601, sedang temperatur optimumnya adalah antara 251 7 +01. c) akteri psikoil (oligotermik), yaitu bakteri yang dapat hidup di antara 01 7 /01, sedang temperatur optimumnya antara &01 7 201. emperatur optimum biasanya mencerminkan lingkungan
normal
mikroorganisme. 8adi, bakteri patogen pada manusia biasanya tumbuh baik pada temperatur /9:1. iatas suhu tertentu, protein, asam nukleat, dan komponen#komponen sel lainnya mengalami kerusakan permanen. Selain berpengaruh pada laju pertumbuhan, temperatur yang ekstrim dapat membunuh mikroorganisme (rooks, 2005).
Data Pengamatan
Suhu +01 501 601 901 01 '01 &001
(angan) & (;;) 2 (;;;) / (;;) + (;;) 5 (;) 5 (;) 9 (;) < ontrol
($dara) & (;;) 2 (;;) / (;;;) + (;;) 5 (;;) 6 (;;) 9 (#) < ontrol
eterangan4 # < idak ada ; < Sedikit ;; < anyak ;;; < sangat banyak
Analisis Data Pada praktikum pengaruh suhu terhadap pertumbuhan bakteri, dilakukan perlakuan terhadap dua koloni bakteri. akteri pada koloni (angan) maupun koloni ($dara) diberi perlakuan berupa pemanasan pada suhu +0o1, 50o1, 60o1, 90o1, 0o1, '0o1, &00o1 dan juga perlakuan kontrol dalam suhu ruangan yang setelahnya diinokulasikan pada medium lempeng =, ditunggu selama & > 2+ jam untuk melihat hasil pertumbuhan bakteri pada medium tersebut. ari data yang diambil, diperoleh hasil dengan suhu +01 koloni bakteri dan koloni bakteri pertumbuhan bakteri banyak (;;). Pada suhu 501 koloni bakteri
pertumbuhan bakteri menjadi sangat banyak (;;;) dan pada koloni bakteri pertumbuhan bakteri banyak (;;). Pada suhu 601 koloni bakteri pertumbuhan bakteri banyak (;;) sedangkan pada koloni bakteri menjadi sangat banyak (;;;). Pada suhu 901 koloni bakteri dan koloni bakteri pertumbuhan bakteri banyak (; ;). Pada suhu 01 koloni bakteri pertumbuhan bakteri menjadi sedikit (;) dan koloni bakteri pertumbuhan bakteri banyak (;;). Pada suhu '01 koloni bakteri pertumbuhan bakteri menjadi sedikit (;) dan koloni bakteri pertumbuhan bakteri banyak (;;). Pada suhu &001 koloni bakteri pertumbuhan bakteri menjadi sedikit (;) dan koloni bakteri tidak ada bakteri yang tumbuh (#). Sebagai pembanding jumlah pertumbuhan bakteri, sebelumnya telah dilakukan inokulasi koloni bakteri dan koloni bakteri dengan suhu normal atau suhu kamar sebagai variabel kontrol. ari data dan analisis tersebut dapat diambil kesimpulan sementara yaitu, bah*a dengan pemberian perlakuan suhu berpengaruh pada pertumbuhan bakteri, dengan melihat jumlah banyak sedikitnya perumbuhan bakteri yang ada pada media = padat tersebut. akteri koloni memiliki suhu optimum untuk pertumbuhannya pada suhu 501, sedangkan suhu optimum untuk pertumbuhan koloni bakteri sebesar 601. Suhu yang eekti untuk membunuh koloni bakteri ($dara) sebesar &001, sedangkan bakteri tidak menunjukkan suhu maut dimana koloni bakteri dan bakteri merupakan bakteri termoilik atau bakteri yang dapat tumbuh dengan baik pada suhu tinggi sekitar 55#651.
PEMBAHASAN Beberapa pertumbuhan
faktor bakteri,
abiotik antara
yang
lain
dapat
adalah
mempengaruhi
suhu,
kelembaban,
cahaya, pH dan nutrisi. Apabila faktor abiotik tersebut memenuhi syarat sehingga optimum untuk pertumbuhan bakteri dapat tumbuh dan berkembang biak (Hastuti, 2012). aya tahan terhadap suhu tidak sama antara spesies. !uhu maut atau titik kematian termal adalah suhu terendah yang dapat membunuh bakteri yang berada dalam standard medium selama 10
menit. "ada umumnya bakteri lebih tahan terhadap suhu rendah daripada suhu tinggi. #ntuk mengetahui daya tahan pertumbuhan bakteri pada suhu tertentu, maka pada praktikum ini digunakan beberapa suhu yaitu $0o%, &0o%, '0o%, 0o%, 0o%, *0o% dan 100o% (Hastuti, 2012). !asil pengamatan koloni bakteri yang telah ditanamkan pada media =, menunjukkan bah*a bakteri dan memiliki suhu optimum yang tinggi. Pada koloni bakteri suhu optimum sebesar 501 yang ditunjukkan dengan pertumbuhan bakteri yang sangat banyak (;;;) pada suhu tersebut bila dibandingkan dengan kisaran suhu yang lain, sedangkan suhu optimum untuk pertumbuhan koloni bakteri sebesar 601. dengan pertumbuhan koloni bakteri yang banyak juga. akteri termoil (politermik), yaitu bakteri yang tumbuh dengan baik sekali pada temperatur setinggi 551 7 651, meskipun bakteri ini juga dapat berkembangbiak pada temperatur lebih rendah ataupun lebih tinggi, yaitu dengan batas +01 7 01 ("adigan, 20&2). !asil pengamatan menunjukkan bah*a bakteri memiliki pertumbuhan koloni maksimal pada suhu 501 dan bakteri pada suhu 601, yang menunjukkan bah*a suhu optimum kurang lebih berkisar antara 501 7 651 sehingga termasuk dalam golongan bakteri termoilik. arakter termoilik dari bakteri ditentukan oleh siat#siat biokimia dan isiologisnya. Pada bakteri termoil makromolekul seperti protein dan asam nukleat akan tetap akti
secara biologis bila
berada pada suhu yang tinggi. !al ini
dipengaruhi oleh aktivitas katalitik en%im yang dihasilkan oleh bakteri termoil yang bekerja pada suhu yang sama atau sedikit lebih tinggi dari suhu optimum pertumbuhannya (?eikus dkk., &''). ktivitas en%im juga akan meningkat dengan meningkatnya suhu sampai mencapai suhu optimumnya, tetapi setelah mele*ati suhu optimumnya aktivitas en%im akan menurun (3udiger dkk., &''+). Pada suhu di atas itu bakteri mengalami kematian hal ini dikarenakan perlakuan suhu yang diberikan terlalu tinggi sehingga menghambat proses pertumbuhan koloni bakteri. arena pada suhu yang ekstrim tersebut protein, asam nukleat, dan komponen#komponen sel lainnya mengalami kerusakan yang permanen
sehingga bakteri mengalami kematian (rooks, 2005). Suhu &001 pada perlakuan yang diberikan pada bakteri koloni (udara) dapat diartikan sebagai titik kematian termal bakteri yaitu temperatur serendah7 rendahnya yang dapat membunuh mikroba yang berada dalam medium standar selama &0 menit pada kondisi tertentu (Suharni, 200). akteri hyperthermofil adalah bakteri thermofil yang dapat hidup di atas suhu 0:1 (@ordbroken, 20&0). erkaitan dengan bakteri golongan thermofil (politermik), koloni (angan) dapat juga dikatakan sebagai bakteri hyperthermofil karena bakteri ini dapat tumbuh pada suhu &001. Pada praktikum ini belum ditemukan pada suhu berapa tepatnya bakteri ini menemukan titik kematian termalnya, sehingga dapat dikatakan titik kematian termalnya lebih dari &001.
Kesimpulan &. akteri koloni dan merupakan bakteri jenis termoilik yang tahan terhadap suhu tinggi dengan kisaran suhu optimum nya adalah 50o1#60o1. oloni bakteri memiliki suhu optimum sebesar 50 o1 dan koloni bakteri memiliki suhu optimum sebesar 60o1. 2. Suhu yang eekti untuk membunuh koloni (suhu kematian termal) bakteri (tangan) yaitu diatas &001, sedangkan bakteri ($dara) sebesar &001.
Diskusi &. dakah pengaruh suhu terhadap pertumbuhan bakteriA 8elaskan ja*aban andaB 8a*ab4 da, pengaruh suhu terhadap pertumbuhan bakteri yaitu sebagai
salah
satu
aktor
lingkungan
yang
mengendalikan
pertumbuhan bakteri. Pada suatu suhu tertentu dimana bakteri tersebut akan tumbuh dengan pesat sehingga jumlah koloni yang ada sangat banyak, suhu tersebut disebut suhu optimum. Saat suhu terus dinaikkan, maka pertumbuhan bakteri akan berkurang hingga pada
suatu suhu tertentu terjadi kematian bakteri secara massal, yang ditandai dengan tidak terdapat pertumbuhan dan pertambahan koloni bakteri, pada tingkatan suhu ini merupakan suhu eekti untuk membunuh bakteri. 2. dakah perbedaan suhu yang dapat mematikan bakteriA andingkan terhadap ketiga jenis bakteri uji. 8a*ab4 da. etika suhu dinaikkan lebih dari suhu optimumnya, pada suatu suhu tertentu akan terjadi kematian massal bakteri atau titik kematian termal, yang merupakan suhu paling minimum yang eekti untuk mematikan bakteri. 1ontoh pada praktikum ini yaitu pada bakteri (tangan) memiliki suhu eekti untuk mematikan bakteri pada suhu diatas &001, sedangkan bakteri (udara) pada suhu &001.
Daftar Pustaka rooks, dkk.&''+. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 2. 8akarta4 Penerbit buku edokteran CD1. rooks, Deo -, dkk . 2005. Mikrobiologi Kedokteran . Salemba "edika4 8akarta. *idjoseputro, . &'9. Dasar-dasar Mikrobiologi. 8akarta4 Penerbit jambatan. *idjoseputro. &''+. Dasar-Dasar Mikrobiologi. 8akarta4 jambatan.
Hastuti, #. !. 2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. +alang #++ "ress. "adigan, ."., "artinko, 8."., Stahl, .., E 1lark, .P. 20&2. Brock Biology of Microorganisms. San -rancisco4 Pearson Cducation, Fnc. Pelc%ar, ".8. &'6. Dasar-Dasar Mikrobiologi I . 8akarta4 $F Press. 3udiger, , Sunna, nd D. ntranikian. &''+. Enymes !rom E"treme #hermophilic $nd %yperthermophilic $rchea $nd Bacteria &arbohydrases, %andbook 'f Enyme &atalysis in 'rganic ynthesis. Geinhem4 H1! Herlagsge sellsc hat. Suharjono. 2006 . Komnitas Kapang #anah di *ahan Kritis Berkapr D$ Brantas +ada Msim Kemara "alang4 8urusan iologi -"FP $niversitas ra*ijaya. Suharni, ., , dkk. 200. Mikrobiologi mm. Iogyakarta4 Penerbit $niversitas tma 8aya.
?eikus, 8.D., 1. Hieille., and . Savchenko. &''. #hermoymes. Biotechnology and strctre-fnction relationship E"tremophiles. 2&4 &9'#&/.