RISET KOMUNIKASI MASSA
Kelompok 10: -
Dimas A. Liemena Sapriya P. M. Syamsul B. M. Avycena
PENDAHULUAN I. Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi massa tidak dapat dipungkiri telah banyak membantu umat manusia untuk mengatasi berbagai hambatan dalam berkomunikasi. Khalayak dapat mengetahui apa yang terjadi di seluruh dunia jauh lebih cepat, bahkan sering kali khalayak lebih dahulu mengetahui apa yang terjadi jauh di luar negeri dari pada di dalam negeri.Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak banyak (publik). II.Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah pada pembahasan ini adalah tentang “Riset Komunikasi Massa”. III. Tujuan
Untuk menambah Komunikasi Massa
wawasan
pembaca
Sebagai wadah pembelajaran bagi pembaca
mengenai
Riset
PEMBAHASAN
RISET KOMUNIKASI MASSA
Arti dari kata riset secara terminologis adalah mencari. Sedangkan pengertian operasionalnya adalah upaya mencari data yang dapat diinterpretasikan menjadi suatu informasi yang dibutuhkan.
1. RISET KHALAYAK Riset khalayak merupakan salah satu bagian dari riset komunikasi massa. Khalayak adalah masyarakat yang menggunakan media massa sebagai sumber pemenuhan kebutuhan medianya. Jadi riset khalayak (audience research) adalah upaya untuk mencari data tentang khalayak (sebagai pengguna media massa). Data yang dicari melalui riset khalayak dikelompokkan ke dalam 4 hal, yaitu: a. Audience Profile (Profil Khalayak) b.Media Exposure (Terpaan Media) c. Audience Rating (Peringkat Khalayak) d. Efek Media a) Audience Profile (Profil Khalayak) Data yang dikemukakan dalam kelompok ini mengenai profil khalayak mencakup variabel-variabel: jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pendapatan, jabatan. Dari data tersebut dapat diketahui gambaran tentang khalayak suatu media massa. Data variable dari profil khalayak ini dapat di hubungkan dengan data variable lainnya (sesuai dengan kepentingan riset), sehingga tujuan riset dapat tercapai dengan maksimal.
b) Media Exposure (Terpaan Media) Mencari data khalayak mengenai penggunaan media, baik jenis media, frekuensi penggunaan maupun durasi penggunaan (longevity). Penggunaan jenis media meliputi media audio, audiovisual, dan media cetak, serta kombinasi dari ketiga media tersebut. Frekuensi penggunaan media mengumpulkan data khalayak tentang berapa kali seseorang (khalayak) menggunakan media dalam waktu yang telah ditentukan, baik dalam harian, mingguan ataupun bulanan. Pengukuran durasi penggunaan media menghitung berapa lama khalayak bergabung dengan suatu media, atau berapa lama khalayak mengikuti suatu program (audience’s shrae on program). c) Audience Rating (Peringkat Khalayak) Hal ini dilakukan untuk mengetahui persepsi khalayak terhadap jenis media, jenis informasi, format acara serta komunikator yang menjadi favorit khalayak. Peringkat khalayak sangat baik digunakan untuk mencari informasi mengenai persepsi khalayak seperti yang tertulis di atas. d) Efek Media Bertujuan untuk mencari tahu sejauh mana media massa atau proses penyamapaian pesan dapat mempengaruhi khalayak dalam berpikir dan berperilaku, serta untuk mengetahui sejauh mana perubahaan social terjadi. Dari data khalayak tersebut, kita dapat mengetahui profil khalayak, informasi yang dibutuhkan khalayak, tehnik penyampaian pesan yang paling efektif, serta efek dan komunikasi bermedia.
Peranan Riset Khalayak Dalam Komunikasi Massa Riset khalayak memiliki dua peran dalam komunikasi massa, yakni peranan ilmiah dan peranan praktis. a) Peranan ilmiah dalam riset khalayak adalah: - Memberi ciri ilmiah pada ilmu komunikasi karena salah satu ciri keilmiahan suatu pengetahuan adalah penilitian. - Mengembangkan sistem penelitian, menginformasikan eksistensi suatu teori apakah sudah ditumbangkan teori lain atau kah diperkuat keberadaannya dan melahirkan teori-teori baru yang dapat memperkuat eksistensi komunikasi massa dalam jajaran ilmu social. b) Peranan praktis dalam riset khalayak adalah: - Memberikan informasi kepada broadcasting mengenai profil khalayak, media yang dibutuhkan oleh khayalak, dan respons khalayak setelah menerima pesan komunikasi massa - Memberikan beberapa rekomandasi kepada broadcasting berdasarakan hasil temuan yang diperoleh setelah melakukakan penelitian lapangan. Jadi, riset khalayak memiliki peranan penting terhadap komunikasi massa, baik untuk memperkuat eksistensi komunikasi dalam jajaran social maupun meningkatkan kualitas broadcasting (penyiaran televises atau radio). Mengingat riset khalayak memiliki peranan penting, riset ini harus ditingkatkan sehingga ilmu komunikasi akan semakin berkembang, dan media massa akan lebih berperan dalam proses pembangunan.
2. RISET PEMUKA PENDAPAT Istilah pemuka pendapat sebagai sebuah sumber informasi dicetuskan pertama kali oleh Lazarsfeld (1994) sebagai hasil penelitiannya yang memperkenalkan model komunikasi dua tahap.
Kepempininan pemuka pendapat adalah kemampuan mempengaruhi sikap atau perilaku seseorang secara informal sesuai dengan kehendak si pemimpin melalui hubungan social yang telah dibinanya. Pemuka pendapat adalah sumber informasi, sedangkan para pengikutnya (masyarakat) adalah penerima informasi. Kedua pihak, baik pemuka pendatapat ataupun masyarakat sama-sama memiliki peran aktif dan pasif dalam menerima ide-ide baru yang disampaikan oleh media massa. Komunikator merupakan pemuka pendapat yang memiliki peranan penting dalam penyebaran ide-ide baru. Pemuka pendapat harus melakukan pendekatan untuk menentukan apakah ide-ide baru tersebut dapat diterima atau ditolak masyarakat. Komunikator harus memiliki persyaratan sebagai pemuka pendapat, antara lain: memiliki media exposure yang tinggi, serta memiliki kemampuan teknik komunikasi yang tepat. Berdasarkan penilitian para ahli, karakteristik pemuka pendapat dapat disimpulkan sebagai berikut: - Pendidikan formalnya lebih tinggi dari pada anggota masyarkatnya - Lebih tinggi status social dan status ekonominya - Lebih inovatif dalam menerima atau mengadopsi ide baru - Lebih tinggi pengenalan medianya (media exposure) - Lebih besar kemampuan empatinya - Lebih besar partisipasi sosialnya - Lebih kosmopolit Wilbur Schramm melakukan penilitian untuk mengetahui atau menemukan para pemuka pendapat di tengah-tengah masyarakat, yaitu: a) Revore Study (New Jersey, 1940), teknik menemukan pemuka pendapat dengan cara menanyakan kepada masyarakat, kepada siapa mereka bertanya apabila mereka mempunyai kesulitan dalam suatu masalah.
b) Decatur Study, penelitian khusus dalam bidang pemasaran. Penelitian ini tidak hanya terfokus pada pemuka pendapat, tetapi juga pada: Kepentingan relatif dari pengaruh perseorangan, serta orang yang dinamakan pemimpin dalam arti sesungguhnya. Penelitian ini mengindikasikan nama seseorang yang berpengarus di masyarakat. c) Drug Study, penelitian ini lebih berhubungan dengan ilmu jiwa dan sosiologi. Contoh: seorang dokter yang memberikan resep kepada pasien, kemudian pasien sembuh setelah meminum obat tersebut. Maka pasien akan menyeberkan kepada orang lain bahwa obat yang diberikan oleh dokternya ternyata manjur. Terdapat pula tiga metode lainnya yang dapat digunakan untuk penelitian pemuka pendapat, yaitu: a) Sociometric Method Metode tentang menanyakan kepada masyarakat, kepada siapa meraka meminta atau mencari informasi atau nasihat mengenai masalah-masalah kemasyarkatan yang dihadapinya. Metodi ini merupakan alat pengukur yang paling valid untuk menentukan pemipin dalam masyarakat sesuai dengan pandangan para pengikutnya. Dalam hal ini, pemimpin adalah anggota masyarkat yang meiliki informasi terbanyak. b) Informant’s Rating Metode tentang mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada orang-orang (responden) yang dianggap sebagai key informant’s dalam masyarakat mengenai siapa yang diaanggapnya dan dianggap masyarkat umum sebagai pemimpin mereka. Dalam hal ini, kita harus memilih key informant’s yang benar -benar akrab dengan sistem masyarakat.
c) Self Designating Method Dalam metode ini, kepada siapa responden diajukan pertanyaan untuk menentukan dalam tingkata mana ia menganggap dirinya sebagai pemimpin dalam masyarakatnya. Pertanyaan khas yang dapat diajukan adalah “menurut pendapat saudara, selain pada pemuka pendapat, pada siapakah masyarakat meminta informasi atau nasihat?”. Validitas pertanyaan ini banyak bergantung pada ketepatan responden untuk mengidentifikasikan dirinya sebagai pemimpin.
DAFTAR PUSTAKA Ardianto, Drs.Elvinaro, M.Si., Komala, Dra. Lukiati, M.Si. 2005. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Bandung. Simbiosa Rekatama Media.