Dalam metode MPN, pengenceran harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga beberapa tabung yang berisi medium cair yang diinokulasi dengan larutan hasil pengenceran tersebut mengandung satu sel mikrobia, beberapa tabung mungkin mengandung lebih dari satu sel, sedang tabung lainnya tidak mengandung sel. Dengan demikian, setelah inkubasi diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung yang dinyatakan sebagai tabung positif, sedangkan tabung lainnya negatif. Untuk mendapatkan beberapa tabung negatif, pengenceran yang dilakukan dalam metode MPN harus lebih tinggi dibandingkan pengenceran dengan metode cawan. Metode MPN biasanya untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan terlebih dahulu membentuk suspensi 1:10 dari contoh tersebut. Grup mikroba yang dapat dihitung dengan metode MPN juga bervariasi tergantung dari medium yang digunakan untuk pertumbuhan. Sebagai contoh misalnya terhadap suatu bahan dilakukan pengenceran secara desimal kemudian dari masing-masing pengenceran dimasukkan 1 ml ke dalam tabung yang berisi Laktosa broth dan tabung Durham. Untuk setiap pengenceran digunakan tiga seri tabung. Setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu, dilihat tabung yang positif, yaitu tabung yang ditumbuhi mikroba yang dapat ditandai dengan terbentuknya gas di dalam tabung Durham. Misalnya pada tabung ketiga tabung menghasilkan pertumbuhan positif, pada pengenceran dua tabung positif, pada pengenceran satu tabung positif dan pada pengenceran tidak ada tabung yang positif (semua tabung negatif). Kombinasi tabung yang positif menjadi 3,2,1,0 dan jika diambil tiga pengenceran yang pertama kombinasinya adalah 3,2,1. Setelah dicocokkan dengan Tabel yang menunjukkan nilai MPN (dilihat di lampran), hasilnya adalah sebagai berikut : Kombinasi 3-2-1 Nilai MPN dari Tabel MPN 3 seri = 1,50 MPN mikroba
= nilai MPN ×
= 1,50 × 1/ = 1,50 ×
C. ALAT DAN BAHAN Alat yang digunakan
:
1. Tabung kaca 2. Pembakar spirtus 3. Spatel drygalski 4. Inkubator 5. Vortex 6. Pipet steril Bahan yang digunakan :
1. Sampel air 2. Aquadest steril 3. Minyak tanah 4. Alkohol 70 %
D. BAGAN KERJA
Dilakukan tiga macam pengenceran sampel air, yaitu 10 ml, 1 ml, 0.1 ml secara aseptis ↓
Digoyangkan tabung berisi sampel air yang telah dienceri. ↓
Dibuka kapas penutup dan panaskan leher tabung. Kapas penutup tetap dipegang dengan tangan ↓
Ditambahkan minyak tanah ke dalam tabung ↓
Dipanaskan kembali leher tabung ↓
Ditutup kembali tabung dengan kapas penutup ↓
Dilakukan inkubasi suhu kamar Selama ±7 hari ↓
Dilakukan pengamatan
E. DATA PENGAMATAN
Tabung
Seri A (0.1 ml)
Seri B (1 ml)
Seri C (10 ml)
1
+
+
+
2
+
+
+
3
+
+
+
4
+
+
+
5
+
+
+
∑
5
5
5
5 @0.1 ml
5 @1 ml
5 @10 ml
MPN/100ml
5
5
5
>1600
Tabel MPN seri 15 tabung
F. PEMBAHASAN Praktikum Perhitungan jumlah bakteri pemecah minyak tanah ini adalah untuk mempelajari jumlah bakteri pemecah minyak tanah dengan metode Most Probable Number (MPN). Dalam praktikum ini dilakukan 3 macam pengenceran yaitu 0.1 ml, 1 ml dan 10 ml.
Tiap pengenceran diberi sampel air secara aseptis kemudian dilakukan pencampuran menggunakan vortex agar bakteri tersebar merata. Kemudian diberikan minyak diatas sampel. Jangan dicampur agar minyak tetap berada di atas dan dilakukan inkubasi suhu ruang selama ±7 hari agar bakteri bisa memakan nutrisi minyak di atas medium. Bakteri pemecah minyak yang biasanya di temukan di lepas pantai. Dari data di beberapa pantai di stasiun Pasar Ikan, Tanjung Priok, Ancol dan Perairan dekat Pulau Pari pada Nopember 1973 Ditemukan Pseudomonas sp.1, Pseudomonas sp.2, Pseudomonas sp.3, Arthrobacter sp., Nocardia sp., Mucrococcus sp. (S.S. Thayib. 1978) Tabel Marga Bakteri heterotrofik dan kemampuan tumbuh pada media hidrokarbon. Pertumbuhan pada Jenis Bakteri Crude Oil
Minyak Tanah
Vibrio sp.1
-
-
Acromonas sp.
+
++
Pseudomonas sp.1
+
+
Pseudomonas sp.2
±
+
Pseudomonas sp.3
-
-
Bacillus sp.
-
+
Corynebacterium sp.
+
+
Bacillus Megaterium
-
+
Flavobacterium sp.
-
+
Micrococcus sp.
-
+
Vibrio sp.
-
-
Coliform
-
-
Achromobacter sp.
+
+
Prteus sp.
-
+
Alcaligenes sp.
-
+
Dari table di atas dapat diketahui beberapa jenis bakteri pemecah minyak yang kemungkinan ada di dalam sampel air. Menurut Walker & Cowell (1976), jumlah bakteri pemecah hidrokarbon mempunyai korelasi positif dengan kandungan hidrokarbon dari lingkungan hidupnya. Hubungan semacam itu tidak tampak pada penelitian ini. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa bakteri minyak memang ada dalam dalm sampel air dengan jumlah tertentu. Berikut ini merupakan mekanisme reaksi degradasi aerob alkana oleh bakteri Acinetobacter menggunakan enzim alkana monooksigenase untuk merubah hidrokarbon
menjadi alkohol.
Selain produksi enzim, produksi biosurfaktan juga mempunyai hubungan dengan kemampuan yang tinggi dalam menguraikan senyawa hidrokarbon. Penambahan jumlah inokulum bakteri penghasil biosurfaktan diketahui dapat menaikkan tingkat degradasi dan menyebabkan terdegradasinya senyawa alifatik, senyawa aromatik dan sikloalkana yang
diketahui sulit terdegradasi. Hal lain mungkin disebabkan karena enzim yang dihasilkan lebih bervariasi dalam jenis dan tingkat penguraian serta jumlah enzim yang lebih banyak dibanding dengan biakan tunggal sehingga penguraian lebih cepat (Nababan, 2008). Selain 2 hal diatas, kondisi lingkungan fisik seperti temperatur dan aerasiserta faktor mekanik seperti pengadukan juga sangat mempengaruhi besarnyapersentase degradasi. Menurut Nugroho (2006) senyawa hidrokarbon yang tertumpah di alam akan mengalami degradasi secara alamiah karena faktor-faktorlingkungan, meskipun laju degradasinya berlangsung lambat. Proses degradasitersebut meliputi penguapan, teremulsi dalam air, teradsorpsi pada partikel padat,tenggelam dalam perairan serta mengalami biodegradasi oleh mikroba penggunahidrokarbon. Hasil pengamatan yang diperoleh menunjukan bahwa tiap pengenceran menunjukan terdapat jenis bakteri pemecah minyak karena di setiap tabung ada lapisan diantara air dengan minyak. G. KESIMPULAN Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa jumlah bakteri pemecah minyak yang terkandung dalam sampel air dengan metode MPN adalah >1600 MPN/100 ml.
H. DAFTAR PUSTAKA Thayib,
Soeminarti,
dkk.1997.
Petunjuk
Praktikum
Mikrobiologi
Teknik.
Serpong:
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Teknologi Pertanian Institut Teknologi Indonesia. Ruyitno, dkk.1994. Hasil-hasil Penelitian Oseanologi Tahun 1992/1993 Proyek Penelitian dan Pengembangan
Sumberdaya
Laut
Jakarta.
Jakarta:
Pusat
Penelitian
dan
Pengembangan Ilmu Pengetahuan Indonesia. Thayib, S.S.,1978. Beberapa Catatn Mengenai Mikroba Hidrokarboniklastik dari Perairan Pantai dan Lepas Pantai di Teluk Jakarta. Oseanologi Di Indonesia.