Penggunaan Etilen Glikol sebagai Radiator Coolant pada Mesin Kendaraan Bermotor Rizka Ayu Melykhatun Kimia Fisika 1 Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang Gedung D4 Sekaran Gunungpati Semarang, Indonesia rizkaayumelykhatun@gma
[email protected], il.com, 085728884394
Abstrak Penggunaan kendaraan bermotor tidak terlepas dari penggunaan bahan bakar. Sebagian besar energi dari bahan bakar akan dikonversi menjadi panas. Namun, tidak semua panas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan, hanya sebagian dari panas yang dihasilkan yang dapat diubah menjadi energi mekanik. Panas yang tidak digunakan dapat mengganggu sistem kerja mesin sehingga perlu dilepaskan ke lingkungan. Untuk melepas panas dari mesin ke lingkungan dibutuhkan suatu radiator. Cairan pendingin pada radiator mempunyai peran penting dalam mengonfersi panas ke lingkungan. Air merupakan cairan yang baik digunakan sebagai cairan radiator. Namun, air memiliki titik beku yang tinggi sehingga apabila digunakan di daerah yang beriklim dingin, seperti, daerah kutub, air akan mudah membeku. Agar air dapat digunakan sebagai cairan pendingin maka dibutuhkan suatu radiator coolant yang yang berfungsi untuk menurunkan titik beku air. Radiator coolant yang biasa digunakan, yaitu, etilen glikol. Hal ini merupakan aplikasi dari sifat koligatif larutan bahwa titik beku air (pelarut) akan turun apabila ke dalam air tersebut ditambahkan suatu zat pelarut. Zat pelarut dalam hal ini, yaitu, etilen glikol. Kata Kunci: mesin; panas; radiator; cairan pendingin; air; titik beku; radiator coolant ; etilen glikol.
Pendahuluan
Di abad ke-21 satu ini, kehidupan manusia sulit dilepaskan dengan kendaraan bermotor atau mesin. Penggunaan mesin ini tidak lepas dari penggunaan bahan bakar. Meskipun teknologi mesin semakin berkembang pesat, namun mesin masih belum berfungsi secara efisien untuk merubah energi kimia menjadi energi kinetik. Sebagian besar energi yang dihasilkan oleh bahan bakar dikonversi menjadi panas. Namun, tidak semua panas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan. Panas yang berlebihan dapat mengganggu sistem kerja mesin sehingga panas yang tidak digunakan tersebut harus dilepas ke lingkungan. Dalam melepas panas ini dibantu oleh senyawa kimia yang dapat mentransformasi panas dari mesin ke lingkungan secara efisien. Masalah yang akan dibahas dalam artikel ini, yaitu, bagaimana proses suatu mesin kendaraan dalam melepaskan panas ke lingkungan dan apa senyawa yang digunakan untuk membantu mesin dalam melepaskan panas ke lingkungan. Sedangkan tujuan dari pembuatan artikel ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses suatu mesin kendaraan dalam melepaskan panas ke lingkungan dan untuk mengetahui senyawa apa yang digunakan untuk membantu mesin dalam melepaskan panas ke lingkungan. Pembahasan
Dalam suatu mesin, teutama mesin yang bekerja cukup lama, seperti, mesin kendaraan bermotor, terdapat suatu radiator. Fungsi utama radiator adalah untuk
mentransformasikan panas dari mesin ke lingkungan agar kerja mesin tidak terganggu atau rusak karena over heat atau kelebihan panas. Sedangkan fungsi radiator yang lain, yaitu, untuk memanaskan mesin secara cepat dan untuk menjaga mesin pada temperatur yang optimal sehingga menghemat bahan bakar. Terdapat dua macam sistem radiator pada kendaraan bermotor, yaitu, liquid cooled (pendingin cair) dan air cooled (pendingin udara). Radiator pada kendaraan moderen biasanya menggunakan sistem pendingin cair, sedangkan sistem pendingin udara biasanya digunakan pada kendaraan tua. Radiator terdiri atas beberapa perangkat, diantaranya, cairan pendingin, kipas pendingin, sirip pendingin, saluran cairan pendingin dan tangki cadangan cairan pendingin. Pada umumnya kendaraan yang menggunakan radiator memiliki kapasitas silinder yang cukup besar untuk tempat pipa atau saluran pada badan mesin sehingga cairan pendingin dapat mengalir dengan mudah. Pada sistem pendingin cair, cairan pendingin mempunyai peran yang sangat penting dalam mentransformasikan panas mesin ke lingkungan. Air merupakan salah satu cairan yang baik digunakan untuk menahan panas. Namun, pada tempat yang sangat dingin, misalnya, di daerah kutub, air terlalu berbahaya jika digunakan sebagai cairan pendingin karena air memiliki titik beku yang tinggi, yaitu, 0 o C. Jika air digunakan sebagai cairan pendingin, air akan membeku. Apabila ini terjadi, dapat mengakibatkan saluran radiator pecah sehingga kerja mesin akan terganggu. Berdasarkan sifat koligatif larutan, titik beku air dapat diturunkan dengan penambahan suatu garam. Namun, jika garam digunakan sebagai cairan pendingin, mesin kendaraan akan mudah mengalami korosi. Maka diperlukan suatu cairan pendingin pada radiator yang biasa dikenal dengan nama radiator coolant . Radiator coolant yang sering digunakan adalah etilen glikol. Etilen glikol merupakan senyawa turunan etilena yang termasuk golongan polialkohol. Etilen glikol ini mudah larut dalam air dan mempunyai titik beku yang cukup rendah yaitu -11,5 o C. Air membeku pada temperature 0° C. Namun, dengan menambahkan etilen glikol ke dalamnya, titik beku air akan turun. Pada merk dagang radiator coolant , Prestone, yang berisi water , ethylene glycol , diethylene glycol , Sodium 2-ethylhexanoate dan Sodium neodecanoate, diperoleh titik beku hingga -37° C (Anonim, 2010). Hal ini sesuai dengan sifat koligatif larutan, bahawa penambahan zat terlarut ke dalam air murni (zat pelarut) akan menurunkan titik beku air tersebut. Dalam hal ini, penggunaan etilen glikol sebagai radiator
coolant dapat menurunkan titik beku air pada radiator. Dengan kata lain, air pada radiator mesin yang digunakan di daerah beriklim dingin, seperti, di daerah kutub, tidak akan mudah membeku. Ikatan hidrogen antara molekul etilen gliko dan molekul air akan sangat berperan dalam menurunkan titik beku. Molekul etilen glikol akan menghalangi pembekuan molekul air, sehingga air yeng ditambahkan etilen glikol akan sukar membeku. Kesimpulan
Dalam sebuah mesin kendaraan bermotor terdapat suatu radiator yang berfungsi untuk melepas panas dari mesin ke lingkungan. Cairan radiator memiliki peran yang penting dalam mentransformasikan panas, Sebagai cairan radiator, air tidak dapat bekerja secara efisien karena titik bekunya terlalu tinggi sehingga dibutuhkan suatu radiator coolant . Etilen glikol dapat digunakan sebagai radiator coolant yang efektif pada mesin kendaraan bermotor. Prinsip kerja etilen glikol sebagai radiator coolant ini dengan memanfaatkan salah satu sifat koligatif larutan, yaitu, penurunan titik beku. Daftar Pustaka
Anonim. 2010. Radiator Coolant . Diunduh di http://funny-mytho.blogspot.com/2010/12/radiator-coolant.html pada tanggal 17 November 2013. Anonim. 2012. Bahan Pelatihan Nasional Otomotif Perbaikan Kendaraan Ringan. Diunduh
di
http://jackikhusnaini.files.wordpress.com/2013/04/buku-informasi.doc
pada tanggal 16 November 2013. Subodro, Rohmat. 2012. Pengaruh Penambahan Cupper Radiator pada Mobil Hubungannya dengan Tingkat Perubahan Suhu Engine dan Pemakaian Bahan Bakar . Surakarta: Jurusan Teknik Mesin Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta . Diunduh di Http://Www.Ejournal.Politama.Ac.Id/Index.Php/Politeknosains/Article/Download/71/ 64 pada tanggal 17 November 2013.