LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH
ACARA V PENGENALAN PROFIL TANAH
Disusun Oleh : Nama
: Rifqi Ramadhani
NIM
: A1C013057
Rombongan : E2
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWUKERTO 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Tanah yaitu kumpulan dari benda alam dipermukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan organik, air dan udara dan merupakan media untuk tumbuhnya tanaman serta tanah merupakan benda alam yang mempunyai tiga dimensi yaitu panjang, lebar dan kedalaman. Setiap tanah mempunyai sifat-sifat yang khas (sets of characteristic) yang merupakan hasil kerja
faktor-faktor
pembentuk
tanah.
Akibatnya
bekerjaya
faktor-faktor
pembentuk tanah tersebut, maka setiap jenis tanah akan menampakkna profil yang berbeda. Ciri-ciri morfologi suatu tanah sangat berguna untuk mengetahui jenis tanah dan tingkat kesuburan tanahnya. Tindakan budidaya tanaman akan lebih tepat, bila didasarkan pada sifat morfologinya. Secara fisik tanah mineral merupakan campuran dari bahan anorganik, bahan organik, udara dan air. Bahan anorganik secara garis besar terdiri dari golongan fraksi tanah yaitu pasir, debu dan liat. Tanah yang mengandung pasir sifatnya sukar diolah sedangkan semakin berat tanahnya (liat tinggi) semakin besar derajat kerutnya. Mengetahui derajat kerut suatu jenis tanah akan mempermudah untuk mengetahui kandungan bahan organik dalam tanah tersebut. Sifat fisik tanah mempunyai banyak kemungkinan untuk dapat digunakan sesuai dengan kemampuan yang dibebankan kepadanya kemampuan untuk menjadi keras dan penyangga, kapasitas drainase dan menyimpan air, plastisitas, kemudahan untuk ditembus akar, aerasi dan kemampuan menahan retensi unsurunsur hara tanaman, semuanya erat hubungannya dengan kondisi fisik tanah. Kondisi meliputi warna tanah, tekstur tanah, konsistensi dan struktur tanah. Selain itu tanah juga mempunyai tiga dimensi ruang yaitu panjang, lebar dan kedalaman. Setiap tanah mempunyai sifat-sifat yang khas yang merupakan hasil karya faktorfaktor pembentuk tanah ini, maka setiap jenis tanah akan menampakkan profil yang berbeda.
Pengamatan profil meliputi pengamatan dalam profil itu sendiri dan pengamatan faktor sekeliling yang mempengaruhi proses pembentukan tanah. Faktor sekeliling diantaranya meliputi vegetasi, kedalaman air tanah, topografi, usaha tani, ada tidaknya faktor penghambat seperti bahaya banjir, erosi, salinitas, keadaan berbatu dan sebagainya. Untuk mengenal suatu jenis tanah, dapat dilakukan praktikum pengenalan profil di suatu lapang. Profil tanah yang akan diamati ciri-cirinya harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : masih alami, vertikal, bidang pengamatan profil tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung. Mengetahui bentuk fisik tanah dari berbagai jenis, kandungan mineral di dalamnya, derajat kerut tanah, adanya kandungan air tanah serta pengetahuan tentang profil tanah merupakan suatu cara untuk mendapatkan tanah yang cocok untuk budidaya komoditi pertanian. Sebab faktor-faktor tersebut di atas adalah faktor utama dalam budidaya pertanian.
B. Tujuan
Mengetahui pengenalan profil tanah di lapang dari jenis-jenis tanah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tanah adalah benda alam yang mempunyai tiga dimensi ruang yaitu panjang, lebar dan kedalaman. Setiap tanah mempunyai sifat-sifat yang khas (sets of characteristic) yang merupakan hasil kerja faktor-faktor pembentuk tanah. Akibat bekerja yang faktor-faktor pembentuk tanah ini, maka setiap jenis tanah akan menampakkan profil yang berbeda. Ciri-ciri morfologi suatu tanah sangat berguna untuk mengetahui jenis tanah dan tingkat keseburan tanahnya. Tindakan budidaya tanaman akan lebih tepat, bila didasarkan pada sifat morfologi tersebut. Pengamatan profil tanah meliputi : 1. Pengamatan dalam profil itu sendiri 2. Pengamatan faktor sekeliling yang mempengaruhi proses pembentukan tanah. Termasuk faktor sekeliling tersebut, antara lain : vegetasi, kedalaman air tanah , topografi, usaha tani, ada tidaknya faktor penghambat seperti; bahaya banjir, erosi salinitas, keadaan berbatu, dsb. (Foth, Henry . D.1988). Untuk mengenal suatu jenis tanah, dilakukan praktikum pengenalan profil di lapang. Profil tanah yang akan diamati ciri-cirinya harus memenuhi persyaratan, sebagai berikut: (1) Masih alami, (2) Vertikal, dan (3) Bidang pengamatn profil tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung (Hanafiah, K., A. 2007). Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah. Teristimewa tekstur merupakan perbandingan relatif pasir, debu dan liat atau kelompok partikel dengan ukuran lebih kecil dari kerikil (diameternya kurang dari 2 millimeter). Pada beberapa tanah, kerikil,batu dan batuan induk dari lapisan-lapisan tanah yang ada juga mempengaruhi tesktur dan mempengaruhi penggunaan tanah (Indranada, Henry . 1994). Tesktur dapat pula ditetapkan secara kualitatip dilapangan. Cara ini kita sebut penetapan tekstur dengan perasaan (texture by feel). Tanah yang basa diletakkan diantara ibu jari dengan jari telunjuk, dan kemudian saling ditekan dan
dirasakan. Biasanya setelah kita mempunyai banyak pengalaman, dengan cara ini dapatlah kita menetukan kelas tekstur tanah (Hakim, Nurjati, dkk. 1986). Tesktur tiap gorison dalam suatu profil tanah biasanya berbeda-beda. Jika hal ini terjadi, maka tanah disebut memiliki tesktur profil. Jika tesktur inisangat dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah pada tiap horizon, maka perkembangan tekstur profil harus diberikan perhatian. Terdapatnya tekstur profil kadang-kadang dapat memberi keuntunganm tetapi kadang-kadang dapat memberi keuntungan, tetapi kadang-kadang dapat pula menimbulkan kerugian, tergantung kepada tingkatan perkembangan tanah itu sampai batas-batas tertentu (Hakim, Nurjati, dkk. 1986). Struktur dapat berkembang dari butir-butir tunggal ataupun kondisi masive. Dalam rangka menghasilkan agregat-agregat dimana harus terdapat beberapa mekanisme dalam mana pertikel-partikel tanah mengelompokkan bersama-sama menjadi bentuk cluster. Pembentukan cluster ini kadang-kadang samapi ketarap perkembanganstruktural yang mantap. Bukti-bukti menunjukkan bahawa fraksi liat meruypakan komponen aktif, yang tanpa kehadirannya justruy struktur “bukti tunggal” yang terbentuk (Soetjipto, 1992). Konsistensi tanah ialah istilah yang berkaitan sangat erat dengan kandungan air yang menunjukkan manifestasi gaya-gaya fisika yakni kohesi dan adhesi yang bekerja di dalam tanah pada kandungan air yang berbeda-beda. Konsistensi tanah tergantung pada tekstur, sifat dan jumlah terutama koloidkoloid inorganikdan organik (Soetjipto, 1992). Jumlah dan ciri bahan koloid mempengaruhi plastisitas. Fraksi-fraksi liat silika menunjukkan plastisitas yang kuat dibandingkan dengan sesquioksida. Hal ini mungkin disebabkan ciri-ciri liat yang mirip lempeng Monmorillonit lebih plastis dibandingkan dengan liat koalinit. Tanah yang berbeda akan berbeda pula “plastic-number”nya. Plasticnumber menyatakan perbedaan antara kandungan air pada batas plastic teritinggi (upper plastic limit) (Hardjowigeno, Sarwono.1987).
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM A. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan diantaranya meliputi : Larutan H 2O2 3 %, Larutan HCl 10 %,Larutan
- dipiridil dalam 1 N NH 4Oac netral, Aquades
Alat-alat yang digunakan diantaranya meliputi : bor tanah, abney level (clinometer ), kompas, altimeter, pH saku, botol semprot, kertas label, meteran, buku Munsell Soil Colour Chart, kantong plastik, spidol, buku pedoman pengamatan tanah di lapang, daftar isian profil.
B. Cara Kerja
1. Dipilih
tempat
pembuatan
profil,
sebelumnya
dilakukan
dengan
pengeboran (boring), di tempat-tempat sekitar profil yang akan dibuat sedalam 1 meter pada 2 atau 3 tempat berjarak 1 meter, yang berguna supaya tercapai keseragaman. 2. Digali lubang sedemikian rupa seghingga terbentuk profil tanah dengan ukuran panjang 2 m, lebar 1,5 m dan kedalaman 1,5 m. Didepan bidang pengamatan profil dibuat tangga (trap) ke bawah untuk memudahkan pengamat turun.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan Nomor Lapisan
1
2
3
4
5
Dalam Lapisan
0 – 28 cm
28 – 55 cm
55-73 cm
73-105 cm
105-131 cm
A
B
C
D
E
(cm) Simbol Lapisan Batas Lapisan
a
c
g
D
a
c
g
d
a
c
g
d
a
c
g
d
a
c
G
D
Batas
s
w
i
B
s
w
I
b
s
w
i
b
s
w
i
b
s
w
i
B
Topografi Warna Tanah
10 YR 2/2
7,5 YR 3/4
7,5 YR 3/4
5 YR 4/3
10 YR 3/4
(Matriks) Tekstur tanah
Struktur Tanah
s
gr
s
gr
l
s
gr
l
s
gr
l
s
gr
cl
cl
cl
cl
cl
si
si
si
si
si
0
VF
1
F
2
M
3
C VC
Konsistensi
l
pl p cp ab b sb g cr l m
0
VF
1
F
2
M
3
C VC
pl p cp ab b sb g cr l m
0
VF
1
F
2
M
3
C VC
pl p cp ab b sb g cr l m r
0
VF
1
F
2
M
3
C VC
pl p cp ab b sb g cr l m
0
VF
1
F
2
M
3
C VC
Pl p cp ab b sb g cr l m
B
L
K
B
L
K
B
L
K
B
L
K
B
L
K
so ss s vs po ps vp p
l
l s sh h vh eh
so ss s vs po ps vp p
l
l s sh h vh eh
so ss s vs po ps vp p
l
l s sh h vh eh
so ss s vs po ps vp p
l
l s sh h vh eh
so ss s vs po ps vp p
l
L s sh h vh eh
pH Tanah
vf f t vt et
vf f t vt et
vf f t vt et
vf f t vt et
vf f t vt et
5,5
5
5
5,5
6
-
-
-
-
-
-
-
(Lapang) Reaksi terhadap HCl
perakaran
kasar
banyak
Reaksi thd H2O2
banyak
sedang
sedang
sedikit
sedang
Dark brown
Dark brown
Reddish brown
dark
Nama warna
l
very dark brown
-
B. Pembahasan
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalam tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam (natural force) (Hakim, 1982). Proses pembentukan horizon-horizon tersebut akan menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah. Penampang vertikal dari tanah yang menunjukkan susunan horizon tanah disebut profil tanah. Terdapat enam horizon utama yang menyusun profil tanah berturut-turut dari atas ke bawah yaitu horizon O, A, E, B, C dan R. Sedangkan horizon yang menyusun solum tanah hanya horizon A, E dan B (Baver, K.K., dkk.1971). Dalam pembentukan tanah selanjutnya terjadi berbagai proses pembentukan profil tanah yang menyangkut beberapa hal, yaitu : 1. Proses Ganesa Tanah : diawali dengan proses pelapukan yang selanjutnya terjadi proses: a. Penambahan bahan – bahan dari tempat lain ke tanah misalnya :
Penambahan air hujan, embun dll
Penambahan O2 dan CO2 dari atmosfir
Penambahan N, Cl, S dari atmosfir dan curah hujan
Penambahan bahan organik
Bahan endapan
Energi sinar matahari
b. Kehilangan bahan – bahan yang ada ditanah, misalnya :
Kehilangan air melalui penguapan
Kehilangan N melalui proses denitrifikasi
Kehilangan C sebagai CO2
Kehilangan tanah karena erosi
Kehilangan energi
c. Perubahan bentuk, misalnya :
Perubahan bahna organik kasar menjadi humus
Penghancuran pasir mejadi debu
Pembentukan struktur tanah
Pelapukann mineral dan pembentukan mineral liat
Pembentukan konkresi
d. Pemindahan dalan solum, misalnya :
Pemindahan liat, baha organik, Fe, Al, dari lapisan atas ke lapisan bawah (Hardjowigeno, Sarwono, 1987).
Horison tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil dari proses pembentukan tanah. Proses pembentukan horison-horison tersebut akan menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah. Penampang vertikal tanah tersebut akan menunjukan susunan horison yanag disebut profil tanah. Horison-horison yang menyusun profil tanah berturut-turut dari atas ke bawah adalah horison (O), A, B,dan C. Sedangkan horison yang menyusun solum tanah hanya horison A dan (B. Buckman, Harry.O,1982) Horison O
Horison ini ditemukan terutama pada tanah-tanah hutan yang masih utuh. Merupakan horison organik yang terbentuk diatas lapisan tanah mineral. O1 – Bentuk asli sisa-sisa tanaman masih terlihat O2 – Bentuk asli sisa tanaman tidak terlihat Horison A
Horison dipermukaan tanah yang terdiri dari campuran bahan organik dan bahan mineral. Merupakan horison eluvasi, yaitu horison yang mengalami pencucian. A1 – Bahan mineral campur dengan humus, brwarna gelap A2 – Horison dimana terdapat pencucian (eluviasi) maksimum terhadap liat, Fe, A dan bahan organik A3 – Horison peralihan ke B, lebih menyerupai A Horison B
Horison iluviasi (penimbunan) dari bahan-bahan yang tercuci diatasnya (liat, Fe, A dan bahan organik). B1 – Peralihan dari A ke B, lebih menyerupai B
B2 – Penimbunan (iluviasi) maksimum liat, Fe dan Al-Oksida B3 – Peralihan ke C, lebih menyerupai B Horison C
Merupakan bahan nduk yang sedikit terlapuk. Horison D atau R
Batuan keras yang belum terlapuk (Baver, K.K., dkk.1971).
Sifat fisik dan jenis tanah pada lahan ini dapat dianalisa melalui metode boring Sebelumnya dilakukan dengan pengeboran yang dibuat sedalam 1 meter pada 2 atau 3 tempat berjarak 1 meter yang berguna supaya tercapai keseragaman. Menggali lubang sedemikian rupa sehingga terbentuk profil tanah dengan ukuran panjang 2 m , lebar 1,5 m dan kedalaman 1,5 m. Di depan bidang pengamatan profil dibuat tangga (trap) ke bawah untuk memudahkan pengamatan turun. Pengamatan dimulai dengan mengukur dalamnya profil di ukur dari lapisan atas sampai lapisan bawah. Penarikan batas horizon atau lapisan tanah dapat di tentukan dengan melihat perbedaan warna atau menusuk – nusukkan pisau ke dalam tanah dengan tekanan tetap. Setelah masing – masing horizon diketahui batasnya, masing – masing lapisan diamati warna, tekstur, struktur, konsistensi, pH, perakaran, kedalaman efektif, benturan istimewa seperti konkresi, horizon penciri dan sebagainya.
Cara- cara pembuatan profil tanah ada 3 yaitu : a. Boring yaitu membuat lubang kedalam tanah dengan menggunakan alat bor manual maupun alat bor mesin dengan kedalaman ± 120 cm b. Minipit yaitu mengambil sampel tanah dengan kedalaman ±150 – 180 cm c. Profil yaitu sama dengan minipit namun lebih baik dengan kedalaman ±150 – 180 cm.
Praktikum kali ini Pembuatan profil tanah dilakukan sebagai berikut : 1. Tanah yang telah digali atau di bor sebelumnya diamati, kemudian ambil tanah tersebut yang berbeda jarak horisonnya. Kemudian susun dan letakkan diatas Koran dari horizon atas hingga bawah.
2. Setelah itu amati juga ketinggian tempat, bahan induk, drainase (kelas), permeabilitas,dan iklim 3. Satu persatu horizon tanah diamati menggunakan buku Munsell Soil Color Chart kemudian hasilnya dicatat hasilnya dalam daftar isian profil. 4. Tanah dipotong sebagian / sedikit untuk melihat struktur tanah dan kemudian hasilnya dicatat. 5. Tanah diambil lagi sebagian / sedikit dan dipijit dalam keadaan basah yang telah diberikan air untuk menentukan konsistensinya kemudian hasilnya dicatat. 6. Tanah diambil lagi sebagian / sedikit kemudian
potongan tersebut
dimasukkan kedalam botol semprot yang telah berisi akuades kemudian diamkan selama 15 menit, lalu PHnya diukur menggunakan PH saku. Hasilnya dicatat. 7. Tanah dipotong lagi sebagian / sedikit kemudian ditetesi yang pertama menggunakan HCl dan diamati yang terjadi. Tanah dipotong lagi sebagian / sedikit lalu yan kedua ditetesi menggunakan larutan H2O2 dan diamati yang terjadi serta hasilnya dicatat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan tanah yaitu, bahan induk organisme, topografi, iklim, dan waktu. Adanya beberapa tingkatan atau variasi faktor-faktor pembentuk tanah maka untuk menentukan berbagai jenis tanah yang berbeda adalah sangat besar (Foth, Henry . D, 1988) . 1. Bahan induk Keadaan alamin bahan induk akan mempunyain pengaruh terputus pada sifat-sifat tanah muda, mereka dapat memakai satu pengaruh yang mendalam dalam perkembangan tanah termasuk tekstur, komposisi mineral dan tingkat stratifikasi. 2. Iklim Pengaruh iklim yang penting mempengaruhi pembentukan tanah adalah presipitasi dan temperature. Iklim juga mempengaruhi pembantukan tanah secara tidak langsung yang menentukan vegetasi alami.
3. Organisme Tanaman mengabsobsi unsure hara dari tanah dan mengangkut nutrient ke tajuk tanaman, bila tajuk mati dan jatuh kepermukaan tanah perombakan bahan organic akan melepaskan unsure hara untuk kesuburan dirinya sendiri. 4. Topografi Topografi mengubah perkembangan profil tanah dalam tiga cara, yaitu : a. Mempengaruhi jumlah presipitasi yang di absorpsi dan di tahan dalam tanah, sehingga mempengarui kelembaban b. Mempengaruhi kecepatan perpindahan tanah oleh erosi c. Mengarahkan gerakan bahan-bahan dalam suspense atau larutan dari daerah yang satu ke daerah yang lain. 5. Waktu Tanah sebagai hasil evolusi berubah secara tetap seperti perubahan bentuk bui. Mereka mempunyai siklus hidup dengan keadaan yang sama dimana bentuk muka bumi lambat laun menembus suatu siklus. Siklus hidup tanah teristimewa termasuk bahan induk, tanah muda, tanah matang dan tanah tua. Pada tanah-tanah muda, kandungan bahan organic meningkat dengan cepat sebab laju pertambahan melebihi laju dekomposisi (Soegiman, 1982).
Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan didapatkan 5 lapisan yaitu lapisan satu dengan simbol L1 , lapisan 2 dengan simbol L2, lapisan 3 dengsn simbol L3, dan lapisan 4 dengan simbol L4 . 1. Lapisan 1
Batas Lapisan 1 yaitu baur mempunyai warna tanah 10 YR 3/1, dalam lapisan 1-5 cm yang memiliki symbol lapisan O. batas topografinya lurus teratur. Struktur tanahnya lemah. Kosistensinya agak lekat. Memiliki pH 5,5 . Perakarannya halus dan banyak sampai 5 cm dengan horison penciri bawah cambric dan padas petrocalcic. 2. Lapisan 2
Batas Lapisan 2 yaitu baur mempunyai warna tanah 7,5 YR ¾ , dalam lapisan 5-27 cm yang memiliki symbol lapisan A. Batas
topografinya berombak. Struktur tanahnya lemah. Kosistensinya agak lekatdan sangat gembur. Memiliki pH 6 . Horison penciri bawah cambric dan padas petrocalcic. 3. Lapisan 3
Batas Lapisan 3 yaitu baur mempunyai warna tanah 7,5 YR ¾ , tekstur tanah lempung berliat. dalam lapisan 27-51 cm yang memiliki symbol lapisan E. Struktur tanahnya lemah dan kasar. Kosistensinya tak lekat,gembur dan agak keras. Memiliki pH 5 . Horison penciri bawah cambric dan padas petrocalcic. 4. Lapisan 4
Batas Lapisan 4 yaitu baur mempunyai warna tanah 2,5 YR ¾ , tekstur tanah lempung berliat. dalam lapisan 51-78 cm yang memiliki symbol lapisan B. Batas topografi berombak. Struktur tanahnya lemah dan sedang. Kosistensinya agak lekat,gembur dan lunak. Memiliki pH 6 . Horison penciri bawah cambric dan padas petrocalcic. 5. Lapisan 5
Batas Lapisan 5 yaitu baur mempunyai warna tanah 7,5 YR ¾ , tekstur tanah lempung berliat. dalam lapisan 78-105 cm yang memiliki symbol lapisan C. Struktur tanahnya lemah dan halus. Kosistensinya sangat gembur dan lunak. Memiliki pH 5 . Horison penciri bawah cambric dan padas petrocalcic.
BAB V KESIMPULAN 1. Profil tanah adalah irisan tegak tanah yang menunjukan adanya horizonisasi (lapisan-lapisan tanah). 2. Horizonisasi (lapisan tanah) dapat dilihat berdasarkan warna, tekstur, dan konsistensi 3. Berasarkan pengamatan profil tanah, tanah dibedakan menjadi 5 lapisan, yaitu: a. Lapisan O, berada pada kedalaman 0 – 7 cm, diffuse (baur), irregular (tidak teratur). b. Lapisan A, berada pada kedalaman 7 – 12,5 cm, diffuse (baur), wavy (berombak). c. Lapisan E, berada pada kedalaman 12,5 - 18 cm, diffuse (baur), smooth (rata). d. Lapisan B, berada pada kedalaman 18 - 25 cm, clear (jelas), irregular (tidak teratur). e. Lapisan C, berada pada kedalaman 103 - 113 cm, diffuse (baur), irregular (tidak teratur).
DAFTAR PUSTAKA
Baver, K.K., dkk.1971. Compaction of Agricultural Soil, American Society of Agriculture Economics. Buckman, Harry.O.1982. Ilmu Tanah.Jakarta:Bhratara Karya Aksara. Foth, Henry d. 1998. Dasar -Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta. Hakim, Nurjati, dkk. 1986.
Dasar - Dasar Ilmu Tanah.
Lampung: Universitas
Lampung. Hanafiah, Kemas A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Pt. Raja Grafindo Persada : Jakarta. Hardjowigeno, Sarwono. 1987. Ilmu Tanah. PT Melton Putra: Jakarta. Indranada, Henry . 1994 . Pengelolaan Kesuburan Tanah . Bumi Aksara : Semarang. Soegiman. 1982. Ilmu Tanah. Penerbit Bhatara Aksara: Jakarta. Soetjipto . 1992 . Dasar-Dasar Irigasi . Erlangga :Jakarta.