PENAWARAN DAN PERMINTAAN
PRODUK PERTANIAN
Oleh :
Yusuf bachtiar
NIM. A.1410872
Makalah disusun untuk memenuhi syarat mengikuti ujiang tengan semester
Ekonomi Pertanian
Dosen pengampu :
Ir. Himatul Miftah M.Si
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
BOGOR
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ''Permintaan dan Penawaran Produk Pertanian''. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi syarat mengikuti ujian tengah semester pada mata kuliah Ekonomi Pertanian.
Penulis mengucapkan banyak terimaksaih secara tidak langsung kepada bapak mubyarto karena makalah ini disusun mengambil banyak dari sumber buku pengantar ekonomi pertanian karya Dr. mubyarto, tanpa seijin beliau ataupun ijin dari yang bersangkutan. Kemudian kepada ibu wini dosen ekonomi umum faperta karena berkat beliau penulis mengetahui dasar-dasar ilmu ekonomi.
Penulis mengakui masih banyak kekurangan dalam makalah ini karena keterbatasan ilmu, pengetahuan dan pengalaman. Semoga dengan makalah ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan kepada setiap pembaca umumnya.
Bogor, 22 maret 2015
Yusuf bachtiar
Nim A.1410872
Daftar isi
KATA PENGANTAR i
Daftar isi ii
I. Pendahuluan 1
I. 1. Latar belakang 1
I. 2. Tujuan 1
II. Isi dan pembahasan 2
II. 1. Konsep dasar teori permintaan dan penawaran 2
a) Teori permintaan 2
b) Teori penawaran 3
c) Pergeseran kurva permintaan dan penawaran 3
d) Efek penggantian dan efek pendapatan 4
II. 2. Konsep elastisitas 5
a) Elastisitas harga 5
b) Elastisitas silang atas permintaan 6
c) Elastisitas atas pendapatan 6
d) Elastisitas penawaran 6
e) Penaksiran elastisitas penawaran 7
f) Elastisitas silang dari penawaran 8
II. 3. Cobweb theorem 8
III. Penutup 9
III. 1. Kesimpulan 9
III. 2. Saran 9
Kepustakaan 10
Pendahuluan
I. 1. Latar belakang
Harga beras di pasar tradisional mulai menurun setelah sebelumnya sempat melonjak hingga 40 persen. Seiring dengan penurunan harga beras tersebut, komoditas pangan lain seperti kacang tanah dan sagu justru mengalami kenaikan.(liputan 6). Kejadian diatas sering terjadi dalam dunia pertanian. Fluktuasi harga produk pertanian dipengaruhi oleh permintaan konsumen dan penawaran produsen terhadap produk itu sendri. Dalam ilmu ekonomi disebut teori permintaan dan penawaran. Menurut mubyarto Suatu barang mempunyai permintaan karena barang yang bersangkutan berguna, sedangkan barang tersebut mempunyai penawaran karena jumlahnya terbatas. Permintaan adalah sejumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli konsumen sedangkan penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu
Permintaan dan penawaran akan saling berpotongan dalam suatu titik yang menentukan harga dan jumlah keseimbangan dalam suatu produk. Karena adanya permintaan dan penawaran terhadap produk itu maka terjadilah harga. . Harga adalah ukuran nilai dari barang-barang dan jasa-jasa. Suatu barang mempunyai harga karena dua sebab yaitu : a. barang itu berguna dan b. barang itu jumlahnya terbatas. (mubyarto. 1986).
Telah diketahui bahwa manusia pada dasarnya memiliki kebutuhan yang berbeda dan keinginan yang tidak terbatas. Kebutuhan dan keinginan tersebut menjadi salah satu factor penentu besar kecilnya permintaan dan penawaran. Hal tersebut dibahas dalam hukum permintaan dan penawaran.
I. 2. Tujuan
Mengetahui hubungan permintaan dan penawaran dalam produk pertanian.
Isi dan pembahasan
II. 1. Konsep dasar teori permintaan dan penawaran
Teori permintaan
konsep dasar teori permintaan dibangun berdasarkan unit analisis konsumen individu setiap konsumen yang dihadapkan pada masalah pilihan. Konsumen memiliki sejumlah besar kebutuhan, karakteristik personal, dan lingkungan fisik serta sosial. Di sisi lain, konsumen memiliki pendapatan yang terbatas. Jadi masalah konsumen adalah memilih produk spesifik yang dapat memberikan tingkat kepuasan tertinggi sesuai dengan anggaran yang dimilikinya.
Permintaan konsumen didefinisikan sebagai sejumlah komoditi yang konsumen bersedia dan mampu membayar pada beberapa tingkatan harga, cateris paribus. Permintaan konsumen ini dapat dinyatakan dengan dua cara yaitu tabulasi (skedul permintaan) dan grafis atau fungsi aljabar (kurva permintaan).
Permintaan pasar adalah generalisasi konsep permintaan konsumen yang didefinisikan sebagai alternative kuantitas yang konsumen bersedia dan mampu membeli pada berbagai tingkat harga, cateris prebius. Permintaan pasar merupakan penjumlahan dari seluruh permintaan konsumen individual.
Fungsi permintaan adalah hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta konsumen per unit waktu, cateris paribus. Harga dan kuantitas permintaan berbanding terbalik, sehingga kurva permintaan berslope negative.
Teori penawaran
Penawaran dapat didefinisikan sebagai daftar yang menunjukan jumlah suatu barang dimana produsen ingin menjual pada berbagai tingkat harga untuk periode waktu tertentu. Cateris paribus. Factor-faktor yang mempengaruhi penawaran adalah harga barang, harga barang lain, harga input, biaya produksi, teknologi yang digunakan, jumlah pedagang, kebijakan pemerintah dan lainnya. Hukum penawaran pada dasarnya menyatakan bahwa semakin tinggi harga suatu barang semakin banyak jumlah barang tersebut yang akan ditawarkan, sebaliknya semakin rendah harga suatu barang semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan.
Ada dua perbedaan penting antara kurva permintaan dan penawaran. Yang pertama adalah pentingnya factor waktu dalam hal penawaran. Yang kedua adalah pengaruh harga terhadap jumlah yang ditawarkan biasanya tidak dapat dibalikkan (irreversible).
Fungsi penawaran adalah hubungan antara harga dan kuantitas yang dijual produsen per unit waktu, cateris paribus. Harga dan kuantitas permintaan berbanding lurus, sehingga kurva permintaan berslope positif.
Pergeseran kurva permintaan dan penawaran
Pergeseran kurva disebabkan oleh perubahan selain perubah harga. Factor yang mempengaruhi bergesernya kurva permintaan adalah Pendapatan, harga barang lain yang berkaitan, selera, distribusi pendapatan dan jumlah penduduk. Sedangkan factor yang mempengaruhi pergeseran kurva penawaran adalah biaya produksi, tingkat teknologi tujuan perusahan dan lainnya.
Gambar dikutip dari ibu wini
Dengan perubahan yang sama daripada kurva permintaan, harga dapat naik atau turun banyak tergantung pada elastisitas harga daripada kurva penawaran. Jika kurva penawaran berbentuk garis vertical (e=0) maka perubahan harga dapat besar sekali, lebih besar daripada kurva penawaran lebih elastis. Inilah salah satu penyebab yang dapat menerangkan mengapa fluktuasi harga hasil-hasil pertanian lebih besar daripada hasil-hasil industry. Untuk hasil industry kenaikan mendadak permintaan dapat diatasi dengan pemenuhan melakukan kerja lembur atau menambah tenaga kerja akan tetapi tidak dapat diterapkan dalam pertanian. Cara mengatasinya adalah dengan mengolah atau menyimpan hasil pertanian dalam gudang yang dapat tahan lama, maka elastisitas penawaran dapat dinaikkan permintaan yang naik mendadak dapat terpenuhi dengan persediaan yang ada
Efek penggantian dan efek pendapatan
Ada dua sebab mengapa kalau harga naik jumlah yang diminta turun dan sebaliknya kalau harga turun maka barang yang diminta naik. Sebab pertama adalah karena perubahan harga mengakibatkan terjadinya pergantian ( subtitusi ). Kalau harga beras naik maka konsumsi beras juga turun karena mungkin konsumen mulai membeli jagung atau ketela yang harganya lebih murah.
Tetapi kenaikan harga barang pada kurun waktu tertentu, bila pendapat konsumen tidak berubah, juga seakan-akan pendapatan nyatanya turun dan kalau harga turun konsumen seakan-akan menjadi lebih kaya, pendapatan nyatanya naik. Inilah yang disebut efek pendapatan dari perubahan harga yang akan mempengaruhi jumlah barang yang diminta. Efek pendapatan ini akan sangat kuat bila barang yang bersangkutan memegang peranan penting dalam anggaran belanja rumah tangga. Misalnya pada tahun 1959 keluarga digunung kidul mengeluarkan 48% dari anggaran belanja makannya untuk ketela (gaplek) dan hanya 16% untuk beras. Perubahan harga gaplek berpengaruh besar pada anggaran belanja rumah tangga. Gaplek merupakan barang inferior dibandingkan dengan beras. Kalo harga gaplek turun maka konsumen menjadi lebih kaya dan mulai mengganti gaplek denganberas. Akibatnya permintaan akan gaplek justru menurun dengan turunnya harga. Inilah yang disebut ''giffen good'' atau ''giffen paradox'' dimana kurva permintaannya tidak seperti kurva permintaan atas barang-barang yang normal. Untuk giffen good Ini efek pendapatannya negative dan lebih beasar dari efek penggantian yang bersifat positif.
II. 2. Konsep elastisitas
Elastisitas harga
Untuk mengukur besar kecilnya perubahan jumlah barang yang diminta konsumen sebagai akibat perubahan harga. Konsep elastisitas menyatakan perbandingan antar persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perubahan harga.
e = %perubahan jumlah barang yang diminta
%perubahan harga
Semakin besar e berarti permintaan semakin elastis dan sebaliknya tidak atau kurang elastis bila e kecil. Tanda negative di awal menunjukkan bahwa harga naik diikuti oleh penurunan jumlah yang diminta dan sebaliknya harga turun dengan kenaikan jumlah yang diminta.
Pengukuran angka elastis dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. elastisitas pada satu titik di dalam kurva permintaan
Ddengan Q adalah jumlah barang yang diminta, P adalah harga
b. elastisitas di antara dua titik pada kurva
Dimana Q = perubahan jumlah yang diminta, P = perubahan harga, P1 = harga yang pertama, P2 = harga yang ke dua, Q1 = jumlah barang yang pertama, Q2 = jumlah yang kedua.
Angka elastis 1 atau unitary elasticity mempunyai arti ekonomi penting yaitu setiap perubahan harga membawa perubahan proporsionil dalam jumlah yang diminta. Jika ditinjau dari sudut penjual maka kurva permintaan seperti ini memberikan penerimaan yang konstan apakah harganya tinggi atau rendah. Pada elastis nol kurva permintaannya merupakan garis vertical yang berarti berapapun harga barang, jumlah yang diminta tidak terpengaruh. Pada elastis tak terhingga perubahan harga barang mempunyai dua akibat yaitu jumlah yang diminta tak terhingga atau sama dengan nol dan kurvanya berbentuk garis horizontal.
Elastisitas silang atas permintaan
Dalam kehidupan nyata suatu barang konsumsi biasanya tidak berdiri sendri, tetapi mempunyai hubungan yang erat dengan barang yang lain dalam fungsinya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Misalnya beras dengan jagung, keduanya dapat dipertukarkan. Karena sifatnya yang dapat dipertukarkan maka harga dari masing-maasing produk saling berhubungan erat. Dalam keadaan yang demikian perubahan harga barang satu mempengaruhi jumlah yang diminta barang lain. Definisi elastis silang
Perubahan jumlah barang X yang diminta diakibatkan oleh perubahan harga barang Y. selain angka elastisisat silang tanda juga berperan penting untuk mengetahui jenis barang. Tanda yang positif berarti barang X dan Y adalah barang pengganti sedangkan tanda negative berarti barang X dan Y adalah barang konplementer ( saling melengkapi).
Elastisitas atas pendapatan
Perubahan jumlah yang diminta disebabkan oleh perubahan pendapatan dari konsumen.
Dengan catatan bahwa pendapata adalah satu-satunya factor pengubah dan factor-faktor lain ceteris paribus. Tanda pada elastisitas pendapatan atas permintaan hampir selalu positif. Konsumen yang menjadi lebih kaya karena pendapatan bertambah mempengaruhi naiknya daya beli. Untuk barang yang elastis angka lebih dari satu, sedangkan yang tidak elastis kurang dari satu.
Elastisitas penawaran
Pada prinsipnya semua hal yang terdapat pada permintaan terdapat pula dipenawaran dan elastisitas penawaran dihitung dengan cara yang sama. Elastisitas harga atas penawaran adalah nol bila kurva penawaran merupaka garis vertical ( harga tidak berpengaruh pada jumlah yang ditawarkan), dan tak terhingga (~ ) bila kurva penaran berbentuk horizontal yang berarti bahwa jumlah yang ditawarkan tidak terbatas pada harga tertentu.
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa ada dua perbedaan penting antara kurva permintaan dan penawaran. Yang pertama adalah pentingnya factor waktu dalam hal penawaran. Yang kedua adalah pengaruh harga terhadap jumlah yang ditawarkan biasanya tidak dapat dibalikkan (irreversible). Factor waktu sangat penting sekali Karena hasil pertanian bersifat musiman, yaitu bulanan atau tahunan sehingga suatu kenaikan harga di pasar tidak dapat segera diikuti dengan naiknya penawaran jika panen belum tiba. Ini berarti bahwa elastisitas harga atas penawaranadalah inelastic dalam jangka pendek. Disamping itu pengaruh harga tidak dapat dibalikkan karena jika kenaikan harga setelah beberapa waktu tertentu mendorong kenaikan jumlah yang ditawarkan maka penurunan harga tidak akan dapat mengembalikan jumlah yang ditawarkan pada sebelumnya . investasi tidak dapat ditarik kembali setelah harga komoditi turun.
Persoalan lain yang tidak kalah penting adalah peranan pedagang atau lembaga pemasaran. Dalam kenyataan terdapat harga pada tingkat petani (producers price), dan harga pada tingkat konsumen (retail price) disamping harga pedagang. Harga yang murni terjadi pada tingkat harga perdagangan besar (wholesale price) karena hanya pada tingkat ini terdapat persaingan yang agak sempurna dan pada umumnya penjual dan pembeli mengetahui pengetahuan yang baik tentang situasi pasar pada suatu waktu. Harga eceran dan harga petani biasanya memperhitungkan harga pedagang besar (grosir) yaitu dengan menambahkan dan mengurangi yang disebut margin pemasaran.
Penaksiran elastisitas penawaran
Ukuran elastisitas
Dengan catatan dan anggapan harga merupakan satu-satunya factor penyebab, factor lain ceteris paribus. Semakin besar angka elastis semakin elastis kurva penawarannya, artinya perubahan harga relative kecil mengakibatkan perubahan jumlah yang ditaearkan relative besar. Elastisitas harga atas permintaan memiliki efek subtitusi dan efek pendapatan.
Dalam efek subtitusi maka suatu penurunan harga beras mengakibatkan petani mengganti tanaman padinya dengan jagung yang relative menguntungkan ataupun berlaku sebaliknya. Efek pendapatan dari suatu perubahan harga terhadap produksi pertanian dapat bersifat positif atau negative. Hal ini tergantung pada banyak factor. Misalnya kenaikan harga beras yang menyebabkan naiknya pendapatan petani hingga mendorong pettani lebih banyak menggunakan pupuk untuk tanaman padi berikutnya, maka efek pendapatan adalah positif. Sebaliknya jika pendapatan petani naik akan tetapi petani merasa puas dan mengurangi kegiatannya maka efek pendapatan adalah negative karena akan dapat mengkompensir nilai positif dari efek subtitiusi dan terjadilah kurva penawaran yang berbalik (backward bending supply curve) dimana kenaikan harga hasil pertanian mengakibatkan turunnya jumlah yang ditawarkan.
Pada umumnya elastisitas harga atas penawaran hasil pertanian lebih rendah daripada elastisitas harga atas penawaran hasil industry. Dikarenakan struktur pertanian adalah lebih tegar (rigid) daripada struktur industry. Menaikkan dan menurunkan hasil produksi pertanian adalah jauh lebih sukar daripada menaikkan atau menurunkan hasil-hasil industry yang semuanya dibuat di pabrik dan tidak terikat langsung pada factor-faktor alam.
Elastisitas silang dari penawaran
Apabila elastisitas ini positif maka barang X dan barang Y merupakan barang yang dihasilkan bersama (joint product). Misalnya beras dan dedak yang dihasilkan bersalam dalam penggilingan padi. Sedangkan apabila elastisitas silang ini negative artinya kenaikan harga barang Y mengakibatkan penurunan jumlah barang X yang ditawarkan maka barang X dan Y adalah barang yang bersaing (competing-products), misalnya padi dan tembakau. Besar kecilnya anngka elastisitas mengukur erat tidaknya hubungan antara produk pertanian itu.
II. 3. Cobweb theorem
Teori cobweb ini pada dasarnya menerangkan siklus harga dan produksi yang naik turun dalam jangka tertentu. Kasus cobweb dapat dibagi menjadi 3 yaitu,
1. siklus yang mengarah pada fluktuasi yang jaraknya tetap
2. siklus yang mengarah pada titik keseimbangan
3. siklus yang mengarah pada eksplosi harga yaitu berfluktuasi dengan jarak yang makin membesar.
Asumsi-asumsi yang dipakai dalam cobweb theorem
1. adanya persaingan sempurna dimana penawaran semata-mata ditentukan oleh reaksi produsen perseorangan terhadap harga. Harga ini oleh setiap produsen dianggap tidak akan berubah dan produsen juga menganggap jumlah produksinya tidak akan memberikan pengaruh yang berarti terhadap pasar.
2. periiode produksi memerlukan waktu tertentu, sehingga penawaran tidak dapat secara langsung bereaksi terhadap harga tetapi diperlukan jangka waktu tertentu.
3. harga ditentukan oleh jumlah barang yang datang ke pasar dan harga itu cepat bereaksi terhadapnya.
Siklus akan menjadi stabil bila angka elastisitas permintaan sama dengan angka elastisitas penawaran, menyatu (convarge) bila lebih besar dan meledak (explode) bila lebih kecil. Meskipun kasus cobweb itu sukar ditemukan dalam praktek namun dalam perilaku dan reaksi petani pada umumnya diinidonesia menyerupai. Jika harga lombok naik maka seluruh petani serentak menanam lombok berharap harga akan kain terus. Namun pada saat panen serentak ternyata harga turun jauh, semua merugi dan tidak ada lagi yang menanam lombok dimusim berikutnya. Ini mengakibatkan harga lombok naik kembali dan berulang peristiwa tadi.
Penutup
III. 1. Kesimpulan
Dalam dunia ekonomi harga terjadi karena adanya pertemuan antara permintaan dari konsumen dan penawaran dari produsen dalam pertanian disebut petani. Akan tetapi dalam kenyataan banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi seperti efek pendapatan dan efek subtitusi suatu produk pertanian itu sendri. Dan juga konsep elastisita suatu barang mempengaruhi harga produk pertanian. Elastisitas terdiri atas elastisitas harga, elastisitas silang atas permintaan, elastisitas pendapatan, elastisitas atas penawaran dan elastisitas silang atas penawaran yang telah dijelaskan dalam pembahasan. Kemudian tingkahlaku petani juga dapat diterangkan dengan teori cobweb yang juga mempengaruhi permintaan dan ketersediaan produk yang mengakibatkan naik turunya harga dipasaran.
III. 2. Saran
Perlu ditindak lanjuti lagi mengenai pengaruh permintaan dan penawaran atas produk pertanian dengan sumber-sumber referensi yang lebih banyak. Karena buku sumber referensi ekonomi sukar sekali ditemukan dewasa ini.
Kepustakaan
Mubyanto. 1973. PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN. Hal 118-121. Penerbit LP3ES: Jakarta.
http://www.liputan6.com/
ii