Di susun Oleh: Risty Ambarwati
BAB I A. Lat Latar Bela Belak kang ang Insiden varikokel di dunia yaitu 5%. Insiden varikokel di RS Marinir Cilandak di Ruang Bougenville pada Januari – pertengahan Mei 2014 yaitu 2 klien (0,54%). Kegawatan Kegawatan / komplikasi omplikasi nya yaitu, infertilitas pada pria. Peran perawat pada klien dengan varikokel yaitu, promotif, preventif, kuratif, dan
B. Tujuan 1. Tujuan ujuan umum: umum: mampu mampu membe memberi rik kan asuhan keperawatan pada klien dengan varikokel. 2. Tujuan ujuan Khusus Khusus:: mamp mampu u mela melak kukan ukan pengkajian s/d evaluasi & dokumentasi Keperawatan & mampu identifikasi kesenjangan antara teori dan kasus.
C. Ruang Lingkup Asuhan Keperawatan pada klien Tn.B dengan Varikokel di RSMC Jakarta selama 2 hari (16-17 Mei 2014).
D. Metode ode Penul nulisan isan Metode deskriptif & kepustakaan. kepustakaan. Pengumpulan data melalui wawancara, studi kasus & studi kepustakaan.
E. Sis Sistemati matik ka Pe Penuli nulisa san n Bab I: Pendahuluan. Bab II: Tinjauan Teori. Bab III: Tinjauan kasus. Bab IV: Pembahasan. Bab V:
BAB II
A. Pengertian
Varikokel yaitu, dilatasi abnormal vena pd pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik vena spermatika interna (Basuki B. Purnomo, 2011).
B. Etiologi 1.
Dilatasi / hilangnya mekanisme pompa otot
2.
Meningkatnya tekanan vena spermatika interna
3.
Tekanan segment s egment iliaka i liaka pd pangkal spermatika.
vena
4. Faktor genetik, peningkatan suhu di sekitar testis.
C. Man Manifes ifesttasi asi Klini Klinik k 1. Nyeri 2. Masalah lah kesuburan
3. Atrofi testis
D. Komplika ikasi Infertilitas, akibat adanya anastomosis anatar pleksus pampiniformis kiri & kanan menyebabkan zat hasil metabolitdapat teralir dr testis kiri ke kanan menyebabkan menyebabkan gang. spermatogenis testis.
E. Pena enatalak laksana sanaan an Me Medis dis 1. Pembed embedaha ahan n tekn teknik ik Ret Retro roper perito itonea neall (Palo (Palomo) mo) 2. Varico aricocel celect ectom omy y sec secar ara a Iva Ivanis nisev evich ich 3. Tekni eknik k Emboli bolias asii
E. Pen engk gkaj ajia ian n (Pr (Pre e Oper Operas asi) i) 1.
Identitas
2.
Riw Riw.kes .keseh ehat atan an (saa (saatt ini, ini, masa masa lalu, keluarga)
3.
Pemeriksaan fi fisik a.
Derajat ke kecil: dap dapa at dipalpasi setelah melakukan manuver valsava.
b. Deraj eraja at sed sedang: ang: dapa apat dipalpasi tanpa melakukan manuver valsava. c.
Der Derajat ajat besa besar: r: dapa dapatt dili diliha hatt bentuknya tanpa melakukan manuver valsava.
4. Sistem Pe Perkemihan (keluhan BAK, nyeri, perubahan pola berkemih) 5. Aktivitas / Istirahat (nyeri saat aktivitas lama /mengangkat benda berat) 6. Integritas Ego (takut, cemas, marah, apatis, tidak dapat beristirahat)
E. Pengk engkaj ajian ian (Pos (Postt Oper Operas asi) i) 1. Sis. Pe Pernafasan
4. Sist Sistem em Musk Muskul ulos osk kelet eletal al
(Kepatenan jalan nafas, sifat & bunyi nafas) 2. Sis. Kardiovaskuler
(Kelemahan dan kesulitan kesulitan ambulasi) 5.
(TTV, tanda syok) 3. Sis. Gastrointestinal (distensi abdomen, kembung, mukosa bibir kering, penurunan peristaltik usus, mual &muntah, konstipasi)
Sistem Ne Neurologi (Tingkat respon)
6.
Sistem In Integumen
7.
Aktivitas Otot
F. Di Diag agno nosa sa Kep Kepe erawatan Pre Operasi
Post Operasi
b.d te terputusnya 1. Gan Ganggua gguan n Harga Diri Diri:: HD HDR 1. Nyeri b. kontinuitas jaringan akibat b.d gang. infertilitas. pembedahan. 2. Kecemasan b. b.d ku kurang esiko o kekur ekuran ang gan volum olume e informasi ttg prosedur 2. Resik cairan b.d pembatasan pembedahan & perawatan pemasukan cairan secara oral. pasca operasi. siko in infeksi eksi b.d tem tempa patt 3. Nyeri eri b.d b.d dil dilatasi vena 3. Resik masuknya organisme sekunder pada pleksus akibat pembedahan. pampiniformis. 4. Resik esiko o cide ciderra b.d b.d kelem elemah ahan an fisik sekunder efek anastesi.
G. Ren enca cana na Kep Keper eraw awat atan an Dx. Keperwatan: Keperwatan: Nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan akibat akibat pembedahan. Tujuan: Nyeri yang dirasakan berkurang atau terkontrol. Kriteria Hasil: Klien mengungkapkan nyeri berkurang. Skala nyeri berkurang 1-5. Klien tidak tampak meringis. TTV dalam batas normal. Intervensi: 1. Ka Kaji ji skala, skala, lok lokasi asi,, kar karakteri akterist stik ik dan dan intensi intensita tass nye nyeri. ri. 2. Pant antau tan tanda da-t -tan anda da vit vital al,, teru teruttama ama nadi. nadi. 3. Beri Berik kan pos posis isii ny nyaman aman pada pada klie klien. n. 4. Ajark Ajarkan an tek tekni nik k rel relak aksa sasi si dan dan dis distr trak aksi. si. 5. Kolab Kolabor orasi asi pember pemberian ian analg analgeti etik k sesuai sesuai indik indikasi asi
BAB III A. Identitas Tn.B (22thn), belum menikah, agama islam, suku bangsa Cirebon, pendidikan SMA, Bahasa yang di gunakan bahasa indonesia, pekerjaan TNI (Marinir), klien tinggal di Mess TD Marinir Jak-Sel. sumber biaya BPJS.
B. Resume Klien datang ke P.Bedah RSMC tgl 14 Mei 2014 dgn keluhan nyeri pd pingang kiri & menjalar sampai ke paha. Dilakukan pemeriksaan USG. Klien direncanakan operasi 16 Mei 2014. Tindakan kolaborasi yg dilakukan: pemeriksaan laboratorium (14 Mei 2014): Hb: 14,1gr/dl, Ht: 42%, Lekosit: 9,2ribu/ul, Trombosit: 360ribu/ul. CT : 4 menit, BT: 3 menit. GDS: 89mg/dl. 15 Mei 2014 klien datang ke R.Bougenville masih dengan keluhan nyeri saat beraktivitas lama. TTV: TD: 110/80mmHg, Suhu: 36,3ºC, Nadi: 74x/mnt, RR: 20x/mnt. Tindakan keperawatan yang dilakukan sbg persiapa operasi yaitu menganjurkan klien untuk puasa 8 jam sebelum operasi, dilakukan kolaborasi pemberian IVFD RL 20
B. Data Fokus Data Subjektif Klien mengatakan nyeri daerah luka operasi. Klien mengatakan nyerinya seperti ditusuk – tusuk. Klien mengatakan kepalanya pusing & sedikit mual. klien mengatakan badannya lemas. klien &keluarganya bertanya kapan boleh makan & minum. setelah post operasi 4 jam klien mengeluh ingin BAK tidak dapat BAK.
Data Objektif Post operasi 2 jam. terpasang IVRL 30tetes/menit. TTV: TD: 110/80mmHg, N: 76x/menit, S: 36ºC, RR: 20x/menit. skala nyeri 9 pada daerah luka operasi. insisi bedah ± 3cm, lokasi insisi di abdomen kuadran kiri bawah. klien tidak bisa menggerakkan kaki karena lemas. Klien tampak meringis. Mukosa bibir kering. Klien belum makan dan minum, distensi kandung kemih. Post operasi ± 4 jam klien dipasang kateter, urine berwarna kuning orange,
C. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri Nyeri b.d terput terputusn usnya ya kontinui ontinuita tass jarin jaringa gan n akiba akibatt operasi Lapomo. 2. Resik Resiko o cider cidera a b.d b.d kelem kelemaha ahan n fisik fisik// seku sekunder nder efek efek anastesi. 3. Resi Resik ko kek kekur uran anga gan n volu volume me cair cairan an tubu tubuh h b.d pembatasan pemasukan cairan secara oral pasca operasi 4. Perub Perubaha ahan n pola pola berk berkemi emih h b.d b.d terpa terpasan sang g kat katet eter er..
D. Rencana Keperawatan Dx. Keperawatan: Nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan akibat operasi Lapomo. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri berkurang / terkontrol. Kriteria Hasil: Skala nyeri berkurang menjadi 3. Klien mengatakan nyeri berkurang. Ekspresi wajah klien rileks. TTV normal (TD: 100-120 / 60-80 mmHg, S: 36,5 –37,2ºC, N:60 –100x/menit, RR: 16 –20x/menit). Intervensi: 1.
Pant antau TTV TTV kli klie en set setia iap p 8 jam. am.
2.
Kaji Ka ji ska skala, la, inten intensit sitas, as, kar karakteri akterist stik, ik, dan lokasi lokasi nyeri nyeri..
3.
Obse Observ rvas asii eks ekspr pres esii waj wajah ah kli klien en ter terha hada dap p nye nyeri ri..
4.
Ajark Ajarkan an tekni teknik k rela relaks ksasi asi : naf nafas as dalam dalam dan distr distrak aksi. si.
E. Implementasi Tanggal 17 Mei 2014. Pukul 04:00 memberikan terapi analgetik Novalgin 500mg (IV) (Perawat R.Bougenville). Pukul 05:00 melakukan pengukuran TTV: TD:120/80mmHg, N:80x/menit, S:36ºC, RR:20x/menit (Perawat R. Bougenville). Pukul 09:00 mengukur mengukur TTV: TT V: TD:100/70mmHg, N:74x/menit, S: 36ºC, RR: 18x/menit (Yusuf). Pukul 13:00 memberikan terapi analgetik Novalgin 500mg (IV), setelah 30 menit pemberikan obat klien mengatakan nyerinya berkurang (Risty). Pukul 14:00 mengkaji ekspresi wajah klien, klien sudah lebih rileks dari hari sebelumnya (Risty). Pukul 14:10 mengakaji skala dan lokasi nyeri, skala nyeri 7 dengan lokasi nyeri di daerah operasi (Risty). Pukul 14:20 menganjurkan klien relaksasi nafas dalam setiap merasakan nyeri, klien mengikuti anjuran melakukan relaksasi nafas dalam (Risty). Pukul 15:30 melakukan pengukuran TTV: TD:100/70mmHg, N:68x/menit, S:36ºC, RR:18x/menit (Risty). Pukul 20:00 memberikan
F. Evaluasi Tanggal 17 Mei 2014, pukul 21:00 WIB :
S : Klien masih merasakan nyeri di daerah operasi.
O : TTV dalam batas normal, klien mendapatkan terapi terapi analgesik; Novalgin 500mg. Ekspresi klien lebih rileks dari hari sebelumnya. sebelumnya. Skala nyeri 3. Klien melakukan nafas dalam & distraksi saat merasakan nyeri.
A : Tujuan tercapai sebagian, masalah belum teratasi. P : Lanjutkan intervensi keperawatan mandiri poin a s/d & lanjutkan intervensi kolaborasi kolaborasi poin e.
BAB IV A. Pengkajian Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2014, melalui wawancara kepada klien dan keluarga klien, observasi, pemeriksaan fisik dan catatan medis klien. Etiologi varikokel pada kasus Tn.B yaitu adanya riwayat keluarga dgn varikokel, aktivitas klien selama ± 6 bulan di pendidikan militer dpt menjadi penyebab varikokel karena aktivitas yg berat & dalam waktu lama. Manifestasi klinik varikokel pada Tn.B yang berbeda dengan teori yaitu, tidak terjadi masalah kesuburan dan
Pemeriksaan diagnostik pada Tn.B yang berbeda pada teori yaitu, tidak dilakukannya angiografi / venografi, positif palsu / negatif. Penatalaksanaan medis menurut teori; pembedahan teknik retroperitoneal (Palomo), varikokelektomi secara ivanisevich, & teknik embolisasi. Pada kasus Tn.B yaitu dilakukan pembedahan dgn teknik retroperitoneal retroperitoneal (Palomo).
B.
Diagnosa Ke Keperawatan
Perbedaan dx.keperawatan pada teori dan kasus; dx.keperawatan post operasi varikokel secara teori terdapat 4 diagnosa yaitu; Nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan akibat pembedahan, Resiko kekurangan volume cairan b.d pembatasan pemasukan cairan secara oral, Resiko infeksi b.d tempat masuknya organisme sekunder akibat pembedahan, & Resiko cidera b.d kelemahan fisik sekunder efek anastesi.
Pada kasus Tn.B hanya 3 diagnosa yaitu; Nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan akibat pembedahan, Resiko kekurangan volume cairan b.d pembatasan pemasukan cairan secara oral, Resiko cidera b.d kelemahan fisik sekunder efek anastesi. Resiko infeksi b.d tempat masuknya organisme sekunder akibat pembedahan tidak ditegakkan.
C.
Rencana Keperawatan Keperawatan
Rencana keperawatan pd Dx.Kep Post OP pertama & ketiga perencanaan sesuai dgn teori. Pada dx. Kep Post OP kedua terdapat perbedaan yaitu adanya kolaborasi; anjurkan klien bedrest 24jam stlh post op Pada dx. Kep Post OP keempat merupakan Dx.kep yang beda dari teori dgn renpra; catat jumlah intake intake dan output, observasi dan catat catat warna urine, memantau TTV, kaji ulang posisi kateter & kaji keluhan berkemih dan latih reflek berkemih.
D.
Implementasi Keperawatan Keperawatan
1. Nyeri Nyeri b.d terput terputusn usny ya kon kontin tinuit uitas as jarin jaringa gan n akiba akibatt operasi Palomo. Dari 6 rencana pada kasus, semua rencana tindakan dapat dilaksanakan.
2. Resik Resiko o cider cidera a b.d b.d kele kelemah mahan an fisi fisik k / sek sekunde underr efe efek k anastesi. Dari 5 rencana tindakan pada kasus, 4 rencana dapat dilaksanakan, rencana yang tidak terlaksana yaitu memasang pengaman pada tempat tidur klien.
3. Resik Resiko o kek kekur urang angan an volum volume e cair cairan an tubuh tubuh b.d pembatasan pemasukan cairan secara oral. Dari 5 rencana tindakan pada kasus, semua rencana dapat dilaksanakan.
4. Perub Perubaha ahan n pola berk berkem emih ih b.d terp terpasa asang ng kate katete terr. Rencana pada kasus, dapat dilakukan semua oleh penulis.
E.
Evaluasi Keperawatan Keperawatan
Berdasarkan hasil evaluasi pd klien Tn.B yg telah diberikan asuhan keperawatan selama 2 hari mulai tanggal 16 sampai 17 Mei 2014. Diagnosa keperawatan pada post operasi varikokel yang sudah teratasi yaitu; Resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan pembatasan pemasukan cairan secara oral. Diagnosa keperawatan pada post operasi varikokel yang tujuan teratasi sebagian yaitu; Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat operasi Palomo, Resiko cidera berhubungan dengan kelemahan fisik, dan Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan
BAB V A. Kesimpulan 1.
Pengkajian Varikokel adalah dilatasi abnormal atau meluasnya testis dari vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik atau refluks darah ke dalam vena spermatika interna. Etiologi teori yaitu, dilatasi / hilangnya mekanisme pompa otot atau kurangnya struktur penunjang, kelemahan kongenital, proses degeneratif pleksus pampiniformis, hipertensi vena renalis / penurunan aliran ginjal ke vena kava inferior, turbulensi dari vena supra renalis ke dalam juxta vena renalis internus kiri berlawanan dengan kedalam vena spermatiak interna kiri, tekanan segment iliakapada pangkal vena spermatika, ataupun faktor genetik dan suhu pada testis.
Manifestasi klinis menurut teori yaitu, nyeri, masalah kesuburan da atrofi testis. Sedangkan pada Tn.B yaitu, klien merasakan nyeri saat beraktivitas lama. Pemeriksaan diagnostik menurut teori yaitu, angiografi/venografi, Positif palsu/negatif, dan ultrasonografi. Sedangkan pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada Tn.B yaitu dilakukan ultrasonografi. Pentalaksanaan varikokel menurut teori yaitu, teknik retroperitoneal (Palomo), varicocelectomy secara Ivanisevich, dan embolisasi. Penatalaksanaan yang dilakukan pada Tn.B yaitu pembedahan dengan teknik retroperitoneal retroperitoneal (Palomo).
B. Diag Diagno nosa sa Keper epera awat watan Dx.keperawatan yang muncul pd Tn.B yaitu; 1. Nyeri Nyeri b.d terpu terputusn tusny ya kont kontinui inuita tass jarin jaringa gan n akiba akibatt operasi Lapomo, 2. Resik esiko o b.d b.d kelem elemah ahan an fisi fisik k 3. Resi Resik ko kek kekur urang angan an volu volume me cair cairan an tubu tubuh h pembatasan pemasukan cairan secara oral
b.d
4. Peruba erubaha han n pola pola elimi elimina nasi si urine urine b.d b.d terp terpas asan angn gnya ya kateter.
C.
Rencana ana Keperawatan Perencanaan keperawatan pada diagnosa keperawatan post operasi klien dengan varikokel yaitu, pantau TTV klien setiap 8 jam, kaji skala, intensitas, karakteristik, karakteristik, dan lokasi nyeri, nyeri, observasi ekspresi wajah klien terhadap nyeri, ajarkan teknik relaksasi : nafas dalam dan distraksi, kolaborasi: berikan analgetik Novalgin 3 x 500mg, pasang pengaman tempat tidur, anjurkan klien bed rest 24 jam setelah operasi dan anjurkan ambulasi dini (miring kanan dan kiri, duduk, berjalan), anjurkan keluarga membantu aktivitas klien, kaji keadaan umum dan keluhan klien, catat intake dan output, observasi dan catat adanya mual dan muntah, observasi turgor kulit dan membran mukosa, catat jumlah output urine, observasi dan catat warna
D. Pelak laksan sanaan aan Keper perawatan Perencanaan yang telah penulis laksanakan yaitu, observasi tandatanda vital, kaji dan catat nyeri, lokasi, karakteristik, skala nyeri (skala 0-10), intensitas nyeri pada saat pre operasi dan post operasi, mengajarkan relaksasi; nafas dalam dan teknik distraksi, mengkaji tingkat cemas klien, memberikan penjelasan tentang penyakitnya dan memberikan penjelasan tentang persiapan operasi, menganjurkan klien mengungkapkan perasaan tentang penyakitnya, beri motivasi dan anjurkan keluarga memberikan dukungan pada klien, menganjurkan klien bed rest 24 jam setelah post operasi dan latihan pergerakan secara perlahan mulai dari miring kanan kiri, duduk dan latihan berjalan. Tindakan kolaborasi yang diberikan yaitu pemberian cairan IVFD RL 30 tetes/menit, antibiotik ceftriaxone 2 x 1gr, analgetik 3 x 500mg. Sedangkan perencanaan yang tidak penulis laksanakan yaitu, saat pre operasi klien tidak diberikan analgetik, mengkaji ulang posisi kateter dan
E. Evaluasi Diagnosa yang tercapai yaitu; resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan pembatasan pemasukan cairan secara oral pasca operasi. Diagnosa yang tercapai sebagian yaitu; nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat operasi operasi Lapomo, resiko resiko cidera cidera berhubungan dengan kelemahan fisik, perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan terpasangnya kateter.
B. Saran Setelah mengetahui dan membahas secara rinci mengenai asuhan keperawatan
pada
Tn.B
dengan
Varikokel,
maka
penulis
memberikan saran yaitu: 1.
Penulis Diharapkan penulis banyak membaca dan mencari informasi tentang kesehatan (Varikokel). Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif komprehensif khususnya pada klien kli en dengan varkokel. varkokel.
2.
Institusi Diharapkan institusi lebih memperbanyak buku – buku untuk mempermudah mahasiswa / mahasiswi dalam menyusun makalah ilmiah dan mempermudah untuk belajar khususnya pada kasus
TERIMA KASIH