Maintenance Turbin 2014 1.
TURBIN GAS Turbin gas tersusun atas komponen-komponen utama seperti air inlet section, compressor section, combustion section, turbine section, dan exhaust section. Sedangkan komponen pendukung turbin gas adalah starting equipment, lube-oil system, cooling system, dan beberapa komponen pendukung lainnya.
Gambar 1. Turbin Gas Maintenance adalah perawatan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti kerusakan terlalu cepat terhadap semua peralatan di pabrik, baik yang sedang beroperasi maupun yang berfungsi sebagai suku cadang. Kerusakan yang timbul biasanya terjadi karena keausan dan ketuaan akibat pengoperasian yang terus-menerus, dan juga akibat langkah pengoperasian yang salah. Maintenance pada turbine gas selalu tergantung dari faktor-faktor operasional dengan kondisi yang berbeda disetiap wilayah, karena operasional turbine gas sangat tergantung dari kondisi daerah operasional. Semua pabrik pembuat turbine gas telah menetapkan suatu ketetapan yang aman dalam pengoperasian sehingga turbine selalu dalam batas kondisi aman dan tepat waktu untuk melakukan
maintenance. Untuk
turbine gas produksi General Electric batas maintenance bisa didapat dengan memasukkan factor penentu lain dalam rumus di bawah ini: (
)
D3 Teknik Mesin kerjasama PLN FTI-ITS
1
Maintenance Turbin 2014 Dimana, maintenance factor = Factored hours = (K + M x l) x (G + 1.5D + AfH + 6P) Actual hours
= (G + D + H + P)
G = Annual Base Load Operating Hours on Gas Fuel D = Annual Base Load Operating Hours in Distilate Fuel H = Annual Operating Hours on heavy fuel Af= Heavy fuel severity factor (Residual Af= 3 to 4, Crude Af+ 2 to 3) I = Percent Water/steam injection referenced to inlet air flow M & K = water/steam injection costants M
K
Control
Steam Injection
N2/N3 material
0
1
Dry
<2.2%
GTD-222/FSX-414
0
1
Dry
>2.2%
GTD-222
18
6
Dry
>2.2%
FSX-414
18
1
Wet
>0%
GTD-222
55
1
Wet
>0%
FSX-414
Rumus maintenance interval ditinjau dari bahan bakar yang digunakan:
D3 Teknik Mesin kerjasama PLN FTI-ITS
2
Maintenance Turbin 2014 Secara umum maintenance dapat dibagi dalam beberapabagian, diantaranya adalah: 1. Preventive Maintenance Preventive maintenance adalah suatu kegiatan perawatan yang direncanakan baik itu secara rutin maupun periodik, karena apabila perawatan dilakukan tepat pada waktunya akan mengurangi down time dari peralatan. Preventive maintenance dibagi menjadi: a. Running Maintenance, adalah suatu kegiatan perawatan yang dilakukan hanya bertujuan untuk memperbaiki equipment yang rusak saja dalam satu unit. Unit produksi tetap melakukan kegiatan (in service maintenance) b. Turning Around Maintenance, adalah perawatan terhadap peralatan yang sengaja dihentikan pengoperasiannya (outage maintenance) 2. Repair Maintenance Repair Maintenance merupakan perawatan yang dilakukan terhadap peralatan yang tidak kritis, atau disebut juga peralatan-peralatan yang tidak mengganggu jalannya operasi. 3. Predictive Maintenance Predictive Maintenance merupakan kegiatan monitor,
menguji, dan mengukur
peralatan-peralatan yang beroperasi dengan menentukan perubahan yang terjadi pada bagian utama, 4. Corrective maintenance Corrective Maintenance adalah perawatan yang dilakukan dengan memperbaiki perubahan kecil yang terjadi dalam disain, serta menambahkan komponen komponen yang sesuai dan juga menambahkan material-material yang cocok. 5. Break Down maintenance Kegiatan perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan atau kelainan pada peralatan sehingga tidak dapat berfungsi seperti biasanya. 6. Modification maintenance Pekerjaan yang berhubungan dengan disain suatu peralatan atau unit. Modifikasi bertujuan menambah kehandalan peralatan atau menambah tingkat produksi dan kualitas pekerjaan. 7. Shut Down maintenance D3 Teknik Mesin kerjasama PLN FTI-ITS
3
Maintenance Turbin 2014 Shut Down adalah kegiatan perawatan yang dilakukan terhadap peralatan yang sengaja dihentikan pengoperasiannya. Shutdown maintenance pada turbine gas terdiri dari Boroscope Inspection, Combustion Inspection, Hot Gas Path Ispection dan Major Inspection. Batas-batas pekerjaan dapat dilihat seperti gambar di bawah ini:
Gambar 3. Tipe shut down inspeksi Shut down inspection pada turbin merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada saat unit tersebut tidak dalam pengoperasian. Shut down inspection terdiri dari:
D3 Teknik Mesin kerjasama PLN FTI-ITS
4
Maintenance Turbin 2014
a) Combustion inspection Combustion Inspeksi merupakan shut down jangka pendek yang dibutuhkan untuk memeriksa nozzle tingkat pertama, combustion liner,transition piece dan cross fire tube. Komponen-komponen ini membutuhkan pemeriksaan secara berkala, karena kerja yang dilakukan oleh turbin gas bekerja terus menerus, sehingga sistem pembakaran yang buruk akan menyebabkan pendeknya umur dari komponenkomponen tersebut terutama bagian hilir seperti nozzle dan bucket turbin. Perawatan yang dilakukan pada waktu combustion dan inspection adalah pemeriksaan pada bagian ruang bakar, cross fire tube dan transition piece. Pemeriksaan pada catatan paking menunjukkan adanya gesekan, bagian atas dan bagian bawah dari diafragma dan bagian antara diameter horizontal dan vertikal. Pemeriksaan pada 20 thermocople yang rusak, pada turbin bucket dan overplan D3 Teknik Mesin kerjasama PLN FTI-ITS
5
Maintenance Turbin 2014 secara visual, leading edge baik secara visual atau boroscape pada nozzle turbin tingkat pertama dan bucket tingkat pertama terhadap degradasi, pendapatan clerence. Pemeriksaan fuel nozzle terhadap pluging pada bagian tutup dan mencatat hasil pemeriksaan. Untuk melakukan inspeksi secara visual pada bagian rotating dan stationary pada compressor casing dan turbin casing tanpa mengangkat atau membongkarnya adalah memakai perangkat kerja dari borescope.
Bagian-bagian yang diinspeksi pada turbin gas adalah: 1. Turbin Section. 2. Axial Flow Compressor. 3. Combustion System. Turbin section yang diinspeksi adalah : 1. Turbin Nozzle,untuk menginspeksi kerusakan bagian luar, korosi, gangguan pada lubang pendingin, retak dan sebagainya.
D3 Teknik Mesin kerjasama PLN FTI-ITS
6
Maintenance Turbin 2014 2. Turbin Bucket,untuk menginspeksi kerusakan bagian luar yang melepuh, retak, kelonggaran tempat buang dan lain-lain. Pada compressor section dilakukan inspeksi pada blade atau sudu-sudu tetap dan sudu gerak.
b) Hot gas path inspection Pemeriksaan pada daerah panas termasuk dalam combustion inspection, hanya saja dalam pemerikasaan ini dilakukan lebih terperinci lagi mulai dari nozzle hingga bucket turbin. Adapun komponen-komponen yang dibongkar dandiinspeksi antara lain : 1. Flame Detector. 2. Spring Position Spark Plug. 3. Combustion Chambers. 4. Cap and Liner Assembly. 5. Combustion Transition Piece Assembly. 6. Compressor Discharge and Frame Casing Assembly. 7. Support ring Assembly. 8. First Stage Nozzle. 9. Turbine Shell and Shoud Assembly. 10. Second Stage Nozzle
D3 Teknik Mesin kerjasama PLN FTI-ITS
7
Maintenance Turbin 2014 Inspeksi dilakukan secara visual dan juga dilakukan secara non visual. Inspeksi secara visual dengan melihat perubahan yang terjadipada komponen tanpa mata bantu, cukup dengan mata telanjang seperti perubahan warna, perubahan bentuk, keretakan dan lain-lain. Inspeksi non visual dilakukan dengan menggunakan alat bantu, seperti melihat 22 keretakan bagian dalam suatu logam dengan mengunakan radiografi, ultrasonografi dan sebagainya. Pemeriksaan komponen dilakukan dilapangan atau diruang perawatan, bahkan pemeriksaan dapat juga dilakukan diluar pabrik, seperti pemeriksaan struktur mikro marrige bold yang dilakukan di Singapura. Inspeksi lainnya yaitu pemeriksaan clearance pada daerah sekitar first stage nozzle, second stage nozzle dan bucket turbin. Clearance yang diperiksa pada saat hot gaspath inspection tidak boleh kurang atau lebih dari ukuran yang telah ditetapkan. Clearance yang terlalu besar akan mengurangi efisiensi turbin sedangkan clearance yang terlalu kecil akan berpengaruh pada keselamatan turbin walaupun efisiensi turbin semakin besar.
c) Major inspention Adapun pemeriksaan pada seluruh bahagian utama turbin secara garis besar pemeriksaan ini dilakukan pada bagian-bagian : 1. Air Inlet Section 2. Combustion Section 3. Compressor Section 4. Turbine Section 5. Exhaust Section
D3 Teknik Mesin kerjasama PLN FTI-ITS
8
Maintenance Turbin 2014 Pemeriksaan ini meliputi unsur dari combustion dan hot path inspection. Kegiatan yang dilakukan antara lain pemeriksaan keretakan sudu rotor dan stator. Clearence pada nozzle dan clearence pada compressor. Pengikat dan penyekat nozzle serta diafragma diperiksa dari kemungkinan adanya gesekan, pengerutan atau kerusakan yang disebabkan oleh panas. Kompresor dari guide inlet vane diperiksa dari kemungkinan adanya kotoran, pengikisan, karat dan kebocoran. Bantalan dari sheel (sekat) diperiksa clearencenya dan tingkat kehausan yang terjadi. Semua pemeriksaan ini dilakukan berdasarkan spesifikasi yang ditetapkan oleh pabrik.
2. TURBIN UAP Turbin uap merupakan mesin rotasi yang berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung dalam uap menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros.
Gambar 4. Turbin Uap D3 Teknik Mesin kerjasama PLN FTI-ITS
9
Maintenance Turbin 2014 1. Pemeliharaan Berdasarkan Periode (Time Based Maintenance) Pada umumnya ada tiga jenis pemeliharaan periodik yang ada pada turbin uap yaitu : Ø Simple Inspection atau Si (8.000 jam operasi) Ø Mean Inspection atau Me (16.000 jam operasi) Ø Serious Inspection atau Se (32.000 jam operasi) Dalam Mean Inspection, terdapat pekerjaan yang sama dengan Simple Inspection yang ditambah dengan beberapa pekerjaan lain yang diperlukan, demikian juga halnya dengan Serious Inspection akan ada pekerjaan yang sama dengan Mean Inspection yang ditambah dengan beberapa pekerjaanlain yang harus dilakukan sesuai dengan Maintenance Manual Book. Serious Inspection juga dilakukan pada tahun pertama operasi, hal ini biasanya disebut First Year Inspection. Hal ini sangat penting dilakukan untuk mengamati kemungkinan kerusakan yang terjadi dan juga dapat digunakan untuk mendapatkan jaminan atau garansi dari kontraktor atau pabrik pembuat turbin uap yang bersangkutan. First Year Inspection biasanya dilakukan oleh kontraktor atau pabrik pembuatnya. Siklus inspection tersebut diatas apabila dihitung dari saat dimulainya operasi turbin uap akan berurutan sebagai berikut :
2. Pemeliharaan Berdasarkan Kondisi (Condition Based Maintenance) Pemeliharaan yang waktu pelaksanaannya direncanakan sebelumnya, berdasarkan data operasi yang dicatat dan unit diberhentikan beberapa saat sebelum sampai pada kondisi rusak. Apabila pemberhentian mesin dilaksanakan atas hasil analisa data, maka disebut pemeliharaan prediktif. Pemeliharaan berdasarkan kondisi pada umumnya dibagi dua macam yaitu : Ø Pemeliharaan dalam keadaan beroperasi (In Service Maintenance) Ø Pemeliharaan dalam keadaan tidak beroperasi (Outage Maintenance)
D3 Teknik Mesin kerjasama PLN FTI-ITS
10
Maintenance Turbin 2014 a. Pemeliharaan Dalam Keadaan Beroperasi Pemeliharaan dalam keadaan beroperasi adalah pekerjaan yang dilakukan tanpa mengganggu jalannya operasi turbin. Pada umumnya pekerjaan yang dilakukan adalah pekerjaan-pekerjaan ringan seperti pembersihan, pengukuran, pengamatan dan sebagainya pada turbin maupun peralatan bantunya. Pemeliharaan dalam keadaan beroperasi mencakup : Ø Pemeliharaan Rutin Beberapa pemeliharaan rutin yang dapat dilakukan pada saat turbin beroperasi, diantaranya: o Penambahan grease pada bagian yang memerlukannya o Menambah minyak pelumas ke dalam tangki o Membersihkan minyak pelumas melalui instalasi pemurniminyak pelumas. o Membuang air dan lumpur melalui drain tangki minyak pelumas dan memeriksa kondisi minyak pelumas. o Mengencangkan baut-baut yang longgar o Menutup atau mengurangi kebocoran pada seal katup-katup.
Ø Peralatan Stand-by Beberapa peralatan bantu untuk mengoperasikan turbin uap memiliki unit cadangan atau stand-by, sehingga apabila peralatan bantu tersebut memiliki unit cadangan,maka unit cadangan itu dapat dipelihara seperti dalam keadaan stop.
Ø Pengaman Turbin Pemeliharaan lengkap dari pengaman turbin beserta sistemnya dilakukan pada saat turbin tidak beroperasi, akan tetapi untuk melihat unjuk kerja dari peralatan pengaman tersebut, banyak pabrikan turbin membuat peralatan pengamatan yang dapat diuji pada saat turbin bekerja dengan cara pengujian simulasi. Pengujian pada saat bekerja ini amat riskan, karena dapat menyebabkan turbin akan trip apabila tidak dilakukan dengan benar dan sangat berhati-hati.
D3 Teknik Mesin kerjasama PLN FTI-ITS
11
Maintenance Turbin 2014 Ø Turbin Supervisory Pengamatan terhadap pengukuran yang didapat dari peralatan turbine supervisory haruslah dicatat, diamati dan dievaluasi dengan tepat untuk melihat gejala kerusakan yang terjadi dan parameter-parameter itu tidak boleh dilampaui. Peralatan turbin supervisory adalah alat-alat untuk mengukur eksentrisitas, getaran, temperatur bantalan, kecepatan, posisi rotor dan pemakaian trhust bearing.
Ø Kebersihan Dalam pemeliharaan turbin uap, kebersihan sangat besar pengaruhnya terhadap keamanan operasi turbin, oleh sebab itu kebersihan pada saat turbin beroperasi tidak boleh ditinggalkan, seperti kebocoran minyak pelumas.
b. Pemeliharaan Dalam Keadaan Tidak Beroperasi Biasanya pemeliharaan dalam keadaan tidak beroperasi dapat dilakukan pada saat periodic inspection yaitu pada simple inspection, mean inspection dan seirous inspection. Pada keadaan tertentu dapat dilakukan juga pemeliharaan tak terjadwal, tetapi hal ini tidak boleh melampaui lama waktu yang diperlukan oleh kegiatan utama dan ini hanya dilakukan pada peralatan yang pada pengamatan sebelumnya menunjukkan adanya kelainan. Dalam sifat pemeliharaan seperti ini harus memperhatikan schedule inspection yang baik sehingga urutan satu pekerjaan dengan pekerjaan yang lainnya dapat dilaksanakan dengan sebaikbaiknya tanpa ada waktu yang terbuang. Schedule yang baik akan mempercepat penyelesaian pekerjaan dan mengurangi biaya inspection. Pemeliharaan dalam keadaan beroperasi mencakup : Ø Pemeliharaan Rotor Turbin Pemeliharaan simple inspection pada rotor turbin dilakukan tanpa harus mengangkat upper casing. Hal ini hanya berupa pemeriksaan pada sudu turbin tingkat akhir dengan jalan melihatnya dari bagian atas kondensor setelah menhole disisi turbin exhaust dibuka. Pemeriksaan yang dilakukan diantaranya adalah : o Kemungkinan adanya kerak yang menempel pada sudu akhir. o Kemungkinan terjadinya keretakan. o Kemungkinan terjadinya gesekan. D3 Teknik Mesin kerjasama PLN FTI-ITS
12
Maintenance Turbin 2014 o Kerusakan akibat benda asing. o Korosi dan erosi. Sedangkan pada mean inspection dan serious inspection, seluruh bagian atas rotor diperiksa dan diperbaiki. Pemeriksaan dilakukan dengan cara membuka upper casing, melepas kopling, membuka bantalan dan komponen lainnya hingga rotor dapat diangkat dan ditopang pada dudukan khusus yang disediakan. Pengangkatan ini harus dilakukan dengan hati-hati karena sangat sempitnya clearance antara rotor dan stator turbin.
Ø Pemeliharaan Stator Turbin Pemeliharaan ini dilakukan dengan terlebih dahulu membuka upper casing, kemudian angkat rotor dengan hati-hati, lalu lakukan pekerjaan pemeliharaan, pemeriksaan dan perbaikannya, yaitu : o Periksa adanya kerak pada sudu tetap, bersihkan dengan sand-blast. o Laksanakan pemeriksan pada permukaan flanges upper dan lower casing. o Bersihkan ulir-ulir pada baut dan mur. o Periksa bekas bocoran uap melalui celah pada flanges antara upper dan lower casing. o Periksa akibat korosi dan erosi pada labyrinth dan sudu-sudu. o Periksa dan perbaiki kerusakan pada sudu-sudu tetap. o Periksa keretakan-keretakan pada setiap bagian stator. Setelah pekerjaan pemeliharaan selesai, maka perakitan kembali dilakukan. Pengencangan baut harus melihat daftar besarnya momen penguncian yang dikeluarkan pabrik. Perlu diperhatikan juga urutan pemasangan baut terutama pada flange antara upper dan lower casing.
Ø Pemeriksaan Bantalan Turbin uap memiliki dua jenis bantalan yaitu bantalan journal aksial dan bantalan aksial (thrust bearing). Pemeriksaan dan pemeliharaan pada bantalan-bantalan ini dilakukan baik pada Si, Me maupun Se. Pemeriksaan yang perlu dilakukan diantaranya : o Pengukuran Clearance. o Pemeriksaan bekas kontak / gesekan antara journal dengan bearing. D3 Teknik Mesin kerjasama PLN FTI-ITS
13
Maintenance Turbin 2014 o Goresan-goresan pada permukaan babbit (white metal). o Babbit yang terkelupas. o Keretakan. o Cacat cathodic.
Ø Pemeriksaan Labyrinth (Gland seal) Pada Si, labyrinth tidak dibuka karena tidak dilakukan pemeriksaan terhadapnya, tetapi hanya dilakukan pemeriksaan pada sistem uap perapatnya. Sedangkan pada Me dan Se juga dilakukan pemeriksaan pada keadaan labyrinth-nya.
Ø Penyetelan Clerance Rotor dan Stator Jarak celah atau clerance antara rotor turbin dan stator, terutama pada sisi tekanan tinggi sangatlah sempit dan kemungkinan akan terjadinya gesekan antara rotor dengan stator apabila celah ini tidak disetel dengan baik. Jarak clerance ini telah ditetapkan oleh pabrikan dan penyetelannya harus dalam batas-batas yang ditentukan pabrikan. Pengukuran dapat dilakukan dengan fuller, dial gauge, kawat timah dan alat ukur lainnya.
Ø Penyebarisan Poros Dalam kenyataannya posisi turbin dalam keadaan diam dan dingin, tidak lurus sama sekali, sehingga posisi satu poros dengan poros lainnya tidak lurus/ sebaris, misalnya poros turbin dengan poros generator, atau poros turbin tekanan tinggi dengan poros turbin tekanan rendah. Ketidaksebarisan ini diakibatkan oleh melengkungnya poros akibat dibebani rotor. Besarnya kelelngkungan akan tergantung dari beban rotor dan kekakuan poros. Dengan demikian satu poros dengan poros lainnya sengaja tidak dibuat sebaris, akan tetapi dibuat sedemikian rupa sehingga ada ketidaksebarisan yang besarnya sudah ditentukan oleh pabrik pembuat. Diharapkan pada saat turbin berputar dan panas, posisi poros akan menjadi sebaris baik arah aksial maupun radial. Dalam pelaksanaan penyebarisan pada turbin generator tertentu harus sesuai dengan ketentuan pabrik.
D3 Teknik Mesin kerjasama PLN FTI-ITS
14
Maintenance Turbin 2014 Ø Pemeliharaan Sistem Governor Pemeliharaan ini meliputi pemeilharaan terhadap katup uap utama, katup pengatur (governor valve) dan intercept valve serta sistem kontrol governor dan proteksi putaran lebih (over speed). Hal-hal yang dilakukan mencakup pemeriksaan, pembersihan dan perbaikan atau penggantian komponen yang rusak. Setelah dilakukan pemeriksaan dan perbaikan pada katup-katup, kemudian dilakukan penyetelan kembali yang sesuai dengan ketetapan yang berlaku.
Ø Pengujian pada Peralatan Proteksi Setelah pekerjaan inspection selesai dilakukan, perlu adanya pengujian pada peralatan proteksi untuk menjamin agar turbin bekerja dengan aman. Pengujian dilakukan pada :
Overspeed trip
Low bearing oil pressure trip
Langkah – langkah kerja Overhaul Turbin a. Penanggung Jawab Instruksi kerja Overhaul ini yang bertanggung jawab melaksanakan adalah Kasi Mekanik Turbin b. Langkah – langkah kerja Disassembling 1. Buka kap seng rumah Turbin tekanan tinggi (HP)
Gambar 7. Turbin Tekanan tinggi (HP) D3 Teknik Mesin kerjasama PLN FTI-ITS
15
Maintenance Turbin 2014
Gambar 8. Turbin Tekanan rendah (LP) 2. Pasang Scafolding di sekitar rumah Turbin tekanan tinggi (HP) & tekanan rendah (LP) 3. Bongkar isolasi rumah Turbin HP dan LP 4. Pengukuran dan blokir pegas – pegas rumah Turbin dan kondensor 5. Pengambilan data alignment antara rotor Turbin HP – LP – Rotor generator 6. Buka pipa oli control system, pelumasan dan pipa gland bushing 7. Membuka seluruh kop bearing bagian – bagian kopling
Gambar 9. Kopling 8. Buka baut flangs pipa uap masuk turbin sisi kiri dan kanan 9. Potong welded gasket pipa uap masuk sisi kiri dan kanan 10. Potong pipa extraxtion 2 11. Buka baut chasing dengan alat pemanas baut D3 Teknik Mesin kerjasama PLN FTI-ITS
16
Maintenance Turbin 2014
Gambar 10. Outer Casing 12. Angkat rumah turbin HP bagian atas 13. Angkat rumah turbin LP bagian atas 14. Buka gland bushing HP LP depan dan belakang bagian atas 15. Membuka stator dan steam chamber HP bagian atas 16. Membuka stator LP bagian atas dengan alat pemanas baut 17. Membuka stator LP bagian atas 18. Membuka Journal bearing HP – LP depan dan belakang bagian atas dan axial bearing
Gambar 11. Journal bearing
D3 Teknik Mesin kerjasama PLN FTI-ITS
17
Maintenance Turbin 2014
Gambar 12. Thurst bearing 19. Mengangkat rotor turbin HP dan rotor turbin LP 20. Membuka gland bushing HP – LP depan dan belakang bagian bawah 21. Membuka stator dan steam chamber HP bagian bawah
Gambar 13. Stator 22. Membuka stator LP bagian Bawah 23. Membuka katup penutup cepat (SSV) sebelah kiri dan kanan 24. Membuka semua bearing bagian bawah 25. Pembersian komponen – komponen yang telah di lepas 26. Membuka semua pompa – pompa oli 27. Perbaiakan dan persiapan penggantian komponen – komponen turbin yang rusak
D3 Teknik Mesin kerjasama PLN FTI-ITS
18
Maintenance Turbin 2014 Assembling HP – LP 1. Perataan permukaan rumah turbin HP – LP bagian atas dengan ru ah tubrbin bagian bawah memakai blue check 2. Pasang bearing bagian bawah Turbin HP/LP depan dan belakang 3. Pasang inner chasing turbinHP/LP bagian bawah 4. Pasang rotor turbin HP/LP dalam rangka penyetelan 5. Pasang stator turbin HP/LP bagian atas 6. Penyetelan clearance axial dan radial rotor terhadap stator secara berurutan 7. Pasang gand bushing depan dan belakang bagian bawah turbin LP 8. Pasang rmah turbin HP/LP bagian atas 9. Pengencanga n baut chasing dengan alat pemanas baut 10. Pengukuran delta panjang baut pengikat rumah turbin 11. Pasang baut flanges pipa uap masuk turbin pada empat podidi sisi kiri dan kanan 12. Pengelasan welded gasket pada pipa uap masuk turbin sisi kiri dan kanan 13. Pengencangan baut flanges pipa masuk uap turbin sisi kiri dan kanan 14. Pemasangan pipa extraction 2 dengan pengelasan 15. Cek alignment rotor terhadap rumah turbin bagian depan dan bagian belakang HP/LP 16. Cek axial roto terhadap rumah turbin HP/LP 17. Pemasangan kop bearing HP/LP bagian depan dan belakang 18. Pemasangan isoolasi rumah turbin 19. Pemasangan instalasi control system (Hidraulik & EHU) dan pelumas 20. Pemasangan pompa – pompa oli dan komponennya 21. Bongkar scaffolding 22. Melepas mur blokir pegas – pegas rumah turbin HP dan kondensor 23. Allignment Rotor turbin HP/LP dangenerator 24. Flushing installasi pipa oli pelumas 25. Drehvorrichtung (putaran stsndby dengan oli) 26. Penyemenan isolasi rumah turbin 27. Pasang kap seng rumah turbin
D3 Teknik Mesin kerjasama PLN FTI-ITS
19
Maintenance Turbin 2014 Pengujian 1. pengujian proteksi turbin 2. pengujin control system (Hidralik & EHU) 3. Star Up c. Data pendukung 1. Manual of operation and maintenance. Guide No : 0300 – 00YM – 50 2. Steam turbin starup diagram 3. Formulir Assembling
3. TURBIN AIR Turbin air adalah turbin yang merubah tenaga potensial air menjadi tenaga mekanis. Turbin air biasanya memanfaatkan enegri potensial air dalam jumlah besar yang telah di bendung dalam sebuah bendungan.
Gambar 14. Turbin Air D3 Teknik Mesin kerjasama PLN FTI-ITS
20
Maintenance Turbin 2014 Tujuan pemeliharaan adalah untuk mencegah terjadinya gangguan pada saat unit beroperasi, sehingga tidak mengakibatkan kerusakan yang lebih besar / fatal dan peralatan tersebut mempunyai masa pakai yang lebih lama, menghasilkan unjuk kerja yang lebih baik serta tingkat keselamatan lebih terjamin. Seperti kita ketahui bahwa pelaksanaan pemeliharaan terdapat beberapa klasifikasi, diantaranya pemeliharaan yang biasa dilakukan secara rutin adalah pemeliharaan jenis preventif. Pada umumnya pemeliharaan komponen turbin air dan alat bantunya dilakukan dalam 2 katagori, yaitu : Pemeliharaan yang bersifat Rutin. Pemeliharaan yang bersifat Periodik.
a. Pemeliharaan rutin Pemeriksaan yang bersifat rutin ialah pemeliharaan yang dilakukan secara berulang dengan periode waktu harian, mingguan dan bulanan dengan kondisi sedang beroperasi, yaitu meliputi : Pemeriksaan temperatur bearing, air pendingin, minyak tekan dan sebagainya dilakukan setiap hari. Pemeriksaan kebocoran pada perapat poros (seal) dilakukan setiap hari, apabila terjadi kebocoran melebihi batas yang ditentukan, maka untuk mengatasinya adalah dengan cara mengencangkan baut penekan perapat poros sedikit-sedikit dan merata, sampai bocorannya mengecil, seandainya tidak dapat diatasi maka unit distop dan seal diganti dengan yang baru. Pemeriksaan vibrasi sekali sebulan. Pemeriksaan tekanan air dan tekanan minyak tekan dilakukan setiap hari. Pemeriksaan kebocoran air pada pemegang sudu atur / bos sudu atur. Pemeriksaan kebisingan atau terjadinya suara yang aneh didalam rumah turbin. Pemeriksaan pada pipa pelepas air apakah timbul kavitasi dan bila perlu stel tekanan hampanya. Pemeriksaan pada servomotor apakah ada kebocoran minyak, bila bocor diperbaiki. Pemeriksaan tekanan udara pada akumulator, bila kurang ditambah/menambah sendiri (otomatis) D3 Teknik Mesin kerjasama PLN FTI-ITS
21
Maintenance Turbin 2014 Pemeriksaan air pendingin dan saringan dibersihkan setiap hari. Pemeriksaan level minyak tekan dan minyak bantalan, bila kurang ditambah.
b. Pemeliharaan Periodik. Pemeriksaan yang bersifat periodik ialah pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan lama operasi dari turbin air, yang diklasifikasikan : Pemeriksaan sederhana, setiap 8.000 jam. Pemeriksaan sedang, setiap 20.000 jam. Pemeriksaan serius, setiap 40. 000 jam. Pemeriksaan periodik kegiatan yang dilakukan meliputi pembongkaran (disassembly), pemeriksaan (inspection) dan pengujian (testing). Kegiatan pemeriksaan tersebut tidak harus semua komponen dilakukan sama, melainkan tergantung dari klasifikasi pemeriksaan periodiknya. Pemeriksaan sederhana dan sedang, komponen yang diperiksa tidak seluruhnya melainkan sebagian saja. Tetapi pemeriksaan serius, kegiatan-kegiatan seperti tersebut diatas dilakukan secara menyeluruh terhadap turbin dan alat bantunya. Adapun jenis-jenis kegiatan yang dilakukan dalam Pemeriksaan Serius, meliputi : o
Pengosongan air didalam rumah turbin.
o
Pelepasan pipa-pipa ukur (manometer dan vacuummeter).
o
Pelepasan draft tube atau manhole draft tube.
o
Pelepasan manhole rumah turbin.
o
Penutupan lubang saluran pembuangan.
o
Pelepasan bos sudu atur bagian luar atau bagian bawah.
o
Pelepasan tutup turbin bagian luar atau bagian bawah.
o
Pelepasan distributor turbin : sudu atur, cincin pengatur dan batang penggerak.
o
Pelepasan rumah bantalan turbin.
o
Pelepasan perapat poros turbin.
o
Run out test sebelum lepas kopling.
o
Pelepasan baut kopling poros turbin dengan poros generator.
o
Pelepasan tutup turbin bagian dalam atau bagian atas.
o
Pengangkatan runner. D3 Teknik Mesin kerjasama PLN FTI-ITS
22
Maintenance Turbin 2014 o
Pemeriksaan dan perbaikan runner, poros, kopling dan bearing.
o
Pemeriksaan dan perbaikan tutup turbin.
o
Pemeriksaan dan perbaikan rumah turbin dan pengaman tekanan air (relief valve).
o
Pemeriksaan dan perbaikan draft tube.
o
Pemeriksaan dan perbaikan sudu-sudu atur.
o
Pemeriksaan dan perbaikan katup utama (main inlet valve).
o
Pemeriksaan dan perbaikan perapat poros (seal).
o
Pemeriksaan dan perbaikan bushing sudu atur.
o
Penyetelan sudu atur dan penggurisan spie sudu atur.
o
Pembuatan alur spie sudu atur
o
Pemasangan poros runner dan pengukuran centering runner.
o
Pemasangan sudu-sudu atur.
o
Pemasangan tutup turbin.
o
Pengukuran clearance antara runner dengan pelindung tutup turbin.
o
Pemasangan dan penyetelan perapat poros.
o
Pemasangan mekanik sudu atur.
o
Pemasangan dan penyetelan bantalan turbin.
o
Pembongkaran tutup draft tube.
o
Pemasangan draft tube.
o
Pemasangan manhole.
o
Pemasangan pipa manometer dan vacuummeter.
o
Pengisian minyak bantalan (bearing) dan minyak governor.
Pemeriksaan Rumah Turbin.
Pemeriksaan bagian dalam rumah turbin, tutup turbin dan pelindung tutup turbin terhadap kerusakan.
Bila ada kelainan harus diperbaiki/diganti. Pemeriksaan baut-baut dudukan rumah turbin.
Pemeriksaan dan pengukuran celah (clearance) sisi masuk dan sisi keluar antara tutup turbin dan runner. D3 Teknik Mesin kerjasama PLN FTI-ITS
23
Maintenance Turbin 2014
Bila harga clearance melebihi batas maximal yang telah ditentukan, harus diganti. Pengukuran celah (clearance) dilakukan sebelum dan sesudah diperiksa/diperbaiki.
Gambar 15. Pengukuran Gap Antara Runner Dan Tutup Turbin
D3 Teknik Mesin kerjasama PLN FTI-ITS
24
Maintenance Turbin 2014 Pemeriksaan Distributor Turbin
Pemeriksaan sudu-sudu atur terhadap kerusakan, bila rusak harus diperbaiki.
Pengukuran kerapatan antara masing sudu atur pada posisi sudu atur menutup rapat.
Bila diperoleh celah yang melebihi harga yang ditentukan harus diperbaiki atau distel kembali.
Pengukuran kerapatan antara masing sudu atur pada posisi sudu atur menutup rapat.
Bila diperoleh celah yang melebihi harga yang ditentukan harus diperbaiki atau distel kembali.
Pemeriksaan dan pengukuran jarak antara masing-masing sudu atur pada posisi sudu atur membuka penuh.
Pengukuran
kerapatan
dan
jarak
dilakukan
sebelum
dan
sesudah
diperiksa/diperbaiki. Pemeriksaan dan pengukuran celah antara sudu atur dengan cincin dudukan sudu atur.
Bila harga celah melebihi toleransi yang ditentukan, harus diperbaiki (sudu atur diganti atau cincin dudukan sudu atur diganti)
Pengukuran celah dilakukan sebelum dan sesudah diperiksa/diperbaiki.
Gambar 16. Pengukuran Gap Antara Sudu Atur Dan Cincin Dudukan Sudu Atur
D3 Teknik Mesin kerjasama PLN FTI-ITS
25
Maintenance Turbin 2014 Pemeriksaan Runner.
Pemeriksaan terhadap kerusakan (kavitasi, keausan, keretakan).
Bila ada kelainan harus diperbaiki atau diganti. Pemeriksaan dan pengukuran celah antara runner dengan tutup turbin. Bila ada kelainan harus diganti. Pemeriksaan pasak dan baut antara poros dan runner.
Pengaman Tekanan Air.
Pemeriksaan bagian dalam terhadap kerusakan.
Bila rusak ringan harus diperbaiki dan bila rusak berat harus diganti.
Pemeriksaan dan pengukuran kerapatan katup terhadap dudukannya pada posisi tertutup.
Bila tidak rapat harus diperbaiki dengan cara diskir atau diganti.
Pengukuran kerapatan dilakukan sebelum dan sesudah diperiksa/diperbaiki.
Pengujian bekerjanya pengaman tekanan air pada waktu percobaan pelepasan beban (percobaan unit berbeban setelah semua peralatan siap beroperasi).
D3 Teknik Mesin kerjasama PLN FTI-ITS
26
Maintenance Turbin 2014
Gambar 17. Penampang Pengaman Tekanan Air
Pemeriksaan Poros.
Pemeriksaan dan pengukuran celah antara poros dan bantalan.
Bila harga celah melebihi toleransi yang ditentukan, harus diperbaiki/diganti.
Pemeriksaan/pengukuran kelurusan poros turbin generator (run out shaft).
Pemeriksaan dan pengukuran getaran poros pada bantalan. Bila getaran melebihi batas, harus diperbaiki.
Pengukuran getaran dilakukan sebelum dan sesudah inspection.
D3 Teknik Mesin kerjasama PLN FTI-ITS
27
Maintenance Turbin 2014 Pemeriksaan Pipa Pelepas Air.
Pemeriksaan bagian dalam pipa pelepas air terhadap kerusakan (terutama pada sisi masuk pipa pelepas air akibat kavitasi)
Bila rusak harus diperbaiki. Pemeriksaan pipa dan katup injeksi apakah mengalami kerusakan. Bila rusak harus diperbaiki/diganti.
Pemeriksaan Pengatur Putaran Turbin (Governor).
Pemeriksaan dan membersihkan cooler (pendingin) minyak regulator.
Pemeriksaan viskositas minyak. Bila sudah tidak memenuhi syarat minyak diganti dengan yang baru.
Pemeriksaan kebocoran minyak pada servomotor, bila bocor diperbaiki.
Pemeriksaan Katup Utama (Main Inlet Valve).
Pemeriksaan kebocoran. Bila kebocoran air melebihi batas yang ditentukan, maka harus diganti seal main gasketnya.
Pemeriksaan dan pengencangan baut-baut.
Pemeriksaan kebocoran minyak pada servomotor, bila bocor diperbaiki.
D3 Teknik Mesin kerjasama PLN FTI-ITS
28