LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL PERCOBAAN KE - 2
GERBANG KOMBINASIONAL DAN KOMPARATOR
Nama
: Retno Puji Lestari
NIM
: 14302241029
Kelas
: Pendidikan Fisika 1 / 2014
Pembimbing : Dyah Kurniawati Agustika, S.Si, M.Sc.
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016
PERCOBAAN 2 GERBANG KOMBINASIONAL DAN KOMPARATOR A. TUJUAN 1.
Menyusun unit rangkaian logika kombinasional dari gerbang-gerbang logika dasar .
2.
Memahami cara kerja rangkaian logika kombinasional dan komparator.
3. Membandingkan perhitungan teori logika dengan percobaan. B. ALAT-ALAT PERCOBAAN 1.
Catu daya (power supply)
2.
Multimeter analog
3.
LED
4.
Beberapa IC seri 74LS04, 74LS32, 74LS00, 74LS08, 74LS86, 74LS85
5.
Papan rangkaian (Breadboard)
6.
Kabe-kabel penghubung
C. DASAR TEORI SINGKAT Rangkaian kombinasional didefinisikan sebagai tipe rangkaian logika yang diimplementasikan menggunakan persamaan boolean, dengan keluaran adalah fungsi murni masukan. Rangkaian kombinasional tidak memiliki memori penyimpanan logika, sehingga hasil keluaran gerbang logika sebelumnya tidak akan berpengaruh pada fungsi logika rangkaian ini. Macam-macam aljabar adalah aljabar biasa, aljabar himpunan, aljabar vektor, aljabar group, aljabar boole, dan lain-lain. Dalam setiap aljabar memiliki postulat, teorema, aksioma, dalil dan operasi sendiri-sendiri. Aljabar boole diciptakan pada abad 19 oleh George Boole sebagai suatu sistem untuk menganalisis secara matematis mengenai logika. Aljabar boole didasarkan pada pernyataan logika biner. Dalam aljabar boole baik konstanta maupun nilai suatu variabel hanya diijinkan memiliki dua kemungkinan nilai (biner) yaitu 0 atau 1. Variabel aljabar boole sering digunakan untuk menyajikan suatu tingkat tegangan pada terminal suatu rangkaian. Misalnya 0 digunakan untuk menandai suatu jangkauan tegangan dari 0 volt sampai dengan 0,8 volt dan 1
digunakan untuk jangkauan tegangan dari 2 volt hingga 5 volt. Dengan demikian tanda 0 dan 1 tidak menggambarkan bilangan yang sebenarnya tetapi menyatakan keadaan suatu variabel tegangan Dalam aljabar boole tidak ada pecahan, desimal, bilangan negatif, akar kwadrat, akar pangkat tiga, logaritma, bilangan imajiner, dan sebagainya. Kenyataannya, dalam
aljabar boole hanya mengenal 3 (tiga) operasi dasar,
yaitu : 1) Penjumlahan logika atau OR dengan simbol operasi ‘+’ (tanda plus). 2) Perkalian logika atau AND dengan simbol operasi ‘.’ (tanda titik) atau tanpa tanda sama sekali. 3) Komplementasi atau NOT (atau inversi) dengan simbol operasi ‘’ (garis di atas variabel. Aksioma operasi OR, AND dan NOT pada dua tingkat logika 0 dan 1 dapat dirangkum sebagai berikut : AND OR NOT X.Y
X+Y
X= X
X
Y
O
X
Y
O
X
O
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
Teorema dalam Aljabar Boole Dalam setiap aljabar memiliki potulat, teorema, aksioma, dalil dan operasi sendiri. Ketiga hal tersebut saling terkait dan terangkum dalam istilah teorema. Berdasarkan teorema dalam aljabar boole dapat membantu menyederhanakan pernyataan dan rangkaian logika. Teorema dalam aljabar boole meliputi : 1) A . 0 = 0 2) A . 1 = A 3) A . A = A 4) A . A = 0
5) 6) 7) 8) 1.
A+0=A A+1=1 A+A = A A+ A =
Teorema 1) hingga 8) , variabel A sebenarnya dapat menyajikan suatu pernyataan yang berisi lebih dari satu variabel. Sebagai contoh, bentuk yang lebih sederhana dari pernyataan X Y + X Y dapat ditentukan dengan memisalkan X Y = A . Kemudian diperoleh
A + A = A. Dengan demikian X Y + X Y = X Y .
jj
Comparator Rangkaian Comparator adalah satu jenis penerapan rangkaian kombinasional yang mempunyai fungsi utama membandingkan dua data digital. Hasil pembandingan itu adalah, sama, lebih kecil, atau lebih besar. Dari dua data digital yang hanya terdiri dari 1 bit yang dibandingkan, kemudian dapat diperluas menjadi dua data digital yang terdiri dari lebih dari 1 bit seperti dua bit, tiga bit, dst. Komparator banyak digunakan misalnya pada mesin penyeleksi surat, baik ukuran dimensinya, berat surat, kode area (berdasarkan bar-code), dsb. Berikut contoh Gambaran rangkaian komparator 1-bit A> B A= B Compa rato
A
(a)
B
A< B
L A
E
B (b)
G
Gambar 1. Rangkaian Komparator 1-bit. (a) Rangkaian Jadi, dan (b) Rangkaian dari Gerbang Logika Data angka umumnya paling sedikit terdiri dari dua bit. Namun di dalam bilangan desimal, angka yang terbesar yang dapat diwakili oleh dua bit ini ialah angka 3 (‘11’ dalam sistem biner). Apabila kita ingin membandingkan angka-angka yang lebih besar tentunya sistem pembanding itu tidak dapat digunakan lagi sehingga kita perlu rnerancang sistem yang baru yang sesuai dengan kebutuhan. Jadi setiap ada perubahan untuk membandingkan angka yang lebih besar yang diluar kemampuan sistem pembanding tersebut, kita harus merancangnya lagi. Hal sepertinya tidaklah menguntungkan. Oleh karena itulah kita harus rancang suatu sistem pembanding sedemikian rupa sehingga setiap sistem ini dapat saling dihubungkan satu sama lain untuk membentuk sistem pembanding yang lebih besar. Dengan kata lain, untuk kepentingan pembandingan yang dapat mengakomodasi semua bilangan, maka harus dirancang satu sistem praktis untuk itu.
A. Komparator untuk Dua bit data Misalkan kita ingin merancang suatu alat pembanding (comparator) yang akan membandingkan dua angka dan memberkan hasilnya, yaitu angka yang satu lebih kecil, lebih besar, atau sama dengan angka yang satunya. Sistem pembanding ini digambarkan secara garis besar sebagai sebuah kotak hitam yang hanya diketahui fungsinya saja. Kotak hitam dari sistem ini dapat dilihat pada Gambar 2. Sistem pembanding ini mempunyai 2 Input A dan B yang masing-masing terdiri dan 2 bit dan 3 output yang masing-masing terdiri dari 1 bit untuk menunjukkan hasil perbandingan tersebut yaitu, A>B, AB akan bernilai ‘1’ apabila nilai A lebih besar dari B.
Demikian juga halnya dengan output A
Gambar. 2 Diagram blok Comparator
Gambar. 3 Tabel kebenaran sistem Komparator
Sistem ini akan mempunyai 3 persamaan logika karena adanya 3 output. Oleh karena itu kita akan sederhanakan dan peroleh persamaan logikanya satu persatu. Gambar 4, 5, dan 6 menunjukkan penyederhanaan dan persamaan logika yang di peroleh untuk output-output A > B, A < B, dan A = B.
Gambar 4. Persamaan logika untuk A > B
Gambar 5. Persamaan logika untuk A < B
Gambar 6. Persamaan logika untuk A = B
Jika diperhatikan, persamaan logika dari ketiga output tersebut dinyatakan dalam 4 variabel inputnya yaitu A1, A0, B1, dan B0. Hal ini menunjukkan bahwa setiap outputnya tergantung pada input-inputnya. Di dalam mendesain
sistem pembanding yang sebenarnya dengan komponen
digital,
kita
ingin
berusaha
menggunakan komponenuntuk
mengurangi
jumlah
ICs/komponen yang digunakan. Suatu penghematan yang jelas dan mudah di peroleh dengan mengamati persamaan-persamaan logika yang di peroleh adalah dengan adanya kanonical term yang sama di antara persamaanpersamaan
logika tersebut. Sebagai
contohnya dalam
desain sistem
pembanding ini ialah kanonikal term A0.A1.B0 yang terdapat pada persamaan logika untuk output A > B dan A < B. Hal ini berarti bahwa hanya satu rangkaian yang perlu dibangun untuk kanonikal term ini sehingga output A > B dan A < B akan menggunakannya bersama.
Perlu diingat juga bahwa pada sistem ini hanya akan ada satu output yang akan bernilai BENAR=1 untuk setiap kombinasi inputnya; sebagai contohnya untuk input 01 (A1 & A0) dan 11 (B1 & B0) hanya output A < B yang akan bernilai BENAR=1. Dengan menyadari hal semacam ini, maka akan menolong kita untuk mengetahui apabila sistem tersebut tidak bekerja dengan semestinya misalnya jika output A < B dan A = B memberikan nilai BENAR untuk contoh input di atas tadi.
B. Komparator untuk lebih dari Dua bit data Satu sistem pembanding sederhana (hanya 2 bit) telah dibahas pada Bagian A di atas. Tetapi untuk keperluan pembandingan yang lebih dari 2 bit, karena memang kenyataan angka desimal terbesar yang dinyatakan dalam biner adalah angka 3 (‘11’), maka harus dirancang satu komparator lain untuk fungsi pembandingan tersebut.
Komparator tersebut mempunyai kotak hitam berbeda dengan Gambar 1, yaitu mempunyai tiga input tambahan, IAB, dan IA=B seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7. Ketiga input tambahan ini dimaksudkan untuk dihubungkan ke output dari sistem komparator yang lainnya apabila sebuah sistem pembanding lebih besar ingin dibentuk. Oleh karena itulah, ketiga input tambahan itu disebut sebagai cascading
input.
Gambar 7. Kotak hitam Komparato yang disempurnakan.
Komparator yang ditunjukkan pada Gambar 6 itu adalah untuk membandingkan angka-angka
yang besarnya 2 bit saja. Tetapi komparator ini dapat
digabungkan untuk membentuk alat pembanding gang lebih besar yang tentunya berukuran kelipatan dari 2. Sebagai contoh, sistem pembanding untuk 6 bit dapat dibentuk dengan menggunakan 3 buah komparator tersebut seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8. Sistem pembanding yang paling kanan disebut sebagai LSW (Least Significant Word) dan sistem pembanding yang paling kiri disebut MSW (Most Significant Word).
Gambar 8. Komparator 6 bit
Perhatikan bahwa ketiga cascading input dari LSW-nya harus diberikan nilai konstan seperti anda dapat lihat pada Gambar 8, yaitu IA>B = 0, IA=B = 1, dan
IA
ialah untuk menetralkan komparator tersebut sehingga nilai perbandingan pada LSW itu hanya bergantung pada inputnya (A1, A0, B1, dan B0) saja. Sebagai contoh, output A>B dari LSW itu akan bernilai ‘1’ apabila A lebih besar dari B, output AB = 1, IAB = 1 apabila A sama dengan B. Hal ini karena LSW itu menganggap bahwa nilai dari A yang sebelumnya adalah lebih besar dari B. Komparator yang sama tetapi dengan 4 bit dapat diperoleh dengan IC seri 7485 yang biasa disebut 4-bit Magnitude Comparator. Komparator yang terakhir ini juga dapat dihubungkan satu sama lain sama seperti Komparator 2 bit yang ditunjukkan pada Gambar 8 untuk membentuk komparator yang lebih besar. Skematik dan rangkaian digital serta tabel operasinya dapat dilihat dalam TTL Data Book.
D. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN 1.
Rangkaian Kombinasional a.
3 Input (Masukan)
-
Merangkai komponen percobaan pada breadboard menjadi rangkaian kombinasi gerbang logika seperti pada gambar rangkaian di atas. IC yang digunakan dalam rangkaian 3 input ini adalah IC seri 74LS04, 74LS32, 74LS08 dan 74LS00.
-
Membuat tabel kebenaran yang sesuai dengan rangkaian kombinasi gerbang logika yang telah dibuat.
-
Menghubungkan sumber tegangan Vcc 5 volt ke rangkaian.
-
Mengatur input sesuai kombinasi pada tabel kebenaran yang telah dibuat.
-
Mengamati setiap output pada rangkaian dan mencocokannya dengan tabel kebenaran.
b. 4 Input (Masukan)
-
Merangkai komponen percobaan pada breadboard menjadi rangkaian kombinasi gerbang logika seperti pada gambar rangkaian di atas. IC yang digunakan dalam rangkaian 4 input ini adalah IC seri 74LS04, 74LS00, 74LS08 dan 74LS32.
-
Membuat tabel kebenaran yang sesuai dengan rangkaian kombinasi gerbang logika yang telah dibuat.
-
Menghubungkan sumber tegangan Vcc 5 volt ke rangkaian.
-
Mengatur input sesuai kombinasi pada tabel kebenaran yang telah dibuat.
-
Mengamati setiap output pada rangkaian dan mencocokannya dengan tabel kebenaran.
2.
Rangkaian Komparator
a. Memasang IC pada posisi tengah-tengah papan rangkaian.
b. Menghubungkan kaki nomor 10, 12, 13, dan 15 sebagai input A0, A1, A2, dan A3. c. Menghubungkan kaki nomor 9, 11, 14, dan 1 sebagai input B0, B1, B2, dan B3. d. Menghubungkan kaki nomor 2 (AB) untuk output yang dihubungkan dengan 3 buah LED. Kaki panjang (+), pendek (-) menuju ground. e. Menghubungkan kaki nomor 16 ke Vcc dengan tegangan powersupply 5volt. f. Menghubungkan kaki nomor 8 menuju ground. g. Membuat tabel perbandinngan input A dan B dengan mengubah perbandingan bilangan desimal menjadi bilangan 4 digit. h. Memvariasi input VCC = 1 dan input ground = 0 pada masukan sesuai dengan tabel perbandingan yang telah dibuat. Serta mengamati keadaan LED dimana keadaan nyala = 1 dan mati = 0. Untuk perbandingan input (AB), maka output yang akan menyala adalah LED pada kaki nomor 4. i. Mengukur tegangan setiap output keluarannya. j. Mengisi hasil masukan dan keluaran percobaan pada data tabel kebenaran.
E. DATA PERCOBAAN 1.
Gerbang Kombinasional a.
3 Input (Masukan)
Vcc = 5 V n = 3 ; 2n = 23 = 8 data No.
1.
Input A B C
0
0
0
Output Volt
1
2,2
Gambar
2.
0
0
1
1
2,2
3.
0
1
0
1
2,2
4.
0
1
1
1
2,2
5.
1
0
0
1
2,2
6.
1
0
1
1
2,2
7.
1
1
0
0
0
8.
1
1
1
1
2,4
b. 4 Input (Masukan)
Vcc = 5 V n = 4 ; 2n = 24 = 16 data No.
1.
Input Output Volt A B C D
0
0
0
0
1
2,2
Gambar
2.
0
0
0
1
1
2,2
3.
0
0
1
0
1
2
4.
0
0
1
1
1
2
5.
0
1
0
0
0
0,15
6.
0
1
0
1
1
2,2
7.
0
1
1
0
0
0,4
8.
0
1
1
1
0
0,35
9.
1
0
0
0
1
2,2
10
1
0
0
1
1
2,2
11.
1
0
1
0
1
2
12.
1
0
1
1
1
2
13.
1
1
0
0
1
2,2
14.
1
1
0
1
1
2
15.
1
1
1
0
1
2
16.
1
1
1
1
1
2
2.
Rangkaian Komparator Vcc = 5 V IC 74LS85
No.
A
B
A3
Input A A A2 A0 1
Input B B3
B2
B1
Output O B0
A>B
A=B
A
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
0 1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12 13 14 15
0 2 3 4 5 6 7 7 8 9 10 11 12 13 15
0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1
0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1
0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1
0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1
0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1
0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0
Foto Percobaan No.
1.
Input A
B
0
0
Ouput A>B A=B A
0
1
0
Gambar
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
2.
1
2
0
0
1
3.
2
3
0
0
1
4.
3
4
0
0
1
5.
4
5
0
0
1
6.
5
6
0
0
1
7.
6
7
0
0
1
8.
8
7
1
0
0
9.
9
8
1
0
0
10.
10
9
1
0
0
11.
11 10
1
0
0
12.
12 11
1
0
0
13.
13 12
1
0
0
14.
14 13
1
0
0
15.
15 15
0
1
0
F. ANALISIS DATA 1.
Gerbang Kombinasional a.
3 Input (Masukan)
Vcc = 5 V n = 3 ; 2n = 23 = 8 data Berdasarkan percobaan : No.
Input B 0 0 1 1 0 0 1 1
A 0 0 0 0 1 1 1 1
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Output
C 0 1 0 1 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1 0 1
Berdasarkan teori : Menggunakan Aksioma operator OR, AND, NOT dan NAND pada dua tingkat logika 0 dan 1. Dimana : AND
OR
NOT
NAND
X.Y
X+Y
X= X
( X .Y )
X
Y
O
X
Y
O
X
O
X
Y
O
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
Input No. 1. 2. 3. 4. 5.
Persamaan Logika
A
B
C
A
A B
C
A.C
( A + B) . (A .C )
0 0 0 0 1
0 0 1 1 0
0 1 0 1 0
1 1 1 1 0
1 1 1 1 0
1 0 1 0 1
0 0 0 0 1
1 1 1 1 1
6. 7. 8.
1 1 1
0 1 1
1 0 1
0 0 0
0 1 1
0 1 0
0 1 0
1 0 1
Berdasarkan data percobaan, dan perhitungan teori dari persamaan logika diatas, diperoleh hasil output atau kecocokan yang sama.
b. 4 Input (Masukan)
Vcc = 5 V n = 4 ; 2n = 24 = 16 data Berdasarkan percobaan : No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11. 12. 13.
A 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1
Input B C 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0
D 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0
Output 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1
14. 15. 16.
1 1 1
1 1 1
0 1 1
1 0 1
1 1 1
Berdasarkan teori : Menggunakan Aksioma operator OR, AND, NOT dan NAND pada dua tingkat logika 0 dan 1. Dimana : AND
OR
NOT
NAND
X.Y
X+Y
X= X
( X .Y )
X
Y
O
X
Y
O
X
O
X
Y
O
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
Input No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Persamaan Logika
A
B
C
D
A
A.B
C
C.D
( A.B) (C.D)
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1
0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1
0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0
0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0
1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
Berdasarkan data percobaan, dan perhitungan teori dari persamaan logika diatas, diperoleh hasil output atau kecocokan yang sama.
2.
Rangkaian Komparator Vcc = 5 Volt IC 74LS85 No.
A
B
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
0 1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12 13 14 15
0 2 3 4 5 6 7 7 8 9 10 11 12 13 15
A3 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
Input A A2 A1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1
A0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1
B3 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
Input B B2 B1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1
Membandingkan dengaan datasheet IC 74LS85
B0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1
Output O A>B A=B A
G. Pembahasan Percobaan kali ini berjudul Gerbang Kombinasional dan Komparator dengan tujuan antara lain menyusun unit rangkaian logika kombinasional dari gerbang-gerbang logika dasar, memahami cara kerja rangkaian logika kombinasional dan komparator, membandingkan perhitungan teori logika dengan percobaan. 1. Rangkaian Kombinasional Rangkaian kombinasional didefinisikan sebagai tipe rangkaian logika yang diimplementasikan menggunakan persamaan boolean, dengan keluaran adalah fungsi murni masukan. Gerbang kombinasional berasal dari beberapa gerbang logika dasar yang dirangkai menjadi satu satuan unit. Kesatuan unit tersebut memiliki cakupan dan kapasitas yang lebih besar daripada rangkaian gerbang logika dasar, sehingga rangkaian kombinasional digunakan untuk siste yang lebih besar. Pada praktikum kali ini praktikan menggunakan beberapa seri IC antra lain 74LS04 (gerbang NOT), 74LS32 (gerbang OR), 74LS00 (gerbang NAND), 74LS08 (gerbang AND), dan 74LS86 (gerbang EX-OR). Total kombinasi atau variasi yang memungkinkan dapat deketahui dengan persamaan 2N, dimana N merupakan jumlah input rangkaian. Dalam hal ini praktikan melakukan percobaan untuk rangkaian kombinasional 3 input yang memiliki banyak data 23 yaitu 8 data dan 4 input dengan banyak data 24 yaitu 16 data.
2. Rangkaian Komparator (Pembanding) Rangkaian Komparator adalah rangkaian pembanding yang merupakan satu
jenis
penerapan
rangkaian
kombinasional
yang
mempunyai fungsi utama membandingkan dua data digital. Hasil pembandingan itu adalah, sama, lebih kecil, atau lebih besar. Pada kali ini praktikan menggunakan IC dengan seri 74LS85 dengan pin 16 buah dengan mengubah input dari input A dan B yang berupa bilangan desimal menjadi bilangan 4-bit untuk setiap sub input-nya (A0,A1,A2,A3) dan (B0,B1,B2,B3) untuk kemudian dibandingkan agar mengetahui hasil output perbandingan yang berupa AB. Berdasarkan Percobaan yang telah dilakukan sesuai dengan Poin D. LANGKAH PERCOBAN maka praktikan memperoleh hasil data seperti pada poin E. DATA PERCOBAAN, dari data tersebut praktikan mencoccokkan data percobaan dengan data sheet komponen IC yang digunakan pada saat pecobaan seperti pada poin F. ANALISA DATA. Hasil analisa data menunjukkan bahwa untuk rangkaian Kombinasional 3 input dan 4 input memiliki persamaaan antara percobaan yang dilakukan praktikan dengan perhitungan secara teori menggunakan
teorema
aljabar
Boole.
Cara
kerja
rangkaian
Kombinasional adalah sama dengan cara kerja gerbang logika dasar yang dikombinasikan menjadi satu rangkaian. Pada Rangkaian Komparator atau pembanding memiliki cara kerja dengan membandingkan input A dan B untuk mengetahui keluaran nya yang telah dihubungkan dengan LED. Untuk perbandingan input (AB), maka output yang akan menyala adalah LED pada kaki nomor (A>B) sesuia dengan datasheet posisi pin IC 74LS85.
H. KESIMPULAN Berdasarkan
percobaan
yang
telah
dilakukan,
praktikan
dapat
menyimpulkan sebagai berikut : 1. Unit rangkaian logika kombinasional meerupakan susunan dari gerbang-gerbang logika dasar. 2. Cara kerja rangkaian logika kombinasional yaitu sama dengan rangkaian gerbang logika dasar dengan menggunakan perhitungan aljabar Boole. Sedangkan cara kerja rangkaian komparator dapat ditunjukkan dengan IC seri 74LS85 dengan konfigurasi seperti pada data sheet.
3. Hasil perbandingan perhitungan teori logika dengan percobaan rangkaian kombinasional 3 input dan 4 input masing” memiliki kecocokan. Begitu pula hasil percobaan rangkaian komparator memiliki hasil yang sesuai dengan tabel kebenaran yang terdapat dalam data sheet komponen IC 74LS85. 4.
DAFTAR PUSTAKA Albert, Paul & Tjia. 1994. Elektronika Komputer Digital & Pengantar Komputer Edisi 2. Jakarta : Erlangga.
Kasmawan, Antha.2010. Penuntun Praktikum Elektronika 2. Jimbaran : Unud. Kurniawan, Fredly. 2005. Sistem Digital Konsep & Aplikasi. Yogyakarta : Gava Media. Pangariwibowo, Kariyanto. (Tidak ada Tahun). Perancanaan Sistem Digital. Pusat
Pengembangan Bahan Ajar, Universitas Mercu
Buana. (Modul Online) diakses 10 Maret 2016, pukul 17:23 WIB. Sumarna. 2016. Petunjuk Praktikum Sisitem Digital. Yogyakarta : FMIPA UNY