iii
15
MANAJEMEN PENGEMBANGAN ORGANISASI
"PROSEDUR PENGUMPULAN DATA"
KELOMPOK 5:
I MADE DWI UPARIADI SUDATMAJA PANDE ( 21 )
KADEK ARI PUSPITA ( 23 )
NI PUTU UGI ASTUTI ( 30 )
PRODI : MANAJEMEN EKSEKUTIF SUMBER DAYA MANUSIA
UNIVERSITAS MAHA SARASWATI DENPASAR
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang prosedur pengumpulan data dalam proses pengembangan organisasi ini dapat bermanfaat.
DENPASAR, 29 OKTOBER 2016
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data 3
2.11 Jenis-jenis data 3
2.2 Sasaran pengumpulan data 5
2.3 Metode pengumpulan data 5
2.4 Analisis data evaluasi efektivitas pengumpulan data 8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan 14
DAFTAR PUSTAKA 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdirinya suatu organisasi pastilah mempunyai tujuan, pengembangan organisasi merupakan sarana untuk mencapai tujuan organisasi. Suatu organisasi juga senantiasa dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Penjelasan oleh Wendell French, seorang penulis buku Pengembangan Organisasi dalam Sigit, 2003:39, bahwa pengembangan organisasi merupakan suatu usaha jangka panjang, bukan usaha jangka pendek, dalam arti pengembangan organisasi adalah suatu usaha terus-menerus atau berkelanjutan dan suatu kesediaan untuk melakukan perubahan secara berkelanjutan.
Sasaran pengembangan organisasi mengarah pada hubungan pribadi yang lebih efektif antara manajer dan karyawan di semua jenjang organisasi guna menghapus hambatan-hambatan komunikasi antarpribadi dan kelompok. Sasaran pengembangan organisasi juga dalam tumbuh berkembangnya iklim yang ditandai dengan saling percaya dan keterbukaan yang dapat memotivasi serta menantang anggota organisasi untuk lebih berprestasi.
Pengembangan organisasi tentu tidak bisa dilakukan dengan gegabah, perlu adanya rencana dan perhitungan yang matang sebelum memutuskan untuk melakukan pengembangan organisasi. Semua analisa dan perhitungan yang matang itu dibutuhkan untuk memastikan proses pengembangan organisasi yang akan dilakukan tidak berdampak negatif bagi organisasi itu sendiri. Untuk itu, semua rencana pengembangan organisasi yang akan dilakukan memerlukan data yang valid serta analisisnya dilakukan dengan prinsip-prinsip ilmiah yang memadai.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian dari data ?
1.2.2 Apa saja sasaran pengumpulan data ?
1.2.3 Apa saja metode pengumpulan data ?
1.2.4 Bagaimana mengevaluasi data serta mengevaluasi efektivitas pengumpulan data ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari data ?
1.3.2 Untuk mengetahui sasaran dari pengumpulan data ?
1.3.3 Utuk mengetahui metode yang digunakan untuk pengumpulan data ?
1.3.4 Untuk mengetahui cara mengevaluasi data serta mengevaluasi efektifitas dari pengumpulan data.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep.
2.1.1 Jenis-Jenis Data
A. Menurut Cara Memperolehnya
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri atau seorang atau suatu organisasi langsung dari obyeknya. Contoh :Mewawancarai langsung penonton bioskop untuk meneliti preferensi konsumen bioskop.
2. Data Skunder
Data sekunder yaitu data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial. Contohnya adalah pada peneliti yang menggunakan data statistik hasil riset dari surat kabar atau majalah.
B. Menurut Sumbernya
1. Data Internal
Data internal adalah data yang menggambarkan keadaan atau kegiatan dalam suatu organisasi. Misal : data keuangan, data pegawai, data produksi, dsb.
2. Data Eksternal
Data eksternal yaitu data yang menggambarkan suatu keadaan atau kegiatan di luar suatu organisasi. Contohnya adalah data jumlah penggunaan suatu produk pada konsumen, tingkat preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan lain sebagainya.
C. Menurut Sifatnya
1. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang bukan dalam bentuk angka, misalnya hasil interview mengenai pendapat pegawai tentang gaya kepemimpinan atasanya.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data dalam bentuk angka, misalnya data hasil penjualan, data kinerja pegawai atau laporan keuangan perusahaan.
D. Menurut Waktu Pengumpulannya
1. Cross Section
Cross section atau insidentil adalah dikumpulkan pada suatu waktu tertentu. Contohnya laporan keuangan per 31 desember 2006, data pelanggan PT. Angin Ribut bulan mei 2004, dan lain sebagainya.
2. Data Berkala
Data berkala atau time series data adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk menggambarkan suatu perkembangan atau kecenderungan keadaan atau peristiwa atau kegiatan. Contoh data time series adalah data perkembangan nilai tukar dollar amerika terhadap euro eropa dari tahun 2004 sampai 2006, jumlah pengikut jamaah nurdin m. top dan doktor azahari dari bulan ke bulan, dll.
2.2 Sasaran Pengumpulan Data
Untuk menyusun suatu perencanaan perubahan perlu dilakukan suatu diagnosis organisasi. Diagnosis organisasi dapat dilakukan oleh organisasi yang bersangkutan maupun dengan bantuan pihak luar. Pengumpulan data untuk diagnosis organisasi dengan memandang organisasi sebagai suatu sistem terbuka dapat dipandang melalui 3 tingkatan, yaitu:
a. Organisasi secara keseluruhan adalah cara memandang organisasi secara keseluruhan, termasuk bentuk perusahaan, struktur, mekanisme, sumber-sumber yang digunakan organisasi.
b. Kelompok kerja (unit, bagian) adalah kelompok-kelompok kerja yang ada pada organisasi, berikut struktur interaksi yang terjadi antaranggota kelompok.
c. Individu adalah pribadi-pribadi dalam organisasi, termasuk di sini adalah kewajiban individu dalam organisasi.
2.3 Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya. Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka atau tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Metode pengumpulan data bisa dilakukan dengan cara:
2.3.1 Wawancara
Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka.Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara.
Menurut Patton dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit.
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara berlangsung (Patton dalam poerwandari, 1998).
2.3.2 Observasi
Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.
Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.
A. Macam-Macam Observasi
1. Observasi Partisipatif
Peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang diucapkan dan berpartisipasi dalam aktivitas yang diteliti
2. Observasi Terus Terang atau Tersamar
Peneliti berterus terang kepada narasumber bahwa ia sedang melakukan penelitian.
3. Observasi tak Berstruktur
Dilakukan dengan tidak Berstruktur karena fokus penelitian belum jelas.
2.3.3 Angket Atau Kuisioner (Questionnaire)
Angket atau kuisioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan presepsinya.
Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang jelas. Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data terdapat beberapa keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan pada responden dapat distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner pada waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan seragam.
A. Macam-Macam Kuisioner
1. Kuisioner Tertutup
Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai.
2. Kuisioner Terbuka
Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru memformulasikan jawabannya sendiri.
3. Kuisioner Kombinasi Terbuka dan Tertutup
Dimana pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
4. Kuisioner Semi Terbuka
Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban.
2.4 Analisis Data Evaluasi Efektivitas Pengumpulan Data
Dalam mengadakan sebuah proses evaluasi, terdapat beberapa hal yang akan dibahas yaitu apa yang menjadi bahan evaluasi, bagaimana proses evaluasi, kapan evaluasi diadakan, mengapa perlu diadakan evaluasi, di mana proses evaluasi diadakan, dan pihak yang mengadakan evaluasi. Hal yang perlu dilakukan evaluasi tersebut adalah narasumber yang ada, efektifitas penyebaran pesan, pemilihan media yang tepat dan pengambilan keputusan anggaran dalam mengadakan sejumlah promosi dan periklanan. Evaluasi tersebut perlu diadakan dengan tujuan untuk menghindari kesalahan perhitungan pembiayaan, memilih strategi terbaik dari berbagai alternatif strategis yang ada, meningkatkan efisiensi iklan secara general, dan melihat apakah tujuan sudah tercapai. Di sisi lain, perusahaan kadang-kadang enggan untuk mengadakan evaluasi karena biayanya yang mahal, terdapat masalah dengan penelitian, ketidaksetujuan akan apa yang hendak dievaluasi, merasa telah mencapai tujuan, dan banyak membuang waktu.
Secara garis besar, proses evaluasi terbagi menjadi di awal (pretest) dan diakhir (posttest). Pretest merupakan sebuah evaluasi yang diadakan untuk menguji konsep dan eksekusi yang direncanakan. Sedangkan, posttest merupakan evaluasi yang diadakan untuk melihat tercapainya tujuan dan dijadikan sebagai masukan untuk analisis situasi berikutnya. Evaluasi dapat dilakukan di dalam atau di luar ruangan. Evaluasi yang diadakan di dalam ruangan pada umumnya menggunakan metode penelitian laboratorium dan sampel akan dijadikan sebagai kelompok percobaan. Kelemahannya, realisme dari metode ini kurang dapat diterapkan. Sementara, evaluasi yang diadakan di luar ruangan akan menggunakan metode penelitian lapangan di mana kelompok percobaan tetap dibiarkan menikmati kebebasan dari lingkungan sekitar. Realisme dari metode ini lebih dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mencapai evaluasi tersebut dengan baik, diperlukan sejumlah tahapan yang harus dilalui yakni menentukan permasalahan secara jelas, mengembangkan pendekatan permasalahan, memformulasikan desain penelitian, melakukan penelitian lapangan untuk mengumpulkan data, menganalisis data yang diperoleh, dan kemampuan menyampaikan hasil penelitian. Tujuan evaluasi program adalah berupanya mencari rekomendasi. Rekomendasi ini didapatkan dari hasil telaah analisis data yang didapatkan dari lapangan. Dalam proses analisis, kita melakukan beberapa perlakuan atas data yang didapat, perlakuan ini disebut pengolahan. Pengolahan data merupakan factor yang sangat menentukan kualitas hasil olahannya. Mengolah data adalah suatu proses mengubah wujud data yang diperoleh, biasanya masih termuat didalam instrument atau catatan-catatan yang dibuat peneliti (evaluator), menjadi sebuah sajian data yang dapat disimpulkan dan dimaknai.
Analisis data kualitatif dan kuantitatif merupakan topic yang biasa dilakukan dalam metode penelitian lanjut dan evaluasi. Ada beberapa hal yang mendasar yang perlu dipertimbangkan evaluator/peneliti yang bisa membantu dalam memaknai setumpuk data, yaitu sebagai berikut.
Ketika menganalisis data (apakah dari tes, kuesioner, wawancara atau lainnya), selalu harus diawali dengan meninjau ulang tujuan evaluasi. Ini akan memudahkan kita dalam menyusun data dan memfokuskan analisis. Miasalnya, bila kita bertujuan untuk meningkatkan program dengan cara mengenali kekuatan dan kelemahan program yang seadang dievaluasi maka kita bisa menyusun data dalam kekuatan program, kelemahan, dan saran untuk meningkatkan kualitas program. Jika kita menghendaki pemahaman menyeluruh mengenai bagaimana program berjalan, kita bisa menyusun data dalam susunan kronologis apa yang dilakukan klien kita yang dievaluasi. Jika kita ingin melakukan evaluasi dampak program, kita menggolongkan data berdasar pada indicator setiap dampak.
2.4.1 Hal Mendasar Dalam Menganalisis Data Kualitatif
1. Buat salinan data dan simpan master salinannya. Gunakan salinan tersebut untuk pengeditan, pemotongan, atau yang lainnya.
2. Tabulasikan data.
3. Untuk skala penilaian dan ranking, disarankan untuk menghitung rata-rata. Misalnya, untuk pertanyaan nomor 1, rata-rata rankingnya adalah 3,6; ini lebih bermakna dari pada menunjukkan responden mana yang beranking 1, 2, atau 3.
4. Baca semua data secara saksama.
5. Susun semua komentar pada kategori yang sejenis. Misalnya, minat, perhatian, saran, kekuatan atau kelemahan, output, indicator dampak, atau lainnya.
6. Beri nama kategori tersebut. Misalnya, minat, perhatian, saran, dan seterusnya.
7. Usahakan untuk mengenali pola, dan hubungan kausal dari pola tersebut. Misalnya, orang yang terlibat dalam program selalu datang kesiangan memiliki perhatian yang sama, sebagian orang berasal dari daerah yang sama, sebagian orang memiliki rentang pendapatan yang sama, atau lainnya.
8. Simpan semua komentar itu untuk beberapa tahun kedepan setelah pelaksanaan evaluasi, siapa tahu dibutuhkan kelak.
2.4.2 Proses Pengolahan
A. Tabulasi Data
Istilah "tabulasi" dapat diartikan "menyusun menjadi tabel". Pengertian lain, tabulasi adalah pengolahan atau pemrosesan hingga menjadi tabel. Apakah semua data harus diproses menjadi tabel, dan apa sebabnya harus menjadi tabel? Dari pengalaman sehari-hari ketika membaca buku atau terbitan lain, dapat dirasakan bahwa memahami sesuatu dari tabel lebih mudah dan terarah dibandingkan dari uraian narasi yang panjang sajiannya.
Tabulasi merupakan coding sheet yang memudahkan peneliti dalam mengolah dan menganalisisnya, baik secara manual maupun komputer. Tabulasi ini berisikan variabel-variabel objek yang akan diteliti dengan angka-angka sebagai simbolisasi (label) dari kategori variabel-variabel yang telah diteliti.
Memahami tabel cenderung lebih mudah dibandingkan dengan uraian karena tabel memiliki dua dimensi sajian, yaitu dari sajian kiri ke kanan dalam bentuk kolom-kolom, dan sajian dari atas ke bawah dalam bentuk baris-baris. Dengan demikian, gambaran tentang dua dimensi dapat cepat terlihat.
Untuk memudahkan pengolahan, kategori-kategori dari indikator komponen atau variabel harus diberi tabel atau kode dalam bentuk angka. Berhubung pilihan-pilihan dalam instrumen di atas tidak seragam berwujud nominal, interval, ataupun ordinal, tetapi bercampur-campur maka harus menyeragamkannya dalam bentuk yang sama dan harus tetap bisa diolah dengan mudah. Artinya, harus dilakukan manipulasi atas indikator-indokator tersebut dengan menggunakan kode/tabel cara temudah adalah melabelnya dengan angka.
Dengan memberikan pengkodean langsung pada masing-masing instrumen jelas akan membantu dalam melakukan tabulasi, yaitu hanya dengan melihat kolom kedua, lalu memindahkan angka yang tertera pada kolom itu pada coding sheet, tetapi jika tidak dilakukanpun tidak apa-apa.
Instrumen diatas menghasilkan data yang wujudnya angka (nilai) dan tanda check list ( ). Data yang berwujud nilai lebih baik jika dibanding dengan data check list. Angka-angka tersebut sudah dapat langsung ditabelkan tanpa perlu diproses ubah dahulu menjadi angka-angka, seperti item umur dan nilai evaluasi hasil belajar. Hal ini akan berbeda dengan data yang yang berwujud kalimat dan bahasa yang sifatnya kualitatif. Data seperti ini, harus diolah dahulu sebelum ditabulasi atau diproses lanjut. Data yang berbentuk kalimat-kalimat yang bersifat kualitatif ada yang dapat ditabulasi, tetapi ada juga yang sepatutnya tetap berada dalam status kualitatif.
Data yang bersifat kualitatif disebut dengan istilah "data narasi". Dalam pembahasan kali ini, cara mengolah data narasi akan dibedakan dalam dua bentuk, yaitu 1) data narasi berpotensi tabulasi, data 2) data narasi nontabulasi.
1. Data Narasi Berpotensi Tabulasi
Data jenis ini mengacu pada jawaban responden yang ditingkat kemunculannya tinggi, artinya jawaban yang sering muncul karena diminati oleh responden.
2. Data Narasi Nontabulasi
Data narasi nontabulasi adalah data yang berwujud kalimat atau uraian yang sangat individual dan unik karena merupakan pendapat responden secara perseorangan. Contoh butir pertanyaan di atas menghendaki responden memberikan pendapatnya mengenai perlunya pelatihan di masa yang akan datang dan uraiannya tidak dibatasi. Apa pun yang diberikan, evaluator harus bisa menerimanya. Ketepatan dalam memberikan argumen merupakan masukan yang sangat berharga bagi pengambil keputusan didalam menentukan tindak lanjut program pelatihan. Walaupun data narasi nontabulasi tidak dapat diubah dan dimodifikasi, tetapi masih dapat disiasati agar mudah diolah. Pemikiran ini berangkat dari walaupun tingkat keunikan manusia itu tinggi, tetapi jika mendapatkan data dari sekian banyak responden, pasti ada beberapa data yang memiliki kesamaan. Kesamaan inilah yang memberikan peluang untuk melakukan pengelompokan atas data tersebut, dan kemudian dapat menghitung atau mengolahnya. Misalnya: Dari tabulasi di atas, evaluator program dapat memeproleh gambaran yang jelas tentang pendapat responden terhadap pelatihan. Jika ada pendapat lain yang munculnya hanya satu kali, tidak perlu ditabulasi, tetapi jika dianggap cukup baik, lebih baik dimasukkan ke dalam tabel sebagai bahan pertimbangan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengembangan organisasi tentu tidak bisa dilakukan dengan gegabah, perlu adanya rencana dan perhitungan yang matang sebelum memutuskan untuk melakukan pengembangan organisasi. Untuk itu, semua rencana pengembangan organisasi yang akan dilakukan memerlukan data yang valid serta analisisnya dilakukan dengan prinsip-prinsip ilmiah yang memadai. Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep. Data dapat digolongkan menurut ; Cara mendapatkanya ; Sumber datanya ; Sifat datanya ; dan Waktu pengambilan datanya. Untuk memperoleh data ada metode yang dapat digunakan yaitu ; Wawancara ; Observasi ; dan Kuisioner. Data yang sudah diperoleh belum bisa langsung digunakan, untuk mempermudah pemahaman dari data yang didapat, maka diperlukan proses tabulasi data.
DAFTAR PUSTAKA
https://aldianegara.wordpress.com/2012/01/23/pengembangan-organisasi/
https://massofa.wordpress.com/2008/02/12/pengembangan-organisasi/
http://yenz90.blogspot.co.id/2009/11/pengembangan-organisasi.html
http://raachmaa.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-dan-jenis-jenis-data-metode.html