01/26/2009 CONTOH PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI XXXX PROGRAM PASCASARJANA
RANCANGAN TESIS Diajukan oleh : Nama : XXXX NIM : XXXX Program Studi : Pendidikan Matematika
A. Judul COOPERATIVE LEARNING DAN ANALISIS SIKAP DALAM UPAYA MENGURANGI TINGKAT KENAKALAN SISWA SMK SEBAGAI SARANA PENINGKATAN KUALITAS LULUSAN SMK (STUDI KASUS SISWA JURUSAN TEKNIK BANGUNAN SMK DI XXXX) B. Pendahuluan Berdasarkan informasi dari beberapa guru SMK di Semarang mengatakan bahwa sebagian besar siswa SMK sangat sulit dikendalikan dalam proses pembelajaran di d alam kelas. Siswa banyak yang bertindak sekeinginan hatinya. Kenyataan yang terjadi saat ini, ada guru yang sama sekali tidak dihiraukan oleh siswanya sendiri. Guru telah mencoba untuk mengatasinya, tetapi masih saja guru belum berhasil untuk memecahkan masalah tersebut. Berdasarkan hasil diskusi antara g uru kelas dan dosen, sampailah pada suatu intuisi bahwa pada umumnya dalam belajar, siswa menginginkan sebuah suasana yang harmonis dan menyenangkan. Tetapi permasalahan tidak berhenti pada hal itu saja. Konsep menyenangkan antara guru dan siswa SMK sangatlah berbeda dan sangat sulit untuk dapat dipertemukan kedua konsep tersebut sehingga permasalahan tersebut tetap saja berlangsung sampai dengan saat ini. Dengan permasalahan tersebut, yang terjadi saat ini adalah rendahnya hubungan antar personal guru dengan siswa SMK. Guru hanya mementingkan tugas mengajar tanpa mengikutsertakan tugas membimbingnya. Dan siswa pun akhirnya menjadi acuh tak acuh, sehinga proses pendidikan yang terjadi di sekolah menjadi sulit diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Adanya permasalahan tersebut dapat diduga bahwa akhirnya pembelajaran menjadi kurang bermakna bagi siswa. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Outhred & Michelmore dalam Silberman (2001) bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menerapkan konsep untuk memecahkan masalah yang terkait dengan kehidupan sehari-hari. Pendidikan yang diberikan selama sekolah seakan-akan menjadi sia-sia. Mereka hanya secara formalitas bersekolah hanya untuk mendapat uang saku, dan akhirnya orientasi mereka
bersekolah pun menjadi lain. Sikap seperti inilah yang kemudian dilampiaskan kepada tawuran dan hal-hal negatif lain. Sudah menjadi rahasia umum bahwa siswa SMK mudah untuk melakukan tawuran. Tanpa ikatan yang kuat dari sekolah bukan hal yang mustahil jika setiap hari terjadi perkelahian di sebuah SMK. Untuk mengatasi permasalahan yang diuraikan tersebut perlu adanya suatu penelitian yang menerapkan suatu strategi pembelajaran tertentu yang dapat meningkatkan ketertarikan siswa pada materi pelajaran. Selain itu juga perlu dilakukan sebuah penelitian yang mengukur sikap siswa dan guru dalam pembelajaran. Penelitian ini difokuskan kepada siswa dan guru SMK jurusan teknik bangunan. C. Rumusan Masalah Permasalahan yang telah diuraikan dalam pendahuluan dapat dirumuskan sebagai berikut. Bagaimanakah cara untuk mengurangi tingkat kenakalan siswa SMK? Bagaimanakah cara meningkatkan minat siswa SMK untuk belajar? Untuk menjawab permasalahan tersebut akan di jawab melalui penelitian dengan berdasarkan pada refleksi awal (keadaan sebelum penelitian dilakukan). Selanjutnya permasalahan yang ada diuraikan dalam pertanyaan sebagai berikut. a. Bagaimanakah cara untuk mengurangi tingkat kenakalan siswa SMK? b. Metode pembelajaran yang bagaimanakah yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat siswa SMK dalam proses pembelajaran dalam kelas? c. Bagaimanakah hubungan guru dan siswa SMK yang seharusnya? D. Pemecahan Masalah Untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan akan dilakukan kegiatan sebagai berikut. Untuk memecahkan masalah pertama dilakukan dengan mengadakan diskusi antar pihak yang terkait di luar siswa yang bersangkutan, kemudian dirumuskan pemecahannya. Selain itu dilakukan penelitian kualitatif yang menganalisis sikap siswa dan hubungannya dengan guru di kelas. Untuk memecahkan masalah kedua akan digunakan strategi pembelajaran kooperatif, di mana dalam metode ini dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial. Untuk memecahkan masalah ketiga peneliti akan menggunakan analisis sikap guru dan siswa. Guru dan siswa diberikan angket untuk mengetahui sejauhmana sikap guru terhadap siswa dan sebaliknya sejauhmana sikap siswa terhadap guru ke lasnya. Dengan analisis sikap ini nantinya akan dapat dirumuskan solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. E. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Kooperatif Dalam strategi pembelajaran perlu dikembangkan suatu strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar aktif . Belajar aktif meliputi ...............................................................dst. 10:27 Permalink Permalink || Comments (203) | Email this | Tags: penelitian Tags: penelitian kualitatif
PROBLEM POSING
BAB II KAJIAN PUSTAKA
1.
Kajian Teoritik a.
Problem Posing Problem Posing dapat diartikan membangun atau membentuk permasalahan.
Pember Pemberian ian tugas tugas dengan dengan Problem secara berkel berkelomp ompok ok adalah adalah suatu suatu Problem Posing Posing secara kegiatan pemberian tugas dimana siswa secara kelompok terlibat langsung dalam pembuatan soal dan menyelesaikannya sesuai dengan konsep atau materi yang telah dipelajari. Pada penelitian ini konsep yang diajarkan adalah Konsep Pangkat Tak Sebenarnya. Pembentukan Pembentukan soal atau pembentukan pembentukan masalah masalah mencakup mencakup dua macam
yait yaitu u : 1) pemb pemben entu tuka kan n soal soal baru baru atau atau pemb pemben entu tukan kan soal soal dari dari situ situas asii atau atau pengalaman siswa, dan 2) pembentukan soal dari soal lain yang sudah ada (PPGM, 1999 : 5).
Pembel Pembelaja ajaran ran konsep konsep Matema Matemati tika ka khususny khususnyaa Kons Konsep ep Pang Pangka katt Tak Tak Sebenarnya melalui latihan membentuk soal diharapkan merupakan pendekatan
yang efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa untuk menerapkan konsep Matematika.
-11-12-
Menurut ( PPGM, 1999 : 5 – 6 ) dijelaskan bahwa : (a) adanya korelasi positif antara antara kemamp kemampuan uan memben membentuk tuk soal soal dan kemamp kemampuan uan memben membentuk tuk masala masalah, h, (b) lati latiha han n memb memben entu tuk k soal soal meru merupak pakan an cara cara yang yang efekt efektif if untuk untuk meni mening ngka katk tkan an kreatifitas siswa dalam memecahkan masalah. Untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam membentuk soal, guru perlu memberikan contoh dengan cara sebagai berikut : (1) Membentuk Membentuk soal dari dari soal yang yang sudah ada ada atau memperluas memperluas soal soal yang sudah ada. (2) Membentuk Membentuk soal dari dari suatu situasi situasi atau atau gambar di Majalah Majalah atau Surat Surat Kabar, atau membuat soal mengenai benda-benda kongkrit yang dapat dianalisa lebih lanjut. (3) Membuat soal terbuka. (4) Membentuk sejumlah soal yang mirip tetapi tetapi dengan taraf taraf kesulitan kesulitan yang berbeda dan bervariasi. (5) Setelah diberi beberapa contoh, selanjutnya selanjutnya siswa siswa diberi tugas membentuk soal sesuai dengan pokok bahasan yang diberikan, yang selanjutnya soal tersebut harus dikerjakan oleh kelompok lain, demikian juga sebaliknya.
-13-
Dalam memberikan tugas dengan Pendekatan Problem Posing, siswa bekerja secara secara kelompok. kelompok. Hal ini dimaksudkan dimaksudkan agar guru mudah memantau aktifitas aktifitas siswa
selama pelaksanaan pemberian tugas berlangsung, dan memudahkan guru dalam pemer pemeriks iksaan aan hasil hasil kegiat kegiatan. an. Soal Soal yang yang dibuat dibuat siswa siswa adalah adalah yang yang mirip mirip dengan dengan contoh yang telah diberikan guru. Dengan kata lain soal itu sedikit berbeda dari contoh yang dibeirkan guru. Untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menerapkan Konsep kegiat atan an pemb pember eria ian n tuga tugass denga dengan n Pendekatan Pangk Pangkat at Tak Tak Seben Sebenar arnya nya,, kegi Problem Problem Posing Posing dikemb dikembangk angkan an dan dimodi dimodifik fikasi asi dimana dimana siswa siswa bukan bukan hanya hanya
membuat soal dan menyelesaikan saja, tetapi setiap kelompok akan mengerjakan juga juga soalsoal-soa soall yang yang telah telah dibuat dibuat oleh oleh kelomp kelompok ok lain. lain. Selain Selain itu agar agar suasan suasanaa pemberian tugas dengan Problem Posing ini menarik dan menyenangkan, maka kelompok yang mampu membuat soal dan menyelesaikannya lebih dari satu atau lebih dari ketentuan guru akan diberi bonus. Demikian pula pada saat mengerjakan soal buatan kelompok lain, apabila dapat mengerjakan lebih dari satu atau lebih dari ketentuan guru maka kelompok itu akan mendapat bonus dari guru.
-14-
Kerbehasilan pelaksanaan tindakan ini dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam dalam mebuat mebuat soal soal dan menyel menyelesa esaika ikanny nnyaa serta serta dari dari kemamp kemampuan uan siswa siswa dalam dalam mengerjakan soal buatan kelompok lain. Apabila kemampuan siswa dalam kegiatan pemberian tugas dengan Pendekatan Problem Posing berarti kemampuan siswa dalam menerapkan menerapkan Konsep juga mening meningkat kat.. Dan Konsep Pangka Pangkatt Tak Seb Sebenar enarnya nya juga
selanj selanjutn utnya ya dapat dapat disim disimpul pulkan kan bahwa bahwa para para siswa siswa telah telah mengal mengalami ami peningka peningkatan tan motivasi belajar.
b.
Motivasi Belajar
Bela Belaja jarr dala dalam m panda pandang ngan an Teor Teorii Moder Modern n adal adalah ah meru merupa paka kan n pros proses es per perub ubaha ahan n ting tingka kah h laku laku berk berkat at inte intera raks ksii denga dengan n ling lingkun kunga gan. n. Jadi Jadi sese seseor orang ang dikatakan melakukan kegiatan belajar, setelah ia memperoleh hasil yaitu terjadinya perubahan. Misalnya : dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti Motivasi adalah dorongan yang tumbuh karena tingkah laku dan kegiatan
manusia. Dalam proses belajar mengajar motivasi merupakan faktor yang sangat penting karena dapat memberikan semangat dan petunjuk bagi peserta didik dalam kegiatan belajarnya.
-15-
Lebih lanjut A. Tabrani Rusyan, dkk dalam Bukunya : Pendataan dalam Proses Belajar Mengajar, halaman 99 mengatakan : “Motivasi adalah penggerak tingkah
laku kearah suatu tujuan dengan didasari adanya suatu kebutuhan”. Pada bagian lain ( Pasaribu dan Simanjuntak, dalam bukunya Proses Belajar Mengajar halaman
59) menjelaskan
bahwa
motivasi
adalah
besarnya dorongan yang
ditimbulkan adanya suatu sikap positif dari siswa, dalam hal ini adalah kegiatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Belajar adalah proses perubahan kegiatan,
reaksi terhadap terhadap lingkungan lingkungan dan perubahan perubahan tersebut tersebut tidak dapat disebut belajar bila dise disebab babka kan n oleh oleh pert pertum umbu buhan han atau atau keada keadaan an seme sement ntar araa sese seseor oran ang. g. Belaj Belajar ar merupakan usaha yang dilakukan setiap manusia dalam rangka untuk mencapai sesuatu sesuatu yang ingin dicapai. dicapai. Belajar akan menimbulkan menimbulkan perubahan perilaku yang diperoleh melalui pengetahuan dan wawasan. Belajar merupakan aktifitas mental yang yang berl berlan angs gsung ung dala dalam m inte intera raks ksii denga dengan n ling lingkun kunga gan n yang yang meng menghas hasil ilka kan n perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, kemampuan dan nilai sikap, perubahan itu bersifat bersifat relative relative konstan. konstan.
Motivasi Motivasi Belajar adalah dorongan yang
ditimbulkan oleh siswa untuk melakukan usaha dalam rangka mencapai sesuatu yang
-16-
diinginkan. Indikasi motivasi belajar antara lain terlihat pada keaktifan dan partisipasi siswa di dalam kelas .
2.
Kerangka Berpikir
Pendekatan Problem Posing merupakan merupakan salah satu model pembelajaran pembelajaran yang mengarah pada model pembelajaran yang bernuansa PAKEM yaitu model Pendidikan Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan. Kondisi ini diharapkan mampu meningkatkan pengua penguasaa saan n belaja belajarr siswa siswa Kelas Kelas IX.F IX.F terhad terhadap ap materi materi pembel pembelaja ajaran ran Matema Matematik tikaa khususnya Konsep Pangkat Tak Sebenarnya.
3.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan Berdasarkan kerangka berpikir berpikir diatas diatas maka hipotesis tindakan yang diajukan diajukan Melalui lui pemb pember eria ian n tugas tugas denga dengan n dalam dalam Pene Peneli liti tian an Tinda Tindaka kan n Kela Kelass adal adalah ah “ Mela Pende Pendeka katan tan Probl Problem em Posin Posing g secar secara a berke berkelo lomp mpok, ok, kema kemamp mpua uan n siswa siswa dalam dalam menerapkan Konsep Pangkat Tak Sebenarnya dapat meningkat “.
BAB III METODE PENELITIAN
1.
Rancangan Penelitian a.
Desain Penelitian
Penelitian direncanakan dengan mengimplementasikan penelitian tindakan kelas yang meliputi komponen-komponen : 1). Perencanaan / Planning .................................DST.
06:52 Permalink Permalink || Comments (37) | Email this | Tags: pernak-pernik Tags: pernak-pernik ptk
TAXONOMI dan PEDOMAN PENULISAN KTI DOWNLOAD DISINI REFERENSI PTK DARI NARA SUMBER 06:42 Permalink Permalink || Comments (37) | Email this | Tags: pernak-pernik Tags: pernak-pernik ptk
PTK Suharsimi YANG MAU DOWNLOAD PTK DARI NARA SUMBER KLIK KLIK DISINI
05:53 Permalink Permalink || Comments (99) | Email this | Tags: pernak-pernik Tags: pernak-pernik ptk
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAHASA JERMAN AUSZUG
Anwendung der Lernaktivität und Die Bewertungsprozess der Team Dewi, Elia Puspa. Die Puspa. Die Anwendung der Teachingstrategie an der Deutsch 2 im gerade Semester 2007/2008. Diplomarbeit, Deutschabteilung, Literaturwissenschaftliche Fakultät der Staatlichen Universität Malang. Betreuerin: Dra. Sawitri Retnantiti, M. Pd Schlüsselwörter: Team Teaching, Deutsch 2
Team teaching ist teaching ist eine Lehrstrategie, die aus wenigstens zwei Dozenten besteht. Die Dozenten plannen, unterrichten, und bewerten Unterichtsaktivität in einer Klasse.Team Klasse. Team teachingstrategie ist schon an der Universität angewandt wird. Diese Strategie wird auch in Deutsch 2 an der Literaturwissenschaftliche Fakultät der Staatlichen Universität Malang angewandt. Deutsch angewandt. Deutsch 2 ist ein Basis der deutschen Vorlesung die aus vier Sprachfertigkeiten besteht. Die Fertigkeiten sind Hörverstehen, Sprechen, Schriftliche Ausdruck, und Leseverstehen. Diese Vorlesung wird im gerade Semester durchgefürt. Auf dieser Grund untersucht die Verfasserin Die Anwendung der Lernaktivität und die Bewertungsprozess der Team Teachingstrategie an der Deutsch 2. Das Untersuchungsziel beschreiben die Anwendung der Lernaktivität und die Bewertungsprozess der Team der Team Teachingstrategie an der Deutsch 2, und auch das Lernergebnis der StudentInnen. Diese Untersuchung ist eine deskriptive Methode. Die Daten sind die Beobachtungsergebnis, Befragungsergebnis, und die Dokumentation der Deutsch 2 Lernergebnis der StidentInnen im gerade Semester 2007/2008. 2007/2008. Das Ergebnis dieser Untersuchung zeigt, dass die A nwendung der Lernaktivität der Team Teachingstrategie mit zwei Dozenten effektiver als mit vier Dozenten ist. Es gibt aber ein Problem, das von dem Dozentsteam erfahren wird. Wegen der wenige Zeit zwischen der Unterrichtstunde der zwei Dozenten in einem Team können sie nicht die vorherige und die nächste Materialien gut besprechen. Die Bewertungsprozess, die aus kognitif, afektif, und psikomotor aspekte besteht, wird von dem Do zentsteam benutzt. Deutsch 2 Lernergebnis (Mittsemestertest und Endsemestertest) Endsemestertest) den StudentInnen zeigt, dass die Note des Endsemestertest besser als Mittsemestertest. Das bedeutet die Anwendung der Team der Team Teachingstrategie an der Deutsch 2 wird gut gemacht. Nach dem Untersuchungsergebnis hat die Verfasserin Vorschläge für die Team Teachingsdozen und die Deutschabteilung. Die Team Teachingsdozenten sollen die Methode varieren. Die Deutschabteilung sollte der Zeitplan des Dozentsteam verbesseren. Der Zeitplan des Dozentsteam sollte nicht in einer Reihe k onstruieren, damit das Dozentsteam gute besprechung machen können. TAHU NGGAK ARTINYA....? TANYA PADA MBAK DEWI YANG NULIS (SORRY MBAK SAYA UPLOAD) NIIIIII......CHHHH ARTINYA ABSTRAK
Dewi, Elia Puspa. Implementasi Puspa. Implementasi Kegiatan Belajar Mengajar dan Penilaian dengan Strategi Team Teaching pada Mata Kuliah Deutsch 2 Semester Genap 2007/2008. Skripsi, Jurusan Sastra Jerman, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: Dra. Sawitri Retnantiti, M. Pd Kata Kunci: Team Teaching, Deutsch 2
Team teaching adalah teaching adalah strategi pengajaran yang melibatkan sedikitnya dua orang guru atau dosen dalam merencanakan, menginstruksikan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran pada suatu kelas. Strategi team teaching telah teaching telah banyak diterapkan pada institusi- institusi pendidikan termasuk di universitas. Pada pelaksanaan mata kuliah Deutsch 2 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang juga menggunakan strategi team teaching . Mata kuliah Deutsch 2 merupakan mata kuliah dasar berbahasa Jerman yang di dalamnya terdapat penguasaan keterampilan berbahasa Jerman seperti mendengar, berbicara, membaca, dan menulis dan disajikan pada semester genap 2007/2008 serta memiliki delapan sks. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian tentang implementasi strategi team teaching pada teaching pada mata kuliah Deutsch 2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi kegiatan belajar mengajar dan penilaian dalam proses belajar mengajar dengan strategi team teaching . Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan h asil belajar mahasiswa pada mata kuliah Deutsch 2 tahun akademik 2007/2008. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Data diambil melalui observasi, wawancara dengan tim dosen pembina mata kuliah Deutsch kuliah Deutsch 2, 2, dan hasil dokumentasi nilai UTS dan UAS mahasiswa pada mata kuliah Deutsch kuliah Deutsch 2 tahun akademik 2007/2008. teaching pada mata Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, implementasi strategi team teaching pada kuliah Deutsch kuliah Deutsch 2 tahun akademik 2007/2008 sudah berjalan lebih efektif dengan dua dosen daripada empat dosen. Namun, dalam pelaksanaannya, terdapat kendala yang dialami oleh dosen tim yaitu tidak ada waktu untuk berkoordinasi dalam melanjutkan materi yang akan diajarkan. Penilaian dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh dosen adalah berkenaan dengan tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari hasil belajar mahasiswa, nilai UAS 2. Hal ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai UTS pada mata kuliah Deutsch kuliah Deutsch 2. berarti strategi team teaching yang teaching yang dilakukan dalam proses belajar mengajar pada semester genap 2007/2008 berjalan baik. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat memberikan saran kepada dosen team teaching dan teaching dan untuk Jurusan Sastra Jerman. Saran bagi dosen team teaching adalah teaching adalah dalam implementasinya, sebaiknya dosen menggunakan metode pengajaran yang bervariasi. Saran bagi Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang adalah sebaiknya jadwal mengajar antar dosen tim pembina mata kuliah Deutsch kuliah Deutsch 2 tidak disusun berurutan dan ada jeda waktu yang cukup sehingga dosen tim pembina mata kuliah Deutsch kuliah Deutsch 2 dapat berkoordinasi tentang materi yang telah dan yang akan diajarkan dengan baik. BRAVO UM KHUSUSNYA SPA 306 & KANTIN-KANTINNYA HE...3X
05:40 Permalink Permalink || Comments (4) | Email this | Tags: laporan ptk jerman
TING PLENCING.... MAAF YANG BENAR TEAM TEACHING BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dibahas tentang (1) pengertian team teaching (2) variasi team teaching , (3) mata kuliah Deutsch 2 yang terdiri dari kompetensi dan tujuan, sumber/bahan pengajaran, dan rencan rencanaa perkul perkuliah iahan an semest semester er (RPS), (RPS), (4) kegiat kegiatan an belaja belajarr mengaj mengajar ar dalam dalam proses proses belaja belajar r mengajar yang terdiri dari macam-macam metode, dan macam-macam media pengajaran, (5) penilaian dalam proses belajar mengajar yang terdiri dari aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor.
A. Pengertian Team Teaching
Di dalam American Heritage Dictionary of English Language (2000) dinyatakan bahwa team teaching (pengajaran teaching (pengajaran berkelompok) adalah sebuah model instruksi di dalam kelas yang melibatkan beberapa guru dengan mengkombinasikan mengkombinasikan mata pelajaran yang dibina oleh masingmasing guru menjadi satu mata pelajaran terpadu yang diajarkan secara bersama kepada satu kelompok siswa. Menurut Johnson dan Lobb dalam Amstrong (1977:65), dijelaskan bahwa team teaching sebagai sekelompok tim pengajar yang terdiri dari dua atau lebih orang yang bekerja dalam waktu bersamaan untuk tujuan proses p roses pembelajaran subyek (mata pelajaran) tertentu atau kombinasi dari beberapa mata pelajaran. Pendapat ini memiliki keterkaitan dengan definisi yang terdapat di dalam American Heritage Dictionary Language (2000) bahwa tim pengajar akan mengajarkan satu mata pelajaran tertentu atau mengkombinasikan mata pelajaran yang dibina menjadi satu mata pelajaran terpadu.
Curzon (1994:302) mendefinisikan team teaching atau teaching atau pengajaran berkelompok sebagai pengajaran yang dilakukan oleh dua atau lebih guru secara secara berkelompok dengan teliti dan sesuai metode dalam penyusunan rencana, pembelajaran, pembelajaran, dan pengevaluasian proses pembelajaran. Sama halnya menurut Curzon, Waradani (2000:9) mengemukakan definisi literal dari team teaching sebagai teaching sebagai metode pembelajaran secara berkelompok, yang terdiri dari dua atau lebih dosen yang mengajar di kelas yang sama pada waktu yang bersamaan. teaching adalah model susunan proses Menurut Freiberg dan Army (1992:98) team teaching adalah pengajaran. Melalui team teaching , para anggota kelompok membagi tugas-tugas kurikuler dengan memanfaatkan minat dan keahlian seorang guru. teaching di atas maka dapat disimpulkan bahwa, Dari beberapa definisi tentang team teaching di team teaching adalah teaching adalah suatu strategi pengajaran yang melibatkan sedikitnya dua orang guru dalam marencanakan, menginstruksikan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran pada suatu kelas. Mereka bekerja tidak secara perorangan namun sebagai kelompok yang bekerjasama. Di Indonesia pelaksanaan team teaching yang teaching yang dilaksanakan di institusi-institusi institusi-institusi teaching yang sesuai pendidikan seperti di sekolah maupun di universitas merupakan team teaching yang dengan definisi menurut Wardani, yaitu tim pengajar saling bek erjasama, baik sebagai team teaching penuh teaching penuh maupun semi team teaching . teaching pada mata kuliah Deutsch Pelaksanaan strategi team teaching pada kuliah Deutsch 2 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang merupakan merupakan strategi pengajaran yang terdiri dari dari dua orang dosen sebagai tim pengajar pada setiap kelas paralel. Pada tahun ajaran 2007/2008 ini terdapat tiga kelas paralel. Masing-masing tim dosen akan bekerjasama dalam membuat perencanaan pengajaran sampai evaluasi, namun dalam implementasinya, masing-masing masing-masing dosen mengajar pada jam berbeda di kelas yang sama.
B. Variasi Team Teaching
Cunningham pada Bailey (1992:162) mengidentifikasi empat model kepengurusan umum dalam penyusunan team teaching , yaitu: .................................. dst. 05:30 Permalink Permalink || Comments (14) | Email this | Tags: pernak-pernik Tags: pernak-pernik ptk
EVALUASI PEMBELAJARAN BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran Davies mengemukakan bahwa evaluasi merupakan proses untuk memberikan atau
menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, maupun objek (Davies, 1981:3). Menurut Wand dan Brown, evaluasi merupakan suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu (dalam Nurkancana, 1986:1). Pengertian evaluasi lebih dipertegas lagi dengan batasan sebagai proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu ( Sudjana, 1990:3). Dengan berdasarkan batasan-batasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, maupun objek) berdasarkan kriteria tertentu. Evaluasi mencakup sejumlah teknik yang tidak bisa diabaikan oleh seorang guru maupun dosen. Evaluasi bukanlah sekumpulan teknik semata-mata, tetapi evaluasi merupakan suatu proses yang berkelanjutan yang mendasari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang baik. Evaluasi pembelajaran bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana efisiensi proses pembelajaran yang dilaksanakan dan efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Dalam rangka kegiatan pembelajaran, evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistematik dalam menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Erman (2003:2) menyatakan bahwa evaluasi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai penentuan kesesuaian antara tampilan siswa dengan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini yang dievaluasi adalah karakteristik siswa dengan menggunakan suatu tolak ukur tertentu. Karakteristik-karakteristik Karakteristik-karakteristi k tersebut dalam ruang lingkup kegiatan belajar-mengajar adalah tampilan siswa dalam bidang kognitif (pengetahuan dan intelektual), afektif (sikap, minat, dan motivasi), dan psikomotor (ketrampilan, gerak, dan tindakan). Tampilan tersebut dapat dievaluasi secara lisan, tertulis, mapupun perbuatan. Dengan demikian mengevaluasi di sini adalah menentukan apakah tampilan siswa telah sesuai dengan tujuan instruksional yang telah dirumuskan atau belum. Apabila lebih lanjut kita kaji pengertian pengertian evaluasi dalam pembelajaran, maka akan diperoleh pengertian yang tidak jauh berbeda dengan pengertian evaluasi secara umum. Pengertian evaluasi pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai pembelajaran yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan pengukuran dan penilaian pembelajaran. Pengukuran yang dimaksud di sini adalah proses membandingkan tingkat keberhasilan pembelajaran dengan ukuran keberhasilan pembelajaran yang telah ditentukan secara kuantitatif, sedangkan penilaian yang dimaksud di sini adalah proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan pembelajaran secara kualitatif.
05:24 Permalink Permalink || Comments (25) | Email this | Tags: pernak-pernik Tags: pernak-pernik ptk
PENGERTIAN METODE BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.1 Pengertian Metode Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah,maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. tujuan.[1] Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat di perlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru. Metode belajar yang mampu membangkitkan motif, minat atau gairah belajar murid dan menjamin perkembangan kegiatan kepribadian murid adalah metode diskusi. Metode diskusi merupakan suatu cara mengajar yang bercirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pertanyaan atau problem. Di mana para anggota diskusi dengan jujur berusaha mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama.[2] bersama.[2] Dalam metode diskusi guru dapat membimbing dan mendidik siswa untuk hidup dalam suasana yang penuh tanggung jawab, msetiap orang yang berbicara atau mengemukakan pendapat harus berdasarkan prinsip-pr prinsip-prinsip insip tertentu tertentu yang dapat diperanggungj diperanggungjawabkan awabkan.. Jadi bukan omong kosong, juga bukan untuk menghasut atau mengacau suasana. Menghormati pendapat orang lain, menerima pendapat yang enar dan menolak pendapatb yang salah adalah ciri dari metode yang dapat dighunakan untuk mendidik siswa berjiwa demokrasi dan melatih kemampuan berbicara siswa. Agar suasana belajar siswa aktif dapat tercapai, maka diskusi dapat menggunakan variasi modelmodel pembelajaran menarik dan memotivasi siswa. Dari sekan banyak model pembelajaran yang ada, model pembelajaran jigsaw cocok untuk digunakan dalam metode diskusi. Model
pembelajaran jigsaw membantu murid untuk mempelajari sesuatu dengan baik dan sekaligus siswa mampu menjadi nara sumber bagi satu sama yang lain.
[1] Oemar Hamalik, Proes Hamalik, Proes Belajar Mengajar , Jakarta : 2001 : Bumi Aksara [2] Oemar Hamalik, Proes Hamalik, Proes Belajar Mengajar , Jakarta : 2001 : Bumi Aksara
05:18 Permalink Permalink || Comments (50) | Email this | Tags: pernak-pernik Tags: pernak-pernik ptk
TGT BAB II KAJIAN PUSTAKA
B.
Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif menjadi salah satu pembaharuan dalam pergerakan reformasi
pendidikan. Pembelajaran kooperatif meliputi banyak jenis bentuk pengajaran dan pembelajaran yang merupakan perbaikan tipe pembelajaran tradisional.Pembelajaran kooperatif dilaksanakan dalam kumpulan kecil supaya anak didik dapat bekerja sama untuk mempelajari kandungan pelajaran dengan berbagai kemahiran sosial. Pendekatan pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa ciri, antara lain: 1. Ketrampilan sosial Artiny Artinyaa ketrampi ketrampilan lan untuk untuk menjalin menjalin hubunga hubungan n antarpri antarpribadi badi dalam dalam kelompok kelompok
untuk untuk
mencapai dan menguasai konsep yang diberikan guru. 2. Interaksi tatap muka Setiap Setiap indivi individu du akan akan berint berintera eraksi ksi secara secara bersem bersemuka uka dalam dalam kelomp kelompok. ok. Intera Interaksi ksi yang yang serentak berlangsung dalam setiap kelompok melalui pembicaraan setiap individu yang turut serta mengambil bagian. 3.
Pelajar harus saling bergantung positif
Artiny Artinyaa setiap setiap siswa siswa harus harus melaks melaksana anakan kan tugas tugas masing masing-ma -masin sing g yang yang diberi diberikan kan untuk untuk menyelesaikan tugas dalam kelompok itu. Setiap siswa mempunyai peluang yang sama untuk untuk mengam mengambil bil bagian bagian dalam dalam kelomp kelompok. ok. Siswa Siswa yang yang mempuny mempunyai ai kelebi kelebihan han harus harus membantu temannya dalam kelompok itu untuk tercapainya tugas yang diberikan kepada kelompok itu. Setiap anggota kelompok harus saling berhubungan,saling memenuhi dan bantu-membantu. Menurut Kagan (1994),pembelajaran kooperatif mempunyai banyak manfaat,yaitu: a.. dapat meningkatkan pencapaian dan kemahiran kognitif siswa; b. dapat meningkatkan kemahiran sosial dan memperbaiki hubungan sosial; c. dapat meningkatkan keterampilan kepemimpinan; d. dapat meningkatkan kepercayaan diri; e. dapat meningkatkan kemahiran teknologi. Beberapa Beberapa tipe pembelajaran pembelajaran kooperatif kooperatif,yait ,yaitu: u: Jigsaw Jigsaw II,Student II,Student Teams Achievement Achievement Devi Deviti tion on (STA (STAD D ) ,Tea ,Team m Assi Assist sted ed Indi Indivi vidu dual aliz izat atio ion n ( TAI TAI ),Te ),Team amss Game Game Tour Tourna name ment nt ( TGT ),Group Investigation ( GI ) dan metode struktural .
E.
Model Pembelajaran Kooperatif TGT ( Teams Games Tournament ) Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran
kooperatif yang mudah diterapkan,melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status. Tipe ini melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya,mengandung unsur permainan yang bisa mengga menggaira irahkan hkan semanga semangatt belaja belajarr dan mengand mengandung ung reinfo reinforce rcemen ment. t. Aktivi Aktivitas tas belaja belajarr dengan dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa
dapa dapatt bela belaja jarr lebi lebih h rile rileks ks disa disamp mpin ing g menum menumbuh buhka kan n tangg tanggun ung g jawa jawab, b, keju kejuju jura ran, n, kerj kerjaa sama,persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Ada lima komponen utama dalam TGT,yaitu: 1. Penyajian kelas Pada Pada awal awal pembel pembelaja ajaran ran guru guru menyam menyampai paikan kan materi materi dalam dalam penyaji penyajian an kelas, kelas,bia biasan sanya ya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah,diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini ,siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang diberikan guru,karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok. 2. Kelompok ( team ) Kelompok Kelompok biasanya biasanya terdiri terdiri atas empat sampai sampai dengan lima orang siswa.Fungsi siswa.Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game. 3. Game Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok.Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor.Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menj menjaw awab ab pert pertan anya yaan an yang yang sesu sesuai ai denga dengan n nomor nomor itu. itu.Si Sisw swaa yang yang menj menjaw awab ab bena benar r pertanyaan itu akan mendapatkan skor. 2. Turnamen Untuk memulai turnamen masing-masing peserta mengambil nomor undian. Siswa yang mendapatkan nomor terbesar sebagai reader 1,terbesar 1,terbesar kedua sebagai chalennger 1,terbesar 1,terbesar 2,terbesar keempat sebagai chalenger 3.Dan 3.Dan kalau jumlah peserta ketiga sebagai chalenger 2,terbesar
dala dalam m kelo kelomp mpok ok itu itu lima lima oran orang g maka maka yang yang mend mendapa apatk tkan an nomo nomorr tere terenda ndah h seba sebagai gai reader2.Rea reader2.Reader der 1 tugasn tugasnya ya membac membacaa soal soal dan menjaw menjawab ab soal soal pada pada kesemp kesempata atan n yang yang perta pertama. ma. Chalen Chalenger ger 1 tugasn tugasnya ya menjaw menjawab ab soal soal yang yang dibaca dibacakan kan oleh oleh reader reader1 1 apabila apabila menurut menurut chalenger 1 jawaban jawaban reader 1 salah. salah. Chalenger Chalenger 2 tugasnya tugasnya adalah menjawab soal yang dibacakan oleh reader 1 tadi apabila jawaban reader 1 dan chalenger 1 menurut chalenger 2 salah. Chalenger 3 tugasnya adalah menjawab soal yang dibacakan oleh reader 1 apabila jawaban reader1,chalenger 1,chalenger 2 menurut chalenger 3 salah. Reader 2 tugasn tugasnya ya adalah adalah membac membacakan akan kunci kunci jawaba jawaban n .Perm .Permain ainan an dilanj dilanjutka utkan n pada pada soal soal nomor nomor dua.Po dua.Posis sisii pesert pesertaa beruba berubah h searah searah jarum jarum jam.Ya jam.Yang ng tadi tadi menjad menjadii chalen chalenger ger 1 sekara sekarang ng menjadi reader1,chalenger 2 menjadi chalenger 1,chalenger3 menjadi chalenger 2,reader 2 menjadi chalenger 3 dan reader 1 menjadi reader2. Hal itu terus dilakukan sebanyak jumlah soal yang disediakan guru. 3. Penghargaan kelompok (team recognise) Guru Guru kemudi kemudian an mengum mengumumk umkan an kelomp kelompok ok yang yang menang, menang,mas masing ing-ma -masin sing g team team akan akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan.
05:12 Permalink Permalink || Comments (33) | Email this | Tags: pernak-pernik Tags: pernak-pernik ptk
RME BAB II KAJIAN PUSTAKA
EDUCATION (RME) A. REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME)
Realistic Mathematic Education (RME) telah lama dikembangkan di Nedherlands (Belanda). RME tersebut mengacu pada pendapat Freudenthal yang mengatakan bahwa matematika harus dikaitkan dengan realita dan matematika merupakan aktifitas manusia. Ini berarti harus dekat dengan anak dan relevan dengan situasi sehari-hari. Matematika sebagai aktifitas manusia maksudnya manusia harus diberikan kesempatan untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika. Prinsip atau ide yang mendasari Realistic mendasari Realistic Mathematic Education (RME) adalah situasi dimana siswa diberi kesempatan untuk menemukan kembali ide-ide matematika. Berdasarkan situasi realistik, siswa didorong untuk mengkontruksi sendiri masalah realistik, karena masalah yang dikontruksi oleh siswa akan menarik siswa lain untuk memecahkannya. Menurut Treffers (1991) ada dua jenis matematisasi yaitu matematisasi horisontal dan dan vert vertik ikal al.. Dala Dalam m mate matema mati tika ka hori horiso sont ntal al sisw siswaa mengg menggun unaka akan n mate matema mati tika ka untu untuk k mengor mengorgani ganisas sasika ikan n dan menyel menyelesa esaika ikan n masala masalah h yang yang ada pada pada situas situasii nyata. nyata. Contoh Contoh matematisasi horisontal adalah : pengidentifikasian, perumusan dan pemvisualan masalah dalam cara-cara yang berbeda, merumuskan masalah kehidupan sehari-hari ke dalam bentuk matematika matematika.. Sedangkan Sedangkan matematisa matematisasi si vertikal vertikal berkaitan berkaitan dengan proses pengorganisasian pengorganisasian kembali kembali pengetahuan pengetahuan yang telah diperoleh dalam simbol-si simbol-simbol mbol matematika matematika yang lebih abstr abstrak. ak. Contoh Contoh matemat matematisa isasi si verti vertikal kal adalah adalah mengha menghalus luskan kan dan memper memperbai baiki ki model, model, menggunakan model yang berbeda, memadukan dan mengkombinasikan beberapa model, membuktikan kan
keteraturan,
merumuskan kan
konsep
matemati atika
yang
baru aru
dan
penggeneralisasian. Dalam RME kedua matematisasi horisontal dan vertikal digunakan dalam proses belaj belajar ar mengaj mengajar. ar. Treffe Treffers rs (1991) (1991) mengkl mengklasi asifik fikasi asikan kan empat empat pendeka pendekatan tan pembel pembelaja ajaran ran matematika yaitu, mekanistik, emperistik, strukturalis dan realistik. Meka Mekani nist stik ik
lebi lebih h
memf memfok okus uska kan n
pada pada
dril drill, l,
empe emperi rist stik ik
lebi lebih h
mene meneka kank nkan an
matema matematis tisasi asi horiso horisonta ntal, l, strukt struktura uralis lis lebih lebih menekan menekankan kan pada pada matemat matematisa isasi si vertik vertikal, al, sedangkan realistik memberikan perhatian yang seimbang antara matematisasi horisontal dan vertikal dan disampaikan secara terpadu pada siswa.
Sedangkan menurut Streefland (1991) prinsip utama dalam belajar mengajar yang berdasarkan pada pengajaran realistik adalah : 1) Constructing and Concretizing Pada Pada pris prisip ip ini ini dika dikata taka kan n bahw bahwaa belaj belajar ar mate matema mati tika ka adal adalah ah akti aktivi vita tass kons konstr truk uksi si.. Karakteristik kontruksi ini tampak jelas dalam pembelajaran, yaitu siswa menemukan sendiri prosedur untuk dirinya sendiri. Pengkontruksian ini akan lebih menghasilkan apabila menggunakan pengalaman dan benda-benda konkret. 2) Levels and Models Belajar konsep matematika atau ketrampilan adalah proses yang merentang panjang dan bergerak pada level abstraksi yang bervariasi. Untuk dapat menerima kenaikan dalam leve levell ini ini dari dari batas batas kont kontek ekss arit aritma mati tika ka info inform rmal al samp sampai ai arit aritma mati tika ka form formal al dalam dalam pembe pembelaj lajara aran n digunak digunakan an model model supaya supaya dapat dapat menjem menjembat batani ani gap antara antara konkre konkrett dan abstrak. 3) Reflection dan Spesial Assignment Belajar matematika dan kenaikan level khusus dari proses belajar ditingkatkan melalui refleksi. Penilaian terhadap seseorang tidak hanya berdasarkan pada hasil saja, tetapi juga memaham memahamii bagaim bagaimana ana proses proses berfi berfikir kir seseor seseorang. ang. Perlu Perlu dipert dipertimb imbangk angkan an bagaim bagaimana ana memberikan penilaian terhadap jawaban siswa yang bervariasi. 4)
Social context and inteaction Belajar bukan hanya merupakan aktivitas individu, tetapi sesuatu yang terjadi dalam masyarakat dan langsung berhubungan dengan konteks sosiokultural. Sehingga di dalam belajar, siswa harus diberi kesempatan bertukar pikiran, adu argumen dan sebagainya.
5)
Structuring and Interwining
Belaja Belajarr matema matematik tikaa tidak tidak hanya hanya terdir terdirii dari dari penyer penyerapa apan n kumpul kumpulan an pengeta pengetahua huan n dan unsurunsur-uns unsur ur ketram ketrampil pilan an yang yang tidak tidak berhubu berhubunga ngan, n, tetapi tetapi merupak merupakan an kesatu kesatuan an yang yang terstruktu terstruktur. r. Konsep baru dan obyek mental harus cocok dengan dasar pengetahuan yang lebi lebih h besa besarr atau atau lebi lebih h keci kecil, l, sehi sehing ngga ga dalam dalam pemb pembel elaj ajar aran an diup diupay ayaka akan n agar agar ada ada keterkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Pros Proses es yang yang berh berhub ubun ungan gan dala dalam m berf berfik ikir ir dan dan peme pemeca caha han n masa masala lah h ini ini dapat dapat meningkatkan hasil mereka dalam masalah ini.