BAB I PENDAHULUAN LATAR LATAR BELAKANG BELAKA NG
I.1
Resusitasi jantung paru adalah serangkaian usaha penyelamatan hidup pada henti jantung. Walaupun pendekatan yang dilakukan dapat berbeda-beda, tergantung penyelamat, korban dan keadaan sekitar, tantangan mendasar tetap ada, yaitu bagaimana melakukan RJP yang lebih dini, lebih cepat dan lebih efektif. Untuk menjawabnya, pengenalan akan adanya henti jantung dan tindakan segera yang harus dilakukan menjadi prioritas dari tulisan ini.!" #enti jantung menjadi penyebab utama kematian di beberapa negara. $erjadi baik di luar rumah sakit maupun di dalam rumah sakit. %iperkirakan sekitar &'(.((( orang meninggal per tahunnya akibat henti jantung di )merika dan *anada. Perkiraan ini tidak termasuk mereka yang diperkirakan meninggal akibat henti jantung dan tidak sempat diresusitasi. Walaupun usaha untuk melakukan resusitasi tidak selalu berhasil, lebih banyak banyak nyawa yang hilang hilang akibat tidak dilakukannya dilakukannya resusitasi.!,+" ebagian besar korban henti jantung adalah orang dewasa, tetapi ribuan bayi dan anak anak juga juga mengal mengalami aminya nya setiap setiap tahun. tahun. #enti #enti jantun jantung g akan akan tetap tetap menjad menjadii penyebab utama kematian yang prematur, dan perbaikan kecil dalam usaha penyelamatannya akan menjadi ribuan nyawa yang dapat diselamatkan setiap tahun. !,+"
antua antuan n hidup hidup dasar dasar boleh boleh dilaku dilakukan kan oleh oleh orang orang awam dan juga juga orang orang yang terlatih dalam bidang kesihatan. ni bermaksud bahwa RJP boleh dilakukan dan dipelajari dokter, perawat, para medis dan juga orang awam. !,+" /enuru /enurutt )meric )merican an #eart #eart )ssoc )ssociati iation, on, rantai rantai kehidu kehidupan pan mempun mempunya yaii hubungan erat dengan tindakan resusitasi jantung paru, kerana penderita yang diberik diberikan an RJP, RJP, mempun mempunyai yai kesemp kesempatan atan yang yang amat amat besar besar untuk untuk dapat dapat hidup hidup kembali. !"
1
!.+. TUJUAN PENULISAN $ujuan $ujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui mengetahui definisi, definisi, indikasi, indikasi, dan algoritma resusitasi jantung paru. elain itu, makalah ini juga dapat memberi info inform rmasi asi yang yang lengk lengkap ap tent tentan ang g pemb pembah ahar arua uan n untu untuk k RJP RJP pada pada tahu tahun n +(!( +(!( dibandingk dibandingkan an dengan dengan pada tahun +((' berdasarkan berdasarkan American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. DEFINISI
Resusitasi Jantung Paru RJP" atau 0ardiopulmonary Resuscitation 0PR" adalah suatu tindakan darurat sebagai suatu usaha untuk mengembalikan keadaan henti nafas atau henti jantung kematian klinis" ke fungsi optimal, guna mencegah kematian biologis. *ematian klinis ditandai dengan hilangnya nadi arteri carotis dan arteri femoralis, terhentinya denyut jantung dan pembuluh darah atau pernafasan dan terjadinya penurunan atau kehilangan kesadaran. *ematian biologis dimana kerusakan otak tak dapat diperbaiki lagi, dapat terjadi dalam 1 menit setelah kematian klinis. 2leh *arena itu, berhasil atau tidaknya tindakan RJP tergantung cepatnya dilakukan tindakan dan tepatnya teknik yang dilakukan. &
II.2. INDIKASI
). #enti 3apas #enti napas primer respiratory arrest" dapat disebabkan oleh banyak hal, misalnya serangan stroke, keracunan obat, tenggelam, inhalasi asap4uap4gas, obstruksi jalan napas oleh benda asing, tesengat listrik, tersambar petir, serangan infark jantung, radang epiglotis, tercekik suffocation", trauma dan lain-lainnya1". Pada awal henti napas, jantung masih berdenyut, masih teraba nadi, pemberian 2+ ke otak dan organ 5ital lainnya masih cukup sampai beberapa menit. *alau henti napas mendapat pertolongan segera maka pasien akan teselamatkan hidupnya dan sebaliknya kalau terlambat akan berakibat henti jantung&,1". . #enti Jantung #enti jantung primer cardiac arrest " ialah ketidak sanggupan curah jantung untuk memberi kebutuhan oksigen ke otak dan organ 5ital lainnya secara mendadak dan dapat balik normal, kalau dilakukan tindakan yang tepat atau akan menyebabkan kematian atau kerusakan otak. #enti jantung terminal akibat usia lanjut atau penyakit kronis tentu tidak termasuk henti jantung &,1". ebagian besar henti jantung disebabkan oleh fibrilasi 5entrikel atau takikardi tanpa denyut 6(-7(8", kemudian disusul oleh 5entrikel asistol 3
9!(8" dan terakhir oleh disosiasi elektro-mekanik 9'8". %ua jenis henti jantung yang terakhir lebih sulit ditanggulangi karena akibat gangguan pacemaker jantung. :ibirilasi 5entrikel terjadi karena koordinasi akti5itas jantung menghilang. #enti jantung ditandai oleh denyut nadi besar tak teraba karotis femoralis, radialis" disertai kebiruan sianosis" atau pucat sekali, pernapasan berhenti atau satu-satu gasping, apnu", dilatasi pupil tak bereaksi terhadap rangsang cahaya dan pasien tidak sadar &,1". Pengiriman 2+ ke otak tergantung pada curah jantung, kadar hemoglobin #b", saturasi #b terhadap 2 + dan fungsi pernapasan. skemi melebih &-1 menit pada suhu normal akan menyebabkan kortek serebri rusak menetap, walaupun setelah itu dapat membuat jantung berdenyut kembali &,1".
II.3. FASE RJP
Resusitasi jantung paru dibagi menjadi & fase diantaranya &"; 1. :)< ; $unjangan #idup %asar asic =ife upport" yaitu prosedur pertolongan darurat mengatasi obstruksi jalan nafas, henti nafas dan henti jantung, dan bagaimana melakukan RJP secara benar. $erdiri dari ; C (circulation) : mengadakan sirkulasi buatan dengan kompresi jantung paru. A (airway) : menjaga jalan nafas tetap terbuka. (!reat"ing) : 5entilasi paru dan oksigenisasi yang adekuat. #. :)< ; $unjangan hidup lanjutan (Advance $ife %upport)& yaitu tunjangan hidup dasar ditambah dengan ; ' (drugs) : pemberian obat-obatan termasuk cairan. < <*>" ; diagnosis elektrokardiografis secepat mungkin setelah dimulai PJ=, untuk mengetahui apakah ada fibrilasi 5entrikel, asistole atau agonal ventricular complees. : (fi!rillation treatment) : tindakan untuk mengatasi fibrilasi 5entrikel. . :)< ; 4
$unjangan hidup terus-menerus (*rolonged $ife %upport). G (Gauge) : Pengukuran dan pemeriksaan untuk monitoring penderita secara terus menerus, dinilai, dicari penyebabnya
dan kemudian
mengobatinya. H (Head) : tindakan resusitasi untuk menyelamatkan otak dan sistim saraf dari kerusakan lebih lanjut akibat terjadinya henti jantung, sehingga dapat dicegah terjadinya kelainan neurologic yang permanen. # #ipotermi" ; egera dilakukan bila tidak ada perbaikan fungsi susunan saraf pusat yaitu pada suhu antara &(? @ &+?0. H (Humanization) : #arus diingat bahwa korban yang ditolong adalah
manusia yang mempunyai perasaan, karena itu semua tindakan hendaknya berdasarkan perikemanusiaan. (+ntensive care) : perawatan intensif di 0U, yaitu ; tunjangan 5entilasi ; trakheostomi, pernafasan dikontrol terus menerus, sonde lambung, pengukuran p#, p02+ bila
diperlukan, dan tunjangan
sirkulasi,
mengendalikan ,e-ang.&"
II.4. PEMBAHARUAN PADA BLS GUIDELINES 2015
$erdapat beberapa pembaharuan pada = +(!', berbanding dengan +(!(. eberapa perubahan yang telah dilakukan adalah seperti berikut; !,+,',A" !. /engenali sudden cardiac arrest 0)" dari menganalisa respon dan pernafasan. ie korban tidak bernafas" +. B=ook,listen and feelC tidak digunakan dalam algortima = &. #ands-only chest compression 0PR digalakkan pada sesiapa yang tidak terlatih 1. Urutan )0 diubah ke urutan 0), c"est compression sebelum !reat"ing. '. #ealth care pro5iders memberi chest compression yang efektif sehingga terdapat sirkulasi spontan. A. =ebih terfokus kepada kualiti 0PR. D. *urangkan penekanan untuk memeriksa nadi untuk health care pro5iders. 5
6. )lgoritma = yang lebih mudah diperkenalkan. 7. Rekomendasi untuk mempunyai pasukan yang serentak mengandali chest compression, airway management,rescue breathing, rhythm detection dan shock.
Untuk mengenali terjadinya 0) sudden cardiac arrest) adalah hal yang tidak mudah. Jika terjadi kekeliruan dan keterlambatan untuk bertindak dan memulakan 0PR, ini akan mengurangi survival rate korban tersebut. 0hest compression merupakan antara tindakan yang sangat penting dalam 0PR kerana perfusi tergantung kepada kompresi. 2leh kerana itu, chest compression merupakan tindakan yang terpenting jika terdapat korban yang mempunyai 0). Prinsip utama dalam resusitasi adalah memperkuat rantai kelangsungan hidup c"ain of survival ". *eberhasilan resusitasi membutuhkan integrasi koordinasi rantai kelangsungan hidup. Urutan rantai kelangsungan hidup pada pasien dengan henti jantung cardiac arrest " dapat berubah tergantung lokasi kejadian; apakah cardiac arrest terjadi di dalam lingkungan rumah sakit #0)" atau di luar lingkungan rumah sakit 2#0)". >ambar ! menunjukkan c"ain of survival/ pada kondisi #0) maupun 2#0)
6
Gambar 1. Rana! K"#an$%&n$an H!'&( H)A 'am *H)A
%alam melakukan resusitasi jantung-paru, )#) American Heart )ssociation" merumuskan panduan =-0PR yang saat ini digunakan secara global. >ambar + menunjukkan skema algoritma dalam tindakan resusitasi jantung-paru pada pasien dewasa.
7
Gambar 2. A#$+r!ma R"%&%!a%! Jan&n$ Par& Pa'a Pa%!"n D",a%a
8
%alam melakukan resusitasi jantung paru, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan; !. Pengenalan dan pengaktifan cepat sistem tanggapan darurat Jika melihat seorang yang tiba-tiba jatuh atau tidak responsi5e maka petugas kesehatan harus mengamankan tempat kejadian dan memeriksa respon korban. $epukan pada pundak dan teriakkan nama korban sembari melihat apakah korban tidak bernafas atau terengah-engah. =ihat apakah korban merespon dengan jawaban, erangan atau gerakan. Penolong harus memanggil bantuan terdekat setelah korban tidak menunjukkan reaksi. )kan lebih baik bila penolong juga memeriksa pernapasan dan denyut nadi korban seiring pemeriksaan respon pasien agar tidak menunda waktu dilakukannya RJP..
+. Resusitasi Jantung Paru dini =akukan kompresi dada sebanyak &( kompresi sekitar !6 detik". *riteria penting untuk mendapatkan kompresi yang berkualitas adalah; •
*ompresi dada diberikan dengan kecepatan minimal !(( kali per menit dan maksimal !+( kali per menit. Pada kecepatan lebih dari !+( kali 4 menit, kedalaman kompresi akan berkurang seiring semakin cepatnya inter5al kompresi dada.
•
*ompresi dada dilakukan dengan kedalaman minimal + inci ' cm" dan kedalaman maksimal +,1 inci A cm". Pembatasan kedalaman kompresi maksimal diperuntukkan mengurangi potensi cedera akibat kedalaman kompresi yang berlebihan. Pada pasien bayi minimal sepertiga dari diameter anterior-posterior dada atau sekitar ! E inchi 1 cm" dan untuk anak sekitar + inchi ' cm". Pada pasien anak dalam masa pubertas remaja", kedalam kompresi dilakukan seperti pada pasien dewasa.
•
=okasi kompresi berada pada tengah dada korban setengah bawah sternum". Petugas berlutut jika korban terbaring di bawah, atau berdiri disamping korban jika korban berada di tempat tidur. $abel ! mencantumkan beberapa hal yang perlu diperhatikan selama melakukan kompresi dada dan pemberian 5entilasi;
9
Tab"# 1. An-&ran 'an Laran$an BLS &n& )PR B"r&a#!a% T!n$$! (a'a Pa%!"n D",a%a
•
/enunggu recoil dada yang sempurna dalam sela kompresi. elama melakukan siklus kompresi dada, penolong harus membolejFhkan rekoil dada penuh dinding dada setelah setiap kompresiG dan untuk melakukan hal tersebut penolong tidak boleh bertumpu di atas dada pasien setelah
•
setiap kompresi. /eminimalisir interupsi dalam sela kompresi. Penolong harus berupaya meminimalkan
•
frekuensi
dan
durasi
gangguan
dalam
kompresi
untuk
mengoptimalkan jumlah kompresi yang dilakukan per menit. *orban dengan tidak ada4tidak dicurgai cedera tulang belakang maka bebaskan jalan nafas melalui head tilt H chin lift. 3amun jika korban dicurigai cedera tulang
•
belakang maka bebaskan jalan nafas melalui jaw thrust. /enghindari 5entilasi berlebihan. erikan 5entilasi sebanyak + kali. Pemberian 5entilasi dengan jarak ! detik diantara 5entilasi. Perhatikan kenaikan dada korban
•
untuk memastikan 5olume tidal yang masuk adekuat. etelah terpasang saluran napas lanjutan misalnya pipa endotrakeal, 0ombitube, atau saluran udar masker laring", penolong perlu memberikan ! napas buatan setiap A detik !( napas buatan per menit" untuk pasien dewasa, anak-anak, dan
•
bayi sambil tetap melakukan kompresi dada berkelanjutan Jika ada + orang maka sebaiknya pemberi kompresi dada bergantian setiap + menit.
Jika pasien mempunyai denyut nadi namun membutuhkan pernapasan bantuan, 5entilasi dilakukan dengan kecepatan '-A detik4nafas atau sekitar !(-!+
10
nafas4menit dan memeriksa denyut nadi kembali setiap + menit. Untuk satu siklus perbandingan kompresi dan 5entilasi adalah &( ; +. RJP terus dilakukan hingga alat defibrilasi otomatis datang, pasien bangun, atau petugas ahli datang. ila harus terjadi interupsi, petugas kesehatan sebaiknya tidak memakan lebih dari !( detik, kecuali untuk pemasangan alat defirbilasi otomatis atau pemasangan ad5ance airway.
&. )lat defibrilasi otomatis )<% digunakan sesegera mungkin setelah )<% tersedia. ila )<% belum tiba, lakukan kompresi dada dan 5entilasi dengan rasio &( ; +. %efibrilasi 4 shock diberikan bila ada indikasi 4 instruksi setelah pemasangan )<%. Pergunakan program4panduan yang telah ada, kenali apakah ritme tersebut dapat diterapi shock atau tidak, jika iya lakukan terapi shock sebanyak ! kali dan lanjutkan RJP selama + menit dan periksa ritme kembali. 3amun jika ritme tidak dapat diterapi shock lanjutkan RJP selama + menit dan periksa kembali ritme. =akukan terus langkah tersebut hingga petugas )0= Advanced Cardiac $ife %upport " datang, atau korban mulai bergerak.
1. Perbandingan *omponen RJP %ewasa, )nak-anak, dan ayi Pada pasien anak dan bayi, pada prinsipnya RJP dilakukan sama seperti pada pasien dewasa dengan beberapa perbedaan. eberapa perbedaan ini seperti yang tercantum pada tabel +.
11
Tab"# 2. P"rb"'aan K+m(+n"n RJP Pa'a D",a%a/ Ana/ 'an Ba!
Pada pasien pediatri, algoritma RJP bergantung apakah ada satu orang penolong atau dua atau lebih" orang penolong gambar & dan 1". ila ada satu orang penolong, rasio kompresi dada dan 5entilasi seperti pasien dewasa yaitu &( ; +G tetapi bila ada dua orang penolong maka rasio kompresi dada dan 5entilasi 12
menjadi !' ; +. Jika anak4bayi mempunyai denyut nadi namun membutuhkan pernapasan bantuan, 5entilasi dilakukan dengan kecepatan &-' detik4nafas atau sekitar !+-+( nafas4menit dan memeriksa denyut nadi kembali setiap + menit. Untuk satu siklus perbandingan kompresi dan 5entilasi adalah &( ; + untuk satu orang penolong dan !' ; + untuk dua orang atau lebih penolong.
Gambar 3. A#$+r!ma R"%&%!a%! Jan&n$ Par& Pa'a Pa%!"n P"'!ar! D"n$an Sa& *ran$ P"n+#+n$ 13
Gambar 4. A#$+r!ma R"%&%!a%! Jan&n$ Par& Pa'a Pa%!"n P"'!ar! D"n$an D&a *ran$ P"n+#+n$
14
P+%!%! mana(
=ebih dikenal dengan reco5ery posisition, dipergunakan pada korban tidak responsi5e yang memiliki pernafasan dan sirkulasi yang baik. $idak ada posisi baku yang menjadi standar, namun posisi yang stabil dan hamper lateral menjadi prinsip ditambah menaruh tangan yang berada lebih bawah ke kepala sembari mengarahkan kepala menuju tangan dan menekuk kedua kaki menunjukan banyak manfaat.
11.5BANTUAN HIDUP LANJUT $erdiri atas antuan hidup dasar ditambah langkah-langkah; % %rugs"; Pemberian obat-obatan. 2bat-obat tersebut dibagi menjadi + golongan; !. Penting; a. adrenalin ; /ekanisme kerja merangsang reseptor alfa dan beta, dosis
yang diberikan (,' H ! mg i5 diulang setelh ' menit sesuai kebutuhan dan yang perlu diperhatikan dapat meningkatkan pemakaian 2 + myocard, takiaritmi, fibrilasi 5entrikel1". b. 3atrium icarbonat; Penting untuk melawan metabolik asidosis, diberikan i5 dengan dosis awal ; ! m
5entrikel selama diastole. Pada dosis terapeutik biasa, tidak ada perubahan bermakna dari kontraktilitas miokard, tekanan arteri sistemik, atau periode refrakter absolut. 2bat ini terutama efektif menekan iritabilitas sehingga mencegah kembalinya fibrilasi 5entrikel setelah defibrilasi yang berhasil, juga efektif mengontrol denyut 5entrikel prematur yang mutlti fokal dan episode takhikardi 5entrikel. %osis '(-!(( mg diberikan i5 sebagai bolus, pelan-pelan dan bisa diulang bila perlu. %apat dilanjutkan dengan infus kontinu !-& mg.menit, biasanya tidak lebih dari 1 mg.menit, berupa lidocaine '(( ml deKtrose ' 8 larutan ! mg4ml" &". e. erguna; f. soproterenol; /erupakan obat pilihan untuk pengobatan segera bradikardi hebat karena complete heart block". a diberikan dalam infus dengan jumlah + sampai +( mg4menit !-!( ml larutan dari ! mg dalam '(( ml dectrose ' 8", dan diatur untuk meninggikan denyut jantung sampai kira-kira A( kali4menit. Juga berguna untuk sinus bradikardi berat yang tidak berhasil diatasi dengan )tropine&". g. Propanolol; uatu beta adrenergic blocker yang efek anti aritmianya terbukti berguna untuk kasus-kasus takhikardi 5entrikel yang berulang atau fibrilasi 5entrikel berulang dimana ritme jantung tidak dapat diatasi dengan =idocaine. %osis umumnya adalah ! mg i5, dapat diulang sampai total & mg, dengan pengawasan yang ketat &". h. *ortikosteroid; ekarang lebih disukai kortikosteroid sintetis ' mg4kg methyl prednisolon sodium succinate atau ! mg4kg deKamethasone fosfat" untuk pengobatan syok kardiogenik atau shock lung akibat henti jantung. ila ada kecurigaan e dema otak setelah henti jantung, A(-!(( mg methyl prednisolon sodium succinate tiap A jam akan menguntungkan. ila ada komplikasi paru seperti pneumonia post aspirasi, maka digunakan deKamethason fosfat 1-6 mg tiap A jam&". < <*>"; %iagnosis elektrokardigrafis untuk mengetahui adanya fibrilasi 5entrikel dan monitoring. :; :ibrilation $reatment"
16
>ambaran <*> pada Lentrikel :ibrilasi ini menunjukan gelombang listrik tidak teratur baik amplitudo maupun frekuensinya.
$erapi definitifnya adalah syok electric %0-hock" dan belum ada satu obatpun yang dapat menghilangkan fibrilasi.
17
$indakan defibrilasi untuk mengatasi fibrilasi 5entrikel.
G (Gauge) : $indakan selanjutnya adalah melakukan monitoring terusmenerus terutama system pernapasan, kardio5askuler dan system saraf. H (Head) : tindakan resusitasi untuk menyelamatkan otak dan sistim saraf dari kerusakan lebih lanjut, sehingga dapat dicegah terjadinya kelainan neurologic yang permanen. # #ipotermi" ; egera dilakukan bila tidak ada perbaikan fungsi susunan saraf pusat yaitu pada suhu antara &(? @ &+?0. H (Humanization) : #arus diingat bahwa korban yang ditolong adalah
manusia yang mempunyai perasaan, karena itu semua tindakan hendaknya berdasarkan perikemanusiaan. (+ntensive care) : perawatan intensif di 0U, yaitu ; tunjangan 5entilasi ; trakheostomi, pernafasan dikontrol terus menerus, sonde lambung, pengukuran p#, p02+ bila diperlukan, dan tunjangan
sirkulasi,
mengendalikan ,e-ang.
*eputusan untuk mengakhiri resusitasi *eputusan untuk memulai dan mengakhiri usaha resusitasi adalah masalah medis, tergantung pada pertimbangan penafsiran status serebral dan kardio5askuler penderita. *riteria terbaik adanya sirkulasi serebral dan adekuat adalah reaksi pupil, tingkat kesadaran, gerakan dan pernafasan spontan dan refleks. *eadaan tidak sadar yang dalam tanpa pernafasan spontan dan pupil tetap dilatasi !'-&( menit, biasanya menandakan kematian serebral dan usaha-usaha resusitasi selanjutnya biasanya sia-sia. *ematian jantung
sangat
memungkinkan
terjadi
bila
tidak
ada
akti5itas
elektrokardiografi 5entrikuler secara berturut-turut selama !( menit atau lebih sesudah RJP yang tepat termasuk terapi obat &".
18
BAB III KESIMPULAN
Resusitasi Jantung Paru RJP" atau 0ardiopulmonary Resuscitation 0PR" adalah suatu tindakan darurat sebagai suatu usaha untuk mengembalikan keadaan henti nafas atau henti jantung kematian klinis" ke fungsi optimal, guna mencegah kematian biologis Peran RJP ini sangatlah besar, seperti pada orang-orang yang mengalami henti jantung tiba-tiba. #enti jantung menjadi penyebab utama kematian di beberapa negara. $erjadi baik di luar rumah sakit maupun di dalam rumah sakit. %iperkirakan sekitar &'(.((( orang meninggal per tahunnya akibat henti jantung di )merika dan *anada. Perkiraan ini tidak termasuk mereka yang diperkirakan meninggal akibat henti jantung dan tidak sempat diresusitasi. Walaupun usaha untuk melakukan resusitasi tidak selalu berhasil, lebih banyak nyawa yang hilang akibat tidak dilakukannya resusitasi. antuan hidup dasar boleh dilakukan oleh orang awam
dan juga orang yang terlatih dalam bidang kesihatan. ni bermaksud bahwa RJP boleh dilakukan dan dipelajari dokter, perawat, para medis dan juga orang awam. 2leh karena itu sangatlah penting untuk mengetahui dan memahami serta mampu melaksanakan bantuan hidup dasar ini. Pedoman pelaksanaan RJP yang dipakai adalah pedoman yang dikeluarkan oleh )merikan #eart )ssosiation. )merikan #eart )ssosiation mere5isi pedoman RJP setiap lima tahun, dengan re5isi terbaru pada tahun +(!'. )#) mere5isi dari )--0 ke 0-)-, dan memberikan + algoritma bantuan hidup dasar yakni simple algoritma untuk masyarakat awam dalam bentuk sederhana agar mudah dipahami dan algoritma khusus untuk petugas kesehatan.
19
20
DAFTAR PUSTAKA
!. John /. :ield, *art 1: Eecutive %ummary: #01 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care. +. ayre /R. et al. Hig"lig"ts of t"e #010 American Heart Association Guidelines for C*R and ECC . D+D+ >reen5ille )5enue. %allas, $eKas D'+&!-1'7A.. 7(-!(1&. &. )lkatiri J. Resusitasi 2ardio *ulmoner dalam udoyo W. uku )jar lmu Penyakit %alam. Jilid .
21