Demam Tifoid 1. 2.
Definisi Anamnesa
Demam tu turun na naik te terutama so sore da dan malam ha hari (d (demam inter intermi mite ten) n).. Kelu Keluha han n diser diserta taii deng dengan an sakit sakit kepa kepala la yang yang sering sering dirasak dirasakan an di area fronta frontal, l, nyeri nyeri otot, otot, pegal-p pegal-pegal egal,, insomnia, anoreksia dan mual muntah. Selain itu, keluhan dapa dapatt
pula pula
dise disert rtai ai
gang ganggu guan an
gast gastro roin inte test stin inal al
eru erupa pa
konstipasi dan meteorismus atau diare, nyeri adomen dan $.
"emeriksaan %isik
!A! erdarah. "ada anak dapat ter#adi ke#ang demam. a. Suhu tinggi. . !au mulut karena demam lama. &. !iir kering dan kadang pe&ah-pe&ah. d. 'idah kotor dan ditutup selaput putih (&oated tongue), #arang ditemukan pada anak. e. #ung dan tepi lidah kemerahan dan tremor. f. yeri tekan regio epigastrik (nyeri ulu hati). g. *epatosplenomegali. h. !radikardia relatif (peningkatan suhu tuuh yang tidak diikuti oleh peningkatan frekuensi nadi).
+. .
.
Kriteria Diagnostik Diagnosa !anding
a. Demam erdarah dengue. . alaria. &. 'eptospirosis. "eme "emeri riks ksaa aan n "enu enun#an #ang "emer emerik iksa saan an "en "enun#a un#ang ng a. Darah perifer lengkap *itung *itung lekosi lekositt total total menun# menun#ukk ukkan an leukop leukopeni eni (/000 (/000 per mm$), mm$), limfositosis limfositosis relatif, monositosis, monositosis, aneosinofilia aneosinofilia dan tromositopenia ringan. "ada minggu ketiga dan keempat dapat ter#adi penurunan hemagloin akiat perdarahan heat dalam adomen. . "emeriksaan serologi idal idal Deng Dengan an titer titer 13$2 13$20 0 didu diduga ga kuat kuat diag diagno nosis sisny nyaa adal adalah ah demam demam tifoid tifoid.. 4eaksi 4eaksi 5idal 5idal negatif negatif tidak tidak menying menyingkir kirkan kan diagnosis tifoid. Diagnosis demam tifoid dianggap pasti ila didapa didapatka tkan n kenaika kenaikan n titer titer + kali kali lipat lipat pada pada pemerik pemeriksaan saan ulang dengan inter6al -7 hari.
7. 8. :.
Tatalaksana 9dukasi "rognosa
onam, na namun ad ad sa sanationam du duia ad ad o onam, ka karena penyakit dapat ter#adi erulang
10.
Kepustakaan
;9A 1.
Definisi
peradangan mukosa lamung dan usus halus yang ditandai dengan diare, yaitu uang air esar lemek atau &air, dapat er&ur darah atau lender, dengan frekuensi $ kali atau leih dalam 5aktu 2+ #am, dan disertai dengan muntah, demam, rasa tidak enak di perut dan menurunnya nafsu
2.
Anamnesa
$.
"emeriksaan %isik
makan A. nset !. Total diare dalam 2+ #am <. Klinis tin#a (konsistensi, lender, darah, au) D. Kemung 9. ual %. untah ;. Demam *. 4i5ayat penyakit penyerta =. akan seelum diare (asi,pasi) >. =ntake &airan K. Tindakan yang telah diamil A. erat adan, !. suhu tuuh, <. frekuensi denyut #antung dan D. pernapasan serta 9. tekanan darah. %. Selan#utnya perlu di&ari tanda-tanda utama dehidrasi? kesadaran, rasa haus, dan turgor kulit adomen dan tandatanda tamahan lainnya? uun-uun esar &ekung atau tidak, mata? &o5ong atau tidak, ada atau tidaknya air
+.
Kriteria Diagnostik
mata, iir, mukosa mulut dan lidah kering atau asah erdasarkan anamnesis (!A! &air leih dari $ kali sehari) dan pemeriksaan fisik (ditemukan tanda-tanda hipo6olemik
. .
Diagnosa Klasifikasi
dan pemeriksaan konsistensi !A!). ;9A A. Tanpa dehidrasi ? tidak ada tanda ge#ala yang &ukup untuk mengelompokkan dalam dehidrasi erat atau ringan sedang !. Dengan dehidrasi ringan-sedang ? 2 atau leih tanda erikut ? gelisah@ mata &o5ong@ kehausan@ &uitan kulit perut kemali dgn lamat. <. Dengan dehidrasi erat ? 2 atau leih tanda erikut ? letargi(penurunan kesadaran), mata &o5ong, tidak isa minum atau malas minum@ &uitan kulit perut kemali dengan sangat lamat ( 2 detik)
7.
Diagnosis !anding
8.
"emeriksaan "enun#ang
:.
Tata 'aksana
A. !. <. D.
Disentri Kolera =ntoleransi 'aktosa Antiioti& asso&iated diarhea - Darah 'engkap - %' - Serum elektrolit dehidrasi.
1.
Diare dengan dehidrasi erat 4ehidrasi menggunakan
ralit osmolalitas rendah a.
Tanpa dehidrasi
mur / 1 tahun ? B - C gelas setiap kali anak men&ret mur 1 + tahun ? C - 1 gelas setiap kali anak men&ret mur diatas Tahun ? 1 1C gelas setiap kali anak men&ret .
Dehidrasi ringan-sedang
&.
Dosis oralit yang dierikan dalam $ #am pertama 7
ml3 kg dan selan#utnya diteruskan dengan pemerian oralit seperti diare tanpa !eri &airan =ntra6ena segera. 4inger 'aktat atau a
1 jam Pemberian pertama
5 jam Kemudian 70ml/kg
Anak 1-5 tahun
30ml/kg dalam 30 menit
dalam ! jam
F Diulangi lagi ila denyut nadi masih lemah atau tidak teraa G ilai kemali tiap 1-$0 menit. !ila nadi elum teraa, eri tetesan leih &epat. G >uga eri oralit ( ml3kg3#am) ila penderita isa minum@ iasanya setelah $-+ #am (ayi) atau1-2 #am (anak) 2.
Hin& dierikan selama 10 hari erturut-turut
!eri Hin& 10 hari erturut-turut 5alaupun diare sudah erhenti. Dapat dierikan dengan &ara dikunyah atau dilarutkan dalam 1 sendok air matang atau AS=.
- mur / ulan dieri 10 mg (132 talet) per hari - mur ulan dieri 20 mg (1 talet) per hari. $. Teruskan pemerian AS= dan akanan !eri makan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada 5aktu anak sehat G Tamahkan 1-2 sendok teh minyak sayur setiap porsi makan G !eri makanan kaya Kalium seperti sari uah segar, pisang, air kelapa hi#au. G !eri makan leih sering dari iasanya dengan porsi leih ke&il (setiap $-+ #am) G Setelah diare erhenti, eri makanan yang sama dan makanan tamahan selama 2 minggu 10.
9dukasi
11.
"rognosa
12 1$. 1+.
Tingkat 96idens Tingkat 4ekomendasi Tingkat Kritis
+. Antiiotik Selektif asihat kepada orang tua3pengasuh ntuk mema5a anak kemali ke petugas kesehatan ila ? G !erak &air leih sering G untah erulang G Sangat haus G akan dan minum sangat sedikit G Timul demam G !erak erdarah G Tidak memaik dalam $ hari Ad 6itam ? duia ad onam Ad sanationam ? duia ad onam Ad fungsionam ? duia ad onam =3==3===3=I A3!3< S% Anak Komite edik 4S "uro5angi, S"=, Su-"engendalian
1.
Kepustakaan
utu 1. !uku Saku "etugas Kesehatan J'ima 'angkah Tuntaskan Diare Departemen Kesehatan 4= Direktorat >enderal "engendalian "enyakit dan "enyehatan 'ingkungan 2011 2. odul "elatihan Diare =DA= 2008 $. "elayanan Kesehatan Anak di 4umah Sakit. "edoman !agi 4S 4u#ukan Tingkat "ertama di Kaupaten3Kota 200:
<*% 1.
Definisi
Ketidakmampuan #antung untuk memompa darah dengan &ukup untuk memenuhi keutuhan metaoli& tuuh, atau kemampuan itu di&apai hanya #ika tekanan pengisian #antung
2.
Anamnesa
tinggi, atau keduanya. a. ;agal #antung kiri? lemas, dyspnea on effort, intoleransi olahraga, dyspnea, orthopnea, paroksismal no&turnal dyspnea . ;agal #antung kanan? pemengkakan pada ekstrimitas, &epat kenyang, perut kemung, nyeri perut &. %aktor resiko kardio6askuler@ usia, merokok, ri5ayat
$.
+.
"emeriksaan %isik
Kriteria Diagnostik
D, hipertensi a. "eningkatan tekanan 6ena #ugular . %rekuensi pernapasan meningkat &. %rekuensi nadi dan regularitasnya d. Tekanan darah e. Kardiomegali f. ;angguan unyi #antung (gallop) g. 4onkhi pada pemeriksaan paru h. *epatomegali i. Asites #. 9dema perifer k. efusi pleura Keluhan tamahan? lemas, mual, muntah dan gangguan mental pada orangtua. Diagnosis ditegakkan erdasarkan kriteria %ramingham? minimal 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor. Kriteria ayor? a. Sesak napas tia-tia pada malam hari (paroLysmal no&turnal dyspneu) . Distensi 6ena-6ena leher &. "eningkatan tekanan 6ena #ugularis d. 4onkhi e. Terdapat kardiomegali f. 9dema paru akut g. ;allop (S$) h. 4efluks hepato#ugular positif Kriteria inor? a. 9dema ekstremitas . !atuk malam &. dyspneu dMeffort (sesak ketika eraktifitas) d. *epatomegali e. 9fusi pleura
f. penurunan kapasitas 6ital paru sepertiga dari normal g. takikardi 120 kali per menit <*% a. "enyakit paru? ostruktif kronik (""K), asma,
. .
Diagnosa Ker#a Diagnosa !anding
7..
pneumonia, infeksi paru erat (A4DS), emoli paru . "enyakit ;in#al? ;agal gin#al kronik, sindrom nefrotik &. "enyakit *ati? sirosis hepatik "emeriksaan "enun#ang a. 4ontgen thoraks (kardiomegali, gamaran edema paru3al6eolar edema3utterfly appearan&e) . 9K; (hipertrofi 6entrikel kiri, atrial firilasi, peruahan
8.
Tatalaksana
gelomang T, dan gamaran anormal lainnya). &. Darah perifer lengkap a. Diuretik, &ontoh preparat? furosemide, . &. d. e.
:.
9dukasi
10.
"rognosa
11. 12. 1$.
Tingkat 96idens Tingkat 4ekomendasi Tingkat Kritis
1+. 1.
=ndikator Kepustakaan
hidroklorotiaNid, spironola&tone, A<9 inhiitor !eta !lo&ker Digoksin Antikoagulan (hanya dierikan atas indikasi) dan
antiplatelet f. Antiaritmia g. Antagonis kalsium h. =notropi& Terangkan huungan keluhan, ge#ala dengan pengoatan, an#uran diet, dan peruahan gaya hidup yang diperlukan Ad 6itam? duia ad onam Ad sanationam? duia ad onam Ad fungsionam? duia ad onam =3==3===3=I A3!3< S% "enyakit Dalam Komite edik 4S "uro5angi, Su-"engendalian utu
Katarak 1.
Definisi
kekeruhan pada lensa yang menyeakan penurunan ta#am penglihatan (6isus) yang paling sering erkaitan dengan
2.
Anamnesa
proses degenerasi lensa pada pasien usia di atas +0 tahun keluhan penglihatan menurun se&ara perlahan seperti tertutup asap3 kaut. Keluhan disertai ukuran ka&amata
$.
+. . . 7. 8. :. 10.
"emeriksaan %isik
Kriteria Diagnostik Diagnosa !anding "emeriksaan "enun#ang Tatalaksana 9dukasi "rognosa Kepustakaan
semakin ertamah, silau dan sulit mema&a a. Iisus menurun. . 4efleks pupil dan Tekanan =ntra kular normal. &. Tidak ditemukan kekeruhan kornea. d. Terdapat kekeruhan lensa yang tampak leih #elas setelah dilakukan dilatasi pupil dengan tetes mata tropikamid 0.E. e. "emeriksaan iris shado5 test positif. erdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik oftalmologis Kelainan refraksi
T! "aru 1. 2.
Definisi
penyakit menular langsung yang diseakan oleh kuman T!
Anamnesa
yaitu y&oa&terium tuer&ulosis !atuk erdahak O 2 minggu, dapat er&ur darah atau atuk darah. Keluhan dapat disertai sesak napas, nyeri dada atau pleuriti& &hest pain (ila disertai peradangan pleura), adan lemah, nafsu makan menurun, erat adan menurun, malaise, erkeringat malam tanpa kegiatan fisik, dan demam
$.
"emeriksaan %isik
meriang leih dari 1 ulan. Demam (pada umumnya suferis, 5alaupun isa #uga tinggi sekali), respirasi meningkat, erat adan menurun (!= pada umumnya /18,). "ada auskultasi terdengar suara napas ronkhial3amforik3ronkhi asah3suara napas
+.
Kriteria Diagnostik
melemah di apeL paru, tergantung luas lesi dan kondisi pasien. erdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penun#ang (sputum untuk de5asa, tes tuerkulin pada anak)
. .
Diagnosa !anding "emeriksaan "enun#ang
a. Darah? limfositosis3 monositosis, '9D meningkat, * turun. . "emeriksaan mikroskopis kuman T! (!akteri Tahan Asam3 !TA) atau kultur kuman dari spe&imen sputum3 dahak se5aktu-pagi-se5aktu. &. Tes tuerkulin (antouL test) untuk diagnosis T! pada anak. d. 4adiologi dengan foto toraks "A-'ateral.
7. 8. :. 10.
Tatalaksana 9dukasi "rognosa Kepustakaan
*ipertensi 1.
Definisi
peningkatan tekanan darah sistolik leih dari O 1+0 mm*g dan atau diastolik O :0 mm*g pada seseorang yang tidak sedang
2.
Anamnesa
makan oat antihipertensi ulai dari tidak erge#ala sampai dengan erge#ala. Keluhan hipertensi antara lain? sakit3nyeri kepala, gelisah, #antung erdeardear, pusing, leher kaku, penglihatan kaur, dan rasa sakit di dada. Keluhan tidak spesifik antara lain tidak
$.
"emeriksaan %isik
+.
Kriteria Diagnostik
. .
Diagnosa Ker#a Diagnosa !anding
7.
nyaman kepala, mudah lelah dan impotensi. - "engukuran tekanan darah dilakukan minimal 2L tiap kun#ungan (amil rata-ratanya) pada 2L kun#ungan - adi (resiko firasi atrial), erat adan - Status neurologis, akral, >I", atas #antung, ronkhi Klasifikasi TD Sistolik TD Diastolik ormal / 120 mm*g / 80 mm *g "re-*ipertensi 120-1$: mm*g 80-8: mm*g *ipertensi stage 1 1+0-1: mm*g 80-:: mm*g *ipertensi stage -2 O 10 mm*g O 100 mm*g *ipertensi 9sensial a. 4enal? reno6askuler, renoparenkimal . Kardio6askular dan kardiopulmonal? koarktasio aorta,
"emeriksaan
ostru&ti6e sleep apneu &. 9ndokrin? feokromositoma, penyakit tiroid, sindrom &ushing d. at-oatan e. Kelainan a5aan? hyperplasia adrenal kongenital rinalisis (proteinuri atau aluminuria), tes gula darah, tes
"enun#ang
kolesterol (profil lipid), ureum kreatinin, funduskopi, 9K; dan foto thoraks.
8. :.
Tatalaksana 9dukasi
a. >aga erat adan ideal (!=? 18, - 2+,: kg3m2) . Diet kaya uah, sayuran, produk rendah lemak dengan #umlah lemak total dan lemak #enuh yang rendah &. Kurangi hingga /100 mmol per hari (2.0 g natrium atau g natrium klorida atau 1 sendok teh garam perhari) d. Akti6itas fisik aeroik yang teratur (mis? #alan &epat)
10.
"rognosa
$0 menit sehari, hampir setiap hari dalam seminggu e. "ematasan konsumsi al&ohol f. Stop merokok Ad 6itam? duia ad onam Ad sanationam? duia ad onam
11. 12. 1$.
Tingkat 96idens Tingkat 4ekomendasi Tingkat Kritis
Ad fungsionam? duia ad onam =3==3===3=I A3!3< S% "enyakit Dalam Komite edik 4S "uro5angi, S"=, Su-"engendalian utu
1+. 1.
=ndikator Kepustakaan
Stroke 1.
Definisi
2.
Anamnesa
$.
"emeriksaan %isik
defisit neurologis fokal yang ter#adi mendadak, leih dari 2+ #am dan diseakan oleh faktor 6askuler Keluhan mendadak erupa? a. Kelumpuhan anggota gerak satu sisi (hemiparesis) . ;angguan sensorik satu sisi tuuh &. *emianopia (uta mendadak) d. Diplopia e. Iertigo f. Afasia g. Disfagia h. Disarthriai. Ataksia #. Ke#ang atau penurunan kesadaran a. "emeriksaan tanda 6ital? tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu . "emeriksaaan #antung paru &. "emeriksaan ruitkarotis d. "emeriksaan adomen e. "emeriksaan ekstremitas f. "emeriksaan neurologis 1). Kesadaran ? kualitatif dan kuantitatif (;lassgo5
+.
Kriteria Diagnostik
.
Diagnosa !anding
. 7.
"emeriksaan "enun#ang Tatalaksana
Diagnosis ditegakkan erdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik 1. Stroke hemoragik 2. Stroke non hemoragik
ke&epatan 20 ml3#am (#angan memakai &airan hipotonis dekstrosa E dalam air dan SA'= 0,+E karena dapat
8.
9dukasi
memperheat edema otak). d. !erikan 2? 2-+ liter3menit 6ia kanul hidung. e. >angan memerikan makanan atau minuman le5at mulut. emodifikasi gaya hidup sehat 1. emeri nasehat untuk tidak merokok atau menghindari lingkungan perokok 2. enghentikan atau mengurangi konsumsi alkohol $. engurangi erat adan pada penderita stroke yang oes +. elakukan akti6itas fisik sedang pada pasien stroke non hemoragik atau T=A. =ntensitas sedang dapat didefinisikan seagai akti6itas fisik yang &ukup erarti hingga erkeringat
:. 10.
"rognosa Kepustakaan
atau meningkatkan denyut #antung 1-$ kali perminggu. . engontrol faktor risiko duia, tergantung luas dan letak lesi
!"* (!enign "rostat *ypertrophy) 1.
Definisi
pemesaran prostat #inak akiat adanya hiperplasia stroma dan sel
2.
Anamnesa
epitelial
mulai dari
Nona periurethra yang
menghamat aliran urin dari uli-uli a. Keluhan pada saluran kemih agian a5ah 1) ;e#ala ostruksi meliputi ? 4etensi urin (urin tertahan dikandung kemih sehingga urin tidak isa keluar), hesitansi (sulit memulai miksi), pan&aran miksi lemah, =ntermiten (ken&ing terputus-putus), dan miksi tidak puas (menetes setelah miksi) 2) ;e#ala iritasi meliputi ? %rekuensi, nokturia, urgensi (perasaan ingin miksi yang sangat mendesak) dan disuria (nyeri pada saat miksi). . ;e#ala pada saluran kemih agian atas Keluhan dapat erupa ge#ala ostruksi antara lain, nyeri pinggang, en#olan di pinggang (hidronefrosis) dan demam (infeksi, urosepsis).1 &. ;e#ala diluar saluran kemih *ernia inguinalis atau hemoroid, yang timul karena sering menge#an
$.
"emeriksaan %isik
pada
saat
miksi
sehingga
mengakiatkan
peningkatan tekanan intraadominal. uli-uli yang penuh dan teraa massa kistik si daerah supra simpisis akiat retensi urin 4e&tal tou&her menun#ukkan konsistensi prostat kenyal,
+.
Kriteria Diagnostik
. .
Diagnosa Ker#a Diagnosa !anding
7.
"emeriksaan "enun#ang
8.
Tatalaksana
lous kanan dan kiri simetris, dan tidak didapatkan nodul. - 4T - ltrasonografi !"* !atu uli
ika kateterisasi gagal. - pen prostatektomi Tindakan yang isa diker#akan di 4S "uro5angi ( =n6asif treatment )
:.
9dukasi
=nformed &onsent kepada pasien dan keluarga ren&ana tindakan operasi3open prostatektomi. #ika penderita ersedia untuk minimal =n6ansif Treatment (T4-") disarankan
10.
"rognosa
11. 12. 1$.
Tingkat 96idens Tingkat 4ekomendasi Tingkat Kritis
untuk diru#uk ke 4S tipe ! atau A. Ad 6itam ? duia ad onam Ad fungsionam ? duia Ad onam =3==3===3=I A3!3< S% !edah Komite edik 4SD K Timur, S"=, Su-"engendalian
1+. 1.
=ndikator Kepustakaan
utu Kondisi "asien 1. "urnomo. 2007. Dasar-Dasar Urologi, Edisi Kedua. >akarta? ong. 200. Buku Ajar Ilmu Bedah. >akarta? 9;<.
;laukoma 1. 2.
Definisi Anamnesa
;e#ala pada glaukoma kronik (sudut teruka primer) adalah kehilangan lapang pandang perifer se&ara ertahap pada kedua mata. "asien sering datang pada kondisi yang telah lan#ut. ;e#ala pada glaukoma akut (sudut tertutup) adalah rasa sakit atau nyeri pada mata, mual dan muntah (pada nyeri mata yang parah), penurunan 6isus mendadak, mata
$.
"emeriksaan %isik
merah dan erair. ;laukoma akut? a. Iisus menurun. . Tekanan =ntra kular meningkat. &. Kon#ungti6a uli? hiperemia kongesti, kemosis dengan in#eksi silier, in#eksi kon#ungti6a. d. 9dema kornea. e. !ilik mata depan dangkal. f. "upil mid-dilatasi, refleks pupil negatif. ;laukoma kronik? a. !iasanya ter#adi 6isus dapat normal. . 'apang pandang menyempit dapat diperiksa dengan tes
+. .
Kriteria Diagnostik Diagnosa !anding
. 7. 8. :. 10.
"emeriksaan "enun#ang Tatalaksana 9dukasi "rognosa Kepustakaan
konfrontasi &. Tekanan =ntra kular meningkat (21 mm*g). d. "ada funduskopi, <3D rasio meningkat (P0.$) erdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik oftalmologis ;laukoma akut? a. 6eitis anterior . Keratitis &. lkus kornea ;laukoma kronis? a. Katarak . Kelainan refraksi &. 4etinopati diaetes3hipertensi d. 4etinitis pigmentosa
Diaetes ellitus (D) 1.
Definisi
gangguan metaolik yang ditandai oleh hiperglikemia akiat defek pada ker#a insulin (resistensi insulin) dan sekresi
2.
Anamnesa
$.
"emeriksaan %isik
+.
Kriteria Diagnostik
insulin atau kedua-duanya Keluhan khas D a. "olifagia . "oliuri &. "olidipsi d. "enurunan erat adan yang tidak #elas seanya Keluhan tidak khas D ? a. 'emah . Kesemutan (rasa aal di u#ung-u#ung ekstremitas) &. ;atal d. ata kaur e. Disfungsi ereksi pada pria f. "ruritus 6ul6ae pada 5anita g. 'uka yang sulit semuh a. T!, !!, TD, lingkar pinggang . Tanda europati &. ata (6isus, lensa mata, dan retina) d. >antung e. "aru-paru f. ;igi mulut g. Keadaan kaki (pulsasi arteri perifer termasuk raaan kaki), kulit dan kuku a. ;e#ala klasik D glukosa plasma se5aktu O 200mg3d'. ATA . ;e#ala klasik D kadar glukosa plasma puasa O 12mg3D'. ATA &. Kadar glukosa plama 2 #am pada TT; d. *A1< O ,E
. . 7.
Diagnosa Ker#a Diagnosis !anding "emeriksaan "enun#ang
8.
Tatalaksana
˃
200mg3D'
Diaetus elitus a. ;ula Darah "uasa . ;ula Darah 2 #am "ost "randial &. *A1< 1. Kerangka utama penatalaksanaan D adalah peren&anaan makanan, latihan #asmani, oat 2. a. . &. d. $.
hiperglikemik, dan penyuluhan. at *iperglikemik ral (*) antara lain? ;olongan Sulfonilurea ;olongan !iguanid, preparat ? etformin ;olongan U glukosidase (A&arose) =nsuli sensitiNing agent =nsulin
:.
9dukasi
eliputi pemahaman tentang? a. "enyakit D . akna dan perlunya pengendalian dan pemantauan &. d. e. f. g.
10.
"rognosis
D "enyulit D =nter6ensi farmakologis dan non farmakologis *ipoglikemia asalah khusus yang dihadapi
menga#arkan ketrampilan h.
11. 12. 1$.
Tingkat 96idens Tingkat 4ekomendasi Tingkat Kritis
1+.
=ndikator
1.
Kepustakaan
Ad fungsionam? duia ad onam =3==3===3=I A3!3< S% "enyakit Dalam Komite edik 4S "uro5angi=, Su-"engendalian utu 1. "emeriksaan ;lukosa Darah 2. "emeriksaan A1< $. "emeriksaan ;lukosa Darah andiri +. "emeriksaan ;lukosa rin . "enentuan !enda Keton 1. "94K9=. 2011. Revisi Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabeus !elius i"e # di Indonesia 2. Ameri&an Diaetes Asso&iation. "osition statement? Standart of edi&al akarta? !alai "enerit %akultas Kedokteran ni6ersitas =ndonesia. 2007