MAKALAH PROMOSI KESEHATAN DISUSUN UNTUK MELENGKAPI TUGAS PENDIDIKAN DAN KONSULTASI GIZI LANJUT
Disusun Oleh: KELOMPOK 2 1. Dwi Febri Handayani
(P2.31.31.0.11.009)
2. Lia Efriyanurika
(P2.31.31.0.11.020)
3. Mus Musthik thika a Dhe Dhea a Ara Arasy syii
(P2. (P2.3 31.31 1.31.0 .0.1 .11. 1.0 026) 26)
4. Nursiyam Hidayanti
(P2.31.31.011.030)
D III – GIZI 2A 2 A Semester IV JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN KESEHATAN JAKARTA II Jl. Hang Jebat III Blok F3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan JAKARTA 2013
DAFTAR ISI
BAB I
: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan
BAB II
: PEMBAHASAN .
2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1 2.1.2 2.1.3 2.1.4 2.1.5 2.1.6
BAB III
Tujuan Promosi Kesehatan Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Sasaran Promosi Kesehatan Media Promosi Kesehatan Prinsip – prinsip Promosi Kesehatan Strategi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
: DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG SEJARAH SINGKAT PROMOSI KESEHATAN. Istilah Health Promotion (Promosi
Kesehatan) sebenarnya sudah mulai dicetuskan setidaknya pada era tahun 1986, ketika diselenggarakannya konfrensi Internasional pertama tentang Health Promotion di Ottawa, Canada pada tahun 1965. Pada waktu itu dicanangkan ”the Ottawa Charter”, yang didalamnya memuat definisi serta prinsip-prinsip dasar Health Promotion. Namun istilah tersebut pada waktu itu di Indonesia belum terlalu populer seperti sekarang. Pada masa itu, istilah yang cukup terkenal hanyalah penyuluhan kesehatan, dan disamping itu pula muncul dan populer istilah-istilah lain seperti KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi), Social Marketing (Pemasaran Sosial), Mobilisasi Sosial dan lain sebagainya. Suatu ketika pada tahun 1994, Dr.Ilona Kickbush yang pada saat itu sebagai Direktur Health Promotion WHO Headquarter Geneva datang melakukan kunjungan ke Indonesia. Sebagai seorang direktur baru ia telah berkunjung kebeberapa negara termasuk Indonesia salah satunya. Pada waktu itu pula Kepala Pusat Penyuluhan Kesehatan Depkes juga baru diangkat, yaitu Drs. Dachroni, MPH., yang menggantikan Dr.IB Mantra yang telah memasuki masa purna bakti (pensiun). Dalam kunjungannya tersebut Dr.Ilona Kickbush mengadakan pertemuan dengan pimpinan Depkes pada waktu itu baik pertemuan internal penyuluhan kesehatan maupun eksternal dengan lintas program dan lintas sektor, termasuk FKM UI, bahkan sempat pula Kickbush mengadakan kunjungan lapangan ke Bandung. Dari serangkaian pertemuan yang telah dilakukan serta perbincangan selama kunjungan lapangan ke Bandung, Indonesia banyak belajar tentang Health Promotion (Promosi Kesehatan). Barangkali karena sangat terkesan dengan kunjungannya ke Indonesia kemudian ia menyampaikan suatu usulan. Usulan itu diterima oleh pimpinan Depkes pada saat itu Prof. Dr. Suyudi. Kunjungan Dr. Ilona Kickbush itu kemudian ditindaklanjuti dengan kunjungan pejabat Health Promotion WHO Geneva lainnya, yaitu Dr.Desmonal O Byrne, sampai beberapa kali, untuk mematangkan persiapan konfrensi jakarta.
Sejak
itu
khususnya
Pusat
Penyuluhan
Kesehatan
Depkes
berupaya
mengembangkan konsep promosi kesehatan tersebut serta aplikasinya di Indonesia. Dengan demikian penggunaan istilah promosi kesehatan di indonesia tersebut dipicu oleh perkembangan dunia Internasional. Nama unit Health Education di WHO baik di Hoodquarter, Geneva maupun di SEARO, India juga sudah berubah menjadi unit Health
Promotion. Nama organisasi profesi Internasional juga mengalami perubahan menjadi International Union For Health Promotion and Education (IUHPE). Istilah promosi kesehatan tersebut juga ternyata sesuai dengan perkembangan pembangunan kesehatan di Indonesia sendiri, yang mengacu pada paradigma sehat.
B.
TUJUAN Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca mengenai promosi dan pemberdayaan masyarakat.
Kami berharap setelah membaca
makalah ini para pembaca sekalian dapat menjelaskan berbagai konsep tentang promosi serta pemberdayaan masyarakat
BAB II PEMBAHASAN 2.1
PENGERTIAN PROMOSI KESEHATAN Promosi kesehatan adalah tentang meningkatkan status kesehatan dari individu dan komunitas. Terlalu sering kata promosi bila digunakan dalam konteks promosi kesehatan. Dikaitkan dengan penjualan (sales) dan periklanan (advertising) dan dipandang sebagai pendekatan propaganda yang didominasi oleh penggunaan media massa. Ini merupakan suatu kesalahpahaman dengan promosi dalam konteks kesehatan yang berarti memperbaiki kesehatan, memajukan, mendukung, mendorong dan menempatkan kesehatan lebih tinggi pada agenda perorangan maupun masyarakat umum. Defenisi promosi kesehatan menurut WHO promosi kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol terhadap dan memperbaiki kesehatan mereka. Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat; Artinya proses pemberdayaan tersebut dilakukan melalui kelompok-kelompok potensial di masyarakat, bahkan semua komponen masyarakat. Proses pemberdayaan tersebut juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan sosial budaya setempat Sebagaimana diketahui, WHO meneruskan : “Persfektif ini diperoleh dari konsepsi “sehat” dimana seorang individu atau kelompok mampu di satu sisi untuk mewujudkan aspirasi dan memuaskan kebutuhan hidup dan disisi yang lain untuk mengubah atau mengatasi tantangan lingkungan.
2.1.1 TUJUAN PROMOSI KESEHATAN Adapun tujuan promosi kesehatan antara lain : a. Meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran akan kesehatan b. Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan c. Pembercayaan pribadi/diri sendiri, meningkatkan kewaspadaan diri, harga diri dan pengambilan keputusan d. Mengubah sikap dan perilaku e. Mempengaruhi perubahan sosietal/environment Promosi
kesehatan/pendidikan
kesehatan
merupakan
cabang
dari
ilmu
kesehatan yang mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni. Dilihat dari sisi seni, yakni praktisi atau aplikasi pendidikan kesehatan adalah merupakan penunjang bagi program-program kesehatan lain. Ini artinya bahwa setiap program kesehatan yang telah ada misalnya pemberantasan penyakit menular/tidak menular, program perbaikan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak, program pelayanan kesehatan dan lain sebagainya sangat perlu ditunjang serta didukung oleh adanya promosi kesehatan. Promosi kesehatan bukanlah hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya terdapat usaha untuk dapat memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku masyarakat. Dalam hal ini organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk definisi mengenai promosi kesehatan : “ Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and improve, their health. To reach a state of complete physical, mental, and social, wellbeing, an individual or group must be able to identify and realize aspirations, to satisfy needs, and to change or cope with the environment “. (Ottawa Charter,1986). Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan tersebut diatas bahwa Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya).
2.1.2 RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN Secara sederhana ruang lingkup promosi kesehatan diantaranya sebagai berikut : 1. Promosi kesehatan mencakup pendidikan kesehatan (health education) yang penekanannya pada perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan. 2. Promosi kesehatan mencakup pemasaran sosial (social marketing), yang penekanannya pada pengenalan produk/jasa melalui kampanye. 3. Promosi kesehatan adalah upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang tekanannya pada penyebaran informasi. 4. Promosi kesehatan merupakan upaya peningkatan (promotif) penekanannya pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
yang
5. Promosi kesehatan mencakup upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya untuk mempengaruhi lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan suasana dan lain-lain di berbagai bidang /sektor, sesuai keadaan). 6. Promosi kesehatan adalah juga pengorganisasian masyarakat (community organization), pengembangan masyarakat (community development), penggerakan masyarakat (social mobilization), pemberdayaan masyarakat (community empowerment), dll.
•
•
Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan. Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok, yakni: promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Sedangkan ahli lainnya membagi menjadi dua aspek, yakni : a. Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat/ b. Aspek preventif (pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan sasaran kelompok orang yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok yang sakit. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan. Ruang lingkup promosi kesehatan ini dikelompokkan menjadi : a. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga). b. Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah. c. Pendidikan kesehatan di tempat kerja. d. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum. e. Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan.
•
Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan Pada ruang lingkup tingkat pelayanan kesehatan promosi kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five level of prevention) dari Leavel and Clark. a. Promosi Kesehatan. b. Perlindungan khusus (specific protection). c. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment). d. Pembatasan cacat (disability limitation) e. Rehabilitasi (rehabilitation).
•
Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Menurut Prof.Dr. Soekidjo Notoadmodjo, ruang lingkup promosi kesehatan dapat dilihat dari 2 dimensi yaitu: 1) Dimensi aspek pelayanan kesehatan. 2) Dimensi tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan.
2.1.3
SASARAN PROMOSI KESEHATAN Sasaran promosi kesehatan adalah masyarakat yang sangat heterogen, baik dilihat dari kelompok umur, latar belakang etnis dan sosio-budaya, latar belakang ekonomi, latar belakang pendidikan, dan sebagainya. Dalam pelaksanaan promosi kesehatan, biasanya sasaran promosi kesehatan ini dikelompokkan menjadi 3, yakni sasaran primer, sekunder dan tertier.
a.
Sasaran primer (primary target) Sasaran primer adalah kelompok masyarakat yang akan diubah perilakunya.
Masyarakat umum,yang
mempunyai
latar belakang yang heterogen seperti
disebutkan di atas, merupakan sasaran primer dalam pelaksanaan promosi kesehatan. Akan tetapi dalam praktik promosi kesehatan, sasaran primer ini dikelompokkan menjadi kelompok kepala keluarga, ibu hamil, ibu menyusui, ibu anak balita, anak sekolah, remaja, pekerja di tempat kerja, masyarakat di tempat-tempat umum, dan sebagainya.
b.
Sasaran sekunder (secondary target) Tokoh masyarakat setempat (formal, maupun informal) dapat digunakan
sebagai jembatan untuk mengefektifkan pelaksanaan promosi kesehatan terhadap masyarakat (sasaran primer). Tokoh masyarakat merupakan tokoh panutan bagi masyarakatnya. Perilakunya selalu menjadi acuan bagi masyarakat di sekitarnya. Oleh sebab itu, tokoh masyarakat dapat dijadikan sasaran sekunder dengan cara memberikan kemampuan untuk menyampaikan pesan-pesan bagi masyarakat, di samping mereka sendiri dapat menjadi contoh perilaku sehat bagi masyarakat di sekelilingnya.
c.
Sasaran tertier (tertiary target) Seperti telah disebutkan di atas bahwa masyarakat memerlukan faktor
pemungkin (enabling) untuk berperilaku sehat, yakni sarana dan prasarana untuk terwujudnya perilaku tersebut. Namun, untuk pengadaan sarana dan prasarana untuk berperilaku sehat ini seringkali masyarakat sendiri tidak mampu. Untuk itu perlu dukungan dari penentu atau pembuat keputusan di tingkat lokal, utamanya, misalnya lurah, camat, bupati atau pejabat pemerintah setempat. Misalnya di daerah yang sangat kekurangan air bersih,
padahal
masyarakatnya
tidak mampu
mengadakan sarana air bersih tersebut. Oleh sebab itu kegiatan promosi kesehatan dapat menjadikan para pejabat setempat ini sebagai sasaran tertier. Caranya misalnya,
bupati
atau
camat
dapat
menganggarkan
melalui
APBD
untuk
pembangunan sarana air bersih tersebut. 2.1.4
MEDIA PROMOSI KESEHATAN Media massa merupakan saluran komunikasi bagi sejumlah orang terdiri dari televisi, radio, majalah dan koran, buku displasy dan pameran. Leaflet dan poster juga media massa bila diguanakn mandiri, dibanding penggunaanya sebagai alat bantu belajar dalam komunikasi tatap muka dengan individu atau kelompok. Pesan kesehatan dipersiapkan melalui media massa dengan berbagai cara yakni : a.
Promosi kesehatan yang dipersiapkan, misalnya display dan pameran mengenai kesehatan. Iklan dari dinas PKM di televisi dan koran, program pendidikan universitas terbuka mengenai kesehatan.
b.
Promosi kesehatan oleh biro iklan dan pembuat produk “sehat” dan pelayanan, misalnya iklan roti sehat, pasta gigi atau susu ibu hamil dan bersalin, leaflet pendidikan tentang “memberi makanan bayi” atau petunjuk “makanan sehat” yang juga mempromosikan produk atau pelayanan yang relevan.
c.
Buku, dokumentasi dan artikel tentang permasalahan kesehatan misalnya program televisi dan majalah tentang makanan, AIDS, polusi dan senam untuk ibu hamil.
d.
Diskusi permasalahan kesehatan sebagai sistem sisipan berita atau acara hiburan
misalnya sinetron dengan seorang
pemain memiliki masalah
kesehatan seperti korban percabulan atau menderita kanker payudara. e.
Pesan kesehatan (anti) disampaikan dengan lugas atau secara wajar misalnya orang terkenal tidak merokok atau sebalinya perokok berat.
f.
Promosi terprogram pesan anti kesehatan (mungkin pendekatan atau rasionalisasi bukan anti kesehatan) misalnya iklan rokok, permen dan coklat.
g.
Sponsor acara promosi kesehatan dan pelayanan oleh organisasi atau perusahaan komersial seperti sponsor olahraga oleh perusahaan rokok atau promosi kesehatan oleh perusahaan komersial. Dengan menghubungkan sponsor dengan promosi kesehatan atau pelayanan produk telah dikenalkan pada publik dengan cap pengakuan bahwa produknya tergolong sehat.
2.1.5
PRINSIP-PRINSIP PROMOSI KESEHATAN 1.
Promosi kesehatan merupakan bagian dari upaya kesehatan masyarakat secara keseluruhan, yang fokus utamanya adalah upaya memampukan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan oleh karena itu promosi kesehatan lebih bersifat promotif – preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
2.
Pemberdayaan dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat, disertai pengembangan iklim yang mendukung sehingga penekanan promosi kesehatan pada pengembangan perilaku dan lingkungan sehat.
3.
Pemberdayaan merupakan upaya kemitraan berbagai pihak dan merupakan upaya dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Masyarakat aktif sebagai perilaku atau subjek.
4.
Pemberdayaan dilakuakn sesuai dengan kondisi sosial dan budaya setempat.
5.
Dalam promosi kesehatan nuansa peningkatan kesehatan menjadi lebih kenal suasana kemitraan menjadi lebih nampak dan keberadaan masyarakat sebagai subjek menjadi lebih menonjol.
2.1.6 STRATEGI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ditinjau dari prinsip-prinsip yang dapat dipelajari dalam promosi kesehatan, pada pertengahan tahun 1995 dikembangkanlah strategi atau upaya peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), sebagai suatu bentuk operasional setidaknya merupakan embrio promosi kesehatan di Indonesia. Strategi tersebut dikembangkan dalam pertemuan baik internal, pusat penyuluhan kesehatan maupun eksternal secara lintas program dan lintas sektor, termasuk dengan organisasi profesi, FKM UI dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat). Adapun beberapa hal
yang disarikan tentang pokok-pokok promosi
kesehatan (health promotion) atau PHBS yang merupakan embrio promosi kesehatan di Indonesia ini adalah bahwa: 1.
Promosi
Kesehatan
(Health
Promotion),
yang
diberi
definisi:
Proses
pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya (the process of enabling people to control over and improve their health), lebih luas dari Pendidikan atau Penyuluhan Kesehatan. Promosi Kesehatan meliputi Pendidikan/ Penyuluhan Kesehatan, dan di pihak lain Penyuluh/Pendidikan Kesehatan merupakan bagian penting (core) dari Promosi Kesehatan. 2.
Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan (dapat dikatakan) menekankan pada upaya perubahan atau perbaikan perilaku kesehatan. Promosi Kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku di bidang kesehatan disertai dengan upaya mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangat berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan.
3.
Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai perpaduan dari upaya preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan
rehabilitatif
(pemulihan)
dalam
rangkaian
upaya
kesehatan
yang
komprehensif. Promosi Kesehatan juga merupakan upaya untuk menjajakan, memasarkan atau menjual yang bersifat persuasif, karena sesungguhnya “kesehatan” merupakan “sesuatu” yang sangat layak jual, karena sangat perlu dan dibutuhkan setiap orang dan masyarakat. 4.
Pendidikan/penyuluhan kesehatan menekankan pada pendekatan edukatif, sedangkan pada promosi kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya pendekatan edukatif yang banyak dilakukan pada tingkat masyarakat di strata primer
(di
promosi
kesehatan
selanjutnya
digunakan
istilah
gerakan
pemberdayaan masyarakat), perlu dibarengi atau didahului dengan upaya
advokasi, terutama untuk strata tertier (yaitu para pembuat keputusan atau kebijakan) dan bina suasana (social support), khususnya untuk strata sekunder (yaitu mereka yang dikategorikan sebagai para pembuat opini). Maka dikenalah
strategi
ABG,
yaitu
Advokasi,
Bina
Suasana
dan
Gerakan/pemberdayaan Masyarakat. 5.
Pada pendidikan/penyuluhan kesehatan, masalah diangkat dari apa yang ditemui atau dikenali masyarakat (yaitu masalah kesehatan atau masalah apa saja yang dirasa penting/perlu diatasi oleh masyarakat); Pada PHBS, masyarakat diharapkan dapat mengenali perilaku hidup sehat, yang ditandai dengan sekitar 10 perilaku sehat (health oriented). Masyarakat diajak untuk mengidentifikasi apa dan bagaimana hidup bersih dan sehat, kemudian mengenali keadaan diri dan lingkungannya serta mengukurnya seberapa sehatkah diri dan lingkungannya itu. Pendekatan ini kemudian searah dengan paradigma sehat, yang salah satu dari tiga pilar utamanya adalah perilaku hidup sehat.
6.
Pada pendidikan/penyuluhan kesehatan yang menonjol adalah pendekatan di masyarakat (melalui pendekatan edukatif), sedangkan pada PHBS/promosi kesehatan dikembangkan adanya 5 tatanan: yaitu di rumah/tempat tinggal (where we live), di sekolah (where we learn), di tempat kerja (where we work), di tempat-tempat umum (where we play and do everything) dan di sarana kesehatan (where we get health services). Dari sini dikembangkan kriteria rumah sehat, sekolah sehat, tempat kerja sehat, tempat umum sehat, dan lainlain yang mengarah pada kawasan sehat seperti : desa sehat, kota sehat, kabupaten sehat, sampai ke Indonesia Sehat.
7.
Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang dilandasi oleh kesamaan (equity), keterbukaan (transparancy) dan saling memberi manfaat (mutual benefit). Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat, juga secara lintas program dan lintas sektor.
8.
Sebagaimana
pada
Pendidikan
dan
Penyuluhan,
Promosi
Kesehatan
sebenarnya juga lebih menekankan pada proses atau upaya, dengan tanpa mengecilkan arti hasil apalagi dampak kegiatan. Jadi sebenarnya sangat susah untuk mengukur hasil kegiatan, yaitu perubahan atau peningkatan perilaku individu dan masyarakat. Yang lebih sesuai untuk diukur: adalah mutu dan frekwensi kegiatan seperti: advokasi, bina suasana, gerakan sehat masyarakat,
dan lain-lain. Karena dituntut untuk dapat mengukur hasil kegiatannya, maka promosi kesehatan mengaitkan hasil kegiatan tersebut pada jumlah tatanan sehat, seperti: rumah sehat, sekolah sehat, tempat kerja sehat, dan seterusnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://fiqihsantoso.wordpress.com/2008/06/17/konsep-dan-metode-pemberdayaanmasyarakat-indonesia/ http://iqbal-iqi.blogspot.com/ http://mhs.blog.ui.ac.id/rani.setiani/2009/11/10/45/ http://en.wikipedia.org/wiki/Ottawa_Charter_for_Health_Promotion James A. Christenson & Jerry W. Robinson, Jr Ames. Community development in perspective .State University Press. Inggris : 1989. O'Donnell, Michael, MBA, MPH. "Definition of Health Promotion: Part III: Expanding the Definition." American Journal of Health Promotion. Winter 1989, Vol. 3, No. 3. p. 5. Minkler, M. Ed. Community Organizing & Community Building for Health . Rutgers State University Press, 1997. http://irwandykapalawi.wordpress.com/2008/03/01/mengenal-ilmu-kesehatan-masyarakat/ http://www.pemberdayaan.com/pemberdayaan/konsep-pemberdayaan-membantumasyarakat-agar-bisa-menolong-diri-sendiri.html