EVIDENCE BASED PRACTICE
EFEKTIVITAS MINUMAN HERBAL JAHE MADU TERHADAP KENYAMANAN DAN KENYENYAKAN TIDUR PADA ANAK SELAMA MENGALAMI INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA)
PROFESI NERS PPNI JAWA BARAT
Oleh :
Dewi Purnamasari Dina Ramanika Enggal Okta Virenzah Estuning Irani Fery ferdyan Frimisma Ika Purnama Sari
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JAWA BARAT BANDUNG 2018
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau ISPA merupakan masalah kesehatan yang sangat serius baik di dunia maupun di Indonesia. United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) Organization (WHO) pada tahun 2008 telah melaporkan bahwa ISPA merupakan penyebab kematian paling besar pada manusia dibandingkan dengan jumlah kematian akibat AIDS, malaria dan campak. ISPA menyebabkan lebih dari 2 juta anak meninggal dunia tiap tahunnya, yang didominasi balita umur 1 sampai 4 tahun. Kasus kematian balita seluruhnya dari umur 1-5 tahun akibat ISPA, tiga perempatnya terjadi pada 15 negara. Indonesia menempati peringkat keenam di dunia dengan jumlah kasus ISPA sebanyak 6 juta kasus per tahun (Depkes RI, 2010 dalam Ramadani, dkk 2014). Data Kemenkes Indonesia, kasus ISPA pada tahun 2007 hingga tahun 2011 mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 terdapat 7,2 juta kasus ISPA dan tahun 2011 kasus menjadi 18,79 juta kasus ISPA. Berdasarkan hasil survei demografi kesehatan Indonesia, angka kematian balita (AKABA) 1-4 pada tahun 2007 sebesar 44 per 1000 kelahiran hidup, 15,5 persen atau sebesar 30.470 kematian pada balita usia 1-5 tahun disebabkan oleh ISPA. Ini berarti secara s ecara rata-rata di Indonesia 83 orang balita meninggal setiap harinya karena ISPA (Iptek kesehatan, 2012 dalam Ramadani, dkk 2014). ISPA adalah infeksi saluran pernapasan atas dan salah satunya adalah bronkopneumonia bronkopneumonia yang banyak terjadi pada anak-anak. ISPA dapat menyebabkan
masalah
diantaranya
yaitu
gangguan
tidur.
Hal
ini
menyebabkan tidur menjadi tidak berkualitas sehingga membuat ibu khawatir dengan keadaan anaknya. Tidur diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak balita. Apabila anak tidak mendapat tidur yang cukup, dia akan menjadi mudah lelah sehingga rewel, mudah menangis dan juga akan sulit mengerti keadaan disekelilingnya. Gangguan tidur penurunan tingkat kecerdasan, konsentrasi, daya ingat menjadi lemah serta fungsi kognitif terganggu akibatnya dia akan menjadi lebih agresif, hiperraktif dan menjadi tidak kooperatif. Oleh karena itu gangguan tidur perlu segera diatasi agar tidak menghambat pertumbuhan dan perkembangan balita. (Ramadani, dkk 2014) ISPA adalah Infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari yang dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin maupun udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat (Depkes RI, 2012). Penyakit ISPA pada balita dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor lingkungan seperti pencemaran udara dalam rumah, ventilasi rumah dan kepadatan hunian. Sedangkan faktor individu anak meliputi umur anak, berat badan lahir, status gizi, vitamin A dan status imunisasi. (Ramadani, dkk 2014) Penatalaksanaan penyakit ISPA salah satunya adalah dengan pengobatan
nonfarmakologi
yaitu
penggunaan
obat
herbal
dengan
mengkonsusmi jahe. Jahe memiliki efek yang menghangatkan dan melegakan saat batuk, demam, flu, dan masalah pernapasan lainnya. (Ramadani, 2014). Madu memiliki efek sedaktif sehingga dapat menyebabkan tidur nyenyak. Di dalam tubuh, madu dimetabolosir seperti halnya gula sehingga menyebabkan kadar sinotonin (suatu senyawa yang dapat meredakan aktivitas otak) dalam otak meninggi yang menginduksi pada relaksasi dan keinginan untuk tidur ( Sarwono, dalam Ramadani dkk, 2014). Pemberian minuman jahe madu dapat menurunkan keparahan batuk pada anak, karena kandungan minyak atsiri dalam jahe yang merupakan zat aktif yang dapat mengobati batuk (Nooryani, 2007), sedangkan zat antibiotik pada madu yang dapat menyembuhkan beberapa penyakit infeksi seperti batuk anak pada ISPA (Aden, 2010). Anak yang telah diberikan minuman jahe madu oleh peneliti gejala keparahan batuk seperti batuk berdahak, pilek,
rewel, tidak nafsu makan dan gejala lainnya menjadi berkurang. (Ramadani, 2014. Dosis pemberian jahe madu pada balita diatas usia 1 tahun yaitu 1 kali sehari sebanyak setengah gelas pada malam hari, 30 menit sebelum tidur pemberian minuman herbal jahe madu dilakukan selama 5 hari berturut-turut. Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan batuk pada malam hari, baik
secara
farmakologi
maupun
non-farmakologi
namun
metode
farmakologi lebih mahal dan berpotensi mempunyai efek yang kurang baik. Sedangkan metode non-farmakologi lebih murah, simpel, efektif dan tampak efek yang merugikan (Mender, dalam Ramadani dkk 2014) Bahwa tidur adalah proses fisiologis yang sangat penting bagi anakanak khususnya balita, pada saat tidur terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan pada balita yang lebih cepat atau signifikan dari pada saat ia terjaga, selain itu juga karena selama ini pengobatan balita sakit dengan ISPA hanya dilakukan dengan cara medis sehingga penulis ingin membuat inovasi “Minuman hebal jahe madu untuk membantu kenyamanan d an kenyenyakan tidur pada anak dan rebusan kulit manggis campur madu. Dikedua ini manakah yang lebih efektif untuk meredakan batuk”. 1.
Fenomena Data yang diambil 3 bulan terakhir di ruangan Melati RSUD Soreang didapatkan hasil yaitu laki-laki berjumlah 21 orang dan perempuan berjumlah 13 orang. Hal ini masalah yang sering di hadapi anak dari umur 1 bulan sampai 9 tahun.
2.
Prevalensi Batuk pada saat malam hari akan menimbulkan ketidaknyamanan dan ketidaknyenyakan tidur dan akan menyebabkan anak menangis, rewel, gelisah, dll.
3.
Gambaran Kasus Data yang dilihat 3 bulan terakhir di Ruangan Melati ada berjumlah 34 pasien dengan diagnosa bronkho pneumonia.
B. Tujuan Penulisan EBP
Tujuan penulisan EBP ini adalah untuk meredakan batuk pada malam hari yang diderita oleh anak yang menderita Bronkhopneumonia dengan diberikan minum jahe hangat campur madu.
BAB II PELAKSANAAN EBP
A. Tahap 1
Setelah melihat data 3 bulan terakhir di ruangan Melati yaitu laki-laki berjumlah 21 orang dan perempuan berjumlah 13 orang dan biasanya batuk menyerang lebih aktif pada malam hari sehingga mengganggu kenyamanan dan ketidaknyeyakan saat tidur pada malam hari. di dapatkan kebutuhan yaitu dengan memberikan minuman jahe hangat dicampur dengan madu.
B. Tahap 2
INTERVENSI Pada (P) anak yang menderita bronkhopneumonia (I) diberikan jahe hangat (C) dicampur madu berpengaruh terhadap (O) mengurangi keparahan batuk pada bronchopneumonia (T) pada malam hari 30 menit sebelum tidur.
C. Tahap 3
Query
Jumlah yang
Waktu
ditemukan Sumber PubMed: ISPA
20-11-2018 1106
11 : 10
HONEY GINGER
28
11 : 15
HONEY GINGER
2
11 : 17
D. Indikasi dan Kontraindikasi Pada Pemberian Jahe Madu
1. Indikasi Jahe madu baik dikonsumsi atau diberikan pada pasien yang menderita
Infeksi
Pernafasan
Akut
(ISPA),
pneumonia
atau
bronkhopneumonia atau penyakit saluran pernafasan lainnya. 2. Kontraindikasi a) Bahaya jika mengkonsumsi jahe secara berlebihan 1) Bisa muncul memar 2) Perut kembung 3) Iritasi mulut 4) Diare b) Kondisi yang membuat seseorang tidak boleh mengkonsumsi jahe 1) Mengkonsumsi jahe selama masa kehamilan tidak dianjurkan 2) Jahe tidak dianjurkan bagi orang yang ingin menambah berat badan 3) Hati-hati bagi yang mengalami masalah kelainan darah 4) Gangguan jantung 5) Jika sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu 6) Penderita diabetes dan hipertensi
Diagram flow proses pencarian : Jumlah artikel yang didapat (n = 1106)
Jumlah artikel yang diexclude (berdasarkan kriteria ekslusi) (n = 11 )
Jumlah artikel yang layak (n =2)
Jumlah artikel yang masuk dalam pengkajian (n = 1)
Jumlah artikel yang diexclude (berdasarkan kriteria inklusi (n = 28 )
No
Pertanyaan
Fokus
Respon Iya
Tidak
Komentar Tidak
dilaporkan Section A: Apakah hasil studi nya valid?
1
Apakah studi tersebut menjelaskan masalahnya focus
secara
● Studi populasi ● Intervensi
yang
diberikan ● Kelompok
Ya
Studi
ini
menjelaskan masalah
secara
fokus
karena
menjelaskan
control/komparas
tentang
i
keefektifan
● Hasil/ outcome
intervensi
yang
digunakan,
dan
membagi kelompok
ke
dalam kelompok kontrol kelompok
dan yang
diberi intervensi, dan menjelaskan hasil secara rinci. Intervensi
yang
diberikan
pada
kelompok eksperimen (jahe madu) dengan 26 anak (peningkatan 1,89 poin)
Kelompok control
(jahe
madu) 26 anak (peningkatan 0,9 poin)
2
Apakah pasien
pembagian ke
kelompok
dalam
intervensi
dan control dilakukan secara acak
● Bagaimana
ini
tidak
dilakukan ● Apakah
mempunyai
alokasi
pasien dilakukan secara
penelitian dicatat dengan benar di
dianalisis
yang
saluran
pernapasan akut
Ya lebih
awal ● Apakah
anak
atau ISPA
● Apakah dihentikan
yaitu
infeksi
pasien
yang terlibat dalam
kriteria
mengalami
● dari peneliti dan
Apakah semua pasien
sampel
yang di gunakan
tersembunyi
3
Karena
Pasien
yang
terlibat
di
penelitian ini di catat
pasien
di
kesimpulan
dalam
kelompok untuk
kesimpulannya?
yang
mereka
acak 4
Apakah
pasien,
petugas kesehatan dan responden pada penelitian ini
Tida
Pasien,
petugas
k
kesehatan
dan
responden
tidak
“Blind” terhadap intervensi
yang
‘Blind’
terhadap
intervensi
dilaksanakan
yang
dilaksanakan? 5
Apakah
waktu
pelaksanaan
untuk
Ya
Waktu pelaksaanaan
setiap grup sama?
untuk tiap grup sama
6
Selain intervensi yang
Ya
Diperlakuakan
dilaksanakan, apakah
sama
setiap
maupun
grup
adil
dipelakukan
kelompok
sama/adil?
intervensi
atau
kelompok kontrol semua di awasi
oleh
petugas kesehatan. Seciton B: Apa hasilnya?
7
Seberasa besar efek dari tersebut
intervensi
●
apa outcome Ya
yang diukur? ●
di
Apakah hasil
dijelaskan
secara
spesifik ● yang
Hasil
apa
ditemukan
untuk ●
Dalam penelitian jelaskan
bahwa intervensi dengan jahe dan madu
lebih
efektif
dari
intervensi manggis
kulit dan
madu mengatasi Apa
hasil
gangguan pada
tidur balita
dari
setiap
outcome
selama
yang
mengalami
diukur
infeksi
saluran
pernapasan akut atau ISPA 8
Seberapa
tepat
akurat
dan efek
intervensi?
●
Berapa
Ya
Intervensi sangat
confidence
akurat
terbukti
limitnya
dari
hasil
penelitian
yang
menyebutkan bahwa intervensi jahe madu lebih efektif dari pada kulit
manggis
pada anak selama mengalami infeksi
saluran
pernapasan akut atau ISPA Seciton C: Akankah hasil membantu secara lokal?
9
Bisakah
hasilnya
diterapkan
saat
dilingkungan sekarang?
Apakah
Ya
karakteristik
populasi lokal, atau di konteks
●
ini
pasien dengan
Bisa
diterapkan
karena sama tempat
mudah
dilakukan
dan
bisa di lakukan
bekerja/populasi
oleh
anda?
Karakteristik
●
Jika berbeda,
apa perbedaannya
siapapun.
pasien
sama
yaitu anak yang mengalami
infeksi
saluran
pernafasan
akut
atau ISPA 10
Apakah
hasil
●
Apakah
Ya
penelitian ini penting
infomasi
secara klinis untuk
anda
inginkan
sudah
terdapat
dipertimbangkan?
Penting untuk di
yang
pertimbangkan karena
yang digunakan
dalam penelitian ●
Jika
apakah
tehnik
sangat
mudah,
simple dan tidak
tidak,
memerlukan
akan
biaya
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan 11
Apakah
manfaatnya
meskipun
tidak
sepadan
dengan
tercantum
dalam
bahaya
dan
Ya
Resiko yang di
biaya penelitian, bagaiman
yang dibutuhkan?
menurut anda
dapat
sangat
sedikit
karena
bahan
yang
di
konsumsi adalah bahan
non
farmakologi (herbal).
Author / Peneliti
Tahun
Jenis Penelitian
Sampel
Intervensi
Hasil Penelitian
Quality Ass
Nanda Nur Aini, Hastin Ika
2016
Quasi eksperiment
52 anak
Dibagi ke
Terapi
dalam 2
Indriyastuti,
grup :
S.SiT., MPH
1.Grup
minuman
Terapi minuman
jahe hangat jahe hangat A
dicampur
dicampur
(anak yang
madu dan
madu untuk
diberi
kulit
minuman
mengatasi
manggis
batuk pada
dengan jahe
dua-duanya
malam hari
hangat dan
efektif
sangat
madu untuk
dalam
efektif,
mengurangi
mengatasi
jurnal
ini
batuk)
batuk pada pun sangat
2.Grup B
saat malam
mendukung
hari
melakukan
( anak yang di beri B1
terapi
diberi kulit
pemberian
manggis
minuman
pada
saat
jahe hangat
batuk untuk
dicampur
mengurangi
madu untuk
batuk)
mengurangi batuk pada malam hari. Kelompok yang diberikan intervensi dan kontrol diberi waktu yang sama
dan
hasilnya sama sama signifikan pada terapi pemberian minuman jahe hangat dicampur dengan madu.
LEMBAR KONSULTASI EVIDENCE BASED PRACTICE PRAKTIK KEPERAWATAN ........................ PROGRAM PROFESI NERS STIKEP PPNI JAWA BARAT TA. 2018/2019
Ruangan/ Wilayah : Judul EBP No
Hari/Tanggal
: Kegiatan Bimbingan
Tanda Tangan CI /
.
Pembimbing
Poin Feedback: 1. Hasil Analisis Jurnal a. Dapat diterapkan b. Dapat diterapkan dengan revisi c. tidak dapat diterapkan 2. Pertimbangan
Kemampuan
Klinik
Perawat di ruangan/ wilayah 3. Pertimbangan mahasiswa
Kemampuan
Klinik
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Berbagai
upaya
dilakukan
untuk
menyembuhkan
batuk
pada
bronkopneumonia, baik secara farmakologi maupun non-farmakologi namun metode farmakologi lebih mahal dan berpotensi mempunyai efek yang kurang baik. Sedangkan metode non-farmakologi lebih murah, simpel, efektif dan tampak efek yang merugikan Metode alternatif non-farmakologi yang dapat diterapkan untuk meredakan batuk pada malam hari yang diderita oleh Bronkhopneumonia yaitu dengan diberikan minum herbal jahe hangat campur madu. Bagi Pihak Rumah Sakit khususnya bagi perawat ruangan Melati, disarankan untuk dapat menerapkan metode alternatif ini yaitu pemberian jahe madu sebagai salah satu penanganan keparahan batuk anak dengan bronkopneumonia.
B. Saran
1. Bagi pelayanan kesehatan Bagi pelayanan kesehatan disarankan untuk dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu intervensi keperawatan pada anak yang menagalami bronkopneumonia. 2. Bagi perkembangan ilmu keperawatan Bagi perkembangan Ilmu Keperawatan khususnya tenaga pengajar dan pelajar disarankan untuk dapat menerapkan metode ini sebagai salah satu sumber informasi mengenai perbandingan efektifitas pemberian minuman
jahe
madu
terhadap
keparahan
batuk
anak
dengan
bronkopneumonia sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu terapi alternatif. 4. Bagi masyarakat
Bagi
masyarakat
khususnya
ibu
yang
anaknya
mengalami
bronkopneumonia disarankan untuk dapat mengaplikasikan minuman jahe madu sebagai salah satu metode pengobatan alternatif untuk mengurangi batuk pada anak bronkopneumonia pada malam hari.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes
RI.
2012.
Profil
Kesehatan
Indonesia
2012
http://www.depkes.go.id/download/pusdatin/buletin/buletin-pneumonia.pdf. Diakses pada tahari rabu, tanggal 19 Desember 2018. Pukul 19.05 WIB. Ramadhani, dkk. 2014. Penggunaan minuman herbal jahe madu untuk kenyamanan dan kenyenyakan tidur an. N umur 4 tahun 4 bulan selama mengalami infeksi saluran pernafasan akut (ispa) di
bpm hariyati adimulyo kebumen.
Elib.stikesmuhgombong.ac.id. Diakses pada hari minggu, tanggal 16 Desember 2018 pada pukul 18.00 WIB Wijaya. 2015. Jahe:Kegunaan dan efek sampingnya. https://www.deherba.com. Diakses pada hari rabu, tanggal 19 Desember 2018 pada pukul 19.33 WIB