ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT HORDEOLUM
K9 O P M O KEL
ATA M K A P O L E K LOGI O I S I F N A D I ANATOM 1.
n& a d r o i R ( Paul tcher, i h W John 2009 )
GAMBAR PALPEBRA
M U L O E D R O DEFINISI H Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. ( Sidarta Ilyas, 2010: 92 ). Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. ( Sidarta Ilyas, 2010: 92 ).
Hordeolum adalah infeksi akut kelenjar di palpebra yang berisi material purulen nyeri tajam Hordeolum adalah infeksiyang akutmenyebabkan kelenjar di palpebra yang yang berisitumpul. material purulen yang menyebabkan nyeri tajam yang tumpul. ( Indriana Istiqomah, 2004: 91). ( Indriana Istiqomah, 2004: 91).
Hordeolum adalah infeksi kelenjar di palpebra. Hordeolum adalah infeksi kelenjar di palpebra. ( Paul Riordan & John Whitcher, 2009: 98 ). ( Paul Riordan & John Whitcher, 2009: 98 ).
GAMBAR HORDEOLUM
ETIOLOGI
ar i d i s k e f n i h e l kan o b a b e s i d a y n s) a u s s a e i r b u a m s u l u o c c e o Hord hiloc p a t s a y n a s a k i a b p ( o l s e u k c c a o e c s o l a y b staph jar se n e l e k a d a p occus c o t p e r t s u a t a ). 4 0 0 2 , s a y l I ta mata. ( Sidar
MACAM-MACAM HORDEOLUM
FAK
O K I S E TOR R
Penyakit
( Indri an Istiqom a ah, 20 04
)
PATOFISIOLOGI Hordeolum disebabkan oleh adanya infeksi dari bakteri stafilokokus aureus yang akan menyebabkan proses inflamasi pada kelenjar kelopak mata. Infeksi bakteri stafilokokkus pada kelenjar yang sempit dan kecil, biasanya menyerang kelenjar minyak (meibomian) dan akan mengakibatkan pembentukan abses (kantong nanah) kearah kulit kelopak mata dan konjungtiva biasanya disebut hordeolum internum. Apabila infeksi pada kelenjar Meibom mengalami infeksi sekunder dan inflamasi. supuratif dapat menyebabkan komplikasi konjungtiva. Apabila bakteri stafilokokkus menyerang kelenjar Zeis atau moll maka akan membentuk abses kearah kulit palbebra yang biasanya disebut hordeolum eksternum. Setelah itu terjadi pembentukan chalazion yakni benjolan di kelopak mata yang disebabkan peradangan di kelenjar minyak (meibom), baik karena infeksi maupun reaksi peradangan akibat alergi. ( Indriana Istiqomah, 2004 ).
MANIFESTASI KLINIS
KOMPLIKASI Granuloma
( Sidarta Ilyas, 2004 )
PEMERIKSAAN PENUNJANG Eversi ( pembalikan ) palpebra untuk memeriksa permukaan bawah palpebra superior dapat dilakukan bersama slitlamp atau tanpa bantuan alat ini. Pemeriksaan dilakukan jika ada benda asing yang masuk ke dalam mata.
( Paul Riordan & John Whitcher, 2009 )
PENATALAKSANAAN Medis
Diberikan eritromisin 250 mg atau 125-250 mg dikloksasilin 4 kali sehari, dapat juga diberi tetrasiklin. Pengangkatan bulu mata untuk drainase nanah. Pemberian salep antibiotic pada saccus conjunctivalis setiap 3 jam. Antibiotik topikal (salep, tetes mata). Antibiotika oral (diminum), misalnya: Ampisilin, Amoksisilin, Eritromisin, Doxycyclin. dosis antibiotika pada anak ditentukan berdasarkan berat badan sesuai dengan masing-masing jenis antibiotika dan berat ringannya hordeolum. Obat-obat simptomatis (mengurangi keluhan) dapat diberikan untuk meredakan keluhan nyeri.
Keperawatan
Kompres hangat 3 kali sehari selama 10-15 menit sampai nanah keluar. Berikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit, tanda gejala penyakit, pengobatan dan penatalaksanaannya pada pasien. (Sidarta Ilyas, 2004 )
A S U H A N K E P E R A W A T A N
N A I AJ K G N E P
Umur : hordeolum dapat terjadi pada semua umur, terutama anak-anak dan dewasa muda. Klien mengeluh nyeri, merah dan bengkak pada palpebra. Klien kadang menyembunyikan penyakitnya karena malu terhadap perubahan yang terjadi pada matanya. Pada pemeriksaan, terdapat tonjolan pada palpebra yang ikut bergerak dengan kulit pada hordeolum eksternum dan tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit pada hordeolum internum.
DIAGNOSA KEPERAWATAN sa a r n a u g g n 1. Ga ng a y ) i r e y n ( nyaman gan n e d n a g n berhubu an k a k g n e b m pe at b i k a a r b e p pal an g n a d a r e p proses gan n e d i a d n a yang dit eri y n h u l e g n klien me ak p o l e k p i e t pada ak p o l e k i p e t mata, k a k n g e b , h mata mera n. a l o j n o t t a dan terdap
2. Gangg uan kons ep diri (c berhubun itra tub gan deng an perub uh) yang kelopak ahan be mata y ang mempe nu penampil ngaru i t k an klien. h
INTERVENSI KEPERAWATAN DIAGNOSA 1 Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan nyeri klien dapat teratasi. Kriteria Hasil :
a) Nyeri terkontrol b) Pusing hilang
Intervensi :
1. Ajarkan pada klien cara melakukan kompres hangat pada tepi palpebra dan beritahu klien agar mengompres tepi palpebra selama 20 menit, 3-4 kali sehari.
Rasional : Mempercepat supurasi sehingga material purulen dapat keluar dan nyeri reda.
2. Pada klien wanita beritahu agar tidak memakai tata rias (khususnya tata rias mata) untuk sementara. Rasional : Mengurangi iritasi
3. Kolaborasi : Antibiotika salep setiap 3 jam setelah pemberian kompres hangat. Antibiotika sistemik yang diindikasikan jika terjadi selulitis. Insisi Rasional : Mengeluarkan (drainase) material purulen.
DIAGNOSA 2 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan 3 x 24 diharapkan klien tidak mengalami gangguan dalam cara penerapan citra diri Kriteria hasil :
klien tampak percaya diri, cemas menghilang Intervensi : 1. Beritahu klien bahwa penyakitnya bisa disembuhkan . Rasional : Meningkatkan percaya diri. 2. Beritahu klien, jangan pernah menekan pembengkakan. Rasional : Dapat menyebarkan infeksi 3. Beritahu klien bahwa salep mata dapat membuat pandangan kabur. Rasional : mengurangi kecemasan klien
4. Anjurkan klien untuk melaksanakan anuran yang telah diberikan (kompres hangat dan penggunaan antibiotika) secara teratur. Rasional : membantu proses penyembuhan 5. Beritahu klien untuk menigkatkan status kesehatan. Rasional : buruknya status kesehatan merupakan predisposisi berulangnya hordeolum.
TERIMA KASIH