BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Perusahaan
Nestlé sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak seja k akhir abad ke-19 ke -19 lewat produk “Tjap Nona” (Cap Nona” (Cap Nona) yang sempat dikenal dengan nama “Milk “ Milk Maid”. Maid”. Pada Pada tahun 1910 pemasaran produk Nestlé dilakukan oleh cabang Nestlé di Singapura. Produk-produk Nestlé begitu mendominasi pasaran susu kental manis di Indonesia sehingga para konsumen mengidentifikasi semua jenis susu sebagai “Tjap Nona”. Pada tahun 1930 Nestlé memiliki pangsa pasar terbesar di Indonesia untuk jenis produk susu. Kuatnya tim pemasaran yang terjun ke desa-desa serta aktifnya upaya Nestlé menjaga mutu, dengan mengganti kaleng-kaleng tua di t oko-toko dan warung-warung dengan produk baru, merebut kepercayaan kepercayaan dan kesetiaan para konsumen. Keberhasilan Nestlé di Indonesia disebabkan oleh produk yang bermutu tinggi yang diminati oleh para konsumen dan didukung oleh jaringan distribusi yang efisien dan staf penjualan dan sistem manajemen yang profesional.
Gambar 01: 01: Produk Tjap Nona Nona
1
1.1.1. Sejarah PT Nestlé Indonesia
Nestlé merupakan produsen makanan terkemuka di dunia yang memasok lebih dari 10 juta produk makanan ke pasaran setiap tahunnya. „Good Food, Good Life‟ merupakan slogan Nestlé yang menggambarkan komitmen Nestlé sebagai produsen makanan yang peduli akan kesehatan umat manusia dengan menghasilkan makanan yang sehat, bermutu, aman, berkualitas, bergizi, dan menyenangkan untuk dikonsumsi demi mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Pada tahun 1910 susu „Tjap Nona‟ masuk ke pasaran Indonesia melalui distributor yang ada di Singapura. Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1965 pemerintah membuka kesempatan berinvestasi bagi investor asing. Kebijakan ini mendorong Nestlé dan para mitranya untuk membuka usaha di Indonesia. Pada tanggal 29 Maret 1971, Nestlé S.A yang berpusat di Vevey, Swiss bersama mitra lokalnya mendirikan PT. Food Specialties Indonesia. Pabrik pertama didirikan di Waru, Jawa Timur. Pabrik ini didirikan pada tahun 1972 dan mulai beroperasi pada tahun 1973 yang menghasilkan susu Tjap Nona. Pada awal 1980 produksi susu segar mengalami peningkatan drastis, kondisi tersebut merupakan salah satu keberhasilan PT Food Specialties Indonesia dalam membina petani sapi perah. Hal ini mendorong PT Food Specialties Indonesia mendirikan pabrik baru. Pabrik ini didirikan di Kejayan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1988 serta diresmikan oleh Presiden RI (pada saat itu) Soeharto, pada Juni 1988. Pada tahun 1979, PT Nestlé Beverages Indonesia (dahulu bernama PT Indofood Jaya Raya) yang memiliki pabrik di Panjang, Lampung, mulai memproduksi kopi instan „Nescafé‟. Selain pure coffee, PT Nestlé Beverages Indonesia juga memproduksi mixes coffee dalam berbagai aroma. Pada tahun 1997 Nescafé mulai memasuki pasaran Rusia dalam kemasan jar dan dua tahun kemudian produksi kopi instan dalam kemasan kaleng dihentikan. Selanjutnya pada tahun 2001 sebagian proses pengemasan untuk produk 3in1 diserahkan ke co-manufacturer dan PT Nestlé Beverages Indonesia berganti nama menjadi PT Nestlé Indonesia. Pada tahun 1988 Nestlé pusat mengakusisi Rowntree Macintosh dari Inggris sehingga membuka peluang Nestlé untuk mengembangkan usahanya di bidang kembang gula. Pabrik PT Food Specialties Indonesia yang merupakan anak perusahaan Nestlé mengambil alih PT Multi Rasa Agung, yang memiliki pabrik di Cikupa, Tangerang dan menghasilkan permen dengan merek dagang „Foxs‟. Pada tahun 1990 diresmikan pabrik baru di Cikupa, Tangerang. 2
Pada tahun 1992, dalam rangka memperluas usahanya, PT Multi Rasa Agung memperluas pabriknya dan memproduksi permen dengan merek dagang „Polo‟. Pada 1996 PT Multi Rasa Agung berganti nama menjadi PT. Nestlé Confectionery Indonesia dan mulai memproduksi „ Nestea Powder ‟ pada tahun 1997. Selain pabrik Waru, Kejayan, Cikupa dan Panjang, Nestlé Indonesia juga memiliki sebuah pabrik di Telaga yang memproduksi mie instan. Sejak tahun 1999 dilakukan penggabungan manajemen secara bertahap di PT Nestlé Indonesia dan pabrik-pabriknya. Pada Desember 1999, PT Nestlé Indonesia dan PT Nestlé Asean Indonesia berubah menjadi PT Nestlé Indonesia, yang kedua pada akhir tahun 2000 PT Nestlé Confectionery Indonesia bergabung dengan PT Supmi Sakti, kemudian berubah menjadi PT Nestlé Indonesia dan pabrik Telaga ditutup. Ketiga, pada akhir tahun 2001 PT Nestlé Beverages Indonesia dan PT Nestlé Distribution Indonesia bergabung dengan PT Nestlé Indonesia. Pada Juni 2002, pabrik Waru dilikuidasi dan digabung dengan pabrik Keja yan. PT Nestlé Indonesia juga semakin memperluas usahanya dengan melakukan perjanjian kerjasama dengan perusahaan lain. Salah satu kerjasama yang dilakukan berlangsung pada 1 April 2005. PT Nestlé dan PT Indofood Sukses Makmur, TBK melakukan kerjasama dalam bentuk joint venture. Perusahaan ini diberi nama PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia (NICI). Perusahaan ini menghasilkan produk-produk bumbu masakan yang akan dipasarkan di Indonesia. Sejak tanggal 29 Desember 1993, PT Food Specialties Indonesia telah resmi berganti nama menjadi PT Nestlé Indonesia. Tabel 1. Sejarah singkat PT Nestlé di Indonesia Waktu
Perkembangan
Abad 19
Produk Nestlé Milkmaid dikenal sebagai „Tjap Nona‟.
29 Maret 1971
Berdirinya PT Food Specialties Indonesia.
1972
Berdirinya Pabrik Waru, Jawa Timur.
1973
Pabrik Waru mulai beroperasi dengan menghasilkan produk susu.
12 April 1978
Berdirinya PT Indofood Jaya Raya yang kemudian berganti nama menjadi PT Nestlé Beverages Indonesia.
1979
Berdirinya Pabrik Panjang, Lampung yang menghasilkan produkproduk kopi.
1988
Berdirinya Pabrik Kejayan, Jawa Timur yang menghasilkan
3
produkproduk susu bubuk. 1990
Berdirinya Pabrik Cikupa, Tangerang yang menghasilkan produk-produk confectionery.
1993
Perubahan nama PT Food Specialties menjadi PT Nestlé Indonesia.
1995
Pengakusisian PT Supmi Sakti yang memproduksi mie instant dengan pabrik yang berlokasi di Telaga.
1998
PT Sumber Pangan Segar dan PT Rola Perdana ditunjuk sebagai distributor utama PT Nestlé Indonesia. Selanjutnya kedua perusahaan ini bergabung dan berganti nama menjadi PT Nestlé Distribution Indonesia yang merupakan distributor tunggal.
2001
Penggabungan perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Grup PT Nestlé Indonesia menjadi satu badan hukum PT Nestlé Indonesia.
2002
Pengintregasiaan Pabrik Waru dengan Pabrik Kejayan.
2005
Pembentukan joint venture dengan PT Indofood Sukses Makmur, TBK dengan nama perusahaan PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia.
1.2. Struktur Organisasi Perusahaan
PT Nestlé Indonesia merupakan badan usaha Perseroan Terbatas (PT) yang merupakan bentuk perusahaan untuk menjalankan perusahaan yang mempunyai modal usaha terbagi atas saham-saham. Anggotanya memiliki hak suara penuh dalam rapat anggota, sehingga pemegang saham atau anggota turut menentukan jalannya perusahaan tersebut. Struktur organisasi yang berlaku di PT Nestlé Indonesia meliputi dua bagian, yaitu struktur organisasi di kantor pusat dan struktur organisasi di setiap pabrik. Pemegang jabatan tertinggi di PT Nestlé Indonesia adalah seorang Presiden Direktur yang mengepalai Divisi Teknikal, Divisi Keuangan, Divisi Supply Chain, Divisi Sumber Daya Manusia, Divisi Legal and Corporate Affairs, Divisi Penjualan, Divisi Infant Nutrition, Divisi Dairy Products, Divisi Coffee and PPP ( Popularly Position Products), Divisi Confectionery, Divisi Nestlé Profesional , Divisi Liquid Products, Divisi Pelayanan Penjualan, serta Divisi Global. Presiden direktur bersama masing-masing pimpinan divisi disebut sebagai Management Committee (Macom). 4
1.3. Visi dan Misi Perusahaan
PT Nestlé Indonesia, sebagai salah satu produsen makanan terbesar di Indonesia memiliki misi untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat. Selain itu, visi dari PT Nestlé Indonesia adalah: 1. Meraih kepercayaan konsumen, dan menjadi perusahaan makanan dan nutrisi yang terkemuka serta terpandang di Indonesia 2. Menjamin keuntungan dan kelangsungan pertumbuhan jangka panjang dengan modal yang efisien bagi perusahaan, melalui pelayanan yang mampu meningkatkan kualitas kehidupan konsumen 3. Menjadi pemimpin pangsa pasar atau posisi nomor 2 yang kuat di setiap kategori Selain visi dan misi, PT Nestlé Indonesia juga menetapkan motto perusahaan mereka, yaitu “ Passion for Our Consumers”. Melalui motto ini, PT Nestlé Indonesia selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi konsumennya. Berdasarkan hal ini pula, PT Nestlé Indonesia menerapkan beberapa kebijakan Kualitas dan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan. Kebijakan Kualitas meliputi : 1. Produk dan jasa tidak pernah mengabaikan faktor keamanan pangan 2. Selalu mematuhi peraturan yang berlaku 3. Zero waste dan zero defect 4. Berkomitmen secara terus menerus untuk meningkatkan standar kualitas Kebijakan Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan meliputi : 1. Karyawan dan mitra bisnis adalah alat yang paling berharga 2. Menerapkan praktek bisnis yang ramah lingkungan (mencegah pencemaran lingkungan) 3. Mematuhi semua peraturan di bidang lingkungan dan K3 4. Menihilkan kecelakaan kerja dan keluhan masyarakat 5. Perbaikan secara terus menerus di bidang lingkungan dan PT Nestlé Indonesia sel alu menerapkan nilai-nilai yang selama ini menjadi landasan bagi perusahaan dan seluruh karyawan, nilai-nilai tersebut dikenal dengan istilah “PRIDE”, yang merupakan
5
singkatan dari Passion (Semangat), Respect (menghormati), Integrity (Integritas), Determination (Gigih), dan Excellence (Unggul). 1.4. Tujuan Perusahaan
Menjadi Perusahaan terdepan dalam hal gizi, kesehatan dan keafiatan( Nutrition, Health, Wellness), dipercaya oleh semua pemangku kepentingan, dan menjadi referensi bagi inisiatif penciptaan manfaat bersama (Creating Shared Value).
6
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Produksi
Dalam pengembangan produk, kami mengaplikasikan Nestlé Nutritional Profiling System untuk memastikan bahwa produk-produk kami memberikan nilai gizi yang baik untuk konsumen. Dan menciptakan produk yang terpercaya secara Nasional maupun Internasional. 2.2. Manajemen
PT Nestlé Indonesia sebagai salah satu produsen pangan terkemuka memberikan perhatian yang sangat serius terhadap masalah keamanan pangan dan produk yang dihasilkan. Dalam rangka pengelolaan masalah keamanan produk yang dihasilkan, PT Nestlé Indonesia, Kejayan Factory berencana mengimplementasikan standar ISO 22000. Saat ini sistem manajemen keamanan pangan yang diterapkan PT Nestlé Indonesia, Kejayaan Factory dinamakan Food Safety
Management System (FSMS), yaitu sistem yang mengutamakan
keamanan pangan, ketaatan terhadap peraturan , dan komitmen manajemen terhadap keamanan produk yang dihasilkan. Nestlé menerapkan strategi manajemen kontrol sistem yang terdesentralisasi, denagn mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan di masingmasing unit bisnis sehingga keputusan-keputusan yang diambil sesuai dengan kondisi di masing-masing negara. Untuk mengkoordinasikan seluruh unit bisnisnya di seluruh dunia maka dibutuhkan peranan sistem teknologi informasi yang bisa mengkoordinasikan seluruh aktivitas bisnis agar diperoleh competitive advantage. Memilih atau membangun strategi yang tepat bagi perusahaan pada suatu periode waktu menjadi kata kunci yang harus dilakukan oleh manajer Nestlé. Strategi perusahaan disesuaikan dengan ukuran dan karakter perusahaan. Perusahaan seperti Nestlé yang telah melakukan diversifikasi bisnis, pada umumnya memiliki dua tingkatan strategi: strategi unit bisnis (competitive strategy) yang menitik-beratkan pada upaya membangun keunggulan di setiap bidang usaha yang digeluti, dan strategi korporasi yang menentukan berbagai bisnis yang akan diusahakan termasuk pengelolaan keseluruhan portofolio bisnis perusahaan tersebut. Satu hal yang perlu dicermati, kompetisi terjadi pada
7
level unit bisnis, perusahaan induk tidak terlibat langsung dalam persaingan. Strategi korporasi berpeluang sukses jika memberi perhatian utama pada pemeliharaan keunggulan tiap-tiap unit bisnis. Diversifikasi akan menambah biaya dan hambatan bagi unit bisnis yang sudah ada. Hambatan dan biaya tersembunyi (hidden costs) yang dibebankan kepada unit bisnis, secara terencana harus dapat dikurangi. Pemegang saham memiliki kesiapan untuk melakukan diversifikasi sendiri dengan memilih portofolio bisnis yang resiko dan return-nya sesuai dengan preferensi mereka. Hal ini menandakan strategi korporasi tidak dapat sukses kecuali ia dapat memberikan tambahan nilai bagi shareholders, dan industri di mana unit bisnis baru yang dibentuk memiliki struktur yang mendukung dihasilkannya return yang lebih tinggi dari biaya modal. 2.3. Pemasaran
Kuatnya tim pemasaran yang terjun ke desa-desa serta aktifnya upaya Nestlé menjaga mutu, dengan mengganti kaleng- kaleng tua di toko-toko dan warung-warung dengan produk baru, merebut kepercayaan dan kesetiaan para konsumen. Karena permintaan konsumen Indonesia yang semakin meningkat, maka Nestlé secara resmi memulai berusaha di Indonesia pada tahun 1971 atas nama PT Food Specialities Indonesia.Nestlé Indonesia sekarang memiliki tiga pabrik. 2.4. Strategi Pasar 2.4.1. Strategi Penetrasi Pasar
Menurut David (2006) yang dimaksud dengan strategi penetrasi pasar adalah suatu strategi untuk meningkatkan pangsa pasar (market share) suatu produk atau jasa yang sudah ada di pasar melalui usaha pemasaraan yang lebih aktif. Strategi untuk meningkatkan pangsa pasar dapat dilakukan melalui upaya pemasaran seperti memperluas jaringan distribusi, meningkatkan kegiatan promosi dan publisitas dan meningkatkan pelayanan. Memperluasan jaringan distribusi sangat penting dilakukan untuk menjangkau konsumen yang lebih banyak. Saat ini PT Nestlé Indonesia hanya memasarkan ke toko-toko dan swalayan. Untuk memperluas jaringan distribusi PT Nestlé perlu memasarkan produk hingga ke pasar secara umum hingga tersebar merata ke seluruh Indonesia. Meningkatkan kegiatan promosi sangat penting dilakukan mengingat Susu bayi dan biskuit bayi merupakan produk yang memiliki banyak saingan.Promosi bisa dilakukan 8
melalui menjadi media partner acara-acara anak-anak yang kemudian memperkenalkan keunggulan produk yang ditawarkan kepada konsumen. Promosi yang dilakukan selama ini lebih sudah cukup baik menggunakan segala jenis media seperti media televisi, off air dan media cetak, namun seiring berjalannya waktu persaingan semakin banyak maka perlu teknis promosi yang jauh lebih menarik dan meyakinkan konsumen.
2.4.2. Strategi Pengembangan Pasar
Pengembangan pasar merupakan upaya untuk memperkenalkan produk perusahaan ke wilayah baru yang belum pernah dimasuki sebelumnya. Strategi ini dapat dijalankan dengan mencari pasar yang belu pernah tersentuh oleh pesaing dan mencari jaringan distribusi yang dapat diandalkan.
2.4.3. Strategi Pengembangan Produk
Menurut David (2006), pengembangan produk adalah upaya untuk memprbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang ada untuk meningkatkan penjualan. Strategi ini penting ketika perusahaan menghadapi kondisi persaingan dalam industri yang semakin ketat. Perusahaan perlu untuk mengadakan kegiatan penelitian dan pengembangan yang baik untuk menghasilkan produk yang berbeda dari pesaingnya sehingga mampu meraih pangsa pasar yang belum dikuasai pesaing. Meningkatkan kualitas produk tidak hanya dalam hal khasiat dan komposisi melainkan memperbaharui kemasan agar lebih menarik. Kemasanyang lebih menarik akan lebih menarik perhatian konsumen. SWOT digunakan untuk mengevaluasi keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan yang sebelumnya telah diidentifikasi pada matriks IFE dan EFE. Melalui matriks ini akan dihasilkan empat strategi utama yaitu strategi S-O (StrengthsOpportunities), W-O
(Weakness-Opportunities), S-T (Strengths-Threats) dan
W-T
(Weakness-Threats). 2.4.3.1. Analisis SWOT 2.4.3.1.1. Strengths
- Nestlé adalah sebagai perusahaan pelopor produsen susu formula di dunia. - Nestlé sebagai produsen susu formula terbesar di dunia. 9
- Nestlé adalah perusahaan yang selalu ingin berupaya mengembangkan diri dan salah satu upayanya dengan strategi pemasaran melalui promosi kampanye besar besaran 2.4.3.1.2. Weakness
- Penyusutan pasar merupakan pukulan berat untuk produsen susu formula salah satunya Nestlé. - Strategi promosi melalui kampanye yang ditempuh oleh Nestlé mengabaikan etika promosi, dan ini bertentangan dengan penelitian kesehatan tentang keunggulan asi dibanding susu formula. 2.4.3.1.3. Opportunities
Nestlé dapat memanfaatkan nama besar sebagai perusahaan pelopor pembuat susu formula dan merupakan perusahaan terbesar di dunia. Kepercayaan masyarakat terhadap keunggulan atau mutu produknya harus senantiasa dipertahankan sehingga animo masyarakat mengenai produk Nestlé adalah “sebagai susu unggulan yang kedua untuk bayi setelah asi (sebagai yang terbaik)”. 2.4.3.1.4. Threats
Pada Februari 2007 banyak pihak menggembar-gemborkan aksi boikot terhadap perusahaan makanan Nestlé. Karena diperkirakan 1,5 juta anak di Negara berkembang meninggal setiap tahunnya disebabkan kekurangan asupan asi. Disinyalir bahwa Nestlé adalah salah satu produsen yang melakukan pelanggaran persyaratan pemasaran makanan bayi yang dikeluarkan oleh Word Health Assembly. 2.5. Strategi Bisnis
Nestlé memiliki misi untuk dikenal sebagai pemimpin dalam Gizi, Kesehatan dan Keafiatan di dunia, dipercaya oleh semua pemangku kepentingan, dan dijadikan acuan untuk kinerja keuangan dalam industrinya. Karena itulah PT. Nestlé Indonesia mempercayai bahwa kepemimpinan bukan hanya soal besar kecilnya perusahaan, tapi juga soal perilaku. PT. Nestlé Indonesia pun paham bahwa kepercayaan hanya dapat diperoleh dengan konsisten memenuhi janji-janji yang ada
10
dalam jangka panjang. Misi dan perilaku ini terangkum dalam moto sederhana, " Good Food, Good Life", yang mencerminkan keinginan lewat perusahaan nestlé.
Gambar 02: Strategi Bisnis Nestlé
Roadmap Nestlé
ditujukan untuk
menciptakan keselarasan
antara
karyawan
berdasarkan sejumlah prioritas strategis terpadu untuk mempercepat tercapainya misi yang ada. Misi tersebut menuntut seluruh karyawan untuk memiliki inspirasi jangka panjang yang dibutuhkan untuk membangun masa depan dan aksi-aksi usaha jangka pendek, dan memberikan tingkatan kinerja yang dibutuhkan.
Tabel 01. Keunggulan Kompetitif Nestlé
Keunggulan kompetitif Portofolio produk dan merek yang tak
Keunggulan kompetitif yang sejati dihasilkan
tertandingi
oleh berbagai keunggulan yang sulit ditiru
Kemampuan Riset dan Pengembangan
pada seluruh rantai nilai yang dihasilkan
(Research & Development /R&D) yang tak
dalam puluhan tahun.
11
tertandingi
Ada keterkaitan erat antara produk yang
Kehadiran geografis yang tak tertandingi
bagus dan R&D yang kuat, antara kehadiran
Karyawan, budaya, nilai dan sikap
geografis yang luas dan jiwa usaha, antara karyawan yang hebat dan nilai-nilai yang kuat.
Tabel 02. Pendorong pertumbuhan Nestlé Pendorong pertumbuhan Gizi, Kesehatan dan Keafiatan
Keempat area ini memberikan prospek yang
Pasar yang berkembang dan PPP
baik bagi pertumbuhan. Kesemuanya dapat
Kepemimpinan luar ruang
diterapkan di seluruh kategori yang ada dan
Premiumisasi
di seluruh dunia. Semua yang Nestlé lakukan didorong oleh agenda Gizi, Kesehatan dan Keafiatan. Serta motto
dari
Nestlé "Good
Food,
Good
Life" yang menawarkan produk konsumsi dengan
profil
nutrisi
terbaik
dalam
kategorinya
Tabel 03. Pilar Operasional Nestlé
Pilar Operasional Inovasi & Renovasi
Nestlé harus unggul dalam empat kompetensi
Di mana pun, kapan pun, bagaimanapun
inti yang saling berkaitan ini. Semuanya
Komunikasi konsumen
mendorong
Efisiensi operasional
pembaruan dan kualitas, kinerja operasional,
pengembangan
produk,
hubungan interaktif dengan konsumen dan pemangku kepentingan lain serta diferensiasi dari pesaing Nestlé. Keunggulan
pada
seluruh
area
tersebut
membuat Nestlé berorientasi pada konsumen, 12
mampu meningkatkan kinerja pada semua aspek penting dan meraih keunggulan dalam pelaksanaan.
Nestlé berusaha meraih kepemimpinan dan mendapat kepercayaan dengan memenuhi harapan konsumen yang pilihannya sehari-hari mendorong kinerja dari PT. Nestlé Indonesia, pemegang saham Nestlé, komunitas tempat Nestlé beroperasi dan harapan masyarakat secara keseluruhan. PT. Nestlé Indonesia percaya nilai berkelanjutan bagi para pemegang saham hanya dapat terwujud dalam jangka panjang jika perilaku, strategi dan operasi yang ada juga memberi nilai bagi masyarakat tempat Nestlé beroperasi, bagi mitra bisnis Nestlé, dan tentu saja bagi para konsumen. Nestlé menyebutnya "Menciptakan manfaat Bersama ( Creating Shared Value)". Nestlé berinvestasi untuk masa depan untuk memastikan keberlangsungan keuangan dan lingkungan dari kegiatan dan operasional yang ada: dari segi kapasitas, teknologi, kemampuan, karyawan, merek, Riset dan Pengembangan ( R&D). Dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hari ini tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya, dan melakukannya dengan cara yang menjamin pertumbuhan laba tahun demi tahun dan timbal balik yang tinggi bagi para pemegang saham dan masyarakat pada umumnya dalam jangka panjang.
2.6. Prinsip Bisnis Perusahaan
Prinsip bisnis perusahaan Nestlé merupakan pondasi dari budaya perusahaan yang telah berkembang selama 140 tahun. Sejak pertama kali
Henri Nestlé berhasil meramu
bubur bayi "Farine Lactée" guna membantu seorang ibu yang ingin menyelamatkan bayinya yang sedang sakit dan tidak mampu menerima air susu ibu, Nestlé telah membangun bisnisnya pada keyakinan bahwa untuk memiliki keberhasilan jangka panjang bagi pemegang saham, pihak Nestlé tidak hanya harus mematuhi semua persyaratan hukum yang berlaku dan memastikan bahwa semua kegiatan Nestlé yang berkelanjutan, namun Nestlé juga harus menciptakan nilai yang signifikan bagi masyarakat. Pada 2011, program pelatihan modular diluncurkan pada berbagai komponen prinsip bisnis perusahaan. Kedalaman dan fokus dari pelatihan dibentuk sesuai dengan materialitas untuk fungsi yang berbeda dalam perusahaan. Sebagai contoh, pelatihan tentang komponen 13
hak asasi manusia akan fokus pada manajer dan karyawan di negara-negara yang lebih tinggi risiko hak asasi manusia sebagai prioritas. Prinsip bisnis perusahaan Nestlé akan terus berevolusi dan beradaptasi dengan perubahan dunia. Landasan dasar yang ada tidak berubah dari waktu dan asal-usul Perusahaan, Nestlé dan mencerminkan ide-ide dasar keadilan, kejujuran, dan perhatian umum untuk kesejahteraan orang-orang. Nestlé berkomitmen untuk menganut Prinsip Bisnis berikut ini di semua negara, disesuaikan dengan undang-undang lokal, praktek-praktek budaya dan agama:
2.6.1. Gizi, Kesehatan dan Keafiatan
Tujuan utama Nestlé adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan para konsumen setiap hari, dimanapun mereka berada dengan menawarkan pilihan produk makanan dan minuman yang lezat dan sehat, serta mendorong gaya hidup sehat. Nestlé mengungkapkan hal ini melalui mottonya: „Good Food, Good Life ‟. 2.6.2. Jaminan Mutu dan Keamanan Produk
Dimana saja di seluruh dunia, nama Nestlé menjanjikan produk yang aman dan berkualitas baik kepada konsumen. 2.6.3. Komunikasi kepada Konsumen
Nestlé berkomitmen terhadap komunikasi kepada konsumen yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya, yang memberdayakan konsumen untuk menggunakan hak mereka atas pilihan yangbersandarkan pada informasi yang benar, dan mempromosikan pola makan yang lebih sehat. Pihak Nestlé menghargai privasi konsumen. 2.6.4. Komunikasi kepada Konsumen
Hak Asasi Manusia dan Kegiatan Usaha Nestlé. Nestlé mendukung penuh prinsip prinsip Global Compact – Persatuan Bangsa Bangsa tentang hak asasi manusia dan ketenagakerjaan, dan bertujuan untuk memberikan contoh-contoh mengenai hak asasi manusia dan praktik ketenagakerjaan di seluruh kegiatan bisnisnya. 2.6.5. Kepemimpinan dan Tanggung Jawab Pribadi 14
Keberhasilan
Nestlé
tercipta
berkat
dukungan
para
karyawan.
Nestlé
memperlakukan para karyawan dengan rasa hormat dan bermartabat dan mengharapkan setiap karyawan mempunyai rasa tanggung jawab pribadi. Pihak Nestlé mempekerjakan tenaga kerja yang kompeten dan mempunyai motivasi, serta menghargai nilai-nilai yang berlaku. Nestlé memberikan kesempatan yang sama untuk pengembangan dan kemajuan mereka, melindungi privasi mereka, dan tidak mentoleransi segala bentuk pelecehan dan diskriminasi. Dimana saja di seluruh dunia, nama Nestlé menjanjikan produk yang aman dan berkualitas baik kepada konsumen.
2.6.6. Keamanan dan Kesehatan Kerja
Nestlé berkomitmen untuk mencegah kecelakaan, cedera dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, dan pihak Nestlé melindungi para karyawan, mitra usaha dan pihak-pihak lain yang terlibat di sepanjang mata rantai usahanya. 2.6.7. Pemasok dan Hubungan Dengan Pelanggan
Nestlé mensyaratkan kepada para pemasok, agen, subkontraktor dan karyawan mereka untuk bersikap jujur, adil dan berintegritas, serta mematuhi standar yang tidak dapat ditawar. Nestlé memiliki komitmen yang sama kepada para pelanggannya. 2.6.8. Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Nestlé berkontribusi dalam perbaikan di bidang produksi pertanian, status sosial ekonomi para petani, masyarakat pedesaan, dan dalam sistem produksi agar lebih berwawasan lingkungan. 2.6.9. Lingkungan dan Keberlanjutan
Nestlé berkomitmen pada praktik bisnis yang berwawasan lingkungan. Pada semua tahap masa pakai produk, Nestlé berupaya untuk menggunakan sumber daya alam secara efisien, lebih memilih menggunakan sumber daya yang terbarukan yang dikelola secara berkelanjutan, dan menetapkan sasaran limbah nol. 2.6.10. Air
15
Nestlé berkomitmen pada penggunaan air secara berkelanjutan dan perbaikan pengelolaan air. PT. Nestlé Indonesia menyadari bahwa dunia menghadapi tantangan ketersediaan dan kebutuhan air yang semakin besar dan bahwa pengelolaan sumbersumber daya dunia yang bertanggung jawab oleh semua pengguna air merupakan suatu kebutuhan mutlak.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://www.nestle.co.id/ina/tentangnestle/sejjarahnestl%C3%A9indonesia http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53069/BAB%20II%20Profil%20Perusahaa n.pdf http://www.nestle.co.id/assetlibrary/Documents/csv/Nestle_Indonesia_Creating_Shared_Value_Report_2011.pdf http://www.nestle.co.id/ina/tentangnestle/corporatebusinessprinciple http://www.nestle.co.id/ina/tentangnestle/strategibisnis
17