BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indo Indone nesi siaa adala adalah h seba sebaga gaii nega negara ra kepu kepulau lauan an yang yang memi memili liki ki wilay wilayah ah perairan lebih luas dibandingkandengan wilayah daratan. Luas wilayah perairan Indone Indonesia sia kurang kurang lebih lebih sekitar sekitar 5,9 juta km2, sedang sedangkan kan luas luas wilaya wilayah h daratan daratan Indonesia hanya kurang lebih sekitar 1,8 juta km 2, Dengan luas perairan yang tiga kali lebih luas dibandingkan daratan, maka potensi perikanan di Indonesia dapat dikatakan cukup menjanjikan. Menu Menuru rutt Komn Komnas as Peng Pengka kaji jian an Sumb Sumberd erday ayaa Perik Perikan anan an Laut Laut ( Komnas
Kajiskanlaut , 2001), potensi sumberdaya ikan laut di seluruh perairan Indonesia, diduga sebesar 6,26 juta ton per tahun, sementara produksi tahunan ikan laut Indonesia pada tahun 2007 mencapai 3,68 juta ton. Ini berarti tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan laut Indonesia baru mencapai menca pai 58,80%. Ikan Ikan merupa merupakan kan bahan bahan makanan makanan yang yang banyak banyak dikons dikonsums umsii masyarak masyarakat at selain sebagai komoditi ekspor. Ikan mengalami proses pembusukan yang cepat dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri dan perubahan kimiawi pada ikan mati menyebabkan pembusukan. Mutu olahan ikan sangat tergantung pada mutu bahan mentahnya. Abon ikan adalah jenis makanan awetan yang biasanya terbuat dari jenis ikan tongkol dan tuna. Produk yang yang dihasilkan mempunyai bentuk lembut, rasa enak, bau khas, dan mempunyai daya awet yang relatif lama. Sampai saat ini proses proses produksi produksi abon masih menggunakan menggunakan cara tradisional, tradisional,pros proses es pembuatan pembuatan membutuhkan waktu yang lama dimana proses tersebut dimulai dari penyiangan ikan, ikan, perebus perebusan, an, ikan ikan dibers dibersika ikan n dari tulang tulang dan kepala, kepala, kemudi kemudian an dilaku dilakukan kan penca pencacah cahan an atau pemaru pemarutan, tan, penggo penggoren rengan gan,, peniri penirisan san minyak minyak dan dibung dibungkus kus menurut keperluan. Berdasarkan Berdasarkan hal tersebut tersebut maka diperlukan diperlukan mekanisme mekanisme baru baru dalam hal produksi abon ikan tersebut, untuk mengantikan sistem tradisional yaitu dengan
1
perencanaan perencanaan mesin pencacah pencacah ikan untuk pembuatan pembuatan abon penggunaan penggunaan teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan produksi abon ikan sehingga masyarakat yang menekuni industri rumah tangga ( home industry) tersebut.
1.2 Tujuan Penulisan
Adap Adapun un tuju tujuan an dari dari penu penuli lisa san n prop propos osal al tuga tugass akhi akhirr ini ini adala adalah h dapa dapatt diuraikan dalam dua tujuan, yaitu :
1.2.1
Tujuan Penulisan Secara Umum
Tujuan dari penulisan tugas akhir secara umum ini adalah : -
Sebagai Sebagai salah salah satu satu syarat syarat untuk untuk dapat dapat melan melanjut jutkan kan penul penulisa isan n tugas tugas akhir akhir.
-
Untu Untuk k beka bekall peng pengeta etahu huan an dan juga juga seba sebagai gai penga pengalam laman an sebelu sebelum m terju terjun n kedunia industri yang akan dihadapi oleh setiap lulusan Politeknik Negeri Lhokseumawe.
-
Menamb Menambah ah wawas wawasan an dan dan dapat dapat mener menerapk apkan an bidan bidang g teori teori dan dan prakte praktek k yang yang telah diperoleh selama mengikuti pendidikan di Politeknik.
1.2.2
Tujuan Penulisan Secara Khusus
Tujuan dari penulisan tugas akhir secara khusus ini adala h : -
Dapat Dapat merenc merencana anakan kan suat suatu u alat tekn teknolo ologi gi tepat tepat guna guna yang yang berman bermanfaa faatt bagi bagi proses pencacahan ikan untuk pembuatan Abon secara efesien
1.3
Alasan Alasan Pemilihan Pemilihan Judul
Adapun alasan penulis memilih judul “ Perencanaan Mesin Pencacah ikan untuk pembuatan abon” ini sebagai judul tugas akhir karena dengan adanya mesin ini dapat meningkatkan efisiensi kerja, alat ini dibutuhkan oleh para pelaku usaha industi rumah tangga (home industry) dimana alat ini dapat mempercepat dan mempermudah pekerjaan pembuatan abon ikan
2
1.4
Pembatas Pembatasan an Masalah Masalah
Untu Untuk k mend mendap apatk atkan an peren perencan canaa aan n yang yang baik baik bany banyak ak hal hal yang yang perl perlu u diperhatikan. Penulis membatasi masalah ini supaya pembahasannya tidak terlalu meluas antara lain : a. Merenc Merencanak anakan an bagian bagian-ba -bagia gian n utama utama : -
Salu Salura ran n mas masuk (ho (hopper pper))
-
Saluran keluar
-
Selinder pe pencacah
-
Rangka
-
Mata pencacah
-
Poros
-
Pasak
-
Roda gigi
b. Pemili Pemilihan han bagian bagian-ba -bagia gian n utama utama : -
Motor pe penggerak
-
Sabuk dan pulli
-
Bantalan
-
Baut dan mur
c. Pemili Pemilihan han baha bahan n baku baku ikan ikan untuk untuk pembu pembuata atan n abon abon Ikan tuna atau tongkol yang telah bersih dari tulang-tulangnya dan telah dirubus dan telah di press untuk mengurangi kadar air sebelum di lakukan pencacahan di mesin.
3
1.5
Metode Metode Penulisan Penulisan
start
Studi Literatur
Observasi Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
Data Desain Data Aktual
Analisa Data
Stop
Selesai
4
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penulisan proposal tugas akhir ini adalah secara observasi lapangan dan studi literatur. Metode observasi lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara meninjau lansung kelapangan yaitu melihat dan bertanya dengan pihak-pihak yang bersangkutan di lapangan. Sedangkan studi literatur dilakukan dengan pengambilan data dari buku referensi, referensi, dan internet yang menjadi menjadi suatu acuan dalam penulisan penulisan proposal proposal tugas akhir ini
5
BAB II DASAR TEORI
2.1
Ikan Tuna
Ikan tuna termasuk dalam keluarga Scombroidae, tubuhnya seperti cerutu. mempunyai dua sirip pungung, sirip depan yang biasanya pendek dan terpisah dari sirip belakang. belakang. Mempunyai Mempunyai jari-jari jari-jari sirip tambahan ( finlet ) di belakang sirip punggung dan sirip dubur. Sirip dada terletak agak ke atas, sirip perut kecil, sirip ekor bercagak agak ke dalam dengan jari-jari penyokong penyokong menutup seluruh ujung hipural. Tubuh Tubuh ikan tuna tertutup oleh sisik-sisik kecil, berwarna biru tua dan agak gelap pada bagian atas tubuhnya, sebagian besar memiliki sirip tambahan yang berwarna kuning cerah dengan pinggiran berwarna gelap (Ditjen Perikanan, 1983) Menurut Saanin (1984), klasisifikasi ikan tuna adalah sebagai berikut :
a.
Thunnus alalunga (Albacore)
b.
Thunnus albacores (Yellowfin Tuna)
c.
Thunnus macoyii (Southtern Bluefin Tuna)
d.
Thunnus obesus (Big eye Tuna)
e.
Thunnus tongkol (Longtail Tuna)
Tuna una terma termasu suk k peren perenan ang g cepat cepat dan dan terku terkuat at di antar antaraa ikan ikan-ik -ikan an yang yang bera berang ngka ka tula tulang ng.. Peny Penyeb ebara aran n ikan ikan tuna tuna mulai mulai dari dari laut laut mera merah, h, laut laut Indi India, a, Malaysia, Indonesia dan sekitarnya. Juga terdapat di laut daerah tropis dan daerah beriklim sedang (Djuhanda, 1981). Adapun bentuk tubuh beberapa species ikan tuna dapat dilihat pada Gambar 2.1
6
(a)
(b)
( c)
(d)
( e)
(f)
a. Tongkol ( Euthynnus affinis)
d. Madidihang (Thunnus albacores )
b. Mata besar ( Thunnus obesus )
e. Albacor (Thunnus alalunga )
c. Tuna sirip biru (Thunnus maccoyii ) f. Cakalang (Katsuwonus pelamis )
Gambar 2.1 Bentuk tubuh beberapa spesies ikan tuna (Sumber : Balai Besar Pengembangan & Pengendalian Hasil Perikana)
Ikan tuna adalah jenis ikan dengan kandungan protein yang tinggi dan lemak yang rendah. Ikan tuna mengandung protein antara 22,6 - 26,2 g/100 g dagi daging ng.. Lema Lemak k anta antara ra 0,2 0,2 - 2,7 2,7 g/10 g/100 0 g dagi daging ng.. Di samp sampin ing g itu itu ikan ikan tuna tuna mengandung mineral kalsium, fosfor, besi dan sodium, vitamin A (retinol), dan
7
vitamin B (thiamin, riboflavin dan niasin) Departemen of Health Education and Walfare (1972 yang diacu Maghfiroh, 2000). Komposisi nilai gizi beberapa jenis ikan tuna dapat dilihat dalam Tabel 1 dan produksi ikan tuna di Indonesia di sajikan dalam Tabel 2.
Tabel 1 Komposisi nilai gizi beberapa jenis ikan tuna (Thunnus sp ) per 100 100 g daging Komposisi Energi
Bluefin 121,0
Jenis Ikan Tuna Skipjack 131,0
Satuan Yellowfin 105,0
Kal
Protein
22,6
26,2
24,1
g
Lemak
2,7
2,1
0,1
g
Abu
1,2
1,3
1,2
g
Kalsium
8,0
8,0
9,0
mg
Fosfor
190,0
220,0
220,0
mg
Besi
2,7
4,0
1,1
mg
Sodium
90,0
52,0
78,0
mg
Retinol
10,0
10,0
5,0
mg
Thiamin
0,1
0,03
0,1
mg
Riboflavin
0,06
0,15
0,1
mg
Niasin
10,0
18,0
12,0
mg
Sumber : Departement of Health, Education and Walfare (1972 yang diacu Maghfiroh, 2000) Tabel 2 Produksi ikan tuna tahun 1992- 2001 Tahun
Produksi (ton)
8
1994
89.330
1995
101.688
1996
115.549
1997
116.214
1998
168.122
1999
136.474
2000
163.241
2001
153.110
Sumber : Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (2003)
Secara umum bagian ikan yang dapat dimakan ( edible portion ) berkisar antara antara 45 – 50 % dari dari tubuh tubuh ikan (Suzuk (Suzuki, i, 1981). 1981). Untuk kelompok kelompok ikan tuna, bagian ikan yang dapat dimakan berkisar antara 50 – 60 % (Stanby, 1963). Kadar protein daging putih ikan tuna lebih tinggi dari pada daging merahnya. Namun seba sebalik likny nyaa kada kadarr lemak lemak dagi daging ng puti putih h ikan ikan tuna tuna lebi lebih h rend rendah ah dari dari dagin daging g merahnya. Pembagian daging merah ikan tuna dapat dilihat pada Gambar 2.2
Gambar 2.2 Letak daging merah pada jenis ikan tuna (http://www.jakartafishport.com/ikan-tuna.jpg http://www.jakartafishport.com/ikan-tuna.jpg)) Daging merah tuna dapat dibedakan berdasarkan lapisan lemaknya yaitu
9
otoro, chutoro dan akami (Gambar 2.3). Otoro terdapat pada bagian perut bawah, berwarna lebih terang karena lebih banyak mengandung lemak dan lebih mahal dibandingkan chutor
Gambar 2.3 Pembagian daging merah tuna berdasarkan lapisan lemak Daging merah ikan adalah lapisan daging ikan yang berpigmen kemerahan sepanjang tubuh ikan di bawah kulit tubuh. Jumlah daging merah bervariasi mulai kurang dari 1 – 2 % pada ikan yang tidak berlemak hingga 20 % pada ikan yang berlemak. Diameter sel atau jaringan otot pada daging merah lebih kecil (Okada, 1990 1990). ). Dagi Daging ng merah merah kaya kaya akan akan lemak lemak,, supl suplai ai oksi oksige gen n dan dan meng mengan andu dung ng miog mioglo lobi bin. n. Dagi Daging ng merah merah pada pada ikan ikan pelag pelagis is memu memung ngki kink nkan an jenis jenis ikan ikan ini beren berenang ang pada pada kecepa kecepatan tan yang yang tetap tetap untuk untuk mempero memperoleh leh makana makanan n dan untuk untuk bermigrasi (Learson dan Kaylor, 1990). Okada (1990) menyatakan bahwa daging merah mengandung mioglobin dan hemoglobin yang bersifat prooksidan serta kaya kaya akan akan lema lemak. k. Warna arna merah merah pada pada dagi daging ng ikan ikan dise diseba babk bkan an kand kandun unga gan n hemoproteinnya tinggi yang tersusun atas protein moiety, globin dan struktur antara hemopr hemoprotei otein n yang yang ada, ada, mioglo mioglobin bin adalah adalah hemopr hemoprote otein in yang yang heme. Di antara terbanyak. Lebih 80 % hemoprotein pada daging merah adalah mioglobin dan hemoglobin. Kandungan mioglobin pada daging merah ikan tuna dapat lebih dari 3.500 mg/100 g (Watanabe, 1990). Hal ini yang menyebabkan mudahnya terjadi ketengikan pada daging merah ikan tuna (Okada, 1990)
2.2
Motor Penggerak
10
Motor Motor adalah adalah pengge penggerak rak mula mula dari dari suatui suatui mesin. mesin. Dalam Dalam merenc merencana anakan kan mesin ini penulis menentikan putaran dan daya motor sesuai dengan keperluan mesin tersebut.
2.3
Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam permesinan. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan tramnsisi seperti itu di pegang oleh poros. Menurut Stolk Jac, Elemen Mesin (1994;169) Poros ini berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah satu elemen mesin ke elemen mesin yang lain. Dalam hal ini poros akan mengalami sebuah puntiran.
2.4
Pasak
Menurut Menurut Sularso Sularso dan Kiyokatsu Suga Elemen Mesin (1987;25) (1987;25),, Pasak merupakan suatu elemen mesin yang digunakan untuk menetapkan bagian-bagian mesin seperti roda gigi, pulli, dan kopling pada poros. Menurut letak pada poros dapat dapat dibeda dibedakan kan antara antara pasak pasak rata, rata, pasak pasak benam, benam, dan pasask pasask singgu singgung, ng, yang yang umumnya berpenampang segi empat. Dalam arah memanjang dapat membentuk prism prismati atiss atau bentuk bentuk tirus. tirus. Pasak Pasak benam benam prisma prismatis tis ada yang yang khusus khusus dipaka dipakaii sebagai pasak luncur. luncur.
2.5
Sabuk dan pulli
Pulli ulli
adal adalah ah
suat suatu u
alat alat
tran transm smis isii
untu untuk k
dudu duduka kan n
sabu abuk
dalam alam
memindahkan putaran dari pulli penggerak ke pulli yang digerakan. Transmisi dengan sabuk menggunakan pulli sebagai dudukan sabuk. Dalam hal ini bentuk dari dari pulli pulli yang yang direnc direncana anakan kan harus harus sesuai sesuai dengan dengan kebutu kebutuhan han mesin. mesin. Dimana Dimana diameter diameter pulli harus diperhatikan diperhatikan agar perbandinga perbandingan n putaran yang diinginkan diinginkan dapat diperoleh. Kedudukan pulli harus sejajar agar pada waktu terjadi putaran antara sabuk dan pulli tidak mengalami kerugian mekanis yang besar.
11
2.6
Bantalan
Menu Menuru rutt Sula Sulars rso o dan dan Kiyo Kiyoka kats tsu u Suga Suga dala dalam m buku buku Eleme Elemen n Mesin Mesin (1987; (1987;103 103), ), Bantala Bantalan n adalah adalah elemen elemen mesin mesin yang yang menump menumpu u poros poros berbeb berbeban, an, sehingga putaran atau gerakan bolak baloknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan panjang umurnya. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan por poros os sert sertaa eleme elemen n mesi mesin n lainn lainnya ya beke bekerja rja deng dengan an baik baik.. Jika Jika bant bantala alan n tida tidak k berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh system akan menurun atau tak dapat bekerja bekerja secara semestinya. semestinya. Jadi, bantalan dalam permesinan permesinan dapat disamakan disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung.
Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Atas Atas dasar dasar geraka gerakan n bantala bantalan n terhada terhadap p poros poros a) Bantalan luncur . Pada bantalan initerjadi gesekan luncur antara por poros os dan dan bant bantal alan an kare karena na perm permuk ukaa aan n poro poross ditu ditump mpu u oleh oleh permukaan bantalan dengan perantara lapisan pelumas. b) Bantalan gelinding . Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol jarum, dan rol bulat. 2. Atas Atas dasa dasarr arah arah beban beban terhada terhadap p poro poross a) Bantalan radial . Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu poros. b) Bantalan aksial . Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros. c) Bantalan gelinding khusus. Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros.
2.7
Baut dan mur
Menurut R.S Khurmi dan J.K Gupta (1982;77), Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting, untuk mencegah kerusakan dan kecelakaan
12
pada pada mesin mesin dan elemen elemen lainny lainnya. a. Untuk Untuk menent menentuka ukan n ukuran ukuran baut baut dan umur umur berbagai faktor harus diperhatikan seperti gaya yang bekerja pada baut, syarat kerja, kekuatan bahan, ketelitian kelas. Menurut bentuknya, baut dapat digolongkan atas : 1. Baut aut segi segi enam enam 2. Baut Baut kepa kepala la per perse segi gi 3. Socke ocke segi egi en enam
2.8
Roda Gigi Roda gigi adalah salah satu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransfer daya
dari satu poros ke poros lain tanpa terjadi slip. Tranmisi roda gigi mempunyai keunggulan dibandingkan dengan sabuk atau rantai dimana lebih ringkas,putaran lebih tinggi, tepat dan daya lebih besar. besar.
2.9
Mata pencacah
Mata pencacah adalah bagian dari silinder yang berfungsi untuk mencacah atau memarut ikan untuk menjadi serbuk-serbuk.
2.10
Silinder pencacah
Silinder pencacah adalah sebagai media pencacah yang berputar dan pada permukaanya dilapisi mata pencacah. Untuk bahan silinder akan direncanakan terbuat dari kayu maupun besi 2.11
Saluran masuk (hopper)
13
Hopper merupakan saluran masuk ikan yang akan dicacah, bahan yang akan digunakan untuk perencanaan saluran masuk adalah plat besi yang mampu menahan ikan dan tahan terhadap korosi
2.12
Saluran ke keluar
Saluran Saluran keluar adalah tempat keluarnya keluarnya daging-daging daging-daging ikan yang telah di cacah oleh silinder pencacah. Bahan yang akan direncanakan adalah plat besi dan tahan terhadap korosi
2.13
Rangka
Rangk angkaa
adal adalah ah
sebua ebuah h
kontr ontru uksi ksi
penah enahan an
mes mesin. in.
Ran Rangka gka
yang ang
direncanakan harus tahan terhadap fibrasi, reduksi dan mampu menahan beban mesin dan ikan yang akan di cacah. Bahan yang akan di rencanakan adalah besi siku.
BAB III DESIGN FUNGSIONAL 3.1 3.1
Desa Desain in Ben Bentu tuk k Mesi Mesin n Yan Yang g Aka Akan n Dira Diranc ncan ang g
Gambar mesin pencacah ikan untuk pembuatan abon yang akan dirancang sebagai Tugas Akhir Akhir di Jurusan Teknik Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe.
1
2 3
14
Gambar 3.1 Mesin pencacah ikan untuk pembuatan abon Keterangan gambar diatas. 1. Salu Saluran ran mas masuk uk ika ikan n (Hop (Hoppe per) r) 2. Salu aluran ran kel kelu uar 3. rangka 4
1 5 2 3 Gambar 3.2 Bagian dalam mesin pencacah ikan untuk pembuatan abon Keterangan gambar diatas. 1. Pulli 2. Sabuk 3. Moto Motorr list listri rik k 4. Roda gigi 5. Mata Mata penc pencac acah ah ikan ikan
Gambar 3.3 mata pencacah 3.1. .1.1
Prin rinsip sip Kerj Kerjaa Adapun prinsip kerja mesin yang akan direncanakan adalah dimana ikan
tongkol tongkol yang telah direbus direbus dan telah di bersihkan bersihkan dari tulang-tulangn tulang-tulangnya ya lalu di press agar mengurangi kandungan kadar air di dalam daging ikan setelah proses
15
ini maka daging ikan di masukan kedalam corong pemasuk (hooper) kemudia ikan masuk kedalam ruang pencacahan komponen mesin berupa selinder. Daging ikan akan masuk pada celah antara dua selinder yang perputar sehingga daging ikan tercabik-cabik akibat dari proses perputaran silinder maka daging ikan yang telah telah tercacah tercacah oleh oleh silind silinder er keluar keluar melalui melalui salura saluran n keluar keluar dan jatuh jatuh kewada kewadah h penam penampun pung. g. Setelah Setelah proses proses pencaca pencacahan han dengan dengan menggu menggunak nakan an mesin, mesin, maka maka serbuk-serbuk ikan akan dilakukan proses selanjutnya hingga menjadi abon.
3.2 3.2
Desa Desain in fung fungsi sion onal al un untu tuk k kom kompo pone nenn-ko komp mpon onen en mesi mesin n
Adapun desain fungsional dari perencanaan mesin pencacah ikan untuk pembuatan abon antara lain : 3.2. 3.2.1 1
salu salura ran n masu masuk k (hop (hoppe per) r) Saluran masuk adalah berfungsi sebagai tempat pemasukan ikan tuna yang
telah melewati proses perebusan, adapun bahan yang akan direncanakan untuk pembuatan pembuatan hopper adalah plat yang mampu menahan dan tahan terhadap korosi. Gambar desain rancangan hopper adalah sebagai berikut:
Gambar 3.4 hopper 3.2. 3.2.2 2
Sili Silind nder er penc pencac acah ah Silinder pencacah adalah sebagai media pencacah yang berputar dengan perm permuk ukaan aanny nyaa di lapis lapisii matamata-ma mata ta penc pencaca acah. h. Adap Adapun un bent bentuk uk dari dari sili silind nder er pencacah yang akan direncanakan dapat dilihat pada gambar berikut ini:
16
Gambar 3.5 silinder pencacah 3.2.3
Mata pe pencacah cah Adalah bagian dari silinder yang berfungsi untuk mencacah daging-daging
ikan, ikan, adapun adapun perenca perencanaa naan n bentuk bentuk dari desain desain gambar gambar mata pencacah pencacah
adalah adalah
sebagai berikut:
Gambar 3.6 Mata pencacah 3.2. .2.4
Salu aluran ran kelu eluar Saluran keluar adalah tempat dimana daging ikan keluar setelah proses
pencacahan bahan yang akan direncanakan sama seperti hopper, Gambar desain rancangan saluran keluar adalah sebagai berikut:
Gambar 3.7 Saluran keluar 3.2.5
Rangka Rangka Rangka adalah adalah sebuah sebuah kontru kontruksi ksi penaha penahan n mesin. mesin. Rangka Rangka yang yang akan akan
direncanakan harus tahan terhadap fibrasi, reduksi dan beban. Adapun bahan yang
17
akan akan direnc direncana anakan kan untuk untuk pembua pembuatan tan Rangka Rangka adalah adalah besi besi siku, siku, dapat dapat diliha dilihatt gambar desain perencanaan kontruksi Rangka berikut ini:
Gambar 3.8 Rangka 3.2.6
Poros Poros merupakan salah satu bagian yang penting dalam permes permesina inan.h n.hamp ampir ir semua semua mesin mesin meneru meneruska skan n tenaga tenaga bersam bersama-s a-sama ama dengan dengan putaran peranan tranmisi seperti itu di pegang oleh poros. Adapun desain gambar yang akan derencanakan untuk perencanaan poros adalah sebagai berikut:
Gambar 3.9 Poros 3.2.7
Motor Motor yang akan digunakan digunakan untuk menggerakan menggerakan silinder untuk mencacah ikan antara lain yang sesuai dengan keperluan mesin. 3.2. .2.8 Sabuk abuk dan pull pullii Sabuk dan pulli yang akan direncanakan sesuai dengan kebutuhan dan bahan tersebut sudah ada di pasaran, adapun gambar desain perencanaan sabuk dan pulli adalah sebagai berikut :
Gambar 3.9 Sabuk dan pulli 3.2.9
Bantalan Bantalan berfungsi untuk menumpu poros berbeban, sehingga putaran ata u geraka gerakan n bolak bolak balikny baliknyaa dapat dapat berlan berlangsu gsung ng secara secara halus. halus. Bantal Bantalan an yang yang akan akan direncanakan sesuai dengan kebutuhan dan bahan tersebut tersedia dipasaran
18
Gambar 3.10 Bantalan
BAB IV DESIGN STRUKTURAL 4.1
Perencanaan dan perhitungan
Perencanaan dan perhitungan untuk mesin pencacah ikan untuk pembuatan abon ikan berkapasitas 10 kg yang akan direncanakan adalah sebagai berikut 4.1. 4.1.1 1
Perh Perhitu itung ngan an daya daya dan dan puta putaran ran mot motor or
4.1. 4.1.2 2
Perh Perhitu itung ngan an sabu sabuk k dan dan puli puli
4.1. 4.1.3 3
Pere Perenc ncan anaa aan n poro poross
4.1. 4.1.4 4
Pere Perenc ncan anaa aan n pasa pasak k
4.1. 4.1.5 5
Pere Perenca ncana naan an mata mata penc pencaca acah h
4.1. 4.1.6 6
Pemi Pemili liha han n bant bantal alan an
4.1. 4.1.7 7
Pemi Pemili liha han n baut baut pen pengi gika katt moto motor r
4.1. 4.1.8 8
Perh Perhit itun unga gan n rod rodaa gigi gigi
4.1. 4.1.9 9
Pere Perenc ncan anaa aan n hopp hopper er
4.1.10 4.1.10 Perencanaan Perencanaan silinder silinder pencacah pencacah 4.1.1 4.1.11 1 Perenca Perencanaa naan n mata pencacah pencacah 4.1.12 4.1.12 Perencanaan Perencanaan saluran saluran keluar keluar 4.1.13 4.1.13 Perenca Perencanaa naan n rangka rangka 4.1.14 4.1.14 Perencanaan Perencanaan bahan bahan yang yang akan akan digunaka digunakan n
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
19
5.1
Kesimpulan
Kesimpulan dalam bab ini diambil dari hasil pembuatan yang disimpulkan menjadi inti persoalan dalam tugas akhir nantinya.
5.2
Saran-saran
Saran diambil berdasarkan kesulitan atau hambatan yang di alami ataupun himbauan bagaimana cara pembuatannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/tuna (23.03.2009) http://teknik-produksi.blogspot.com/2008/09/mesin-perkakas.html. Jam 00:00 wib http://teknik-produksi.blogspot.com/2008/09/mesin-perkakas.html. tanggal 5 Maret 2009. Jensen, A. (1989). Kekuatan Bahan Terapan , Erlangga, Jakarta Khurmi Gupta. (1980). Machine Design, Eurashia Publisher, Nem. Jakarta Sularso dan Suga, Kiyokatsu. Ki yokatsu. 1987. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin . Jakarta : Pradya Paramita. www.damandiri.or.id/file www.damandiri. or.id/file//epirosp epirospiati iatiipbbab2 ipbbab2 .pdf (23.03.2009)
20