LAPORAN PENDAHULUAN DAN PROSEDUR PERAWATAN KATETER
Untuk memenuhi tugas Perkemihan Dosen Pembimbing : Ika Ainur S. Kep. Ns., M. Kes
OLEH : KELOMPOK 4 SEMESTER 5
1. Yuyun Dwi W
6. Satli
2. Shinta Devi A
7. Angesti Pratiwi
3. Neni Arista A
8. Achmad Afandi
4. Ika Wahyu A
9. M. Rahmat Indika
5. Fauziadatin Q
10. Irfan Arif
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES BINA SEHAT PPNI KAB. MOJOKERTO TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat – Nya, sehingga
kami
telah
menyelesaikan
makalah
kami
berjudul
“Laporan
Pendahuluan dan Prosedur Perawatan Kateter ” untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Perkemihan “Perkemihan”” Program Studi S1 Keperawatan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto. Adapun penyelesaian makalah ini tak luput dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Ika Ainur S. Kep. Ns., M. Kes selaku dosen mata kuliah Perkemihan yang telah membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. 2. Segenap dosen dan staff di lingkungan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto yang turut membantu menyediakan fasilitas belajar serta arahan – arahan – arahan arahan yang telah diberikan. 3. Ucapan terimakasih kepada Bapak, Ibu serta semua keluarga yang telah mendukung, mendorong serta memberikan fasilitas kepada penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan 4. Serta Rekan – rekan mahasiswa STIKes Bina SeHat PPNI yang ikutsertadalammembantumenyelesaikanmakalahini. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Sehingga saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan terutama bagi pembaca, penulis dan mahasiswa STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto.
Mojokerto, 28 Oktober 2017 Penulis
ii
DAFTAR ISI
Contents bab I pendahuluan .................................................................................... 1 1.1
Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah ......................................................................... 1
1.3
Tujuan............................................................................................ 2
bab II laporan pendahuluan .................................................................... 3
2.1
Definisi .......................................................................................... 3
2.2
Tujuan Tindakan............................................................................ 3
2.3
Kompetensi Dasar Lain Yang Harus Dimiliki Untuk Melakukan
Tindakan
4
2.4
Indikasi, Kontraindikasi, Komplikasi ............................................ 5
2.4.1
Indikasi .................................................................................... 5
2.4.2
Kontra Indikasi ........................................................................ 5
2.4.3
Komplikasi .............................................................................. 5
bab III Prosedur perawatan KATETER laki-laki dan wanita........... 12
3.1
Prosedur Perawatan Kateter Pada Laki – Laki ............................ 12
3.2
Prosedur Perawatan Kateter Pada Wanita ................................... 14
1. Tahap Pra Interaksi ....................................................................... 14 bab IV penutup ....................................................................................... 16
4.1
Kesimpulan.................................................................................. 16
4.2
Saran ............................................................................................ 16
iii
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perawatan kateter urine sangat pentung dilakukan pada klien dengan tujuan untuk mengurangi dampak negatif dari pemasangan kateterisasi urine seperti infeksi dan radang pada saluran kemih, dampak lain yang mengganggu pemenuhan kebutuhan dasar manusia perawatan yang dilakukan meliputi : menjaga kebersihan kateter dan alat vital kelamin, menjaga kantong penampumg urine dengan tidak meletakan lebih tinggi dari buli-buli dan tidak agar tidak terjadi aliran balik urine ke buli-buli dan tidak sering menimbulkan saluran penampung karena mempermudah masuknya kuman serta mengganti kateter dalam jangka waktu 7-12hari. Semakin jarang kateter diganti, resiko infeksi makin tinggi, penggantian kateter urine tergantung dari bahan kateter urine tersebut sebagai contoh kateter urine dengan bahan latteks silicon paling lama dipakai 10 hari,sedang bahan silicon dapat dipakai selama 12 hari. Pada tahap pengangkatan kateterisasi urine perlu diperhatikan agar balon kateter urine telah kempis. Selain itu menganjurkan klien menarik nafas untuk mengurangi ketegangan otot sekitar saluran kemih sehingga kateterisasi urine dapat
diangkat
tanpa
menyebabkan
trauma
berlebihan.
Tindakan memasukkan kateter kedalam buli-buli melalui uretra dinamakan kateterisasi uretra. Indikasi kateterisasi dapat untuk membantu menegakkan diagnosis dan tindakan terapi. 1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara penanganan atau penatalaksanaan pada pasien Diabetes Melitus? 2. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien lansia yang mempunyai penyakit Diabetes Melitus?
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud Diabetes Melitus 2. Untuk mengetahui Klasifikasi Diabetes Melitus 3. Untuk mengetahui Penyebab dari penyakit Diabetes Melitus? 4. Untuk mengetahui Komplikasi yang terjadi pada penyakit Diabetes Melitus 5. Untuk mengetahui proses terjadinya Diabetes Melitus 6. Untuk mengetahui cara penanganan atau penatalaksanaan pada pasien Diabetes Melitus 7. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien lansia yang mempunyai penyakit Diabetes Melitus
2
BAB II LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Kateter adalah suatu selang untuk memasukan dan mengeluarkan cairan. Kateterisasi urinarius/ kandung kemih adalah memasukkan kateter melalui uretrake dalam kandung kemih dengan tujuan mengeluarkan urine. Tindakan kateterisasi dapat menyebabkan infeksi nosokomial sehingga sedapat mungkin tindakan kateterisasi dihindari. Berdasarkan bahannya, kateter dapat dikategorikan menjadi dua macam yaitu kateter folley lateks (terbuat dari lateks) dan kateter folley silikon. Ukuran kateter
Wanita dewasa
Kateter no. 14 / 16
Laki-laki dewasa
Kateter no. 18 / 20
Anak-anak
Kateter no. 8 / 10
Wanita
Pria
Panjang uretra (cm)
3,7 – 7
14 – 20
Kateter yang masuk
5 – 7,5
15 – 22,5
Yang diberi jelly
3 – 4
5 – 7,5
2.2 Tujuan Tindakan
a. Mengatasi retensi urine; b. Mengukur jumlah produksi urine oleh ginjal secara akurat; c. Untuk memperoleh bahan urine steril; d. Mengukur jumlah residu urine dalam kandung kemih; e. Memperoleh bahan urine bila tidak dapat ditampung dengan cara lain: menampung urine agar tidak terkontaminasi pada wanita yang sedang
3
menstruasi,
atau
pada
klien
yang
sedang
mengalami
masalah
inkontinensia urine; f. Mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama operasi dan sebelum suatu pemeriksaan diagnostik; g. Membantu memenuhi kebutuhan klien untuk mengosongkan kandung kemih, yang digunakan bila klien mengalami sakit yang akut, sakit yang hebat atau terbatas pergerakan; h. Menjaga agar kandung kemih tetap kosong dan penyembuhan luka; i.
Menjaga agar klien yang inkontinensia tetap kering pada daerah perinium, agar kulit tetap utuh dan tidak infeksi;
j.
Membantu melatih kembali atau memulihkan pengendalian kandung kemih secara normal.
2.3 Kompetensi Dasar Lain Yang Harus Dimiliki Untuk Melakukan Tindakan
Bila melakukan kateterisasi kita harus mempunyai pengetahuan dasar tentang sistem urinarius bagian bawah, yaitu: a. Kandung kemih secara normal merupakan kantong yang steril; b. Spincter urethra bagian luar tidak steril; c. Kandung kemih mempunyai mekanisme pertahanan sendiri, dapat mengosongkan urine sendiri secara teratur dan mempertahankan keasaman lingkungannya, yang bersifat anti bakterial yang dapat membantu kandung kemih tetap steril dan mencegah terjadinya infeksi; d. Kuman patogen yang masuk ke dalam urethra dapat menyebabkan infeksi kandung kemih dan ginjal; e. Kandung kemih yang normal tidak mudah terkena infeksi kecuali ada cidera. Klien yang mempunyai daya tahan yang rendah akibat suatu penyakit atau stres yang berat merupakan predisposisi untuk infeksi saluran kencing.
4
2.4 Indikasi, Kontraindikasi, Komplikasi 2.4.1 Indikasi
a.
Mengatasi retensi urine;
b.
Mengukur jumlah produksi urine oleh ginjal secara akurat;
c.
Untuk memperoleh bahan urine steril;
d.
Mengukur jumlah residu urine dalam kandung kemih;
e.
Memperoleh bahan urine bila tidak dapat ditampung dengan cara lain: menampung urine agar tidak terkontaminasi pada wanita yang sedang menstruasi, atau pada klien yang sedang mengalami masalah inkontinensia urine;
2.4.2 Kontra Indikasi
Produk kateter yang menggunakan bahan lateks dapat menimbulkan reaksi alergi. 2.4.3 Komplikasi
Komplikasi pemasangan kateter antara lain :
Bakterial Shock
Striktur uretra
Ruptur uretra
Perforasi buli-buli
Pendarahan
Balon pecah atau tidak bisa dikempeskan
2.5 Alat dan bahan yang digunakan
a.
Urine bag, set kateter
b.
Jelly
c.
Plester
d.
Set bengkok+pinset steril
e.
Sarung tangan steril
f.
Perlak/ alas pada klien
g.
Spuit isi aquades
5
h.
Kapas + cairan sublimat
i.
Handuk kecil + Waskom isi air hangat + sabun
j.
Sampiran
k.
Penerangan yang cukup
2.6 Protokol Atau Prosedur Dari Tindakan
1)
Prainteraksi (siapkan diri perawat dan peralatan )
Diri perawat:
Cuci tangan
Kaji status klien dan cek instruksi dokter
Pilih tipe dan ukuran kateter yang spesifik. Tentukan apakah menggunakan indewelling kateter atau straight kateter.
Kaji kebutuhan untuk mengumpulkan urine
Siapkan alat 2)
Orientasi (persiapan klien)
Jelaskan prosedur
Pertahankan privasi klien: pasang sampiran/ tarik tirai
Berikan posisi yang nyaman: posisi dorsal recumbent dengan lutut fleksi (wanita) dan posisi supine dengan kaki abduksi (pria)
3)
Implementasi Perkusi dan palpasi kandung kemih untuk mengkaji adanya retensi urine
4)
Pasang sarung tangan
5)
Lakukan vulva hygine atau perineal hygine
6)
Buka set kateter dan berikan jelly di ujung kateter
7)
Masukkan kateter sampai urine mengalir. Ketika urine mengalir, pindahkan tangan yang tidak dominan dari labia atau dari penis ke kateter, 2cm dari meatus untuk menahan kateter agar tidak
6
terdorong ke luar. Tangan dominan menghubungkan ujung kateter ke urine bag. 8)
Jika menggunakan indwelling kateter, isi balon kemudian tarik kateter kira-kira 2,5cm.
9)
Lepas sarung tangan steril
10) Plester kateter. Pria: ke abdomen bagian bawah. Wanita: kea rah paha 11) Bantu klien pada posisi yang nyaman 12) Kumpulkan dan buang alat-alat yang sekali pakai, bersihkan alatalat yang bukan sekali pakai. 13) Cuci tangan 14) Evaluasi Indwelling kateter masuk secara benar, straight kateter masuk dan dilepas tanpa menimbulkan rasa sakit, dank lien nyaman. 2.7 Anatomi daerah tindakan
Uretra Urin keluar dari kandung kemih melalui uretra dan keluar dari tubuh melalui meatus utetra. Membran mukosa melapisi uretra dan kelenjar uretra mensekresi lendir ke dalam saluran uretra. Lendir bersifat bakteriostatis dan membentuk plak mukosa untuk mencegah masuknya bakteri. Lapisan otot polos yang tebal mengelilingi uretra. Panjang uretra pada wanita yaitu 4 sampai 6,5 cm. Sfingter uretra eksterna yang terletak disekitar setengah bagian bawah uretra memungkinkan aliran volunteer. Uretra pada pria yang merupakan saluran perkemihan dan jalan keluar sel serta sekresi dari organ reproduksi memiliki panjang 20 cm. Pada wanita meatus urinarius terletak di labia minora di atas vagina dan di bawah klitoris sedangkan pada pria terletak pada ujung distal penis.
7
8
9
2.8 Perawatan Kateter a. Definisi
Perawatan kateter yang terbuat dari berbagai bahan yang di masukan
kedalam
saluran
kemih
sampai
kandung
kemih
untuk
memungkinkan aliran (drainase) urine. b. Tujuan
1) Memperlancar aliran urine. 2) Mencegah terjadinya infeksi. 3) Mencegah aliran balik urine (refluks). c. Indikasi
Pasien yang dipasang kateter menetap. d. Persiapan Pasien
Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan tindakan. e. Persiapan Alat
1) Sarung tangan steril. 2) Kassa steril. 3) Larutan antiseptik (betadine 10%) 4) Larutan NaCl 0,9% 5) Pinset anatomi 1, pinset sirugi 1. 6) Bengkok. 7) Cucing 2 8) Plester. 9) Gunting plester. f.
Prosedur Kerja
1) Mempersiapkan alat. 2) Beritahu dan jelaskan pada klien mengenai prosedur yang akan dilakukan dan lihat respon klien. 3) Dekatkan alat ke klien. 4) Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.
10
5) Bantu klien mengatur posisi sesuai kebutuhan sehingga luka mudah di rawat. 6) Cuci tangan. 7) Gunakan skot dan handscoon. 8) Bersihkan meatus uretra eksterna seperti halnya rawat luka dengan menarik kateter sejauh 0,5-1 cm keluar, bersihkan kotoran yang menempel dengan pinset sirugi kemudian oleskan kassa betadin dengan pinset anatomis sekitar kateter. 9) Bersihkan bekas plester dengan bensin menggunakan kasa dan pinset. 10) Pasang plester/hypavik. 11) Rapikan pasien dan alat-alat bereskan. 12) Setiap hari posisi kateter harus diperhatikan dan harus pada posisi yang benar yaitu dipasang fixasi antara paha bagian atas dan abdomen bagian bawah. 13) Anjurkan klien minum air 2lt/hari kecuali ada kontra indikasi. 14) Amati selang kateter untuk mengetahui adanya kebocoran dan lipatan. 15) Jangan melepaskan sambungan kateter kecuali jika akan dibilas. 16) Ambil urine untuk pemeriksaan dari selang yang ditusuk dengan desinfektan. 17) Jangan sekali-kali meninggikan kanton urobag lebih tinggi dari buli-buli eratkan urobag pada rangka tempat tidur bila pasien terlentang dan pada daerah di bawah lutut bila pasien ambulasi. 18) Kosongkan urobag kegelas ukur dan gelas ukur harus dibersihkan secara teratur. 19) Periksa kultur urine jika diperlukan. 20) Perhatikan urobag apakah ada sedimen atau kebocoran. 21) Kateter diganti kurang lebih dua minggu sekali kecuali ada indikasi lain. 22) Melepaskan handscoon dan mencuci tangan.
11
BAB III PROSEDUR PERAWATAN KATETER LAKI-LAKI DAN WANITA
3.1 Prosedur Perawatan Kateter Pada Laki – Laki
A. Pengertian Perawatan kateter adalah merupakan tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu melakukan perawatan kateter sendiri. B. Tujuan Untuk mencegah terjadinya infeksi dan menjaga kebersihan penis. C. Indikasi Dilakukan pada pasien yang terpasang kateter permanent. D. Prosedur Kerja 1. Tahap Pre Interaksi a. Persiapan perawat o
Identifiksi catatan keperawatan dan medis pasien
o
Perawat mencuci tangan.
b. Persiapan Pasien o
Menjelaskan prosedur kepada pasien
o
Memberikan privacy kepada pasien dengan cara menutup pintu atau pasang tirai
c. Persiapan alat o
Kapas sublimat atau desinfektan
o
Kassa steril
o
Pinset
o
Bengkok
o
Larutan desinfektan sesuai kebutuhan
o
Pengalas
o
Sarung tangan
12
2. Tahap Orientasi
a.
Memberikan salam, panggil pasien dengan namanya
b.
Menjelaskan
prosedur
dan
tujuan
tindakan
pada
pasien/keluarga 3. Tahap Kerja
a. Memberikan pasien bertanya sebelum tindakan dilakukan. b. Perawat mencuci tangan. c. Pastikan privacy pasien terjaga. d. Mengatur posisi pasien dengan posisi Supinasi/Terlentang. e. Memasang pengalas diletakkan dibawah glutes pasien. f. Melakukan tindakan perawatan kebersihan penis dengan tangan kiri memegang penis, tangan kanan membersihkan penis dengan cara memutas sampai di belakan penis sampai bersih, kemudian skrotum dibersihkan dari arah depan ke belakang, kapas yang kotor dibuang ke bengkok. g.
Tangan kiri mengfiksasi kateter, tangan kanan melakukan pada selang kateter kurang lebih 10cm dari pangkal kateter.
h.
Setelah selesai ambil pengalas, pasien diatur posisinya seperti semula.
4. Tahap Terminasi
a. Mengevaluasi perasaan pasien b. Menyimpulkan hasil kegiatan c. Melakukan kontrak untuk kegiatan selnajutya d. Perawat mencuci tangan
13
3.2 Prosedur Perawatan Kateter Pada Wanita A. Pengertian
Melakukan tindakan perawatan pada daerah genetal wanita yang terpasang kateter. B. Tujuan
1. Mencegah Infeksi 2. Memberikan rasa nyaman C. Alat dan Bahan
1. Bak Instrumen steril berisi lidi kapas 2. Sarungtangansteril 3. Desinfektan 4. Air hangat, waslap, handuk 5. Perlak dan pengalas 6. Bengkok
D. Prosedur Pelaksanaan 1. Tahap Pra Interaksi
a. Mengecek program terapi. b. Mencuci tangan c. Menyiapkan alat 2. Tahap Orientasi a. Memberikan salam pada pasien dan sapa nama pasien. b. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan. c. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien. 3. Tahap Kerja
a. Memasang sampiran/menjaga privacy.
14
b. Menyiapkan pasien dengan posisi dorcal recumbent dan melepaskan pakaian bawah pasien. c. Memasang perlak, pengalas. d. Memakai sarung tangan. e. Membersihkan genetalia dengan air hangat. f.
Memastikan posisi kateter terpasang dengan benar (menarik dengan hati-hati, kateter tetap tertahan).
g. Memberikan desinfektan dengan lidi kapas pada ujung pemasangan kateter. h. Melepas pengalas dan sarung tangan. i.
Merapikan pasien.
E. TahapTerminasi
a. Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan. b. Berpamitan dengan klien. c. Membereskan dan kembalikan alat. d. Mencuci tangan, mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
15
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kateter adalah suatu selang untuk memasukan dan mengeluarkan cairan. Kateterisasi urinarius/ kandung kemih adalah memasukkan kateter melalui uretrake dalam kandung kemih dengan tujuan mengeluarkan urine. Perawatan kateter urine sangat pentung dilakukan pada klien dengan tujuan untuk mengurangi dampak negatif dari pemasangan kateterisasi urine seperti infeksi dan radang pada saluran kemih, dampak lain yang mengganggu pemenuhan kebutuhan dasar manusia perawatan yang dilakukan meliputi : menjaga kebersihan kateter dan alat vital kelamin, menjaga kantong penampumg urine dengan tidak meletakan lebih tinggi dari buli-buli dan tidak agar tidak terjadi aliran balik urine ke buli-buli dan tidak sering menimbulkan saluran penampung karena mempermudah masuknya kuman serta mengganti kateter dalam jangka waktu 7-12hari. Semakin jarang kateter diganti, resiko infeksi makin tinggi. 4.2 Saran
Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam pembuatan makalah agar dapat membuat makalah yang baik dan benar. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk mahasiswa keperawatan agar mengetahui bagaimana standar operasional prosedur dari perawatan kateter.
16
DAFTAR PUSTAKA
Potter, P. A., dan Perry, A. G. (2005). Fundamental of Nursing: Concept, Process, an Practice. (Terj). Asih, Y., et al. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Kelompok Keilmuan Dasar Keperawatan & Keperawatan Dasar FIK UI. (2007). Panduan Praktikum Keperawatan Dasar I. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI. Price, S. A., & Lorraine, M. W. (2003). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses proses Penyakit . 6th Ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Barbara, K, dkk. (2002). Kozier and Erb’s Technique In Clinical Nursing . New Jersey:Pearsson Education.
1
1
2