TUGAS DESAIN INSTRUMENTASI Bill of Material
Disusun Oleh:
Thareq Fasya Iballe
02311540000008
A A Ngr Arymurti Santosa
02311540000110
DEPARTEMEN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017
Definisi Bill of Material Bill of Material (BOM) adalah definisi produk akhir yang terdiri dari daftar item, bahan, atau material yang dibutuhkan untuk merakit, mencampur atau memproduksi produk akhir. BOM terdiri dari berbagai bentuk dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan. BOM dibuat sebagai bagian dari proses desain dan digunakan oleh manufacturing engineer untuk menentukan item yang harus dibeli atau diproduksi. Perencanaan pengendalian produksi dan persediaan menggunakan BOM yang di-hubungkan dengan master production schedule, untuk menentukan release item yang dibeli atau diproduksi.
Sebuah Bill of Material yang akurat menunjukkan informasi tentang masing-masing input produk, seperti : nomor komponen, deskripsi komponen, jumlah yang diperlukan untuk setuap komponen, satuan ukurannya, dan lead time pengerjaan/pemesanan. Seluruh item dan BOM harus diidentifikasi dan diberi nomor secara unik. Bill of Material (BOM) yang tradisional memperlihatkan daftar komponen tersebut dalam bentuk struktur produk dan dinyatakan dalam level manufaktur. Dalam bentuk skematik, selain dikenal sebagai struktur produk, BOM yang terstruktur dikenal juga sebagai pohon produk. Masing-masing komponen pada BOM di tempatkan dalam level-level yang didasari logika berpikir sebagai berikut : 1. Level 0 Sebuah produk jadi yang tidak digunakan sebagai komponen pembentuk dari produk lain 2. Level 1 Sebuah komponen pembentuk langsung dari produk dengan Level 0. Pada waktu bersamaan, komponen ini juga dapat merupakan sebuah produk jadi. Sebagai gambaran, ban mobil juga dapat dijual terpisah sebagai produk jadi yang siap pakai. Bagaimanapun, jika digunakan sebagai komponen pembentuk langsing dalam pembuatan otomotif (mobil), maka akan digolongkan sebagai item dengan level 1 3. Level 2 Sebuah komponen pembentuk langsung dari produk dengan Level 1. Sebagaimana level 1, komponen pada level 2 juga dapat digumakan sebagai komponen pembentuk langsung pada level 0 atau sebagai produk jadi. 4. Level 3 Untuk selanjutnya, dapat didefinisikan dengan maksud yang sama. Penggambaran Bill of Material dalam bentuk struktur prosduk seperti di atas memang lebih mudah dimenegerti tetapi apabila jumlah dan level komponen sangat banyak maka penggambaran dengan struktru produk menjadi tidak efisien. Oleh karena itu Bill of Material juga digambarkan dalam bentuk tabel.
Format Bill of Material (BOM)
1. Single-Level Bill of Material (B OM) Menampilkan assembly atau sub-assembly dengan hanya satu level children. Menampilkan komponen yang langsung dibutuhkan untuk membuat assembly atau sub-assembly.
2. I ndented Bi ll of Material (BOM) Menampilkan level item tertinggi mendekati margin kiri dan komponen yang digunakan pada item ini lebih menjorok ke margin sebelah kanan. 3. Modular Bill of Material (BOM) tipe dari BOM dan elemen kritis dalam menentukan stuktur produk dari produk akhir. Modular BOM menentukan komponen material, dokumen, bagian-bagian dan gambargambar rekayasa yang dibutuhkan untuk melengkapi sebuah sub-assembly. Selama modular BOM sebagian besar berhubungan dengan produk fisik, konsep tersebut akan dapat digunakan dalam berbagai macam industri (contoh software, medical records). Modular BOM digunakan oleh sistem informasi modern untuk melayani berbagai macam tujuan seperti menentukan komponen-komponen yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah sub-assembly, dan menyediakan informasi biaya untuk setiap komponen dan “rolled up” informasi untuk keseluruhan sub-assembly. Untuk produk-produk yang dapat dikonfigurasi/berbasis pilihan (contoh automobile, PC), perusahaan harus merencanakan setiap kombinasi dan permutasi untuk setiap option dan memastikan bahwa mereka dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Dengan struktur Modular BOM, perusahaan dapat merencanakan permintaan untuk setiap modul independen dari setiap permintaan produk akhir dengan mengestimasi tingkat popularitas modul sub-assembly.
Struktur Bill of Material (BOM) 1. Struktur standar (tree structure/pyramid structure) Sub-assemblies lebih banyak dibandingkan dengan produk akhir dan komponen lebih banyak daripada subassemblies. Hanya sedikit jumlah produk akhir yang dibuat dari komponen-komponen penyusunnya. Produk akhir ini disimpan dalam stok untuk pengiriman. 2. Struktur Modular (bourglas structure) Subassemblies/modular lebih sedikit dibanding produk akhir dan komponen lebih banyak daripada subassemblies. Dalam stuktur modular banyak produk akhir yang dibuat dari subassemblies yang sama kemudian disimpan untuk assembly untuk memenuhi pesanan pelanggan. Struktur produk yaitu : a.
Puncak adalah produk akhir.
b. Bagian tengah adalah assembles. c. 3.
Bagian bawah adalah komponen dan bahan baku.
Struktur Inverted Subassemblies lebih sedikit dibanding dengan produk akhir dan jumlah komponen dan bahan baku lebih sedikit dibanding dengan subassemblies. Dalam struktur inverted banyak produk akhir dibuat dari sejumlah raw material yang terbatas berdasarkan pada pesanan pelanggan. Struktur produk adalah : a.
Puncak adalah produk akhir.
b. Bagian tengah adalah assembles. c.
Bagian bawah adalah komponen dan bahan baku.
Cara Pembuatan Bill of Material (BOM): Komponen-komponen yang terdapat atau indikator apa saja yang harus di ketahui sebelum pembuatan bill of material : 1. Menentukan tipe atau jenis bill of material yang sesuai dengan produk yang akan di buat. 2. Data-data valid yang akan di gunakan sebagai referensi dalam pembentukan bill of material. 3. Pahami dan kuasai sistem atau aplikasi yang di gunakan untuk pembuatan bill of material (contoh aplikasi : SAAP, IFS, Aplikasi berbasis Web base, dan lain-lain). 4. Tentukan penomoran sebagai pengganti kode suatu barang atau gambar, biasanya setiap perusahaan memiliki format khusus dalam penomoran kode barang 5. Pahami dan kuasai struktur level komponen / barang sebelum di bentuk. 6. Pahami dan kuasai proses yang terdapat di dalam suatu komponen. (contoh : welding proses, painting proses, machining proses dan lain-lain) 7. Tentukan dan identifikasi item / barang sesuai fungsinya (contoh : barang di beli atau tidak dibeli, barang di perlu di proses atau tidak di proses dan lain-lain). 8. Lakukan validasi setelah terbentuk dengan melakukan pengecekan. 9. Lakukan pengecekan berkala untuk memastikan bill of material benar. Dalam pembuatan bill of material atau daftar order barang, perlu di ingat bahwa sebelum di lakukan nya pembuatan kita harus pahami terlebih dahulu apa yang akan kita buat, daftar order barang harus sesuai dengan yang di butuhkan. Pembuatan bill of material atau daftar order barang dapat di buat dengan cara pembuatan baru atau memodifikasi bill of material yang sudah ada. Setiap perusahaan pastinya memiliki sistem yang berbeda satu sama lain, itu disebabkan kebutuhan yang berbeda sesuai kategori perusahaan masing-masing . Banyak pilihan aplikasi atau software yang dapat di gunakan dan penanganannya pun berbeda-beda. Pahami dan kuasai terlebih dahulu system aplikasi perusahaan anda sebelum anda melakukan pembuatan bill of material dan Pelajari fungsi-fungsi dalam system aplikasi perusahaan anda. Kumpulkan semua data-data pendukung atau referensi yang akan di implementasikan nanti ke dalam bill of material, perhatikan dengan teliti setiap informasi yang dibutuhkan. Sebelum memulai pembuatan bill of material, pastikan semua part nomer sudah terdaftar kedalam system anda, setiap part nomer mewakili satu barang atau komponen. Pastikan bahwa part nomer tersebut telah memiliki atributnya dengan lengkap, seperti : partnomer tersebut di beli atau tidak , memiliki proses atau tidak memiliki proses, harga barang atau komponen, kode vendor atau suplier dan lain-lain. Semua informasi itu di butuhkan sebelum kita melakukannya. Atribut informasi tersebut dapat di sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing perusahaan. Setelah data-data lengkap part nomer sudah di buat, mulailah merangkai satu per satu part nomer tersebut , untuk mempermudah mulailah dari level yang paling atas (contoh : nama produk)
Manfaat Bill of Material (BOM) Sebagai alat pengendali produksi yang menspesifikasikan bahan-bahan kandungan yang penting dari suatu produk (bahan-bahan mentah dan komponen), pesanan yang harus digabungkan dan seberapa banyak yang dibutuhkan untuk membuat satu batch Untuk peramalan (forecasting) barang yang keluar masuk dan inventori maupun transaksi produksi dan bisa menghasilkan pesanan-pesanan produksi dari pesanan pelanggan Menghitung berapa banyak yang dapat diproduksi berdasarkan segala keterbatasan sumber daya yang ada pada saat kita ini. Apabila sumber daya yang ada tidak mencukupi, sistem dapat menghitung lagi berapa sumber daya yang diperlukan sekaligus membantu dalam proses pengadaan barang. Ketika hendak mendistribusikan hasil produksi, sistem juga dapat menentukan cara pembuatan dan pengangkutan yang optimal kepada tujuan yang ditentukan pelanggan. Dalam proses ini segala aspek yang berhubungan dengan keuangan akan tercatat dalam sistem tersebut termasuk menghitung berapa biaya produksi. Menjamin bahwa jumlah bahan yang tepat telah dikirim ke tempat yang tepat pada waktu yang tepat.
Planning Bill of Material (BOM) Untuk keperluan peramalan dan perencanaan digunakan pendekatan Palnning terhadap struktur produk atau BOM sehingga dikenal dengan adanya Planning BOM. Planning BOM adalah suatu pengelompokkan pembuatan dari item-item dan kejadian-kejadian dalam format BOM. Planning BOM tidak menggambarkan produk aktual yang akan dibuat tetapi menggambarkan produk bayangan (pseuda product) atau produk gabungan (composite product) yang diciptakan untuk:
1. Memudahkan dan meningkatkan akurasi peramalan penjualan 2. Mengurangi jumlah produk akhir 3. Membuat proses perencanaan dan penjadwalan menjadi lebih akurat 4. Menyederhanakan pemasukan pesanan pelanggan 5. Menciptakan sistem pemeliharaan dan penyimpanan data yang lebih efisien dan fleksibel 6. Melakukan penjadwalan tingkat dua
Tujuan Planning Bill of Material (BOM)
1. Mengijinkan perencana untuk memenuhi tujuan-tujuan operasional maupun non operasional lainnya 2. Memudahkan penjadwalan produksi induk (MPS) atau perencanaan material (MRP) 3. Pendekatan planning BOM akan efektif apabila terdapat perubahan proses yang meningkat dan lingkungan yang kompetitif serta dinamik