1
A.
Lata Latarr B Bel elak akan ang g Per Perma masa sala laha han n
Lapo Laporan ran tahun tahunan an pada pada dasa dasarn rnya ya meru merupa paka kan n sumb sumber er info inform rmas asii bagi bagi pen pengg ggun unan anya ya seba sebaga gaii sala salah h satu satu dasa dasarr pert pertim imba bang ngan an dala dalam m peng pengam ambi bila lan n keputu keputusan san invest investasi asi (salah (salah satuny satunya) a) di pasar pasar modal modal dan juga juga sebaga sebagaii sarana sarana pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Lapora Laporan n tahuna tahunan n juga juga merupa merupakan kan media media utama utama penyam penyampai paian an inform informasi asi oleh oleh manajemen kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Selain itu, hal penting lainnya adalah laporan tahunan mengkomunikasikan kondisi keuangan (melalui laporan keuangan) dan informasi lainnya kepada stakeholders atau bahkan para calon
stakeholders lainnya (Noviani, 2006). Dewa Dewasa sa ini, ini, kond kondis isii perk perkon onom omia ian n mulai mulai seri sering ng tida tidak k muda mudah h untu untuk k diprediksi. Ini dikarenakan perekonomian dunia sedang dalam kondisi recovery dari dari krisis krisis global global dunia, dunia, sehing sehingga ga sebaik sebaiknya nya perusa perusahaa haan n melapo melaporka rkan n kondis kondisii keua keuang ngan anny nyaa dala dalam m lapo laporan ran keua keuang ngan anny nyaa deng dengan an lebi lebih h lengk lengkap ap lagi lagi.. Ini Ini diperlukan karena tiap informasi sangatlah berharga untuk pengambilan keputusan bagi stakeholder perusahaan. Dimana pada akhirnya mereka dapat mengambil keputusan keputusan yang baik berdasarkan berdasarkan informasi informasi yang disediakan disediakan oleh perusahaan terkait. Sebu Sebuah ah
lapo lapora ran, n,
haru harusl slah ah
bers bersif ifat at fair fair
atau discl disclosu osure re atau
haru harusl slah ah
diungkapkan secara wajar menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:9). Ini harus dipenuhi karena pen pengg ggun unaa lapo laporan ran keua keuang ngan an past pastil ilah ah meng mengin ingi gink nkan an sebu sebuah ah lapo lapora ran n yang yang transparan, apa adanya dan mencakup semua hal yang terjadi di dalam perusahaan
2
tersebut. tersebut. Informasi yang disajikan disajikan dalam laporan laporan keuangan keuangan akan dapat dipahami dipahami dan tidak tidak menimb menimbulk ulkan an salah salah interp interpreta retasi, si, hanya hanya apabil apabilaa lapora laporan n keuang keuangan an dilen dilengk gkap apii deng dengan an peng pengun ungk gkap apan an seca secara ra mema memada dai. i. Ini Ini juga juga sesu sesuai ai deng dengan an Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, bahwa tujuan lapo lapora ran n keua keuang ngan an adal adalah ah meny menyed edia iaka kan n info inform rmas asii yang yang meny menyan angk gkut ut posi posisi si keuang keuangan, an, kinerja kinerja serta serta peruba perubahan han posisi posisi keuang keuangan an suatu suatu perusa perusahaa haan n yang yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (IAI, 2009:3). Oleh karena itu, elemen-elemen pengungkapan harus mencakup neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan dan laporan audit (Subiyantoro, 1996; dalam Dewi, 2009). Pengungkapan dalam dalam lapora laporan n keuang keuangan an yang yang dikelu dikeluark arkan an perusa perusahaa haan n dapat mempermudah pemakai laporan keuangan untuk dapat mengambil sebuah keputu keputusan san.. Keputu Keputusan san invest investasi asi misaln misalnya, ya, harusl haruslah ah diambi diambill berdas berdasark arkan an dari dari informasi yang diungkapkan dengan baik. Keputusan investasi sangat tergantung dari keluasan dan mutu pengungkapan yang disajikan dalam laporan keuangan. Keluasan dan mutu dari tiap perusahaan yang ada sangatlah berbeda-beda. Ini dikare dikarenak nakan an tiap tiap perus perusaha ahaan an itu unik unik dan memilik memilikii karakt karakteris eristik tiknya nya masing masing-masing (Dewi, 2009). Meng Mengen enai ai leng lengka kap p tida tidakn knya ya peng pengun ungk gkap apan an suat suatu u lapo laporan ran keua keuang ngan an pastilah tiap perusahaan memiliki tingkatannya sendiri. Ini dapat terjadi karena masing masing-mas -masing ing perusa perusahaa haan n unik unik dan pasti pasti memilik memilikii karakt karakteri eristi stikny knyaa sendir sendiri. i. Inilah Inilah yang yang menjad menjadika ikan n tingka tingkatt keleng kelengkap kapan an pengun pengungka gkapan pan menjad menjadii sangat sangat subj subjek ekti tif. f. Untu Untuk k meng menghi hind ndari ari hal hal ters terseb ebut ut,, suda sudah h ada ada stan standa darr meng mengen enai ai
3
kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan yang disusun oleh Badan Peng Pengaw awas as Pasa Pasarr
Moda Modal. l. Daft Daftar ar Item Item Peng Pengun ungk gkap apan an Lapo Lapora ran n
Keua Keuang ngan an
Berd Berdas asark arkan an Surat Surat Edara Edaran n Ketu Ketuaa Bape Bapepa pam m No.SE-02/ No.SE-02/PM/20 PM/2002 02 tanggal tanggal 27 Desember 2002, dirilis agar perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia mengun mengungka gkapka pkan n lapora laporan n keuang keuangann annya ya sesuai sesuai dengan dengan keleng kelengkap kapan an terseb tersebut. ut. Semu Semuaa regul regulas asii diara diarahk hkan an untu untuk k menc menceg egah ah adan adanya ya peny penyal alah ahgu guna naan an dan dan kecura kecuranga ngan n ( fraud oleh para para pelak pelaku u pasa pasarr moda modall teru teruta tama ma dala dalam m masa masala lah h fraud ) oleh pengungkapan. Hal yang mendasari kenapa sebuah sebuah laporan laporan keuangan keuangan harus diungkapk diungkapkan an secara lengkap dan transparan dapat dijelaskan dengan teori keagenan. Hubungan keagenan mewajibkan agen memberikan laporan periodik pada principal tentang usaha yang dijalankan dan principal akan menilai kinerja agennya melalui laporan keuang keuangan an yang yang disamp disampaik aikan an kepada kepadanya nya.. Oleh Oleh karena karena itu, itu, dalam dalam hubung hubungan an keag keagen enan an terse tersebu but, t, lapo laporan ran keua keuang ngan an meru merupa paka kan n saran saranaa tran transp spara arans nsii dan dan akuntabilitas manajemen kepada pemiliknya (Jensen dan Meckling 1976; dalam Benardi, Sutrisno dan Asih, 2008). Ada banyak banyak faktor faktor yang yang dapat dapat mempen mempengar garuhi uhi tingka tingkatt keleng kelengaka akapan pan pen pengu gung ngka kapa pan n lapor laporan an keua keuang ngan an peru perusa saha haan an.. Dian Dianta taran ranya ya adal adalah ah ting tingka katt likuiditas, tingkat leverage , ukuran perusahaan (Noviana, 2006; Hertanti, 2005; dan Sofiana; 2010), tingkat profitabilitas (Hertanti, 2005; dan Sofiana; 2010), porsi saham publik (Hertanti, 2005) dan status modal perusahaan (Sofiana, 2010) Dalam penelitian ini yang akah dibahas adalah tingkat likuiditas, tingkat leverage , tingkat tingkat profitabilit profitabilitas, as, ukuran ukuran perusahaan perusahaan dan status modal perusahaan. perusahaan. Faktor
4
porsi saham publik tidak dipilih karena siapapun pemegang saham dari suatu perusahaan perusahaan pastilah mengingin menginginkan kan pengungkap pengungkapan an yang baik, entah saham itu dikuasai founder ataupun publik dengan proporsi kepemilikan berapapun. Tingka Tingkatt likuid likuiditas itas adalah adalah tingka tingkatan tan yang yang menun menunjuk jukkan kan kemamp kemampuan uan perusahaan perusahaan memenuhi kewajiban keuangan keuangan jangka jangka pendek pendek (Smith, (Smith, 2005:81). 2005:81). Tingkat likuiditas dianggap sebagai indikator penting kesehatan secara umum, karena karena untuk untuk meliha melihatt keseha kesehatan tan sebuah sebuah perusa perusahaa haan, n, yang yang pertam pertamaa kali kali diliha dilihatt adal adalah ah
ting tingka katt
liku likuid idit itas asny nyaa
dahu dahulu lu..
Ini Ini
dika dikare rena naka kan n
ting tingka katt
liku likuid idit itas as
mengukur kecukupan sumber kas perusahaan untuk memenuhi kewaji kewajiban ban yang yang berkai berkaitan tan dengan dengan kas dalam dalam jangk jangka a pendek pendek (White dkk., 2002; dalam Ulupui, 2006) . Jadi bila likuiditas semakin baik/tinggi maka maka perusa perusaaha ahan n cender cenderun ung g lebih lebih lengka lengkap p dalam dalam mengun mengungka gkapka pkan n lapora laporan n keuangannya, karena perusahaan ingin para stakeholder paham bahwa perusahaan berada pada kondisi sehat. Kelengkapan pengungkapan juga dapat dipengaruhi oleh tingkat leverage dari dari sebuah sebuah perusa perusahaa haan. n. Tingka Tingkatt leverage sendir sendirii mengga menggamba mbarkan rkan tingka tingkatt kemampuan bertahan hidup perusahaan dilihat dari sisi jangka panjang. Konsep
leverage keuangan juga mengacu pada jumlah pendanaan utang dalam struktur modal modal perusahaan perusahaan (Hertanti, (Hertanti, 2005). 2005). Tujuan Tujuan stakeholder pada akhirnya adalah kestab kestabila ilan n sebuah sebuah perusa perusahaa haan n dalam dalam jangka jangka panjan panjang. g. Semaki Semakin n besar besar tingka tingkatt
leverage maka perusahaan akan semakin komprehensif dalam mengungkapkan laporan keuangannya, itu dikarenakan timbul biaya pengawasan yang lebih tinggi pula. Hal ini diakibatkan dari tingkat leverage yang tinggi mempunyai arti resiko
5
jan jangk gkaa panj panjan ang g dari dari peru perusa saha haan an cuku cukup p ting tinggi gi,, sehi sehing ngga ga akan akan timb timbul ul biay biayaa pengawasan yang lebih besar (Jensen and Meckling, 1976 pada Hertanti, 2005). Ting Tingka katt
prof profit itab abli lita tass
diar diarti tika kan n
seba sebaga gaii
kema kemamp mpua uan n
peru perusa saha haan an
menghasilkan laba secara efisien (Almilia dan Retrinasari, 2007). Semakin tinggi tingkat profitabilitas maka artinya perusahaan semakin baik dan efisien dalam menghasilkan laba. Dalam dunia usaha, kita tidak perlu naïve dengan berpendapat laba laba buka bukanl nlah ah yang yang utam utama. a. Teta Tetapi pi,, past pastil ilah ah tiap tiap stakeholder menginginkan perus perusaha ahaan an yang yang ikut ikut “dimil “dimiliki iki”” nya berkin berkinerja erja baik baik dan memper memperole oleh h laba. laba. Tingkat melaba yang besar berkorelasi dengan perusahaan akan senang untuk “ show-off ” kebaik kebaikann annya ya secara secara lengka lengkap p di lapora laporan n keuang keuangan. an. Jika Jika perusa perusahaa haan n memi memilik likii kema kemamp mpua uan n meng mengha hasi silk lkan an laba laba yang yang rend rendah ah,, maka maka peru perusa saha haan an cenderung menutup-nutupi ketidakefisienan tersebut (Hertanti, 2005). Ukuran perusahaan disini diartikan secara harafiah, yaitu seberapa besar perusahaan tersebut. Ukuran perusahaan dipandang penting karena semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka “daya jual” sebuah perusahaan akan lebih baik. Para stakeholder akan menganggap perusahaan besar akan lebih tahan dari badai finans finansial ial.. Bila Bila ukuran ukuran perusa perusahaa haan n tersebu tersebutt besar, besar, maka maka kecend kecenderu erunga ngan n untuk untuk meng mengun ungk gkap apka kan n lapo laporan ran lebi lebih h leng lengka kap p dapa dapatt timb timbul ul karen karenaa doro dorong ngan an dari dari
stakeholders perusahaan terkait (Gunawan, 2003 pada Noviabi, 2006), dimana mereka mengharapkan pos-pos yang ada selengkap mungkin ditampilkan. Faktor Faktor yang terakhir adalah status status modal perusahaan perusahaan diartikan diartikan sebagai apakah sebuah perusahaan dimiliki oleh pemilik modal dalam negeri atau pemilik modal asing (Fitriyani 2001, pada Sofiana, 2010). Apabila perusahaan tersebut
6
dimiliki oleh asing atau paling tidak merupakan anak perusahaan dari perusahaan asin asing, g,
maka maka
kema kemamp mpua uan n
untu untuk k
memp memper ersi siap apka kan n
lapo lapora ran n
yang yang
leng lengka kap p
pengungk pengungkapann apannya ya akan semakin semakin besar, bila dibandingk dibandingkan an dengan dengan perusahaan perusahaan lingkup lokal. Perusahaan asing akan mengungkapkan poin-poin dalam laporan keuangan dengan lebih menyeluruh, ini dikarenakan stakeholder dari perusahaan ters terseb ebut ut tida tidak k hany hanyaa beras berasal al dari dari Indo Indone nesi siaa saja saja atau atau berk berkep epen enti ting ngan an lebi lebih h (Sofiana, 2010). Akan tetapi hal ini tidak menutup kemungkinan bagi perusahaan dengan
status
modal
PMDN
(Pemilik lik
Modal
Dalam
Negeri)
untuk
mengungkapkan segalanya dengan lebih jelas dan lengkap. Peneli Penelitian tian ini menggu menggunak nakan an objek objek perusa perusahaa haan n manufa manufaktu kturr karena karena (1) terd terdir irii dari dari bany banyak ak peru perusa saha haan an (yan (yang g terba terbany nyak ak listing di BEI) BEI),, dima dimana na dikelompokkan lagi menjadi sub-sub sektor yang lebih spesifik; (2) perlakuan akunta akuntansi nsi dalam dalam perusa perusahaa haan n sektor sektor manufa manufaktu kturr tidak tidak memerl memerluka ukan n perlak perlakuan uan khusus, khusus, seperti perusahaan perusahaan sektor sektor asuransi, asuransi, bank, dan lainnya. Dari sini kita bisa lebih mudah membandingkannya dengan perusahaan pada umumnya bila ada pos pos tertentu yang tidak diungkapkan. Tahun 2007-2009 dipilih agar hasil dari penelitian saat ini lebih relevan terhadap kondisi saat ini bila dibandingkan dengan jika menggunakan data dari tahun-tahun sebelumnya. Rentang 3 tahun dari 2007-2009 dipilih karena bila kita menggunakan rentang tahun yang terlalu lebar, dikhawatirkan kualitas informasi akan berkurang bila membandin membandingkan gkan data yang memiliki rentang waktu yang cukup lebar. Jadi, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan yang lebih relevan.
7
B. Peru Perumu musa san n Masal Masalah ah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah: “Apakah tingkat likuiditas, tingkat leverage , tingkat profitabilitas, ukuran perus perusaha ahaan an dan status status modal modal perusa perusahaa haan n berpen berpengar garuh uh terhad terhadap ap keleng kelengkap kapan an pengungkapan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009?”
C. Tuj Tujuan uan Peneli Peneliti tian an
Tujuan penelitian adalah membuktikan secara empiris pengaruh tingkat likuiditas, tingkat leverage , tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan dan status modal modal perusa perusahaa haan n terhada terhadap p keleng kelengkap kapan an pengu pengungk ngkapa apan n lapora laporan n keuang keuangan an perusahaan perusahaan manufaktur manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Indonesia periode 20072009.
D. Manfa Manfaat at Pene Peneli litia tian n
Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Manfaat Praktis
a. Bagi Perusahaan Agar dalam penerbitan laporan keuangan perusahaan dilengkapi dengan pen pengu gung ngka kapa pan n
info inform rmas asii
yang yang sesu sesuai ai
dan dan
tran transp spar aran an agar agar
tida tidak k
menghasilkan bias pada saat dipergunakan untuk pengambilan keputusan.
8
b. Bagi Kreditor dan Investor Diharapkan hasil dalam penelitian ini dapat dijadikan masukan kepada pih pihak ak kred kredit itor or dan dan inve invest stor or untu untuk k meng menget etah ahui ui fakto faktor-f r-fak akto torr yang yang mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan keuangan. 2.
Manfaat Ak Akademis
Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti berikutnya untuk mengadakan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan topik penelitian ini.
E. Tinj Tinjau auan an Pus Pusta taka ka
1.
Penelitian Terdahulu Peneli Penelitian tian dengan dengan topik topik sejeni sejeniss telah telah dilaku dilakukan kan oleh oleh Novian Novianii (2006) (2006),,
deng dengan an judu judull “Ana “Anali lisi siss Peng Pengun ungk gkap apan an Info Inform rmas asii Lapo Laporan ran Tahu Tahuna nan n pada pada Perusahaan Perusahaan Manufaktur Manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta”, yang bertujuan bertujuan untuk untuk menget mengetahu ahuii pengar pengaruh uh likuid likuidita itas, s, solvab solvabilit ilitas, as, dan ukuran ukuran perusa perusahaa haan n terhadap tingkat pengungkapan informasi dalam laporan tahunan pada perusahaan manu manufa fakt ktur ur yang yang terd terdaf afta tarr di BEJ. BEJ. Kesi Kesimp mpul ulan anny nyaa adal adalah ah vari variab abel el yang yang berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan adalah ukuran perusahaan saja sedangkan yang lainnya tidak. Persamaan Persamaan antara penelitian Noviani (2006) dengan penelitian penelitian saat ini adalah: 1.
Menggunakan
informasi sebagai variabel terikat
kelengkapan
pengungkapan
9
2.
Sumber pe pengungkapan la laporan ke keuangan ya yang
diguna digunakan kan adalah adalah Surat Surat Edaran Edaran Ketua Ketua Badan Badan Pengaw Pengawas as Pasar Pasar Modal Modal Nomor: SE-02/PM/2002 Tanggal : 27 Desember 2002. 3.
Objek pe penelitian me menggunakan pe perusahaan ya yang
listing di BEI dari sektor manufaktur. Perbed Perbedaan aan antara antara peneli penelitian tian Novian Novianii (2006) (2006) dengan dengan peneli penelitian tian saat ini adalah: 1.
Perio eriode de pen penelit elitia ian n yang yang dig digu unak nakan oleh oleh Novi Novian anii (20 (2006) 06) adal adalah ah
tahun 2002-2004, sedangkan pada penelitian ini periode yang digunakan adalah tahun 2007-2009. 2.
Vari Variab abel el beb bebas yang yang dig digun unak akan an pad pada penel enelit itia ian n yang ang dila dilak kukan ukan
oleh oleh Novian Novianii (2006) (2006),, adalah adalah tingka tingkatt likuid likuiditas itas,, solvency dan ukuran ukuran perusahaan. Pada penelitian saat ini, variabel bebas yang digunakan adalah tingkat tingkat likuiditas, likuiditas, leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan dan status modal perusahaan. Pene Peneli liti tian an terd terdah ahul ulu u kedu keduaa yang yang digu diguna naka kan n seba sebaga gaii acua acuan n adal adalah ah pen penel eliti itian an Sofi Sofian anaa (201 (2010) 0),, deng dengan an judu judull “Ana “Anali lisi siss Peng Pengar aruh uh Kara Karakt kter eris isti tik k Perusa Perusahaa haan n terhada terhadap p Keleng Kelengkap kapan an Pengun Pengungka gkapan pan dalam dalam Lapora Laporan n Tahuna Tahunan n Peru Perusa saha han n Manu Manufak faktu turr yang yang terd terdaft aftar ar di BEI” BEI” yang yang bertu bertuju juan an meng mengan anali alisi siss pengaruh pengaruh karakteristi karakteristik k perusahaan perusahaan terhadap terhadap kelengkapa kelengkapan n pengungkap pengungkapan an dalam lapora laporan n tahuna tahunan n perusa perusahaa haan n manufa manufaktu kturr yang yang terdaf terdaftar tar di BEI. BEI. Kesimp Kesimpula ulan n penel penelitia itian n adalah adalah likuid likuiditas itas dan status status perusa perusahaa haan n tidak tidak berpen berpengar garuh uh terhad terhadap ap inde indeks ks
kele keleng ngka kapa pan n
peng pengun ungk gkap apan an
dala dalam m
lapor laporan an
keua keuang ngan an.. Leverage
10
berpengaru berpengaruh h negatif negatif dan signifikan signifikan terhadap terhadap indeks indeks kelengkapan kelengkapan pengungkap pengungkapan an dalam dalam lapo laporan ran keua keuang ngan an,, seda sedang ngka kan n prof profit itab abili ilita tass dan dan ukur ukuran an peru perusa saha haan an berpengaruh secara signifikan indeks kelengkapan pengungkapan. Persam Persamaan aan antara antara peneli penelitian tian Sofian Sofianaa (2010) (2010) dengan dengan peneli penelitian tian saat saat ini adalah: 1.
Variabel bebas yang digunakan terdiri dari tingkat
likuiditas, tingkat leverage , profitabilitas, ukuran perusahaan, dan status perusahaan. 2.
Menggunakan
kelengkapan
pengungkapan
informasi sebagai variabel terikat. 3.
Sumber pe pengungkapan la laporan ke keuangan ya yang
diguna digunakan kan adalah adalah Surat Surat Edaran Edaran Ketua Ketua Badan Badan Pengaw Pengawas as Pasar Pasar Modal Modal Nomor: SE-02/PM/2002 Tanggal : 27 Desember 2002. 4.
Objek pe penelitian me menggunakan pe perusahaan ya yang
listing di BEI dari sektor manufaktur. Perbed Perbedaan aan antara antara peneli penelitian tian Sofian Sofianaa (2010) (2010) dengan dengan penelit penelitian ian saat saat ini adalah periode penelitian yang digunakan adalah tahun 2006-2008, sedangkan pada penelitian saat ini periode yang digunakan adalah tahun 2007-2009. Penelitian ketiga yang digunakan sebagai acuan dilakukan oleh Hertanti (200 (2005) 5),,
deng dengan an
judu judull
“Pen “Penga garu ruh h
Fakt Faktor or-F -Fak akto torr
Fund Fundam amen enta tall
terh terhad adap ap
Kelengkapan Kelengkapan Pengungkap Pengungkapan an Laporan Laporan Keuangan Keuangan Perusahaan Perusahaan Manufkatur Manufkatur yang Terd Terdaft aftar ar di Burs Bursaa Efek Efek Jaka Jakarta rta”” yang yang bert bertuj ujua uan n meng menget etah ahui ui ada ada atau atau
tida tidakn knya ya
peng pengar aruh uh
rasi rasio o
liku likuid idit itas as,,
rasi rasio o
leve levera rage ge,,
rasi rasio o
11
prof profit itab abil ilit itas as,, terhadap
pors porsii
sah saham
kele keleng ngka kap pan
publ publik ik
dan dan
ukur ukuran an
peng pengun ungk gkap apan an
lapo lapora ran n
peru perusa saha haan an keua keuang ngan an
perusahaa perusahaan n manufaktu manufakturr yang yang terdaf terdaftar tar di Bursa Bursa Efek Efek Jakart Jakarta a. Serta, berapa besarnya besarnya pengaruh pengaruh rasio rasio likuidit likuiditas, as, rasio rasio leverage, leverage,
rasio profitabilitas, porsi porsi saham publik publik dan ukuran ukuran perusahaa perusahaan n terh terhad adap ap
kele keleng ngka kapa pan n
peng pengun ungk gkap apan an
lapo lapora ran n
keua keuang ngan an
perusa perusahaa haan n manuf manufakt aktur ur yang yang terdaf terdaftar tar di Bursa Bursa Efek Efek Jakart Jakarta. a. Kesimpulan penelitian Hertanti (2005) hanya rasio leverage , porsi saham publik, dan dan ukur ukuran an peru perusa saha haan an yang yang berp berpen enga garu ruh h posi positi tiff
terh terhad adap ap kele keleng ngka kapa pan n
pengungkapan laporan keuangan, sedangkan rasio likuiditas mempunyai pengaruh nega negati tif. f.
Untu Untuk k
rasi rasio o
prof profit itab abil ilit itas as,,
tida tidak k
memp mempen enga garu ruhi hi
kele keleng ngka kapa pan n
pengungkapan laporan keuangan. Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Hertanti (2005) dengan pen penel elit itia ian n saat saat ini ini adal adalah ah sumb sumber er peng pengun ungk gkap apan an lapo lapora ran n keua keuang ngan an yang yang digunakan adalah Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor: SE02/PM/2002 Tanggal : 27 Desember 2002. Lalu, objek penelitian menggunakan perusahaan yang listing di BEI dari sektor manufaktur. Perbed Perbedaan aan antara antara peneli penelitian tian Novian Novianii (2006) (2006) dengan dengan penelit penelitian ian saat saat ini adalah variabel bebas nya. Variabel bebas yang digunakan pada penelitian yang dilakukan dilakukan oleh Hertanti Hertanti (2005), (2005), adalah rasio likuiditas likuiditas,, leverage , profitabilitas, porsi saham publik dan ukuran perusahaan, sedangkan pada penelitian saat ini variabel bebas yang digunakan adalah tingkat likuiditas, tingkat leverage , tingkat profitabili profitabilitas, tas, ukuran ukuran perusahaan perusahaanan an status status modal perusahaan. perusahaan. Perbedaan Perbedaan lainnya lainnya
12
adalah periode penelitian yang digunakan oleh Hertanti (2005) adalah tahun 20022003, sedangkan pada penelitian saat ini periode yang digunakan adalah tahun 2007-2009.
2. Landasan Teori a.
Laporan Keuangan
(1)
Definisi Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan awalnya hanyalah sebagai alat
untuk melihat pekerjaan pada bagian pembukuan, tetapi selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat untuk melihat saja tetapi sebagai dasar untuk menentukan menentukan dan menilai menilai posisi-po posisi-posisi sisi keuangan keuangan perusahaan perusahaan tersebut tersebut dimana dimana dari dari hasil hasil analis analisaa terseb tersebut ut pihak-p pihak-piha ihak k yang yang berkep berkepent enting ingan an dapat dapat mengambil suatu keputusan. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang telah telah dijalan dijalankan kan oleh oleh perusa perusahaa haan. n. Lapora Laporan n keuang keuangan an merupa merupakan kan sarana sarana pengkomu pengkomunikas nikasian ian informasi informasi keuangan keuangan utama terhadap terhadap pihak-piha pihak-pihak k diluar korporasi. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam dalam nilai nilai monete moneterr (Kieso (Kieso,, Weygan Weygandt dt and Warfiel Warfield, d, 2010:5 2010:5). ). Lapora Laporan n keua keuang ngan an meru merupa paka kan n bagi bagian an dari dari pros proses es pela pelapo poran ran keua keuang ngan an.. Lapo Laporan ran keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (dapat disajikan dengan laporan arus dana atau arus kas), catatan dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan (IAI, 2009:1). Oleh karena itu, laporan
13
keuangan adalah seperti ‘alat public relation’ dalam hal keuangan atau kinerja per perus usah ahaa aan n
terh terhad adap ap
piha pihak k
yang yang
memp mempun unya yaii
kepe kepent ntin inga gan n
terh terhad adap ap
perusahaan. Penyusunan laporan keuangan dilakukan secara periodik. Periode yang biasanya digunakan adalah tahunan yang mulai 1 Januari dan berakhir tanggal 31 Desember. Periode seperti ini disebut periode tahun kalender. Selain tahun kalender, periode akuntansi bisa juga dimulai dari tanggal selain tanggal 1 Januari (Baridwan, 1992; dalam Pamungkas, 2007).
(2)
Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan, karena merupakan produk atau perusahaan maka
haruslah memiliki tujuan. Mengingat sasaran dari laporan keuangan adalah dari perusa perusahaa haan, n, maka maka tujuan tujuan dari dari lapora laporan n keuang keuangan an adalah adalah stakeholders dari menginformasikan kinerja keuangan perusahaan dengan baik dan benar. Ini harus harus dipenu dipenuhi hi agar agar para para pemaka pemakaii lapora laporan n keuang keuangan an dapat dapat menger mengerti ti dari dari substansi ekonomik laporan tersebut. Menu Menuru rutt Kera Kerang ngka ka Dasa Dasarr Peny Penyus usun unan an dan dan Peny Penyaj ajia ian n Lapo Lapora ran n Keuang Keuangan, an, tujuan tujuan dari dari lapora laporan n keuang keuangan an adalah adalah member memberika ikan n inform informasi asi tentang posisi, keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputu keputusan san-kep -keputu utusan san
(stewardship)
ekonom ekonomii
serta serta
menunj menunjukk ukkan an
pertan pertanggu ggungj ngjawa awaban ban
mana manajem jemen en atas atas peng penggu guna naan an sumb sumberer-su sumb mber er daya daya yang yang
14
dipe diperca rcaya yaka kan n kepa kepada da mere mereka ka (IAI, (IAI, 2009 2009:3 :3). ). Lalu Lalu,, menu menuru rutt Epst Epstei ein n and and Jermakowicz (2007), tujuan dari laporan keuangan adalah:
“Which previously had been revised in 2003 and which received furth further er amendm amendment entss in 2005 2005 and 2007, 2007, refers refers to finan financi cial al statements statements as a structure representation of the financial financial position and financial performance of an entity and elaborates that the objective of financial statements is to provide information about entity financial position, its financial performance and its cash flow, which is then utilized by a wide spectrum of end users in making economic decision. In addition, addition, financial financial statements statements also sho show w resu result lt of mana manage geme ment nt stew stewar ards dshi hip p of the the reso resour urce cess entrusted to it. All this information is communicated through a complete set of financial statements” Jadi Jadi secara secara garis garis besar besar menuru menurutt International International Financial Reporting PSAK tujuan tujuan dari dari lapora laporan n keuang keuangan an yang yang dilapo dilaporka rkan n oleh oleh Standards dan PSAK perus perusaha ahaan an adalah adalah member memberika ikan n inform informasi asi keuang keuangan an perusa perusahaa haan n agar agar para para pen pengg ggun unan anya ya dapa dapatt
meng menggu guna naka kan n
lapo lapora ran n
ters terseb ebut ut untu untuk k meng mengam ambi bill
keputusan ekonomis dan berguna untuk mereka.
(3)
Karkteristik Ku Kualitatif La Laporan Ke Keuangan Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi
dalam laporan keuangan dapat berguna bagi pemakai. Terdapat 4 (empat) karakteristik kualitatif pokok laporan keuangan antara lain (IAI, 2009:5): -
Dapat Dipahami Kualit Kualitas as pentin penting g inform informasi asi yang yang ditamp ditampung ung dalam dalam lapora laporan n keuang keuangan an adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. Untuk maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai
15
tentan tentang g aktivi aktivitas tas ekonom ekonomii dan bisnis bisnis,, akunta akuntansi nsi,, serta serta kemaua kemauan n ntuk ntuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. -
Relevan Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi ekonomi pengguna pengguna dengan dengan membantu membantu mereka mengevalua mengevaluasi si peristiwa peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
-
Handal Info Inform rmas asii memi memili liki ki kual kualit itas as anda andall jika jika beba bebass dari dari peng pengert ertia ian n yang yang menyes menyesatk atkan, an, kesalah kesalahan an materia materiall dan dapat dapat dianda diandalka lkan n pemaka pemakainy inyaa sebagai penyajian yang tulus atau jujur ( faithfull representation) dari yang seha seharu rusn snya ya disa disaji jika kan n dan dan atau atau yang yang seca secara ra wajar wajar diha diharap rapka kan n dapa dapatt disajikan.
-
Dapat Diband andingkan Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan (tren) posisi dan kinerja keuang keuangan. an. Penggu Pengguna na juga juga harus harus dapat dapat memban membandin dingka gkan n lapora laporan n antar antar peru perusa saha haan an untu untuk k meng mengev eval alua uasi si kine kinerja rja keua keuang ngan an peru perusa saha haan an bila bila dibandingkan dengan perusahaan sejenis atau dengan rata-rata industri. Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan,
dalam praktiknya praktiknya,, keseimbang keseimbangan an atau trade-off diantara diantara berbagai berbagai karakteristik karakteristik kualitatif sering diperlukan. Pada umumnya tujuannya adalah untuk mencapai suatu keseimbangan yang tepat diantara berbagai karakteristik untuk memenuhi
16
tujuan laporan keuangan. Kepentingan relatif dari berbagai karakteristik dalam berbagai kasus yang berbeda merupakan masalah pertimbangan profesional. (IAI, 2009)
(4)
Prinsip Laporan Keuangan Kita Kita
sebag ebagai ai
akad akadem emis isii
dalam alam
bidan idang g
akun akunta tan nsi, si,
seca secara ra
umum mum
menggunak menggunakan an prinsip-pri prinsip-prinsip nsip akuntansi akuntansi untuk mencatat mencatat transaksi-tr transaksi-transak ansaksi si yang ada di perusahaan. Prinsip-prinsip yang ada, menurut Kieso, dkk. (2010:38), yaitu
prinsip historical cost, revenue recognition, matching, dan full disclosure . Prinsip historical cost mengaharuskan semua pos yang ada didalam laporan keuangan dicatat sesuai dengan harga perolehannya. Prinsip revenue recognition menetukan kapan sebuuah transaksi disebut sebagai kegiatan penjualan. Bisa jadi saat barang keluar gudang, barang diterima pelanggan, atau pada saat uang kas dari transaksi tersebut diterima oleh perusahaan. Prinsip matching adalah dimana pada saat ada biaya yang keluar, harus ada pemasukan dari biaya yang dikeluarkan tersebut. Sedang Sedangkan kan untuk untuk prinsi prinsip p full prinsip p ini mengha mengharus ruskan kan lapora laporan n full disclosu disclosure re, prinsi keuangan keuangan perusahaan perusahaan diungkapk diungkapkan an selengkap selengkap mungkin mungkin agar pengguna pengguna laporan laporan keuang keuangan an dapat dapat mengam mengambil bil keputu keputusan san yang yang bernil bernilai ai ekonom ekonomis is dari dari lapora laporan n tersebut. Dala Dalam m
penel enelit itia ian n
(pen (pengu gung ngka kapa pan) n)..
Ini Ini
ini, ini,
akan akan
dika dikare rena naka kan n
difo difoku kusk skan an lapo lapora ran n
pad pada
keua keuang ngan an
prins rinsip ip
disclosure
ditu dituju juka kan n
kepa kepada da
penggunan penggunanya ya stakeholders perusaha ahaan) an) agar agar mereka mereka mendap mendapatk atkan an inform informasi asi (stakeholders perus
17
yang yang cukup cukup untuk untuk mengam mengambil bil keputu keputusan san.. Inform Informasi asi yang yang cukup cukup akan akan dapat dapat terwujud terwujud bila laporan laporan keungan keungan diungkapka diungkapkan n secara wajar dan sesuai standarnya standarnya.. Jadi tingkat pengungkap pengungkapan an laporan laporan keuangan keuangan yang dilakukan dilakukan oleh perusahaan akan akan memp mempen enga garu ruhi hi kual kualit itas as dari dari info inform rmas asii yang yang akan akan diter diterim imaa oleh oleh para para penggunanya.
b.
Pengungkapan
(1)
Definisi Pe Pengungkapan Secara harafiah, menurut Chariri dan Ghozali, (2000:235, (2000:235, dalam Hertanti
2005) 2005) pengungk pengungkapan apan berarti berarti memberikan memberikan informasi, informasi, baik secara sukarela atau akan akan sesu sesuai ai deng dengan an pera peratu tura ran n huku hukum m atau atau perat peratur uran an di tempa tempatt kerj kerja. a. Kata Kata
disclosure memiliki arti tidak menutup-nutupi atau menyembunyikan hal yang ada sebenarnya (Noviani, 2006). Apabila dikaitkan dengan informasi, disclosure berarti memberikan informasi yang bermanfaat kepada pihak yang memerlukan (Irawan, (Irawan, 2006). 2006). Jadi informasi tersebut harus benar-benar benar-benar bermanfaat, bermanfaat, karena apabila tidak bermanfaat, tujuan dari pengungkapan tersebut tidak akan tercapai. Bila ini ditarik ke topik kita saat ini, laporan keuangan, disclosure dapat diartikan arti bahwa laporan keuangan harus bisa memberikan informasi dan penjelasan yang cukup dan sesuai sesuai tentang tentang kinerja kinerja suatu perusahaan. perusahaan. Sedangkan menurut Evans (2003, dalam Soewardjono, 2008:578) pengungkapan adalah “… means supplying information in the financial statements, including the statements themselves, the notes to the statements and and the the supp supple leme ment ntar aryy disc disclo losu sure ress asso associ ciat ated ed with with the the statements. It does not extend to public or private statements made made by manage managemen mentt or inform informat ation ion provi provided ded outsid outsidee the the financial statements”
18
Dengan Dengan demiki demikian, an, inform informasi asi terseb tersebut ut harus harus lengka lengkap, p, jelas jelas dan dapat dapat mengga menggamba mbarka rkan n secara secara tepat tepat kejadi kejadian-k an-kejad ejadian ian ekonom ekonomii yang yang berpen berpengar garuh uh terhadap hasil kinerja suatu perusahaan tersebut. Ini harus dipenuhi dipenuhi karena tujuan dari laporan keuangan keuangan yang telah dijabarkan diatas menyebutkan menyebutkan bahwa laporan keua keuang ngan an haru harusl slah ah memb memberi erika kan n info inform rmas asii keua keuang ngan an peru perusa saha haan an agar agar para para penggunanya dapat menggunakan laporan tersebut untuk mengambil keputusan ekon ekonom omis is dan dan berg bergun unaa untu untuk k mere mereka ka.. Ini Ini juga juga sesu sesuai ai deng dengan an Statemen Statementt of no. 1 (yan (yang g dike dikelu luar arka kan n oleh oleh Financial Financi Financial al Account Accounting ing Concepts Concepts no. ), meny menyat atak akan an bahw bahwaa lapo laporan ran keua keuang ngan an haru haruss Account Accounting ing Standard Standard Board Board menyajikan informasi yang berguna untuk investor dan calon investor, kreditor dan pemakai lain dalam pengambilan keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis lain yang rasional (Irawan, 2006). Informasi tersebut harus dapat dipahami oleh mereka yang mempunyai wawasan bisnis dan ekonomi (Verdiyana, 2006). Dalam akuntansi akuntansi,, pengungkapan mengacu pada perusahaan menyebarkan inform informasi asi tentan tentang g kinerja kinerja masa masa lalu lalu keuang keuangan, an, ramala ramalan n masa masa depan, depan, ataupun ataupun operasi saat ini dimana hal-hal yang diungkapkan telah diatur oleh regulator. Kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sangat bergantung pada standar. Pengungkapan laporan keuangan yang memadai bisa ditempuh melalui penerapan regu regula lasi si info inform rmas asii yang yang baik baik.. Regu Regulas lasii info inform rmas asii keua keuang ngan an di Indo Indone nesi siaa dilaksanakan oleh pemerintah melalui UU pasar modal, BAPEPAM sebagai salah satu unit di Lingkungan Departemen Keuangan Republik Indonesia, Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) melalui Standar Akuntansi Keuangan.
19
(2)
Tujuan Pengungkapan Tujuan dari pengungkapan laporan keuangan secara umum adalah untuk
memperjelas inforamsi yang ada agar informasi tersebut dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Secara terperinci, Soewardjono (2008:580) membaginya menjadi tiga, yaitu: -
Melindungi
Tidak semua pemakai itu sophisticated , sehingga pemakai yang naif perlu dili dilind ndun ungi gi dari dari meng mengun ungk gkap apan an info inform rmas asii yang yang mere mereka ka tida tidak k mung mungki kin n memperolehnya atau tidak mungkin mengolah informasi untuk menangkap substansi ekonomik yang melandasi pos statement keuangan tersebut. Dengan ini tingkat pengungkapan relatif harus lebih tinggi.
-
Informatif
Dasar gagasan bahwa pemakai yang dituju sudah jelas berada pada tingkat kecanggihan kecanggihan tertentu, tertentu, maka pengungk pengungkapan apan lebih ditujukan sebagai sarana untuk menyediakan menyediakan informasi informasi yang dapat membantu membantu kefektifan kefektifan pengambila pengambilan n keputusan pemakai tersebut -
Kebutuhan Kh Khusus
Apa yang diungkapkan kepada publik dibatasi dengan apa yang dipandang bermanfaat bagi pemakai yang dituju. Sementara untuk tujuan pengawasan, informasi tertentu harus di sampaikan kepada badan pengawas berdasarkan peraturan melalui form-form yang menutut pengungkapan secara rinci.
20
(3)
Tingkat Pengungkapan Tingkat pengungkapan memang haruslah ditentukan karena terlalu banyak
informasi sama tidak menguntungkannya dengan terlalu sedikit informasi. Maka diperukan kriteria atau pertimbangan untuk menentukan batas atas (cost>benefit) atau batas bawah (materialitas). Dalam pengungkapan, batas atas (tingkat penuh) memberikan masalah dan kontroversi yang lebih besar dari pada tingkat bawah. Artiny Artinya, a, menent menentuka ukan n seberap seberapaa luas luas pengun pengungka gkapan pan harus harus diungk diungkapk apkan an lebih lebih problematik daripada menentukan informasi mana yang tidak perlu diungkapkan. Maka dari itu tingkat pengungkapan dibagi menjadi 3 bagian yaitu (Soewardjono; 2008:581): -
Memadai
Tingkat ini merupakan tingkat minimum yang harus dipenuhi oleh perusahaan agar laporan keuangan tidak menyesatkan para penggunanya (secara harafiah) untuk pengambilan keputusan. -
Wajar
Ini adalah masuk ke tingkatan yang harus dicapai agar semua pihak mendapat perlakuan atau pelayanan informasional yang sama dan tidak ada preferensi dalam pengungkapan informasi. -
Penuh
Tingka Tingkatt penuh penuh menunt menuntut ut penyaj penyajian ian secara secara penuh penuh semua semua inform informasi asi yang yang berkaitan dengan pengambilan keputusan yang dituju. Berbagai hal menjadi perti pertimba mbanga ngan n penyu penyusun sun standa standarr atau atau badan badan pengaw pengawas as untuk untuk menent menentuka ukan n
21
seberapa banyak informasi harus diungkapkan. Pengungkapan yang lebih luas bia biasa sany nyaa terk terken enda dala la oleh oleh keen keengg ggan anan an peru perusa saha haan an untu untuk k meny menyed ediak iakan an informasi. Dalam hal seperti ini, keterlebihan informasi (information overload ) harus menjadi pertimbangan. Keterlebihan informasi adalah penyediaan informasi yang mele melebi bihi hi kema kemamp mpua uan n pema pemaka kaii untu untuk k menc mencer erna nany nyaa secar secaraa efekt efektif. if. Bahk Bahkan an menurut regulator, pengungkapan wajib harus dipertimbangkan atas dasar apakah informasi yang sama sebenarnya dapat diperoleh pemakai dari sumber selain yang disediakan melalui pelaporan keuangan atau laporan tahunan. Sumber lain ini dalam dalam hal hal tert terten entu tu just justru ru lebih lebih efekt efektif if dari daripa pada da info inform rmas asii yang yang dise disedi diak akan an perusahaan. Soewardjono (2008: 582). Yang Yang paling paling umum umum diguna digunakan kan dalam dalam pengun pengungka gkapan pan suatu suatu perusa perusahaa haan n adalah pengungkapan yang cukup ( adequate disclosure ), karena pengungkapan ini ini menc mencak akup up peng pengun ungk gkap apan an mini minima mall yang yang haru haruss dila dilaku kuka kan n agar agar lapo lapora ran n keuang keuangan an tidak tidak menyes menyesatk atkan. an. Sedang Sedangkan kan pengun pengungka gkapan pan wajar wajar dan lengka lengkap p merupa merupakan kan konsep konsep yang yang lebih lebih bersif bersifat at posit positif. if. Pengun Pengungka gkapan pan secara secara wajar wajar menunu menunujuk jukkan kan tujuan tujuan etis etis agar agar dapat dapat member memberika ikan n perlak perlakuan uan yang yang sama sama dan bersifat umum bagi semua pemakai laporan keuangan
c.
Indeks Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Strukt Struktur ur pengat pengatura uran n di Indone Indonesia sia kurang kurang lebih lebih sama sama dengan dengan yang yang
diterapkan di Amerika yaitu struktur pengaturan ganda (IAI dan BAPEPAM). Dala Dalam m
hal hal
ini, ini,
BAPE BAPEPA PAM M
leb lebih
berk erkepen epenti tin ngan gan
deng engan
ting tingka katt
22
pengungk pengungkapan apan dan apa yang harus diungkapk diungkapkan an terutama terutama untuk untuk kepentingan kepentingan pendaftaran publik dan penawaran perdana. Ketentuan tentang pengungkapan yang yang diwa diwaji jibk bkan an oleh oleh BAPE BAPEPA PAM M ditu dituan angk gkan an dala dalam m bent bentuk uk kepu keputu tusa san n BAPEPAM sedangkan pengungkapan yang diwajibkan oleh IAI dituangkan dalam berbagai pasal dan tersebar di berbagai pernyataan standar. Standar akuntansi (PSAK) dan ketentuan BAPEPAM mengeluarkan daftar daftar untuk untuk mengev mengevalu aluasi asi tingka tingkatt pengun pengungka gkapan pan di Indone Indonesia sia.. Daftar Daftar ini dapat memberi gambaran tentang butir-butir apa saja yang harus diungkapkan dala dalam m peny penyam ampa paia ian n info inform rmas asii keua keuang ngan an kepa kepada da publ publik ik.. Dafta Daftarr buti butir r pen pengu gung ngka kapa pan n ters terseb ebut ut digu diguna naka kan n untu untuk k mene menent ntuk ukan an ting tingka katt keta ketaat atan an pengungkapan yang diukur dengan indeks pengungkapan ( disclosure index ) yait yaitu u
peng pengun ungk gkap apan an
yang yang
nyat nyatan anya ya
dila dilaks ksan anak akan an
diba diband ndin ing g
deng dengan an
pengungkapan yang seharusnya (daftar butir pengungkapan). Dalam penelitian ini yang digunakan digunakan adalah Surat Edaran Ketua Bapepam Bapepam No.SE-02/PM/2002 Tanggal 27 Desember 2002. Pengungkapan yang diatur adalah pos-pos dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
d.
Fakt aktor-F r-Faktor yang Mempengaruh ruhi Ting ingkat Ke Kelengkapan Laporan
Keuangan Terdapat 5 (lima) faktor pendukung yang digunakan dalam penelitian saat ini, yaitu: (1) Tingkat Tingkat Likuiditas Likuiditas
23
Tingkat Tingkat likuiditas likuiditas menunjukk menunjukkan an kemampuan kemampuan perusahaan perusahaan memenuhi memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek (Smith, 2005:81). Tingkat likuiditas juga mnegindikasikan berapa kali aset lancar akan mampu membiayai kewajiban lancarnya (Tyran, 1992:77). Likuiditas juga dapat mempunyai arti perusahaan mempunyai cukup dana di tangan untuk membayar tagihan pada saat jatuh tempo dan berjaga-jaga terhadap kebutuhan kas yang tidak terduga. Likuiditas menunjukka menunjukkan n kondisi kondisi keuangan keuangan perusahaan. perusahaan. Perusahaan Perusahaan yang mempunyai mempunyai cukup cukup kemamp kemampuan uan untuk untuk membay membayar ar utang utang jangka jangka pendek pendek disebu disebutt sebaga sebagaii perusahaan yang likuid. Suatu perusahaan dikatakan likuid atau mempunyai posisi keuangan yang kuat apabila mampu: (Pamungkas, 2007) - Memenuhi kewajiban-kewajibannya (lancar) tepat pada waktunya. - Memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi yang normal. - Membayar bunga dan deviden yang dibutuhkan. - Memelihara tingkat kredit yang menguntungkan. Tingka Tingkatt likuid likuidita itass dapat dapat dipand dipandang ang dari dari dua sisi. sisi. Keseha Kesehatan tan suatu suatu perus perusaha ahaan an yang yang dicerm dicermink inkan an dengan dengan tinggi tingginya nya rasio rasio likuid likuiditas itas (diuku (diukur r dengan current diharapka pkan n berhub berhubung ungan an dengan dengan luasny luasnyaa tingka tingkatt current ratio) ratio) dihara pengungk pengungkapan. apan. Hal ini didasarkan didasarkan dari adanya adanya pengharapan pengharapan bahwa secara finansial finansial perusahaan perusahaan yang kuat akan lebih mengungkapka mengungkapkan n informasi informasi dari pada perusahaan yang lemah. lemah. Tetapi Tetapi sebaliknya, sebaliknya, jika likuiditas likuiditas dipandang sebagai ukuran kinerja, perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas rendah perlu memberikan informasi yang lebih rinci untuk menjelaskan lemahnya kinerja dibanding perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas yang tinggi
24
(Simanjuntak dan Widiastuti, 2004; pada Benardi dkk., 2008). Meskipun rasio ini tidak bicara masalah solvabilitas dan biasanya tidak terlalu penting; tapi bila rasio ini jelek dalam jangka panjang tentu akan mempengaruhi kinerja per perus usah ahaa aan n (Har (Haraf af dan dan Haki Hakim, m, 2005 2005). ). Tida Tidak k ada ada stan standa darr baku baku yang yang menyebutkan berapa sebaiknya nilai dari tingkat likuiditas ini, tapi selama ini diya diyaki kini ni sebu sebuah ah peru perusa saha haan an bera berada da dala dalam m taraf taraf yang yang aman aman bila bila Rasi Rasio o Lancarnya berada di kisaran 2:1, ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Tyran (1992:78) Ting ingkat kat
lik likuid uiditas itas
peru erusah sahaan aan
dapat apat
diuk iukur
den dengan gan
meto metode de
penghitungan rasio. Menurut Subhamayam and Wild (2008), rasio likuiditas dibagi menjadi 4 jenis, yaitu: -
Rasio Lancar (Current Ratio ) Rasio ini mengukur seberapa jauh aktiva lancar perusahaan bisa dipakai untuk untuk memenu memenuhi hi kewajib kewajiban an lancarn lancarnya. ya. Rasio Rasio ini dinyat dinyataka akan n sebaga sebagaii berikut: Aset Lancar Rasio Lancar = Hutang Lancar Aset lancar terdiri dari: kas atau setara kas, investasi jangka pendek, wesel tagih, piutang usaha, piutang lain-lain, persediaan, pajak dibayar dimu dimuka ka,, biay biayaa diba dibaya yarr dimu dimuka ka dan dan akti aktiva va lanc lancar ar lain lain-la -lain in Huta Hutang ng lancar/Kewajiban lancar terdiri dari: pinjaman jangka pendek, wesel bayar, hutang usaha, hutang pajak, beban masih harus dibayar, bagian kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun dan kewajiban
25
lancar lain-lain. Rasio ini menunjukka menunjukkan n sejauh sejauh mana kewajiban lancar dapat dipenuhi dipenuhi dengan aktiva aktiva lancar sehingga sehingga rasio ini yang paling lazim digunakan.
-
Rasio Cepat ( Acid Acid Test Ratio ) Rasio ini berfungsi untuk menjembatani kekurangan yang disajikan oleh curre Rasio o ini ini bena benarr-be bena narr meng menguk ukur ur kema kemamp mpua uan n current nt ratio ratio. Rasi perus perusaha ahaan an untuk. untuk.mem memenu enuhi hi kewaji kewajiban ban jangka jangka pendek pendek melalu melaluii aktiva aktiva lancar yang benar-benar likuid. Persediaan merupakan rekening yang paling lama untuk berubah menjad menjadii kas (yaitu (yaitu harus harus melewat melewatii banyak banyak piutan piutang g dulu), dulu), dan tingka tingkatt kepastian nilainya rendah, maka rekening persediaan mungkin dikeluarkan dari perhitungan. perhitungan. Dengan Dengan demikian demikian maka rasionya dinyatakan sebagai berikut: Aset Lancar – Persediaan Rasio Cepat = Hutang Lancar
-
Collection Period Rasio Rasio ini menguk mengukur ur berapa berapa hari hari sebuah sebuah piutan piutang g dagang dagang dapat dapat tertagih. Semakin cepat piutang tertagih maka perusahaan berada dalam kondisi yang lebih likuid karena piutangnya dapat cepat dikonversikan sebagai kas. Dengan demikian maka rasionya dinyatakan sebagai berikut:
26
Collection Period = -
Rata - rata saldo Piutang Penjualan/ 360 hari
Days to Sell Inventory Rasio ini mengukur berapa lama perusahaan mampu mengkonversi persed persediaa iaanny nnyaa menjad menjadii kas dengan dengan cara menjua menjualny lnya. a. Semaki Semakin n cepat cepat sebuah sebuah persed persediaa iaan n terjual terjual,, maka maka perusa perusahaa haan n tersebu tersebutt semain semain likuid likuid.. Dengan demikian maka rasionya dinyatakan sebagai berikut:
Days to Sell Inventory
R a t a- r a t as a l d Po e r s e d i a a =
H a r g Pa o k o Pk e n j u a l 3a 6n /0h a r
Dalam penelitian saat ini, rasio lancar dipilih sebagai proksi dari tingkat likuiditas perusahaan. Alasan utama dari rasio lancar dipilih karena kema kemamp mpua uan n dari dari rasi rasio o lanc lancar ar untu untuk k dapa dapatt meng menguk ukur ur deng dengan an baik baik kesehatan dari sebuah perusahaan dalam jangka pendek (Tyran, 1992: 78). Selain itu rasio lancar merupakan pengukuran pengukuran yang paling dapat diterima umum karena memasukkan semua kompoen aset lancar, tidak seperti rasio cepat cepat yang yang tidak tidak mengik mengikut ut sertak sertakan an persed persediaa iaan. n. Padaha Padahal, l, belum belum tentu tentu sebuah persediaan sulit untuk diubah menjadi kas.
(2) (2) Ting Tingka katt Leverage Konsep tingkat leverage keuangan, keuangan, mengacu mengacu pada jumlah jumlah pendanaan pendanaan utan utang g dala dalam m stru strukt ktur ur moda modall peru perusa saha haan an (Tyr (Tyran an,, 1992 1992:9 :96) 6).. Peru Perusa saha haan an menggunakan modal ekuitas sebagai dasar pinjaman dengan tujuan meraih kelebihan pengembalian. Tingkat leverage mengukur kemampuan perusahaan untu untuk k berta bertaha han n hidu hidup p selam selamaa jang jangka ka wakt waktu u yang yang panj panjan ang, g, lain lain deng dengan an
27
likuiditas yang hanya mengukur dari sisi jangka pendeknya saja. Kreditur jan jangk gkaa panj panjan ang g dan dan peme pemega gang ng saha saham m berk berkep epen enti ting ngan an dalam dalam leverage perus perusaha ahaan, an, terist teristime imewa wa kesang kesanggup gupann annya ya membay membayar ar bunga bunga atau atau pokok pokok pinjaman jatuh tempo (Simamora, 2000; dalam Pamungkas, 2007). Leverage berkaitan dengan bagaimana perusahaan didanai, lebih banyak menggunakan utang utang atau modal modal yang yang berasa berasall dari dari pemega pemegang ng saham. saham. Perusa Perusahaa haan n dengan dengan tingkat leverage tinggi tinggi menang menanggun gung g biaya biaya pengaw pengawasa asan n yang yang tinggi tinggi.. Jika Jika menyediaka menyediakan n informasi informasi secara lebih komprehensif komprehensif akan membutuhka membutuhkan n biaya lebi lebih h ting tinggi gi,, maka maka peru perusa saha haan an deng dengan an leve levera rage ge yang yang lebi lebih h ting tinggi gi akan akan menyediaka menyediakan n informasi informasi secara lebih komprehens komprehensif if (Jensen (Jensen and Meckling, Meckling, 1976; pada Sofiana, 2010). Strukt Struktur ur keuang keuangan an perusa perusahaa haan n memili memiliki ki kaitan kaitan yang yang erat dengan dengan inform informasi asi keuang keuangan an yang yang akan akan disamp disampaik aikan an kepada kepada para para penyed penyedia ia dana. dana. Tambahan Tambahan informasi informasi diperlukan diperlukan untuk menghilangkan menghilangkan keraguan keraguan pemegang pemegang saham terhadap dipenuhinya hak-hak mereka sebagai kreditur. Tinggi rendahnya tingkat leverage dapat diukur dengan penghitungan rasio. Menurut Subhamayam and and Wild (2008), rasio leverage ini dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu: - Debt to Asset Rasio Rasio ini menguk mengukur ur besarn besarnya ya total total aktiva aktiva yang yang dibiay dibiayai ai oleh oleh kredit kreditur ur perusahaan. Semakin tinggi rasio tersebut semakin banyak uang kreditur yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio debt to asset dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
28
Total Debt Debt to Asset = Total Asset
- Debt to Equity Rasio hutang terhadap ekuitas dihitung dengan jalan membagi total hutang perusahaan (termasuk kewajiban lancar) dengan ekuitas pemegang saham. Rasio ini diukur dengan perhitungan:
Total Debt Debt to Equity = Shareholder’s Equity
Rasi Rasio o huta hutang ng terh terhad adap ap ekui ekuita tass berb berbed eda-b a-bed edaa terg tergan antu tung ng dari dari karakteristik bisnis dan keberagaman arus kas. Perusahaan dengan arus kas yang stabil biasanya memiliki rasio hutang terhadap ekuitas yang lebih tinggi daripada perusahaan dengan arus kas yang kurang stabil. Semakin rendah rendah rasio rasio ini, ini, semaki semakin n tinggi tinggi tingka tingkatt pendan pendanaan aan perusa perusahaa haan n yang yang disedi disediaka akan n oleh oleh pemega pemegang ng saham saham dan semaki semakin n besar besar batas batas pengam pengaman an pemberi pinjaman jika terjadi penyusutan nilai aktiva atau kerugian. Pada penelitian penelitian saat ini, tingkat tingkat leverage diproksikan dengan debt
to equity ratio . DER dipilih karena kemampuannya untuk memprediksi kerent kerentana anan n pendan pendanaan aan sebuah sebuah perusa perusahaa haan n dalam dalam jangka jangka panjan panjang. g. Dan dimana tingkat kerentanan tersebut akan berimplikasi langsung pada biaya pengawasan yang lebih tinggi (Jensen dan Meckling, 1976). Jadi karena pertimbangan kerentanan jangka panjang itulah pengungkapan yang lebih menyeluruh dari laporan perusahaan harus dipertimbangkan.
29
(3) Tingkat Tingkat Profitabilit Profitabilitas as Profit Profitabi abilit litas as adalah adalah,, kemamp kemampuan uan perusa perusahaa haan n mengha menghasil silkan kan laba laba (Smith, 2005). Semakin tinggi tingkat profitabilitas, berarti semakin tinggi kemampuan kemampuan perusahaan perusahaan memperoleh laba. Tidak dipungkiri dipungkiri walau banyak pihak yang menyebutkan bahwa laba bukan segalanya, tetapi faktor ini yang menggerakkan investor-investor untuk masuk ke perusahaan. Sehubu Sehubunga ngan n dengan dengan keleng kelengkap kapan an lapora laporan n keuang keuangan, an, perusa perusahaa haan n dengan dengan laba laba yang yang besar besar akan akan terpac terpacu u untuk untuk “mempe “memperton rtontok tokan” an” lapora laporan n keuangannya dengan cukup lengkap. Ini terjadi didasari karena, perusahaan ingin unjuk kebolehan mengenai kinerjanya bagaiamana ia menghasilkan laba dalam satu tahun terakhir (Singvi dan Desai, 1971; pada Benardi dkk., 2008). Tetapi dilain sisi, tingkat profitabilitas dan kelengkapan pengungkapan dapat saja menunjukkan arah negatif. Ini terjadi karena kecenderungan perusahaan yang memiliki memiliki profit tinggi tinggi tidak ingin membayar membayar pajak yang besar, jadi laba yang yang ada ada tida tidak k disa disamp mpaik aikan an selu seluru ruhn hnya ya oleh oleh peru perusa saha haan an (Alm (Almil ilia ia dan dan Retrin Retrinasa asari, ri, 2007). 2007). Akibat Akibatny nyaa pos-p pos-pos os yang yang lain lain (yang (yang berkai berkaitan tan dengan dengan kegiatan penghasil laba) akan ikut tereduksi pengungkapannya. Untuk Untuk menghi menghitun tung g tingka tingkatt profit profitabi abilit litas as dapat dapat dilaku dilakukan kan dengan dengan menggu menggunak nakan an metode metode rasio. rasio. Terdap Terdapat at 3 jenis jenis penguk pengukura uran n profita profitabil bilitas itas menurut Tyran (1992:87) yaitu: -
Gross Profit Margin Rasio ini dapat diukur dengan cara:
30
Sales – Cost of Sales Gross Profit Margin= Sales -
Operating Profit Margin Rasio ini dapat diukur dengan cara:
Income from Operations Operating Profit Margin= Sales - Net Profit Margin Rasio ini dapat diukur dengan cara:
Net Income Net Profit Margin= Sales Net profit margin dipilih sebagai proksi dari tingkat profitabilitas perusahaan. Rasio ini dipilih karena mempertimbangkan laba yang aktual adalah laba yang benar-benar telah terpotong bunga dan pajak. Bisa saja sebuah perusahaan laba operasinya positif tetapi setelah ada pembayaran kegi kegiat atan an non non opera operasi si dan dan atau atau pemb pembay ayar aran an bung bungaa akhi akhirn rnya ya meru merugi gi.. Padahal pemabayaran hal-hal tersebut merupakan bagian yang tidak dapat lepas dari perusahaan.
(4) Ukuran Ukuran Perusah Perusahaan aan Semaki Semakin n besar besar ukuran ukuran perusa perusahaa haan, n, maka maka semaki semakin n besar besar inform informasi asi disclosure yang diungkapkan. Pernyatan tersebut mendasarkan teori keagenan dmana dmana perusa perusahaa haan n besar besar memili memiliki ki biaya biaya keagen keagenan an yang yang lebih lebih besar besar dari dari per perus usah ahaa aan n keci kecill (Jen (Jense sen n dan dan Meckl Mecklin ing, g, 1976 1976). ). Peru Perusa saha haan an besa besarr akan akan
31
mengun mengungka gkapka pkan n inform informasi asi yang yang lebih lebih banyak banyak sebaga sebagaii upaya upaya mengur mengurang angii biaya keagenan tersebut. Perusahaan yang berukuran lebih besar, cenderung memiliki public
demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang ber beruk ukur uran an kecil kecil.. Seda Sedang ngka kan n perh perhat atia ian n para para anali analiss ekon ekonom omii terh terhad adap ap perusahaan besar terletak pada peranan dan kontribusi perusahaan terhadap roda perekonomian suatu negara (Irawan, 2006). Besar (ukuran) dari sebuah perusahaan dapat diproksikan dengan 3 jenis pengukuran, yaitu jumalh total aset, kapitalisasi pasar dan penjualan. Dimana Dimana ketiga ketiga hal ini dapat dapat dihubu dihubungk ngkan an dengan dengan gambar gambaran an seperti seperti ini, ini, semakin besar aset perusahaan maka semakin banyak modal yang ditanam; semakin besar penjualan semakin banyak perputaran uang; dan semakin besar kapitalisasi pasar semakin dikenal pula perusahaan tersebut dalam masyarakat (Sudarmadji dan Sularto, 2007). Arah hubung hubungan an ternya ternyata ta bisa bisa negati negatif, f, jika jika dikaitk dikaitkan an dengan dengan teori teori bahwa perusahan besar tidak akan lepas dari tekanan politik, tekanan untuk melaksanakan melaksanakan tanggung tanggung jawab sosial. sosial. Dampaknya, Dampaknya, perusahaan perusahaan mereduksi mereduksi lapora laporan n keuang keuangan an (menja (menjadi di kurang kurang terperin terperinci) ci) karena karena ada kecend kecenderu erunga ngan n untuk menghindari pajak. Total aset dipilih sebagai proksi dari variabel ukuran perusahaan. Ini dikaren dikarenaka akan n total total aset aset lebih lebih stabil stabil dan repres represent entatif atif dalam dalam menunj menunjukk ukkan an ukuran ukuran perusa perusahan han diband dibanding ing kapita kapitalias liasii pasar pasar dan penjua penjualan lan yang yang sangat sangat dipengaruhi oleh demand and supply (Sudarmadji dan Sularto, 2007).
32
(5) Status Status Modal Modal Perusahaan Perusahaan Meng Mengen enai ai
hubu hubung ngan an
stat status us
peru perusa saha haan an
deng dengan an
kele keleng ngka kapa pan n
pengu pengungk ngkapa apan n dapat dapat dijaba dijabarka rkan n seperti seperti ini. ini. Apabi Apabila la perusa perusahaa haan n terseb tersebut ut dimiliki oleh asing atau paling tidak merupakan anak dari perusahan asing, maka
kemampuan
untuk
mempersiapkan
laporan
yang ang
lengkap
pengungkapannya akan semakin besar, bila dibandingkan dengan perusahaan lingkup lokal. Dan lagi bila menyajikan laporan keuangan yang tidak baik pengungkapannya maka akan menurunkan citra dan kredibilitas perusahaan (Sofiana, 2010).
3. Peng Pengem emba bang ngan an Hip Hipot otes esis is a.
Pengaruh
Tingkat
Likuiditas
terhadap
Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Tingkat likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajib kewajiban an jangka jangka pendek pendeknya nya kepada kepada dengan dengan aset aset lancar lancar sebaga sebagaii jamina jaminanny nnyaa (Smith, 2005:81). Tingkat likuiditas dapat dipandang dari dua sisi. Disatu sisi, tingka tingkatt likuid likuiditas itas yang yang tinggi tinggi akan akan menunj menunjukk ukkan an kuatny kuatnyaa kondis kondisii keuang keuangan an perusahaan. Perusahaan semacam ini cenderung untuk melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas kepada pihak luar karena ingin menunjukkan bahwa perusahaan itu kredibel (Belkoui, 1978; dalam Pamungkas, 2007) Tingkat likuiditas dapat juga dipandang sebagai ukuran kinerja manajemen dalam mengelola keuangan (Wallace, 1994; dalam Fitriani, 2001). Dari sisi ini,
33
perusahaan perusahaan dengan likuiditas likuiditas rendah cenderung mengungk mengungkapkan apkan lebih banyak banyak informasi informasi kepada kepada pihak eksternal sebagai upaya upaya untuk untuk menjelaskan menjelaskan lemahnya kinerja manajemen. Kondisi perusahaan yang sehat, yang antara lain ditunjukkan dengan tingkat likuiditas yang tinggi, berhubungan dengan pengungkapan yang lebih luas. Hal tersebut didasarkan pada ekspektasi bahwa perusahaan yang secara keuangan kuat, akan cenderung untuk mengungkapkan lebih banyak informasi. Ini diseba disebabka bkan n karena karena perusa perusahaa haan n ingin ingin menunj menunjukk ukkan an kepada kepada pihak pihak ekstern ekstern bahwa dirinya tersebut kredibel (Almilia dan Retrinasari, 2007). Peru Perusa saha haan an deng dengan an liku likuid idit itas as yang yang ting tinggi gi akan akan cend cender erun ung g untu untuk k mela melaku kuka kan n peng pengun ungk gkap apan an yang yang lebi lebih h kare karena na ingi ingin n menu menunj njuk ukka kan n kine kinerj rjaa perusahaan perusahaannya nya yang kredibel. kredibel. Tingkat Tingkat likuiditas likuiditas mempunyai mempunyai hubungan hubungan positif positif deng dengan an luas luas peng pengun ungk gkap apan an (Coo (Cooke ke,, 1989 1989;; dala dalam m Fitri Fitrian ani, i, 2001 2001). ). Kond Kondis isii perusahaan perusahaan sehat dapat ditunjukka ditunjukkan n dari tingkat tingkat likuiditas likuiditas yang berhubungan berhubungan dengan tingkat pengungkapan yang lebih. Hal ini didasarkan pada harapan bahwa kekuatan financial perusahaan akan cenderung memberikan pengungkapan yang lebih untuk memberikan informasi yang luas daripada perusahaan dengan kondisi
financial lemah (Kahl, 1989; dalam Pamungkas, 2007). Dari penjelasan diatas maka dapat ditarik sebuah hipotesis: H1:
Tingka Tingkatt likuidi likuiditas tas berpen berpengar garuh uh terhad terhadap ap tingka tingkatt kelengka kelengkapan pan lapora laporan n keuangan perusahaan.
b.
Pengaruh Tingkat Leverage terhadap Kelengkapan Pengungkapan
Laporan Keuangan
34
Tingkat leverage menunjukkan kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup hidup selama jangka waktu yang lama. Posisi kreditor kreditor jangka jangka panjang panjang berbeda diband dibanding ing kredit kreditor or jangka jangka pendek pendek.. Kredit Kreditur ur jangka jangka panjan panjang g sangat sangat menaru menaruh h perhatian, baik pada kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pende pendek, k, yaitu yaitu kemamp kemampuan uan membay membayar ar bunga. bunga. maupu maupun n jangka jangka panjan panjang, g, yaitu yaitu kemampuan membayar pokok pinjaman. Mereka lebih menaruh perhatian pada solvabilitas perusahaan (Noviani, 2006). Suatu Suatu perusa perusahaa haan n yang yang tingka tingkatt leverage nya tinggi tinggi,, cender cenderung ung untuk untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk krediturnya. Perusahaan yang mempunyai proporsi proporsi hutang lebih banyak dalam struktur permodalannya permodalannya akan membiayai membiayai biaya keagenan yang besar (Wallace, 1994; dalam Sofiana, 2010). Oleh karena itu perusahaan perusahaan yang mempunyai mempunyai komposisi komposisi hutang yang tinggi wajib memenuhi kebutuhan informasi yang cukup memadai bagi kreditur. Jadi semakin tinggi atau semakin rendah tingkat leverage perusahaan maka, kelengkapan pengungkapan juga akan mengikuti pergerakan/terpengaruh tersebut. Hal ini diperkuat dengan penel penelitia itian n yang yang telah telah dilaku dilakukan kan oleh oleh Sofian Sofianaa (2010) (2010),, Pamung Pamungkas kas (2007) (2007),, dan Hertanti (2005). Dari penjelasan diatas maka dapat ditarik sebuah hipotesis: H2: Tingkat leverage berpen berpengar garuh uh terhad terhadap ap tingka tingkatt keleng kelengkap kapan an lapora laporan n keuangan perusahaan.
c.
Pengaruh
Tingkat
Pengungkapan Laporan Keuangan
Profitabilitas
terhadap
Kelengkapan
35
Profitablita Profitablitass merupakan merupakan suatu ukuran kinerja kinerja yang dilakukan manajemen untuk untuk mengel mengelola ola kekaya kekayaan an perusa perusahaa haan n yang yang ditunj ditunjukk ukkan an dengan dengan laba laba yang yang diha dihasi silk lkan an
(Sud (Sudar arma madj djii
pro profi fitab tabili ilita tass
dan dan
peru perusa saha haan an,,
Sula Sulart rto, o,
2007 2007). ).
menu menunj njuk ukka kan n
Sema Semaki kin n
sema semaki kin n
ting tinggi giny nyaa
ting tinggi giny nyaa
ting tingka katt
kema kemamp mpua uan n
perusahaan perusahaan dalam memperoleh memperoleh laba dan semakin baik kinerja kinerja perusahaan perusahaannya. nya. Dengan laba yang tinggi perusahaan memiliki cukup dana untuk mengumpulkan, mengelomp mengelompokkan okkan dan mengolah mengolah informasi informasi menjadi lebih bermanfaat serta dapat menyajikan pengungkapan yang lebih komprehensif. Oleh karena itu perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan lebih berani mengungkapkan laporan. Dengan demikian semakin tinggi profitabilitas perus perusaha ahaan an maka maka akan akan semaki semakin n tinggi tinggi keleng kelengkap kapan an pengun pengungka gkapan pan lapora laporan n keuangan (Sofiana, 2010; Fitrani 2001, serta Laraswita dan Indrayani, 2009). Dari penjelasan diatas maka dapat ditarik sebuah hipotesis: H3: Tingka Tingkatt profit profitabi abilita litass berpen berpengar garuh uh terhad terhadap ap tingka tingkatt keleng kelengkap kapan an lapora laporan n keuangan perusahaan.
d.
Pengaruh
Ukuran
Perusahaan
terhadap
Kelengkapan
Pengungkapan Laporan Keuangan Ukuran Ukuran perusa perusahaa haan n dapat dapat mempen mempengar garuhi uhi keleng kelengkap kapan an pengun pengungka gkapan pan laporan keuangannya (Almilia dan Retrinasari, 2007; Irawan, 2006; dan Benardi dkk. dkk.,, 2008 2008). ). Peru Perusa saha haan an yang yang beru beruku kura ran n besa besarr cend cender erun ung g lebi lebih h bany banyak ak mengungkapkan butir-butir laporan keuangannya karena mereka memiliki lebih banyak informasi yang dapat diungkapkan. Perusahaan yang berukuran besar juga
36
diduga diduga mempun mempunyai yai karyaw karyawan an ahli ahli berkua berkualit litas as yang yang lebih lebih memaha memahami mi tentan tentang g pengungkapan laporan keuangan (Hertanti, 2005). Dari beberapa uraian di atas dapat dikatakan bahwa perusahaan dengan ukuran ukuran besar akan lebih banyak melakukan melakukan pengungkapan pengungkapan laporan keuangan. keuangan. per perus usah ahaa aan n
keci kecill
didu diduga ga mung mungki kin n
tida tidak k
memi memili liki ki
sumb sumber er
daya daya untu untuk k
mengum mengumpul pulkan kan dan menamp menampilk ilkan an inform informasi asi yang yang luas luas pada pada lapora laporan n tahuna tahunan n mereka sebab banyak aktivitas banyak pula biaya yang dikeluarkan. Dalam hal lain pula, manajemen perusahaan kecil mungkin percaya bahwa pengungkapan yang terperinci akan membahayakan posisi kompetitifnya (Subiyantoro, 1996:11; dalam Hertanti, 2005). Dari penjelasan diatas maka dapat ditarik sebuah hipotesis: H4: Ukuran Ukuran perusahaan perusahaan berpengaruh berpengaruh terhadap terhadap tingkat kelengkapan kelengkapan laporan laporan keuangan perusahaan.
e.
Pengaruh
Status
Modal
Perusahaan
terhadap
Kelengkapan
Pengungkapan Laporan Keuangan Peru Perusa saha haan an deng dengan an pena penana nam m moda modall asin asing g relat relatif if mend mendap apat atka kan n pelatihan yang lebih baik, misalnya dalam bidang akuntansi, dari perusahaan indukn induknya ya di luar luar negeri negeri.. Lalu Lalu perusa perusahaa haan n yang yang bersta berstatus tus asing asing mungki mungkin n mempunyai sistem informasi manajemen yang lebih efisien untuk memenuhi kebu kebutu tuha han n peng pengen enda dali lian an inte intern rnal al dan dan kebu kebutu tuha han n info inform rmas asii peru perusa saha haan an induknya (Sofiani, 2010). Terdapat kemungkinan juga, permintaan informasi yang lebih besar kepada kepada perusa perusahaa haan n bersta berstatus tus asing asing dari dari pelang pelanggan gan,, pemaso pemasok, k, analis analisis is dan
37
masyar masyaraka akatt pada pada umumny umumnya. a. Perusa Perusahaa haan n dengan dengan status status modal modal asing asing akan akan memberikan pengungkapan yang lebih luas dibanding perusahaan domestik. Perusa Perusahaa haan n dengan dengan status status yang yang berbed berbedaa akan akan memili memiliki ki stakeholders yang berbeda, sehingga tingkat kelengkapan pengungkapan yang harus dilakukan berbe berbeda da pula pula (Sofian (Sofiani, i, 2010; 2010; dalam dalam Fitria Fitriani ni 2001). 2001). Dari penjel penjelasa asan n diatas diatas maka dapat ditarik sebuah hipotesis: H5: Status Status modal modal perusa perusahaa haan n berpen berpengar garuh uh terhad terhadap ap tingka tingkatt keleng kelengkap kapan an laporan keuangan perusahaan.
4.
Model Analisis
Tingkat Likuiditas
Tingkat Leverage
Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan
Tingkat Profitabilias
Ukuran Perusahaan
Status Modal Perusahaan Gambar 1 Model Analisis F. Desa Desain in Pen Penel elit itia ian n
38
Peneli Penelitian tian ini merupa merupakan kan peneli penelitian tian kuanti kuantitati tatiff dengan dengan hipote hipotesis sis yang yang bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen (tingkat likuiditas, tingkat tingkat profitabili profitabilitas, tas, ukuran ukuran perusahaan perusahaan dan status status modal perusahaan) perusahaan) leverage , tingkat terhadap variabel bebas (kelengkapan pengungkapan laporan keuangan).
G. Identifikasi, Identifikasi, Definisi, dan PengukuranVariabel PengukuranVariabel
Dalam penelitian ini digunakan 2 macam variabel yaitu: 1.
Variabel te terik rikat at atau va varia riabel depe ependen, ya yaitu ti tingkat ke keleng engkapan
pengungkapan laporan keuangan, yang dilambangkan dengan Y. 2.
Variabel bebas atau variabel independen, yang dilambangkan
dengan X, meliputi: a)
Tingkat Likuiditas (X1)
b)
Tingkat Leverage (X2)
c)
Tingkat Profitabilitas (X3)
d)
Ukuran Perusahaan (X4)
e)
Status Modal (X5)
Masing-masing variabel penelitian dapat didefinisikan dan diukur sebagai berikut: a)
Kelengkapan Pe Pengungkapan La Laporan Ke Keuangan Kelengkapan pengungkapan laporan keuangan adalah derajad dimana
laporan keuangan perusahaan dapat dibilang lengkap atau tidak. Disclosure dipaka kaii seba sebaga gaii peng pengon ontro troll apak apakah ah lapo laporan ran peru perusa saha haan an tela telah h checklist dipa memenuhi item-item yang telah tersedia. Dalam penelitian kali ini digunakan
39
peraturan dari BAPEPAM. Peraturannya adalah Daftar Item Pengungkapan Lapora Laporan n Keuang Keuangan an Berdas Berdasark arkan an Surat Surat Edaran Edaran Ketua Ketua Bapepa Bapepam m No.SENo.SE02/PM/2002 Tanggal 27 Desember 2002. Menurut Nugraheni (2002:80, dalam Pamungkas Pamungkas,, 2007), 2007), derajad kelengkapan kelengkapan laporan laporan keuangan keuangan diukur diukur dengan dengan menggunakan angka indeks. Angka indeks dihitung dengan cara n Angka Indeks = k Keterangan: n = jumlah item yang diungkapkan perusahaan k = jumlah item yang seharusnya diungkapkan Perusahaan diberi skor 1 apabila mengungkapkan item tertentu dalam diberi skor skor 0 apabil apabilaa tidak tidak mengun mengungka gkapka pkan n item disclosure checklist checklist dan diberi tertentu yang terdapat di dalam disclosure checklist . Kemudian perhitungan persentase rata-rata skor dilakukan dengan cara menjumlahkan semua skor yang diperoleh pada suatu item pengungkapan dibagi dengan jumlah item yang telah ditentukan oleh lembaga yang berwenang. b)
Tingkat Likuiditas (X 1) Tingkat likuiditas menunjukkan semampu apakah sebuah perusahaan
mampu menanggung kewajiban jangka pendeknya dengan dijamin oeh aset lancarnya. lancarnya. Tingkat Tingkat likuiditas likuiditas juga mengindik mengindikasika asikan n berapa kali aset lancar akan akan mampu mampu membia membiayai yai kewaji kewajiban ban lancar lancarnya nya (Tyran (Tyran,, 1992:7 1992:77). 7). Tingka Tingkatt likuiditas likuiditas diwakili dengan menggunak menggunakan an rasio lancar (current current ratio ratio ) yang diukur dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar.
40
Aset Lancar Rasio Lancar = Kewajiban Lancar c)
Tingkat Leverage (X2) Tingkat leverage menunjukkan bagaimana perusahaan didanai, lebih
banyak menggunakan utang atau modal yang berasal dari pemegang saham (Subramany (Subramanyam am dan Wild, 2008:38). 2008:38). Tingkat Tingkat leverage diproksik diproksikan an dengan dengan
Debt To Equity Ratio (DER) yang diukur dengan rumus: Total Kewajiban DER = Ekuitas Pemegang Saham
d)
Tingkat Profitabilitas (X3) Tingka Tingkatt profit profitabi abilita litass mempun mempunyai yai defini definisi si tingka tingkatt kemamp kemampuan uan
perusahaan perusahaan menghasilkan menghasilkan laba selama selama periode periode tertentu tertentu (Smith, (Smith, 2005:112 2005:112). ). Tingkat Tingkat profitabili profitabilitas tas diproksik diproksikan an dengan dengan Net Profit Profit Margin Margin, yang diukur dengan rumus: Laba Bersih
Net Profit Margin = Penjualan e)
Ukuran perusahaan (X4) Ukur Ukuran an peru perusa saha haan an seca secara ra hara harafia fiah h meru merupa paka kan n besa besaran ran sebu sebuah ah
perusahaan. Ukuran perusahaan dilihat dari total aset perusahaan yang diukur sebagai berikut: Ukuran Perusahaan = Ln Total Aset Total aset dipilih sebagai proksi dari variabel ukuran perusahaan. Ini dikaren dikarenaka akan n total total aset aset lebih lebih stabil stabil dan repres represent entatif atif dalam dalam menunj menunjukk ukkan an
41
ukuran ukuran perusa perusahan han diband dibanding ing kapita kapitalias liasii pasar pasar dan penjua penjualan lan yang yang sangat sangat dipengaruhi oleh demand and supply (Sudarmadji dan Sularto, 2007). f)
Status Modal Perusahaan (X5) Status modal didefinisikan sebagai apakah dalam struktur modalnya
perusahaan menggunakan sumber pendanaan asing atau tidak. Status modal perusahaan dilihat dari skala nominal 0 dan 1. Nol apa bila perusahaan tidak menggunaka menggunakan n modal asing. Satu apabila perusahaan perusahaan menggunakan menggunakan modal asing.
H. Jenis Jenis dan dan Sumb Sumber er Dat Data a
Data Data yang yang diguna digunakan kan dalam dalam peneli penelitian tian ini merupa merupakan kan data data kuanti kuantitat tatif if berupa neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2007-2009. Serta data kualitatif berupa catatan atas laporan keuangan untuk tahun 2007-2009. Data ini diperoleh dari dari Bursa Bursa Efek Efek Indone Indonesia sia (idx.c (idx.co.i o.id). d). Data Data ini dikateg dikategori orikan kan sebaga sebagaii data data sekunder.
I. Meto Metode de Peng Pengum umpu pula lan n Dat Data a
Penelitian Penelitian ini menggunak menggunakan an metode metode dokumenta dokumentasi si yaitu mengumpu mengumpulkan lkan data berupa laporan keuangan untuk tahun yang berakhir berakhir tanggal 31 Desember Desember 2007 hingga 31 Desember 2009.
J. Populasi Populasi,, Sampel, Sampel, dan Tekni Teknik k Pengamb Pengambilan ilan Sampel Sampel
42
Populasi Populasi penelitian penelitian adalah perusahaan manufaktur manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut: a.
Perusahaan
yang
listing berturut-turut pada periode 2007 sampai dengan 2009. b.
Laporan
keuangan
emiten untuk periode yang tersedia secara lengkap di BEI. c.
Perusahaan memiliki
laba postif selama tahun 2007 sampai dengan 2009 Pertimbangan perusahaan harus memiliki laba positif didasari dari apabila perusahaan dengan laba negatif (rugi) dimasukkan dalam penelitian maka angka angka tersebu tersebutt menjad menjadii tidak tidak berarti berarti/be /berma rmakna kna (Subek (Subekti, ti, 2000; 2000; dalam dalam Wahyudi dan Pawestri, 2006). Selain itu mengenai masalah voltalitas dari laba itu sendiri. sendiri. Apabila pergerakan pergerakan tingkat laba suatu perusahaan perusahaan sangat besar maka angka laba tersebut dapat menjadi tidak berguna. Jadi yang digunakan adalah perusahaan yang memiliki laba positif selama 3 tahun berturut-tur berturut-turut ut (2007-2009 (2007-2009). ). Walaupun Walaupun pasti ada gejolak gejolak dalam tingkat tingkat laba, tapi paling tidak masih stabil berada dalam kisaran memiliki laba.
Dari kriteria pengambilan sampel tersebut dapat dilihat pada tabel 1 Tabel 1 Pengambilan Sampel No.
Kriteria
Populasi:
Jumlah Perusahaan 151
43
Perusahaan manufaktur yang listing di BEI Tidak memenuhi kriteria: 1. Perus rusahaan ya yang ti tidak listing berturut-turut pada periode 1
(15)
Januari 2007 sampai dengan 31 Desember 2009 Lap Laporan oran keuan euang gan audi audita tan n emit emiten en untu untuk k peri period odee yan yang
(33)
2.
berakhir 31 Desember 2007, 31 Desember 2008, dan 31
3
Desember 2009 tidak tersedia secara lengkap Emit Emiten en memi memili liki ki laba laba nega negati tiff dian dianta tara ra tahun tahun 2007 2007 hing hingga ga
(46)
2009 Jumlah observasi Jumlah sampel (x 3)
57 171
K. Teknik Teknik Anal Analis isis is Data Data
1.
Model Persamaan Untuk Untuk menget mengetahu ahuii adanya adanya pengar pengaruh uh antara antara tingka tingkatt likuid likuiditas itas,, tingka tingkatt
tingkat profitabilit profitabilitas, as, ukuran ukuran perusahaan, perusahaan, dan status status modal terhadap leverage , tingkat kelengkapa kelengkapan n pengungkap pengungkapan an laporan laporan keuangan keuangan perusahaan perusahaan manufaktur manufaktur.. Dalam analisis ini digunakan model persamaan sebagai berikut:
Y
= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
Keterangan: Y
= Tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan
X1
= Tingkat likiuditas
X2
= Tingkat leverage
X3
= Tingkat profitabilitas
X4
= Ukuran perusahaan
X5
= Status modal
44
a
= Konstanta
b1, b2, b3, b4, b5
= Koefisien variabel bebas
e
= Error
2.
Uji Normalitas Normalitas data merupakan asumsi terpenting dalam statistika parametrik,
sehingga pengujian terhadap normalitas data harus dilakukan agar asumsi dalam statistika parametrik terpenuhi.Untuk mendeteksi normalitas data perlu dilakukan uji normal normalitas itas baik baik untuk untuk menggu menggunak nakan an kurva kurva perseb persebara aran n data data berupa berupa kurva kurva normal dan normal plot atau menggunakan uji Kolmogorow-Sminornov. Proses uji normalitas data (titik-titik) pada Normal P-Plot of Regresion
Standardized Residual dari variabel independen dimana : -
Jika Jika data data meny menyeb ebar ar di seki sekita tarr gari gariss diag diagon onal al dan dan meng mengik ikut utii arah arah garis garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
-
Jika Jika data data menyeb menyebar ar jauh jauh dari garis garis diag diagon onal al dan tida tidak k meng mengik ikut utii gari gariss diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.
Uji Asumsi Klasik Uji asumsi asumsi klasik klasik bertuj bertujuan uan untuk untuk menget mengetahu ahuii apakah apakah hasil hasil estima estimasi si
regresi yang dilakukan betul-betul terbebas dari bias, maka dilakukan rangkaian uji-uji sebagai berikut: a) Uji Uji Hete Hetero rosk sked edas asti tisi sita tass
45
Uji heteroskeda heteroskedastisi stisitas tas dimaksudk dimaksudkan an untuk mengetahui apakah apakah varians varians resi residu dual al abso absolu lutt sama sama atau atau tida tidak k sama sama untu untuk k semu semuaa peng pengam amat atan an.. Hal ini ini dimaks dimaksudk udkan an bahwa bahwa varian varian ganggu gangguan an tidak tidak berbed berbedaa dari dari satu satu observ observasi asi ke observasi observasi lainnya, atau dapat dikatakan satu observasi observasi mempunyai mempunyai reliabilitas yang sama. Adanya gejala heteroskedastisitas mengakibatkan hasil regresi tidak efisien efisien baik dalam sampel besar maupun maupun sampel kecil karena varian atau standar standar
error of estimate tidak minimum, namun hasil regresi tetap konsisten dan tidak bias. bias. Untuk Untuk menget mengetahu ahuii ada tidakn tidaknya ya gejala gejala ini dilaku dilakukan kan uji korelas korelasii Rank
Spearman. Cara Cara mempre mempredik diksi si ada tidakn tidaknya ya hetero heteroske skedas dastis tisita itass pada pada suatu suatu model model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. tersebut. Analisis Analisis pada gambar Scat Scatte terp rplo lott yang yang meny menyat atak akan an mode modell regres regresii lini linier er berg bergan anda da tida tidak k terda terdapa patt heteroskedastisitas jika: -
Titik-t Titik-titi itik k data data menyeb menyebar ar di atas atas dan dan di bawah bawah atau atau di sekit sekitar ar angka angka 0. 0.
-
Titik-t Titik-titi itik k data data tidak tidak hanya hanya mengum mengumpul pul di atas atas atau atau di bawah bawah saja. saja.
-
Peny Penyeb ebara aran n titik titik-ti -titi tik k data data tida tidak k bole boleh h memb memben entu tuk k pola pola bergel bergelom omba bang ng melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
-
Penyeb Penyebaran aran titik-t titik-titi itik k data data sebaik sebaiknya nya tidak tidak berpol berpola. a.
b) b) Uji Uji Auto Autoko korel relas asii Pengujian Pengujian autokorelas autokorelasii dimaksudk dimaksudkan an untuk untuk mengetahui mengetahui apakah terjadi korelasi di antara data pengamatan atau tidak. Non-autokorelasi berarti gangguan di satu observasi tidak berkorelasi dengan gangguan observasi lainnya, artinya bahwa nilai variabel terikatnya hanya diterangkan oleh variabel bebas dan bukan
46
diitera diiterangk ngkan an oleh oleh variab variabel el ganggu gangguan. an. Gejala Gejala autoko autokorel relasi asi menyeb menyebabk abkan an hasil hasil regresi tidak efisien karena varian atau standar error of estimate tidak minimum dan menjadikan tes signifikan tidak akurat, namun hasil regresi tetap tidak bias. Gejala Gejala ini dapat dapat didetek dideteksi si dengan dengan uji statis statistik tik Durbin-Watson . Peng Pengam ambi bila lan n keputusan ada tidaknya autokorelasi sebagai berikut: -
kura kurang ng dari dari 1,08 1,08 bera berarti rti ada ada auto autoko kore rela lasi si
-
1,08 1,08 samp sampai ai deng dengan an 1,66 1,66 berar berarti ti tanp tanpaa kesi kesimpu mpulan lan
-
1,66 1,66 sampa sampaii denga dengan n 2.34 2.34 berar berarti ti tidak tidak ada autoko autokorela relasi si
-
2.34 2.34 samp sampai ai deng dengan an 2.92 2.92 berar berarti ti tanp tanpaa kesi kesimpu mpulan lan
-
lebi lebih h dari dari 2,9 2,92 2 bera berart rtii ada ada auto autoko korel relas asii
c) Uji Uji Mult Multik ikol olin inie ierit ritas as Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang linier antara variabel bebas satu dengan variabel bebas lainnya. Variabel gangguan tidak berkorelasi dengan variabel bebas, artinya artinya non-multik non-multikolini olinieritas. eritas. Asumsi Asumsi ini merupakan merupakan implikasi implikasi bahwa nilai variab variabel el bebas bebas tidak tidak beruba berubah h dari dari satu satu sampel sampel ke sampel sampel lainny lainnyaa karena karena memang variabel bebas ini akan dilihat pengaruhnya terhadap variabel terikat. Gejala multikolinieritas dapat diketahui dengan melihat hasil nilai R 2 yang tinggi, tetapi sedikit atau tidak ada koefisien regresi yang signifikan pada uji t (individu) atau hal ini juga bisa dilihat dari batas tolerance value di bawah 0,1 atau nilai VIF di atas 10, maka terjadi multikolinieritas.
4.
Uji Hipotesis
47
Untuk melakukan melakukan pengujian hipotesis, hipotesis, dapat dilakukan dilakukan dengan cara uji F dan uji t (parsial). Uji F digunakan untuk menguji kelayakan model persamaan penelitian, penelitian, apakah variabel dependen dependen dapat dijelaskan dijelaskan dengan baik oleh variabel indepe independe nden. n. Sedang Sedangkan kan uji t diguna digunakan kan untuk untuk menget mengetahu ahuii apakah apakah variab variabelelvariabel independen mempengaruhi variabel dependennya. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a) Peru Perumu musa san n Hipo Hipote tesi siss H0 : β i = 0 Variabel bebas tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat H1 : β i ≠ 0 Variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat Dimana i adalah 1, 2, 3,4 dan 5 b) b) Mene Menen ntuk tukan Level of Significant atau α = 0,05 c) Mengam Mengambil bil Kepu Keputus tusan an denga dengan n Kriteri Kriteria: a: (1)
Uji F (Kelayakan Model) Ho: β1, β2 , β3, β4, β5 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang
signifikan variabel independen (tingkat likuiditas, tingkat leverage , tingkat pro profi fita tabi bilit litas as,, ukur ukuran an peru perusa saha haan an,, dan dan stat status us moda modal) l) untu untuk k dapa dapatt menjela menjelaska skan n variab variabel el depend dependen en (kelen (kelengka gkapan pan pengun pengungka gkapan pan lapora laporan n keuangan). Ha: β1, β2, β3, β4, β5 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen.
48
Jika tsig > α maka H0 gagal ditolak. Variabel independen (tingkat likuiditas, tingkat leverage , tingkat tingkat profitabilit profitabilitas, as, ukuran ukuran perusahaan, perusahaan, dan status modal) tidak dapat menjelaskan variabel dependen (kelengkapan pengungkapan laporan keuangan) Jika tsig ≤ α maka H1 diterima dan H0 ditolak. ditolak. Seluruh Seluruh variabel variabel independen independen (tingkat (tingkat likuiditas likuiditas,, tingkat tingkat leverage , tingka tingkatt profita profitabil bilitas itas,, ukur ukuran an peru perusa saha haan an,, dan dan statu statuss moda modal) l) dapa dapatt menj menjel elas aska kan n vari variab abel el dependen (kelengkapan pengungkapan laporan keuangan) (2)
Uji t (Parsial) Ho: β1, β2, β3, β4, β5 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang
signifikan secara bersama-sama dari tiap variabel inependen secara satu per persa satu tu
(ind (indiv ivid idu) u)
(tin (tingk gkat at
liku likuid idit itas as,,
ting tingka katt leverage ,
tingkat
profitabilitas, ukuran perusahaan, dan status modal) mempunyai pengaruh terh terhad adap ap
varia variabe bell
depe depend nden en
(kel (kelen engk gkap apan an
peng pengun ungk gkap apan an
lapo laporan ran
keuangan). Ha : β1, β2 , β3, β4, β5 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen. Jika Jika tsig > α variab variabel el
indepe independe nden n
maka maka H0 gagal gagal ditola ditolak. k. Satu Satu persat persatu u (indiv (individu idu)) (tingk (tingkat at
likuid likuidita itas, s,
tingka tingkatt
leverage ,
ting tingka katt
profitabili profitabilitas, tas, ukuran ukuran perusahaan perusahaan,, dan status status modal) tidak mempunyai mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (kelengkapan pengungkapan laporan keuangan)
49
Jika tsig ≤ α
maka H1 diteri diterima ma dan H 0 ditola ditolak. k. Satu Satu persat persatu u
(individu) variabel independen (tingkat likuiditas, tingkat leverage , tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan, dan status modal) mempunyai pengaruh terh terhad adap ap keuangan)
varia variabe bell
depe depend nden en
(kel (kelen engk gkap apan an
peng pengun ungk gkap apan an
lapo laporan ran