LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PENGAMATAN KAPSULA BAKTERI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi Lanjut yang dibina oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd dan Dr. Endang Suarsini, M.Ked
Oleh Kelompok 3/Offering A/2014 Ardiani Samti NA
(140341807085)
Herdina Sukma Pranita
(140341807057)
Irwan Wijaya
(140341806999)
Murni Thalib
(140341807064)
Rimbi Paulina Dewi
(140341807280)
The Learning University
UNIVERSITAS NEGERI MALANG PASCASARJANA PENDIDIKAN BIOLOGI PROGRAM MAGISTER SEPTEMBER 2014
PEWARNAAN KAPSULA BAKTERI
A. Topik Pengamatan Kapsula Bakteri
B. Tujuan a. Untuk menentukan ada atau tidaknya adanya kapsula bakteri b. Untuk mengamati kapsula bakteri
C. Waktu pelaksanaan Jum’at, 19 September 2014
D. Dasar Teori Kebanyakan bakteri mensekresikan lapisan polisakarida dan protein kecil yang terdapat pada permukaan bakteri yang dikenal sebagai kapsula. Lapisan kapsula tebal dan banyak mengandung gelatin. Kapsula dapat ditemukan pada kelompok bakteri berbentuk basil dan kokus. Bakteri berbentuk spiral tidak memiliki kapsula. Kapsula berfungsi seperti buffer antara sel dan lingkungan eksternal. Kapsula mengandung banyak air, sehingga dapat mencegah bakteri dari kekeringan Pada tubuh, kapsula juga berperan dalam terjadinya penyakit karena sel darah putih tidak dapat memfagosit bakteri yang berkapsula (Alcamo,1994). Kapsula penting sebagai media pelekatan beberapa bakteri. Kapsula merupakan struktur yang sulit untuk divisualisasikan, sehingga membutuhkan teknik tertentu untuk memvisualisasikannya. Salah satun teknik yang dilakukan adalah dengan Quellung (dalam bahasa jerman berarti sweling(menelan). Pewarnaan negatif dapat dilakukan dengan menggunakan tinta india atau tinta cina. Tinta tersebut akan mewarnai background bakteri. Kapsula akan terlihat transparan Kebanyakan kapsula disusun oleh polikasarida. Dextran (Polimer dari glukosa) dan Levans (polimer dari fruktosa) umumnya disebut homopolymers yang ditemukan pada kapsula bakteri yang memproduksi asam laktat bakteria.
Bakteri memproduksi heteropolymers yang mengandung lebih dari satu subunit. Asam Hyaluronik merupakan salah satu contoh heteropolymers yang ditemukan pada kapsula. Asam Hyaluronik mengandung N-acetylglucosamine dan asam glucoronik (Perry,2002).
E. Alat dan Bahan Alat :
Bahan :
Kaca benda
Biakan bakteri pada agar miring
Kawat ose
Larutan Kristal violet
Kawat needle
Larutan CuSO4 5H2O
Pembakar spirtus
Aquades steril
Mikroskop
Kertas saring
Mangkuk pewarnaan
Kawat penyangga
F. Prosedur kerja G. Cara I. Pewarnaan negative (tidak langsung) Lewatkan kaca benda diatas nyala api
Biakan campuran disiapkan kemudian menentukan koloni bakteri
teteskan setetes aquades steril diatas kaca banda, kemudian inokulasi bakteri lalu ratakan perlahan diatas tetesan aquades,
dibiarkan sampai sediaan mengering tanpa difiksasi
teteskan setetess tinta cina diatas sediaan tersebut dan meratakannya
dibiarkan sediaan mongering lalu diamati dibawah mikroskop
H. Cara II. Pewarnaan positif (langsung) Lewatkan kaca benda diatas nyala api
teteskan setetes aquades steril diats kaca banda, kemudian inokulasi bakteri lalu ratakan perlahan sampai mengering
Difiksasi dengan cara dilewatkan diatas nyala api
Ditetesi larutan kristal violet diatas sedian, tunggu selama 1 menit
Diletakkan diatas kawat penyangga lalu sedian dibilas dengan larutan CuSO4 5H2O
Sediaan dikeringkan dengan kertas penghisap dan mengamati dibawah mikroskop
I. Data Hasil Pengamatan Nama
Jenis Pewarnaan
Koloni Biakan
Langsung
koloni dari
Warna pada Sel vegetatif
Kapsula
Ungu
Tidak
(Coccus)
berkapsula
Tidak
Tidak
berwarna/transp
berkapsula
kandang
Tidak langsung
aran Biakan
Langsung
ungu
koloni dari
Biru muda transparan
kantin Teknik
Tidak langsung
Coklat muda
Tidak berwarna
J. Analisis Data Koloni bakteri yang ditangkap di kandang diwarnai dengan pewarnaan langsung dan tidak langsung. Pada pewarnaan langsung, sel vegetatifnya berwarna ungu dengan bentuk coccus dan tidak ditemukan kapsula. Pada pewarnaan tidak langsung digunakan tinta cina. Warna sel vegetatif setelah diberi tinta cina tidak berwarna/transparan dan tidak ditemukan kapsula. Koloni bakteri yang ditangkap dari kantin teknik diwarnai dengan metode pewarnaan langsung dan tidak langsung. Saat diwarnai dengan metode pewarnaan langsung, sel vegetatif berwarna ungu dan warna kapsula biru muda transparan. Saat diwarnai dengan tinta cina, sel vegetatif berwarna coklat muda dan warna kapsula adalah transparan
K. Pembahasan Kapsula merupakan bahan berlendir yang kompak dan tampak sebagai suatu bentuk yang pasti namun sulit untuk diamati degan mikroskop cahaya biasa. Komposisi kimiawi kapsula berbeda-beda menurut organismenya. Kapsula ada yang mengandung dextran, polyglucose glucuronate, hyaluronic acid, dan poly dglutamin acid. Pada prinsipnya kapsula bakteri memiliki indeks biasa yang rendah dan bersifat non ionik sehingga tidak dapat dilihat dengan pewarnaan biasa (Hadioetomo, 1993). Pewarnaan tidak langsung yang dilakukan pada praktikum ini adalah menggunakan tinta cina. Pada umumnya tinta merupakan sebuah media yang sangat kompleks, berisikan pelarut, pigmen, celupan, resin dan pelumas, sollubilizer (semacam senyawa yang membentuk ion-ion polimer polar dengan resin tahan air). Selain itu, ada surfaktan yang merupakan unsur basah yang menurunkan tekanan permukaan dari sebuah cairan yang memungkinkan penyebaran dengan mudah, surfaktan juga menurunkan tekanan antar permukaan antara dua cairan). Kapsula pada praktikum menyerap warna hitam dan nampak menjadi biru muda. Pewarnaan langsung dilakukan dengan memberikan larutan CuSO4 5H2O. Berdasarkan analisis data, sel vegetaif nampak berwatna ungu hal
ini disebabkan oleh zat warna yang diberikan menempel di sel vegetatif bakteri. Zat warna ini diserap oleh bagian membran berikutnya dan nampak wana coklat muda. Munculnya wana coklat muda merupakan indikasi bahwa sel vegetatif tersebut berkapsula. Munculnya warna tersebut disebabkan oleh adanya daya tarik menarik antara sel bakteri dan lingkungan sekitarnya. Koloni bakteri dari kandang berdasarkan pengamatan tidak terdapat kapsula. Hal ini dimungkinkan bakteri tersebut memang tidak memiliki kapsula atau kapsula bakteri tersebut rusak. Kapsula merupakan lendir yang didalamnya juga terdapat protein. Salah satu tahapan dalam proses pewarnaan adalah dengan memanaskan, mungkin kapsula bakteri rusak saat dipanaskan. Disisi lain, tahapan memanaskan juga penting agar bakteri melekat dengan kuat pada kaca benda. Pada umumnya bakteri mengandung glikolaks untuk melindungi selnya, namun ada juga bakteri yang dilengkapi dengan kapsula. Kapsula tersusun atas unit polisakarida dan protein. Keberadaan kapsula pada bakteri merupakan pertanda bahwa bakteri tersebut patogen, karena apabila bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh maka aka sulit dicerna oleh sel darah putih. Selain itu bakteri yang berkapsula juga memiliki perlindungan diri dari kekeringan, sehingga lebih survive di lingkungan (Talaro, 2008)
L. Diskusi 1.
Apa fungsi kapsula bakteri? Kapsula mengandung banyak air, sehingga dapat mencegah bakteri dari kekeringan
2.
Bagaimana perbedaan reaksi sel bakteri antara pewarna positif dan negatif pada pewarnaan kapsula? Jelaskan berdasarkan afinitas sel bakteri terahdap zat pewarna yang diberikan? Pada pewarnaan dengan menggunakan tinta cina sel bakteri akan nampak transparan ketika disekelilingnya terdapat daerah berwarna coklat, yang berarti sel tersebut berkapsula. Pada pewarnaan positif sel bakteri akan berwarna ungu, ketika terdapat bayangan biru muda disekelilingnya
M. Kesimpulan Bakteri yang memiliki kapsula adalah yang terdapat di kantin teknik yang dibuktikan dengan :
munculnya warna biru muda saat dilakukan pewarnaan langsung
memiliki sel vegetatif coklat saat dilakukan pewarnaan tidak langsung dan warna kapsulanya transparan
Daftar Pustaka
Alcamo, I Edward.1994. Fundamentals of Microbiology 4th edition. USA: Benjamin Cummings Hadioetomo,Ratna Siri. 1993.Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. Jakarta: Gramedia Pustaka Hasuti,Utami Sri. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi untuk Program S2 Biologi. Malang: UMMPress Perry,Jerome J. Staley, James T&Lory, Stephen.2002.Microbial Life.USA: Sinauer Associates Talaro,KathleenPark. 2008. Foundation in Microbiology 7th Edition. USA: Mc Graw Hill