Pengertian Teks Ulasan Teks Ulasan adalah teks yang berisi ulasan/penilaian/review ulasan/penilaian/review terhadap suatu karya (film atau drama). Disaat mengulas sebuah film dan drama kita harus bersikap kritis agar berkontribusi untuk kemajuan drama drama dan film ke depannya. Ciri-ciri Teks Ulasan
Yang membedakan teks ulasan dengan teks dengan teks cerita sejarah maupun teks lain adalah di dalamnya mempunyai ciri-ciri: 1. Strukturnya Strukturnya terdiri atas: Orientasi, Tafsiran, Evaluasi, dan Evaluasi, dan Rangkuman Rangkuman.. 2. Memuat informasi berdasarkan berdasarkan pandangan atau opini penulis terhadap suatu karya atau produk . 3. Opininya berdasarkan fakta yang di-interpretasi-kan. 4. Dikenal dengan istilah lain yaitu resensi. Struktur Teks Ulasan
Ada 4 hal yang menyusun sebuah teks ulasan sehingga teks tersebut menjadi utuh. Berikut ini struktur teks ulasan: 1. Orientasi
Berisi pengenalan tentang gambaran umum mengenai sebuah karya (drama dan film) yang akan di review atau ulas. Sehingga membuat pembaca mengetahui mengenai apa yang akan di-ulas. 2. Tafsiran
Berisi gambaran detail mengenai sebuah karya (film dan drama) yang di-ulas, contohnya: kualitas,keunikan, kualitas,keunikan, keunggulan, bagian karya, dan lainnya. 3. Evaluasi
Berisi pandangan dari pengulas terhadap hasil karya yang di-ulas. Dilakukan setelah melakukan tafsiran, sehingga pengulas bisa memberi bagian yang mempunyai nilai dan bagian yang kurang. 4. Rangkuman
Berisi kesimpulan dari ulasan terhadap suatu karya (drama dan film). Pengulas biasanya memberikan memberikan komentar apakah apakah film atau drama drama yang baru saja saja di-ulas berkualitas atau atau tidak.
Kaidah Kebahasaan Teks Ulasan
Berikut ini kaidah kebahasaan yang terkandung dalam teks ulasan: 1. Teks ulasan drama/film berisi penonjolan terhadap unsur-unsur karya seni yang hendak di-ulas. 2. Menggunakan kata-kata opini atau persuasif 3. Menggunakan konjungsi internal dan dan konjungsi eksternal 4. Menggunakan ungkapan perbandingan (persamaan/perbedaan) (persamaan/perbedaan) 5. Menggunakan kata kerja material dan kata kerja relasional Contoh Teks Ulasan
Kita kupas contoh teks ulasan singkat mengenai novel yang berjudul HUJAN karya Tere Liye beserta strukturnya. strukturnya. Orientasi
Hujan merupakan novel karya Tere Liye yang bercerita mengenai keinginan seorang tokoh utama yaitu Lail yang berniat menghapus memori mengenai seseorang. Lail kemudian meminta bantuan Elijah. Lail memikirkan alasan kenapa dirinya harus menghapus memori itu, dan dia pun menceritakan kepada Elijah. Tafsiran
Laik (gadis 13 tahun) menjadi yatim piatu karena bencana alam gempa bumi dari gunung purba sehingga menyebabkan tsunami di belahan bumi lain. Disaat bencana tersebut, dia jadi bertemu bertemu dengan sosok lelaki lelaki bernama Esok Esok yang menarik tas punggungnya sehingga dia tidak jadi tergelincir ke dalam lorong kereta bawah tanah. Keduanya kemudian terjebak dalam kisah cinta selama pengungsian. Dimana keduanya selalu bersama, uniknya keduanya mempunyai cara yang “santun” dalam menjaga hati sehingga percintaan mereka terlihat tidak biasa. Maryam, sahabat setia Lail, mereka bertemu setelah masa pengungsian dan mereka pindah ke panti. Hubungan Hubungan kedua sahabat sahabat ini sangat sangat akrab, Maryam Maryam mengetahui bahwa hubungan Esok Esok dan Lail lebih lebih dari sekedar cinta biasa. Karakter Karakter Lail yang yang introvert, membuatnya tidak marah ketika Maryam menggoda hubungan keduanya. Diceritakan bahwa bencana alam yang terjadi itu hanyalah permulaan. Kemudian setelah itu terjadi musim dingin yang berkepanjangan. Daerah sub-tropis pun bisa turun salju dan hal itu membuat pemerintah meluncurkan meluncurkan sebuah pesawat ulangalik dengan upaya mengembalikan iklim keadaan semula. Namun, ada efek jangka panjang yang harus harus diterima penduduk penduduk bumi. Evaluasi
Novel hujan ini ditampilkan dengan dengan bahasa yang bisa “menyihir” “menyihir” para pembaca sehingga memaksa pembaca merasakan rasa “tegar”ketika ditimpa beberapa masalah, melangkah maju ketika ada masalah berat, dan merasakan jatuh cinta. Rindu bertemu pasangan dan berjumpa kembali setelah sekian lama tidak berjumpa serta cemburu. cemburu. Seseorang Seseorang yang sedang remaja remaja atau sudah melewati melewati masa itu mungkin akan tersenyum mengetahui tingkah Lail. Imajinasi akan dibuat terbang oleh novel ini. Rangkuman
Novel hujan memang memang tidak biasa. Tema Tema yang di ulas tidak seperti novel novel tema romantis kebanyakan. Bukan hanya membahas mengenai percintaan, tetapi juga terdapat beberapa hal ilmiah. Novel yang menceritakan menceritakan tentang kepastian yang tidak tidak pasti dan kabar kabar yang tidak pernah dikabarkan. dikabarkan. Membuat sepasang sepasang insan yang yang sedang merasakan merasakan cinta menunggu untuk saling mengungkapkan cintanya.
Kaidah Kebahasaan Teks Film atau Drama
Teks ulasan yang baik harus disusun sesuai dengan struktur teks dan menggunakan kaidah kebahasaan, termasuk kaidah ejaan. Berikut ini adalah contoh kaidah kebahasaan dalam ulasan teks film atau drama: (1) Istilah Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Istilah khusus adalah istilah yang digunakan untuk bidang tertentu dan pemakainnya hanya dipahami oleh orang berkecimpung dalam bidang tersebut. Contoh : Istilah umum : film, ikan, bunga. Istilah khusus : komedi, gurame, mawar. (2) Sinonim dan Antonim (a) Sinonim adalah kata yang memiliki bentuk yang berbeda, tetapi memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Contoh: " Obrolan orang itu mirip dengan dialog dalam film Romeo dan Juliet."
(b) Antonim adalah kata yang artinya berlawanan satu dengan yang lain. Contoh: "besar atau kecil bukanlah jaminan barang itu berharga atau tidak."
(3) Verba / Kata Kerja (a) Verba Aktif adalah verba yang subjeknya berperan sebagai pelaku atau menunjukkan tindakan atau perbuatan. Contoh: "Putra memelihara ikan gurame."
(b) Verba Pasif adalah verba yang subjeknya berperan sebagai penderita, sasaran tindakan, atau hasil. Contoh: "Film horor kini banyak disiarkan televisi indonesia." (4) Nomina Nomina atau kata benda adalah kelas kata yang menyatakan menyatakan nama dari seseorang, seseorang, tempat, atau semua benda atau segala yang dibedakan. Kata benda dibagi menjadi dua jenis, yaitu kata benda konkret seperti meja, buku, dan bola serta kata benda abstrak, seperti pikiran seperti pikiran dan angin. Nomina juga dibedakan dibedakan menjadi dua, dua, yakni Nomina Nomina Dasar dan Nomina Nomina Turunan. Contoh : Nomina Dasar : Rumah Rumah | Jalan
Nomina Turunan : Perumahan Perumahan | Jalanan Imbuhan : Pe - an | -an (5) Pronomina Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Contoh: a. Kata ganti orang : saudara, : saudara, bapak, bapak, ibu, nyonya, tuan, tuan, ia, dia b. Kata ganti pemilik pemilik : ku-, mu-, -nya c. Kata ganti petunjuk : ini, itu d. Kata ganti penghubung : yang : yang e. Kata ganti tak tentu : siapa, : siapa, barag siapa, siapa, sesuatu, sesuatu, masing-masing masing-masing (6) Konjungsi Konjungsi adalah kata tugas atau kata penghubung yang berfungsi menghubungkan dua buah klausa, kalimat, atau paragraf. Konjungsi yang sering digunakan dalam ulasan film atau drama umumnya, berupa: (a) Konjungsi Koordinatif. Contoh: dan, atau, tetapi (b) Konjungsi Subordinatif. Contoh: jika, Contoh: jika, agar, meskipun, meskipun, alih-alih, alih-alih, sebagai, sebab, karena, maka, maka, sesudah, sebelum, sebelum, sementara sementara (c) Konjungsi Korelatif. Contoh: baik ... maupun ... | bukan ... melainkan ... | tidak hanya ... tetapi ... (d) Konjungsi AntarKalimat. Contoh: sebaliknya, Contoh: sebaliknya, di samping itu, selanjutnya
(7) Preposisi Preposis adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsur pembentuk frasa preposisional. Contoh : di, : di, ke, dari, pada, daripada, dengan, secara, tanpa, bagi. (8) Artikel Artikel adalah kata tugas yang membatasi makna jumlah nomina. Contoh: si, Contoh: si, sang (9) Kalimat Simpleks dan Kompleks Kalimat Simpleks adalah kalimat yang memiliki suatu verba utama. Contoh: "Sinetron pangeran banyak digemari kawula digemari kawula muda."
Kalimat Kompleks adalah kalimat yang memiliki dua verba utama atau lebih. Contoh: "Sci-Fi adalah jenis film imajinasi pengetahuan yang dikembangkan untuk dikembangkan untuk
mendapatkan dasar mendapatkan dasar pembuatan alur film yang menitikberatkan pada menitikberatkan pada penelitian dan penemuan biologi." biologi." Interpretasi Teks Ulasan Film/Drama Arti kata interpretasi menurut KBBI adalah pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoretis teoretis terhadap sesuatu. sesuatu. Tafsiran Tafsiran atau Interpretasi Interpretasi karya sastra tidak sekadar menafsirkan permukaan karya sastra saja tapi sampai pada kedalaman makna karya sastra tersebut. Untuk itu apabila akan menafsirkan karya sastra harus memiliki wawasan bahasa, sastra, dan budaya yang luas dan mendalam. mendalam. Pencapaian interpretasi yang optimal bergantung pada kecermatan dan ketajaman penafsir. Karena Karena bahasa merupakan merupakan media tanpa batas, batas, maka setiap setiap pembaca akan memiliki interpretasi yang berbeda terhadap karya sastra. Sebagian besar teks sastra bersifat simbolik. Teks cerpen merupakan salah satu teks sastra. Teks cerpen yang bersifat simbolik tidak menyajikan makna melainkan menyajikan fenomena. Untuk itu pembaca diharapkan mampu masuk ke dalam fenomena dalam cerpen yang dibaca. Untuk dapat menyelami fenomena, teks cerpen harus dibaca dengan hati-hati dan terus menerus. Sedangkan, Film adalah lakon atau cerita hidup yang ditayangkan dengan bantuan teknologi, seperti kamera dan animasi. Tokoh di dalam film dapat diperankan oleh orang, benda, atau figur palsu seperti gambar. Film disebut juga dengan sinema.
Maka, interpretasi teks ulasan film/drama adalah kegiatan dengan memberi apresiasi atau pemaknaan terhadap sebuah karya sastra sesuai dengan pikiran atau perasaan yang diperoleh diperoleh pembaca/penonton pembaca/penonton terhadap terhadap karya tersebut. tersebut. Kegiatan interpretasi ini dapat pula digunakan untuk mengapresiasi film atau teks sastra lainnya. Kegiatan interpretasi lebih memfokuskan dan memprioritaskan memprioritaskan pada pengkajian bagian-bagian yang yang paling melekat melekat (organik), unsur-unsur unsur-unsur dan simbol-simbol. simbol-simbol. Untuk itu, menginterpretasi atau menafsirkan drama/film ini sangat diperlukan untuk mengungkapkan makna yang tersembunyi atau sengaja disembunyikan disembunyikan pengarang.
C onto ntoh Te T eks Ula U lasa san n F i lm Salah satu film keluarga yang cukup menarik perhatian di tahun 2011 adalah Tendangan dari Langit karya sutradara terkenal Indonesia, Hanung Bramantyo. Bramantyo.
Film ini mulai rilis tanggal 26 Agustus 2011 di bioskop-bioskop Indonesia. Film bertema keluarga ini mengangkat mengangkat kisah tentang seorang anak yang yang memiliki citacita tinggi dalam bidang sepak bola. Anak laki-laki dengan kecintaannya terhadap sepak bola, Wahyu (Yosie Kristanto) mendapat tentangan dari sang ayah (Sujiwo Tedjo). Kemudian, suatu hari ia menyelamatkan anak-anak Persema di Malang yang pada akhirnya mempertemukan dirinya dirinya dengan sang pelatih. Peristiwa itu membawanya membawanya untuk melangkah lebih jauh lagi untuk meraih mimpinya menjadi seorang pemain sepak bola yang luar biasa. biasa. Sang ayah lambat lambat laun mulai berubah berubah pikiran setelah setelah melihat perjuangan dan kecintaan anaknya pada sepak bola. Akhirnya Akhirnya sang ayah mendukung cita-cita anaknya tersebut.
Film ini menyuguhkan berbagai karakter dengan perkembangannya perkembangannya masing-masing dan bagaimana karakter Wahyu semakin kuat dengan cita-cita dan mimpinya. Selain karakter, latar tempat yang digunakan dalam film ini pun sangat menarik yaitu di sekitaran Gunung Bromo. Selain menceritakan tentang perjuangan seorang anak desa untuk meraih mimpinya, film ini juga seolah memberikan gambaran gambaran tentang Bromo yang indah. Film ini menjadi salah satu film keluarga yang cocok untuk dinikmati bersama keluarga terutama di hari-hari libur. Harapannya semoga semakin banyak film-film dengan tema keluarga yang menggugah semangat setiap anggota keluarga untuk bisa meraih mimpinya mimpinya dan mempererat mempererat hubungan keluarga. keluarga.
C onto ntoh I nte nter pr etasi I si T eks Ula U lasa san n F i lm Penulis ulasan menganggap film Tendangan dari Langit ini sebagai film yang dapat menggugah semangat untuk meraih mimpi. Disebutkan bahwa ayah tokoh pertama menentang menentang mimpi sang anak anak untuk menjadi menjadi pemain sepak sepak bola. Namun, lambat laun sikap menentangnya berubah menjadi dukungan karena sang ayah selalu melihat kesungguhan mengejar mimpi anaknya. Hanya saja, memang tidak terdapat kalimat-kalimat yang bersifat kritik dalam tulisannya. Ada dua kemungkinan mengapa tidak ada unsur kritik dalam ulasan penulis di atas. Pertama, film Tendangan dari Langit ini adalah salah satu film yang memang
sudah memuaskan dan hampir tidak memiliki kekurangan. Kedua, penulis ulasan tidak melihat dengan jeli bagian-bagian yang sebenarnya menjadi kekurangan dari film tersebut.
Poin Penting Ada beberapa poin penting yang bisa diambil dari ulasan dan interpretasi ulasan film di atas diantaranya sebagai berikut. a. Ulasan sebuah film merupakan pendapat pribadi yang dipadukan dengan informasi nyata tentang film tersebut. b. Ada baiknya berani berani untuk menyajikan menyajikan (meskipun hanya satu) kritik kritik yang tujuannya membangun untuk film berikutnya. c. Interpretasi ulasan film dilakukan dengan melihat dan membaca lebih dalam ulasan yang dibuat oleh penulis sehingga simbol-simbol yang terkandung di dalamnya bisa terlihat dengan jelas Cara Menulis Naskah Film 1. Memahami Memahami definisi naskah. Naskah atau skenario, menguraikan semua unsur-unsur unsur-unsur (suara, visual, action dan action dan dialog) yang dibutuhkan untuk menceritakan sebuah cerita melalui film atau TV.
Sebuah naskah hampir tidak pernah merupakan hasil kerja satu orang. Tetapi, naskah melalui banyak revisi dan penulisan ulang, hingga akhirnya diinterpretasikan diinterpretasikan oleh produser, direktur, dan aktor. Film dan TV adalah media visual. Artinya, kamu perlu menuliskan naskahmu dengan cara yang meliputi aspek visual dan pendengaran cerita. Fokuslah pada penulisan gambar dan suara Bacalah naskah-naskah film favoritmu. Temukan naskah film daring dan tentukan bagian yang kamu sukai (dan tidak sukai) dari naskah tersebut. Hayati cara menggambarkan menggambarkan action, action, menulis dialog, dan mengembangkan mengembangkan karakter. Sempurnakan konsepmu. Dengan asumsi kamu sudah memiliki ide yang ingin kamu tulis, tuliskan semua rincian alur cerita, hubungan antar karakter, dan karakteristik yang dibutuhkan, yang akan memandu ceritamu. Unsur mana yang paling penting untuk konsepmu? Bagaimana cara karaktermu berinteraksi dan mengapa? Apakah Apakah inti ceritamu ceritamu yang lebih besar? besar? Apakah ada celah dalam alur cerita? Tuliskan catatan mengenai hal ini dengan format yang kamu inginkan.
Tuliskan garis besar ceritamu. Mulailah dengan alur dasar narasimu. Fokuslah pada bagian konflik cerita; konflik mengatur drama.
Aturlah panjangnya. Dalam format naskah, setiap halaman kira-kira menghabiskan waktu satu menit film. Panjang rata-rata untuk naskah 2 jam adalah 120 halaman. Drama menghabiskan waktu sekitar 2 jam, komedi lebih pendek, sekitar satu setengah jam. Juga perlu diingat bahwa kecuali kamu adalah penulis yang sudah terkenal, memiliki koneksi, atau pasti menghasilkan uang yang banyak, skenario yang panjang tidak mungkin mungkin akan terpilih. terpilih. Jika cerita cerita yang perlu kamu kamu ceritakan tidak bisa dipersingkat hingga kurang dari dua jam, kamu lebih baik mengubahnya mengubahnya menjadi novel.
2.Tuliskan ceritamu dalam tiga babak. Kunci dari sebuah skenario adalah Tiga Babak. Setiap babak memiliki cerita masing-masing masing-masing dan ketika digabungkan menciptakan keseluruhan perjalanan sebuah cerita.
Babak Pertama: Ini adalah setting untuk cerita. Perkenalkan dunia ceritamu dan karakternya. Aturlah nada ceritanya (komedi, action, action, romansa, dan lainnya). Perkenalkan aktor protagonismu, dan mulailah mengembangkan konflik yang akan mengatur ceritamu. Saat protagonis sudah menentukan tujuan, maka Babak Dua dimulai. Untuk drama, Babak Pertama sekitar 30 halaman. Untuk komedi, 24 halaman. Babak Kedua: Babak ini adalah bagian utama cerita. Protagonis akan menemukan masalah saat akan menyelesaikan konflik. Sub-sub alur cerita biasanya diperkenalkan diperkenalkan dalam babak babak kedua. Sepanjang Sepanjang babak kedua, protagonis harus harus menunjukkan menunjukkan tanda-tanda perubahan. perubahan. Untuk drama, drama, Babak Kedua sekitar 60 halaman. Untuk komedi, 48 halaman. Babak Ketiga: Dalam babak ketiga, cerita mencapai penyelesaian. Babak ketiga berisi twist cerita, cerita, dan berakhir dengan konfontrasi akhir dari tujuan. Karena cerita sudah diceritakan dalam babak kedua, babak ketiga memiliki pace yang pace yang lebih cepat dan padat. Untuk drama, Babak Ketiga sekitar 30 halaman. Untuk komedi, 24 halaman
sequenc uence e. Sequence adalah 3.Tambahkan seq Sequence adalah bagian cerita yang berdiri sendiri dari konflik utama. Sequence memiliki Sequence memiliki awal, tengah, dan akhir. Sequence biasanya Sequence biasanya sepanjang 10 hingga 15 halaman. Sequence cenderung Sequence cenderung fokus pada karakter tertentu.
Sequence memiliki Sequence memiliki tingkat ketegangan yang berbeda dari cerita utama, dan sering mempengaruhi alur cerita utama.
4.Mulailah menulis adegan. Adegan adalah kejadian filmmu. Adegan mengambil lokasi tertentu dan selalu bertujuan untuk membuat alur cerita maju. Jika sebuah adegan tidak memiliki tujuan ini, maka adegan tersebut harus dibuang dari naskah. Adegan yang tidak memiliki tujuan akan dianggap pembaca sebagai kekurangan dan menghancurkan cerita. cerita. Formatlah unsur-unsur naskahmu. Ada beberapa bagian naskah yang membutuhkan format khusus sehingga sesuai dengan standar industri:
Scene Heading: Yang disebut juga slug juga slug line. line. Bagian ini mengatur stage mengatur stage untuk pembaca dengan mendeskripsikan mendeskripsikan lokasi. Scene heading ditulis ditulis dengan huruf kapital. Pertama, nyatakan adegan interior dan eksterior dengan menulis INT. menulis INT. atau atau EXT. EXT. . . Kemudian, diikuti dengan lokasi dan waktu. Jangan pernah mengakhiri sebuah halaman dengan scene dengan scene heading yang dilanjutkan ke halaman selanjutnya. menggunakan Ac A cti on : Ini adalah teks deskriptif dari naskah film. Tulislah menggunakan kalimat aktif. Tuliskan paragraf yang singkat untuk menjaga perhatian pembaca. Paragraf Paragraf yang baik terdiri terdiri dari 3-5 baris. baris. Nama Karakter: Sebelum dialog dimulai, kata-kata yang diucapkan karakter diketik dengan huruf kapital dan 3,5” dari margin kiri. Namanya bisa nama asli asli karakter, deskripsi deskripsi karakter jika jika tidak memiliki memiliki nama di filmnya, atau pekerjaannya. Jika karakter berbicara di luar film, tuliskan (O.S) (off-screen) di (off-screen) di sebelah nama karakter. Jika karakter membacakan narasi, (V.O) (voice over) ditulis over) ditulis di sebelah karakternya. Dialog: Saat seorang karakter berbicara, dialog ditulis 2,5” dari margin kiri dan antara 2-2,5” 2-2,5” dari kanan. Dialog ditulis tepat di bawah nama karakter. Perbedaan antra film dengan drama
Drama adalah salah satu jenis karya sastra yang mempunyai kelebihan dibandingkan dengan karya sastra jenis lain, yaitu unsur pementasan yang mengungkapkan isi cerita secara langsung dan dipertontonkan dipertontonkan di depan umum. Meskipun demikian, ada juga naskah drama yang sifatnya hanya untuk dibaca atau sering disebut closed drama. Berdasarkan ciri-cirinya, drama memiliki sifat penokohan yang mempunyai peranan penting dalam mengungkap cerita di dalamnya. Oleh karena itu setiap tokoh mempunyai sifat-sifat kritis sebagai penyampai amanat dari pengarangnya, misalnya satire, humor, ambiguitas, sarkasme ataupun kritik-kritik sosial lainnya yang
tergambar melalui dialog-dialog antartokoh. Film sebagai karya seni sering diartikan hasil cipta karya seni yang memiliki kelengkapan dari beberapa unsur seni untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya spiritual. Dalam hal ini unsur seni yang terdapat dan menunjang sebuah karya fim adalah : seni rupa, seni fotografi, seni arsitektur, seni tari, seni puisi sastra, seni teater, seni musik. Kemudian ditambah lagi dengan seni pantomin dan novel. novel. Kesemuannya Kesemuannya merupakan pemahaman pemahaman dari sebuah sebuah karya film yang terpadu dan biasa kita lihat. Perbedaan drama dengan teater Pada artikel ini kita akan membahas mengenai perbedaan antara seni teater dan drama yang seringkali tidak di sadari oleh penontonnya. 1. Perbedaan Secara Istilah Perbedaan yang pertama dan yang paling mencolok adalah perbedaan dari segi istilah yang digunakan. Perbedaan Antara istilah ‘Drama’ dan ‘teater’ juga dikemukakan oleh beberapa ahli. Apa itu drama? Ini dia penjelasnnya. Menurut Tim Matrix Media Literata, drama adalah bentuk narasi yang menggambarkan kehidupan dan alam manusia melalui perilaku (Akting) yang dipentaskan. Sedangkan menurut Anne Civardi, Drama adalah sebuah kisah yang diceritakan melalui kata-kata dan gerakan. Drama berasal dari kata draomai yang berarti berbuat, berlaku atau bertindak. Dapat disimpulkan bahwa drama adalah sebuah kisah yang dinarasikan dan diceritakan melalui sebuah pertunjukan gerak dan seni peran di atas panggung. Istilah ‘teater’ di definisikan dalam arti luas sebagai kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas dengan media yaitu percakapan, gerak dan laku didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian, tarian dan sebagainya. Sedangkan secara bahasa atau dalam artian yang lebih sempit, teater berarti sebuah gedung pertunjukan atau auditorium. 2. Perbedaan dari Segi Cerita Sulit sekali sebenarnya membedakan antara drama dan teater hanya dari segi istilahnya. Jika ditinjau dari segi cerita, drama dan teater dapat dikatakan sangat berbeda karena cerita cerita yang diangkat diangkat keduanya berbeda. berbeda. Drama menampilkan menampilkan cerita berdasarkan kehidupan kehidupan sehari-hari sehari-hari (Seperti yang yang biasa kita lihat pada pada cerita sinetron atau film) sedangkan cerita yang ditampilkan pada teater diambil
berdasarkan pemilihan naskah dan pengarapan yang yang terstruktur. Teater juga menampilkan narasi atau cerita yang merupakan proses dari pemahaman publik. 3. Tempat Pertunjukkan Salah satu perbedaan yang paling mencolok lainnya adalah tempat yang digunakan untuk menampilkan masing-masing ceritanya. Drama dapat dilakukan atau ditampilkan dimana saja, umumnya tempat yang sesuai dengan kehidupan seharihari seperti Rumah Sakit, Sekolah, Stasiun Kereta Api, dll. Sedangkan teater hanya dilaksanakan pada pementasan saja. Di atas panggung. Dengan dekorasi tertentu yang disesuaikan dengan naskah. 4. Perbedaan dari Segi Ciri-cirinya Baik drama maupun teater memiliki ciri-cirinya sendiri yang dapat membedakan keduanya satu sama lain. Ciri-ciri yang dapat membedakan keduanya meliputi :
Pengucapan vocal, drama tidak memerlukan pengucapak vocal yang kuat karena didukun oleh teknologi lain seperi microphone dan speaker. Sedangkan teater memerlukan pengucapan vocal yang sangat kuat, sebab penampilan dilakukan dilakukan di atas panggung dan vocal vocal harus terdengar terdengar hingga penonton di barisan barisan yang paling paling belakang. Emosi, pada seni drama emosi yang dikeluarkan oleh lakon tidak lah harus terlalu kuat, sebab diperkuat oleh alat-alat seperti kamera dengan berbagai teknik pengambilan gambar. Sedangkan pada teater emosi yang dikeluarkan oleh lakon atau pemeran haruslah perasaan yang ekstreem. Karena penampilan dilakukan dilakukan di atas panggung dan perasaan perasaan harus terlihat hingga penonton di barisan barisan yang paling paling belakang Pada Drama make up para pemeran tidak harus terlalu mencolok, sedangkan pada teater make make up atau tatan rias rias wajah para pemeran pemeran haruslah sangat sangat mencolok karena sekali lagi, tater ditampilkan di atas panggung dengan lighting. Ekspresi yang ditonjolkan ditonjolkan make up ini haruslah terlihat kuat dan jelas sampai sampai ke ujung panggung. panggung. Dalam segi pengambilan adegan, drama dapat melakukan adegan berkalikali, karena drama dapat direkam oleh kamera, sedangkan pada teater cerita atau penampilan harus ditampilkan terus-menerus tanpa jeda sampai ceritanya selesai, dan harus dilakukan tanpa kesalahan. Karena cerita yang disuguhkan ditampilkan secara langsung.
dan Teater 5. jenis Drama dan
Jenis Drama dan teater yang kita tahu atau bahkan yang pernah kita lihat pastilah sangat beragam. Jenis-jenis drama sendiri sangat banyak macamnya, seperti drama romance, horror, dl. Sedangkan teater lebih ke jenis tradisional dan modern. Teater tradisional adalah sebuah seni pertunjukan yang muncul pada masing-masing daerah dan berhubungan dengan adat istiadat setempat serta kehidupan sosial masyarakat tersebut. Sedangkan teater modern adalah suatu bentuk perkembangan perkembangan seni teater tradisional yang yelah dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan ilmu drama bangsa barat. Kenapa pada akhirnya drama sering disebut-sebut sama dengan teater? Salah kaprah ini berlanjut karena drama yang biasa ditayangkan ditelevisi seperti layaknya sinetron juga dapat dibuat sebuah pertunjukan langsung di atas panggung layaknya teater. Mungkin hal tersebut yang membingungkan para pemirsanya. Macam-macam jenis film dan drama
Action = Film yang banyak menghadirkan aksi laga dan pertarungan Adventure = Film tentang petualangan dan penjelajahan ke suatu tempat/lokasi Animation = Film kartun yang pembuatannya menggunakan teknik animasi Biography = Film yang menceritakan biografi seorang tokoh nyata Comedy = Film komedi lucu dengan tujuan membuat penonton tertawa Crime = Film dengans tema kriminal sebagai setting utama Documentary = Film dokumenter tentang topik/objek tertentu Drama = Film yang menghadirkan konflik drama dari beberapa tokoh yang ada Family = Film yang mengandung pesan moral keluarga Fantasy = Film dengan setting dan karakter yang bersifat fantasi dan imajinatif History = Film yang menceritakan sebuah kejadian sejarah Horror = Film horor dengan tujuan membuat penonton ketakutan Musicals = Film yang menghadirkan tema musikal Mystery = Film yang mengandung unsur misteri dan penyelidikan Romance = Film tentang kisah cinta yang romantis Sci-Fi / Science Fiction = Film tentang t entang sains fiksi dan teknologi Sport = Film yang bertemakan dunia olahraga Thriller = Film yang menghadirkan unsur ketegangan sepanjang durasi War = Film yang bersetting di zaman perang nyata Western = Film western ala koboy dan dunia barat
UNSUR INTRINSIK DRAMA
1. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri (Nurgiyantoro, (Nurgiyantoro, 2002). Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah drama adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta membangun cerita. Kepaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah drama berwujud. Atau sebaliknya, jika dilihat dilihat dari sudut sudut pembaca, unsur-unsur unsur-unsur (cerita) (cerita) inilah yang akan dijumpai jika kita membaca sebuah naskah drama. Yang termasuk dalam unsur intrinsik drama adalah judul, tema, alur, perwatakan, dialog, petunjuk laku, latar, amanat, bahasa dan interpretasi. 2. Unsur Intrinsik Drama
Yang termasuk dalam unsur intrinsik drama adalah:
Judul
Judul adalah kepala karangan atau nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan menyiratkan isi buku tersebut. Judul Judul suatu karya karya drama juga merupakan kunci untuk melihat keseluruhan makna drama. Judul isi karangan selalu berkaitan erat. Drama sebagai karya sastra dan merupakan cabang seni tergolong sebagai karya fiksi. Sugiarta dalam Sudjarwadi (2004) menjelaskan, judul pada karya karya fiksi bersifat bersifat manasuka, dapat dapat diambil dari nama salah satu tempat atau tokoh dalam cerita, dengan syarat sebaiknya melambangkan isi cerita untuk menarik perhatian. Judul karangan seringkali berfungsi menunjukan unsur-unsur tertentu dari karya sastra, misalnya : 1. 2. 3. 4.
Dapat menunjukan tokoh utama Dapat menunjukan alur atau waktu Dapat menunjukan objek yang dikemukakan dalam suatu cerita Dapat mengidentifikasi keadaan atau suasana cerita
Tema
Tema adalah pikiran pokok yang mendasari lakon drama. Pikiran pokok ini dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi cerita yang lebih menarik. Tema dikembangkan melalui alur dramatik melalui dialog tokoh-tokohnya. Tema adalah ide yang mendasari cerita sehingga berperan sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya karya fiksi yang yang diciptakannya. Tema Tema merupakan ide pusat atau pikiran pusat, arti dan tujuan cerita, pokok pikiran dalam karya sastra, gagasan sentral yang menjadi dasar cerita dan dapat menjadi sumber konflik-konflik. Jika dikaitkan dengan dunia pengarang, tema adalah pokok pikiran didalam dunia pengarang. Setiap karya sastra (fiksi) (fiksi) telah mengandung mengandung atau menawarkan menawarkan tema. Tema mengikat pengembangan cerita. Tema juga sebagai premis artinya rumusan inti sari yang merupakan landasan untuk menentukan tujuan dan arah cerita. Menurut Nurgiyantoro Nurgiyantoro (1995), tema dibagi dua, yaitu tema mayor ( tema pokok cerita yang menjadi dasar karya sastra itu) dan tema minor (tema tambahan yang menguatkan tema mayor).
Amanat
Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca naskah atau penonton drama. Pesan ini tidak disampaikan secara langsung, langsung, tapi lewat naskah drama yang ditulisnya ditulisnya atau lakon drama drama itu sendiri. Penonton atau pembaca harus menyimpulkan menyimpulkan sendiri sendiri pesan moral apa yang yang diperoleh dari dari membaca naskah atau menonton drama tersebut.
Plot/Alur
Alur/plot cerita atau jalan cerita ialah rangkaian peristiwa yang membentuk suatu kesatuan cerita. Menurut Sudjarwadi (2005), plot atau alur dalam drama tidak jauh berbeda dengan plot plot atau alur dalam dalam prosa fiksi. fiksi. Dalam drama drama juga mengenal tahapan plot yang dimulai dari tahapan permulaan, tahapan pertikaian, tahapan perumitan, tahapan tahapan puncak, tahapan peleraian, dan tahapan tahapan akhir. Alur menurut Akhmah Saliman (1996 : 24) adalah jaringan atau rangkaian yang membangun atau membentuk suatu cerita sejak awal hingga akhir. Alur dalam drama dibagi menjadi babak-babak dan adegan-adegan. Babak adalah bagian dari plot atau alur dalam dalam sebuah drama drama yang ditandai oleh perubahan setting setting atau latar. Sedangkan adegan merupakan babak yang ditandai oleh perubahan jumlah tokoh
ataupun perubahan yang dibicarakan. Alur cerita ini dapat dibagi menjadi beberapa, pengenalan, pertikaian/konflik, pertikaian/konflik, komplikasi, klimaks, peleraian, peleraian, dan, penyelesaian. 1. Pengenalan/Eksposisi. Pengenalan/Eksposisi. Pengenalan adalah bagian yang mengantarkan atau memaparkan tokoh, menjelaskan latar cerita, dan gambaran peristiwa yang akan terjadi. Pada tahap ini penonton diperkenalkan dengan tokoh-tokoh drama beserta wataknya, dan fakta-fakta tertentu, baik secara eksplisit maupun implisit 2. Konflik. Konflik adalah persoalan-persoalan pokok yang mulai melibatkan para pemain drama. drama. Dalam tahap tahap ini mulai ada kejadian (insiden) (insiden) atau peristiwa yang yang merupakan dasar dasar dari drama drama tersebut. 3. Komplikasi. Komplikasi Komplikasi merupakan tahap dimana insiden yang terjadi mulai berkembang dan dan menimbulkan konflik-konflik yang yang semakin banyak banyak dan ruwet. Banyak persoalan yang kait-mengait, tetapi semuanya masih menimbulkan tanda tanya. 4. Klimaks. Klimaks adalah tahapan puncak dari berbagai konflik yang terjadi dalam drama tersebut. Bila dilihat dari sudut pembaca naskah atau penonton drama maka klimaks adalah puncak ketegangan. Bila dilihat dari sudut konflik maka klimaks adalah titik pertikaian paling ujung antar pemain drama. 5. Resolusi/Peleraian. Resolusi/Peleraian. Dalam tahap ini dilakukan penyelesaian konflik. Jalan keluar penyelesaian konflik-konflik yang terjadi sudah mulai tampak jelas. 6. Penyelesaian. Penyelesaian merupakan tahap terakhir dari sebuah drama. Dalam tahap terakhir ini semua konflik berakhir dan cerita selesai.
Perwatakan/Karakter Tokoh
Perwatakan atau karakter tokoh adalah keseluruhan ciri-ciri jiwa seorang tokoh dalam lakon drama. Karakter ini diciptakan oleh penulis lakon untuk diwujudkan oleh para pemain drama. Tokoh-tokoh drama disertai penjelasan mengenai nama, umur, jenis kelamin, ciri-ciri fisik, jabatan, dan keadaan kejiwaannya. Watak tokoh akan jelas terbaca dalam dialog dan catatan samping. Watak tokoh dapat dibaca melalui gerak-gerik, suara, jenis kalimat, dan ungkapan yang digunakan. Menurut Akhmad Saliman (1996:25: 27) berdasarkan peranannya di dalam alur cerita tokoh dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam yakni: 1. Antagonis, tokoh utama berprilaku jahat 2. Protagonis, tokoh utama berprilaku baik
3. Tritagonis, tokoh yang berperanan sebagai tokoh pembantu Selain itu, masih menurut Akhmad Saliman (1996 : 27) berdasarkan berdasarkan fungsinya di dalam alur cerita tokoh dapat diklasifikasi menjadi 3 macam juga, yaitu: 1. Sentral, tokoh yang berfungsi sebagai penentu gerakan alur cerita 2. Utama, tokoh yang berfungsi sebagai pendukung tokoh antagonis atau protagonis 3. Tokoh pembantu, tokoh yang berfungsi b erfungsi sebagai pelengkap penderita dalam alur cerita. Tokoh-tokoh drama biasanya disertai penjelasan mengenai nama, umur, jenis kelamin, ciri-ciri fisik, jabatan, dan keadaan kejiwaannya. Watak tokoh akan jelas terbaca dalam dialog dan catatan samping. Watak tokoh dapat dibaca melalui gerak-gerik, suara, jenis kalimat, dan ungkapan yang digunakan.
Dialog
Ciri khas suatu drama adalah naskah tersebut berbentuk percakapan atau dialog. Penulis naskah drama harus memerhatikan pembicaraan yang akan diucapkan. Ragam bahasa dalam dialog antartokoh merupakan ragam lisan yang komunikatif. Dialog melancarkan cerita atau lakon. Dialog mencerminkan pikiran tokoh cerita. Dialog mengungkapkan watak para tokoh cerita. Dialog merupakan hubungan tokoh yang satu dengan tokoh yang lain. Dialog berfungsi menghubungkan tokoh yang satu dengan tokoh yang lain. Dialog juga berfungsi menggerakan cerita dan melihat watak atau kepribadian tokoh cerita. Ada dua macam tenik dialog, yaitu monolog dan konversi (percakapan). Ada juga teknik dialog dalam bentuk prolog dan epilog. Prolog berarti pembukaan atau peristiwa pendahuluan pendahuluan yang diucapkan diucapkan pemeran utama utama dalam sandiwara. sandiwara. Epilog berarti bagian penutup penutup pada karya karya drama untuk menyampaikan menyampaikan atau menafsirkan menafsirkan maksud karya drama tersebut.
Latar/Setting
Menurut Akhmad Saliman (1996 : 66), latar adalah tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah drama. Latar tidak hanya merujuk kepada tempat, tetapi juga ruang, waktu, alat-alat, benda-benda, pakaian, sistem pekerjaan, dan sistem kehidupan yang berhubungan dengan tempat terjadinya peristiwa yang menjadi latar ceritanya.
Latar mendukung dan menguatkan tindakan tokoh -tokoh cerita. Latar memberikan pijakan cerita dan dan kesan realistis realistis kepada pembaca pembaca untuk menciptakan menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi (Nurgiyantoro, (Nurgiyantoro, 1995).
Petunjuk Laku
Petunjuk laku atau catatan pinggir berisi penjelasan kepada pembaca atau para pendukung pementasan pementasan mengenai keadaan, suasana, suasana, peristiwa, atau atau perbuatan, tokoh, dan unsur-unsur cerita lainnya. Petunjuk laku sangat diperlukan dalam naskah drama. Petunjuk laku berisi petunjuk teknis tentang tokoh, waktu, suasana, pentas, suara, keluar masuknya masuknya aktor atau aktris, aktris, keras lemahnya lemahnya dialog, dan sebagainya. Petunjuk laku ini biasanya ditulis dengan menggunakan huruf yang dicetak miring atau huruf besar semua. Di dalam dialog, petunjuk laku ditulis dengan cara diberi tanda kurung di depan dan di belakang kata atau kalimat yang menjadi petunjuk laku.
Bahasa
Menurut Akhmad Saliman (1996: 68), bahasa yang digunakan dalam drama sengaja dipilih pengarang dengan titik berat fungsinya sebagai sarana komunikasi. Setiap penulis drama mempunyai gaya sendiri dalam mengolah kosa kata sebagai sarana untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Selain be rkaitan dengan pemilihan kosa kata, bahasa juga juga berkaitan dengan dengan pemilihan gaya gaya bahasa (style). (style). Bahasa yang dipilih pengarang untuk kemudian dipakai dalam naskah drama tulisannya pada umumnya adalah bahasa yang mudah dimengerti (bersifat komunikatif), yakni ragam bahasa yang dipakai dalam kehidupan keseharian. Bahasa yang berkaitan dengan situasi lingkungan, sosial budaya, dan pendidikan. Bahasa yang dipakai dipilih sedemikian rupa dengan tujuan untuk menghidupkan cerita drama, dan menghidupkan dialog-dialog yang terjadi di antara para tokoh ceritanya. Demi pertimbangan komunikatif ini seorang pengarang drama tidak jarang sengaja mengabaikan mengabaikan aturan aturan aturan yang ada dalam dalam tata bahasa baku. baku.
Interpretasi
Penulis naskah drama selalu memanfaatkan kehidupan masyarakat sebagai sumber gagasan dalam menulis naskah drama. Naskah yang ditulisnya dapat dipertanggungjawabkan, dipertanggungjawabkan, terutama secara nalar. Artinya ketika naskah drama tersebut dipentaskan akan terasa wajar, logis, tidak janggal dan tidak aneh. Bahkan harus diupayakan menyerupai kehidupan yang sebenarnya dalam masyarakat.
Drama merupakan salah satu jenis karya sastra selain puisi dan prosa. Naskah drama yang telah dibuat akan berlanjut pada pementasan drama. Untuk dapat membawa pembaca naskah atau penonton lakon drama dalam cerita yang disajikan, maka penulis naskah drama harus mampu membangun cerita dan menghidupkan drama tersebut melalui unsur-unsur pembangunnya pembangunnya termasuk unsur-unsur intrinsik drama. Unsur-unsur instrinsik instrinsik drama merupakan pembangun drama dari dalam cerita itu sendiri. Unsur-unsur intrinsik inilah yang akan menghidupkan cerita yang disajikan dalam drama. Berikut ini yang merupakan unsur intrinsik drama, yaitu judul, tema, alur, perwatakan, dialog, petunjuk laku, latar, amanat, bahasa dan interpretasi.