FOLIKULITIS Paper ini dibuat untuk melengkapi persyaratan mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSU Dr.Pirngadi Medan
Disusun oleh : RIFKIND MALIK 0610070100074
PEMBIMBING
:
BAGIAN SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV BAITURRAHMAH RSU DR. PIRNGADI MEDAN 2011
Page 1
FOLIKULITIS
PENDAHULUAN
Folikulitis adalah peradangan pada selubung akar rambut( folikel) yang umumnya di sebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus. Folikulitis timbul sebagai bintik – bintik kecil di sekeliling folikel rambut. Sebagian besar infeksi hanya superfisial, yang hanya mempengaruhi bagian atas folikelnya. Biasanya gatal dan jarang menimbulkan keluhan sakit. Folikulitis dapat terjadi hampir pada seluruh tubuh dimana lebih sering terjadi pada kulit kepala, dagu, ketiak dan extremitas. Folikulitis seringkali di awali dengan kerusakan folikel rambut sebagai akibat dari penyumbatan folikel rambut, gesekan pakaian ataupun bercukur. Sekali cedera folikel akan lebih mudah terinfeksi oleh bakteri, ragi, ataupun jamur. (1, 2, 3, 4, 5)
Page 2
DEFINISI
Folikulitis adalah peradangan pada selubung akar rambut atau folikel rambut, yang umumnya di sebabkan oleh bakteri gram positif staphylococcus aureus. Berdasarkan lokasinya dalam jaringan, kulit folikulitis folikulitis terbagi atas 2 jenis yaitu : 1. Folikulitis superfisialis Folikulitis Superfisialis adalah radang folikel rambut dengan pustul berdinding tipis pada orifisium folikel yang terbatas pada ep idermis. 2. Folikulitis Profunda Folikulitis Profunda adalah radang folikel rambut dengan pustul perifolikular kronik yang di tandai dengan adanya papul, pustul dan sering terjadi rekurensi, merupakan folikulitis piogenik dengn infeksi yang meluas kedalam folikel rambut sampai subkutan.
(1, 2)
EPIDEMIOLOGI
Folikulitis dapat mengenai semua umur, tetapi lebih sering di jumpai pada anak – anak dan folikulitis juga tidak di pengaruhi oleh jenis kelamin. Jadi pria dan wanita memiliki angka resiko yang sama untuk terkena folikulitis, dan folkulitis lebih sering timbul pada daerah panas atau beriklim tropis.
(1, 2, 3)
ETIOPATOGENESIS
Setiap rambut tumbuh dari folikel, yang merupakan suatu kantung kecil di bawah kulit. Selain menutupi seluruh kulit kepala, folikel juga terdapat pada seluruh tubuh Page 3
kecuali pada telapak tangan, telapak kaki dan membrane mukosa bibir. Folikulitis bisa di sebabkan oleh karena minyak ataupun pelumas dan keringat berlebihan yang menutupi dan menyumbat saluran folikel rambut. Bisa juga di sebabkan oleh gesekan saat bercukur atau gesekan pakaian pada folikel rambut maupun trauma atau luka pada kulit. Hal ini merupakan port de entry dari berbagai mikroorganisme terutama staphylococcus aureus sebagai penyebab folikulitis. Kebersihan yang kurang dan
higiene yang buruk menjadi faktor pemicu dari timbulnya folikulitis, sedangkan keadaan lelah, kurang gizi dan Diabetes melitus merupan faktor yang mempercepat atau memperberat folikulitis ini.
(1, 2, 3)
GEJALA KLINIS
Secara umum folikulitis menimmbulkan rasa gatal seperti terbakar pada daerah rambut. Gejala konstitusional yang sedang juga dapat muncul pada folikulitis seperti badan panas, malaise dan mual. Pada folikulitis superfisialis gambaran klinisnya di tandai dengan timbulnya rasa gatal dan agak nyeri, tetapi biasanya tidak terlalu menyakitkan hanya seperti gigitan serangga, tergores atau akibat garukan dan trauma kulit lainnya. Kelainan di kulitnya dapat berupa papul atau pustul yang erimatosa yang dan di tengahnya terdapat rambut dan biasanya multiple serta adanya krusta di sekitar daerah inflamasi. Tempat predileksi biasanya pada tungkai bawah. Folikulitis superfisialis ini dapat sembuh sendiri setelah beberapa hari tanpa meninggalkan jaringan parut. Pada folikulitis profunda gambaran klinisnya hampir sama seperti folikulitis superfisialis. Folikulitis profunda ini terasa sangat gatal yang di sertai rasa
Page 4
terbakar serta teraba infiltrat di subkutan yang akhirnya dapat meninggalkan jaringan parut apabila taelah sembuh. (1, 2, 4, 6, 7, 8)
HISTOPATOLOGI
Pada pemeriksaan histopatologi pada folikel rambut tampak edematosa dengan sebukan sel radang.
(2)
DIAGNOSA
Diagnosa di tegakkan berdasarkan anamnesa, gambaran klinis, pemeriksaan bakteriologis dari sekret lesi dan kalau mendukung bisa dilakukan pemeriksaan histopatologi.
(1, 5)
DIAGNOSA BANDING
Diagnosa banding dari folikulitis adalah : 1. Tinea Barbae.(1) 2. Acne Vulgaris.
(2)
3. Kertosis Piliaris.
(7)
PENATALAKSANAAN
Folikulitis kadang dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada beberapa kasus yang persisten dan rekuren perlu penanganan. 1. Umum
Page 5
Cukup dengan menjaga kebersihan diri terutama kulit, menghindari garukan dan faktor pencetus seperti gesekan pakaian atau mencukur dan luka atau trauma. 2. Khusus, terbagi 2 yaitu secara tropikal dan secara sistemik :
Topikal, dapat di berikan antibiotik misalnya
(2) :
1. Kemicetin salap 2 % 2. Kompres PK 1/ 5000 solusio sodium chloride 0,9 %( jika ada eksudasi) 3. Salep natrium fusidat.
Sistemik, dapat diberikan :
(1)
Antibiotik (umumnya di berikan 7 – 10 hari) misalnya : 1. Penisilin dan semisintetiknya. a. Penisilin G prokain injeksi 0,6 – 1,2 juta IU, IM selama 7
– 14 hari, 1 – 2 kali/ hari. b. Ampisilin 250 – 500 mg/ dosis, 4 kali/ hari c. Amoksisilin, 250 – 500 mg/ dosis, 3 kali/ hari d. Kloksasilin ( untuk staphylococcus yang kebal penisilin), dosis 250 – 500 mg, 4 kali / hari. e. Dikloksasilin
(
untuk
staphylococcus
yang
kebal
penisilin), dosis 125 – 250 mg, 3 -4 kali/ hari. 2. Eritromisin 250 – 500 mg 3 – 4 kali/ hari(dewasa) dan 12, 5 – 25 mg/kbBB/ dosis 3 – 4 kali/ hari(anak).
Page 6
3. Klindamisin 150 – 300 mg 3 – 4 kali/ hari (dewasa) dan 8 – 20 mg/ kgBB/ dosis 3- 4 ksli/ hsri(anak). (1, 6, 7, 8) Penggunaan antiseptik dapat di berikan sebagai terapi tambahan ( misalnya : Chlorhexidine) tetapi jangan di gunakan tanpa pemberian antibiotik sistemik. Dianjurkan pemberian antibiotik sistemik dengan harapan dapat mencegah terjadinya infeksi kronik. PROGNOSA
Prognosa penyakit folikulitis ini adalah Baik.
Page 7
Page 8
DAFTAR PUSTAKA 1. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi Kelima, cetakan pertama, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007, Hal 59 – 60. 2. Siregar R. S. Atlas Berwarna, Saripati Penyakit Kuli, Edisi 2, EGC, Jakarta, 2005, hal 50 – 51. 3. Airlangga Universitas, ATLAS Penyakit Kulit dan Kelami, SMF Penyakit Kulit dan Kelamin Universitas Airlangg, Surabaya, 2007, hal 30 – 33. 4. Sumaryo Sugastiasri, Pioderma, Quality for Undergraduated Education Project Bacth III FK Universitas Dipenogor, Semarang, 2001, hal 11 – 12. 5. D. S. S Emmy dkk, Penyakit Kulit yang Umum di Indonesia, Medical Multimedia Indonesia, Jakarta Pusat, hal 35 6. Fakultas Kedokteran UI, Kapita Selekta edisi ketiga, Jakarta, 2000, hal 79. 7. Goldstein, G Beth, Dermatologi Praktis, Jakarta, 2 000, hal 76 – 77. 8. Andrianto, Dermato – Venerologi, kapita selekta, EGC, Jakarta, 2000, hal 16 – 17. 9. Fitzpatrick. B. Thomas , JhonsonAllen Richard, Wolff Klaus, Palano. K. Machiel, Suurmond Dick, Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology, Common And Serious Disease, Third Edition, The McGraw – Hill Companies, United States of America, 1987. 10. Diunduh dari : http://health.detik.com/read/2010/02/02/163034/1291322/770/folikulitis 11. Diunduh dari : http://www.medicinenet.com/folliculitis/article.htm, http://www.medicinenet.com/folliculitis/page2.htm, http://www.medicinenet.com/folliculitis/page3.htm, http://www.medicinenet.com/folliculitis/page4.htm, http://www.medicinenet.com/folliculitis/page5.htm, http://www.medicinenet.com/folliculitis/page6.htm 12. http://en.wikipedia.org/wiki/Folliculitis
Page 9