1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG PROYEK Dalam
latar belakang proyek memuat alasan pembangunan
proyek, alasan penunjukkan lokasi proyek, fasilitas pendukung, aspek tata ruang, peraturan ketinggian bangunan, data umum proyek dan data lokasi proyek. 1.1.1.
Alasan Pembangunan Proyek Pertumbuhan penduduk di Indonesia pada 10 tahun terakhir ini sangatlah pesat namun ketersedian lahan untuk tempat tinggal tidak mengalamikenaikan. Khususnya pada daerah DKI Jakarta lahan untuk tempat tinggal sangatlah terbatas sehingga menyebabkan kepadatan penduduk. Pemerintah DKI Jakarta berusaha keras untuk menangani masalah tersebut dan mencari solusinya seperti dengan menekan laju kelahiran
dengan
cara
progam
keluarga
berencana,transmigrasi
penduduk,dan juga pembangunan rumah susun dan apartemen.maka dari itu perkembangan proyek apartemen dan rumah susun di DKI Jakarta saat ini juga sangat pesat untuk menangani masalah ketersedian tempat tinggal
tersebut.
Dikarenakan
Jakarta
sebagai
pusat
kegiatan
pemerintahan,ekonomi dan bisnis di Indonesia maka banyak perusahaan
2
yang ingin berinvestasi, khusus nya pada pembangunan apartemen atau rumah susun yang memiliki nilai investasi yang sangat tinggi. Salah satu perusahaan yang sedang melakukan pembangunan apartemen di Jakarta lebih tepat nya di Kebon Jeruk yaitu PT Mitra Abadi Sukses Sejahtera sebagai owner berencana membangun sebuah Apartemen. Apartemen yang dibangun berupa gabungan antara apartemen dan rumah toko, yang berlokasi di Jl. Lapangan Bola Meruya Ilir, Jakarta Barat 11620. 1.1.2.
Alasan Penunjukan Lokasi Proyek Pembangunan Apartement Belmont Residence yang berlokasi di JL. Meruya
Ilir
Jakarta
Barat
memiliki
beberapa
alasan
dalam
pembangunannya,yaitu: Kawasan Meruya Ilir merupakan kawasan dengan tingkat aktivitas yang cukup tinggi Lokasi Apartement Belmont Residence yang strategis mudah dijangkau dan banyak akses untuk menuju tempat ini Kawasan Meruya Ilir memiliki jumlah penduduk dengan tingkat kepadatan cukup tinggi Terdapat sarana- sarana umum,seperti terdapat Supermartket,Rumah Sakit,Perkantoran, Restaurant dan Mall.
3
1.1.3.
Fasilitas pendukung Fasilitas – fasilitas pendukung yang terdapat di Apartement Belmont Residenceyaitu : a. Lantai Dasar : Ruko, Lobby Entrance, Core Lift dan Service Area, Ruang Kontrol. b. Lantai 2 : Ruko, Unit, Building Management, Balai Warga, Core Lift dan Service Area c. Lantai 3 : Ruko, Unit, Ruang Bermain, Core Lift dan Service Area d. Lantai 4 : Kios, Unit, Kolam Renang, Gymnasium e. Lantai 5 s/d 18 : Unit, Core Lift dan Service Area f. Lantai 19 : Ruang Mesin Lift, Roof Tank, Gondola
1.1.4.
Aspek Tata Ruang
1.1.4.1. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No 441/ KPTS / 1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah koefisien perbandingan antara luas lantai dasar bangunan terhadap luas lahan. Koefisien Dasar Bangunan juga mengambarkan kepadatan dalam suatu bangunan. Kepadatan tersebut dinyatakan dalam Koefisien Dasar Bangunan (KDB) sangat rendah, Koefisien Dasar Bangunan (KDB) sedang, Koefisien Dasar Bangunan (KDB) tinggi, dan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) sangat tinggi.
4
Tabel 1.1 Klasifikasi Koefisien Dasar Bangunan (KDB) NO
NILAI KDB
KLASIFIKASI
1
>5%
Sangat Rendah
2
5 % - 20 %
Rendah
3
20 % - 50 %
Sedang
4
50 % - 75 %
Tinggi
5
> 75 %
Sangat Tinggi
Sumber:Kepmen PU No. 640/KPTS/1986 tentang Perencanaan Tata Ruang Kota)
Dalam Proyek Pembangunan Apartement Belmont Residence besarnya Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah :
x100%
KDB = 30,28% Interpretasi : Koefisien Dasar Bangunan pada proyek Apartemen Belmont Residence sebesar
%, ini menandakan bahwa sebesar
% dari luas lahan digunakan untuk bangunan dasar dan juga menyatakan bahwa Koefisien Dasar Bangunan (KDB) tergolong dalam KDB sedang.
5
1.1.4.2. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 441/ KPTS / 1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung, yang dimaksud dengan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah koefisien perbandingan antara luas keseluruhan lantai bangunan terhadap luas lahan. Koefisien
Lantai
Bangunan
(KLB)
juga
menggambarkan
ketinggian dari suatu bangunan. Ketinggian tersebut dinyatakan dalam Koefisien Lantai Bangunan (KLB) sangat rendah, Koefisien Lantai Bangunan (KLB) rendah, Koefisien Lantai Bangunan (KLB) sedang, Koefisien Lantai Bangunan (KLB) tinggi, dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) sangat tinggi. Tabel 1.2 Klasifikasi Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
NO
NILAI KDB
KLASIFIKASI
1
2 x KDB
Sangat Rendah
2
4 x KDB
Rendah
3
8 x KDB
Sedang
4
9 x KDB
Tinggi
5
20 x KDB
Sangat Tinggi
(Sumber : Keputusan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 1988)
Dalam proyek pembangunan Apartement Belmont Residence besarnya Koefisien Lantai Bangunan adalah :
6
x 100%
KLB = 528,72 % Interpretasi : Koefisien Lantai Bangunan pada Proyek Apartement Belmont Residence adalah sebesar 528,72 %, sehingga KLB/KDB = 17,46. Hal ini menandakan bahwa Koefisien Lantai Bangunan (KLB) tersebut dalam kelas KLB 9x KDB, kalsifikasi Tinggi. 1.1.5.
Peraturan Ketinggian Bangunan Proyek
pembangunan
Apartement
Belmont
Residence
ini
mempunyai 20 lantai utama berdasarkan UU No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung , pasal 20 ayat 3 termasuk dalam kategori bangunan tinggi. Gedung Apartemen Belmont Residence yang terletak di Kawasan Meruya Ilir, Jakarta Barat dengan jumlah 18, 19 Dengan lantai atap. Tinggi bangunan 67 m. 1.2.
Data umum Proyek 1.
Nama Proyek
: PROYEK TOWER MONT BLANC BELMONT – RESIDENCE
2.
Lokasi Proyek
: Jl. Lapangan Bola meruya ilir, Jakarta Barat
7
3.
Fungsi Bangunan
: Apartemen (bangunan tempat
4.
Jenis Konstruksi
: Beton Bertulang
5. Pemilik Proyek
: PT Mitra Abadi Sukses Sejahtera
6.
Luas Lahan
: 3.605 m2
7.
Luas Bangunan
: 19.060,35 m2
8.
Memiliki 1 Tower
: 18 Lantai, 19 dengan lantai atap
9.
Konsultan a. Konsultan MK
: PT. Atelier Enam PM
b. Konsultan Perencana Struktur
: PT. Stadin Strukturindo
Konsultan c. Konsultan Perencana Arsitektur
: PT. Megantika International
d. Konsultan perencana MEP
: PT. Metakom Pranata
10. Kontraktor a. Kontraktor Bore Pile
: PT. Pakubumi Semesta
b. Kontraktor Struktur Atas
: PT. Bina Buana Semesta
11. Supplier a. Supplier Readymix
: Adhimix dan Betamix
b. Supplier Besi
: PT. Mitra Abadi Sukses
Sejahtera
8
c.
Supplier Bekisting
: PT. Sinar Powerindo Utama
12. Jenis Pelelangan
: Pelelangan Terbuka
13. Waktu Pelaksanaan
: 224 hari kerja
14. Periode Pelaksanaan
: 15/04/2013 sampai 15/11/2013
1.3.
15. Biaya Pelaksanaan
: Rp. 22.000.000.000
16. Sifat Kontrak
: Fixed Lumpsum Price
17. Sistem Pembayaran
: Termin/Bertahap
18. Masa pemeliharaan
: 6 Bulan
19.
Instalasi Listrik
: PLN dan Genset
20.
Instalasi Air Bersih
: Jet Pump dan Air Tanah
Peta Peruntukan lahan
Gambar 1.1 Peta Lokasi Proyek
9
BAB II PELAKSANAAN PKL
2.1
Data Teknis Proyek
2.1.1.
Konstruksi Atap Atap merupakan bagian dari kontruksi bangunan yang letaknya paling atas dari suatu bangunan, yang berfungsi melindungi bangunan dari sinar matahari dan air hujan serta menambah nilai keindahan dari bangunan itu sendiri. Konstruksi atap memiliki beberapa persyaratan misalnya harus sesuai dengan bentuk bangunannya, memiliki sudut kemiringan tertentu supaya air hujan yang mengalir dapat cepat turun ke bawah bangunan, atau terbuat dari bahan yang kuat, tidak cepat rusak oleh cuaca panas, maupun hujan. Pada Proyek Apartement Belmont Residence, Konstruksi atap menggunakan beton yang mutunya f’c 30 MPa dan tulanga ulir mutu fy 400 MPa berdiameter 10 mm.
2.1.2.
Konstruksi Kolom Kolom merupakan struktur utama dari bangunan portal yang berfungsi untuk memikul beban vertikal , beban horizontal maupun beban momen baik yang berasal dari beban tetap maupaun beban yang bersifat sementara. Dimensi yang dirancang oleh pihak perencana
10
berbentuk persegi. Mutu beton yang digunakan pada kolom persegi adalah sebagai berikut:
f'c 40 MPa untuk lantai basement sd lt.5
f'c 35 MPa untuk lt.6 sd lt.14
f'c 30 MPa untuk lt.15 sd lt.Atap
Untuk lebih detailnya akan penulis rincikan pembesian untuk kolom yang digunakan dalam pembangunan Apartement Belmont Residence. Tabel 2.1 Tipe Kolom dan Pembesian
Tulangan Dimensi Tipe Kolom
Pokok
Sengkang
Kolom (mm) (mm) K12A
150 x 200
4D13
D10 – 100 / 150
K24
200 x 400
6D16
D10 – 100 / 150
K40
400 x 400
12D16
D10 – 100 / 150
K45
400 x 500
12D16
D10 – 100 / 150
450 x 500
12D16
D10 – 100 / 150
K50
500 x 500
16D16
D10 – 100 / 150
K46
400 x 600
14D16
D10 – 100 / 150
K48
400 x 800
18D19
D10 – 100 / 150
K45A (KOMPOSIT)
11
2.1.3.
Konstruksi Balok Balok adalah suatu struktur dari bangunan yang berfungsi untuk menahan gaya-gaya horizontal dan untuk menyalurkan beban pada plat dan berat balok itu sendiri ke kolom. Fungsi utama balok adalah membentuk bidang kaku horisontal. Bidang ini memperkokoh dan bergabung dengan struktur bangunan vertikal sehingga memungkinkan bangunan untuk bertindak terhadap gaya-gaya sebagai suatu unit tertutup.Balok yang digunakan dari beton bertulang dengan mutu beton f'c 35 MPa untuk lantai basement-lantai 15 dan untuk lantai 16 ke atas f'c 30 Mpa .Untuk lebih detailnya akan penulis rincikan pembesian untuk balok yang digunakan dalam pembangunan Apartement Belmont Residence : Tabel 2.2 Tipe Balok dan Dimensi NAMA
DIMENSI
BALOK
NAMA
DIMENSI
BALOK
B13A
150 X 300
B36B
300 x 650
B14
100 x 400
B36C
350 x 650
B17
100 x 700
B38A
350 x 800
B17A
150 x 700
B44A
400 x 450
B23
200 x 300
B45
400 x 500
B24
200 x 400
B46
400 x 600
B24L
200 x 400 (LIFT)
B48A
400 x 820
12
NAMA
DIMENSI
BALOK
2.1.4.
NAMA
DIMENSI
BALOK
B25A
250 x 500
B47B
400 x 750
B26B
200 x 650
B57B
500 x 750
B26C
200 x 650
B56
500 x 600
B28A
200 x 820
B66
600 x 600
B34
300 x 400
B86
800 x 600
B35A
350 x 500
B310
300 x 1000
B35
300 x 500
B410
400 x 1000
B36
300 x 600
Konstruksi Pelat Pelat adalah elemen bidang tipis yang menahan beban transversal melalui aksi lentur masing-masing tumpuan. Pelat lantai direncanakan untuk dapat menahan beban mati dan beban hidup yang bekerja pada pelat lantai tersebut. Pelat yang digunakan pada proyek pembngunan Apartement Belmont Residence adalah pelat beton konvensional denganmenggunakan mutu beton sebagai berikut:
Fc’ 35 MPa untuk lt.1 sd lt.14
Fc’ 30 MPa untuk lt.15 sd lt.Atap
13
Jenis tulangan yang dipakai adalah BJTD 40 diameter 10 mm dan 13 mm Tipe pelat lantai yang digunakan pada proyek pembangunan Apartement Belmont Residences sebagai berikut: Tabel 2.3 Tipe Pelat Lantai
2.1.5.
NAMA PLAT
TEBAL PLAT (mm)
S12
120
S15A
150
S20A
200
S20B
200
S15B
150
S25A
250
S25B
250
Konstruksi Tangga Tangga dirancang selain untuk sarana mempermudah hubungan antara lantai satu dengan lantai yang lainya adalah untuk keadaan darurat jika terjadi hal-hal yang diluar dugaan seperti kebakaran dan gempa. Tangga pada proyek Apartement Belmont Residence menggunakan bordes untuk menghemat area yang digunakan serta supaya pemakai fasilitas tangga tidak terlalu lelah untuk menaiki tangga. Tangga yang direncanakan mempunyai tebal pelat sebesar 150 mm, tinggi optrade 18
14
cm, lebar antrede 30 cm dan memakai tulangan D13- 150 untuk tulangan utama dan D10 – 200 untuk tulangan pembagi. Menggunakan mutu beton f'c 40 Mpa, f'c 35 MPa dan f'c 30 MPa. 2.1.6.
Konstruksi Pondasi Pondasi adalah struktur pendukung bangunan terbawah yang berfungsi meneruskan beban vertikal dan horizontal dari struktur bagian atas bangunan ke dalam tanah. Dalam proyek pembangunan Apartement Belmont Residence pondasi yang digunakan adalah pondasi bored pile Ø 1000 mm dan soldier pile Ø 600 dengan panjang netto tiang 23 m (elevasi ujung Pile Toe pada -28,050 m). Dengan menggunakan mutu beton f'c 25 MPa dan nilai slump 18. Total jumlah titik koordinat pondasi bored pile adalah 137 titik. Pile cap merupakan bagian substruktur yang berfungsi untuk meratakan beban dari kolom ke pondasi tiang yang berada dibawahnya. Dalam proyek pembangunan Apartement Belmont Residence, pile cap yang digunakan adalah dengan mutu beton fc’ 35 MPa. Tabel 2.4 Tipe Pile Cap Tipe
Jumlah
Jumlah
Bentuk
Pile Cap
Pile Cap
Tiang
Pile cap
1
P1
13
1
13
Persegi
2
P1 - A
42
1
42
Persegi
3
P2
7
2
14
Persegi panjang
No.
Pile
15
Tipe
Jumlah
No.
2.1.7.
Jumlah
Bentuk
Tiang
Pile cap
Pile Pile Cap
Pile Cap
4
P2 -A
1
2
2
Persegi panjang
5
P3
2
3
6
Persegi panjang
6
P4
3
4
12
Persegi panjang
7
P6 - A
1
6
6
Persegi panjang
8
P8
1
8
8
Persegi panjang
9
P8 - A
1
8
8
Persegi panjang
10
P - 24
1
24
24
Persegi panjang
Core Wall Core wall adalah elemen struktur inti bangunan yang terdiri dari dinding pemikul dari dasar bangunan sampai puncak bangunan. Core wall dibuat sebagai konstruksi dinding yang nantinya digunakan sebagai ruang lift. Mutu beton untuk Core wall adalah f’c 40MPa, f’c 35 MPa dan f’c 30 MPa.
2.1.8.
Shear Wall Shear Wall adalah elemen struktur bangunan berbentuk dinding menerus dari dasar bangunan sampai puncak bangunan yang berfungsi sebagai pengaku bangunan terhadap gaya lateral, yaitu gaya angin dan gaya gempa.
16
2.1.9.
Konstruksi Podium Konstruksi podium adalah bagian bangunan yang dirancang untuk parkir mobil dan di mana ada sejumlah basement dibawahnya. Podium pada proyek pembangunan Apartement Belmont Residence terdapat pada lantai Ground. Podium termasuk dalam konstruksi beton bertulang konvensional.
2.1.10. GWT (Ground Water Tank) Ground Water Tank (GWT) Merupakan suatu konstruksi bawah tanah yang berfungsi sebagai tangki penyimpanan air sementara yang akan dipompakan ke penampungan di atas, untuk dapat didistribusikan pada setiap unit plumbing yang ada. GWT pada proyek ini terletak di basement Apartement Belmont Residence dengan kedalaman 4 m. Mutu beton yang digunakan dalam pembuatan GWT adalah mutu beton f'c 35 MPa dan besi D19. 2.1.11. STP (Sewage Treatment Plant) Sewage Treatment Plant (STP) Merupakan suatu unit pengelolaan Limbah
buangan
dari
aktivitas
penggunaan
gedung.Mengingat
banyaknya jumlah toilet pada gedung ini, maka diperlukan pengelolaan limbah buangan untuk selanjutnya dibuang ke saluran air sekitar.Hal ini dimaksudkan agar limbah yang dibuang ke pembuangan sekitar gedung sudah menjadi limbah yang lebih ramah lingkungan. Mutu bahan yang digunakan dalam pembuatan STP ini adalah mutu beton f'c 35 Mpa dan mutu baja fy 400 Mpa
17
2.2.
Administrasi Proyek Administrasi proyek pembangunan gedung Apartemen Belmont Residence meliputi pelelangan, struktur organisasi proyek, rencana waktu kerja (kurva S dan Barchart), rencana harian, laporan pekerjaan, dan tenaga kerja.
2.2.1.
Pelelangan Pelelangan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk menjaring pemberi barang/jasa konstruksi dengan tujuan untuk mendapatkan barang/jasa yang terbaik dalam melakukan pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi. Pelelangan dapat dilakukan secara umum, terbatas atau penunjukan langsung. Pada proyek ini, PT Mitra Abadi Sukses Sejahtera sebagai pemilik melakukan pelelangannya secara umum. Pelelangan secara umum adalah pemilihan pemberi barang/jasa yang dilakukan terbuka, rencana kegiatan pelelangannya diumumkan secara luas melalui media massa sehingga masyarakat luas atau dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya. Pelelangan dilakukan setelah pihak pemilik (PT Mitra Abadi Sukses Sejahtera) menunjuk panitia lelang untuk membuat dokumen lelang dengan data-data teknis mencangkup RKS, gambar, tata cara penilaian terhadap penawaran dan syarat peserta lelang. Kemudian dilanjutkan dengan mengadakan pelelangan terbuka yang diikuti oleh
18
beberapa kontraktor. Setelah melakukan serangkaian proses pelelangan, didapat pelaksana/kontraktor yaitu PT. Bina Buana Semesta. 2.2.2.
Struktur Organisasi Proyek Struktur organisasi secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih yang melaksanakan suatu lingkup pekerjaan secara bersama-sama dengan kemampuan dan keahliannya masing-masing untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan adanya organisasi kerja yang baik diharapkan dapat memberikan hasil yang efisien, tepat waktu dan berkualitas tinggi. Secara umum struktur organisasi proyek ApartemenBelmont Residence dapat dilihat pada lampiran 19 halaman 100. Hubungan kerja antara owner, konsultan perencana, konsultan MK dan kontraktor pada organisasi proyek pembangunan gedung ApartemenBelmont Residence ini adalah sebagai berikut:
2.2.2.1. Hubungan antara Owner dengan Konsultan Manajemen Konstruksi Hubungan antara PT Mitra Abadi Sukses Sejahtera selaku owner dengan PT. Atelier Enam PM selaku konsultan manajemen konstruksi adalah hubungan kontrak. Pada suatu hubungan kontrak maka akan terjalin pula sebuah hubungan kerja. Tetapi pada sebuah hubungan kerja belum tentu ada hubungan kontrak.
19
Pada proyek ini untuk pengawasan di lapangan pihak owner memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada konsultan MK. Dengan kata lain, konsultan MK merupakan wakil owner di lapangan. 2.2.2.2. Hubungan antara Owner dengan Konsultan Perencana Hubungan antara PT Mitra Abadi Sukses Sejahtera selaku owner dengan PT. Stadin Strukturindo Konsultan, PT. Megantika International dan PT. Metakom Pranata selaku konsultan perencana adalah hubungan kontrak. Owner memberikan Term of Reference (TOR) kepada konsultan perencana untuk membangun sebuah gedung baru berupa Apartemen. Setelah memerima TOR, konsultan perencana kemudian membuat desain bangunan sesuai dengan TOR dan spesifikasi yang diberikan oleh owner.
Apabila
desain
telah
selesai,
konsultan
perencana
memperlihatkannya kepada owner. Jika hasilnya sesuai, maka desain sudah bisa direalisasikan. Jika belum sesuai maka desain tersebut harus direvisi. Hubungan antara owner dengan konsultan perencana tidak selesai hingga tahap itu. Pada proses perlaksanaan desain tersebut, tentu saja akan terjadi beberapa perubahan. Perubahan tersebut tentu saja harus dengan persetujuan owner yang diajukan melalui konsultan perencana. 2.2.2.3. Hubungan antara Konsultan Manajemen Konstruksi dengan Konsultan Perencana Hubungan antara PT. Atelier Enam PM selaku konsultan MK dengan PT. Stadin Strukturindo Konsultan, PT. Megantika International
20
dan PT. Metakom Pranata selaku konsultan perencana adalah hubungan kerja. Pada saat pra konstruksi, konsultan MK mengawasi dan menganalisa hasil kerja konsultan perencana agar sesuai dengan TOR dan spesifikasi teknis yang diberikan oleh owner. Hasil dari perencanaan tersebut akan dijadikan acuan dalam tender untuk memilih kontraktor utama. Pada saat pelaksanaan proyek tersebut, konsultan MK bertugas untuk mengawasi pekerjaan di lapangan yang hasilnya akan dilaporkan kepada owner dalam bentuk laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan. Laporan tersebut kemudian akan dibahas pada rapat yang dilaksanakan seminggu sekali, tepatnya setiap hari kamis. Jika pada pelaksanaannya terdapat perubahan, baik itu dari gambar desain, material, maupun struktur di lapangan, konsultan MK harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan konsultan perencana yang kemudian konsultan perencana akan mengajukan perubahan tersebut kepada owner. 2.2.2.4. Hubungan antara Konsultan Manajemen Konstruksi dengan Kontraktor Hubungan antara PT. Atelier Enam PM selaku konsultan MK dengan PT. Bina Buana Semesta selaku kontraktor utama adalah hubungan kerja/koordinasi. Konsultan MK memberikan persyaratan teknis kepada pihak kontraktor dan kontraktor memberikan realisasi
21
berupa bangunan yang sesuai dengan persyaratan teknis yang telah diberikan. Apabila pada pelaksanaan di lapangan terdapat perubahan dari apa yang telah direncanakan, kontraktor akan berkoordinasi dengan konsultan MK untuk mencari solusi tepat. Setiap pihak yang terlibat dalam proyek pembangunan gedung Apartemen Belmont Residence ini mempunyai tugas dan wewenang masing-masing, yaitu sebagai berikut: 1.
Owner (Pemilik) Owner (pemilik) merupakan badan atau perseorangan baik itu
pemerintah maupun swasta yang memberikan pekerjaan dan membayar biaya pekerjaan tersebut. Pada proyek ini PT Mitra Abadi Sukses Sejahtera selaku owner memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut: a. Memilih konsultan perencana b. Memilih kontraktor utama c. Mengeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK) kepada kontraktor d. Menandatangani semua Surat Perintah Kerja (SPK), Surat Perjanjian, dan dokumen pembayaran dengan kontraktor e. Membiayai semua pengeluaran untuk keperluan pembangunan proyek sesuai dengan tender f. Menyetujui atau menolak mengenai perubahan pekerjaan g. Menerima hasil pekerjaan dari kontraktor sesuai dengan persyaratan yang telah disepakati berdasarkan dokumen kontrak
22
2.
Konsultan Perencana Konsultan perencana merupakan pihak yang mempunyai keahlian
di bidang perencanaan. Pada proyek ini yang berlaku sebagai konsultan perencana adalah PT. Stadin Strukturindo Konsultan, PT. Megantika International dan PT. Metakom Pranata yang mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut: a. Merencanakan suatu bangunan sesuai dengan keinginan owner b. Bertanggung jawab sepenuhnya atas perencanaan yang dibuatnya c. Memberikan pertimbangan dan saran mengenai pekerjaan struktur, arsitektur, dan ME d. Membuat seluruh perhitungan proyek berdasarkan data teknis yang telah ditetapkan sebelumnya 3.
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) Konsultan MK merupakan pihak yang bertugas mengawasi
pelaksanaan pembangunan proyek dari awal hingga akhir. Pada proyek ini yang berlaku sebagai konsultan MK adalah PT. Atelier Enam PM yang diberi wewenang dan tanggung jawab berikut ini: a. Menyetujui rencana kerja kontraktor dan shop drawing b. Mengadakan pengawasan setiap hari yang meliputi pengawasan terhadap kualitas bahan, peralatan, tenaga kerja, pengawasan secara langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan di lapangan, hasil pekerjaan, dan pengawasan terhadap pengujian bahan maupun peralatan.
23
c. Melakukan evaluasi terhadap hasil pengujian yang dilakukan oleh pelaksana pekerjaan d. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan e. Berwenang untuk menghentikan sementara pekerjaan pada keadaan tertentu apabila terdapat penyimpangan-penyimpangan dari peraturan yang terdapat pada dokumen kontrak f. Menyusun dan menyerahkan laporan bulanan dan laporan akhir kepada owner 4.
Kontraktor Kontraktor merupakan pihak yang melaksanakan proyek sesuai dengaan tugas yang diberikan oleh owner. Pada proyek ini PT.Bina Buana Semesta ditunjuk sebagai kontraktor utama yang mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut: a. Membuat metode kerja b. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak c. Menyiapkan material, tenaga kerja, peralatan, dan segala sesuatu yang digunakan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan d. Bertugas untuk melaksanakan perbaikan dan perubahan gambar pelaksanaan seperti yang telah diinstruksikan oleh owner e. Bertanggung jawab sepenuhnya atas segala pekerjaan dan kesalahan dari pekerjaan yang mempunyai hubungan kerja dengannya f. Menyerahkan hasil pekerjaan kepada owner
24
5.
Sub Kontraktor Merupakan pihak yang terlibat dalam suatu proyek yang ditugaskan untuk mengerjakan item pekerjaan tertentu sesuai dengan spesialisasinya masing-masing. Sub Kontraktor ditunjuk oleh kontraktor utama atas persetujuan Owner dan memiliki ikatan kontrak dengan pihak kontraktor utama.Secara garis besar tugas dan tanggung jawab kontraktor, sebagai berikut: a) Melaksanakan pekerjaan yang telah disubkan sesuai kesepakatan dalam kontrak kerja. b) Membuat dan menjelaskan metode kerja yang akan dilakukan kepada pihak kontraktor. c) Menyediakan tenaga pelaksana, peralatan dan material yang dibutuhkan guna mendukung pelaksanaan pekerjaan dilapangan. d) Bertanggung jawab penuh kepada pihak kontraktor untuk tiap item pekerjaan yang dilakukan. e) Menerima pembayaran sesuai prestasi kerja yang dicapai.
2.2.3.
Struktur Organisasi Kontraktor Adapun Struktur Organisasi Kontraktor pada Proyek Belmont Residence Tower2 adalah sebagai berikut: terlampir dilampiran Pada proyek ini yang mempunyai kedudukan sebagai kontraktor adalah PT. Bina Buana Semesta. Adapun uraian pekerjaan tiap bagian adalah :
25
a.
Project Manager Project manager mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut: 1) Bertanggung jawab secara umum terhadap seluruh aspek perencanaan dan pelaksanaan proyek dalam hal biaya, mutu dan, waktu. 2) Menyelenggarakan rapat intern minimal satu kali dalam seminggu untuk evaluasi setiap pekerjaan proyek demi kemajuan proyek. 3) Mengawasi administrasi proyek, pembukuan dan transaksi, alat dan bahan, serta kinerja staff proyek. 4) Mengontrol time schedule proyek yang akan dilaksanakan. b.
Site Manager Site manager mempunyai tugas dan wewenangnya sebagai berikut:
1) Membuat rencana proteksi, metode kerja, dan site plan proyek 2) Membuat rencana pemakaian tenaga kerja dan alat untuk kebutuhan proyek. 3) Membuat evaluasi sistem mutu subkontraktor pada alat sewa yang digunakan. 4) Membuat surat peminjaman alat dan surat permintaan material.
26
5) Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan persyaratan waktu, mutu, dan biaya yang telah ditetapkan. 6) Mengkoordinir pendataan, penggunaan, dan realisasi pemakaian alat yang digunakan serta sertifikat kalibrasi untuk alat ukur. 7) Membuat schedule aktivitas setelah 2 minggu dan schedule koordinasi sub kontraktor, seperti schedule aktivitas pengecoran untuk direalisasi ke lapangan dalam jangka waktu seminggu. 8) Membuat laporan harian dan laporan progress serta evaluasi setiap pekerjaan. 9) Memimpin rapat koordinasi lapangan. 10)
Melakukan tahapan sukontrol subkontraktor.
11)
Dalam serah terima ikut terlibat dalam proses serah terima pekerjaan.
c.
Site Engineering Site Engineering mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:
1) Meninjau rencana metode kerja dan mengkoordinasikan dengan Project Manager terhadap keefektifan dan efesiensi pekerjaan proyek. 2) Memeriksa shop drawing. 3) Memberikan penjelasan ke lapangan.
27
4) Melakukan monitoring dan evaluasi penyelesaian waktu pelaksanaan pekerjaan proyek. 5) Memastikan semua spesifikasi teknis sudah tercantum didalam rencana inspeksi dan test. 6) Mengkoordinasikan bersama dengan owner dan konsultan apabila ditemukan perbedaan pelaksanaan di lapangan dengan shop drawing. d.
Surveyor Surveyor mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:
1) Mengikuti kegiatan pada rapat sosialisasi. 2) Melakukan plotting site plan ke lapangan untuk menentukan titik elevasi tanah asli. 3) Melaksanakan
dan
melakukan
marking
untuk
menentukan
elevasi/level, as, vertikal, dan horizontal. 4) Melaksanakan verifikasi alat ukur, mengkoordinir dan mengawasi penggunaan alat ukur. 5) Melakukan pengukuran kembali atas hasil setiap item pekerjaan. e.
Drafter Drafter mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:
1) Membuat shop drawing.
28
2) Melakukan pengecekan dan melaporkan kepada konsultan atas penyimpangan pelaksanaan terhadap gambar struktur dan arsitektur. 3) Membantu memecahkan masalah teknis di lapangan. f.
Quality Control Quality Control mempunyai tugas dan wewenang sebgai berikut :
1) Mengecek semua pekerjaan bekisting 2) Mengecek semua pekerjaan pembesian sesuai ketentuan 3) Mengecek pekerjaan pengecoran 4) Menjaga kualitas dan mutu g.
Logistik Logistik mempunyai tugas dan wewenang sebgai berikut :
1) Mengatur permintaan material ke pusat 2) Membuat laporan material mingguan dan bulanan 3) Mengatur kebutuhan material 4) Monitoring jadwal pengecoran i.
Mekanik Mekanik mempuyai tugas dan wewenang sebagai berikut : 1) Membuat schedule pemeliharaan alat 2) Melakukan pemeliharaan alat 3) Evaluasi realisasi pemeliharaan alat 4) Memastikan kondisi keamanan alat 5) Melakukan tindakan pencegahan pada setiap pemakaian alat j.
Administrasi
29
Administrasi mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut : 1) Membuat laporan surat masuk dan keluar 2) Membuat risalah rapat internal dan rapat dengan subkontraktor 3) Membuat laporan harian 4) Membuat izin pelaksanaan pekerjaan k.
General Affair
1) Building Management, Asset management 2) Pelaksanaan keamanan Satpam/Security dan ketertiban, kebersihan 3) Pengurusan kendaraan perusahaan dan fasilitas pool 4) Mengurus berbagai perijinan, dan kehumasan, operasional, dll 5) Pengurusan Tenaga Kerja Asing 6) Cleaning Service dan penanganan limbah 7) Recepsionist dan operator telepon, serta keluar masuk Tamu 8) Kantin, Laundry & Mess Perusahaan 9) Alat Tulis Kantor (ATK) 10)
Pemeliharaan kesehatan, safety dan pelaksanaan K3 bagi seluruh
karyawan 11)
Penanganan tamu Penting (Tamu VVIP, VIP, Instansi Pemerintah,
Auditor Perusahaan, Demonstrasi / Unjuk Rasa) 12)
Penanganan Listrik, Air dll
13)
Outsourcing Management / Labour Suply / Tenaga Kerja Kontrak (Bagaimana outsourcing
melakukan,
memilih
dan
membuat
kerjasama
30
l.
Supervisor
1) Memproduksi barang atau jasa (production) 2) Mempertahankan dan meningkatkan mutu hasil kerja dan mutu suasana kerja (quality) 3) Mengendalikan biaya operasional agar harga produk tetap bersaing (cost) 4) Mengembangkan cara kerja yang sederhana, mudah, sistematis, fleksibel dan adaptabel yang mampu mendukung terwujudnya hasil produksi yang bermutu tinggi, cepat dan murah (methods) 5) Mengupayakan dan mempertahankan semangat kerja yang tinggi dan suasana kerja yang harmonis (morale) 6) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan kerja anak buah (training) 7) Menekan seminimal mungkin resiko kerusakan dan kecelakaan di tempat kerja (safety) 8) Menjaga dan memelihara lingkungan hidup (environment) m.
Site Engineer Arsitek
1) Jasa ini meliputi pekerjaan pra-disain/disain arsitektural untuk bangunan dan struktur lain. 2) Jasa nasihat/pra disain mencakup kegiatan: a) Jasa bantuan, nasehat dan rekomendasi yang bertkaitan dengan masalah arsitektural dan hal lain yang terkait.
31
b) Jasa studi awal mengenai filosofi lokasi, maksud pembangunan, tinjauan iklim dan lingkungan, kebutuhan hunian (okupansi), kendala biaya, analisis pemilihan lokasi, skedul disain dan konstruksi. c) Jasa lainnya yang mempengaruhi keaslian rancangan dan konstruksi sebuah proyek. d) Jasa ini tidak perlu berkaitan dengan proyek konstruksi baru. Misalnya, ini dapat berupa nasehat yang berkaitan dengan cara untuk
melaksanakan
pemeliharaan, renovasi, jasa
restorasi
bangunan, atau penilaian kualitas bangunan atau nasehat dalam halhal arsitektural lainnya 3) Jasa disain dan administrasi kontrak meliputi: a) Jasa rancangan skema yang berupa penentuan, dengan klien, karakter utama dari proyek , penentuan maksud, kebutuhan ruang, batasan pembiayaaan dan jadwal waktu. b) Jasa penyiapan sket termasuk rencana lantai, rencana lokasi dan pandangan luar. c) Jasa pembuatan rancangan, yang memuat ilustrasi yang lebih akurat tentang konsep disain berupa rencana lokasi, bahan yang harus digunakan, struktur, sistem mekanikal dan elektrikal dan perkiraan biaya konstruksi.
32
d) Jasa disain akhir, yang memuat gambar dan spesifikasi tertulis yang cukup detail untuk submisi tender dan konstruksi, dan nasehat ahli pada klien pada saat undangan dan pengumuman tender. n.
HSE
1) Penetapan HSE Policy/Plan milik Perusahaan 2) Penyusunan HSE Manual System milik Perusahaan 3) Penyusunan standar prosedur untuk penggunaan material atau aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan 4) Audit keselamatan kerja 5) Menjadi pihak yang paling bertanggung jawab untuk menelusuri motif, asal-usul, dan segala hal yang berhubungan dengan kejadian kecelakaan kerja 6) Menggalakkan awareness tentang keselamatan kerja terhadap seluruh karyawan perusahaan 2.3.
Rencana Waktu Kerja Rencana waktu kerja merupakan jadwal/waktu dimana dimulainya suatu pekerjaan hingga selesainya pekerjaan itu. Rencana waktu kerja ini disusun berdasarkan urutan pelaksanaan pekerjaan dan merupakan pedoman yang berfungsi agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar, efisien, dan tepat waktu. Pada proyek Apartement Belmont Residence ini rencana waktu kerja yang digunakan untuk mendukung kelancaran proyek adalah kurva S.
33
2.3.1.
Kurva S Kurva S merupakan rencana kerja proyek secara keseluruhan mulai dari tahap awal pembangunan hingga selesai pembangunan. Kegunaan kurva Spada proyek konstruksi adalah sebagai acuan rencana kerja dan proses pelaksanaan pembangunan dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
2.3.2.
Rencana Harian Rencana Harian merupakan rencana yang dibuat oleh pihak pelaksana yang berisikan item-item pekerjaan yang harus dicapai selama satu hari kerja. Rencana Harian dibuat sebagai pedoman atau acuan pelaksanaan pekerjaan di hari yang bersangkutan sehingga target keseluruhan proyek dapat terrealisasi.
2.4.
LAPORAN PEKERJAAN Dalam proyek Apartemen Belmont Residence selalu dibuat laporan harian, mingguan dan bulanan untuk mengetahui sudah sejauh mana perkembangan proyek berlangsung di setiap hari, minggu dan bulan nya. Laporan ini juga digunakan untuk mengetahui apakah pelaksanaan proses pengerjaan di lapangan sudah berjalan sesuai dengan perencanaan, serta mencari solusi penyelesaian jika terjadi keterlambatan pengerjaan dilapangan dengan perencanaan. Laporan juga dapat membantu melihat sejauh mana tercapainya sasaran kinerja masing- masing bidang, sehingga dapat terlihat prestasi
34
kerja yang telah dicapai. Dengan laporan akan terlihat pekerjaan apa saja yang telah selesai dilaksanakan dan akan dilaksanakan. Isi maupun penjelasan dari masing masing laporan pekerjaan akan dijelaskan sebagai berikut : 2.4.1.
Laporan Harian Merupakan laporan mengenai seluruh pekerjaan dalam satu hari kerja meliputi pekerjaan fisik, catatan atau perintah–perintah yang diberikan oleh pengawas termasuk laporan cuaca, biasanya dibuat pada akhir jam kerja.
2.4.2.
Laporan Mingguan Berisi laporan tentang kegiatan yang dilakukan selama satu minggu meliputi catatan prestasi kerja dalam satu minggu, prestasi kerja selama satu minggu tersebut, jumlah tenaga kerja dan peralatan serta bahan yang digunakan.
2.4.3.
Laporan Bulanan Laporan bulanan dibuat dari hasil rekapan laporan mingguan dan harus dibuat setiap bulan, berisi tentang : a. catatan jenis pekerjaan selama satu bulan b. prosentase pekerjaan selama satu bulan serta kemajuan proyek yang dicapai sampai saat laporan ini dibuat c. Nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan. Laporan bulanan ini harus disahkan dahulu oleh pengawas dan ditandatangani
35
oleh pimpinan proyek sebagai bukti nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan. 2.5.
TENAGA KERJA Dalam suatu proyek pembangunan, tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang paling penting serta berperan untuk menentukan sebuah proyek akan berjalan dengan baik atau tidak. Suatu proyek yang memiliki tenaga kerja dengan keahlian serta ketelitian yang tinggilah yang bisa meningkatkan kualitas proyek tersebut.
2.5.1.
Waktu Kerja Pegawai tetap/staff Hari Senin – Jumat pkl. 08.00 s/d 17.00 WIB Di luar jam kerja tersebut dianggap lembur
2.5.2.
Jenis Tenaga Kerja Tenaga kerja yang ada dalam proyek Apartemen Belmont residence ini terdiri dari: a.
Tenaga Kerja Harian Tenaga kerja harian adalah tenaga kerja yang di system pembayarannya berdasarkan jumlah hari kerja tenaga kerja yang bersangkutan. Contoh dari tenaga kerja ini adalah tenaga kerja bagian dariK3.
36
b.
Tenaga Kerja Borongan Tenaga kerja borongan terdiri dari mandor dan anak buahnya. Mandor berkewajiban untuk mengatur anak buahnya sesuai dengan kebutuhan dan jadwal pekerjaan. Mandor ini bertanggung jawab langsung kepada kontraktor.
2.5.3
Prosedur Pembayaran Upah Pada proyek Apartemen Belmont Residence ini pembayaran upah terdiri atas: a. Pembayaran upah pegawai tetap dibayarkan setiap akhir bulan b. Pembayaran upah mandor dibayarkan setiap dua minggu melalui bagian administrasi proyek c. Pembayaran upah tenaga kerja di lapangan setiap minggunya melalui mandor
2.5.4.
Keselamatan Tenaga Kerja Untuk menjamin konstruksi dengan angka nol kecelakaan, PT. Bina Buana Semesta sebagai kontraktor utama menggunakan standar sistem managemen kualitas internasional ISO 18001-1999. PT.Bina Buana Semesta menunjukkan komitmen keselamatan kerja dalam kebijakan perusahaan. Adapun dalam pelaksanaan pekerjaan, kontrol dasar dari K3 mengacu pada beberapa standar, yaitu: a. OHSAS 18001-1999 b. Technical Specification of The Project
37
c. Safety Target of PT. Bina Buana Semesta. d. Safety Management Keselamatan kerja tersebut diwujudkan dalam bentuk penggunaan alat proteksi diri, dibuatnya rambu-rambu peringatan dan tindakan preventif lainnya yaitu sebagai berikut: a. Pekerja wajib menggunakan pelindung kaki (Safety Shoe) yang bebas dari oli, alasnya anti slip, anti karat, anti spark dan ada pelindung baja serta sepatu karet bila tempatnya mengandung bahan kimia. b. Pekerja wajib menggunakan safety helmet sebagai alat pelindung kepala yang digunakan di lokasi kerja. c. Pekerja wajib menggunakan sarung tangan karet untuk bekerja dengan bahan kimia atau alat listrik dan sarung tangan kulit/bahan untuk memegang benda panas atau dingin atau untuk penggalian. d. Pekerja wajib menggunakan pelindung mata dan atau pelindung muka digunakan untuk pekerjaan memahat, menggerinda dan mengelas. e. Pekerja wajib menggunakan pelindung pernapasan digunakan untuk bekerja di ruangan yang mengandung debu dan racun. f. Pekerja wajib menggunakan safety belt untuk pekerjaan di tingkat atas (pada ketinggian). g. Memberikan rambu pada daerah yang potensial berbahaya. h. Menyiapkan peralatan P3K dan pemadam kebakaran ditempat tepat i. Tidak meminum minuman keras dan merokok pada saat bekerja. j. Tidak menggunakan narkotika dan obat – obatan terlarang.
38
Rambu-rambu keselamatan kerja (safety sign) yang terdapat di proyek Apartemen Belmont residence sebagai berikut:
Gambar 2.1 Rambu Keselamatan Kerja Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan kerja yang mungkin terjadi dikategorikan menjadi 3 (tiga) jenis kecelakaan, yaitu: a.
Kecelakaan ringan Jika terjadi kecelakaan ringan (tersandung, terinjak paku, sakit
pusing, dll) yang masih tergolong mudah ditangani, maka yang bersangkutan melaporkan ke security atau petugas K3 untuk diberikan tindakan P3K oleh petugas K3 dengan membawa tanda pengenal untuk mempermudah pendataan. b.
Kecelakaan menengah/sedang Jika terjadi kecelakaan (terjatuh, terinjak paku hingga sobek,
tertimpa
potongan
kayu,
dll)
yang
masih
masuk
kategori
39
sedang/menengah, maka yang bersangkutan melaporkan ke security atau petugas K3 untuk diberikan tindakan P3K oleh petugas K3 dengan membawa tanda pengenal untuk mempermudah pendataan serta apabila kondisi korban harus dibawa ke rumah sakit, maka security beserta petugas K3 membawa korban ke rumah sakit rujukan dalam proyek ini yaitu Apartemen Belmont Residence untuk diambil tindakan selanjutnya.
c.
Kecelakaan berat Jika terjadi kecelakaan berat (jatuh sampai luka berat, tertimpa
potongan kayu yang mengakibatkan kepala sobek, dll) yang tergolong berat, maka korban bersama security dan petugas K3 langsung membawa korban ke rumah sakit rujukan untuk selanjutnya ditindak lanjut. Petugas K3 dan security wajib mendampingi dan membuat berita acara kejadian. Petugas K3 berhak mengambil keputusan untuk tindakan yang harus diambil dan kemudian melaporkan kepada Project Manager.
Seluruh pekerja dalam proyek Apartemen Belmont residence ini sudah didaftarkan kepada Jamsostek sehingga terdapat jaminan yang pasti apabila mungkin terjadi kecelakaan kerja di lokasi proyek
40
BAB III PELAKSANAAN PEKERJAAN DI LAPANGAN
3.1.
PROSES PEKERJAAN STRUKTUR Ada beberapa tahapan pekerjaan yang harus dilakukan hingga struktur dapat terbentuk, pekerjaanbekisting, pekerjaan pembesian, pekerjaan pengecoran dan pekerjaan perawatan beton. Mutu beton yang dipakai adalah f’c 35 MPa.
3.1.1.
Pekerjaan struktur Pelat Lantai Pekerjaan konstruksi plat lantai diawali dengan pengukuran dengan pinjaman kolom setinggi 1m. setelah pengukuran, pasang bekisting dengan metode table form lalu lakukan pengecekkan elevasi. Setelah bekisting terpasang dilakukan pekerjaan pembesian dengan urutan pemasangannya adalah tulangan bawah, beton decking, tulangan kaki ayam, dan tulangan atas. Ikat semuanya dengan menggunakan bendrat. Setelah pekerjaan pembesian selesai, lakukanlah pembersihan area plat lantai yang akan di cor dengan menggunakan compressor. Setelah selesai dibersihkan dilakukan pengecoran menggunakan bucket yang diangkat menggunakan tower crane. Permukaan plat lantai yang di cor diratakan dengan trowel. Jika beton sudah mengeras bisa dilakukan proses curing dengan menggunakan sika. Pelepasan bekisting dilakukan minimal 14 hari.
41
3.1.2.
Pekerjaan Struktur Kolom Pekerjaan
konstruksi
kolom
dimulai
dengan
menentukan
ketinggian elevasi tiap lantainya. Untuk bekisting kolom di buat sendiri disesuaikan dengan dimensi kolom-nya. Setelah tulangan selesai dirakit kemudian diangkat menggunakan Tower Crane dan disambung dengan tulangan yang sudah ada. Tulangan yang sudah ada terlebih dahulu ditopang dengan menggunakan kayu agar ketika proses penyambungan besi baru dengan besi lama tidak goyang. Panjang overlap untuk kolom adalah 40D. setelah selesai besi terpasang lalu pasang bekisting yang diangkat menggunakan Tower Crane dengan hati-hati dan perlahan. Pengecoran
untuk
kolom
menggunakan
bucket
yang
diangkat
menggunakan tower crane. Setelah lebih dari 8 jam atau 12 jam dari proses pengecoran, maka bekisting sudah dapat dibuka. 3.1.3.
Struktur Corewall Core wall merupakan inti dari struktur tower. Penulangan pada tiap lantai berbeda menurut beban yang diterimanya, makin ke atas beban semakin kecil sehingga jarak antara tulangan besi lebih renggang. Pada perencanaan struktur suatu bangunan tinggi, gaya lateral yang berupa gaya angin ataupun gaya gempa merupakan hal yang sangat penting dan dominan dalam perencanaan bangunan tersebut. Salah satu struktur yang biasa digunakan pada bangunan tinggi adalah core wall yang dapat mentransfer beban angin ataupun beban gempa melalui portal maupun lantai ke dindingnya.
42
Struktur tower pada Proyek Belmont Residences menggunakan core wall sebagai struktur penahan gempa dan juga sebagai struktur pendukung untuk lift. a.
Pembesian Tahap -tahap pembesian core wall secara ringkas, yaitu:
1. Stek-stek tulangan yang telah ditanamkan pada struktur beton dibawahnya disambungkan (saling overlap) dengan tulangan arah vertikal dinding, dimana tulangan yang dipasang harus lebih panjang dari tinggi dinding dengan tujuan untuk overlap dinding sebelah atasnya dan/atau koneksi ke tulangan pelat atau balok 2. setelah tulangan vertikal terpasang maka tulangan horizontal diikat padanya dengan kawat 3. tulangan yang dipasang relatif rapat dan dirakit dari besi tulangan ulir dengan diameter tulangan menurut gambar kerja sehingga tulangan yang telah selesai relatif kaku dan tidak memerlukan dukungan lateral untuk membantu berdiri tegak 4. tulangan dipasang dikedua sisi dinding b. Bekisting Bekisting untuk pekerjaan dinding core wall dibuat dari plywood dan rangkanya terbuat dari besi. Tahap pekerjaan fabrikasi bekisting core wall sama seperti dinding beton bertulang.
43
c. Pengecoran Pekerjaan pengecoran dilakukan dengan bantuan tower crane. Selama pengecoran juga dilakukan pemadatan beton dengan vibrator. Proses curing juga dilakukan setelah bekisting dibongkar, yaitu dengan penyiraman secara berkala. 3.1.4.
Struktur Shearwall Dinding core pada bangunan tower adalah shear wall (dinding geser) yang berfungsi sebagai penahan gaya geser yang terjadi. Gayagaya dari pembebanan mati, berat balok sendiri, pelat lantai, serta gaya lateral pada tiap lantai disalurkan ke shear wall yang terletak pada tengah bangunan. Pelaksanaan
pekerjaan
shearwalldiawali
dengan
pekerjaan
pengukuran (marking) untuk menentukan elevasi dan as shearwall serta menandai batas shearwall. Setelah itu dilakukan pemasangan pembesian shearwall, pemasangan bekisting shearwall menggunakan baja, dan dilanjutkan dengan proses checklist, setelah semua terpenuhi pengecoran dapat dilaksanakan, lalu pembongkaran bekisting dan perawatan. 3.1.5.
Struktur Tangga Tangga yang digunakan dalam proyek Belmont Residences adalah tangga konvensional dengan mutu beton 35 MPa. Pada pekerjaan ini diawali dengan pengukuran ketinggian, setelah itu pemasangan bekisting memakai papan plywood dengan menggunakan bantuan scaffolding. Pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan pembesian plat untuk tangga,
44
anak tangga dan bordes. Sebelum pengecoran, terlebih dulu dilakukan pembersihan
menggunakan
air
compressor
kemudian
dilakukan
pengecoran, perawatan dan terakhir dilakukan pembongkaran bekisting 3.1.6.
Struktur Balok Balok (Beam), merupakan elemen struktur yang berfungsi mentransmisikan beban dari pelat menuju kolom. Pada umumnya, balok dicor secara monolit dengan kolom dan pelat lantai. Bekisting dari balok sendiri akan menerima gaya vertikal dan horizontal dari berat balok itu sendiri, berat pelat, dsb. Dalam pelaksanaannya ada tiga tahapan yang harus diperhatikan yaitu stability, strength, dan serviceability. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi balok secara umum tidak jauh berbeda dengan pekerjaan pelat diawali dengan pekerjaan pengukuran (marking) untuk menentukan elevasi tiap lantai. Setelah itu dilanjutkan dengan pemasangan bekisting menggunakan papan plywood yang terdiri dari papan vertikal (tembereng) dan papan horizontal (bodemen) yang ditopang oleh scaffholding, pemasangan pembesian untuk balok induk dan balok anak, pembersihan area balok menggunakan compressor, proses checklist, setelah semua terpenuhi pengecoran dapat dilaksanakan lalu perawatan dan pembongkaran bekisting.
3.2.
Pengamatan Pekerjaan KonstruksiBalok.
3.2.1.
Peralatan
3.2.1.1. Tower Crane
45
Tower Crane adalah pengangkut barang yang dapat bergerak memutar atau berotasi untuk memindahkan material baik secara vertikal maupun horizontal. Penempatan Tower Crane harus diletakkan ssedemikian rupa keberadaannya sehingga dapat digunakan dengan baik.Letak Tower Crane harus dapat menjangkau seluruh area bangunan tersebut.Dalam pengoperasiannya, Tower Crane ini dioperasikan oleh seorang operator.Pada proyek Apartemen Belmont Residenceterdapat satu unit Tower Crane dengan panjang lengan 12 meter dan beban maksimum sebesar 2 ton.
Gambar 3.1 tower crane
3.2.1.2. Truck Mixer Truck Mixer adalah alat sebuah kendaran khusus yang dilengkapi mixer (molen) yang berfungsi sebagai pengangkut dan pencampur beton
46
(ready mix) dari batching plant ke lokasi proyek. Pada proyek Apartemen Belmont Residence ,Truck Mixer yang digunakan berasal dari PT. Adhimix selaku supplier beton ready mix sekaligus sebagai kontraktor utama proyek. Truck Mixer yang digunakan terdapat 2 (dua) macam, yaitu dengan kapasitas 7m3 dan kapasitas 9m3. Mixer ini berputar dalam 2 arah, yaitu mixer akan berputar kearah kanan jika beton masih didalam mixer yang berfungsi sebagai pengaduk beton agar menjaga boton tidak mengeras pada saat dibawa, sedangkan jika beton akan dikeluarkan ke dalam bucket atau concrete pump maka mixer akan diputar kearah kiri.
Gambar 3.2Truck Mixer 3.2.1.3. Concrete Pump Concrete Pump adalah alat yang digunakan untuk memompa beton dari lantai bawah (tempat Truck Mixer menurunkan beton siap pakai) ke zona pengecoran yang dikehendaki.
47
Gambar 3.3Concrete Pump 3.2.1.4. Concrete Bucket Concrete Bucket adalah sejenis alat yang berbentuk corong besi yang pada bagian bawahnya terdapat katup yang dapat dibuka dan ditutup.Concrete Bucket dilengkapi corong plastik (tremi) pada bagian bawah katup yang berfungsi untuk mengarahkan adukan kezona pengecoran yang dikehendaki yang biasanya berupazona pengecoran kolom dan core wall. Kapasitas concrete bucket yang digunakan di proyek Apartemen Belmont Residenceadalah ± 0,85 m3. Cara kerja Concrete Bucket adalah sebagai berikut : 1.
Concrete Bucket diletakkan dibawah corong Truck Mixer kemudian TruckMixer akan menuangkan adukan ke dalam bucket sesuai volume yang di inginkan dan biasanya hal tersebut dilakukan lebih dari satu kali bila volume zona yang akan dilakukan pengecoran lebih besar.
2.
Kemudian Concrete Pump diangkat menggunakan Tower Crane yang telah diisi adukan. Concrete Pump biasanya tidak diisi penuh
48
guna menghindari tumpahnya adukan saat pengangkatan dengan menggunakan Tower Crane. 3.
Saat sudah sampai di zona yang kan dicor, Concrete Pump tersebut diturunkan guna menaikkan satu pekerja yang akan mengatur katup (tremi).
Gambar 3.4Concrete Bucket 3.2.1.5. Vibrator Vibrator
adalah
alat
penggetar
yang
digunakan
untuk
menggetarkan beton yang sedang dicor guna mengurangi rongga udara sehingga saat beton tersebut mengeras tidak memiliki rongga udara dan tidak keropos. Dalam penggunaan vibrator, ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain 1.
Batang penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan beton secara vertikal, tetapi dalam keadaan khusus diperbolehkan miring maksimal 45o.
2.
Selama proses pengge- taran berlangsung tidak boleh digerakkan ke arah horizontal karena dapat menyebabkan segresi atau
49
pemisahan antara campuran beton dengan jangka waktu maksimal 30 detik. 3.
Penggetaran harus dilakukan ketika adukan beton dituangkan ke dalam bekisting dan harus segera dihentikan apabila sudah terlihat air semen yang mulai menggenang di permukaan beton.
4.
Batang penggetar tidak boleh mengenai tulangan, sebab getarannya akan mempengaruhi proses pengikatan yang sedang berlangsung antara beton yang sudah mulai mengering dengan tulangan tersebut.
.Gambar 3.5Vibrator 3.2.1.6. Bar Bender Bar Bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan besi yang akan digunakan sebagai tulangan yang telah dipotong menggunakan Bar Cutter. Cara kerja alat ini adalah dengan meletakkan besi yang akan dibengkokkan pada tumpuan dan dengan menginjak pedal maka besi akan membengkokkan secara otomatis sesuai dengan sudut yang ditentukan.
50
Gambar 3.6Bar Bender 3.2.1.7. Bar Cutter Bar Cutter adalah alat pemotong besi tulangan. Alat pemotong besi tersebut dapat memotong besi tulangan maksimal diameter 32 mm. Cara kerja alat ini harus dilakukan oleh dua orang pekerja. Satu pekerja bertugas memegang besi tulangan tersebut yang akan dipotong dan satu orang lagi bertugas menekan tombol untuk memotong.
Gambar 3.7Bar Cutter 3.2.1.8. Air Compressor Air Compressor adalah alat penyemprot air bertekanan tinggi yang digunakan untuk membersihkan area pengecoran dari sisa-sisa material.
51
Gambar 3.8Air Compressor 3.2.1.9. Scaffolding Scaffolding adalah rangkaian besi yang dapat dibongkar dan dipasang biasanya digunakan untuk menyangga bekisting. Pada pelaksanaan pembangunan khususnya pada tower satu scaffolding hanya digunakan sebagai tangga darurat, dan steger dalam proses finishing, karena bekisting yang digunakan tidak menggunakan scaffolding sebagai penahan bekistingnya. Bagian-bagian dari scaffoldingadalah : 1) Jack Base Jack Base adalah landasan scaffolding yang menghubungkan batang vertikal dengan dasar lantai. Fungsinya sebagai tempat dudukan main frame yang mengatur ketinggian scaffolding. 2) Main Frame Main Frame adalah rangkaian besi utama pada scaffolding.Ukuran dari main frame ini bermacam-macam mulai dari T1 70, T1 90. 3) Cross brace
52
Cross brase adalah pipa besi dengan bentuk yang menyilang, yang berfungsi untuk menyatukan seluruh main frame yang digunakan agar konstruksi dari scaffolding tersebut kokoh dan tidak goyang. 4) Joint Pin Joint pin adalah bagian dari scaffolding yang berada pada bagian atas dari main frame, joint pin berbentuk seperti pipa yang digunakan untuk menyambung main frame secara vertical. 5) U Head U Head dipasang pada bagian paling atas dari scaffolding menggunakan sistem ulir, dimana U head ini berfungsi sebagai tempat dudukan balok-balok penyangga bekisting. 6) Tangga ( Stairs ) Stairs adalah tangga besi yang digunakan untuk menghubungkan lantai satu dengan yang lainnya, tangga ini diletakkan didalam rangkaian scaffolding dengan posisi mengait kedua ujung tangga.
Gambar 3.9. Scaffolding
53
3.2.1.10. Bekisting Bekisting adalah suatu konstruksi pembantu struktur beton untuk mencetak beton agar sesuai dengan ukuran, bentuk, rupa atau letak yang direncanakan. Kualitas bekisting ikut menentukan bentuk dan rupa konstruksi beton. Dalam proyek ini, bekisting untuk elemen horizontal menggunakan sistem konvensional, sedangkan untuk elemen vertical menggunakan bekisting PERI.
Gambar : 3.10 bekisting 3.2.1.11. Alat-Alat Pengukuran Alat-alat ini merupakan perlengkapan yang dipakai oleh tim surveyor untuk melaksanakan tugas-tugas pengukuran dilapangan. Alatalat pengukuran ini terdiri dari: 1) Theodolite. 2) Water pass. 3) Statif / Tripod / kaki tiga 4) Bak ukur / rambu ukur. 5) Meteran.
54
6) Tali. 7) Spidol /cat pilox. 8) Unting – unting. 9) Alat Bantu lainnya. 3.2.1.12. Alat Bantu Alat alat dibawah ini adalah alat yang digunakan dalam beberapa pekerjaan seperti, pembuatan bekisting, pembesian dan pengecoran antara lain : 1.
Palu
2.
Bor listrik
3.
gergaji mesin
4.
gergaji manual
5.
meteran
6.
tang
7.
gunting potong
8.
meteran
9.
kapur tulis
10. ember 11. sekop 12. sendok 13. semen.
55
3.2.2.
Bahan - Bahan Bahan bangunan yang digunakan pada proyek Apartemen Belmont Residence harus memenuhi spesifikasi yang ditentukan. Hal ini dimaksudkan agar menghasilkan konstruksi yang kuat dan bermutu. Adapun bahan-bahan yang digunakan, yaitu sebagai berikut:
3.2.2.1. Beton adhimix Beton adhimix yang digunakan dengan penggunaan mutu beton sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan untuk setiap pekerjaan struktur. 3.2.2.2. Baja Tulangan Baja tulangan yang digunakan harus bersih dari segala macam kotoran yang dapat merusak mutu beton maupun baja itu sendiri. Persediaan tulangan diletakkan diatas bantalan kayu yang terletak diatas tanah untuk menghindari korosi pada tulangan akibat reaksi dengan air tanah. Mutu Baja Tulangan : a) BJTP 24 (fy = 240 MPa) kode Ø ( Plain bars/tulangan polos ). b) BJTD 40 (fy = 400 MPa) kode D” (deform bars/tulangan ulir). 3.2.2.3. Beton Decking Beton decking berfungsi sebagai penyangga agar
besi tidak
mengalami defleksi dan tebal selimut beton tetap terjaga.Berikut adalah tebal beton decking yang digunakan pada proyek Apartemen Belmont Residence adalah diameter 3 cm dan 5 cm untuk Kolom dan Balok
56
Gambar 3.11 Beton Decking 3.2.2.4. Kawat Pengikat (Bendrat) Digunakan sebagai penguat/pengikat pada rangkaian-rangkaian tulangan atau sambungan besi. Agar tidak terjadi pergeseran saat pemasangan dan pengecoran
Gambar 3.12 Kawat Pengikat 3.2.2.5. Tulangan Kaki Ayam Tulangan kaki ayam digunakan sebagai penyangga antara tulangan pelat agar tidak mengalami defleksi (lendutan). Tulangan kaki ayam terbuat dari besi ulir dengan diameter 10 mm dan dipasang diantara tulangan plat lapis atas dan lapis bawah dengan ketentuan pemasangan, minimal 4 tulangan kaki ayam dalam radius 1 m2.
57
Gambar 3.13 Tulangan Kaki Ayam 3.2.3.
Tata Cara Pelaksanaan Konstruksi Balok
3.2.3.1. Pekerjaan Pengukuran Kegiatan pengukuran adalah kegiatan tahap awal yang harus dilakukan untuk menentukan as sebuah balok yang akan dipasang. Pekerjaan pengukuran dilakukan oleh 4 orang pekerja, 1 orang menembak dengan theodolit, 1 orang memegang baak, dan 2 orang memberi tanda dengan sipatan.Peralatan yang digunakan pada proses pengukuran adalah theodolite, spidol, benang sipat, meteran, dan tinta cina. 3.2.3.2. Pembesian Balok a. Siapkan bahan-bahan dari tempat pemotongan dan pembengkokan ketempat perangkaian dan dilakukan secara manual. b. Lalu siapkan lapangan untuk tempat perangkaian tulangan balok tersebut c. Besi yang dipakai memiliki panjang 12m untuk besi tulangan utama/rebars, lalu ukur besi dengan panjang balok + 40D untuk stek
58
balok sesuai detail pembesian kemudian potong kelebihan kemudian potong dengan alat pemotong. d. Tulangan sengkang dibengkokan menggunakan pembengkok/bar bender dengan sudut kait 90o dan panjang kait 6D e. Lalu dipasang dengan jarak yang sudah ditentukan.
Gambar 3.14 Pembesian Balok 3.2.3.3. Pemasangan Bekisting balok Bekisting balok yang digunakan adalah bekisting konvensional .Pemasangan bekisting balok dilakukan setelah pekerjaan pembesian tulang selesai dilaksanakan. Berikut ini langkah-langkah pemasangan bekisting balok: a) Pengecekan penulangan pelat sesuai dengan shop drawing. b) Menyesuaikan posisi scaffolding dan plywood dengan gambar kerja yang telah dibuat terlebih dahulu sebagai acuan bekisting. Tebal plywood yang digunakan adalah 10 mm dan balok kaso yang digunakan adalah ukuran 5/7
59
c) Karena bekisting pada proyek ini adalah bongkar pasang, pabrikasi dilakukan didekat balok yang akan di cor. d) Setelah bekisting selesai di pasang cek vertikal dan horizontal balok dengan menggunakan unting-unting dan meteran.
Gambar 3.15 Pemasangan bekisting Balok 3.2.3.4. Pekerjaan Pengecoran Balok Berikut ini adalah langkah-langkah pengecoran balok: a. Bersihkan semua kotoran yang mengandung zat-zat yang dapat mengurangi kekuatan beton. bersihkan di bekisting dan besi tulangan. b. Cek semua balok meliputi jumlah sengkang, ukuran besi , lokasi penyambungan,selimut beton, penjangkaran besi sesuai dengan shop drawing. c. Pengecoran balok dilakukan dengan menggunakan concrete pump d. Proses pengecoran dilakukan oleh 10 sampai 12 orang yaitu 8 orang meratakan,2 orang mengoperasikan vibrator 1 orang mengngendalikan pipa contrete pump, dan 1 orang lagi mengentrol.
60
Gambar 3.16 Pengecoran Balok 3.2.3.5. Perawatan (Curing) 1. Setelah proses pembongkaran bekisting selesai, lalu dilakukan perawatan beton (curing) dengan menggunakan curing compound, yaitu dengan membasahi permukaan kolom menggunakan roll secara merata. 2. Tujuan dari perawatan beton ini adalah untuk menghindari kehilangan banyak zat cair pada proses pengerasan beton yang akan mempengaruhi proses pengikatan beton, penguapan air semen pada beton, dan perbedaan temperature dalam beton yang dapat mengakibatkan retak pada beton. 3. Tujuan dari perawatan beton adalah agar semen yang ada dalam beton tidak cepat menguap sehingga tidak terjadi keretakan terhadap beton setelah mengeras dan mengering, serta untuk mengendalikan susut beton. Perawatan yang dilakukan adalah dengan cara melembabkan (curing). Perawatan dilakukan 4-5 jam setelah pengecoran.
61
3.2.2.1. Pelepasan Bekisting Balok Pelepasan bekisting balok di lakukan bersamaan pelepasan bekisting plat setelah berumur 7 hari, dan langkah – langkah pelepasan bekisting balok a. Lepaskan rangkaian scaffolding b. Setelah bekisting balok dan pelat dilepaskan, dilakukan perkuatan kembali dengan menggunakan mainframe sebagai support beton. c. Bagian-bagian scaffolding yang telah dibongkar disusun dan dirapikan dan ditempatkan pada tempat yang aman untuk digunakan kembali. 3.3.
Pengendalian Mutu Untuk mendapatkan mutu beton yang baik dan sesuai yang di ingin kan harus dilakukan. Pengujian, apakah beton tersubut memnuhi syarat atau tidak. Dalam proyek ada beberapa pengujian yaitu :
3.3.1.
Slump Test Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air beton yang berhubungan dengan mutu beton. Peralatan yang digunakan adalah : 1.
Kerucut Abrams dari besi atau baja dengan ukuran : Diameter atas
: 10 cm
Diameter bawah
: 20 cm
Tinggi
: 30 cm
62
2.
Pelat logam dengan permukaan yang kokoh, rata dan kedap air.
3.
Tongkat pemadat dengan diameter 16 mm dan panjang 60 cm.
4.
Sendok cekung.
5.
Mistar ukur / meteran. Prosedur pengujian :
1.
Basahi cetakan dan pelat dasar dengan lap basah.
2.
Letakkan cetakan pada pelat dasar.
3.
Adukan beton untuk pengujian slump, diambil langsung dari truck mixer dengan menggunakan kereta dorong, kemudian diaduk kembali sebelum diletakkan pada cetakan.
4.
Masukan adukan beton ke dalam cetakan dalam tiga lapis, setiap lapis (1/3 volume) dipadatkan dengan menusuk-nusuk tongkat pemadat sebanyak 25 kali setiap lapisan.
5.
Ratakan permukaan adukan beton pada ujung kerucut.
6.
Angkat cetakan perlahan-lahan, perhatikan dalam pengangkatan, posisi cetakan harus dijaga tetap dalam keadaan vertikal.
7.
Ukurlah penurunan beton dari permukaan adukan beton tersebut terhadap tinggi kerucut abrams, penurunan diambil harga rata-rata.
8.
Hasil pengukuran inilah yang disebut nilai slump dan merupakan nilai kekentalan dari adukan beton tersebut.
9.
Adukan beton dengan hasil slump yang tidak memenuhi syarat tidak boleh digunakan.
63
Gambar 3.17 slump test 3.3.2.
Crushing test Crushing test ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton karakteristik (kuat tekan maksimum yang dapat diterima oleh beton sampai beton mengalami kehancuran). Crushing test pada proyek ini menggunakan silinder beton dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Pembuatan benda uji dilakukan di lokasi proyek, cetakan silinder diletakkan pada atas plat baja yang telah dibersihkan dan sisi dalam silinder diolesi minyak pelumas seperlunya untuk mempermudah pelepasan beton dan cetakannya. Prosedur pengujian : 1. Masukan adukan beton ke dalam cetakan dalam tiga lapis, tiap-tiap lapis (1/3 volume) dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara merata. 2. Setelah melakukan pemadatan, ketuklah sisi cetakan perlahan-lahan sampai rongga rongga bekas tusukan tertutup.
64
3. Ratakan permukaan beton dan tutup dengan bahan yang kedap air dan tahan karat. Beri kode tanggal pembuatan. 4. Diamkan selama 24 jam dan direndam dalam air (curing) selama waktu tertentu, kemudian diserahkan ke laboratorium untuk dilakukan pengetesan beton pada usia 7 hari. 5. Tes uji beton dilakukan dengan mesin uji kuat tekan.
Gambar 3.18 Benda Uji Silinder
Gambar 3.19 Proses Crushing Test
65
3.4.
PERHITUNGAN STRUKTUR BALOK Perhitungan yang diambil adalah balok lantai 5 as 7F-G (sebelah kanan pada gambar dibawah ini).
Perhitungan beban ultimate (Wu) plat lantai : Beban Mati (DL) Berat sendiri plat lantai = 0,15 x 24
= 3,6 kN/m2\
Berat spesi 3 cm (lampiran 9) = 3 x 0,21
= 0,63 kN/m2
Berat finishing lantai (lampiran 9) = 1 x 0,24
= 0,24 kN/m2
Berat plafond dan penggantung (lampiran 9)
= 0,18 kN/m2 + 4,65 kN/m2
LL = Beban hidup lantai apartemen sebesar 250 kg/m2= 2,5 kN/m2 (PPIUG 1983 lampiran 10) Wu= 1,2 DL + 1,6LL = 1,2 (4,65) + 1,6 (2,5) = 9,58 kN/m2
66
Metode perhitungan pembebanan yang digunakan adalah metode "amplop" Perhitungan pembebanan pada balok anak B24
Lx = 2,2875 m Ly = 5,675 m Beban merata ekivalen trapesium dari plat I ke balok B24 :
= 10,36 kN/m
Beban merata ekivalen trapesium dari plat II ke balok B24 :
= 10,36 kN/m
Total beban merata yang diterima balok B24 :
67
Mencari reaksi ujung dari balok B24 :
65,3306 kN
65,3306 kN Kontrol kesetimbangan gaya Vertikal :
Reaksi ujung dari balok B24 akan menjadi beban titik di balok induk B35. Perhitungan pembebanan pada balok induk B35
68
Beban merata ekivalen segitiga dari plat I ke balok B35 :
= 7,305 kN/m
Beban merata ekivalen segitiga dari plat II ke balok B35 :
= 7,305 kN/m
Beban merata ekivalen trapesium dari plat III ke balok B35 :
= 8,58 kN/m
Total beban merata yang diterima balok B35 :
69
Pembebanan akhir balok B35 : 65,3306 kN 20,205 kN/m
2,2875 m
2,2875 m
Perhitungan gaya dalam : Momen Tumpuan kiri
=
=
(berlawanan arah jarum jam) Momen Tumpuan kanan
=
(searah jarum jam) Free Body Diagram :
70
78,884 kN
78,884 kN Nilai momen lapangan di x = 2,2875 m + 78,884 . 2,2875 - 0,5 .20,205.2,28752 = +54,98 kNm
Bending Moment Diagram
Shear Force Diagram
71
Perhitungan Penulangan Tumpuan: Mutu beton = 35 MPa Diameter tulangan rencana = 16 mm Tulangan praktis rencana = 3D16 (As' = 602,9 mm2) Mutu baja tulangan Fy = 400 MPa Momen tumpuan ultimate (Mu)= 72,603 kNm d = 500 - 40 - 10 - (0,5.16) = 442 mm d'= 40 + 10 + 0,5(16) = 58 mm Momen yang dapat dipikul penampang berdasarkan bagian beton yang tertekan : (
)
Maka dihitung sebagai penampang persegi. Momen yang dapat ditahan pasangan As' dan As1 :
72
Karena M2> Mu, maka As' diabaikan dalam perhitungan, perhitungan penampang tulangan tunggal.
(
(
(
(
Maka, dipakai
√
√
)
) (
)
) (
.
)
)
73
--> Dipakai 3D16 ( As = 602,9 mm2 ).
Perhitungan Penulangan Lapangan : Mutu beton = 35 MPa Diameter tulangan rencana = 16 mm Mutu baja tulangan Fy = 400 MPa Momen lapangan (Mu) = 54,98 kNm d = 500 - 40 - 10 - (0,5.16) = 442 mm Lebar flens beton pada balok T = 6ho + bo = 6(150)+300 = 1200 mm Momen yang dapat dipikul penampang berdasarkan bagian beton yang tertekan : (
)
Maka dihitung sebagai penampang persegi. Momen yang dapat ditahan pasangan As' dan As1 :
74
Karena M2> Mu, maka As' diabaikan dalam perhitungan, perhitungan penampang tulangan tunggal.
(
(
(
(
Maka, dipakai
√
√
)
) (
)
) (
.
)
)
75
--> Dipakai 3D16 (As = 602,9 mm2) Perhitungan Penulangan Geser : Mutu beton = 35 MPa Diameter tulangan geser rencana = 10 mm Mutu baja tulangan Fy = 400 MPa Gaya Geser (Vu) = 78,884 kN Menurut SK-SNI 2002 ,nilai gaya geser dapat direduksi sejauh "d" dari muka kolom.
Sejauh d
76
d = 500 - 40 - 10 - (0,5.16) = 442 mm Vu = 78,884 - 20,205 ( 0,442 + 0,2 ) = 65,92 kN
√
√
Maka secara teoritis, tidak diperlukan tulangan geser, pakai tulangan geser praktis. Jarak
sengkang
maksimum
pada
balok
beton
bertulang
yang
berpenampang persegi menurut SNI 2002 pasal 13.5.4.1 adalah = d/2 = 442/2 = 221 mm. Gunakan D10 - 200 untuk sepanjang bentangan . Dibawah ini merupakan tabel perbandingan kebutuhan besi berdasarkan perhitungan dan yang terpasang : Tabel 2.5 Perbandingan Kebutuhan Besi Keterangan
Tulangan Lentur
Tulangan Tulangan Tulangan Lentur
Tumpuan Lapangan
Lentur
Geser
Tulangan Geser
Praktis
Tumpuan Lapangan
Perhitungan
3D16
3D16
3D16
D10-200
D10-200
Terpasang
5D16
4D16
3D16
D10-100
D10-150
Dapat dilihat bahwa jumlah besi hasil perhitungan lebih sedikit daripada jumlah besi yang terpasang dilapangan. Hal ini disebabkan oleh penyederhanaan perhitungan yang tidak mengikutsertakan gaya gempa dan pengaruh interaksi
77
struktur secara keseluruhan yang sangat berpengaruh bagi nilai gaya dalam yang ditimbulkan. Gambar akhir penulangan balok menurut perhitungan penulis :
Gambar 3.20 Gambar Penulangan Balok
78
BAB IV PENUTUP
4.1.
Kesimpulan Selama melaksanakan kegiatan Prektek Kerja Lapangan pada proyek pembangunan apartemenBelmont Residence di Jl. Lapangan Bola Meruya Ilir Jakarta Barat ,banyak pengetahuan dan pengalaman baru di bidang keteknikan yang penulis tidak dapat dari bangku perkuliahan. Semoga ilmu ini dapat bermanfaat guna menambah wawasan serta memperluas pola pikir penulis dalam bidang teknik sipil dan pada dunia kerja nantinya. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan yang penulis lakukan selama Praktek Kerja Lapangan dapat diambil kesimpulan antara lain : 1. Keberhasilan dan kelancaran suatu proses pembangunan ditentukan dengan adanya koordinasi serta manajemen proyek yang baik dan terarah 2. Pelaksanaan pekerjaan di proyek harus sesuai dengan gambar danspesifikasi teknis yang telah ditentukan 3. Pelaksanaan pekerjaan pada proyek ini sudah mengacu pada time schedule yang telah dibuat, tetapi karena cuaca yang tidak mendukung yang menyebabkan sering diundurnya pengecoran, maka terjadi keterlambatan schedule proyek .
79
4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan komponen penting dalam kelancaran suatu proyek karena sistem K3 yang baik dapat menunjang keberhasilan proyek dan semua unsur yang terlibat di dalamnya akan merasa aman. 5. Secara
umum
proses
pekerjaan
struktur
meliputi
pekerjaan
pengukuran, pekerjaan bekisting, pekerjaan pembesian, pekerjaan pengecoran, dan pekerjaan perawatan beton yang secara langsung dilaksanakan di dalam area proyek dan diawasi oleh bagian Quality control dan konsultan pengawas 6. Berdasarkan Pengamatan dan Perhitungan penulis pada Balok B35 , dibutuhkan tulangan dengan diameter 16 mm dengan jumlah 3 tulangan tarik utama dan 3 buah tulangan praktis pada daerah tumpuan dan lapangan. Hal ini dikarenakan perhitungan yang penulis lakukan tidak mengikutsertakan beban gempa dan interaksi struktur secara keseluruhan. 4.2.
Saran Adapun saran yang penulis ingin sampaikan terkait dengan pengamatan serta pengalaman penulis selama mengikuti kegiatan praktek kerja lapangan di pembangunan apartemen Belmont Residences adalah : 1. Komunikasi dan kerjasama yang baik diantara para pekerja perlu ditingkatkan lagiagar tercipta suasana kerja yang kondusif sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan lancar dan tepat waktu
80
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) perlu mendapatkan perhatian yang serius karena mengingat proyek konstruksi merupakan salah satu bidang kerja dengan resiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi.maka diperlukan adanya kontribusi di segala pihak di proyek untuk selalu memberikan pengawasan kepada setiap pekerja nya 3. Dalam pelaksanaan, proyek harus membuat percepatan schedule yang lebih efektif, sehingga keterlambatan tersebut bisa teratasi dan target proyek pun bisa tercapai. 4. Penggunaan dan pemeliharaan alat harus lebih di tingkatkan karena selain untuk menunjang kelancaran suatu proses pekerjaan.tetapi jugauntuk menjaga kualitas beton yang dihasilkan 5. Mahasiswa yang akan mengambil mata kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL) harus mempersiapkan diri baik dari segi ilmu maupun mental agar Praktik Kerja Lapangan (PKL) dapat berjalan dengan baik.
81
DAFTAR PUSTAKA
Vis, W.C & Kusuma Gideon. Dasar Perencanaan Beton Bertulang BerdasarkanSK SNI T-15-1991-03 Seri 1. Jakarta: Erlangga, 1993 Vis, W.C & Kusuma Gideon. Grafik danTabel Perhitungan Beton Bertulang Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03 Seri 4. Jakarta: Erlangga, 1993