BAB I PENDAHULUAN
Jaringan lunak merupakan jaringan yang menghubungkan, menyokong atau mengelilingi struktur dan organ tubuh. Jaringan lunak termasuk otot, tendon, ligamentum, fascia, saraf perifer, jaringan serabut, lemak, dan pembuluh darah. Tumor jaringan lunak dapat bersifat jinak atau ganas, dan berbagai lesi borderline. Rasio tumor jinak dan ganas 100:1.1 Sebagian besar tumor jaringan lunak
muncul tanpa penyebab, meskipun
radiasi, luka bakar, atau paparan racun terlibat. Tumor jaringan lunak dapat muncul di lokasi manapun, meskipun sekitar 40% terjadi pada ekstremitas bawah, terutama femur. Insiden umumnya meningkat dengan bertambahnya usia, walaupun 15% muncul pada anak-anak. Sarkoma tertentu cenderung muncul dalam kelompok usia tertentu, misalnya, rabdomiosarkoma pada anak-anak, sarkoma sinovial pada dewasa muda, dan liposarkoma dan histiocytoma fibrosa malignant pada masa dewasa.2 Prognosis pada pasien dengan tumor jaringan lunak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lain tipe histologis tumor, derajat deferensiasinya, dan luas anatomik, yang dinyatakan dalam stadium.3
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Soft tissue atau jaringan lunak merupakan semua jaringan nonepitel selain tulang, tulang rawan, otak dan selaputnya, sistem saraf pusat, sel hematopoietik, dan jaringan limfoid. Tumor jaringan lunak umumnya diklasifikasikan berdasarkan jenis jaringan yang membentuknya, termasuk lemak, jaringan fibrosa, otot dan jaringan neurovaskular. Namun, sebagian tumor jaringan lunak tidak diketahui asalnya.2 Tumor (berasal dari tumere bahasa Latin, yang berarti "bengkak"), merupakan salah satu dari lima karakteristik inflamasi. Namun, istilah ini sekarang digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan jaringan biologis yang tidak normal. Pertumbuhannya dapat digolongkan sebagai ganas (malignant) atau jinak (benign). Tumor jaringan lunak atau Soft Tissue Tumor (STT) adalah suatu benjolan atau pembengkakan abnormal yang disebabkan pertumbuhan sel baru.4 B. Anatomi dan Histologi Menurut jaringan embrional manusia terdapat 3 lapisan, yaitu : 1. Ektoderm : berkembangbiak
menjadi
epitel
kulit
dengan
adneksanya, neuroektoderm, yaitu sel otak dan saraf. 2. Endoderm : berkembang menjadi epitel mukosa, kelenjar, parenchim organ visceral. 3. Mesoderm : berkembang menjadi jaringan ikat, jaringan lemak, tulang rawan, tulang, otot polos, otot serat lintang, jaringan hematopoietik (sum-sum tulang dan jaringan limfoid), pembuluh darah, dan pembuluh limfe.2
a. Jaringan lemak 2
Jaringan lemak adalah jenis jaringan ikat khusus yang terutama terdiri atas sel lemak (Adiposit). Pada pria dewasa normal, jaringan lemak merupakan 15-20% dari berat badan, pada wanita normal 20-25% dari berat badan.5 b. Jaringan fibrosa Jaringan
ikat
Fibrosa
(Fibrosa)
tersusun
dari
matriks
yang
mengandung serabut fleksibel berupa kolagen dan bersifat tidak elastis. Fibrosa ditemukan pada tendon otot, ligamen, dan simfisis pubis. Fungsinya antara lain sebagai penyokong dan pelindung, penghubung antara otot dan tulang serta penghubung antara tulang dan tulang.6 c. Otot Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh dengan kontraksi sebagai tugas utama. Otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot polos dan otot jantung. Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme maupun pergerakan dari organ dalam organisme tersebut.7 -
Otot lurik Otot lurik bekerja di bawah kehendak (otot sadar) sehingga disebut otot volunteer. Pergerakannya diatur sinyal dari sel saraf motorik. Otot ini menempel pada kerangka dan digunakan untuk pergerakan.
-
Otot polos Otot yang ditemukan dalam intestinum dan pembuluh darah bekerja dengan pengaturan dari sistem saraf tak sadar, yaitu saraf otonom.
-
Otot jantung Kontraksi otot jantung bersifat involunter, kuat dan berirama.5 3
d. Pembuluh darah Terdapat 3 jenis pembuluh darah, yaitu: a. Arteri Suatu rangkaian pembuluh eferen yang setelah bercabang akan mengecil dengan fungsi mengangkut darah bersama nutrient dan oksigen ke jaringan. b. Kapiler Jalinan difus saluran-saluran halus yang beranastomosis secara luas dan melalui dinding pembuluh inilah terjadi pertukaran darah dan jaringan. c. Vena Bagian konvergensi dari kapiler ke dalam system pembuluhpembuluh yang lebih besar yang menghantar produk metabolism (CO2 dan lain-lain) kea rah jantung.5 e. Saraf perifer Komponen utama dari susunan saraf tepi adalah serabut saraf, ganglia, dan ujung saraf. Serabut saraf adalah kumpulan serat saraf yang dikelilingi selubung jaringan ikat. Tumor pada serabut saraf neurofibroma. Pada serat saraf tepi, sel penyelubung yaitu sel schwann. Tumor pada penyeluubung sel saraf tepi yaitu schwannoma.5
C. Patofisiologi Soft Tisssue Tumor Pada umumnya tumor-tumor jaringan lunak atau Soft Tissue Tumors (STT) adalah proliferasi jaringan mesenkimal yang terjadi di jaringan nonepitelial ekstraskeletal tubuh. Dapat timbul di tempat di mana saja, meskipun kira-kira 40%
4
terjadi di ekstermitas bawah, terutama daerah paha, 20% di ekstermitas atas, 10% di kepala dan leher, dan 30% di badan. Tumor jaringan lunak tumbuh centripetally, meskipun beberapa tumor jinak, seperti serabut luka. Setelah tumor mencapai batas anatomis dari tempatnya, maka tumor membesar melewati batas sampai ke struktur neurovascular. Tumor jaringan lunak timbul di lokasi seperti lekukan-lekukan tubuh. Proses alami dari kebanyakan tumor ganas dapat dibagi atas 4 fase yaitu : 1. Perubahan ganas pada sel-sel target, disebut sebagai transformasi. 2. Pertumbuhan dari sel-sel transformasi. 3. Invasi lokal. 4. Metastasis jauh.8
D. Klasifikasi Soft Tissue Tumor Tabel Klasifikasi soft tissue tumor berdasarkan jenis jaringan 2 No. Soft tissue tumor 1.
Tumor Jaringan Lemak
Lipoma Liposarkoma Fasilitis Nodularis Fibromatosis
2.
Tumor dan Lesi Mirip-Tumor pada Jaringan Fibrosa
Fibromatosis Superfisialis Fibromatosis Profunda Fibrosarkoma
5
Histiositoma Fibrosa 3.
Tumor Fibriohistiositik
Dermatofibrosarkoma Protuberans Histiositoma Fibrosa Maligna
4.
Tumor Otot Rangka
Rabdomioma Rabdomiosarkoma Leiomioma Leiomiosarkoma
5.
Tumor Otot Polos
Tumor otot polos dengan potensi keganasan tidak jelas Hemangioma Limfangioma
6.
Tumor Vaskular
Hemangioendotelioma Hemangioperisitoma Angiosarkoma Neurofibroma
7.
Tumor Saraf Perifer
Schwannoma Tumor ganas selubung saraf perifer Tumor Sel Granular Sarkoma Sinovium
8.
Tumor yang Histogenesisnya Tidak Jelas
Sarkoma bagian lunak alveolus Sarkoma Epitelioid
6
Tabel Klasisikasi Tumor Jaringan Lunak Berdasarkan Pertumbuhan Jinak dan Ganas 9 CLASSIFICATION: HISTOGENIC CLASSIFICATION SCHEME FOR BENIGN AND MALIGNANT SOFT TISSUE TUMORS Tissue formed
Benign soft tissue tumor
Malignant soft tissue tumor (histogenesis)
Fat
Lipoma
Liposarkoma
Fibrous tissue
Fibroma
Fibrosarkoma
Skeletal muscle
Rabdomioma
Rabdomiosarkoma
Smooth muscle
Leiomioma
Leiomyosarkoma
Synovium
Synovioma
Sarkoma sinovial
Blood vessel
Hemangioma hemangiopericytoma
Angiosarkoma; malignant
Lymphatics
Lymphangioma
Lymphangiosarkoma
Nerve
Neurofibroma
Neurofibrosarkoma
Mesothelium
Benign mesothelioma
Malignant mesothelioma
Tissue histiocyte
Benign histiocytoma
Pluripotent
None recognized
Uncertain
None recognized sarkoma; Ewing's sarkoma; epithelioid sarkoma alveolar soft parts
fibrous Malignant histiocytoma
fibrous
Malignant mesenchymoma
7
1. Tumor Jaringan Lemak a. Lipoma 1) Definisi Lipoma adalah suatu tumor (benjolan) jinak yang berada dibawah kulit yang terdiri dari lemak. Jenis yang paling sering adalah yang berada lebih ke permukaan kulit (superficial). Biasanya lipoma berlokasi di kepala, leher, bahu, badan, punggung, atau lengan. Jenis yang lain adalah yang letaknya lebih dalam dari kulit seperti dalam otot, saraf, sendi, ataupun tendon.4 2) Prevalensi Biasanya lipoma dijumpai pada usiia 40-70 tahun. Lipoma adalah tumor jaringan lunak yang paling umum dengan prevalensi sebesar 2,1 per 1.000 orang.4 3) Etiologi Idiopati.4 4) Gambaran Klinis Lipoma berbentuk seperti benjolan dengan diameter 2-10 cm, terasa kenyal dan lembut. Serta bergerak bebas di kulit (free mobility of overlying skin), namun overlying skin ini secara khas normal. Sering terdapat pada leher, lengan dan dada. Tetapi bisa muncul di bagian tubuh manapun. Pada umumnya orang-orang tidak menyadari jika mereka mengidap lipoma sampai benjolannya tumbuh besar dan terlihat.4 Lipoma bersifat lunak pada perabaan, dapat digerakkan, dan tidak nyeri. Pertumbuhannya sangat lambat dan jarang sekali menjadi ganas. 8
Lipoma kebanyakan berukuran kecil, namun dapat tumbuh hingga mencapai lebih dari diameter 6 cm. Memiliki batas dengan jaringan yang tidak nyata. Kapsul yang membungkus merupakan pseudokapsul yang berasal dari jaringan normal yang terdesak oleh pertumbuhan jaringan tumor. Oleh karena berasal dari jaringan lemak yang tidak rata maka akan muncul gambaran pseudolobulated pada palpasi. Oleh karena sifat sel lemak yang lunak seperti cairan maka sering dikatakan sebagai pseudokistik.4
5) Jenis-jenis Lipoma Melalui mikroskop, lipoma terdiri atas sel-sel adiposit yang sudah dewasa berbentuk lobus-lobus, dan diliputi oleh kapsul fibrous. Yang adakalanya, suatu lipoma tidak berkapsul menyusup ke dalam otot.4 Empat jenis lain lipoma : 1. Angiolipoma
9
Angiolipoma
varian
membentuk
dengan
co-existing
perkembangbiakan vaskuler. Angiolipoma menyebabkan nyeri dan pada umumnya muncul tidak lama sesudah pubertas. 2. Pleomorphiclipoma Pleomorphiclipoma adalah varian lain di mana bizarre, sel raksasa multinucleated adalah admixed dengan adipocytes. Terjadi sebagian besar pada laki-laki usia 50 – 70 tahun. 3. Adipocytes Sepertiga varian, sel gelendong lipoma, mempunyai gelendong langsing sel yang admixed di dalam suatu bagian yang dilokalisir muncul adipocytes. 4. Adenolipoma Adenolipoma ditandai oleh kehadiran kelenjar di dalam tumor yang gemuk, jenis ini sering ditempatkan terletak di atas proximial bagian-bagian dari empedu.4 6) Diagnosis Walaupun lipoma dapat didiagnosa dengan pemeriksaan klinis, namun untuk menegakkan diagnosis secara pasti dibutuhkan biopsi dan pemeriksaan histopatologi. CT Scan, MRI juga bisa dilakukan untuk mengetahui tentang lipoma. Kadar kolesterol umumnya normal , walaupun lipoma seharusnya menjadi tumor dari jaringan lemak.4
10
7) Terapi Untuk suatu
lipoma, sebenarnya tidak ada perawatan pada
umumnya. Namun jika lipoma tersebut sudah mengganggu, menyakitkan atau bertambah besar, penatalaksanaan dapat berupa : 1. Steroid Injection Perawatan ini mengecilkan lipoma tetapi tidak dengan sepenuhnya menghilangkan tumor itu. Tetapi ini mungkin tidak berguna untuk lipoma yang sudah berukuran besar. 2. Liposuction Perawatan ini menggunakan suatu jarum dan suatu semprotan besar untuk memindahkan lipoma yang besar. Tindakan ini dilakukan dalam keadaan pasien terbius lokal. Liposuction biasa dilakukan untuk menghindari suatu jaringan parut yang besar. Namun masih tetap sukar untuk memindahkan keseluruhan lipoma dengan menggunakan tehnik ini. 3. Surgical Removal Perawatan ini dilakukan dengan operasi lebih besar yaitu lipoma dipindahkan dengan memotong lipoma tersebut. Pasien yang menjalani tehnik ini dilakukan pembiusan secara local maupun general anesthesia. Dan biasanya lipoma hilang setelah pembedahan.4 Indikasi pembedahan pada lipoma antara lain : 1. Alasan kosmetik 2. Untuk mengevaluasi histologi (adakah keganasan pada jaringan) sehingga dapat menyingkirkan kemungkinan liposarkoma. 3. Jika menimbulkan gejala yang mengganggu 4. Jika berkembang menjadi lebih dari 5 cm.4
11
b. Liposarkoma 1) Definisi Liposarkoma adalah neoplasma ganas adiposit. Berbeda dengan lipoma, sebagian besar liposarkoma timbul di jaringan lunak dalam atau visera. Ekstremitas bawah dan abdomen sering menjadi tempat timbulnya tumor ini.2 2) Prevalensi Dengan kejadian tahunan sebesar 2,5 kasus per juta penduduk, liposarkoma adalah sarkoma jaringan lunak yang paling umum. Tumor ini biasanya timbul pada orang dewasa, dengan insidensi puncak pada dekade kelima dan keenam.2 3) Etiologi Terdapat kelainan translokasi pada kromosom band 12q13 translokasi kromosom yang paling umum adalah fusi FOS-CHOP gen , yang mengkode faktor transkripsi yang diperlukan untuk diferensiasi adiposit.2
4) Gambaran Klinis Liposarkoma biasanya bermanisfestasi sebagai lesi yang batasnya relatif tegas. Gejala berupa adanya suatu benjolan dibawah kulit yang tidak terasa sakit, hanya sedikit penderita yang mengeluh sakit. Rasa sakit muncul akibat perdarahan atau nekrosis dalam tumor dan bisa juga karena penekanan pada saraf-saraf tepi.2
12
5) Klasifikasi WHO mengklasifikasikan liposarkoma menjadi 5 kategori : 2
6) Diagnosis Liposarkoma biasanya bermanisfestasi sebagai lesi yang batasnya relatif tegas. Pada ekstremitas, liposarkoma dapat muncul dalam, nyeri, massa membesar. Liposarkoma tumbuh baik perlahan-lahan selama bertahun-tahun atau cepat selama kurun waktu singkat, dan dapat mencapai ukuran yang sangat besar. Muncul mayoritas pada ukuran yang lebih dari 5 cm. Diagnosis pasti tergantung pada konfirmasi histologis.2
13
7) Terapi Pada sarkoma jaringan lunak seperti liposarkoma penatalaksanaan bukan hanya tumornya saja yang diangkat, namun juga dengan jaringan sekitarnya sampai bebas tumor menurut kaidah yang telah ditentukan, tergantung dimana letak tumor ini. Tindakannya berupa operasi eksisi luas. Penggunaan radioterapi
dan kemoterapi
hanyalah
sebagai
pelengkap. Untuk tumor yang ukurannya besar, setelah operasi ditambah dengan radioterapi. Setelah penderita operasi harus sering kontrol untuk memonitor ada tidaknya kekambuhan pada daerah operasi ataupun metastase.2
9) Prognosis Prognosis liposarkoma sangat dipengaruhi oleh subtipe histologis tumor. Varian miksoma dan berdiferensiasi baik cenderung tumbuh relative lebih lambat dan memiliki prognosis yang lebih baik daripada varian pleomorfik dan sel bulat yang lebih agresif. Kekambuhan local dan metastasis hematogen, terutama ke paru, merupakan gambaran tumor yang agresif.2
14
15
2. Tumor Jaringan Fibrosa a. Fibroma 1) Definisi Fibroma ialah tumor jinak yang berasal dari jaringan ikat. 2 Seperti halnya dengan lipoma, fibroma itu dapat bercampur dengan tumor jaringan lainnya, sehingga ada bermacam-macam tipe fibroma.4 2) Prevalensi Fibroma umumnya didapatkan pada orang dewasa dan anak-anak namun terjadinya sangat individual dapat mengenai segala umur dan jenis kelamin. Angka kejadian pada wanita menunjukkan 66% terjadi pada segala usia namun paling sering pada dekade keempat sampai dengan keenam dalam kehidupan. Fibroma sering terjadi di rongga mulut (71%) pada daerah bukal, labial, dan lidah bagian lateral.4 3) Etiologi Jaringan ini tumbuh akibat adanya trauma tunggal dan ringan yang berlangsung terus-menerus sehingga terjadi inflamasi kronis atau infeksi.4 4) Gambaran Klinis Ukuran tidak lebih dari 3 cm yang tidak menimbulkan rasa sakit dan terlokalisir. Massa fibroma dapat berbentuk bulat, bertangkai, dan mencapai
ukuran
maksimal
dalam
beberapa
bulan.
Umumnya
mempunyai ukuran 1,5 cm tidak menimbulkan gejala, padat, warnanya seperti jaringan sekitar, sedikit dilapisi jaringan keratin, dapat timbul ulserasi oleh
karena trauma yang
berulang.4
16
5) Klasifikasi Macam-macam Fibroma 4 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Jenis Fibroma Fibroma durum Myxofibroma Periostalfibroma Fascial fibroma Elastofibroma Fibrohistiocytoma Neurofibroma Fibroma mobile Aggressive fibromatosis Abdominal fibromatosis Desmoplastic fibroma Atyp. Fibroxanthoma Atyp. Fibrohistiocytoma Neurofibromatosis
Konsistensi fibroma tergantung dari banyaknya jaringan ikat yang terdapat dalam tumor. Makin banyak jaringan ikat, makin keras konsistensinya. Fibroma durum konsistensinya keras dan fibroma mobile lunak.4 6) Diagnosis Pada biopsi ditemukan permukaan lesi ditutupi oleh selapis epitel skuamosa bertingkat dan umumnya terlihat teratur dan menunjukkan 17
pemendekan dan rete pegs yang rata. Pada saat trauma terjadi pada jaringan akan timbul vasodilatasi, edema dan infiltrasi sel inflamasi dengan berbagai tingkatan. Daerah tersebut akan terlihat difus, kalsifikasi lokal dan terjadi osifikasi.4 7) Terapi Eksisi surgical (ekstirpasi) merupakan terapi pilihan untuk perawatan fibroma tanpa harus menghilangkan batas mukosa normal sekitarnya.4 8) Prognosis Baik.4 b. Fibromatosis 1) Definisi Sekelompok proliferasi fibroblast yang dibedakan berdasarkan kecenderungannya untuk tumbuh secara infiltratif dan pada banyak kasus kambuh setelah eksisi bedah. Meskipun sebagian lesi bersifat agresi lokal, tidak seperti difibrosarkoma, lesi ini tidak bermetastasis.2 2) Prevalensi Rata-rata usia 35 - 45 tahun. 2 3) Etiologi Genetik dan trauma.2 4) Gambaran Klinis
18
Gambaran fibromatosis cukup bervariasi, tergantung pada tempat. Sebagian lesi bermanisfestasi sebagai nodus yang berbatas tegas. Yang lain tampak sebagai massa infiltratif tanpa batas yang jelas. 5) Klasifikasi Fibromatosis dibagi menjadi 2 kelompok klinikpatologis utama: Fibromatosis superfisial Fibromatosis superfisial yang mencakup seperti fibromatosis palmar (kontraktur dupuyutren) dan fibromatosis penis (penyakit peyronie), timbul di fascia superfisial. Lesi superfisial biasanya lebih tidak berbahaya dibandingkan dengan lesi letak dalam dan pada umumnya menimbulkan perhatian klinis karena kecenderungannya menyebabkan deformitas pada struktur yang terkena. 2
Fibromatosis profunda. Fibromatosis profunda mencakup apa yang disebut tumor desmoid yang timbul di abdomen dan otot badan setelah ekstremitas. Lesi ini mungkin timbul tersendiri, atau sebagai komponen dari sindrom gardner, suatu penyakit dominan autosomal yang ditandai dengan polip adenomatosa kolon, osteoma tulang, dan fibromatosis. Dibandingkan dengan
lesi
superfisial,
fibromatosis
dalam
ditandai
dengan
kecenderungannya untuk kambuh dan tumbuh agresif secara lokal.2 19
6) Diagnosis Diagnosis pasti tergantung pada konfirmasi histologis. Secara mikroskopis, fibromatosis terdiri atas fibroblast proliferatif yang kadangkadang gemuk dan cukup seragam. Sebagian lesi mungkin cukup seluler, terutama pada awal perkembangannya, sementara yang lain, terutama fibromatosis superfisial mengandung banyak kolagen padat.2 7) Terapi Eksisi.2 8) Prognosis Baik.2 c. Fibrosarkoma 1) Definisi Fibrosarkoma adalah tumor ganas yang berasal dari jaringan ikat fibrosa dan ditandai oleh adanya perkembangan fibroblast yang belum matang secara banyak atau tidak dibedakan anaplastik sel spindle. Tumor ganas ini berasal dari jaringan fibrosa tulang dan menyerang tulang panjang atau flat sepeeti femur, tibia, dan mandibula. Hal ini juga melibatkan periosteum dan otot atasnya.3 2) Prevalensi Fibrosarkoma biasanya ditemukan pada orang dewasa, paling sering umur antara 30-55 tahun.3 3) Etiologi
20
Idiopati. Pada penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa diduga adanya hubungan antara fibrosarkoma dengan mutasi genetik. Defek genetik yang paling sering antara lain yaitu : hilangnya allel, poin mutasi dan translokasi kromosom.3 4) Gambaran Klinis Gejala pada awal penyakit sering tidak tampak ataupun tanpa rasa nyeri. Biasanya tumor pada awalnya tidak diketahui, sampai kemudian timbul gejala, baik secara mammografi maupun teraba benjolan. Pada lesi yang besar dapat terjadi peregangan kulit sehingga tampak berkilat dan berwarna keunguan, dan terjadi perubahan pada kulit disekitar lesi. Pada massa sangat besar dapat timbul pelebaran pembuluh vena.2
5) Diagnosis Diagnosis ditegakan berdasarkan gambaran klinis, radiologis dan pemeriksaan patologi. Sejumlah prosedur pemeriksaan secara histologi maupun sitologi dapat dilakukan pada jaringan sebelum dilakukan terapi. Prosedur tersebut antara lain yaitu: fine needle aspirasi, aspirasi nipple, ductal lavage, core needle biopsy dan local surgical biopsy. Aktiivitas tumor dapat diperiksa pada darah melalui tumor marker Ca 15,3 (Karbohidrat antigen 15,3, epithelial mucin).3
21
a. Pemeriksaan Radiologi Pemeriksaan imaging dilakukan untuk mendeteksi adanya metastase, yaitu : foto rontgen thorak, scan tulang dan MRI. Fibrosarkoma memberikan gambaran yang mirip dengan lesi jinak seperti pada kista ataupun fibroadenoma. Gambaran yang tampak berupa bayangan yang sangat padat dengan batas yang jelas.dan tidak terlihat adanya aktifitas infasif.4 b. Pemeriksaan Patologi Gambaran Mikroskopis Gambaran fibrosarkoma pada sitologi smear tampak adanya :
Sejumlah sel yang malignan yang terpisah - pisah tidak beraturan.
Sel bentuk spindel dengan inti yang memanjang, pleomorfis dan hiperkromatin
Kromatin kasar bergranul.
Adanya nekrosis
Adanya mitosis
Dapat dijumpai multinukleated giant sel dan bizzare nukleus.4
b. Pemeriksaan Histopatologi Histologi grading pada fibrosarkoma terutama berdasarkan derajat selularitas, derajat diferensiasi selular, jumlah gambaran mitotik dan sejumlah kolagen yang dihasilkan oleh sel tumor dan nekrosis yang luas.4 Well differentiated fibrosarkoma Karakteristik : susunan sel-sel bentuk spindel yang uniform, yang secara khas memperlihatkan adanya fibrogenesis. Pada beberapa kasus 22
sel-sel tersebut berkelompok membentuk untaian yang berkelok membentuk gambaran herring bone pattern. Pada keadaan yang lainnya sel-sel dipisahkan oleh serabut kolagen yang tebal, wire like dan dapat mengalami hialinisasi. Pada beberapa tumor memperlihatkan gambaran sel yang lebih bulat dengan inti yang kecil dan sitoplasma yang jernih, sel tersebut dapat menjadi padat oleh karena serabut kolagennya mengalami hialinisasi. Dijumpai adanya sedikit selular pleomorfik. Lesi seperti ini merupakan lesi yang low grade.4 Poorly differentiated fibrosarkoma Karakteristik : Sel-sel tumor bentuknya lebih padat, bentuk sel kecil, ovoid ataupun bulat dan tanpa kolagen. Sel-sel sangat anaplastik dan pleomorfik dengan inti yang bizzare. Herring bone pattern sulit dijumpai, banyak terlihat mitosis dan dapat terlihat adanya nekrosis ataupun perdarahan. Gambaran sel yang seperti ini sering disebut dengan malignant fibrous histiocytoma. Lesi yang seperti ini merupakan lesi yang high grade.4
6) Terapi Pembedahan dapat dilakukan pada tumor fibrosarkoma berupa eksisi, mastektomi. Pada tindakan eksisi harus diperhatikan dengan baik batas sayatan, karena sering terjadi lokal rekuren pada batas sayatan yang inadekuat. Total mastektomi dianjurkan pada tumor yang high grade. Terapi radiasi sebagai ajuvant dapat dilakukan terutama bila diduga terjadi inkomplit eksisi. Sedangkan kemoterapi dapat dikombinasi pada tumor yang high grade.4 7) Prognosis 23
Prognosis tergantung pada jumlah mitosis per lapangan pandang, ukuran tumor dan sifat tumor pada jaringa. Tumor yang mempunyai jumlah mitosis kurang dari 5 per HPF mempunyai prognosa yang baik dibandingkan dengan tumor mempunyai mitotic 8 - 10 per HPF. Adanya tulang dan tulang rawan juga mempunyai prognosa yang buruk. Pada usia dewasa muda terdapat korelasi yang baik antara gambaran histologi tumor dengan kecepatan rekuren lokal dan metastase serta survival. Metastase terjadi melalui pembuluh darah, sangat jarang melalui pembuluh lymph. Metastase dapat timbul pada 50 % kasus. Lokal rekuren sering terjadi, yaitu sekitar 60% kasus fibrosarkoma yang low grade.3
24
25
3. Tumor Jaringan Otot Tumor Otot Polos a. Leiomioma 1) Definisi Leiomioma adalah neoplasma jinak jaringan lunak yang timbul dari otot polos.4 2) Prevalensi Leiomioma genitalia cenderung menjadi yang paling umum dari 3 jenis. Angioleiomioma lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria, dengan perbandingan 2:1 secara keseluruhan. Menurut usia leiomioma dapat dilihat beberapa sebagai berikut : •
Beberapa piloleiomioma umumnya terjadi pada mereka yang berusia 10-30 tahun. Ketika soliter, piloleiomiomas biasanya muncul kemudian.
•
Angioleiomioma paling sering terjadi pada tahun-tahun usia 20-60, meskipun beberapa peneliti melaporkan jendela sempit insiden meningkat pada tahun-tahun 20-40 tua.10
3) Etiologi Idiopati kemungkinan berhubungan dengan genetik.4 4) Gambaran Klinis • Piloleiomioma merupakan tumor tunggal dengan permukaan halus ,papula, atau nodul, biasanya lebih kecil dengan diameter 2 cm dan berwarna coklat kemerahan. Tempat predileksi pada tubuh, wajah atau
26
ekstremitas.
Pola
distribusi
bilateral
simetris,
dikelompokkan
dermatomal dan pola linier.
• Angioleiomioma biasanya didefinisikan sebagai nodul pada kulit yang cukup dalam dengan diameter
4 cm. biasanya dirasakan nyeri
terutama pada saat palpasi. Angioleiomioma umumnya soliter dan terjadi terutama pada ekstremitas bawah. • Leiomioma genitalia pada vulva atau skrotum biasanya berukuran lebih besar dari kedua jenis leiomioma yang lainnya. 4 5) Klasifikasi Leiomioma dapat dikategorikan ke dalam 4 jenis berikut: •
Beberapa piloleiomioma
•
Piloleiomioma (Soliter)
•
Angioleiomioma (soliter)
•
Leiomioma genitalia (soliter) Tiga jenis yang cukup berbeda dari leiomioma kulit ada:
piloleiomioma, angioleiomioma, dan leiomioma genitalia. Klasifikasi ini mencerminkan asal yang paling logis dari tumor otot polos dan sesuai dengan
histologis
atau
anatomi
dimana
leiomioma
ditemukan.
Piloleiomioma berasal dari otot pili arrector unit pilosebaceous, sedangkan angioleiomioma berasal dari otot polos (yaitu, tunika media) dalam dinding-dinding arteri dan vena. Leiomioma genitalia berasal dari 27
otot dartos skrotum dan labia majora. Tumor pada klasifikasi masingmasing memiliki karakteristik klinis dan atau histologis yang berbeda.4 6) Diagnosis Pemeriksaan Histologi Inti otot karakteristik halus yang memanjang dengan ujung tumpul, dan mereka sering digambarkan sebagai cerutu atau belut berbentuk. Ketika serat ini dipotong di penampang, vacuolization perinuklear dapat dihargai. Dengan mikroskop elektron, sel-sel otot polos leiomioma yang tampak normal. Piloleiomiomas terjadi terutama dalam dermis retikular dan tidak dikemas. Berkas otot polos tumor ini interlaced dengan jumlah variabel kolagen. Tingkat aktivitas mitosis, jika ada, rendah. Leiomioma genital mirip dengan piloleiomiomas dalam penampilan histologis mereka.4 Sebaliknya, angioleiomioma mengandung banyak pembuluh darah melebar di tengah-tengah kumpulan otot polos diatur dengan cara yang lebih konsentris. Ruang-ruang pembuluh darah dilapisi oleh endotelium sebuah. Untuk perbedaan lebih lanjut, angioleiomiomas baik dibatasi atau dienkapsulasi dan mengandung kolagen minimal. Selain itu, angioleiomioma
lebih
besar
sering memiliki
bidang
perubahan
mucinous.4 7) Terapi Pemeriksaan
jaringan harus dilakukan
untuk menetapkan
diagnosis, dapat dilakukan biopsi insisi atau biopsi eksisi. Selain itu beberapa penelitian melaporkan bahwa calcium channel blockers, sehingga dapat digunakan nifedipin sebagai pengurang rasa sakit untuk kasus piloleiomioma.4
28
8) Prognosis Baik.4 b. Leiomiosarkoma 1) Definisi Leiomiomasarkoma adalah tumor mesenkim yang berasal dari otot polos terutama terjadi pada usus. Leiomiosarkoma berasal antara propria muskularis dan lapisan mukosa muskularis dinding usus.11 Metastasis terutama hematologi. Metastasis kelenjar getah bening jarang, terjadi pada 0-15% kasus. Menyebar ke paru-paru lebih jarang terjadi daripada menyebar ke hati dan peritoneum. Hal ini berbeda dengan lainnya sarkoma jaringan lunak di mana paru-paru adalah yang paling umum dari metastasis. Sekitar 20-40% pasien memiliki metastasis pada laparotomi awal.12 2) Prevalensi Leiomiosarkoma usus cukup langka, dengan frekuensi sekitar 1,4 kasus per 100.000 pasien. Sebuah studi tahun 2004 oleh Jun Zhan dan rekan menentukan bahwa tumor ganas adalah penyakit yang paling umum usus kecil. Dari 125 pasien dengan tumor ganas, 11% memiliki leiomiosarkoma, 11% memiliki adenokarsinoma, dan 9% memiliki limfoma usus kecil. Pasien dengan penyakit usus kecil primer yang paling sering nyeri periumbilikalis. Menurut usia leiomiosarkoma terjadi pada kisaran usia antara decade kelima hingga ketujuh.12 3) Etiologi Idiopati kemungkinan berhubungan dengan genetik.11 4) Gambaran klinik 29
Tidak dapat terlihat dengan jelas kecuali terdapat perdarahan akut dan massa jarang teraba.2
Gambar. Leimiosarkoma colon 5) Diagnosis Pemeriksaan Histologi Dapat dilakukan pemeriksaan dengan biopsi pada dinding lumen yang dipadukan dengan endoskopi.11 Tumor ini spindle sel dalam karakter, dengan selularitas tinggi. Hitungan angka mitosis adalah yang sangat penting. Sebuah hitungan lebih dari 5 angka mitosis per 10 bertenaga tinggi bidang menempatkan tumor ke dalam kategori high grade. Nekrosis sering terjadi pada tumor dengan stadium tinggi.11
7) Terapi
30
Kemoterapi dan radiasi telah menunjukkan manfaat hanya terbatas dalam pengobatan leiomiosarkoma. Tingkat Respon untuk resimen kemoterapi berbagai umumnya sudah di bawah 40%.11 8) Prognosis Faktor
prognosis
yang
paling
penting
tergantung
pada
leiomiosarkoma berasal dari kulit atau subkutan. Meskipun kedua kulit dan lesi subkutan bisa kambuh secara lokal di sampai satu-sepertiga sampai setengah dari kasus, resiko metastasis adalah 5% menjadi 10% untuk leiomiosarkoma kulit dibandingkan dengan 30% menjadi 60% untuk subkutan 4/5 leiomiosarkoma.11 Tumor Otot Rangka a. Rabdomioma 1) Definisi Rabdomioma adalah tumor otot lurik. Ada 2 jenis rabdomioma adalah
neoplastik
dan
hamartoma.
Hamartoma
dibagi
menjadi
rabdomioma jantung dan mesenchymal rabdomiomatous kulit. Paling banyak terdapat terdapat pada daerah kepala dan leher. Penyebab dari rabdomioma kemungkinan terbesar merupakan varian genetik dari perkembangan otot lurik.13 2) Prevalensi Secara khusus dalam kategori tumor primer jinak jantung, rabdomioma memiliki insiden yang relatif sekitar 5,8%. Biasa terjadi pada sebagian besar pada pria.13 3) Etiologi 31
Rhabdomyoma antenatal karena adanya hydrops foetalis akibat aritmia selama perkembangan janin. Rhabdomyoma tanpa tuberus sclerosis pada kedua orang tuanya, kemungkinan akibat mutasi de novo pada kromosom 9 atau 16, atau salah satu orang tuanya menderita tuberus sclerosis ringan sehingga tidak terdeteksi secara klinis.13 4) Gambaran Klinis • Pemeriksaan
fisik
pada
pasien
dewasa
dengan
rabdomioma
mengungkapkan adanya massa polypoid di wilayah leher, dan bisa terdapat pada daerah kepala serta leher. • Pasien dengan rabdomioma jantung terdapat murmur jantung.13
5) Diagnosis Diagnosis berdasarkan anamnesa dan gambaran klinis. Dapat dilakukan
juga
pemeriksaan
penunjang
lain.
Dapat
dilakukan
pemeriksaan radiografi seperti MRI dan CT scan jantung.13
32
Pada gambar terlihat adanya atrial rabdomioma. Pemeriksaan Histologi Setiap massa pada kepala dan leher harus dilakukan biopsi untuk menentukan
diagnosa.
Temuan
histologist
yang
terdapat
pada
rabdomioma adalah ditandai oleh adanya sel-sel besar yang menyerupai otot lurik, sel-sel ini sangat eosinofilik poligonal dengan inti di perifer.13
6) Terapi Pasien dengan rabdomioma dewasa mungkin akan mengalami kesulitan progresif bernafas dan menelan. Dalam hal ini dapat diberikan oksigen melalui lubang hidung dengan kesulitan bernafas. Dan dalam keadaan sulit menelan dapat diberikan cairan infuse tambahan sampai pembedahan dilakukan. Pasien dengan rabdomioma jantung harus di tangani kardiologi.13 7) Prognosis 33
Walaupun mortalitas bedah pada kasus seperti ini dilaporkan hanya 5%3, namun tindakan bedah pada kasus ini berisiko tinggi dan sangat kecil keberhasilannya, mengingat tumor multiple dan lokasinya tidak hanya pada rongga LV tetapi sudah berinfiltrasi pada miokard.13 b. Rabdomiosarkoma 1) Definisi Rabdomiosarkoma (RMS) kata ini berasal dari bahasa Yunani, (rhabdo yang artinya bentuk lurik, dan myo yang artinya otot). Rabdomiosarkoma merupakan suatu tumor ganas yang aslinya berasal dari jaringan lunak (soft tissue) tubuh, termasuk disini adalah jaringan otot, tendon dan connective tissue. Rabdomiosarkoma merupakan keganasan yang sering didapatkan pada anak-anak. Respon pengobatan dan prognosis dari penyakit ini sangat bergantung dari lokasi dan gambaran histologi dari tumor ini sendiri.14 2) Prevalensi Rabdomiosarkoma dapat terjadi pada semua usia dengan insiden terbanyak pada usia 1-5 tahun dan 15-19 tahun. Lokasi pada umumnya pada kepala dan leher (30-65%), anggota gerak (24%), sistem urogenital (18%), badan (8%), retroperitoneal (7%) dan tempat lain (2-3%).14 3) Etiologi Idiopati.14 4) Klasifikasi 1. Embrional : Jenis ini merupakan jenis yang tersering didapati pada anak-anak didapati >60% kasus. Tumor bisa tumbuh dimana saja,
34
tetapi tempat yang paling sering terkena adalah pada bagian genitourinaria atau pada bagian kepala dan leher. 2. Alveolar : Tumor jenis ini kurang lebih 31% dari semua kasus Rabdomiosarkoma. Tumor ini banyak didapati pada orang dewasa dan tumbuh pada bagian ekstremitas, perianal dan atau perirektal. 3. Botryoid embrional : Terdapat 6% dari seluuruh kasus dari Rabdomiosarkoma.Tipe ini khas muncul di atas permukaan mukosa mulut, dengan bentuk tumor seperti polipoid dan seperti buah anggur. 4. Sel Spindel Rabdomiosarkoma : Tumor ini terdapat kurang lebih 3% dari semua kasus Rabdomiosarkoma, dan memiliki pola pertumbuhan yang fasikuler, spindle, dan leimimatous. Jenis ini jarang muncul didaerah kepala dan leher, dan sering muncul didaerah paratestikuler. 5. Anaplastik Rabdomiosarkoma : Dulunya jenis ini dikenal dengan nama Pleomorfik Rabdomiosarkoma, tumor ini adalah tumor yang paling jarang terjadi, paling sering diderita oleh pasien berusia 30-50 tahun.14 5) Gambaran Klinis Penderita RMS terutama anak-anak mungkin mendapat gejalagejala yang berbeda satu dengan yang lain tergantung dari lokasi tumor itu sendiri. Gejala sering kali tidak muncul sebelum tumor mencapai ukuran yang besar, teristimewa jika tumor terletak pada jaringan otot yang dalam pada perut. Ini adalah manifestasi klinik yang paling sering terjadi pada RMS. • Massa dari RMS yang dapat dilihat dan dirasakan, bisa dirasakan nyeri maupun tidak. • Perdarahan pada hidung, vagina, rectum, atau mulut dapat terjadi jika tumor terletak pada area ini. 35
• Rasa geli, nyeri serta pergerakan dapat terjadi jika tumor menekan saraf pada area yang terkena. • Penonjolan serta kelopak mata yang layu, dapat mengindikasikan suatu tumor dibelakang area ini.14
Gambar Rabdomiosarkoma pada palpebra 6) Diagnosis Diagnosis berdasarkan anamnesa dan gambaran klinis serta dapat juga melalui pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan Histopatologi Biopsi b. Pemeriksaan Laboratorium •
Pada pemeriksaan darah: Dapat dijumpai anemia, hal ini dapat diakibatkan adanya suatu proses inflamasi, atau pansitopenia dapat terlihat pada bone marrow.
•
Tes fungsi hati, termasuk pemeriksaan LDH, AST, ALT, alkalin fosfatase, dan level bilirubin. Suatu proses metastase pada hati dapat membuat perubahan pada jumlah dari protein-protein
36
tersebut. Tes fungsi hati juga perlu dilakukan sebelum memulai kemoterapi. •
Tes fungsi ginjal, termasuk pemeriksaan pada BUN dan kreatinin: Fungsi ginjal juga harus diperiksa sebelum dilakukan kemoterapi.
•
Urinalisis (UA): Terdapatnya hematuria dapat mengindikasikan terlibatnya GU tract dalam proses metastase tumor.
•
Elektrolit dan kimia darah: perlu dilakukan pengecekan terhadap natrium, kalium, klorida, karbon dioksida, kalsium, fosfor, dan albumin.14
c. Pemeriksaan Radiologi •
MRI : MRI meningkatkan kejelasan jika terdapat invasi tumor pada organ-organ tubuh. Terutama pada orbita, paraspinal, bagian parameningeal
•
CT-Scan : CT-Scan pada dada perlu dilakukan sebagai evaluasi apakah terdapat metastase pada paru-paru. CT-Scan dada baik dilakukan
sebelum
dilakukan
operasi
untuk
menghindari
kesalaham dimana atelektasis dapat disangka sebagai proses meastase. CT juga dapat membantu dalam mengevaluasi tulang, apakah terdapat erosi tulang dan untuk follow up terhadap respon dari terapi. CT pada hati dengan tumor primer pada bagian abdomen atau pelvis sangat membantu untuk mengetahui jika adanya metastase. •
Pada foto polos : foto pada dada sangat membantu untuk mengetahui adanya kalsifikasi dan keterlibatan tulang dalam pada tumor primer dan untuk mengetahui apakah terdapat metastase pada paru-paru.
37
•
Bone scanning : Untuk mencari jika terdapat metastase pada tulang.
•
USG : Untuk memperoleh gambaran sonogram dari hati pada pasien dengan tumor primer pada abdomen dan pelvis.14
7) Terapi Terapi pada penderita RMS melibatkan kombinasi dari operasi, kemoterapi, dan terapi radiasi. Karena pengobatan yang akan dijalani kompleks dan lama, terlebih khusus pada anak-anak banyak hal yang perlu diperhatikan, maka pasien yang akan menjalani pengobatan, perlu dirujuk ke pusat-pusat kanker yang lengkap terlebih khusus buat anakanak. Rabdomiosarkoma yang terdapat pada lengan atau kaki dipertimbangkan untuk diamputasi. Setelah terapi dilaksanakan seorang penderita tetap harus dipantau untuk melihat apakah tumor tersebut telah hilang atau tetap ada, dalam hal ini digunaka pemeriksaan penunjang seperti CT-Scan, bone-scans, x-ray. Terapi Operatif Terapi operatif pada penderita RMS bervariasi, bergantung dari lokasi
dari
tumor
itu.
Jika
memungkinkan
dilakukan
operasi
pengangkatan tumor tanpa menyebabkan kegagalan fungsi dari tempat lokasi tumor. Walaupun terdapat metastase dari RMS, pengangkatan tumor primer haruslah dilakukan, jika hal itu memungkinkan. Terapi Medikamentosa Terapi ini dimaksudkan untuk membunuh sel-sel tumor melalui obat-obatan. Kemoterapi kanker adalah berdasarkan dari pemahaman terhadap bagaimana sel tumor berreplikasi/bertumbuh, dan bagaimana obat-obatan ini mempengaruhinya. Setelah sel membelah, sel memasuki 38
periode pertumbuhan (G1), diikuti oleh sintesis DNA (fase S). Fase berikutnya adalah fase premiosis (G2) dan akhirnya tiba pada fase miosis sel (fase M). Obat-obat anti neoplasma bekerja dengan menghambat proses ini. Beberapa obat spesifik pada tahap pembelahan sel ada juga beberapa yang tidak.14 8) Prognosis Prognosis dari penyakit RMS bergantung pada : • Staging dari penyakit • Lokasi serta besar dari tumor. • Ada atau tidaknya metastase • Respon tumor terhadap terapi. • Umur serta kondisi kesehatan dari penderita. • Toleransi penderita terhadap pengobatan, prosedur terapi. • Penemuan pengobatan yang terbaru. Pada pasien dengan RMS yang terlokalisasi, dapat mencapai angka harapan hidup 5 tahun >80% dengan kombinasi dari operasi, terapi radiasi, dan kemoterapi. Pada pasien dengan tumor yang telah bermetastase, telah terjadi peningkatan serta perkembangan yang baik dalam hal angka harapan hidup 5 tahun, dimana telah mencapai <30% dalam satu dekade terakhir ini. Pengobatan yang tepat dan terarah dapat membantu pasien dalam mencapai angka harapan hidup yang maksimal. Sehingga dibutuhkan kerjasama yang baik antara terapis serta keluasrga, dan terutama semangat pederita untuk mendapat kesembuhan.14
4. Tumor Fibriohistiositik Tumor Fibriohistiositik terdiri atas campuran fibroblast dan sel fagositik penuh-lemak dengan gambaran histiositik.2 39
a. Histiositoma Fibrosa 1) Definisi Histiositoma fibrosa adalah lesi jinak yang bermanisfestasi sebagai nodus berbatas tegas, dapat digerakan, dan terletak di dermis atau jaringan subkutis.2 2) Prevalensi Sebagian kasus terjadi pada orang dewasa.2 3) Etiologi Idiopati diduga proses reaktif terhadap trauma.2 4) Gambaran klinis Nodus berbatas tegas, dapat digerakan, dan terletak di dermis atau jaringan subkutis.2
5) Diagnosis Biopsi insisi atau biopsi eksisi terdapat proliferasi sel gelondong yang saling kait dan lesi yang kaya akan sel berbusa penuh lemak dengan morfologi histiosit.2 40
6) Terapi Biopsi eksisi.2 7) Prognosis Baik.2 b. Dermatofibrosarkoma Protuberans 1) Definisi Neoplasma yang menempati posisi intermediate antara tumor fibriohistiositik jinak dan histiositoma fibrosa ganas.2 2) Prevalensi Sebagian besar pasien orang dewasa.2 3) Etiologi Chromosom 17 dan 22 yang bertranslokasi.2 4) Gambaran klinis Tumor ini bermanisfestasi sebagai lesi nodular yang tumbuh lambat dan terutama mengenai dermis dan jaringan subkutis.2
41
5) Diagnosis Biopsi insisi atau biopsi eksisi ditemukan sel fibroblastik gemuk yang tersusun dalam pola “storiform”. Aktivitas mitotik umumnya jarang, dan hanya sedikit ditemukan atipia sitologik.2 6) Terapi Eksisi lokal luas.2 7) Prognosis Baik.2 c. Histiositoma Fibrosa Maligna 1) Definisi Suatu kelompok heterogen sarcoma jaringan lunak yang secara klinis agresif. Tumor ini cenderung timbul di jaringan otot dalam di ekstremitas atau daerah retroperitoneum.2 2) Prevalensi Sebagian besar terjadi pada orang dewasa berusia 50-70 tahun.2 3) Etiologi Idiopati.2 4) Gambaran klinis Tumor retroperitoneum dapat mencapai ukuran yang sangat besar sebelum menimbulkan perhatian klinis.2 42
5) Diagnosis Biopsi ditemukan gambaran sel gelondong atipikal yang tersusun dalam kumparan, kadang-kadang bercampur dengan sel mirip histiosit yang aneh.2 6) Terapi Reseksi luas.2 7) Prognosis Agresif, metastasis 30-50%.2
43
44
4. Tumor Vaskular a. Hemangioma 1) Definisi Hemangioma adalah proliferasi abnormal dari pembuluh darah yang dapat terjadi pada setiap
jaringan yang mengandung pembuluh
darah. Jadi, hemangioma dapat terjadi di kutis, subkutis, otot, hepar, traktus gastrointestinal, otak, paru-paru, ataupun tulang. Sampai saat ini masih menjadi perdebatan, apakah hemangioma merupakan tumor, hamartoma, atau malformasi vaskuler.15 Hemangioma merupakan tumor vaskular jinak terlazim pada bayi dan anak. Meskipun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada orang
tua,
contohnya
adalah cherry
hemangioma atau
angioma
senilis yang biasanya jinak, kecil, red-purple papule pada kulit orang tua.16,17
2) Prevalensi Prevalensi hemangioma ± 1- 3% pada neonatus dan ± 10% pada
bayi
sampai dengan
umur
1
tahun.
Lokasi
tersering
hemangioma pada kepala dan leher (60%), dan sekitar 20%-nya merupakan lesi yang multiple. Bayi lahir prematur merupakan faktor resiko yang telah teridentifikasi, terutama neonatus dengan berat badan lahir di bawah 1500 gram. Rasio kejadian wanita dibanding pria 3:1.15,18 Komplikasi hemangioma lebih sering terjadi pada bayi perempuan dibanding laki-laki, dan lebih sering terjadi pada kulit putih.
Kebanyakan
hemangioma
timbul
tanpa
adanya
riwayat 45
keluarga (sporadis), tetapi ada beberapa penelitian yang melaporkan bahwa hemangioma berhubungan dengan gen autosom-dominan.19
3) Etiologi Penyebab hemangioma sampai saat ini masih belum jelas. Angiogenesisnya
sepertinya
memiliki
peranan
dalam
kelebihan
pembuluh darah. Cytokines, seperti basic fibroblast growth factor (bFGF) dan vascular endothelial growth factor (VEGF), mempunyai peranan dalam proses angiogenesis. Peningkatan factor-faktor pembentukan angiogenesis seperti penurunan kadar angiogenesis inhibitors misalnya gamma-interferon, tumor necrosis factor-beta, dan transforming growth faktor-beta berperan dalam etiologi terjadinya hemangioma.15,20
4) Gejala Klinis Gambaran klinik dari hemangioma adalah heterogen, gambaran yang ditunjukkan tergantung kedalaman, lokasi, dan derajat dari evolusi. Pada bayi baru lahir, hemangioma dimulai dengan makula pucat dengan teleangiektasis.
Sejalan
gambarannya
menjadi
dengan merah
perkembangan menyala,
proliferasi mulai
tumor
menonjol,
dan noncompressible plaque. Hemangioma yang terletak di dalam kulit biasanya lunak, masa yang terasa hangat dengan warna kebiruan. Seringkali, hemangioma bisa berada di superfisial dan di dalam kulit. Hemangioma memiliki diameter beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter. Hemangioma bersifat solid, tapi sekitar 20% mempunyai pengaruh pada bayi dengan lesi yang multiple.15,20,21
46
Bayi perempuan mempunyai resiko tiga kali lebih besar untuk menderita hemangioma dibanding bayi laki-laki, dan insidensi meningkat pada bayi prematur. Kurang lebih 55% hemangioma ditemukan pada saat lahir, dan perkembangannya pada saat minggu pertama kehidupan. Dulunya, hemangioma menunjukkan fase proliferasi awal, involusinya lambat, dan kebanyakan terjadi resolusi yang komplit. Jarang sekali hemangioma menunjukkan pertumbuhan tumor pada saat lahir. Walaupun perjalanan penyakit dari hemangioma sudah diketahui, sangat sulit untuk memprediksi durasi dari pertumbuhan dan fase involusi untuk setiap individu. Superfisial hemangioma biasanya mencapai ukuran yang maksimal sekitar 6-8 bulan, tapi hemangioma yang lebih dalam mungkin berproliferasi untuk 12-14 bulan. Pada beberapa kasus dapat mencapai 2 tahun. Onset dari involusi lebih susah untuk diprediksi tapi biasanya digambarkan dari perubahan warna dari merah menyala ke ungu atau keabu-abuan. Kira-kira 20-40% dari pasien mempunyai sisa perubahan dari kulit, hemangioma pada ujung hidung, bibir, dan daerah parotis biasanya involusinya lambat dan sangat besar. Hemangioma superfisial pada muka sering meninggalkan noda berupa sikatrik.15,20 Gambaran klinis umum ialah adanya bercak merah yang timbul sejak lahir atau beberapa saat setelah lahir, pertumbuhannya relatif cepat dalam beberapa minggu atau beberapa bulan; warnanya merah terang bila jenis strawberry atau biru bila jenis kavernosa. Bila besar maksimum sudah tercapai, biasanya pada umur 9-12 bulan, warnanya menjadi merah gelap.15
5) Klasifikasi 47
Pada
dasarnya
hemangioma
dibagi
menjadi
dua
yaitu
hemangioma kapiler dan hemangioma kavernosum. Hemangioma kapiler (superficial hemangioma) terjadi pada kulit atas sedangkan hemangioma kavernosum terjadi pada kulit yang lebih dalam, biasanya pada bagian dermis dan subkutis. Pada beberapa kasus kedua jenis hemangioma ini dapat terjadi bersamaan atau disebut hemangioma campuran.17,22 a) Hemangioma kapiler Strawberry hemangioma (hemangioma simpleks) Hemangioma kapiler terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari sesudah lahir. Lebih sering terjadi pada bayi prematur dan akan menghilang dalam beberapa hari atau beberapa minggu.23 Tampak sebagai bercak merah yang makin lama makin besar. Warnanya menjadi merah menyala, tegang dan berbentuk lobular, berbatas tegas, dan lunak pada perabaan. Involusi spontan ditandai oleh memucatnya warna di daerah sentral, lesi menjadi kurang tegang dan lebih mendatar.15,20,22,24
Gambar Strawberry hemangioma21 b) Granuloma piogenik
48
Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapiler yang sering terjadi sesudah trauma, jadi bukan oleh karena proses peradangan, walaupun sering disertai infeksi sekunder. Lesi biasanya soliter, dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak dan tersering pada bagian distal tubuh yang sering mengalami trauma. Mula-mula berbentuk papul eritematosa dengan pembesaran yang cepat. Beberapa lesi dapat mencapai ukuran 1 cm dan dapat bertangkai, mudah berdarah.17,25
c) Hemangioma kavernosum Lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa makula eritematosa atau nodus yang berwarna merah sampai ungu. Bila ditekan akan mengempis dan cepat mengembung lagi apabila dilepas. Lesi terdiri dari elemen vaskular yang matang. Bentuk kavernosum jarang mengadakan involusi spontan.24,26 Hemangioma kavernosum kadangkadang terdapat pada lapisan jaringan yang dalam, pada otot atau organ dalam.23
d) Hemangioma campuran Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan jenis kavernosum. Gambaran klinisnya juga terdiri atas gambaran kedua jenis tersebut. Sebagian besar ditemukan pada ekstremitas inferior, biasanya unilateral, soliter, dapat terjadi sejak lahir atau masa anakanak. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang kemudian pada perkembangannya dapat memberi gambaran keratotik dan verukosa. Lokasi hemangioma campuran pada lapisan kulit superfisial dan dalam, atau organ dalam.17,20,22,24 49
Gambar Hemangioma kapiler dan hemangioma kavernosum21 Beberapa literatur menyebutkan hemangioma yang lain diantaranya : 1) Hemangioma Intramuskular Hemangioma Intramuskular sering terjadi pada dewasa muda, 80-90 % diderita oleh orang yang berumur kurang dari 30 tahun.hemangioma ini lebih sering terjadi pada ekstremitas inferior, terutama di paha dan khas ditunjukkan dengan massa pada palpasi dan perubahan warna pada permukaan kulit di sekitar area hemangioma. Hemangioma Intramuskular bisa asimptomatik atau dapat juga muncul dengan gejala-gejala seperti pembesaran ekstremitas, peningkatan suhu pada area hemangioma, perubahan warna pada permukaan kulit, dan sakit.15,16,27
50
a) Gambar
Hasil pencitraan T1 dan T2 MRI dari Hemangioma
Intramuskular pada kaki. Gambaran yang menyerupai ular pada pembuluh darah menunjukkan tanda yang kuat dari hemangioma; b) Gambar T1 (time to repetition [TR]=500, time to echo [TE]=15.0/1) dan T2 (TR=3000, TE=15/Ef) hasil pencitraan pada intramuscular hemangioma pada kaki. Hemangioma radiolusen pada T1 dan radioopak pada T2 menunjukkan bahwa hemangioma seperti gambaran lemak atau hasil nonliquid.15
2) Sinovial hemangioma Sinovial hemangioma kasusnya jarang terjadi. Pada artikulasio sinovial terdapat eksudat cairan yang berulang, nyeri, dan menunjukan gejala gangguan mekanik.15,28
a) Gambar Magnetic resonance imaging (MRI) menunjukkan lesi yang berat pada sinovial dengan penonjolan pada kapsul lateral dan komplek
retinakuler,
tulang
dan meniscus normal;
b)
Gambar
Artroskopi menunjukkan suatu pedunkulasi, lesi mirip anggur muncul dari sinovial pada lateral parapatella (arrowhead)28
51
3) Osseus hemangioma Osseus hemangioma sering ditemukan dalam bentuk kecil-kecil, tetapi dapat menyebabkan nyeri dan bengkak. Pada tulang tengkorak dapat berhubungan dengan bengkak, eritema, lunak, atau kelainan bentuk. Pada kasus-kasus yang jarang, vertebral hemangioma bisa menyebabkan penekanan pada korda dan fraktur, tapi kebanyakan vertebral hemangiomas biasanya asimptomatik.15 Osseus hemangioma biasanya solid (melibatkan satu tulang) atau fokal (melibatkan satu tulang atau tulang didekatnya pada satu area). Penulis lain memberi definisi yang berbeda. Beberapa penulis mengatakan
bahwa
hemangiomatosis
merupakan
multiple
hemangioma yang berlokasi di antara tulang yang saling berdekatan atau bersebelahan. Multiple hemangioma juga dihubungkan dengan cystic angiomatosis tulang dimana tidak didapatkan komponen jaringan lunak. Skeletal-ektraskeletal angiomatosis diartikan sebagai hemangioma yang mempengaruhi kanalis vertebralis, selama tidak berada satu tempat.15
52
Gambar
Kortek
tibia
berbatasan
dengan intramuscular
hemangioma pada kaki15
4) Choroidal hemangioma Choroidal hemangioma dapat tumbuh didalam pembuluh darah retina yang disebut koroid. Jika terdapat pada makula (pusat penglihatan) atau terdapat kebocoran cairan yang menyebabkan pelepasan jaringan retina (retinal detachment). Perubahan ini dapat mempengaruhi penglihatan. Kebanyak choroidal hemangiomas tidak pernah tumbuh atau terjadi kebocoran cairan dan mungkin dapat diobservasi tanpa pengobatan.29
a) Gambar Choroidal hemangioma ini berada di atas saraf optikus, tapi bisa sampai ke fovea. Walaupun tidak terdapat robekan, kista pada retina dengan degenerasi fovea menyebabkan penurunan ketajaman visus sampai 20/200; b) Gambar Choroidal hemangioma berbentuk bulat dan berwarna reddish-orange. Tumor ini bisa meluas, tapi berada di bawah fovea dan visus 20/20.29
53
5) Spindle cell hemangioma Spindle cell hemangioma (hemangioendothelioma) merupakan lesi vaskular yang tidak jelas dimana biasanya berlokasi di dermis atau subkutis dari ekstremitas distal (terutama sekali pada tangan). 15,30
6) Gorham disease Gorham disease dapat menimbulkan nyeri tumpul atau lemah dan jarang dicurigai lebih awal pada evaluasi dengan radiografi. Penderita biasanya berumur kurang dari 40 tahun. secara histologi Gorham disease khas menampakan hipervaskularisasi dari tulang. Proliferasi vaskular sering mengisi kanalis medularis.15
Gambaran
radiografi
pada
pasien
dengan Gorham
disease menunjukkan terputusnya tulang.15
7) Kassabach-Merritt syndrome Kassabach-Merritt
syndrome
komplikasi
dari
pembesaran
pembuluh darah yang cepat yang ditandai dengan hemolitik anemia, trombositopeni, dan coagulopati. Kasabach-Merritt syndrome terlihat 54
berhubungan dengan stagnasi aliran pada hemangioma yang besar, dengan banyaknya trombosit yang tertahan dan terjadi penggunaan faktor koagulan yang tidak diketahui sebabnya (consumptive coagulopathy). 15,20
6) Diagnosis Secara klinis diagnosis hemangioma tidak sukar, terutama jika gambaran lesinya khas, tapi pada beberapa kasus diagnosis hemangioma dapat menjadi susah untuk ditegakkan, terutama pada hemangioma yang letaknya lebih dalam.16,31 Diagnosis hemangioma selain dengan gejala klinis, juga dapat ditegakkan dengan pemeriksaan penunjang lain. Penggunaan teknik pencitraan membantu dalam membedakan kelainan pembuluh darah dari beberapa proses neoplasma yang agresif. Ultrasonografi dengan Doppler merupakan cara yang efektif, karena tidak bersifat invasive dan dapat menunjukkan gambaran aliran darah yang tinggi yang merupakan karakteristik dari hemangioma, demikian dapat membedakan antara hemangioma dengan tumor solid.15,32 Pada penggunaan X-ray, hemangioma jenis kapiler, X-ray jarang digunakan karena tidak dapat menggambarkan massa yang lunak sedangkan pada hemangioma yang kavernosum biasanya dapat terlihat karena terdapat area kalsifikasi. Kalsifikasi ini terjadi karena pembekuan pada cavitas cavernosum (phleboliths). Isotop scan pada hemangioma kapiler dapat menunjukkan peningkatan konsistensi dengan peningkatan suplai darah, tapi cara ini jarang digunakan. Angiografi menunjukkan baik tidaknya pembuluh darah juga untuk mengetahui pembesaran hemangioma karena neo-vaskularisasi. Magnetic Resonance Imaging
55
(MRI) menunjukkan karakteristik internal dari suatu hemangioma dan lebih jelas membedakan dari otot-otot yang ada disekitarnya. 15,32 Hemangioma dapat didiagnosa dengan pemeriksaan fisik. Pada kasus hemangioma dalam atau campuran, CT Scan atau MRI dapat dikerjakan untuk memastikan bahwa struktur yang dalam tidak terlibat.33
7) Komplikasi 1. Perdarahan 2. Ulkus .
a) Gambar Hemangioma anogenital dengan nyeri, ulserasi yang terinfeksi, mulai sembuh setelah pengobatan; b) Gambar Hemangioma anogenital dengan nyeri, ulserasi yang terinfeksi, mulai terbentuk sikatrik.20
3. Trombositopenia Jarang terjadi, biasanya pada hemangioma yang berukuran besar. Dahulu dikira bahwa trombositopenia disebabkan oleh limpa
56
yang
hiperaktif.
Ternyata
kemudian
bahwa
dalam
jaringan
hemangioma terdapat pengumpulan trombosit yang mengalami sekuesterisasi.15 4. Gangguan penglihatan Pada regio periorbital sangat meningkatkan risiko gangguan penglihatan dan harus lebih sering dimonitor. Amblyopia dapat merupakan hasil dari sumbatan pada sumbu penglihatan (visual axis). Kebanyakan komplikasi yang terjadi adalah astigmatisma yang disebabkan tekanan tersembunyi dalam bola mata atau desakan tumor ke ruang retrobulbar.20 Hemangioma
pada
kelopak
mata
bisa
mengganggu
perkembangan penglihatan normal dan harus diterapi pada beberapa bulan pertama kehidupan.33
Gambar Hemangioma periokuler yang kecil pada bayi menyebabkan astigmatisma.20
5. Masalah psikososial21
57
6. Dengan persentase yang sangat kecil hemangioma bisa menyebabkan obstruksi jalan nafas, gagal jantung.26,27
7) Terapi Ada 2 cara pengobatan : 1) Cara konservatif Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran dalam bulan-bulan pertama, kemudian mencapai besar maksimum dan sesudah itu terjadi regresi spontan sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5 tahun.17 2) Cara aktif Hemangioma yang memerlukan terapi secara aktif, antara lain adalah hemangioma yang tumbuh pada organ vital, seperti pada mata, telinga, dan tenggorokan; hemangioma yang mengalami perdarahan; hemangioma yang mengalami ulserasi; hemangioma yang mengalami infeksi; hemangioma yang mengalami pertumbuhan cepat dan terjadi deformitas jaringan.24 a) Pembedahan Indikasi : 1. Terdapat tanda-tanda pertumbuhan yang terlalu cepat, misalnya dalam beberapa minggu lesi menjadi 3-4 kali lebih besar. 2. Hemangioma raksasa dengan trombositopenia.
58
3. Tidak ada regresi spontan, misalnya tidak terjadi pengecilan sesudah 6-7 tahun. Lesi yang terletak pada wajah, leher, tangan atau vulva yang tumbuh
cepat,
mungkin
memerlukan
eksisi
local
untuk
mengendalikannya.17 b) Radiasi Pengobatan radiasi pada tahun-tahun terakhir ini sudah banyak ditinggalkan karena : 1. Penyinaran berakibat kurang baik pada anak-anak yang pertumbuhan tulangnya masih sangat aktif. 2. Komplikasi berupa keganasan yang terjadi pada jangka waktu lama. 3. Menimbulkan fibrosis pada kulit yang masih sehat yang akan menyulitkan bila diperlukan suatu tindakan.17 c) Kortikosteroid Kriteria pengobatan dengan kortikosteroid ialah : 1. Apabila melibatkan salah satu struktur yang vital. 2. Tumbuh dengan cepat dan mengadakan destruksi kosmetik. 3. Secara mekanik mengadakan obstruksi salah satu orifisium. 4. Adanya banyak perdarahan dengan atau tanpa trombositopenia. 5. Menyebabkan dekompensasio kardiovaskular.17
59
Pengobatan dengan kortikosteroid sistemik telah dianggap sebagai terapi medikamentosa yang paling efisien untuk cutaneous infantile hemangiomas tanpa komplikasi. Pemberian steroid sebaiknya dilakukan pada masa proliferatif, karena bila diberikan pada masa involusi kurang bermanfaat. Dosisnya per oral 20-30 mg perhari selama 2-3 minggu dan perlahan-lahan diturunkan, lama pengobatan sampai 3 bulan atau atau 2-3 mg/kg/hari, 1 kali sehari pada pagi hari. Terapi dengan kortikosteroid dalam dosis besar kadang-kadang akan menimbulkan regresi pada lesi yang tumbuh cepat. Beberapa peneliti menganjurkan dosis yang lebih besar (prednison 5 mg/kg/hari) untuk menghasilkan terapi efektif, cepat, dan cukup aman, dilanjutkan hingga 6 – 8 minggu dan pada kasus yang lebih berat dapat diberikan hingga 12 minggu.17 Kortikosteroid
intralesi
sangat
baik
diberikan
pada
hemangioma dengan ukuran kecil (diameter < 10 cm) dan lesi lokal bermasalah (hemangioma disertai ulserasi atau dengan komplikasi misalnya terjadi ifeksi berulang pada daerah lesi). Dosis yang diberikan 2 – 3 mg/kg setiap kali suntikan diulang setiap minggu selama 1 -2 bulan. Adanya respon terapi yang baik terhadap steroid ditandai
oleh
pengecilan
ukuran
hemangioma.
Pemberian
kortikosteroid intralesi dengan interval waktu 4 – 8 minggu merupakan terapi yang efektif sebagai upaya untuk menghindari efek samping terapi kortikosteropid sistemik.17 Hemangioma kavernosa yang tumbuh pada kelopak mata dan mengganggu penglihatan umumnya diobati dengan steroid injeksi yang menurunkan ukuran lesi secara cepat, sehingga perkembangan penglihatan bisa normal. Hemangioma kavernosa
60
atau hemangioma campuran dapat diobati bila steroid diberikan secara oral dan injeksi langsung pada hemangioma.33 Penggunaan kortikosteroid peroral dalam waktu yang lama dapat meningkatkan infeksi sistemik, tekanan darah, diabetes, iritasi lambung, serta pertumbuhan terhambat.24 d) Obat sklerotik Penyuntikan bahan sklerotik pad lesi hemangioma, misalnya dengan namor rhocate 50%, HCl kinin 20%, Na-salisilat 30%, atau larutan NaCl hipertonik. Akan tetapi cara ini sering tidak disukai karena rasa nyeri dan menimbulkan sikatriks.17 e) Elektrokoagulasi Cara ini dipakai untuk spider angioma untuk desikasi sentral arterinya, juga untuk hemangioma senilis dan granuloma piogenik.17 f) Pembekuan Aplikasi dingin dengan memakai nitrogen cair.17 g) Antibiotik Antibiotik diberikan pada hemangioma yang mengalami ulserasi. Selain itu dilakukan perawatan luka secara steril.24
8) Prognosis Pada umumnya prognosis bergantung pada letak tumor, komplikasi serta penanganan yang baik.17
61
Hemangioma kecil atau hemangioma superfisial dapat hilang sempurna dengan sendirinya. Hemangioma kavernosa yang besar harus dievaluasi oleh dokter, dan mendapat obat yang tepat.33
b. Angiosarkoma 1) Definisi Angiosarkoma adalah neoplasma ganas yang jarang terjadi dengan berkembang cepat, luas infiltrassi sel anaplastik berasal dari pembuluh darah dan lapisan pembuluh darah yang menjadi tidak teratur. Selain itu beberapa ahli mengatakan bahwa angiosarkoma adalah neoplasma ganas endotel dari vascular, yang agresif dan cenderung berulang secara lokal, dapat menyebar luas dan memiliki tingkat metastasis yang tinggi bisa ke Kelenjar getah bening dan sistemik.34
2) Prevalensi Angisarkoma lebih sering terjadi pada pria dibanding dengan wanita rasio 2:1.35
3) Etiologi Etiologi dari sebagian besar kasus angiosarkoma tidak diketahui. Tumor dapat berkembang sebagai komplikasi dari kondisi yang sudah ada. Faktor-faktor yang mungkin terkait dengan perkembangan tumor, antara lain : o Radioterapi 62
o Bahan asing (Dacron, bahan graft,dll) o Terkait dengan lingkungan karsinogen (pekerja industry) o Dapat meningkat pada pasien dengan AIDS 34
4) Gambaran Klinis Pemeriksaan
fisik
dapat
dibagi
sesuai
tempat
terjadinya
angiosarkoma tersebut. •
Angiosarkoma dari jaringan lunak (ekstremitas, retroperitoneum, dinding perut)
•
Angiosarkoma ekstremitas biasanya datang dengan massa yang berkembang cukup di ekstremitas saja.
•
Angiosarkoma retroperitoneal biasanya tanpa disertai gejala dan massa sulit diketahui. Pasien akan merasakan gejala neurologis jika tumor sudah menekansaraf lumbal.
•
Angiosarkoma tulang : tumor ini dapat multifokal, yang mempengaruhi tulang yang sama dengan beberapa luka, atau multicentric, yang melibatkan beberapa tulang sama ekstremitas. Para pasien tidak hadir gejala khusus, meski rasa sakit adalah umum.
•
Angiosarkoma cutaneous : 4 varian adalah angiosarkoma dari kulit kepala dan wajah, angiosarkoma dalam lymphedema (Stewart-Treves syndrome), radiasi angiosarkoma, dan angiosarkoma epitheloid.34
63
5) Diagnosis Biopsi ditemukan keganasan pleomorfik sel. Anastomosis pembuluh darah.34
6) Terapi -
Terapi adjuvant pada angiosarkoma jaringan lunak o Kemoterapi dengan Doxorubicin o Radioterapi
-
Terapi adjuvant pada angiosarkoma tulang o Kemoterapi dengan Doxorubicin dan Ifosfamid yang dapat digunakan bersama-sama atau berurutan. Bisa juga dengan mempertimbangkan rejimen kedua dengan Siklofosfomid, Etoposid, dan Cisplatin.
-
Terapi adjuvant pada angiosarkoma kulit o Kemoterapi dengan Doxorubicin o Terapi
dengan
pembedahan
yang
diikuti
dengan
radioterapi
memberikan hassil yang lebih baik.34
7) Prognosis 50% metastasis, buruk.2
64
5. Tumor Jaringan Saraf Perifer
65
a. Neurofibroma 1) Definisi Neurofibroma adalah tumor jinak selubung saraf dalam system saraf
perifer.
Biasanya
ditemukan
pada
individu
dengan
neurofibromatosis tipe I (NF1), sebuah autosomal dominan penyakit genetic yang diturunkan. Neurofibroma muncul dari non-myelin jenis sel Schwann yang menunjukkan inaktivasi bialelic dari gen NF1 yang kode untuk protein neurofibromin. Berbeda dengan Schwannomas, jenis lain dari tumor yang timbul dari sel Schwann, neurofibroma menggabungkan jenis tambahan sel dan elemen struktur selain sel-sel Schwann, sehinggga sulit untuk mengidentifikasi dan memahami semua mekanisme sel berasal dan berkembang.36
2) Prevalensi Neurofibroma biasanya timbul pada usia remaja dan sering dikaitkan dengan masa pubertas. Ukuran dan jumlah tumor dapat meningkat seiring dengan pertambahan usia dari pasien yang mengidapnya.36
3) Etiologi Pada NF1,gen yang bermutasi ada di kromosom 17, sedangkan pada NF2 di kromosom 22.36
4) Klasifikasi 66
Neurofibroma dibagi menjadi tipe yaitu
dermal
dan
plexiform.
Neurofibroma
berhubungan
dengan
tunggal, sementara
plexiform
Neurofibroma
berhubungan dengan
berkas saraf ganda.
Plexiform
kulit
saraf
tepi
neurofibroma lebih sulit untuk diobati dan bisa berubah menjadi tumor ganas. Neurofibroma Dermal tidak menjadi ganas. - Neurofibroma Dermal Neurofibroma
dermal
(kadang-kadang
disebut
sebagai
Neurofibroma kulit) berasal dari saraf di kulit . Tiga jenis yang dibedakan: •
Diskrit kulit Neurofibroma : massa Sessile atau pedunkulata pada kulit, yang berdaging dan tidak nyeri tekan, dan dapat bervariasi dalam ukuran.
•
Diskrit subkutan Neurofibroma : Lie di bawah ini dan terlihat seperti benjolan pada kulit, yang terkadang bisa menjadi lunak.
•
Jauh nodular Neurofibroma : Melibatkan jaringan dan organ di bawah dermis, tetapi sebaliknya menyerupai kulit dan subkutan neurofibroma.
- Neurofibroma Plexiform
67
Neurofibroma plexiform dapat tumbuh dari saraf di kulit atau dari lebih berkas saraf internal, dan bisa sangat besar. Internal plexiform Neurofibroma sangat sulit untuk menyembuhkannya karena tumor tersebut dapat bertambah besar melalui lapisan jaringan dan dapat merusak jaringan sehat atau organ sekitarnya.36
5) Diagnosis Biopsi ditemukan sel spindle, hiposeluler area dan sel mast.36
6) Terapi a. Dengan radioterapi dan kemoterapi, namun lebih disarankan dengan menggunakan kemoterapi karena akan ditakutkan tumor semakin menyebar dan berubah ganas bila dilakukan pengobatan dengan redioterapi. b. Dengan menggunakan obat-obatan(Pirfenidone, Tipifarnib, Erlotinib (Tarceva) dengan Sirolimus, imatinib (Gleevec), Pegylated Interferon (Peg-Intron),
Peginterferon
alfa-2b,
Sirolimus
(Rapamycin),
Sirolimus, Sorafenib (Nexavar), Tranilast (Rizaben) ro, In vitro, tranilast.36
7) Prognosis Baik.36
68
b. Neurofibrosarkoma 1) Definisi Neurofibrosarkoma adalah tumor ganas selubung saraf perifer. Biasa juga disebut Schwannoma ganas, Neurofibrosarkoma, dan Neurosarkoma.37
2) Prevalensi Pada usia dekade ketiga.37
3) Etiologi Herediter autosomal dominan.37
4) Gambaran klinis - Pembengkakan pada ekstremitas (lengan atau kaki), juga disebut edema perifer, pembengkakan sering tidak menimbulkan rasa sakit. - Kesulitan dalam menggerakkan ekstremitas yang terdapat tumor, termasuk pincang. -
Nyeri terlokalisasi pada area tumor atau ekstremitas.37
5) Diagnosis
69
Tes yang paling akurat untuk pasien dengan neurofibrosarkoma potensial adalah tumor biopsi (mengambil sampel sel secara langsung dari tumor itu sendiri). MRI, X-ray , CT scan, dan scan tulang dapat membantu dalam menemukan tumor dan / atau mungkin metastasis.37
6) Terapi Operasi merupakan pilihan untuk tumor ini. Operasi ini sering diikuti dengan radiasi terapi untuk mengurangi kemungkinan kekambuhan. Untuk pasien yang menderita neurofibrosarkomas di ekstremitas, jika tumor adalah vascularized (memiliki suplai darah sendiri) dan memiliki banyak saraf melalui itu dan atau di sekitarnya, amputasi ekstremitas mungkin diperlukan. Beberapa ahli bedah berpendapat bahwa amputasi harus menjadi prosedur pilihan bila mungkin, karena kesempatan peningkatan kualitas hidup yang lebih baik. Radiasi jarang digunakan sebagai pengobatan tunggal. Dalam beberapa kasus, ahli onkologi dapat memilih kemoterapi ketika merawat pasien dengan neurofibrosarkoma, biasanya bersamaan dengan operasi.37
7) Prognosis Sering menyebabkan metastasis berprognosis buruk.37
c. Schwannoma 1) Definisi
70
Schwannoma merupakan tumor yang tumbuh lambat dan dapat timbul dimana saja di sebelah distal perbatasan daerah yang bermielin.2
2) Prevalensi Prevalensi paling tinggi pada usia dekade kedua dan ketiga.2
3) Etiologi Kelainan Kromosom 22.2
4) Gambaran klinis Pada daerah paraspinal dapat menampilkan gejala kombinasi antara mielopatia dan neuropatia perifer. Schwannoma yang berada didalam kavitas toraks, retroperitoneum atau pelvis kebanyakan baru terdeteksi sewaktu ukurannya telah besar dan menampilkan gejala-gejala visceral yang terlibat. Tumor ini jarang menimbulkan defisit motorik atau sensorik yang menetap, biasanya pada palpasi atau gerakan tertentu ia menimbulkan nyeri menjalar sesuai dengan distribusi saraf yang terkena.2
5) Diagnosis
71
Massa berbatas tegas, melekat ke suatu saraf perifer, saraf kranialis, akar saraf spinal. Nervus-8 sering menjadi tempat bersarangnya schannoma ini, yang disebut neuromaakustik. Gambaran mikroskopik menunjukan adanya jaringan antoni A ( sel gelendongyang berkemas rapat) dan antoni B (region miksoid longgar). Nucleus yang membentuk pagar Badan Verocay. Perubahan degenerative (hialinisasi vascular dan makrofag kaya lemak) cukup sering terjadi. Sering terdapat nucleus hiperkromatik yang membesar, tersebar, dan tanpa aktivitas mitotic biasanya mencerminkan perubahan degeneratif lainnya. 2 Schwannoma perifer dapat menampilkan perubahan-perubahan pada tulang yang ditampilkan pada rontgen foto polos. Pemeriksaan terpilih untuk menampilkan tumornya adalah dengan CT Scan atau MRI. Biasanya tumor ini memberikan tampilan hipointens pada T1. Pada T2 intensitasnya meningkat dan memberikan enhancement pada pemberian zat kontras.2
6) Terapi Eksisi.2
7) Prognosis Baik.2
72
6. Tumor Jaringan Penyambung
73
Sarkoma sinovial 1) Definisi Sarkoma sinovial adalah salah satu tumor jaringan lunak yang paling umum terjadi pada remaja dan pasien muda, dengan sekitar 1 dari 3 kasus yang terjadi dalam 2 dekade pertama kehidupan. Rata-rata pasien yang didiagnosa adalah sekitar 30 tahun. Analisis yang dialakukan lokasi tumor dapat terpadi di 3 daerah yaitu : •
Lokasi trunkal melibatkan kepala,leher, dada, perut, dan panggul.
•
Ekstremitas distal melibatkan tangan, kaki, dan pergelangan kaki.
•
Ekstremitas proksimal melibatkan lengan, lengan, paha, dan kaki.38
2) Prevalensi Insiden sarkoma sinovial diperkirakan sekitar 2,75 per 100000. Sebagian besar kassus melibatkan ekstremitas bawah. Sekitar 800 kasus baru terjadi di Amerika Serikat setiap tahun dan itu mewakili sekitar 5-10% dari semua sarkoma jaringan lunak. Sarkoma sinovial adalah yang paling umum dari ketiga tumor jaringan lunak pada orang dewasa remaja dan muda.38
3) Etiologi Sarkoma sel sinovial ditandai dengan translokasi t spesifik kromosom (X; 18) (p11; Q11). Cacat ini tampaknya menjadi penyebab tumor. Ini translokasi kromosom spesifik antara kromosom X dan 74
kromosom 18 telah dicatat dalam lebih dari 90% kasus. Ini gen fusi disebut, dalam hal genetik, SYT-SSX1, SYT-SSX2, atau SYT-SSX4. Istilah-istilah ini sesuai dengan perpaduan gen SYT (kromosom 18) dengan gen BES (kromosom X). Wanita lebih sering terkena daripada laki-laki pada kedua jenis SYT-SSX2 dan SYT-SSX1. Asosiasi ini lebih kuat di SYT-SSX2. Untuk pengetahuan kita, asal usul translokasi ini belum diidentifikasi.38
4) Diagnosis Pemeriksaan Penunjang Foto polos dapat membantu dalam diagnosis, seperti biasanya sinovial sarkoma memeberikan gambaran badai salju dalam matriks dari tumor jaringan lunak yang dapat digambarkan pada radiografi polos.38
Pemeriksaan Histologi Secara makroskopik tumor dalah massa putih keabu-abuan dan seringkali memiliki kesan berminyak. Tiga jenis dari gamabaran histologi dari sarkoma sinovial, antara lain :
75
-
Tipe monophasic : sel disusun dalam fasikula dengan diferensiasi sitoplasma buruk.
-
Tipe biphasic : memiliki lapisan epitel komlumnar selain sel spindle dan berbentuk gelendong fibroblast dan mengandung musin.
-
Tepi ketiga yang disebut dengan diferensiasi buruk : memiliki banyak mitosis, dan jaringan nekrosis.38
5) Terapi Kemoterapi adjuvant dengan menggunakan Doxorubicin dan bolus Ifosfamid, atau Ifosfamid dengan Daunorubisin Liposomal). Terjadi kontroversial pengobatan sarkoma sinovial yaitu efektivitas pengobatan kemoterapi setelah dilakukan operasi. Kemoterapi tidak memberikan manfaat yang signifikan dalam ketahanan hidup.38
6) Prognosis Prognosis pada pasien sarkoma sinovial dipengaruhi oleh kualitas operasi pasien dan karakteristik dari penyakit (termasuk ukuran tumor, invasif lokal, subtipe histologis, metastasis, dan keterlibatan kelenjar getah bening). Pasien dengan tumor kecil yang dapat benar-benar dihilangkan dengan margin yang memadai saat diagnosis memiliki prognosis yang sangat baik. Risiko metastasis jauh lebih tinggi pada pasien dengan tumor yang lebih besar dari 5 cm. Pasien dengan subtipe diferensiasi buruk dianggap memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan dengan subtipe lain, dan pasien dengan metastasis memiliki prognosis buruk.38
76
BAB III
77
E. Stadium Klinik pada Sarkoma Jaringan Lunak G, Histologic Grade GX
Grade cannot be assessed
G1
Well differentiated
G2
Moderately differentiated
G3
Poorly differentiated
G4
Undifferentiated
T, Primary Tumor Size TX
Primary size cannot be assessed
T0
No evidence of primary tumor
T1
Tumor less than 5 cm
T1a
Superficial tumor
T1b
Deep tumor
T2
Tumor 5 cm or greater
T2a
Superficial tumor
T2b
Deep tumor
N, Regional Nodes NX
Regional nodes cannot be assessed
N0
No regional lymph node metastasis
N1
Regional lymph node metastasis
M, Distant Metastasis MX
Presence of distance metastasis cannot be assessed
M0
No distant metastasis
M1
Distant metastasis present 78
BAB III KESIMPULAN
1. Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak adalah yang berasal dari jaringan embrional mesoderm yaitu jaringan ikat, otot,pembuluh darah dan limfe, jaringan lemak, dan selaput saraf. 2. Tumor jaringan lunak atau Soft Tissue Tumor (STT) adalah suatu benjolan atau pembengkakan abnormal yang disebabkan pertumbuhan sel baru. 3. Etiologi dari tumor jaringan lunak bisa disebabkan oleh kondisi genetik, radiasi, lingkungan karsinogen, infeksi, dan trauma. 4. Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis yaitu tumor jinak biasnya tumbuh lambat, tidak cepat membesar, bila diraba terasa lunak dan bila tumor digerakan relatif mudah digerakan. Sedangkan pertumbuhan kanker jaringan lunak relatif cepat membesar, berkembang menjadi benjolan yang keras, dan bila digerakan agak sukar serta dapat menyebar ke seluruh terutama paru-paru. 5. Pada dasarnya prinsip penatalaksanaan untuk tumor jinak jaringan lunak adalah eksisi yaitu pengangkatan seluruh jaringan tumor. Tapi penatalaksanaan berbeda pada sarcoma jaringan lunak yaitu dengan tambahan kemoterapi. 6. Prognosis dari sarkoma jaringan lunak bergantung pada : staging, lokasi serta besar tumor, respon tumor terhadap terapi, umur serta kondisi kesehatan dari penderita, dan penemuan pengobatan baru.
79