BAB I PENDAHULUAN
I.
PENEGASAN JUDUL
Untuk memperoleh pengertian yang tepat dalam memahami maksud yang terkandung dalam judul penelitian “STRATEGI “ STRATEGI DAKWAH SECARA UKHWAH ISLAMIYAH DALAM ERA MODERN”, maka penulis merasa perlu untuk membatasi beberapa istilah-istilah yang terkandung di dalamnya, sebagai berikut:
II.
1.
Strategi Dakwah di Era Modern.
2.
Komunikasi Dakwah Secara Ukhwah Islamiyah.
3.
Dari Dakwah “ Konvensional” menuju Konvensional” menuju Dakwah Profesional.
LATAR BELAKANG
Dakwah merupakan proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para pengembang dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk ke jalan Allah, dan sasaran bertahap menuju ke kehidupan yang islami. Suatu proses yang berkesinambungan adalah suatu proses yang bukan incidental atau kebetulan, melainkan benar-benar direncanakan dan dievaluasi secara terus menerus oleh pengembang dakwah dalam rangka mengubah perilaku sasaran dakwah sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah direncanakan atau dirumuskan. Dalam aktivitas dakwah yang berlangsung mungkin dapat di buat asumsi, bahwa dakwah ”konvensional” tidak lagi efektif bagi lapisan bawah (masyarakat bawah (masyarakat awam). Dakwah “peringatan” (“menakut(“menakut-nakuti”) dan dakwah yang persuasif semata-mata tidak lagi berdampak membekas di hati. Umat islam pada lapisan bawah semakin tidak sanggup menghubungkan menghubungkan secara tepat isi dakwah yang sering di dengar dengan realitas kehidupan sosial ekonomi sehari-hari. Sebab, metode dakwah “konvensional” memang tidak mengajarkannya, mengajarkannya, misalnya inflasi moneter, cara memberantas AIDS atau cara ilmiah lainnya untuk memperoleh hasil pertanian yang memadai, memberantas hama, dan sebagainya. Dakwah sekarang dan di masa mendatang haruslah mencangkup “dakwah penyuluhan” atau dakwah bil hikmatil hasanat (Q.S. Al-Nahl: 92), meskipun tidak
1
perlu merupakan pendidikan keterampilan yang terlalu manis. Ceramah-ceramah agama idealnya adalah ceramah-ceramah yang bertemakan kebutuhan nyata sosial ekonomi, tanpa meninggalkan aspek-aspek agamis. ( A. Muis, Komunikasi Islam, 2001: 132) Berdasarkan latar belakang ini penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang strategi dakwah modern dalam menarik minat generasi muda untuk menjadi penerus yang beretika islami.
III.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana posisi dakwah modern secara ukhuwah islamiyah dalam era modern? 2. Apa pengaruh media dalam hal dakwah?
IV.
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan pokok permasalahan dan rumusan masalah seperti diatas, maka beberapa tujuan yang penulis harapkan dapat dicapai melalui penelitian ini yaitu: 1. Mengetahui posisi berdakwah secara ukhuwah islamiyah dalam era modern. 2. Mengetahui mengapa media dakwah menjadi hal yang berpengaruh dalam berdakwah.
V.
MANFAAT PENELITIAN
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan tentang posisi ukhuwah islamiyah dalam berdakwah. 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tangga dalam mencapai dakwah yang ukhuwah islamiyah.
2
VI.
PENEGASAN ISTILAH
Untuk memudahkan pembaca dan menghindari kekeliruan dalam memahami pembahasan judul penelitian ini, penulis menjelaskan beberapa kata istilah yang memiliki makna ganda agar pengertiannya terbatas pada yang dimaksudkan peneliti, antara lain: 1. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. 2. Dakwah Secara Ukhwah Islamiyah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak
dan
memanggil
orang
untuk
beriman
dan
taat
kepada Allah sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam dengan strategi yang kental dengan toleransi persaudaraan Islam. 3. Lapisan bawah adalah masyarakat awam 4. dakwah ”konvensional”
VII.
TINJAUAN PUSTAKA
Sebagai bahan pertimbangan penelitian, penulis mencoba mengambil referensi dari buku-buku mengenai komunikasi dakwah dan penelitian kualitatif dari penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Ahmad Wasi’ Uzzulfa, Puji Mulyono, dan Al Khusna Fadhila pada Fakultas Dakwa Institut Agama Islam Negeri Salatiga yang berjudul “ Pesan Dakwah film 99 Cahaya di langit”. Ada keterkaitan penulis diatas dengan karya penulis yaitu seputar strategi dakwa. Perbedaan skripsi diatas dengan karya peneliti ini adalah penulis lebih menjabarkan strategi dakwah modern yang di bandingkan dengan dakwah “konvensional” dalam memasuki era Globalisasi, sedangkan penulis di atas lebih memfokuskan strategi apa yang terjadi melalui media perfilman.
VIII.
KERANGKA TEORITIK
1. Strategi dakwah perlu pembaharuan. Para da’i muda yang merakyat (dekat dihati rakyat kecil) itu adalah pemuda- pemuda islam yang idealisme “lillahita’ala”-nya tak diragukan. Mereka bukan “da’i elit” yang mahir berpidato dan berseminar digedung -
3
gedung mewah dan dihotel-hotel yang berbintang. Para da’i rakyat itu punya metode dakwah yang sangat meneyntuh hati dan realitas kehidupan mayoritas umat islam yang hidup pada garis kemeskinan atau dibawahnya. Sudah tiba waktunya para da’i untuk memulai program pembaharuan dakwah secara menyeluruh menggunakan metode yang modernisasi. (A. Muis, Komunikasi Islam, 2001:143) 2. Dakwah dalam masyarakat modern. Banyak kasus belakangan ini menunjukan hampir semua masalah yang melibatkan kepentingan islam solusinya ditentukan lewat fatwa (petunjuk baku) dari organisasi-organisasi islam. Tapi dilain pihak sebagaian besar perubahan sosial mencerminkan dinamika masyarakat yang tak lagi ingin memberi peran terlalu besar kapada agama karena realitas sosial ekonomi sering merupkan kebutuhan yang lebih dominan. Contohnya ialah meluasnya industri hiburan, industri pariwisata, dan industri media massa. Sementara itu inovasi-inovasi dibidang iptek membuat laju perusahaan sosial kian cepat dan kian kompleks. Maka dari itu dakwah yang dilakukan untuk mencari solusi yang tepat dan diterima dengan pemahaman yang menjiwai ahruslah dengan cara yang modernisasi dengan pendekatan menggunakan inovasi-inovasi iptek sebagai media.
IX.
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata, kalimat, pencatatan dokumen maupun obserfasi dan bukan berupa angka. 2. Tempat danWaktu Penelitian a. Tempat Penelitian Tempat penelitian merupakan suatu lokasi dimana penelitian akan dilakukan untuk memperoleh data sesuai dengan permasalahan yang diajukan.
4
b. Waktu Penelitian Waktu penelitian berisikan kapan penelitian akan dilaksanakan. 3. Data dan Sumber Data a. Nara Sumber (Informan) b. Peristiwa (Aktivitas) c. Dokumen dan arsip 4. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan berbagai cara seperti: a. Interview (Wawancar)a Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam atau in depth interviewing. Wawancara ini bersifat lentur dan terbuka, serta tidak terstruktur ketat dalam suasana formal dan bisa dilakukan berulang pada informan yang sama. b. Observasi Langsung Observasi ini dalam penelitian kualitatif sering disebut sebagai observasi berperan pasif. Observasi ini akan dilakukan dengan cara formal dan informal, untuk mengamati kegiatan pokok. c. Mencatat Dokumen (Content Analysis) Teknik ini akan dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari dokumen dan arsip. 5. Analisis Data a. Pengumpulan Data Kegiatan ini digunakan untuk memperoleh informasi yang berupa kalimat-kalimat yang dikumpulkan melalui kegiatan observasi, wawancara, dan dokumen. Data yang diperoleh masih berupa data yang mentah yang tidak teratur, sehingga diperlukan analisis agar data menjadi teratur. b. Reduksi Data Merupakan suatu proses seleksi, pengfokusan penyederhanaan dan abstraksi dari field note (data mentah)..
5
c. Sajian Data Merupakan rakitan dari organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Sajian data dapat berupa matriks, gambar atau skema, jaringan kerja kegiatan dan tabel. Semuanya dirakit secara teratur guna mempermudah pemahaman informasi. d. Penarikan Kesimpulan Kesimpulan akhir akan diperoleh bukan hanya sampai pada akhir pengumpulan data, melainkan dibutuhkan suatu verifikasi yang berupa pengulangan dengan melihat kembali field note (data mentah) agar kesimpulan yang di ambil lebih kuat dan bisa dipertanggung jawabkan. 6. Pengecekan Keabsahan Data Guna menjamin dan mengembangkan validitas data yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu teknik trianggulasi data atau sumber.
Pengertian
dari
Trianghulasi
adalah
teknik
pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu sendiri. Teknik Trianggulasi yang di gunakan adalah trianggulasi sumber. Yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini bisa di lakukan dengan jalan: a.
Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
b.
Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berlainan. Jadi trianggulasi merupakan cara terbaik untuk menghilangkan
perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataaan yang ada dalam konteks atau studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kajian dalam hubungan dari berbagai pandangan 7. Tahap-tahap penelitian a. Tahap Perencanaan 1)
Pemilihan masalah
6
2)
Latar belakang masalah
3)
Perumusan masalah
4)
Telaah pustaka
5)
Perumusan hipotesis
b. Tahap Pelaksanaan
X.
1)
Pengumpulan data
2)
Pengolahan data: menyunting, mengkodekan, mentabulasi
3)
Analisis data
4)
Penafsiran hasil analisis
5)
Kesimpulan
SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk
menjaga
keutuhan,
proposal
ini
disusun
menjadi
bagian
pendahuluan, isi dan penutup yaitu: 1. Bagian Awal a.
Halaman Judul (Cover )
b.
Kata Pengantar
2. Bagian Isi a. Penegasan Judul b. Latar Belakang c. Rumusan Masalah d. Tujuan Penelitian e. manfaat Penelitian f.
Penegasan Istilah
g. Tinjauan Pustaka h. Kerangka Teoritik i.
Metodologi Penelitian
3. Penutup 4. Daftar Pustaka
7
XI.
PENUTUP
Demikian Proposal ini kami buat sebagai pijakan dalam permohonan ini. Hal- hal yang belum tercantum dalam proposal ini akan kami perbaiki apabila dianggap perlu. Atas kerjasama dan terkabulnya permohonan ini, kami sampaikan banyak terimakasih.
8
DAFTAR PUSTAKA
A. Muis, 2001. Komunikasi Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
9