PERESEPAN, PEMESANAN, DAN PENGELOLAAN OBAT No. Dokumen : /SOP/ADM/ /2018 : 00 SOP No. Revisi Tanggal Terbit : Halaman : RENI NIP.197812122008042003 NIP.197812122008042003
PUSKESMAS MOLAWE
1. Pengertian
. Tujuan . Kebijakan . Referensi
5. Alat dan bahan . Langkah-langkah
Peresepan adalah permintaan tertulis dari dokter kepada apoteker penanggung jawab untuk menyiapkan dan/membuat, meracik, serta menyerahkan obat kepada pasien. Yang berhak menulis resep adalah dokter, dokter gigi, dan dokter hewan. Pemesanan obat adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyusun daftar kebutuhan obat yang berkaitan dengan suatu pedoman atas dasar konsep kegiatan yang sistematis dengan urutan yang logis dalam mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Pengelolaan obat adalah rangkaian kegiatan puskesmas yang menyangkut aspek perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, pengawasan obat Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk peresapan, pemesanan, dan pengelolaan obat Keputusan kepala puskesmas No. /P MLW/ /2018 1. Permenkes No. 30 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas 2. Buku Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di puskesmas, Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan alat kesehatan, Depkes RI Jakarta, Cetakan kedua 2004 3. Formularium Nasional
Peresepan obat 1. Pasien membawa resep ke Ruang Pelayanan Kefarmasian 2. Petugas melakukan skrining resep a. Memeriksa kelengkapan administrasi resep ( nama dokter, paraf/ttd dokter, tanggal, nama obat, aturan pakai, nama pasien, jenis kelamin dan alamat/no. Telpon pasien b. Pemeriksaan farmasetik 3. Petugas menyiapkan obat berdasarkan resep. 4. Sebelum menyeahkan obat kepada pasien, petugas mencek kembali obat apakah sudah sesuai dengan resep yang diminta.
5. Petugas memanggil pasien untuk mengambil obatnya. 6. Petugas memberikan informasi obat kepada pasien 7. Memastikan pasien telah memahami cara penggunaan obat
7. Bagan Alir
Pemesanan obat a. Menentukan obat dan perbekalan farmasi yang dianggap kurang/hampir habis b. Jumlah dan jenis obat yang dipesan harus disesuaikan dengan kebutuhan ( berdasarkan LPLPO bulanan) c. Pemesanan obat rutin dilakukan tiap bulan sekali ke gudang farmasi daerah ( sesuai prosedur yang telah ada) d. Pemesanan obat dilakukan dengan menggunakan LPLPO dan apabila ada kebutuhan obat mendesak , dipesan menggunakan Bon pesanan secara terpisah. e. LPLPO/SP ditandatangani oleh pengelola obat Pengelolaan obat a. Menyiapkan LPLPO( Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) b. Melakukan permintaan obat sesuai kebutuhan c. Menerima obat yang datang sesuai dengan permintaan d. Menyimpan obat di gudang dengan sistem FIFO dan FEFO e. Distribusikan ke unit dan jaringan yang membutuhkan f. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan
Peresepan
Pasien membawa resep ke ruang farmasi
Petugas melakukan skrining resep
Menyiapkan obat
Mencek kembali obat yang akan diserahkan
Memanggil pasien
Memastikan pasien memahami cara penggunaan obat
Memberikan informasi obat kepada pasien
Pemesanan Obat
Menentukan obat dan perbekalan farmasi
Memesan obat dengan bon pesanan jika mendesak
Memesan obat berdasarkan kebtuhan
Memesan obat menggunakan LPLPO
LPLPO/SP ditandatangani oleh pengelola obat
Pengelolaan obat Menyiapkan LPLPO
Mendistribusikan obat
Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan
. Unit Terkait
1. Gudang obat 2. Gudang farmasi kabupaten
Melakukan permintaan obat
Menerima obat
Menyimpan obat
MENJAGA TIDAK TERJADINYA PEMBERIAN OBAT KADALUARSA PELAKSANAAN FIFO DAN FEFO, KARTU STOK/KENDALI
No. Dokumen /SOP/ADM/ DAFTAR No. Revisi TILIK Tanggal Terbit Halaman PUSKESMAS MOLAWE
1. Pengertian
. Tujuan
. Kebijakan . Referensi
5. Alat dan bahan . Langkah-langkah
: /2018 : 00 : : RENI NIP.197812122008042003
Prosedur menjaga tidak terjadinya pemberian obat kadaluarsa adalah serangkaian kegiatan untuk mencegah pasien mendapat obat yang konsentrasinya sudah berkurang antara 25-30% dari konsentrasi awalnya sehingga kerja obat sudah tidak optimal. Sistem First Expired Firstout (FEFO) untuk masing-masing obat, artinya obat yang lebih awal kadaluarsa harus dikeluarkan lebih dahulu dari obat yang kadaluarsa kemudian, dan First In First Out (FIFO) untuk masing-masing obat, artinya obat yang datang pertama kali harus dikeluarkan lebih dahulu dari obat yang datang kemudian. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menjaga t idak terjadinya pemberian obat kadaluarsa, pelaksanaan FIFO dan FEFO, kartu stok. Keputusan Kepala Puskesmas No. /P MLW/ /2018 1. Permenkes No. 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas 2. Buku Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas, Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Depkes RI Jakarta, cetakan kedua 2004 1. Petugas menerima obat dari Gudang Farmasi Kota (GFK) 2. Petugas menyusun obat secara alfabetis, untuk setiap bentuk sediaan 3. Petugas mencatat di kartu stok obat smber anggaran, nomor bets, tanggal kadaluarsa dan jumlah obat yang diterima 4. Petugas merotasi obat dengan sistem FEFO dan FIFO 5. Petugas menyimpan rapi obat di rak 6. Petugas menyimpan obat psikotropika dan narkotika di lemari khusus dan terkunci 7. Petugas menyimpan obat bentuk cairan dipisahkan dari obat bentuk padatan
8. Petugas menyimpan serum, vaksin, da suppositoria dalam lemari pendingin 9. Semua pengeluaran obat dari Gudang obat Puskesmas dicatat di kartu stok 7. Bagan Alir Petugas menerima obat dari GFK
Petugas merotasi obat dengan sistem FEFO dan FIFO
Petugas menyimpan rapi obat dirak
Petugas menyimpan serum, vaksin, supositoria dalam lemari pendingin
Semua pengeluaran dari gudang obat dicatat dikartu stok . Unit Terkait . Dokumen terkait
Ruang Farmasi
Petugas menyusun obat secara alpabetis
Petugas mencatat di kartu stok
Petugas menyimpan obat psikotropika dan narkotika dilemari dan terkunci
Petugas memisahkan cairan dan obat padatan