PROPOSAL PROYEK PEMBANGUNAN FASILITAS PRODUKSI PRODUKSI SKT PT. DJARUM DI BATAM
Disusun oleh : 1. Cristian Wanda Putra
(10/297664/TP/09721) (10/297664/TP/09721)
2. M Roisul Akbar Islami
(10/297679/TP/09724) (10/297679/TP/09724)
3. Ria Susanti
(10/297696/TP/09727) (10/297696/TP/09727)
4. Hardi Junaedi
(10/297860/TP/09729) (10/297860/TP/09729)
5. Ahmad Sukron
(10/297946/TP/09730) (10/297946/TP/09730)
LABORATORIUM SISTEM INDUSTRI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal proyek ini dengan tepat waktu. Seperti yang telah ditulis dalam rencana strategis perusahaan bahwa PT. Djarum akan semakin fokus untuk memperluas pangsa pasarnya hingga ke pasar internasional. Hal ini tentunya membutuhkan fasilitas produksi baru yang lebih baik dan efisien. Berangkat dari hal itulah kegiatan proyek ini dirancang. Terselesaikannya proposal ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Robert Budi Hartono selaku CEO PT. Djarum 2. Bapak H.M. Sholeh selaku kepada divisi Strategic Affair 3. Bapak Victor Rachmat Hartono selaku COO PT. Djarum 4. Bapak Kusumo Martanto selaku kepada divisi Business Development 5. Seluruh anggota tim pelaksana proyek 6. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa disebutkan satu per satu Penulis menyadari bahwa proposal proyek ini masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu, penulis akan dengan senang hati menerima segala macam kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan perusahaan.
Yogyakarta,17 Desember 2012 Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………….i KATA PE NGANTAR…………………………………………………………….ii DAFTAR ISI……………………………………………………………………...iii BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG…………………………………………………….1 B. NAMA DAN LOKASI PROYEK ………………………………………...1 C. PELAKSANA PROYEK ………………………………………………….2 D. TUJUAN…………………………………………………………………..3 E. NILAI TOTAL BIAYA PROYEK ………………………………………..3 BAB II PROFIL ORGANISASI PROYEK A. PROFIL ORGANISASI PROYEK ………………………………………..4 B. STRUKTUR ORGANISASI PT. DARUM DAN PROYEK ……………..7 BAB III ASPEK OPERASIONAL, PERSONALIA DAN BIAYA A. ASPEK OPERASIONAL…………………………………………………9 B. ASPEK PERSONALIA………………………………………………….15 C. ASPEK BIAYA………………………………………………………….16 LAMPIRAN A. SKEMA WORK BREAKDOWN STRUCTURE……………………….17 B. TABEL WORK BREKADOWN STRUCTURE………………………..18 C. GANTT CHART..……………………………………………………….19 D. TABEL BIAYA...………………………………………………………..20 E. KURVA S……………………………………………………...………...21 F. NETWORK DIAGRAM………………………………………………...22
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Awalnya, perusahaan rokok Djarum didirikan oleh Oei Wie Gwan pada tanggal 21 April 1951. Perusahaan ini menghasilkan rokok jenis kretek dan cerutu. Perusahaan rokok Djarum kemudian berubah menjadi perseroan terbatas pada tahun 1983 dan namanya berubah menjadi PT. Djarum. Sekarang ini, PT. Djarum merupakan salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia. PT. Djarum terus memperluas jaringan pemasarannya hingga ke seluruh Indonesia dan juga luar negeri. Namun demikian hingga kini, fasilitas produksi yang dimiliki oleh PT. Djarum masih terpusat di daerah Jawa Tengah, khususnya di wilayah kabupaten Kudus. Sesuai dengan tujuan perusahaan untuk memperluas jangkauan pemasarannya di pasar internasional, maka dibutuhkan fasilitas produksi baru yang lebih dekat dengan pusat perdagangan internasional. Untuk itulah proyek pembangunan fasilitas produksi SKT di Batam dilakukan. Batam sendiri dipilih sebagai lokasi proyek karena letaknya yang strategis, yaitu dekat dengan pelabuhan Singapura. Dengan memiliki fasilitas produksi di sini, maka diharapkan suplai rokok ke kawasan Asia, Eropa dan Afrika menjadi semakin mudah dan efisien. Selain itu, Batam juga telah memiliki kawasan industri terpadu yang didalamnya telah mencakup fasilitasfasilitas khusus industri yang cukup baik. Kehadiran fasilitas produksi SKT milik PT. Djarum di sana juga diharapkan akan membuka lapangan tenaga kerja baru untuk masyarakat berpendidikan rendah yang selama ini belum terserap seluruhnya. Berikut adalah road map proyek yang akan dilaksanakan :
1
500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0
Series1 i a s e l e s t u o y a l
i a s e l e s n i a s e d
a d a h a d u s h a n a t s a u l
i a s e l e s y e v r u s
p a i s h a d u s h a n a t
p a i s n a n i z i r e p
a p d i a a s h a a j d r e u k s l a a g i r a n e t e a t m
i i i s i g a s a s a o e l e r t l l o s e e i k s s n i s n n i p a e m s n m d e a t u i g t i s n u r k a k e b e l m r e s e p
n a t a h e s e k s e t
a M b D o S c j n i a u h i t a l e p
B. NAMA DAN LOKASI PROYEK Nama proyek yang akan dilaksanakan adalah “Pembangunan Fasilitas Produksi SKT PT. Djarum di Batam ”. Fasilitas produksi ini akan mencakup area seluas 5000 m2 dimana 2500 m 2 diantaranya digunakan sebagai ruang produksi. Adapun kapasitas produksi yang direncanakan untuk pabrik ini adalah enam juta batang rokok per hari. Pembangunan fasilitas produksi SKT PT. Djarum akan dilakukan di Jl. Hang Jebat No 76 Batam.
2
Lokasi Proye
Gambar 1. Peta Lokasi Pabrik Djarum di Batam
C. PELAKSANA PROYEK Proyek ini akan dilaksanakan oleh “TIM PROYEK SKT PT. DJARUM BATAM” dengan anggota sebagai berikut: Project Manager
: Ria Susanti
Kepala Bagian Quality Control
: Christian Wanda Putra
Kepala Bagian Administrasi
: Hardi Junaedi
Site Manager
: M. Roisul Akbar I
Koordinator Tim Perancangan Pabrik
: Puji Rahayu
Koordinator Tim Penentuan Lokasi
: Fahmi Usman Effendi
Koordinator Tim Pembangunan Pabrik
: Aprilian Megasari
Koordinator Tim Pengadaan Mesin
: Dwita Rahmawati
Koordinator Tim Pengadaan SDM
: Astrid Romanna Silaen
Koordinator Tim Uji Coba Produksi
: Ahmad Sukron
3
D. TUTUAN PROYEK Proyek ini bertujuan: 1. Membangun fasilitas produksi SKT Djarum di Batam 2. Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Batam 3. Meningkatkan kapasitas produksi untuk mendukung penjualan di pasar internasional 4. Mengurangi biaya produksi dalam rangka mendukung daya saing produk Djarum
E. NILAI TOTAL BIAYA PROYEK Biaya yang dibutuhkan untuk proyek Pembangunan Fasilitas Produksi SKT PT.Djarum di Batam adalah sebesar Rp.13.600.027.333,00. F.
Road Map
Pabrik siap beroperasi Pembagunan pabrik telah selesai
Pembangunan masih dalam proses
Pembagunan dalam proses
Material, mesin dan pekerja konstruksi telah siap Perizinan selesai diurus
Tanah telah dibebaskan Layout, desain fisik dan luas tanah telah ditentukan
3
6
9
12
15
18
21
24
4
BAB II PROFIL ORGANISASI PROYEK
A. PROFIL ORGANISASI PROYEK 1. Struktur Organisasi Proyek
Project Manager
Quality Control
Administrasi
Site Manager
Logistik
Tim Perancangan Pabrik
Tim Penentuan Lokasi Pabrik
Tim Pembangunan Pabrik
Tim Pengadaan Mesin Industri
Tim Pengadaan Tenaga Kerja
Tim Uji Coba Produksi
2. Deskripsi Pekerjaan Project Manager : 1. Menjadwalkan proyek 2. Mengimplementasikan rencana proyek 3. Mengontrol kerja sampai selesai
5
4. Membina hubungan kooperatif dengan para pihak yang terlibat, baik dalam struktur horizontal maupun vertikal 5. Melakukan inovasi 6. Memperkirakan durasi tugas Site Manager : 1. Memantau jalannya proyek 2. Mengkoordinasi tim-tim yang berada di bawahnya Quality Control : 1. Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang telah selesai 2. Memberikan saran kepada pelaksana agar hasil pekerjaan tersebut sesuai dengan dokumen 3. Memeriksa kualitas material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan Administrasi: 1. Menginventarisasi semua barang milik proyek 2. Membuat pembukuan arsip-arsip selama pelaksanaan proyek 3. Memelihara pelaralatan administrasi 4. Mempersiapkan semua kebutuhan peralatan administrasi untuk menunjang pelaksanaan proyek Logistik: 1. Menentukan jumlah material yang dibutuhkan 2. Menyediakan dan mengatur tempat penyimpanan material 3. Mengelola persediaan material 4. Melakukan pencatatan keluar masuknya barang Tim perancangan pabrik: 1. Membuat layout pabrik 2. Membuat desain fisik pabrik 3. Menentukan luas tanah yang diperlukan untuk pembangunan pabrik Tim penentuan lokasi pabrik: 1. Melakukan survey lokasi 2. Melakukan fiksasi lokasi pabrik dengan berbagai pertimbangan
6
3. Membebaskan tanah 4. Mengurusi segala macam perizinan Tim pembangunan pabrik 1. Membeli material 2. Merekrut tenaga kerja konstruksi 3. Menyewa alat-alat konstruksi 4. Terlibat dalam pembangunan pabrik Tim pengadaan SDM: 1. Mengumumkan rekruitmen SDM 2. Melakukan seleksi calon tenaga kerja 3. Melakukan pelatihan kerja kepada tenaga kerja Tim uji coba produksi: 1. Berperan utama dalam kegiatan uji coba produksi
7
B. STRUKTUR ORGANISASI PT. DJARUM DAN PROYEK Chief Executive Officer
Strategic Affair
Chief Operating Officer
Public Corporate Communication SCM
Business Development
QMS
A
Purchasing
Production
RnD
Finance
Marketing
HRD
Business Technology
8
A
Project Manager
Quality Control
Administrasi
Site Manager
Logistik
Tim Perancangan Pabrik
Tim Penentuan Lokasi Pabrik
Tim Pembangunan Pabrik
Tim Pengadaan Mesin Industri
Tim Pengadaan Tenaga Kerja
Tim Uji Coba Produksi
9
BAB III ASPEK OPERASIONAL, ASPEK PERSONALIA, DAN ASPEK BIAYA
A. ASPEK OPERASIONAL Dalam pelaksanaan proyek ini, akan ada beberapa kegiatan utama. Yang pertama adalah kegiatan perancangan pabrik, dimana kegiatan ini sendiri mencakup kegiatan perancangan layout pabrik, perancangan desain fisik pabrik, dan penentuan kebutuhan luas tanah. Dalam kegiatan perancangan layout pabrik, ditentukan bagaimana tata letak pabrik yang paling baik dalam kaitannya dengan aliran bahan, urutan proses produksi, ergonomika dan lain-lain. Kegiatan perancangan pabrik ini layout pabrik ini kira-kira menghabiskan waktu selama 30 hari dengan melibatkan tim perancangan pabrik dan insinyur yang ahli dalam bidang perancangan layout industri. Kemudian setelah layout pabrik dibuat, baru kemudian dilakukan perancangan desain fisik pabrik. Di dalam kegiatan ini, bentuk fisik pabrik divisualisasikan dalam bentuk maket tiga dimensi. Hal ini bertujuan untuk mempermudah proses pembangunan pabrik itu sendiri. Kegiatan perancangan desain fisik pabrik ini diperkirakan membutuhkan waktu selama 15 hari dengan melibatkan tim perancangan pabrik, insinyur dan arsitek. Luas tanah yang diperlukan kemudian dihitung dengan mempertimbangkan fasilitasfasilitas lain yang mungkin diperlukan, seperti taman, lahan terbuka, tempat parkir dan lain-lain. Kegiatan penentuan luas tanah ini kurang lebih membutuhkan waktu sekitar 5 hari dengan melibatkan tim perancangan pabrik. Kegiatan selanjutnya adalah penentuan lokasi pabrik, yang mencakup kegiatan survey dan fiksasi lokasi pabrik, pembebasan tanah serta pengurusan berbagai macam perizinan seperti Izin Mendirikan Bangunan, Izin Usaha Industri dan Izin Gangguan. Kegiatan survey dilakukan untuk mencari lokasi terbaik dari segi kemudahan akses, kesesuaian kontur tanah dengan desain pabrik, fasilitas industri yang telah ada, UMR, ketersediaan tenaga kerja dan lain-lain. Setelah melihat beberapa alternatif lokasi yang ada, baru kemudian
10
dilakukan fiksasi lokasi. Kegiaatan survey dan fiksasi lokasi pabrik ini memerlukan waktu sekitar 30 hari denga melibatkan tim penentuan lokasi pabrik. Setelah lokasi pabrik ditetapkan, kemudian dilakukan pembebasan tanah. Pembebasan tanah di sini dilakukan melalui musyawarah mufakat dengan
warga
pemilik
tanah,
dengan
mengedepankan
prinsip
yang
menguntungkan kedua belah pihak. Kegiatan pembebasan tanah ini kira-kira memerlukan waktu sekitar 40 hari dengan melibatkan tim penentuan lokasi pabrik. Setelah tanah dibebaskan, baru kemudian dilakukan pengurusan perizinan agar proyek ini legal dari sisi regulasi. Kegiatan pengurusan perizinan ini kurang lebih membutuhkan waktu sekitar 90 hari dengan melibatkan tim penentuan lokasi pabrik. Kegiatan selanjutnya yaitu pembangunan pabrik, yang mencakup kegiatan pembelian material, pengadaan mesin konstruksi, pengadaan tenaga kerja konstruksi, dan pembangunan pabrik itu sendiri. Kegiatan pembelian material, pengadaan mesin konstruksi dan pengadaan tenaga kerja ini dilakukan
dalam
waktu
yang
bersamaan,
dimana
masing-masing
membutuhkan waktu selama 30, 10 dan 10 hari dan juga melibatkan tim pembangunan pabrik. Setelah ketiga kegiatan tersebut selesai, baru kemudian dilakukan pembangunan pabrik. Pembangunan ini tentunya didasarkan atas maket yang telah dibuat sebelumnya. Pembangunan tidak hanya mencakup pabrik saja, tetapi juga fasilitas-fasilitas lain yang diperlukan untuk menunjang kegiatan produksi serta mempermudah tenaga kerja dalam memenuhi kebutuhan rohani dan materiilnya. Kegiatan pembangunan pabrik kira-kira membutuhkan waktu sekitar 180 hari dengan melibatkan supervisor, mandor dan pekerja konstruksi. Kegiatan utama yang ke empat yaitu pengadaan mesin industri, yang mencakup kegiatan pembelian mesin, pemasangan mesin dan uji coba mesin. Kegiatan pembelian mesin memerlukan waktu sekitar 20 hari dengan melibatkan teknisi dan tim pengadaan mesin. Adapun mesin yang dibeli haruslah sesuai dengan spesifikasi dan budget yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah mesin tiba di pabrik, kemudian dilakukan pemasangan
11
mesin. Tentu saja, pemasangan mesin dilakukan dengan berpedoman pada layout yang telah dibuat di awal proyek. Pemaasangan mesin ini memerlukan waktu sekitar 10 hari dengan melibatkan teknisi dan tim pengadaan mesin. Kemudian, dilakukan uji coba mesin untuk memastikan bahwa mesin dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Dengan melakukan uji coba ini, masalah pada mesin ketika pabrik telah beroperasi penuh dapat dihindari karena hal tersebut dapat menimbulkan kerugian bagi pabrik. Kegiatan utama yang ke lima yaitu pengadaan tenaga kerja pabrik, yang meliputi pengumuman rekruitmen tenaga kerja, seleksi tenaga kerja dan pelatihan tenaga kerja. Pengumuman rekruitmen dilakukan dengan membuat iklan di media cetak lokal dan nasional selama 5 hari. Para pendaftar kemudian akan diseleksi dari segi administrasi. Seleksi administrasi ini diberlakukan bagi seluruh calon tenaga kerja di pabrik, dari tenaga kerja tingkat paling bawah sampai tenaga kerja di tingkat manajemen puncak. Seleksi administrasi ini memerlukan waktu sekitar 10 hari dengan melibatkan tim pengadaan tenaga kerja. Kemudian, bagi calon tenaga kerja bagian manajemen yang lolos seleksi administrasi diseleksi kembali melalui tes psikologi. Tes ini digunakan untuk mengetahui kepribadian pelamar apakah sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Tes psikologi ini membutuhkan waktu sekitar 5 hari dengan melibatkan tim pengadaan tenaga kerja dan psikolog. Tes kesehatan kemudian dilakukan terhadap pelamar yang lolos tes psikologi. Tes kesehatan memerlukan waktu sekitar 5 hari dengan melibatkan tim pengadaan tenaga kerja dan dokter. Selanjutnya, dilakukan pelatihan terhadap tenaga kerja yang diterima, baik tenaga kerja tingkat rendah maupun tenaga kerja di tingkat manajemen, agar skill mereka terasah dan teradaptasi dengan lingkungan pabrik yang masih baru tersebut. Kegiatan pelatihan tenaga kerja ini diadakan selama 5 hari dengan melibatkan tim pengadaan tenaga kerja, trainer produksi dan trainer manajemen. Kegiatan utama yang keenam yaitu uji coba produksi. Kegiatan ini berlangsung selama 5 hari dengan melibatkan tim uji coba produksi sebanyak 10 orang dan tenaga kerja produksi sebanyak 50 orang. Uji coba produksi ini
12
dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan produksi ketika produksi normal sudah dimulai. Secara ringkas, proyek ini terdiri atas enam kelompok kegiatan utama, yaitu perancangan pabrik, penentuan lokasi pabrik, pembangunan pabrik, pengadaan mesin industri dan pengadaan tenaga kerja serta uji coba produksi. Kegiatan perancangan pabrik meliputi kegiatan perancangan layout pabrik, kegiatan perencanaan desain fisik pabrik, dan penentuan kebutuhan luas tanah. Kemudian, kegiatan penentuan lokasi pabrik meliputi kegiatan survey dan fiksasi lokasi pabrik, pembebasan tanah dan pengurusan perizinan. Kegiatan pembangunan pabrik meliputi kegiatan pembelian material, pengadaan mesin konstruksi, pengadaan tenaga kerja konstruksi, dan pembangunan pabrik itu sendiri. Lalu kegiatan pengadaan mesin industri mencakup kegiatan pembelian mesin, pemasangan mesin dan uji coba mesin. Kemudian ada kegiatan pengadaan tenaga kerja yang meliputi kegiatan pengumuman rekruitmen, seleksi administrasi, tes psikologi, tes kesehatan serta pelatihan tenaga kerja. Yang terakhir, ada kegiatan uji coba produksi. Dari Gantt Chart dapat dilihat bahwa kegiatan perancangan layout pabrik, perancangan desain pabrik, penentuan kebutuhan luas tanah, survey dan fiksasi lokasi pabrik, pembebasan tanah, dan pengurusan perizinan merupakan kegiatan yang berurutan, dimasa satu kegiatan harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum kegiatan selanjutnya bisa dimulai. Di sini, tidak ada kegiatan yang paralel dengan kegiatan-kegiatan tersebut. Oleh karena itu, bisa dipastikan bahwa keenam kegiatan tersebut merupakan bagian dari jalur kritis. Setelah kegiatan pengurusan perizinan, terdapat tiga kegiatan yang bisa dilakukan secara bersamaan, yaitu pembelian material bangunan, pengadaan mesin konstruksi dan pengadaan tenaga kerja konstruksi. Dengan kata lain, ketiga kegiatan tersebut merupakan kegiatan paralel. Oleh karena kegiatan pembelian material memerlukan waktu yang paling lama dibanding dengan dua kegiatan lain yang paralel dengannya, serta kegiatan selanjutnya baru bisa dimulai jika ketiga kegiatan tersebut telah selesai semua, maka kegiatan pembelian material menjadi bagian dari jalur kristis. Di sini, terdapat
13
slack untuk kegiatan pengadaan mesin konstruksi dan pengadaan tenaga kerja konstruksi. Dengan demikian, waktu mulai kedua kegiatan ini bisa diundur (tidak harus dimulai bersamaan dengan kegiatan pembelian material) asalkan batas waktu penyelesaiannya tidak melebihi batas penyelesaian kegiatan pembelian material. Kemudian setelah kegiatan pembelian material, pengadaan mesin konstruksi dan pengadaan tenga kerja konstruksi selesai dilakukan semuanya, maka proyek dilanjutkan dengan kegiatan pembangunan pabrik. Kegiatan ini merupakan bagian dari jalur kritis karena tidak ada kegiatan yang paralel dengannya. Setelah kegiatan pembangunan pabrik, terdapat dua kelompok kegiatan yang berjalan paralel, yaitu kelompok kegiatan pengadaan mesin konstruksi ( berturut-turut pembelian mesin, pemasangan mesin dan uji coba mesin) dan kelompok kegiatan pengadaan tenaga kerja (berturut-turut pemasangan pengumuman rekruitmen, tes psikologi dan tes kesehatan, tanpa kegiatan pelatihan tenaga kerja). Oleh karena kelompok kegiatan pengadaan mesin konstruksi membutuhkan waktu yang paling lama, maka kelompok kegiatan ini menjadi bagian dari jalur kritis. Di sini, terdapat slack untuk kelompok kegiatan pengadaan tenaga kerja (tanpa kegiatan pelatihan tenaga kerja), sehingga waktu mulainya bisa diundur asalkan batas penyelesaiannya tidak melebihi batas penyelesaian kelompok kegiatan pengadaan mesin konstruksi. Kemudian setelah kelompok kegiatan pengadaan mesin dan pengadaan tenaga kerja (tanpa kegiatan pelatihan) atau setelah kegiatan uji coba mesin dan tes kesehatan selesai dilakukan, selanjutnya dilakukan kegiatan pelatihan tenaga kerja. Tidak ada kegiatan lain yang paralel dengan kegiatan ini sehingga kegiatan ini merupakan bagian dari jalur kritis. Yang terakhir adalah kegiatan uji coba produksi. Karena tidak ada kegiatan lain yang paralel dengan kegiatan ini, maka kegiatan uji coba produksi menjadi bagian dari jalur kritis. Dari network diagram, dapat dilihat bahwa apabila kegiatan perancangan layout pabrik dimulai pada tanggal 10 Desember 2012, maka
14
kegiatan tersebut akan selesai pada tanggal 21 Januari 2013. Kemudian, kegiatan perancangan desain fisik pabrik dimulai pada tanggal 21 Januari 2013 dan berakhir pada tanggal 12 Februari 2012. Kegiatan penentuan luas tanah lalu dimulai pada tanggal 12 Februari 2013 dan berakhir pada tanggal 19 Februari 2013. Kegiatan survey dan fiksasi lokasi pabrik dimulai pada tanggal 19 Februari 2013 dan berakhir pada tanggal 2 April 2013. Kemudian kegiatan pembebasan tanah dimulai pada tanggal 3 April 2013 dan berakhir tanggal 29 Mei 2013. Setelah itu, kegiatan pengurusan perizinan dimulai pada tanggal 30 Mei 2013 dan berakhir pada tanggal 7 Oktober 2013. Kegiatan pembelian material lalu dimulai pada tanggal 7 Oktober 2013 dan berakhir pada tanggal 19 November 2013. Bersamaan dengan kegiatan pembelian material, ada kegiatan pengadaan mesin konstruksi dan pengadaan tenaga kerja konstruksi yang semuanya dimulai pada tanggal 7 Oktober 2013 dan berakhir pada tanggal 21 Oktober 2013. Setelah kegiatan pembelian material, pengadaan mesin konstruksi dan pengadaan tenaga kerja konstruksi selesai, ada kegiatan pembangunan pabrik. Kegiatan ini dimulai pada tanggal 19 November 2013 dan berakhir pada tanggal 7 Juli 2014. Setelah kegiatan pembangunan selesai, ada kegiatan pembelian mesin yang dimulai pada tanggal 7 Juli 2014 dan berakhir pada tanggal 4 Agustus 2014. Kemudian terdapat kegiatan pemasangan mesin yang dimulai pada tanggal 4 Agustus 2014 dan berakhir pada tanggal 11 Agustus 2014. Lalu ada kegiatan uji coba mesin yang dimulai pada tanggal 11 Agustus 2014 dan berakhir pada tanggal 18 Agustus 2014. Paralel dengan kegiatan pembelian mesin, pemasangan mesin dan uji coba mesin, berturut-turut ada kegiatan pengumuman rekruitmen SDM, selesksi administrasi, seleksi psikologi dan seleksi kesehatan. Kegiatan pengumuman rekruitmen dimulai pada tanggal 7 Juli 2014 dan berakhir pada tanggal 14 Juli 2014. Kegiatan seleksi admnistrasi dimulai pada tanggal 14 Juli 2014 dan berakhir pada tanggal 28 Juli 2014. Kegiatan tes psikologi dimulai pada tanggal 28 Juli 2014 dan berakhir pada tanggal 4 Agustus 2014.
15
Kegiatan tes kesehatan dimulai pada tanggal 4 Agustus 2014 dan berakhir pada tanggal 11 Agustus 2014. Karena kegiatan pembelian mesin, pemasangan mesin dan uji coba mesin membutuhkan waktu yang lebih lama dari pada kegiatan pengumuman rekruitmen, seleksi administrasi, tes psikologi dan tes kesehatan, maka kegiatan pembelian mesin, pemasangan mesin dan uji coba mesin menjadi bagian dari jalur kritis. Oleh karena itu, kegiatan selanjutnya yang berupa pelatihan tenaga kerja baru bisa dimulai setelah kegiatan uji coba mesin selesai dilakukan. Dengan demikian, kegiatan pelatihan baru bisa dimulai pada tanggal 19 Agustus 2014 dan berakhir pada tanggal 26 Agustus 2014. Yang terakhir, ada kegiatan uji coba produksi. Kegiatan ini dimulai pada tanggal 26 Agustus dan berakhir tanggal 2 September 2014.
B. ASPEK PERSONALIA Aspek klasifikasi pekerja untuk perancangan layout pabrik dibutuhkan pekerja perancangan pabrik dengan jumlah 2 orang dan insinyur sejumlah 2 orang dengan pengalaman kerja 2 tahun. Untuk pekerjaan perancangan desain fisik pabrik dibutuhkan pekerja tim perancang pabrik sejumlah 2 orang, arsitek dan insinyur sejumlah 2 orang dengan pengalaman kerja min. 2 tahun, untuk pekerjaan perancangan pabrik dibutuhkan pekerja perancangan pabrik sejumlah 2 orang. Untuk perkerjaan penentuan lokasi pabrik, pekerjaan survey dan fiksasi lokasi pabrik dibutuhkan pekerja dengan klasifikasi pekerja tim penentuan lokasi pabrik sejumlah 3 orang. Pekerjaan pembebasan tanah klasifikasi pekerja tim penentuan lokasi pabrik sejumlah 6 orang. Pada Pembangunan pabrik, untuk pekerjaan pembeliaan material klasifikasinya tim pembangunan pabrik sejumlah 3 orang, untuk pekerjaan pengadaan mesin konstruksi tim pembangunan pabrik sejumlah 2 orang, untuk pekerjaan pengadaan tenaga kerja klasifikasinya yaitu tim pembangunan pabrik sejumlah 3 orang, kemudian untuk pekerjaan pembangunan klasifikasi
16
pekerjanya adalah sebagai berikut : mandor sejumlah 5 orang, supervisor sejumlah 3 orang, dan pekerja konstruksi sebanyak 50 orang. Untuk kegiatan pengadaan mesin pabrik, pada pekerjaan pembelian mesin klasifikasi pekerjanya adalah teknisi sejumlah 2 orang dan tim pengadaan mesin sejumlah 2 orang, untuk pekerjaan pemasangan mesin teknisi yang dibutuhkan adalah 6 orang dan tim pengadaan mesin sebanyak 4 orang, pada pekerjaan uji coba mesin dilakukan pekerja dengan klasifikasi teknisi sebanyak 4 orang, dan tim pengadaan mesin sejumlah 4 orang. Untuk kegiatan Pengadaan tenaga kerja, pekerja yang dibutuhkan pada pekerjaan pengumuman seleksi dengan klasifikasi tim pengadaan SDM sebanyak 1 orang. Untuk kegiatan seleksi, pada pekerjaan seleksi administrative pekerja diklasifikasikan tim pengadaan SDM dengan jumlah 5 orang. Test psikologi dengan klasifikasi pekerja yaitu psikolog dalam jumlah 3 orang, selain itu juga tim pengadaan SDM sejumlah 3 orang. Kemudian test kesehatan yang dilakukan pekerja dengan klasifikasi dokter sejumlah 2 orang, dan tim pengadaan SDM sejumlah 2 orang. Kemudian untuk kegiatan Pelatihan, dilakukan oleh perkerja dengan klasifikasi tim pengadaan SDM sejumlah 25 orang, trainer produksi sejumlah 25 orang, dan trainer management sejumlah 5 orang.
C. ASPEK BIAYA Untuk aspek biaya pada perencanaan pabrik dibutuhkan tim perancangan layout pabrik dengan biaya sebesar Rp. 9.600.000, untuk biaya insiyur sebesar Rp. 14.400.000. untuk perancangan desain fisik pabrik dibutuhkan tim perancangan pabrik dengan biaya sebesar Rp. 4.800.000. untuk biaya arsitek sebesar Rp. 9.600.000 dan untuk biaya insinyur sebesar Rp. 7.200.000. Dan untuk tim perencanaan pabrik sebesar Rp. 1.600.000. Untuk survey dan lokasi pabrik dibuuthkan biaya sebesar Rp. 14. 400.000 dan untuk transport survey lokasi dibutuhkan biaya sebesar Rp. 8.000.000. Dan untuk tim pemantauan lokasi pabrik dibutuhkan harga s ebesar Rp. 38.400.000.
17
Sedangkan untuk biaya transport pembebasan tanah dibutuhkan biaya Rp. 18.000.000. dan untuk biaya tanah diperoleh nilai sebesar Rp. 3.750.000.000. Untuk tim penentuan lokasi pabrik dibutuhkan biaya Rp. 28.800.000. Untuk transport pengurusan perizinan dibutuhkan biaya Rp. 27.000.000. Dan untuk perijinan sendiri dibutuhkan biaya sebesar Rp. 325.000.000. Nilai biaya tim pembangunan pabrik diperoleh sebesar Rp. 600.000.000. sedangkan unutk biaya material sebesar Rp. 2.888.244.000. Nilai biaya untuk tim pembangunan pabrik sebesar Rp. 3.200.00, untuk transport pengadaan alat berat sebesar Rp. 50.000.000 dan untuk biaya sewa alat berat sebesar Rp. 200.000.000. Sedangkan untuk tim pembangunan pabrik diperoleh nilai bia ya Rp. 4.800.000 dan untuk nilai perekrutan tenaga kerja alat berat sebesar Rp. 750.000. untuk pembangunan dimulai dari biaya mandor yaitu sebesar Rp. 96.000.000. Biaya supervisior sebesar Rp. 76.800.000. dan untuk pekerja konstruksi sebesasar Rp. 5.120.000.000. Sedangkan untuk kurva S membutuhkan biaya cost pada range kurang dari 1 milyar. Pada tahun 2013 dengan kuarter pertama cost yang dibutuhkan adalah diantara 3 – 4 milyar, kuarter 2 costnya adalah kurang dari 1 milyar, kuarter ke 3 costnya adalah 3-4 milyar. Dan pada tahun 2014 kuarter ke 2 costnya adalah diantara 5-6 milyar dan yang terakhir adalah pada kuarter
3
costnya kurang dibawah 1 milyar.
18
LAMPIRAN
A. SKEMA WORK BREAKDOWN STRUCTURE Pembangunan fasilitas produksi SKT PT. Djarum di Batam
Perancangan pabrik
1. Perancangan layout pabrik 2. Perancangan desain fisik pabrik 3. Penentuan luas tanah
Penentuan lokasi pabrik
1. Survey dan fiksasi lokasi pabrik 2. Pembebasan tanah 3. Pengurusan perizinan
Pembangunan pabrik
1. Pembelian material 2. Pengadaan mesin konstruksi 3. Pengadaan tenaga kerja konstruksi 4. Pembangunan
Pengadaan mesin pabrik
Pengadaan SDM
1. Pembelian mesin 2. Pemasangan mesin 3. Uji coba mesin
1. Pengumuman rekruitmen SDM 2. Seleksi administrasi 3. Tes psikologi 4. Tes kesehatan
Uji coba produksi
19
B. TABEL WORK BREAKDOWN STRUCTURE
20
C. GANTT CHART
21
D. TABEL BIAYA
22
E. KURVA S
23
24