4.1 Pekerjaan Pi le Cap
Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom di bagian atasnya. Setelah pekerjaan pile yang meliputi pengeboran dan pemotongan pile yang tersisa di permukaan tanah, maka dilakukan penulangan untuk membuat pile cap. cap. Pile cap cap tersusun atas tulangan baja berdiameter 13mm, 16mm, 19mm dan 22mm yang membentuk suatu bidang dengan ketebalan 500mm – 1000mm 1000mm dan lebar yang berbeda-beda tergantung dari jumlah tiang yang tertanam. Fungsi dari pile dari pile cap adalah cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang kemudian akan terus disebarkan ke tiang pancang dimana masing- masing pile menerima 1/N dari beban oleh kolom dan harus ≤ daya dukung yang diijinkan (Y ton) (N= jumlah kelompok pile). pile). Jadi beban maksimum yang bisa diterima oleh pile cap dari suatu kolom adalah sebesar N x (Y ton). Pile cap cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom di bagian atasnya. Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat pondasi sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan pada pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap juga juga berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada. Selain itu, bentuk dari pile cap cap juga bervariasi dengan bentuk segitiga dan persegi panjang. Jumlah kolom yang diikat pada tiap pile cap pun cap pun berbeda tergantung kebutuhan atas beban yang akan diterimanya. Terdapat pile cap cap dengan pondasi tunggal, ada yang mengikat 2 dan 4 buah pondasi yang diikat menjadi satu.
4.1.1
Tahapan Pengerjaan Pile Pengerjaan Pile Cap
Tahapan-tahapan pengerjaan pile pengerjaan pile cap, cap, yaitu : 1.
Setelah dilakukan penggalian tanah, dilakukan pemotongan pile sesuai elevasi pile cap cap yang diinginkan.
2.
Tanah disekeliling pile disekeliling pile digali digali lagi sesuai dengan bentuk pile bentuk pile cap yang cap yang telah direncanakan.
3.
Pada pile pile dilakukan pembobokan pada bagian betonnya hingga tersisa tulangan besinya yang kemudian dijadikan sebagai stek pondasi sebagai pengikat dengan pile cap. cap. Pembobokan hanya sampai elevasi dasar pile dasar pile cap saja. cap saja.
4.
Sebagai landasan pile landasan pile cap, cap, dibuat lantai kerja terlebih dahulu dengan ketebalan 10 cm.
5.
Melakukan pemasangan bekisting dari batako disekeliling daerah pile. pile. Penggunaan batako ini dipilih karena batako cukup kuat untuk menahan beban sebagai bekisting serta cukup murah untuk pada akhirnya ditimbun bersama saat pengecoran.
6.
Melakukan pemasangan tulangan-tulangan pile cap yang cap yang meliputi tulangan utama atas dan ba wah, persiapan stek pondasi, pemasangan kaki ayam, beton decking dan pemasangan stek pile cap sebagai penghubung menuju kolom.
7.
Sebelum dilakukan pengecoran, tanah disekitar bekisting ditimbun kembali untuk menahan beban pengecoran dan meratakan kondisi kondisi tanah seperti semula.
8.
4.1.2
Setelah semua persiapan sudah matang, maka dapat dilakukan pengecoran pada pile cap.
Pemotongan Pile Pemotongan Pile
Pemotongan pile dilakukan secara manual. Pile yang dipotong yaitu pile yang tingginya melebihi permukaan tanah. Sisa hasil pemotongan pile dikumpulkan di tempat pembuangan yang sudah ditentukan.
Penggalian Tanah untuk Pile Cap
4.1.3
Penggalian dilakukan secara manual oleh pekerja. Penggalian tanah dilakukan sesuai dengan kedalaman rencana dan sesuai gambar shop drawing. 4.1.4
Pembobokan Pile
Sebelum dilakukan pemotongan terhadap tiang pancang, maka sebelumnya dilakukan terlebih dahulu marking untuk menentukan titik elevasi dasar dari pile cap tersebut. Proses marking dilakukan dengan menggunakan waterpass. Setelah elevasi dasar pile cap ditentukan maka proses pembobokan dilakukan secara manual oleh pekerja. Setelah pembobokan selesai, tulangan sisa dari pile dibengkokan sesuai gambar yang disetujui sebagai stek dari pondasi pengikat dengan pile cap.
Pemasangan Bekisting Pile Cap
4.1.5
Sebelum dilakukan pemasangan bekisting, galian pile cap diberi lapisan pasir setebal 10cm untuk dasar lantai kerja supaya datar, lalu diberi lantai kerja setebal 5cm untuk memfasilitasi pengerjaan pile cap. Pemasangan bekisting dapat menggunakan material pasangan bata kapur, batako atau bekisting kayu. Dalam menentukan jenis material bekisting yang digunakan perlu dilakukan analisa biaya dan kecepatan pemasangan. Keuntungan pemakaian bekisting kayu adalah pemakaian berulang (5 – 6 kali), relatif cepat, tetapi sesudahnya ada pekerjaan bongkar bekisting. Di pihak lain bekisting bata/ batako mempunyai keunggulan dalam hal hemat galian dan keterbatasan ruang kerja serta tidak adanya pekerjaan bongkar bekisting. 1.
Bekisting kayu.
Buatlah panel bekisting sesuai dengan tinggi dimensi tie beam atau pile cap dengan menggunakan multiplek 9 mm dan diperkuat dengan kayu kaso 5/7 dijepit pada sisi atas dan bawahnya (bila diperlukan ditengah juga dipasang, khususnya untuk dimensi pile cap/ 70 cm) dan diperkuat tiap jarak tertentu pada tie beam dengan tinggi jarak penjepit kayu kaso pada arah vertikal disesuaikan terhadap dimensi tie beam atau pile cap sehingga mampu menahan gaya lateral pada saat pengecoran beton.
Pasanglah panel bekisting pada posisi sesuai marking yang telah disediakan.
Pasanglah sekur-sekur untuk perkuatan samping menggunakan kayu balok 7/10 pada sisi atas dan bawah panel hingga panel tidak bergeser posisinya kemudian periksalah terhadap arah vertikal / lot vertikal.
Pasanglah form tie bila dimensi tie beam cukup besar untuk perkuatan posisi panel bekisting.
2.
Bekisting bata/batako/ bata kapur
Pasanglah bata / batako / bata kapur sesuai marking dengan adukan semen dan pasir untuk penyambungannya.
Uruglah tanah pada sisi samping pile cap/ tie beam hingga padat sebagai perkuatan terhadap bekisting itu sendiri
Pada proyek ini, untuk pekerjaan pile cap, pembuatan bekisting
4.1.6
menggunakan bekisting batako.
Penulangan Pile Cap
Penulangan adalah pekerjaan yang bertujuan untuk membentuk dan memasang besi tulangan beton sebagai kerangka struktur pada konstruksi beton agar sesuai dengan gambar rencana. Fungsi tulangan pada beton adalah untuk menahan gaya tekan, gaya geser dan momen torsi yang
timbul akibat
beban yang bekerja pada konstruksi beton tersebut. Sesuai dengan sifat beton yang kuat terhadap tekan, tetapi lemah terhadap tarik. Oleh karena itu perencanaan dan pelaksanaan pembesian harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar yang telah direncanakan oleh perencana struktur yaitu dalam hal : a. Ukuran diameter baja tulangan. b. Kualitas baja tulangan yang digunakan. c. Penempatan / pemasangan baja tulangan. Beberapa kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pembesian penulangan pada proyek ini antara lain: 1.
Pabrikasi Besi Proses pabrikasi besi terdiri dari pekerjaan pemotongan dan pembengkokan besi tulangan.
Pemotongan dilakukan karena panjang besi dipasaran adalah 12 meter, sedangkan panjang tulangan elemen struktur yang digunakan terdiri dari bermacam-macam ukuran sesuai perhitungan tulangan. Pemotongan besi digunakan dengan Bar Cutter. Pembengkokan dilakukan untuk membentuk tulangan yang disesuaikan dengan perencanaan. Jika terjadi kesalahan pada pembengkokan maka besi tulangan tersebut tidak boleh dibengkokkan kembali tetapi harus dipotong, hal ini untuk menghindari timbulnya retak-retak ditempat pembengkokan ulang tersebut karena sifat getas baja. Pembengkokan dilakukan dengan Bar Bender dengan berbagai macam diameter ukuran. Sebelum mengerjakan proses pabrikasi besi, bagian pembesian menyusun daftar bengkok dan potong baja tulangan berdasarkan gambar pelaksanaan ( shop drawing ) yang dibuat oleh kontraktor utama. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun daftar bengkok dan potong baja tulangan adalah : a.
Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa pada daerah yang momennya nol atau dengan menggunakan sambungan lewatan sehingga gaya dan batang yang satu dapat disalurkan ke batang yang lain. Panjang dan bentuk baja tulangan direncanakan secara ekonomis sehingga bagian-bagian sisi atau yang tidak terpakai didapat seminimal mungkin.
b.
Memperhitungkan teknik pemasangan tulangan sehingga tidak menyulitkan dalam pelaksanaan di lapangan.
2.
Pemasangan Tulangan
Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa ke lapangan untuk dipasang pada posisi sesuai denah gambar pelaksanaan. Kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pemasangan tulangan antara lain : a.
Pemeriksaan diameter, panjang, dan bentuk tulangan dilakukan sebelum baja tulangan tersebut dipasang.
b.
Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur maupun tulangan geser diatur sesuai gambar.
c.
Sengkang dipasang secara manual. Penyambungan sengkang pada tulangan utama dengan menggunakan kawat bendrat.
d.
Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran sambungan lewatan dan panjang penjangkaran.
e.
Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang beton decking sebagai acuan selimut beton yang akan dicor.
Langkah-langkah pembesian pile cap : 1.
Menentukan daftar lengkungan bengkok besi. Untuk diameter dan jarak antar tulangan untuk semua pile cap, serta untuk jumlah tulangan dan tinggi pile cap disesuaikan dengan gambar rencana. Proses pemotongan tulangan dilakukan dengan menggunakan bar cutter . Sisa besi hasil pemotongan dikumpulkan di satu lokasi yang telah ditentukan.
2.
Semua besi yang telah disediakan kemudian dibengkokkan sesuai dengan daftar diatas kemudian dirakit diluar lokasi sesuai dengan gambar rencana. Digunakan kawat bendrat sebagai lekatan antar tulangan. Pembengkokan tulangan dilakukan dengan menggunakan bar bender.
3.
Tulangan pile cap yang telah jadi kemudian diangkat dan dipasang pada lokasi pile cap yang telah ditentukan.
4.
Tulangan pile cap dilekatkan dengan tulangan luar pondasi tiang pancang yang telah dihancurkan betonnya dengan menggunakan kawat bendrat sehingga tulangan pile cap tampak benar-benar kuat dan kokoh.
4.1.7
Pengecoran Pile Cap
Pengecoran dilakukan setelah adanya pengecekan kembali terhadap penulangan maupun bekisting serta kondisi tempat yang akan dicor.Pengecekan tulangan dilakukan dengan cara menghitung kembali jumlah tulangan dan jarak antar sengkang sesuai dengan gambar shopdrawing , apabila terjadi kesalahan maka harus dilakukan perbaikan segera pengecekan bekisting
dan pengecoran belum dapat dilakukan. Untuk
dilakukan dengan cara mengecek kembali dimensi dan kondisi dari
bekisting tersebut. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket dengan bantuan crane. Alat yang diperlukan: 1. crane 2. Bucket dan pipa tremi 3. Vibrator 4. Sekop 5. Alat cetak silinder benda uji beton
6. Kerucut abrams
Bahan yang diperlukan: 1.
Beton ready-mix sesuai mutu yang telah disetujui
Tenaga kerja yang dibutuhkan: 1.
Mandor dan pelaksana yang mengerti shopdrawing
2.
Tukang cor yang mengerti lingkup pengerjaan pengecoran
Langkah-langkah pengecoran pile cap antara lain: 1.
Membersihkan lokasi pengecoran dari segala kotoran dan air yang menggenang dengan menggunakan pompa air.
2.
Membuat tanda / marking pada bekisting yang menunjukan batas berhentinya pengecoran pada bekisting .
3.
Concrete bucket dan pipa tremi disiapkan dengan terlebih dahulu membersihkannya agar mempermudah pelaksanaan pengecoran.
4.
Sebelum dilakukan pengecoran, beton terlebih dahulu dilakukan uji slump test dan silinder test
5.
Setelah nilai slump test memenuhi syarat beton baru boleh dituangkan ke bucket
6.
Beton dituang ke dalam bucket dimana tutup bucket harus dalam keadaan tertutup agar beton tidak tumpah selama proses pengakutan beton dari tempat penuangan beton ke lokasi pengecoran.
7.
Pemindahan bucket yang berisi beton dari lokasi penuangan beton ke lokasi pengecoran dengan menggunakan mobile crane
8.
Setelah sampai dilokasi pengecoran, seorang pekerja kemudian menaiki bucket yang bertugas membuka dan menutup katup bucket.
9.
Pada lokasi pengecoran, tutup bucket dibuka dan beton dituang ke dalam bekisting dengan menggunakan pipa tremi
10. Tukang mengatur dan mengarahkan penuangan beton sesuai dengan metode pelaksanaan. 11. Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam tulangan pile cap maka digunakan alat vibrator untuk meratakanya serta ditekan dengan tekanan tinggi agar beton tersebut dapat memadat.Pemadatan dilakukan untuk mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang terjebak didalam adukan semen yang timbul pada saat penuangan beton. Penggetaran beton harus dilakukan dengan baik agar mengasilkan mutu beton yang sesuai dengan yang diinginkan. 12. Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat pelaksanaan pengecoran. 13. Menghentikan
pengecoran
dan
meratakan
serta
menghaluskan
permukaan
beton
dengan
menggunakan alat pertukangan manual / plester. Kondisi cuaca pada waktu pengecoran diperhatikan untuk menghindari adanya gangguan s eperti hujan yang dapat mengganggu pada saat pengecoran berlangsung.