LAPORAN STUDI KASUS PADA PASIEN TUBERCULOSIS DIBAGIAN PERAWATAN INFECTION CENTER DI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO
OLEH ANNISA KHAIRANI PO.76.3.04.14.1.004
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU JURUSAN GIZI 2017 1
BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Penyakit
Tuberculosis (TB) merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis, suatu basil tahan asam yang ditularkan melalui udara (Asih, 2004). Penyakit ini ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi. Komplikasi. Penyakit TB paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan komplikasi seperti: pleuritis, efusi pleura, empiema, laryngitis dan TB usus. Penderita tuberkulosis di kawasan Asia terus bertambah. Sejauh ini, Asia termasuk kawasan dengan penyebaran tuberkulosis (TB) tertinggi di dunia. Setiap 30 detik, ada satu pasien di Asia meninggal dunia akibat penyakit ini. Sebelas dari 22 negara dengan angka kasus TB tertinggi berada di Asia, di antaranya Banglades, China, India, Indonesia, dan Pakistan. Empat dari lima penderita TB di Asia termasuk kelompok usia produktif (Kompas, 2007). Di Indonesia, angka kematian akibat TB mencapai 140.000 orang per tahun atau 8 persen dari korban meninggal di seluruh dunia. Setiap tahun, terdapat lebih dari 500.000 kasus baru TB, dan 75 persen penderita termasuk kelompok usia produktif. Jumlah penderita TB di Indonesia merupakan ketiga terbesar di dunia setelah India dan China.
2
B. Data Dasar Pasien
1. Identitas Pasien Nama
: Tn.Dr
Umur
: 55 tahun
Jenis Kelamin
: laki laki
Agama
: Islam
Alamat
: Jln. Karaeng Karaeng laluasa laluasa DG kulle
No. Register
: 00795852
Tanggal MRS
: 21 April 2017
Tanggal Observasi
: 25April 2017
Diagnosa Medis
: tuberculosis paru
Ruang Perawatan
:IC lantai 2 bed 1
2. Data Subyektif a. Keluhan Utama Pasein mengalami sesak pada dada,batuk,nyeri pada dada,pausing, insomnia,susah BAB . b. Riwayat Penyakit Sekarang Tuberculosis paru c. Riwayat Penyakit Dahulu Pernah dirawat dengan penyakit yang sama. Pernah dirawat di balai besar kesehatan paru d. Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada riwayat penyakit yang sama dalam keluarga.
3
e. Kebiasaan Makan
-
Kebiasaan makan pasien 3 x sehari makan makanan pokok dengan porsi banyak (3-4 sendok nasi sekali makan)
-
pasien menyukai lauk hewani ( telur,ikan,ayam,tempe,tahu) biasa dikonsumsinya 2-3x sehari
-
suka makan sayur hijau maupun ma upun sayuran buah, 2x sehari
-
Suka makan buah-buahan(asemangka, apel, papaya, papaya, pisang) 1x 1x kali dalam seminggu.
-
Pasien mempunyai riwayat merokok dan mampu menghabiskan
-
Pasien suka mengkonsumsi minuman keras 2-3x sehari dengan porsi 1 gelas tiap kali minum, Pasien juga biasa menghabiskan rokok 2 bungkus/hari (namun sudah berhenti 3 bulan yang lalu sejak merasakan sesak pada dadanya)
f. Sosial Ekonomi
Pasien bekerja sebagai kuli bangunan dengan penghasilan pas pasan (Rp.1.500.000-2.000.00)per (Rp.1.500.000-2.000.00)per bulan.Dan tinggal bersama anak dan istrinya
3. Skrining Gizi
4
a. Antropometri
U
=55 tahun
LLA
=18 cm
TL
= 55
Konversi TL ke TB =(2,02xTL)-(0,04x54)+64,19 = 162 TB
=162 cm
%LLA= %LLA=
18 32.2
x 100%
x 100%
=55% (status gizi kurang/underweight)
b. Pemeriksaann Fisik/Klinis
5
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Fisik/Klinis Jenis
Hasil
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Nilai Normal
Ket.
Fisik
Keadaan umum
Lemah
BAB
Biasa kuning
BAK
Lancar
Klinis
Suhu
38oC
36 - 37 oC
Nadi
110x/menit
80-90 x/menit
pernapasan
28x/menit
20-30x/menit
N
N
Sumber : Data Objektif, April 2017
c. Pemeriksan Laboratorium Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jenis
Hasil
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Bilirubin total
Nilai Normal
0.96
>1.1 g/dl
SGOT
61
> 38 U/L
SGPT
24
> 41 U/L
albumin
2.4
3.5-50 g/dl
Sumber : Data Objektif, April 2017
6
Ket.
d. Riwayat Makan Makanan yang Dimakan Sebelum Intervensi Tabel 2. Daftar Hasil Recall 24 Jam Asupan Sebelum Intervensi Banyaknya
Waktu
Menu
Makan
Pagi (07.00)
10.00
Bubur Ayam gr bb
Bahan Makanan URT
Gram
Beras giling
½ gls
30
Ayam
½ ptg
30
kcl
3
½ sdm
20
bali
Minyak kelapa
Cah labu siam
Labu siam
wortel
Wortel
¼ gls
20
Minyak kelapa
¼ gls
2
Melon
½ ptg
50
1 bji
20
1 kotak
5
melon
Siang
Bubur
Beras giling
(12.00)
Daging bb
Daging sapi
sate
Kacang tanah
½ ptg
50
Kecap
½ sdm
4
Gula aren
½ sdt
2
Kacang panjang
¼ ikt
20
Jagung segar
¼ tgkl
20
Labu siam
½ gls
20
Sayur asam
62.5
(Malam)
Bubur
Beras giling
1/3 gls
50
19.00
Kakap gr acar
Kakap
½ ptg
40
Sup kacang
Kacang merah
2 sdm
5
merah
Minyak kelapa
1 sdt
2
Asupan Zat Gizi Sehari Sebelum Sebelum Intervensi Intervensi
7
Tabel 3. Asupan Zat Gizi Sebelum Intervensi
Asupan
Kebutuhan
%Kecukupan
Energi
Protein
Lemak
KH
895.3
30.9
29.4
128.6
1.582,1
59
43
327
56
52
68
39
Sumber : Data Subjektif, April 2017
8
BAB II PENENTUAN MASALAH GIZI
A. Diagnosa Gizi
Domain Intake Tabel 4.1 Distribusi Diagnosis Gizi Berdasarkan Domain Intake No
Diagnosis
1
intake makanan dan minuman oral kurang
Etiologi
nafsu makan kurang
Sign / Simpton
hasil recall 24 jam
Energi: 2895.3 Kkal (56%) Protein: 30.9 gr/hr (52%) Lemak: 29.4 gr/hr (68%) Kh
: 128.6
gr/hr (54%)
(NI –2.1) Kekurangan intake makanan dan minuman oral berkaitan dengan faktor psikologi (sekehendak anak dan hanya makan makanan yang dia suka) ditbuktikan dengan hasil recall 24 jam:
Energi: 895.3 Kkal (56%) Protein: 30.9 gr/hr (52%) Lemak: 29.4 gr/hr (68%) Kh
: 128.6 gr/hr (54%)
9
Domain klinik Tabel 4.2 Distribusi Diagnosis Gizi Berdasarkan Domain Clinik. No
1
Diagnosis Perubahan nilai laboratorium
Etiologi Gangguan fungsi hati dan ginjal
Sign / Simpton hasil laboratorium: laboratorium: Bilirubin total 0,96 SGOT 61 U/I SGPT 24 U/I Albumin 2,4
(NC.2.2) Perubahan nilai laboratorium berkaitan dengan gangguan dengan gangguan fungsi, hati
dan ginjal ditandai dengan hasil laboratorium: Bilirubin total 0,96 SGOT 61 U/I, SGPT 24 U/I Albumin 2,4
.
B. Diagnosis Medis
Tuberculosis paru
10
BAB III RENCANA TERAPI DIIT
A. Rencana Asuhan Gizi
1. Jenis Diit Makanan biasa 2. Konsistensi lunak 3. Tujuan Diit a. Mempertahankan berat badan normal b. Mencegah atau memperlambat terbentuknya kembali batu ginjal c. Memberikan diet sesuai dengan komponen utama batu ginjal 4. Syarat Diit a. Energi diberikan sesuai kebutuhan. b. Protein sedang, Yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total. c. Lemak sedang,yaitu 15-25% dari kebutuhan energi total d. Karbohidrat sisa dari kebutuhan energi total
5. Perencanaan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi a. Kebutuhan kalori Kebutuhan energi: Harris benedict : BEE = 66 + (13,75 x BB ) + (5 x TB) – (6,8 x U) = 66 + (13,75 x 59) + (6 x162) – (6,8 x 55) = 66 + (811) + (810) - (374 ) =1.313 kkal TEE = BEE x FA x FS =1. 313 x 1,00 x 1,3 =1 .706.9 Kkal/hr
11
Protein
= 15% x 1 .706.9 4 = 64 gr/hr
Lemak
= 25% x 1 .706.9 9 =47 r/hr
KH
= 60% x 1 .706.9 4 = 256 gr/hr
6. Rencana Edukasi dan Konsultasi Gizi Tujuan
:
a. Memahami tentang keadaan k eadaan pasien pasi en yang berhubungan dengan penyakit yang dideritanya. b. Mengerti tentang t entang makanan yang boleh dikonsumsi d ikonsumsi dan makanan yang dibatasi. c. Dapat menjalankan diit yang dianjurkan dengan benar. Sasaran
: Pasien Dan Keluarga
Tempat
: Lantai 2 IC Bed 3.
Metode
: Penyuluhan Individu
Waktu
: 10-15 menit
Materi
:
a. Gambaran umum penyakit yang diderita. b. Anjuran makan sesuai dengan diit yang telah dibuat. c. Bahan makanan yang boleh dan yang dibatasi.
12
Evaluasi
:
Menanyakan kembali materi yang telah diberikan. 7. Monitoring dan Evaluasi a. Data Antropometri. b. Perubahan data pemeriksaan fisik / klinik. c. Dietary asupan. d. Kepatuhan terhadap diet yang diberikan.
B. Implementasi Implementasi Asuhan Gizi
1. Diit Pasien Diit yang diberikan adalah diet makanan biasa yang bertujuan untuk mempercepat penyembuhan pasien dan mempertahankan status gizinya. 2. Perencanaan menu sehari untuk pasien adalah sebagai berikut: Pagi
: bubur, opor telur,sup kacang merah,
Selingan
: sup buah.
Siang
: bubur, ikan goreng Bb kuning, sayur asem.
Malam
: bubur, sate ayam,sayur sup tahu
13
3. Distribusi Makanan Sehari Tabel 5. Perencanaan Menu Sehari Pasien Waktu Makan
Banyaknya Menu
Bahan Makanan URT
Gram
Pagi
Bubur
Beras giling
1 gls
70
(07.00)
Opor telur
Telur Ayam
1 btr
40
Santan kelapa
10.00
Sup kacang
Kacang merah
merah
melon
3 ½ sdm
30
Wortel
¼ gls
40
Kentang
¼ gls
5
Daging sapi
½ ptg
50
Melon
1ptg
50
Gula pasir
1sdm
5
Siang
Bubur
Beras giling
1 gls
70
(12.00)
Ikan goreng
Ikan kakap
1 ptg
50
bb kuning
Minyak kelapa
sdg
4
Tempe bacem
Tempe bacem
1 sdm
2
Sayur asam
Kacang panjang
½ ptg
30
Jagung
5 sdm
25
Labu siam
½ ptg
25
Bubur
Beras giling
½ gls
50
Sate ayam
Ayam
½ gls
40
Kacang tanah
1/3 gls
5
Sayur Sup
Tahu
½ ptg
40
tahu
Minyak kelapa
2 sdm
3
Koll putih
½ gls
30
(Malam) 19.00
14
Sumber : Data Sekunder Terolah, april 2017
Menu tersebut di atas mengandung Energi = 1511.9 kkal/hr (%), Protein = 58.8gr/hr (%), Lemak =45 gr/hr (%), Karbohidrat =231.4 gr/hr (%).
15
BAB IV TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Tentang Tuberculosis Paru 1.
Definisi
Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun pada paru yang disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis, yaitu bakteri tahan asam yang ditularkan melalui udara yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi. Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman aerob yang dapat hidup terutama di
paru / berbagai organ tubuh lainnya yang bertekanan parsial tinggi. Penyakit tuberculosis ini biasanya menyerang paru tetapi dapat menyebar ke hampir seluruh bagian tubuh termasuk meninges, ginjal, tulang, nodus limfe. Infeksi awal biasanya terjadi 2-10 minggu setelah pemajanan. Individu kemudian dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau ketidakefektifan respon imun. 2. Etiologi
TB paru disebabkan oleh
Mycobakterium tuberculosis yang
merupakan batang aerobic tahan asam yang tumbuh lambat dan sensitif terhadap panas dan sinar UV. Bakteri yang jarang sebagai penyebab, tetapi pernah terjadi adalah M. Bovis dan M. Avium.
16
3. Tanda Dan Gejala
1. Tanda a. Penurunan berat badan b. Anoreksia c. Dispneu d. Sputum purulen/hijau, mukoid/kuning. 2. Gejala a. Demam Biasanya menyerupai demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh penderita dengan beratringannya infeksi kuman TBC yang masuk. b. Batuk Terjadi karena adanya infeksi pada bronkus. Sifat batuk dimulai dari batuk kering kemudian setelah timbul peradangan menjadi batuk produktif (menghasilkan sputum). Pada keadaan lanjut berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada ulkus dinding bronkus. c. sesak nafas. Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah setengah bagian paru.
17
d. Nyeri dada Timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura (menimbulkan pleuritis) e.Malaise Dapat berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, berat badan turun, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam. 4. Patofisiologi
Pada tuberculosis, basil tuberculosis menyebabkan suatu reaksi jaringan yang aneh di dalam paru-paru meliputi: penyerbuan penyerbuan daerah terinfeksi oleh makrofag, pembentukan dinding di sekitar lesi oleh jaringan fibrosa untuk membentuk apa yang disebut dengan tuberkel. tuberkel. Banyaknya area fibrosis menyebabkan meningkatnya usaha otot pernafasan untuk ventilasi paru dan oleh karena itu menurunkan kapasitas vital, berkurangnya luas total permukaan membrane respirasi yang menyebabkan penurunan kapasitas difusi paru secara progresif, dan rasio ventilasi-perfusi yang abnormal di dalam paru-paru dapat mengurangi oksigenasi darah.
18
5. Manifestasi Klinik Penderita TBC akan mengalami berbagai gangguan kesehatan, seperti batuk berdahak kronis, demam subfebril, berkeringat tanpa sebab di malam hari, sesak napas, nyeri dada, dan penurunan nafsu makan. Semuanya itu dapat menurunkan produktivitas penderita bahkan kematian. Gejala Umum :
batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih Gejala lain yang sering dijumpai :
· Dahak bercampur darah · Batuk darah · Sesak nafas dan rasa nyeri dada · Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, rasa kurang enak badan (malaise),
berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan,
demam meriang lebih dari satu bulan. Gejala-gejala tersebut diatas dijumpai pula pada penyakit paru selain TBC. Oleh sebab itu orang yang datang dengan gejala diatas harus dianggap sebagai seorang “suspek tuberkulosis” atau tersangka penderita
TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung. Selain itu, semua kontak penderita TB Paru BTA positif dengan gejala sama, harus diperiksa dahaknya.
19
6. Penatalaksanaan Asuhan Gizi
Manifestasi klinik dari tuberculosis paru: a. Terapi Gizi Medis Terapi Gizi Medis merupakan terapi dasar dengan obat-obatan. Tetapi gizi medis perlu dilakukan segera setelah status gizi diketahui. Pada prinsipnya terapi diet harus mengandung energi cukup, protein yang
sesuai
dengan
kebutuhan
pasien
serta
vitamin
yang
dibutuhkan.
b. Prinsip Gizi Medis Dalam pelaksanaan diit makanan biasa ini perlu diperhatikan kondisi pasien agar dapat memberi asupan yang tidak memperparah sesak maupun batuk serta memenuhi nutrisi yang diperlukan tubuh selama dalam keadaan sakit dan setelah sembuh dari penyakitnya tersebut. Asupan vitamin dan mineral tetap diperhatikan. Makanan
yang
diolah
tidak
boleh
dimasak
dengan
menggunakan banyak minyak atau santan kental, menghindari minuman yang berenergi rendah serta tidak boleh menggunakan bumbu yang tajam seperti cabai dan merica.
20
A. Tinjauan Tinjauan Tentang Diit
1. Gambaran Umum Diit Diit yang diberikan adalah diet makanan biasa yang bertujuan untuk mempercepat penyembuhan pasien dan mempertahankan status gizinya. 2. Indikasi Pemberian Pemberian diet makanan biasa diberikan pada pasien : a. Persiapan operasi untuk mencapai gizi seimbang dan pasca operasi bila pasien telah dapat menerimanya. b. Pasien dengan penyakit infeksi dengan kenaikan suhu badan yang tidak terlalu tinggi c. Pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan . d. Serta perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa.
21
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. MONITORING 1. Monitoring Diet Pasien
Pasien masuk kerumah sakit pada tanggal 22 April 2017 dengan keluhan Pasein mengalami sesak pada dada,batuk,nyeri pada dada,pusing, insomnia,susah BABHasil monitoring pasien menunjukkan bahwa selama dirawat inap di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, pasien diberikan diet makanan biasa dengan konsistensi biasa setelah intervensi tetap diberikan diet makanan biasa. Pada intervensi hari pertama keluhan sesak pada dada,batuk,nyeri pada dada,pausing, insomnia. Pada intervensi hari kedua keluhan sesak pada dada,batuk,nyeri pada dada,pusing, insomnia tetap masih ada. Tabel . Asupan makanan pasien sebelum intervensi Tabel 9 .asupan sebelum intervensi. Hari/tanggal
Uraian
Asupan zat gizi E
P
L
KH
Senin 07
Asupan
895.3
30.9
29.4
128
April 2017
Kebutuhan
1706
64
47
256
% asupan
56%
52%
68%
54%
Sumber: Data primer Terolah, April 2017 Dari hasil recall
sebelum intervensi. Pasien teridentifikasi (NI-2.1) asupan intake makanan dan minuman oral kurang berkaitan dengan Asupan kurang, ditandai dengan hasil recall 24 jam : energi 56%, protein 52%, lemak 68% dan karbohidrat 54%. Selama dilakukannya intervensi asupan pasien meningkat, dilihat dari hasil recall 24 jam sebagai berikut :
22
Tabel 10. asupan pasien selama intervensi Hari/tanggal
Selasa 26 april 2017
rabu, 27 april 2017
Kamis, 28 april 2017
Uraian
Asupan zat gizi E
P
L
KH
Asupan
1023.8
45
27
150.9
Kebutuhan
1706
64
47
256
% Asupan
64%
76%
64%
63%
Asupan
981.5
41.4
22.9
153.2
Kebutuhan
1706
64
47
256
% Asupan
62%
70%
53%
64%
Asupan
967.5
35.5
20.4
160.8
Kebutuhan
1706
64
47
256
% Asupan
61%
60%
47%
67%
: Data Primer Terolah, April 2017 Sumber : Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa asupan energi pada hari pertama sebesar 64%, protein 76%, lemak 64%, dan karbohidrat 63%. Asupan energi pada hari kedua mengalami penurunan menjadi energi 62%,megalami penurunan dan belum memenuhi kebutuhan standar. Protein menurun menjadi 53%, Lemak meningkat menjadi 64%, meskipun meningkat tetapi belum memenuhi kebutuhan standar dan karbohidrat meningkat menjadi 64%, Asupan energi pada hari ketiga menurun menjadi 61%. Protein menurun menjadi 60%, belum memenuhi kebutuhan standar. Lemak menurunt menjadi 47%, belum memenuhi kebutuhan standar dan karbohidrat meningkat 67 %, karena tidak menghabiskan makanan rumah sakit.
23
Monitoring Pengukuran Antropometri
Tabel 11. Perkembangan Data Antropometri Pasien 25 April
26 April
27 April
28 April
2017
2017
2017
2017
BBI
60kg
60kg
60kg
60kg
TB
162cm
162cm
162cm
162cm
LLA
55%
55%
55%
55%
Status Gizi
Gizi kurang
Gizi kurang
Gizi kurang
Gizi kurang
PARAMETER
Sumber : Data Primer Terolah, April 2017
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa hasil monitoring pengukuran antropometri pada % LLA sebelum intervensi 55% (gizi kurang) dan setelah intervensi 55% (gizi kurang),hasil tersebut menandakan bahwa status gizi pasien tidak mengalami perubahan. 2. Monitoring Pemeriksaan Fisik/Klinik
Tabel 12. Hasil Monitoring Pemeriksaan Fisik/Klinik Jenis Pemeriksaan (25/04/17) Tekanan Darah Nadi Pernapasan Suhu (26/04/17) Tekanan Darah Nadi Pernapasan Suhu (27/04/17) Tekanan Darah Nadi
Hasil Pemeriksaan
Nilai Normal
Ket.
120/80 mmHg 110 x/menit 20 x/ menit 36 OC
120/80 mmHg 70 – 140 x/menit 18 – 20 x/menit 36 - 37 oC
N N N N
120/60 mmHg 90 x/menit 20 x/ menit 36.1 OC
120/80 mmHg 70 – 140 x/menit 18 – 20 x/menit 36 - 37 oC
N N N N
120/80 mmHg 70 – 140 x/menit
N N
120/60 mmHg 100 x/menit 24 x/menit
24
36.7 OC
Pernapasan Suhu
18 – 20 x/menit 36 - 37 oC
N N
120/60 mmHg (28/04/17) 110 x/menit Tekanan Darah 120/80 mmHg 20 x/ menit Nadi 70 – 140 x/menit 36.1 OC Pernapasan 18 – 20 x/menit Suhu 36 - 37 oC Sumber : Data Sekunder Terolah, April 2017
N N N N
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa hasil monitoring mengenai perkembangan pemeriksaan fisik/klinis pasien sebelum intervensi pasien dalam keadaan sadar, KU sadar, TD 120/80 mmHg, Suhu 36, 0C, Nadi 110x/menit, Pernapasan 20x/menit setelah intervensi terakhir KU baik, TD 120/60 mmHg, Suhu 36.1 0C, Nadi 110x/menit, Pernapasan 30 x/menit. 3. Monitoring Pemeriksaan Laboratorium
Tabel 13. Hasil Monitoring Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan
Hasil pemeriksaan 28/04/2017
29 April
Laboratorium
26/04/2017
27/04/2017
Bilirubin total
0.96
0.96
0.96
0.96
SGOT
61
61
61
61
SGPT
24
24
24 24
24
Albumin
2.4
2.4
2.4
2.4
2017
Sumber : Data Sekunder Terolah, April 2017
Berdasarkan
tabel
diatas
menunjukkan
bahwa
hasil
pemeriksaan
laboratorium sebelum dan setelah intervensi mengalami perubahan.
25
B. Hasil Motivasi Diet Pasien 1. Perkembangan Pengatuhan Gizi
Pasien sebelumnya telah mendapatkan edukasi mengenai diet makanan biasa konsistensi biasa, tetapi pasien belum terlalu paham, sehingga diberikan kembali edukasi tentang penyakit dan diet yang diberikan. Edukasi yang diberikan pada pasien dan keluarga yaitu penjelasan
mengenai
diet
makanan
biasa
konsistensi
biasa,
meningkatkan asupan zat gizi protein memberikan informasi tentang makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan serta makanan yang dibatasi dan manfaat makanan dalam proses penyembuhan. Hasil yang kami peroleh adalah pasien mampu menerima edukasi yang kami berikan, hal tersebut terlihat dari antusias pasien memberikan
tanggapan
serta
pertanyaan-pertanyaan
sebagai
feedback dan motivasi yang kami berikan. Secara umum anak pasien dapat memahami dan menjalankan diet sesuai edukasi dengan anjuran dan arahan yang diberikan. 2. Sikap dan perilaku pasien terhadap diet
Sikap dan perilaku pasien terhadap diet yang diberikan dapat dilihat dengan kurangnya asupan perhari. Hal tersebut menunjukkan pasien belum bisa patuh terhadap diet, yang diberikan meskipun demikian, dukungan tetap memberikan dengan menganjurkan makan sedikit demi sedikit tetapi sedikit, agar pasien tetap belajar untuk memenuhi diet. C. Evaluasi Status Gizi
Selama
intervensi
tidak
terjadi
perubahan
status
gizi,n
berdasarkan % LLA sebelumnya 55% dan selama intervensi tidak ada peningkatan maupun penurunan masih tetap 55% bahkan tidak terjadi peningkatan asupan karena pengaruh nafsu makan kurang.
26
D. Perkembangan Terapi Diet
Terapi diet yang yang diberikan yaitu diet makanan biasa konsistensi lunak dengan harapan mampu untuk mencukupi semua kebutuhan pasien untuk proses penyembuhan dan peningkatan daya tahan tubuh pasien. Dari hasil monitoring yang dilakukan selama masa intervensi, tidak terjadi perkembangan yang sangat menonjol dan tidak ditemukan masalah baru.
27
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari studi kasus dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Pasien diagnosa Tuberculosis paru 2. Status Gizi pasien Kurang berdasarkan pengukuran % LLA = 55% 3. Asupan energi sebelum se belum intervensi inter vensi adalah energi sebesar sebesa r 895.3, Protein 30.9 Lemak 29.4, KH 128. 4. Diagnosa gizi pasien yaitu (NI.2.1) (NC.2.2). 5. Persentase Asupan pasien selama intervensi yaitu intervensi Energi 967.5 kkal/hr, protein sebesar 35.5 gr/hr, lemak sebesar 20.4 gr/hr, dan karbohidrat sebesar 160.8 gr/hr. 6. Jenis diet yang diberikan adalah Diet makanan biasa B. Saran 1. Memotivasi pasien dan keluarga ke luarga agar mentaati diet yang telah tel ah diberikan, dan makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi. 2. Mengawasi antropometri,
perkembangan maupun
data
pasien hasil
baik
asupan
laboratorium
makanan, untuk
data
melakukan
identifikasi masalah gizi sedini mungkin dan dapat melihat tingkat keberhasilan intervensi gizi yang dilakukan.
28
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes Marilynn E ,Rencana Asuhan Keperawatan ,EGC, Jakarta , 2000. Lynda Juall Carpenito, Rencana Asuhan dan Dokumentasi TBC , edisi 2 , EGC, Jakarta ,1999. Mansjoer dkk , Kapita Selekta Kedokteran ,edisi 3 , FK UI , Jakarta 1999. Price,Sylvia Anderson , Patofisologi : Konsep Klinis Proses – Proses penyakit , alih bahasa Peter Anugrah, edisi 4 , Jakarta , EGC, 1999. Tucker dkk, Standart Perawatan Pasien , EGC, Jakarta , 1998 M.Ardiansyah.2012.medikal bedah untuk mahasiswa. Diva press. Yogyakarta Widoyono.2008.penyakit tropis: epidemiologi, penularan, pencegahan dan pemberantasannya. Erlangga. Jakarta
29