PERILAKU DAN BUDAYA BUDAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
TUGAS MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perilaku dan Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Husnul Jaza’ R0014035
PRGRAM DIPLMA 3 HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA !AKULT !AKULTAS AS KEDKTERAN UNI"ERSITAS SEBELAS MARET Su#a$a#%a &01'
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Berbagai program telah banyak dikembangkan dalam upaya memperkecil angka kesakitan dan kematian akibat kerja. Program - program tersebut berkembang atas dasar pendekatan yang dipergunakan mulai dari yang menggunakan pendekatan rekayasa, kemudian pendekatan sistim, kemudian yang dewasa ini banyak diterapkan menggunakan pendekatan perilaku serta budaya. Pendekatan perilaku dan budaya banyak diterapkan oleh karena masih melekatnya pandangan yang menganggap bahwa penyebab kecelakaan banyak disebabkan oleh faktor perilaku manusia dan juga belum membudayanya K3. Berkembangnya pendekatan budaya keselamatan dan kesehatan (ealth and !afety "ulture# mulai dikenal setelah terjadinya peristiwa "hernobyl di thn $%&'. stilah Budaya Keselamatan (safety culture# sebagai bagian dari Budaya )rganisasi (organizational culture# menjadi populer dan mulai diugunakan sebagai pendekatan untuk lebih memantapkan implementasi sistim manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. !ecara global, di dunia akademis berkembang berbagai konsep dan model untuk menilai maupun mengembangkan budaya K3. Begitu juga perkembangan yang terjadi didalam dunia praktis yang umumnya berlandaskan pada pendekatan keilmuan yang berkembang saat itu. *amun tak dapat disangkal terdapat pula beberapa program yang berkembang tidak berakar
pada konsep keilmuan yang ada sehingga pada akhirnya menimbulkan berbagai kontro+ersi di dalam penerapan. stilah budaya keselamatan (safety culture# pertama kali tertera dalam laporan yang disusun oleh nternational *uclear !afety
d+isory
membahas
roup/
peristiwa
(*!#
"hernobyl/
pada
tahun
didalam
$%&0
yang
laporan
dari
nternational *uclear !afety d+isory roup berjudul /!afety "ulture# (!124 !252! *o.06-*!-7#, yang oleh 2 di publikasikan pada $%%$. tas dasar itu /nternational tomic 2nergy gency/ (IAEA# menyusun konsep atau model, 8etoda Pengkuran bagian
Budaya Keselamatan (!afety "ulture#
dari
Budaya
sebagai
)rganisasi $%rganizational "ulture&.
Kemudian disusun pula model dasar pembudayaan Keselamatan nstalasi *uklir sebagai panduan program untuk pengembangan budaya keselamatan instalasi nuklir di tingkat internasional, regional,
maupun
pada
tingkat
nasional
negara-negara
anggotanya. 8erujuk pada konsep 2, BP22* dan B* di ndonesia telah mulai menyusun model budaya K3 dan alat ukurnya sebelum tahun 9::6 dalam rangka meningkatkan budaya keselamatan instalasi. !edangkan di sektor lain seperti 8igas, 8inerba, Panas Bumi, 8anufaktur dan lainnya saat ini juga banyak dilakukan program pengembangan perilaku dan budaya K3, sesuai dengan rujukannya masing sektor.
B. RU'U!AN 'A!ALAH
$. pa yang dimaksud dengan Perilaku dan Budaya K3; 9. pa tujuan diterapkannya Perilaku dan Budaya K3;
3. Bagaimana menanamkan Perilaku dan Budaya K3 di lingkungan kerja; 7. Bagaimana
program
pengembangan
Perilaku
dan
Budaya K3; 6. Bagaimana kendala dalam pengembangan Perilaku dan Budaya K3;
". TU(UAN DAN 'AN)AAT $.
mengetahui
kendala
dalam
pengembangan
Perilaku dan Budaya K3.
BAB II TIN(AUAN PU!TAKA
A. PENGERTIAN PERILAKU Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan atau genetika. Perilaku manusia dikelompokkan ke dalam perilaku wajar, perilaku
dapat
diterima,
perilaku
aneh,
dan
perilaku
menyimpang. =alam sosiologi, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak ditujukan kepada orang lain dan oleh karenanya merupakan suatu tindakan sosial. Perilaku tidak boleh disalah artikan sebagai perilaku sosial. Karena perilaku
sosial
adalah
perilaku
yang
secara
khusus
ditujukan kepada orang lain. Penerimaan terhadap perilaku seseorang diukur relatif terhadap norma sosial dan diatur oleh berbagai kontrol sosial.
B. PENGERTIAN BUDA*A Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsurunsur sosiobudaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
() PENGERTIAN K3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja !K"# adalah bidang yang terkait dengan kesehatan dan keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi atau maupun lingkungan kerja. Tujuan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja !K"# adalah untuk memelihara keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja.
BAB III PE'BAHA!AN A. PENGERTIAN PERILAKU DAN BUDA*A K+ Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap,
emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan atau genetika. Perilaku manusia dikelompokkan ke dalam perilaku wajar, perilaku
dapat
diterima,
perilaku
aneh,
dan
perilaku
menyimpang. =alam sosiologi, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak ditujukan kepada orang lain dan oleh karenanya merupakan suatu tindakan sosial. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsurunsur sosiobudaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Budaya K" adalah sifat,sikap dan cara hidup !bekerja# dalam perusahaan atau indi$idu, yang menekankan pentingnya keselamatan. %leh karena itu, budaya k" mempersyaratkan agar semua kewajiban yang berkaitan dengan keselamatan harus dilaksanakan secara benar, seksama, dan penuh rasa tanggung jawab. &stilah budaya keselamatan !safety culture# pertama kali tertera dalam laporan yang dibuat oleh International Nuclear Safety Advisory Group !&'()*# pada tahun +- yang membahas peristiwa Chernobyl . )tas dasar itu, International Atom Energy Agency !&)/)# menyusun konsep atau model dan metoda pengukuran Budaya Keselamatan untuk instalasi nuklir, sehingga istilah Budaya Keselamatan menjadi dikenal secara internasional, khususnya dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja !K"#. Budaya K" di suatu perusahaan sebagai bagian dari budaya organisasi perusahaan bisa dilihat dari tiga aspek, yaitu0 +. )spek psikologis pekerja terhadap K" !Psychological aspects, what people feel, what is belie$e#
1. )spek perilaku K" pekerja !Beha$ioral aspects, what people do, what is done# ". )spek situasi atau organisasi dalam kaitan dengan K" !(ituational aspects, what organi2ational has, what is said# )spek pertama, apa yang dirasakan seseorang sangat terkait dengan aspek pribadi !P/3(%'#, seperti misalnya cara pikir, nilai, pengetahuan, moti$asi, harapan, dan lainlain. )spek
kedua
berkaitan
erat
dengan
perilaku
seharihari
!B/4)5&%U3#, seperti misalnya perilaku seharihari di perusahaan, kebiasaankebiasaan dalam K" dan sebagainya. )spek ketiga berkaitan erat dengan situasi lingkungan kerja !/'5&3%'M/'T# seperti apa yang dimiliki perusahaan6organisasi mengenai K", contohnya (istem Manajemen K", (%P, Komite K", peralatan, lingkungan kerja, dan sebagainya. Ketiga aspek tersebut satu sama lainnya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Budaya K" yang kuat tentunya akan ditandai dengan kuatnya tiga aspek tersebut. %leh karena itu, suatu perusahaan diharapkan mempunyai budaya yang selalu meningkatkan K" secara sinambung dimana K" sudah menjadi nilainilai pribadi dan tampil dalam kehidupan seharihari !continuous impro$ement culture, beha$ior based culture#, bukan hanya menjadikan K" sebagai bagian dari $isi dan misi perusahaan yang tampak dari keberadaan sistem manajemen, (%P dan lainlain di perusahaan !organi2ational based culture, system based culture#, apalagi hanya menjadikan K" sekedar mematuhi peraturan !compliance based culture, rule based culture#. B) Tu*uan +a#, Bu+a-a K3
Tujuan dari Budaya K" itu sendiri adalah, agar para pekerja sadar akan pentingnya K". Bagaimanapun juga, keselamatan pekerja lebih penting daripada apapun. %leh karena itu setiap pekerja harus memiliki
kesadaran untuk mengikuti peraturan atau instruksi yang diberikan demi keselamatan mereka. Tujuan selanjutnya adalah lebih mementingkan keselamatan daripada
hasil
kerja.
setiap
pekerja
ditekankan
untuk
menjaga
keselamatannya saat bekerja, dan lebih mementingkan keselamatan daripada hasil produksi. )pabila mereka berhadapan dengan proses produksi yang ber resiko, tentu mereka harus menggunakan P)K yang sesuai dengan pekerjaan yang mereka lakukan. () P.nana/an Bu+a-a K3 +, L,n$unan K.#*a
(ebuah lingkungan kerja tentu mau tidak mau harus menerapkan dan menanamkan budaya K" kepada seluruh pekerjanya. 4al ini sudah menjadi kewajiban, karena bagaimanapun juga, keselamatan pekerja merupakan hal yang penting. 7alam hal ini, lingkungan kerja memiliki banyak cara dalam menanamkan budaya K" kepada para pekerjanya, diantaranya 0 1) D,s,l,n
7isiplin mendorong
merupakan
tercapainya
salah
budaya
satu K"
faktor dalam
yang sebuah
perushaan. (etiap lingkungan kerja harus menanamkan kedisiplinan di setiap pekerjanya. 8ika setiap pekerja sudah disiplin, tentu mereka juga akan memperhatikan tentang keselamatan dalam bekerja. (ehingga budaya k" di lingkungan kerja itu dapat terbentuk. &) M.n.#a$an 5 P 9P merupakan suatu Pembentukan program yang dimulai dari merubah lokasi kerja, dari perubahan perilaku, yang pada akhirnya akan membentuk sebuah sikap, dan jika hal tersebut sudah menjadi sikap kita hal itu akan membentuk sebuah budaya baru dalam hidup kita. a. Pemilahan 0 memilih barangbarang yang masih terpakai dengan barangbarang yang sudah tidak terpakai. Kemudian, mengelompokan barangbarang
tersebut, dan kita identifikasi kelayakan dari barang barang yang sudah kita kelompokan. b. Penataan 0 Penataan atau penyimpanan dilakukan untuk memudahkan dibutuhkan.
kita Pada
dalam tahapan
proses ini,
pencairan Pelabelan
jika akan
membantu kita untuk mempermudah pencairan. c. Pembersihan 0 &ndikator penentu kebersihan pada suatu tempat adalah debu. 8ika pada tempat kita masih terdapat debu jika dicolek dengan telunjuk. Maka, tempat kita masih dinilai belum bersih. Pembersihan ini juga berkaitan dengan kesehatan kita. 7apat kita bayangkan berapa banyak partikel
kecil tersebut
berterbangan dan terhirup masuk kedalam tubuh kita. d. Pemantapan 0 pemantapan terhadap " langkah sebelumnya agar peralatan dan fasilitas yang ada dapat terjaga dan terpelihara. (erta tidak terdapat lagi barang yang
tidak
diperlukan
di
tempat
kerja,
dan tidak terjadi ketidak teraturan di tempat kerja dan tidak terdapat
kotoran6kerusakan,
serta
berusaha
menjaga dan mempertahankan kondisi optimal. e. Pembiasaan 0 membiasakan para pekerja untuk bekerja secara professional seperti pada : P sebelumnya. )gar hal tersebut menjadi sebuah rutinitas dan lama kelamaan akan membentuk pribadi yang disiplin. 3) M.nuna$an P2s%.# ;ara ini bisa dibilang cara yang paling mudah, karena dengan memasang poster di tempat kerja, para pekerja diharapkan selalu teringat untuk membiasakan budaya K" dalam setiap kegiatan kerja mereka.
D. PR%GRA' PENGE'BANGAN PERILAKU DAN BUDA*A K+
Program pengembangan Budaya K3 secara global sangat ber+ariasi karena masing-masing program dilandasi oleh model konsepsual yang dipakai. Pada umumnya program yang ada sifatnya sangat komprehensif dan biasanya terdiri dari suatu program utama yang kemudian dikuti dengan beberapa program lainnya yang satu sama lain saling terkait dan tidak berdiri sendiri-sendiri secara terpisah.
Program
tersebut biasanya tersusun secara
sistimatis dan terencana dalam kerangka waktu yang panjang. !eperti contoh misalnya, di sebuah tambang batubara (coalmining# selamat
yang
melalui
saat
ini
pendekatan
mengembangkan >eadership
budaya
(keteladanan
dalam keselamatan# juga mengembangkan program9 lain yang terkait seperti misalnya dengan program Beha+ioralBased
!afety,
peningkatan
pengembangan manajemen
dan
K3
pengawasan
serta
penerapan
sistim
pemantuan
terintegrasi
dan
juga
kelengkapan
peralatan K3 dan lain sebagainya.
Biasanya
sebelum
program
di
mulai
dilakukan
terlebih dahulu kajian (assessment# terhadap kondisi yang ada saat itu untuk mendapat gambaran pro?le budaya keselamatan yang ada sehingga tergambar aspek yang perlu
ditingkatkan
dipertahankan.
dan
!etelah
aspek program
@
aspek
yang
dijalankan
perlu
kemudian
dalam kurun waktu satu tahun dapat diukur lagi perubahan yang terjadi dan kemudian disusun kembali program lainnya
sebagai
suatu
program
berkelanjutan (continuous impro+ement#.
perbaikan
yang
"ontoh di tambang batubara yang lain, adalah pengembangan Keselamatan
program pada
Peningkatan
!uper+isor/
Kepempinan
(super+isory
safety
leadership impro+ement# yang tentunya diikuti dengan penerapan program lainnya seperti Beha+ior-Based !afety, A!, 5isk 8anagement, !ystem udit serta penigkatan pemahaman
!8K3
pada
seluruh
pekerja
disemua
tingkatan. Karena itulah banyak kajian, baik dalam jurnal ilmiah maupun praktis, yang membahas program - program tunggal yang hanya terfokus pada satu aspek saja (missal pada aspek perilaku manusia# yang mempertanyakan keberhasilan
program
tunggal
tersebut
terhadap
perubahan meningkatnya budaya K3. !emakin jelas bahwa hanya dengan suatu program tunggal saja yang hanya terfokus pada satu aspek, misal pada aspek perilaku manusianya semata-mata, nampaknya akan
mempunyai
dampak
yang
tidak
besar
pada
peningkatan budaya K3 di organisasi. Karena aspek lain seperti aspek psikologis dan terutama aspek organisasi dan sistim manajemen K3 tidak kalah penting dan mempunyai peranan yang cukup besar dalam meningkatkan budaya K3. E) K.n+ala +ala/ P.n.#aan Bu+a-a K3 Berbagai program secara global telah banyak dikembangkan untuk
meningkatkan Budaya K", namun tidak sedikit kendala yang dihadapi dalam mengembangkan budaya K" diperusahaan. (alah satu kendala yang paling utama dan bersifat umum serta banyak terjadi adalah kesalahan dalam memahami pengertian budaya K" itu sendiri. (ebagai contoh, hingga saat ini hampir sebagian besar dari kita selalu memiliki kecenderungan untuk mengklasifikasikan setiap peristiwa kecelakaan
karena adanya kesalahan manusia !human error# akibat buruknya budaya keselamatan. Padahal kesalahan manusia dapat terjadi didalam sebuah perusahaan6organisasi yang mempunyai budaya selamat yang sangat baik sekalipun, karena kesalahan manusia dapat terjadi akibat berbagai faktor. Kendala lain adalah masih banyak orang yang menyukai paradigma
BAB I" PENUTUP A) KESIMPULAN
Perilaku dan Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja saat ini menjadi Pilar dalam Kerangka Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja !The Pillars of *lobal (trategy of %ccupational (afety and 4ealth#. Tantangan yang dihadapi saat ini adalah bagaimana mengembangkan kerangka kerja membudayakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di industri. Kemajemukan dan keragaman konsep Perilaku dan Budaya K", sebagai bagian
dari
budaya
organisasi,
tidak
perlu
menjadi
hambatan
untuk
mengembangkan konsep budaya K" beserta indikatornya yang komprehensif, uni$ersal, sederhana, jelas dan mudah diukur serta mudah dipergunakan dalam menyusun program mengembangkan budaya K" di perusahaan. &ndikator budaya K" yang dipergunakan hendaknya tidak bersifat tunggal dan perlu meliputi indikator aspek manusia dan organisasimanajemen terutama aspek sistim manajemen K" dan penerapannya secara konsiten .
B. !ARAN Program pengembangan budaya keselamatan diperusahan hendaknya tidak bersifat tunggal dan perlu dilakukan dalam kerangka yang berkesinambungan sesuai dengan falsafah continuous improvement .
Berbagai hambatan yang ada dalam meningkatkan Perilaku dan Budaya K" perlu diatasi secara terencana dan sistimatis. 4ambatan yang melekat pada aspek organisasi perlu diatasi dengan melakukan sosialisasi regulasi yang ada menerapkannya secara konsisten. (edangkan hambatan yang terkait dengan sumber daya manusia perlu diatasi melalui peningkatan kesadaran dan pengetahuan dalam bentuk formal maupun non formal.
DA)TAR PU!TAKA
.. lendon., *.. !tanton., Perspective on Safety Culture, !afety !cience 37 (9:::# $%3- 9$7, Pergamon 9:::
nnick "arnino, Management of Safety, Safety Culture and Selfassessment , nternational
"onference *uclear 2nergy in "entral 2urope, Bled, !lo+enia, !ept. $$- $7, 9:::
=ianne Parker, 8atthew >awrie, Patrick udson, A framework for understanding the development of organisational safety culture, !afety !cience,(9::6#,2lse+ier 9::6
=ouglas iegman, ui Chang, erry +on aden, unjan !harma and llysa
8itchel., A Synthesis of Safety Culture and Safet Climate Research, echnical5eport 5>-:9-3D1-:9-9., Aune 9::9., +iation 5esearch >aboratorynstitute of +iation, 9::9
=ominic "ooper., Improving Safety Culture A Practical !uide, pplied Beha+ioral !cience., 9::$
4adiwiardjo, B. +. &(% +:>>+ ! Panduan Penerapam Sistem manajemen lingkungan#. 8akarta0 *ramedia. pp0 9-?+ Tarwaka, 1>>-. anajemen dan Implementasi !" di #empat !erja. (urakarta 0 4arapan Press. pp0 +9
(ahab, (. +. #eknik anajemen !eselamatan dan !esehatan !erja. 8akarta0 PT bina (umber 7aya Manusia. pp0 :9: