RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ke 1 ) Nama Sekolah
: SMK TERPADU BHAKTI INDONESIA
Mata Pelajaran
: Dasar-dasar Farmakologi
Kelas/Semester
: X / satu
Standar Kompetensi
: Menerangkan pengertian, sejarah, ruang lingkup dan istilah medis yang berkaitan dengan dasar-dasar farmakologi
Kompetensi Dasar
: Mengemukakan sejarah, ruang lingkup dan istilah medis yang berkaitan dengan dasar-dasar farmakologi
Alokasi Waktu
: 3 x 2 Jp
I. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat : 1. Memahami tentang perkembangan sejarah obat,definisi dan pengertian obat 2. Memahami dan menjelaskan tentang Farmakope dan nama obat 3. Mengidentifikasi dan menjelaskan macam-macam sediaan umum serta cara-cara pemberian obat II. Materi Ajar : 1. 2. 3. 4. 5.
Perkembangan sejarah obat Definisi dan pengertian Farmakope dan nama obat Macam-macam sediaan umum Cara-cara pemberian obat.
III. Metode Pembelajaran :
1. Pendekatan : Saintifik 2. Model : Discovery Learning 3. Metode : Diskusi, Penugasan, Presentasi, sharing. IV. Langkah- langkah Pembelajaran : A. Pertemuan 1 Materi : 1.
Perkembangan sejarah obat
2.
Definisi dan pengertian Pendahuluan : 1. Memberikan salam 2. Memimpin do’a 3. Memeriksa kehadiran siswa,kebersihan dan kerapihan kelas 4. Memberikan motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran 5. Melakukan Apersepsi ( pengetahuan prasarat ) : 5.1 Secara umum memberikan diskripsi tentang perkembangan sejarah obat 5.2 Memahami tentang definisi dan pengertian obat Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru : Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang perkembangan sejarah obat Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang definisi-definisi dan pengertian obat Tanya jawab antara guru-siswa,dan antar siswa tentang definisi-definisi dan pengertian obat Guru menunjuk salah satu siswa untuk memjelaskan definisi dari materi dasardasar farmakologi.
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,guru : Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,diskusi,dan lain- lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, Memberi kesempatan untuk berfikir,menganalisa,menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut, Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif, Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan siswa diminta memberikan contoh dalam masyarakat dan upaya pemecahan masalah, Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi,guru : Guru bertanya jawab tentang hal- hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,memberikan penguatan dan penyimpulan Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup,guru : Membuat kesimpulan bersama- sama dari hasil tanya jawab dan kajian pustaka Menyampaikan topik materi yang akan datang Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdo’a bersama.
B. Pertemuan 2 Materi : 1. Farmakope dan nama obat 2. Macam-macam sediaan umum Pendahuluan : 1. Memberikan salam
2. Memimpin do’a 3. Memeriksa kehadiran siswa,kebersihan dan kerapihan kelas 4. Memberikan motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran 5. Melakukan Apersepsi ( pengetahuan prasarat ) : 5.1Secara umum memberikan gambaran dan pengetahuan tentang Farmakope dan nama obat 5.2Mengenal macam-macam sediaan umum dan penggolongan obat. Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru : Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang isi dari Farmakope dan nama obat Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang macam-macam sediaan umum obat Tanya jawab antara guru-siswa,dan antar siswa mengenai kandungan dari Farmakope dan nama obat Tanya jawab antara guru-siswa,dan antar siswa mengenai macam-macam sediaan umum obat Guru menunjuk salah satu siswa untuk memberikan contoh pemahaman tentang isi Farmakope dan macam-macam sediaan umum obat
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,guru : Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,diskusi,dan lain- lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, Memberi kesempatan untuk berfikir,menganalisa,menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut, Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif, Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan siswa diminta memberikan contoh dalam masyarakat dan upaya pemecahan masalah, Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi,guru : Guru bertanya jawab tentang hal- hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup,guru :
Membuat kesimpulan bersama- sama dari hasil tanya jawab dan kajian pustaka Menyampaikan topik materi yang akan datang Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdo’a bersama. C. Pertemuan 3 Materi : 1. Cara-cara pemberian obat. Pendahuluan : 1. Memberikan salam 2. Memimpin do’a 3. Memeriksa kehadiran siswa,kebersihan dan kerapihan kelas 4. Memberikan motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran 5. Melakukan Apersepsi ( pengetahuan prasarat ) : 5.1 secara umum menjelaskan tentang cara pemberian obat untuk mendapatkan efek
terapiutic
Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru : Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang cara pemberian obat Tanya jawab antara guru-siswa,dan antar siswa mengenai cara pemberian obat untuk mendapatkan efek yang diinginkan Guru menunjuk salah satu siswa untuk memberikan contoh tentang pemberian obat baik secara efek sistematis maupun efek lokal.
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,guru : Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,diskusi,dan lain- lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, Memberi kesempatan untuk berfikir,menganalisa,menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut, Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif, Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan siswa diminta memberikan contoh dalam masyarakat dan upaya pemecahan masalah, Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi,guru : Guru bertanya jawab tentang hal- hal yang belum diketahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,memberikan penguatan dan penyimpulan Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup,guru : Membuat kesimpulan bersama- sama dari hasil tanya jawab dan kajian pustaka Melakukan test/pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang sudah disampaikan Memberikan tugas individual agar siswa mampu memahami dan menjelaskan tentang definisi,pengertian,farmakope dan macam-macam sediaan umum serta cara pemberian Menyampaikan topik materi yang akan datang Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdo’a bersama.
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar : Modul bahan ajar,bahan ajar yang relevan ( Internet ),LCD VI. Penilaian : A. Tes tertulis B. Tugas
Mengetahui,
Pati,05 Januari 2015
Kepala SMK TERPADU BHAKTI INDONESIA
Guru mata pelajaran
Suntoro,S.Pd.,M.M.
Luwih Utomo
VII. Materi pembelajaran
FARMAKOLOGI UMUM DASAR-DASAR UMUM 1. Perkembangan sejarah obat Yang dimaksud dengan obat adalah semua Zat baik kimiawi,hewani maupun nabati yang dalam dosis layak dapat menyembuhkan,meringankan atau mencegah penyakit atau gejala-gejalanya. Obat yang pertama kali digunakan adalah obat yang berasal dari tanaman yang dikenal dengan obat tradisional yang disebut jamu di Indonesia. Obat-obat nabati ini digunakan sebagai rebusan atau ekstrak dengan aktifitas yang seringkali berbeda beda tergantung dari asal tanaman dan cara pembuatannya. Hal ini dianggap kurang memuaskan,maka lambat laun ahli-ahli kimia mulai mencoba mengisolasi zat-zat aktif yang terkandung dalam tanaman sehingga menghasilkan serangkaian zat-zat kimia sebagai obat,misalnya :
Efedrin dari tanaman Ephedra Vulgaris
Atropin dari tanaman Atropa Belladonna
Morfin dari tanaman Papaver somniferum
Digoksin dari tanaman Digitalis lanata
Reserpin dari tanaman Vinca Serpentina
Pada permulaan abab XX,mulailah dibuat sintetis. Pendobrakan sejati baru tercapai dengan penemuan dan penggunaan obat-obat kemoterapeutika Sulfonamid ( 1935 ) dan Penisillin ( 1940 ). Sejak tahun 1945,ilmu-ilmu kimia,fisika dan kedokteran berkembang dengan pesat dan hal ini menguntungkan bagi penyelidikan yang sistematis dari obat-obat baru. Penemuan obat-obat baru menghasilkan lebih dari 500 macam obat setiap tahunnya,sehinnga obat-obat kuno makin terdesak oleh obat-obat baru. 2. Definisi dan Pengertian Didalam mempelajari obat-obat dari segala macam aspek,ditentukan beberapa definisi antara lain : a. Farmakologi a.1 Arti Farmakologi dari arti luas Adlh Ilmu yang mempelajari sejarah,asal-usul obat,sifat kimiawi dan fisika,cara mencampurdan membuat obat,efek terhadap fungsi biokimia dan faal,cara kerja,absorpsi,distribusi,biotransformasi dan ekskresi,penggunaan dalam klinik dan efek toksinnya. a.2 Arti Farmakologi dari arti sempit Adlh Ilmu yang mempelajari penggunaan obat untuk diagnosis,pencegahan dan menyembuhkan penyakit. b. Farmakognosi Adlh Ilmu yang mempelajari pengetahuan dan pengenalan bentuk makrokospik dan mikrokospik berbagai tumbuh-tumbuhan,hewani,mineral dan organisme lainnya yang dapat digunakan dalam pengobatan. Farmakognosi, mempelajari pengetahuan dan pengenalan obat yang berasal dari tanaman dan zat – zat aktifmya, begitu pula yang berasal dari mineral dan hewan. Pada zaman obat sintetis seperti sekarang ini, peranan ilmu farmakognosi sudah sangat berkurang. Namun pada dasawarsa terakhir peranannya sebagai sumber untuk obat – obat baru
berdasarkan penggunaannya secara empiris telah
menjadi semakin penting. Banyak phytoterapeutika baru telah mulai digunakan lagi (Yunani ; phyto = tanaman), misalnya tingtura echinaceae (penguat daya tangkis), ekstrak Ginkoa biloba (penguat memori), bawang putih (antikolesterol), tingtur
hyperici
(antidepresi)
dan
ekstrak
feverfew
(Chrysantemum
parthenium) sebagai obat pencegah migrain. c. Biofarmasi, Adlh kegiatan menyelidiki pengaruh formulasi obat terhadap efek terapetiknya,sehingga bentuk sediaan obat harus dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan efek yang optimal.
Atau meneliti pengaruh formulasi obat terhadap efek terapeutiknya. Dengan kata lain dalam bentuk sediaan apa obat harus dibuat agar menghasilkan efek yang optimal. Ketersediaan hayati obat dalam tubuh untuk diresorpsi dan untuk melakukan efeknya juga dipelajari (farmaceutical dan biological availability). Begitu pula kesetaraan terapeutis dari sediaan yang mengandung zat aktif sama (therapeutic
equivalance). Ilmu bagian ini mulai berkembang pada akhir tahun 1950an dan erat hubungannya dengan farmakokinetika. d. Farmasi Adlh Ilmu yang mempelajari cara membuat,mencampur dan formulasi obat e. Farmakokinetika Adlh Ilmu yang mempelajari Absorpsi,Distribusi,Metabolisme/Biotransformasi dan ekskresi obat didalam tubuh f.
Farmakodinamika Adlh Ilmu yang mempelajari cara kerja obat,efek obat terhadap fungsi berbagai organ dan pengaruh obat terhadap reaksi biokimia dan struktur organ
g. Farmakoterapi Adlh Ilmu yang mempelajari penggunaan obat untuk menyembuhkan.
Farmakoterapi mempelajari penggunaan obat untuk mengobati penyakit atau gejalanya. Penggunaan ini berdasarkan atas pengetahuan tentang hubungan antara khasiat obat dan sifat fisiologi atau mikrobiologinya di satu pihak dan penyakit di pihak lain. Adakalanya berdasarkan pula atas pengalaman yang lama (dasar empiris). Phytoterapi menggunakan zat – zat dari tanaman untuk mengobati penyakit. h. Kemoterapi Adlh Pengobatan penyakit yang disebabkan oleh mikroba Patogen i.
Obat kemoterapi Adlh Obat yang terutama bekerja terhadap kuman,parasit dan mikroba Patogen lainnya
j.
Obat farmakodinamika Adlh Obat yang terutama bekerja terhadap tuan rumah dengan merangsang atau menekan fungsi dan reaksi biokimia organ
k. Toksikologi Adlh Ilmu yang mempelajari keracunan oleh berbagai zat kimia,terutama obat.
Toksikologi adalah pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap tubuh dan sebetulnya termasuk pula dalam kelompok farmakodinamika, karena efek terapi obat barhubungan erat dengan efek toksisnya. Pada hakikatnya setiap obat dalam dosis yang cukup tinggi dapat bekerja sebagai racun dan merusak organisme. ( “Sola dosis facit venenum” : hanya dosis membuat racun racun, Paracelsus). Obat – obat yang digunakan pada terapi dapat dibagi dalam tiga golongan besar sebagai berikut : a) Obat farmakodinamis, yang bekerja terhadap tuan rumah dengan jalan mempercepat atau memperlambat proses fisiologi atau fungsi biokimia dalam tubuh, misalnya hormon, diuretika, hipnotika, dan obat otonom. b) Obat kemoterapeutis, dapat membunuh parasit dan kuman di dalam tubuh tuan rumah. Hendaknya obat ini memiliki kegiatan farmakodinamika yang sekecil – kecilnya terhadap organisme tuan rumah berkhasiat membunuh sebesar – besarnya terhadap sebanyak mungkin parasit (cacing, protozoa) dan mikroorganisme (bakteri dan virus). Obat –
obat neoplasma (onkolitika, sitostatika, obat – obat kanker) juga dianggap termasuk golongan ini. c) Obat diagnostik merupakan obat pembantu untuk melakukan diagnosis (pengenalan penyakit), misalnya untuk mengenal penyakit pada saluran lambung-usus digunakan barium sulfat dan untuk saluran empedu digunakan natrium propanoat dan asam iod organik lainnya. 3. Farmakope dan Nama obat Farmakope adalah buku resmi yang ditetapkan oleh hukum dan memuat standarisasi obat-obat penting serta persyaratannya akan identitas,kadar kemurnian dan sebagainya,begitu pula metode-metode analisa dan resep-resep sediaan farmasi. Didalam farmakope Indonesia juga terdapat nama latyn,nama generik,serta nama kimia. Nama latyn adalah nama obat dalam ejaan bahasa latyn. Nama generik adalah nama obat-obat yang boleh digunakan di semua negara tanpa melanggar hakhak patent yang berlaku untuk obat yang bersangkutan. Nama kimia adalah nama obat yang berdasarkan nama unsur-unsur kimia yang membentuknya. Selain buku farmakope terdapat pula buku Informasi spesialite obat ( ISO ) yang memuat nama-nama obat patent atau spesialite. Obat patent atau spesialite adalah obat-obat milik dari suatu Perusahaan dengan merk/nama dagang tertentu yang dilindungi oleh hukum. 4. Macam -Macam Sediaan Umum Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV,macam - macam sediaan umum adalah sebagai berikut : 1.
Aerosol, adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif
terapeutik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan. Sediaan ini digunakan untuk pemakaian topikal pada kulit dan juga untuk pemakaian lokal pada hidung ( aerosol nasal ), mulut ( aerosol lingual ) atau paru - paru ( aerosol inhalasi ). 2. Kapsul , adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Digunakan untuk pemakaian oral. 3. Tablet , adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. 4. Krim, adalah sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. 5. Emulsi, adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. 6. Ekstrak, adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa
diperlakukan
sedemikian
rupa
sehingga
memenuhi
syarat
baku
yang
ditetapkan. 7. Gel (Jeli), adalah sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar , terpenetrasi oleh suatu cairan. 8. Imunoserum, adalah sediaan yang mengandung immunoglobulin khas yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian. 9. Implan atau pelet, adalah sediaan dengan massa padat steril berukuran kecil, berisi obat dengan kemurnian tinggi ( dengan atau tanpa eksipien ), dibuat dengan cara pengempaan atau pencetakan. Implan atau pelet dimaksudkan untuk ditanam di
dalam tubuh ( biasanya secara sub kutan ) dengan tujuan untuk memperoleh pelepasan obat secara berkesinambungan dalam jangka waktu lama. 10. Infusa. adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90O selama 15 menit. 11. Inhalasi, adalah sediaan obat atau larutan atau suspensi terdiri atas satu atau lebih bahan obat yang diberikan melalui saluran napas hidung atau mulut untuk memperoleh efek lokal atau sistemik. 12. Injeksi adalah sediaan steril untuk kegunaaan parenteral, yaitu di bawah atau menembus kulit atau selaput lendir. 13. Irigasi, larutan steril yang digunakan untuk mencuci atau membersihkan luka terbuka atau rongga - rongga tubuh, penggunaan adalah secara topikal. 14. Lozenges atau tablet hisap, adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut. 15. Sediaan obat mata : a. Salep mata, adalah salep steril yang digunakan pada mata. b. Larutan obat mata, adalah larutan steril, bebas partikel asing, merupakan sediaan 16.
yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata. Pasta, adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat
yang ditujukan untuk pemakaian topikal. 17. Plester, adalah bahan yang digunakan untuk pemakaian luar terbuat dari bahan yang dapat melekat pada kulit dan menempel pada pembalut. 18. Serbuk, adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, berupa serbuk yang dibagi – bagi (pulveres) atau serbuk yang tak terbagi (pulvis) 19. Solutio atau larutan, adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Terbagi atas : a. Larutan oral, adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk pemberian oral. b.
Termasuk ke dalam larutan oral ini adalah : Syrup, Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi Elixir, adalah larutan oral yang mengandung etanol sebagai pelarut. Larutan topikal, adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk penggunaan
c.
topical paad kulit atau mukosa. Larutan otik, adalah sediaan cair yang dimaksudkan untuk penggunaan dalam
telinga. d. Larutan optalmik, adalah sediaan cair yang digunakan pada mata. e. Spirit, adalah larutan mengandung etanol atau hidro alkohol dari zat yang mudah menguap, umumnya merupakan larutan tunggal atau campuran bahan. f. Tingtur, adalah larutan mengandung etanol atau hidro alkohol di buat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia 20. Supositoria, adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rectal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. 5. Cara – Cara Pemberian Obat Di samping faktor formulasi, cara pemberian obat turut menentukan cepat lambatnya dan lengkap tidaknya resorpsi obat oleh tubuh. Tergantung dari efek yang diinginkan, yaitu efek sistemis (di seluruh tubuh) atau efek lokal (setempat), keadaan pasien dan sifat – sifat fisika-kimia obat. Berdasarkan dari efek obat yang diinginkan ada 2 yaitu :
5.1 a) b) c) d) e) f)
Efek Sistemis : Oral, Cromukosal, Injeksi Implantasi Rektal, Transdermal
5.2 a) b) c) d) e)
Efek Lokal ( pemakaian setempat ) : Kulit (percutan), Inhalasi, Mukosa Mata dan telinga, Intra vaginal, Intra nasal,
Pembahasan
Efek Sistemis ( obat diedarkan keseluruh tubuh ) 5.2.1 Oral - Pemberiannya melalui mulut - Mudah dan aman pemakaiannya - Bentuknya tablet,kapsul,obat hisap,sirup dan drop - Tidak semua obat dapat diberikan per oral - Tidak cocok untuk obat yang merangsang lambung(Emetin) - Tidak cocok untuk obat yang dapat diurai oleh getah lambung (Benzyl -
Penicillin,Oksitosin) Dapat terjadi Inaktivasi oleh hati sebelum diedarkan ketempat kerjanya. Cocok untuk pengobatan infeksi Pemberian oral dapat juga mencapai efek lokal,misal obat cacing,obat
diagnostica untuk pemotretan lambung/usus. 5.2.2 Cromucosal - Pemberian melalui mucosa di rongga mulut. Antara lain : 5.2.2.1 Sublingual - Obat ditaruh dibawah lidah - Obat tidak melalui hati,sehingga tidak di inaktivasikan - Penyerapan langsung kedalam aliran darah - Mencapai efek yang cepat untuk pasien jantung dan Asthma - Bentuknya tablet kecil dan spray -Kurang praktis untuk digunakan teru-menerus sehingga dapat merangsang selaput lendir mulut.hanya bersifat lipofil yang dapat diberikan dengan jalan dibawah lidah. Contoh : ISDN ( Isosorbid Dinitrat ) 5.2.2.2 Buccal - Pemberian diletakan diantara pipi dan gusi - Obat langsung kedalam aliran darah - Misal pada obat untuk mempercepat kelahiran,bila tidak ada kontraksi Uterus 5.2.3 -
Injeksi Pemberian dengan jalan suntikan Efek yang diperoleh cepat,kuat dan lengkap Kelemahan biaya mahal dan terasa nyeri Sukar digunakan oleh pasien sendiri,jadi memerlukan bantuan orang lain Alat suntik harus streril Dapat merusak pembuluh/syaraf jika tempat penyuntikan tidak tepat Terutama bagi obat yang merangsang/dirusak oleh getah lambung/tidak di Resorpsi oleh dinding usus.
Bentuk-bentuk obat Injeksi : 5.2.3.1 Subcutan ( Hipodermal ) -Penyuntikan dilakukan dibawah kulit,misal: Obat Insulin -Obatnya tidak merangsang,dan larut baik dalam air atau minyak -Efeknya agak lambat,dapat dipergunakan sendiri,misal : obat insulin 5.2.3.2 Intra Muscular ( I.M ) Penyuntikan dilakukan ke dalam otot,misal : penyuntikan Antibiotika/hormon -Tempat penyuntikan dipilih pada tempat yang tidak banyak terdapat pembuluh darah dan syaraf,misal ; otot pantat atau lengan atas 5.2.3.3 Intra Vena ( I.V )
Penyuntikan dilakukan kedalam pembuluh darah -Efeknya sangat cepat dan dapat menimbulkan reaksi turunnya tekanan darah secara mendadak,shock dsb. -Infus Intra Vena di kombinasi dengan obat Sering dilakukan dirumah sakit pada keadaan darurat atau dengan obat yang metabolismenya dan ekskresinya cepat guna mencapai kadar plasma yang tetap tinggi 5.2.3.4 Intra Arteri ( I.A ) Penyuntikan dilakukan pada pembuluh nadi Dilakukan untuk membanjiri suatu organ,misal: pada kanker hati 5.2.3.5 Intra Cutan ( I.C ) -Penyuntikan dilakukan di dalam kulit -Absorpsi sangat perlahan 5.2.3.6 Intra Lumbal -Penyuntikan dilakukan ke dalam ruang pinggang ( dalam sumsum tulang
-
belakang )misal : Anaestesi umum. 5.2.3.7 Intra Peritoneal -Penyuntikan ke dalam selaput perut 5.2.3.8 Intra Cardial -Penyuntikan kedalam jantung 5.2.3.9 Intra Pleural -Penyuntikan kedalam dada 5.2.3.10 Intra Articulair -Penyuntikan kedalam celah-celah sendi 5.2.4 Implantasi - Bentuk obat pellet streril,obat dicangkokkan dibawah kulit - Terutama digunakan untuk efek sistemis lama,misal : untuk obat hormon 5.2.5 -
kelamin Resorpsinya lambat Rektal Pemberian obat melalui Rektal Bentuknya Suppositoria dan Clysma ( Obat Pompa ) Baik sekali untuk obat yang dirusak oleh asam lambung Diberikan untuk ,encapai takaran yang tepat dan cepat Efek sistemisnya lebih cepat dan lebih besar bila dibandingkan per-oral Bentuk suppo dan clysma sering digunakan untuk efek lokal,misal obat wasir dan laxativa Pemberian melalui rektal bisa dioles pada permukaan rectum,berupa salep
dan hanya punya efek lokal ( Haemocain Salp ) 5.2.6 Transdermal - Cara pemberian melalui permukaan kulit,berupa plester - Obat menyerap secara perlahan dan kontinyu,masuk ke sistem peredaran
darah langsung ke jantung Tiap dosis dapat bertahan 24 jam Digunakan untuk gangguan jantung,misal Angina Pectoris ( NitroDisc )
Efek lokal ( pemakaian setempat ) 5.2.7 Intra Nasal - Obat diberikan melalui selaput lendir hidung - Digunakan untuk menciutkan selaput/mucosa hidung yang 5.2.8 -
membengkak,misal : Otrivin Nasal Bentuk obat Spray atau drops Cara ini dapat digunakan untuk efek sistemik,misal untuk melancarkan pengeluaran ASI,contoh Syntocinon Spray Inhalasi Obat diberikan untuk disedot melalui hidung atau mulut/di semprotkan Penyerapan dapat terjadi pada selaput mulut,tenggorokan dan pernapasan Diberikan pada pengobatan Asthma atau Anaesthesi Bentuk obat berupa Gas dan zat padat,juga berupa Aerosol ( pemancar Kabut )
5.2.9 Mucosa Nata - Obat diberikan melalui selap[ut/mucosa mata dan telinga - Obat dapat di Resorpsi ke dalam darah dan menimbulkan efek toksin - Bentuk obat tetes dan salp 5.2.10Intra Vaginal - Obat diberikan melalui selaput lendir/mucosa Vaginal - Diberikan pada anti fungi dan anti kehamilan - Bentuknya tablet Vaginal,salp,cream dan Cairan bilasan 5.2.11Percutan ( kulit ) - Obat diberikan dengan jalan dioleskan pada permukaan kulit - Bentuk obat umumnya salp atau Cream
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ke 2 ) Nama Sekolah
: SMK TERPADU BHAKTI INDONESIA
Mata Pelajaran
: Dasar-dasar Farmakologi
Kelas/Semester
: X / satu
Standar Kompetensi
: Menjelaskan spesialite obat
Kompetensi Dasar
: Mengkategorikan obat obat spesialite
Alokasi Waktu
: 14 x 2 Jp
I. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat : 1. Memahami tentang nama-nama spesialite obat 2. Memahami dan menjelaskan tentang spesialite obat kemoterapeutika 3. Mengidentifikasi dan menjelaskan macam-macam obat gangguan penyakit Infeksi yang disebabkan oleh Protozoa,bakteri dan virus II. Materi Ajar : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Spesialit Spesialit Spesialit Spesialit Spesialit Spesialit Spesialit Spesialit
obat kemoterapetika obat gangguan sistem pencernaan golongan obat SSP obat golongan SSO obat golongan kardiovaskuler obat golongan bioregulator obat antihistamin obat golongan HIV/AIDS
III. Metode Pembelajaran :
1. Pendekatan : Saintifik 2. Model : Discovery Learning 3. Metode : Diskusi, Penugasan, Presentasi, sharing. IV. Langkah- langkah Pembelajaran : A. Pertemuan 1 dan 2 Materi : 1. Spesialit obat kemoterapeutika Pendahuluan : 1. Memberikan salam 2. Memimpin do’a
3. Memeriksa kehadiran siswa,kebersihan dan kerapihan kelas 4. Memberikan motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran 5. Melakukan Apersepsi ( pengetahuan prasarat ) : 5.1 Secara umum memberikan penjelasan tentang arti Spesialit 5.2 Secara umum memberikan penjelasan tentang CHEMOTERAPEUTIC 5.3 Secara umum memberikan penjelasan tentang obat golongan kemoterapeutika,mekanisme kerja,efek samping,dan penggunaan secara kombinasi Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru : Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang arti spesialte dan CHEMOTERAPEUTIC Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang golongan obat CHEMOTERAPEUTIC Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang mekanisme kerja CHEMOTERAPEUTIC Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati tentang efek samping penggunaan CHEMOTERAPEUTIC yang sembarangan Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang penggunaan secara kombinasi CHEMOTERAPEUTIC Guru menunjuk salah satu siswa untuk memberikan contoh pemahaman tentang Kemoterapiutika dan obat golongan Kemoterapiutika
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,guru : Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,diskusi,dan lain- lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, Memberi kesempatan untuk berfikir,menganalisa,menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut, Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif, Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan siswa diminta memberikan contoh dalam masyarakat dan upaya pemecahan masalah, Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi,guru : Guru bertanya jawab tentang hal- hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup,guru : Membuat kesimpulan bersama- sama dari hasil tanya jawab dan kajian pustaka Melakukan test/pertanyaan yang berhubungan dengan materi di atas Menyampaikan topik materi yang akan datang Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdo’a bersama. B. Pertemuan 3 dan 4 Materi : 1. Spesialit obat gangguan sistem pencernaan Pendahuluan : 1. Memberikan salam 2. Memimpin do’a 3. Memeriksa kehadiran siswa,kebersihan dan kerapihan kelas 4. Memberikan motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran 5. Melakukan Apersepsi ( pengetahuan prasarat ) : 5.1 secara umum memberikan penjelasan tentang gangguan sistem pencernaan 5.2 menjelaskan obat-obat gangguan sistem pencernaan Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru : Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang sistem gangguan pencernaan Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang obat gangguan pencernaan Tanya jawab antara guru-siswa,dan antar siswa mengenai sistem pencernaan Tanya jawab antara guru-siswa,dan antar siswa mengenai gangguan pencernaan Tanya jawab antara guru-siswa,dan antar siswa mengenai pemahaman obat gangguan pencernaan Guru menunjuk salah satu siswa untuk memberikan contoh pemahaman tentang gangguan sistem pencernaan dan obat gangguan pencernaan
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,guru : Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,diskusi,dan lain- lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, Memberi kesempatan untuk berfikir,menganalisa,menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut, Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif, Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan siswa diminta memberikan contoh dalam masyarakat dan upaya pemecahan masalah,
Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi,guru : Guru bertanya jawab tentang hal- hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,memberikan penguatan dan penyimpulan Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup,guru : Membuat kesimpulan bersama- sama dari hasil tanya jawab dan kajian pustaka Melakukan test/pertanyaan yang berhubungan dengan materi di atas Menyampaikan topik materi yang akan datang Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdo’a bersama.
C. Pertemuan 5 dan 6 Materi : 1. Spesialit golongan obat Susunan Syaraf Pusat Pendahuluan : 1. Memberikan salam 2. Memimpin do’a 3. Memeriksa kehadiran siswa,kebersihan dan kerapihan kelas 4. Memberikan motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran 5. Melakukan Apersepsi ( pengetahuan prasarat ) : 5.1Secara umum memberikan penjelasan tentang gangguan sistem Susunan Syaraf Pusat 5.2Menjelaskan obat-obat golongan Susunan Syaraf Pusat Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru : Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang sistem Susunan Syaraf Pusat Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang obat gangguan Susunan Syaraf Pusat Tanya jawab antara guru-siswa,dan antar siswa mengenai sistem Susunan Syaraf Pusat Tanya jawab antara guru-siswa,dan antar siswa mengenai obat gangguan Susunan Syaraf Pusat Guru menunjuk salah satu siswa untuk memberikan contoh pemahaman tentang sistem Susunan Syaraf Pusat dan obat gangguan Susunan Syaraf Pusat
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,guru : Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,diskusi,dan lain- lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, Memberi kesempatan untuk berfikir,menganalisa,menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut, Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif, Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan siswa diminta memberikan contoh dalam masyarakat dan upaya pemecahan masalah, Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi,guru : Guru bertanya jawab tentang hal- hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,memberikan penguatan dan penyimpulan Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup,guru : Membuat kesimpulan bersama- sama dari hasil tanya jawab dan kajian pustaka Melakukan test/pertanyaan yang berhubungan dengan materi di atas Menyampaikan topik materi yang akan datang Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdo’a bersama.
D. Pertemuan 7 dan 8 Materi : 1.
Spesialit obat golongan SSO
Pendahuluan : 1. Memberikan salam 2. Memimpin do’a 3. Memeriksa kehadiran siswa,kebersihan dan kerapihan kelas 4. Memberikan motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran 5. Melakukan Apersepsi ( pengetahuan prasarat ) : 5.1Secara umum memberikan penjelasan tentang gangguan sistem Susunan Syaraf Organ 5.2Menjelaskan obat-obat golongan Susunan Syaraf Organ Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru :
Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang sistem Susunan Syaraf Organ Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang obat gangguan Susunan Syaraf Organ Tanya jawab antara guru-siswa,dan antar siswa mengenai sistem Susunan Syaraf Organ Tanya jawab antara guru-siswa,dan antar siswa mengenai obat gangguan Susunan Syaraf Organ Guru menunjuk salah satu siswa untuk memberikan contoh pemahaman tentang sistem Susunan Syaraf Organ dan obat gangguan Susunan Syaraf Organ.
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,guru : Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,diskusi,dan lain- lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, Memberi kesempatan untuk berfikir,menganalisa,menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut, Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif, Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan siswa diminta memberikan contoh dalam masyarakat dan upaya pemecahan masalah, Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi,guru : Guru bertanya jawab tentang hal- hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,memberikan penguatan dan penyimpulan Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup,guru : Membuat kesimpulan bersama- sama dari hasil tanya jawab dan kajian pustaka Melakukan test/pertanyaan yang berhubungan dengan materi di atas Menyampaikan topik materi yang akan datang Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdo’a bersama.
E. Pertemuan 9 dan 10 Materi : 1.
Spesialit obat golongan kardiovaskuler
Pendahuluan : 1. Memberikan salam 2. Memimpin do’a
3. Memeriksa kehadiran siswa,kebersihan dan kerapihan kelas 4. Memberikan motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran 5. Melakukan Apersepsi ( pengetahuan prasarat ) : 5.1Secara umum memberikan penjelasan tentang Kardiovaskuler 5.2Menjelaskan tentang obat-obat golongan Kardiovaskuler Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru : Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang Kardiovaskuler Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang obat Kardiovaskuler Tanya jawab antara guru-siswa,dan antar siswa mengenai Kardiovaskuler Tanya jawab antara guru-siswa,dan antar siswa mengenai obat Kardiovaskuler Guru menunjuk salah satu siswa untuk memberikan contoh pemahaman tentang kardiovaskuler dan obat golongan Kardiovaskuler
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,guru : Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,diskusi,dan lain- lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, Memberi kesempatan untuk berfikir,menganalisa,menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut, Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif, Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan siswa diminta memberikan contoh dalam masyarakat dan upaya pemecahan masalah, Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi,guru : Guru bertanya jawab tentang hal- hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,memberikan penguatan dan penyimpulan Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup,guru : Membuat kesimpulan bersama- sama dari hasil tanya jawab dan kajian pustaka Melakukan test/pertanyaan yang berhubungan dengan materi di atas Menyampaikan topik materi yang akan datang Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdo’a bersama.
F. Pertemuan 11 dan 12 Materi : 1.
Spesialit obat golongan Bioregulator
Pendahuluan : 1. Memberikan salam 2. Memimpin do’a 3. Memeriksa kehadiran siswa,kebersihan dan kerapihan kelas 4. Memberikan motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran 5. Melakukan Apersepsi ( pengetahuan prasarat ) : 5.1Secara umum memberikan penjelasan tentang Bioregulator 5.2Menjelaskan obat-obat golongan Bioregulator Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru : Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang Bioregulator Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang obat Bioregulator Tanya jawab antara guru-siswa,dan antar siswa mengenai Bioregulator Tanya jawab antara guru-siswa,dan antar siswa mengenai obat Bioregulator Guru menunjuk salah satu siswa untuk memberikan contoh pemahaman tentang Bioregulator dan obat golongan Bioregulator.
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,guru : Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,diskusi,dan lain- lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, Memberi kesempatan untuk berfikir,menganalisa,menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut, Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif, Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan siswa diminta memberikan contoh dalam masyarakat dan upaya pemecahan masalah, Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi,guru : Guru bertanya jawab tentang hal- hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup,guru : Membuat kesimpulan bersama- sama dari hasil tanya jawab dan kajian pustaka Melakukan test/pertanyaan yang berhubungan dengan materi di atas Menyampaikan topik materi yang akan datang Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdo’a bersama. G. Pertemuan 13 dan 14 Materi : 1. Spesialit obat antihistamin 2. Spesialit obat golongan HIV/AIDS Pendahuluan : 1. Memberikan salam 2. Memimpin do’a 3. Memeriksa kehadiran siswa,kebersihan dan kerapihan kelas 4. Memberikan motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran 5. Melakukan Apersepsi ( pengetahuan prasarat ) : 5.1Secara umum memberikan penjelasan tentang Antihistamin dan HIV/AIDS 5.2Menjelaskan obat-obat golongan Antihistamin dan HIV/AIDS Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru : Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang pengertian Antihistamin dan HIV/AIDS Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang obat Antihistamin dan HIV/AIDS Tanya jawab antara guru-siswa,dan antar siswa mengenai pengertian Antihistamin dan HIV/AIDS Tanya jawab antara guru-siswa,dan antar siswa mengenai obat pengertian Antihistamin dan HIV/AIDS Guru menunjuk salah satu siswa untuk memberikan contoh pemahaman tentang Antihistamin dan HIV/AIDS dan obat golongan Antihistamin dan HIV/AIDS
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,guru : Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,diskusi,dan lain- lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, Memberi kesempatan untuk berfikir,menganalisa,menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut, Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif,
Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan siswa diminta memberikan contoh dalam masyarakat dan upaya pemecahan masalah, Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi,guru : Guru bertanya jawab tentang hal- hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,memberikan penguatan dan penyimpulan Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup,guru : Membuat kesimpulan bersama- sama dari hasil tanya jawab dan kajian pustaka Melakukan test/pertanyaan yang berhubungan dengan materi di atas Memberikan tugas individual agar siswa mampu memahami dan menjelaskan tentang spesialit obat kemoterapiutika Menyampaikan topik materi yang akan datang Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdo’a bersama.
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar : Modul bahan ajar,bahan ajar yang relevan ( internet ),LCD VI. Penilaian : A. Tes tertulis B. Tugas
Mengetahui,
Pati,05 Januari 2015
Kepala SMK TERPADU BHAKTI INDONESIA
Guru mata pelajaran
Suntoro,S.Pd.,M.M.
Luwih Utomo
VII. Materi Pembelajaran
KEMOTERAPETIKA PENGERTIAN Kemoterapi adalah obat atau zat yang berasal dari bahan kimia yang dapat memberantas
dan
menyembuhkan
penyakit
atau
infeksi
yang
disebabkan
oleh
bakteri,virus,amoeba,fungi,protozoa,cacing dan sebagainya tanpa merusak jaringan tubuh manusia. Berdasarkan khasiatnya terhadap hama/bakteri,kemoterapi dibedakan atas : Ø Bakterisida yaitu obat yang pada dosis lazim berkhasiat untuk mematikan hama. Contoh : fenol,iodium,sublimate Ø Bakteriostatik yaitu obat yang pada dosis lazim berkhasiat menghentikan pertumbuhan dan pembiakan bakteri,sedangkan pemusnahan selanjutnya dilakuka oleh tubuh sendiri secara fagositosis (kuman dilarutkan oleh leukosit atau sel-sel daya tangkis tubuh lainnya). Contoh : antibiotika spectrum sempit. Yang termasuk kelompok kemoterapi adalah: a)
Antibiotika
b)
Sulfonamide
c)
Anti Malaria
d)
Anti Amoeba
e)
Anthelmintika
f)
Anti Vius
g)
Anti Jamur
h)
Anti Neoplastika (sitostatika)
i)
Anti TBC
j)
Anti Lepra A. Antibiotika PENGERTIAN Antibiotika Antibiotika berasal dari bahasa latin yang terdiri dari anti = lawan , bios = hidup adalah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi dan bakteri tanah,yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi mikroba jenis lain,sedangkan toksisitasnya terhadap manusia relative kecil.
Antibiotic pertama kali ditemukan oleh sarjana Inggris Dr.Alexander Fleming (penisilin) pada tahun 1928,tetapi penemuan ini baru dikembangkan dan digunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh Dr.Florey. kemudian banyak zat dengan khasiat antibiotic disolir oleh penyelidik-penyelidik lain di seluruh dunia,namun toksisitasnya hanya beberapa saja yang dapat digunakan sebagai obat. Antibiotic juga dapat dibuat secara sintesis atau semi sintesis. Aktivitas antibiotic umumnya dinyatakan dalam satuan berat (mg) kecuali yang belum sempurna pemurnian nya dan terdiri dari campuran beberapa macam zat,atau karena belum diketahui
struktur
kimianya,aktivitas
nya
dinyatakan
dalam
satuan
internasional
=
Internasional Unit (IU). Dibidang perternakan antibiotic yang sering dimanfaatkan sebagai zat gizi tambahan untuk mempercepat pertumbuhan ayam negeri potong. MEKANISME KERJA Mekanisme Kerja antibiotika antara lain : 1.
Menghambat sintesa dinding sel,akibatnya pembentukan dinding sel tidak sempurna dan tidak dapat menahan tekanan osmosa dari plasma,akhirnya sel akan pecah (penisilin dan
2.
sefalosporin) Menghambat sintesa membrane sel,molekul lipoprotein dari membrane sel dikacaukan pembentukannya,hingga bersifat lebih preamble akibatnya zat-zat penting dari isi sel dapat
3.
keluar (kelompok pelipeptida) Menghambat sintesa
4.
(kloramfenikol,tetrasiklin) Menghambat pembentukan asam-asam inti (DNA dan RNA) akibatnya sel tidak dapat
protein
sel,akibatnya
sel
tidak
sempurnaterbentuk
berkembang (rifampisin) EFEK Samping Penggunaan antibiotika tanpa resep dokter atau dengan dosis yang tidak tepat dapat menggagalkan pengobatan dan menimbulkan bahaya-bahaya lain seperti : 1.
Sensitas atau Hipersentif Banyak obat yang setelah digunakan secara local dapat mengakibatkan kepekaan yang berlebihan,kalau obat yang sama kemudian diberikan secara oral atau suntikan maka ada kemungkinan terjadi reaksi hipersensitif atau alergi seperti gatal-gatal kulit kemerahmerahan,bentol-bentol atau lebih hebat lagi dapat terjadi schok. Contohnya penisilin dan kloramfenikol. Guna mencegah bahaya ini maka sebaiknya salep-salep mengggunakan antibiotika yang tidak akan diberikan secara sistemis (oral dan suntikan).
2.
Resistensi Jika obat digunakan dengan dosis yang terlalu rendah atau waktu terapi kurang lama,maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya resistensi artinya bakteri tidak peka lagi terhadap obat yang bersangkutan. Untuk mencegah resistensi,dianjurkan menggunakan kemoterapi dengan dosis yang tepat atau dengan menggunakan kombinasi obat.
3.
Super Infeksi Yaitu infeksi sekunder yang timbul selama pengobatan dimana sifat dan penyebab infeksi berbeda dengan penyebab infeksi yang pertama. Super infeksi terutama terjadi pada penggunaan antibiotika broad spectrum yang dapat mengganggu keseimbangan antara bakteri di dalam usus saluran pernafasan urogenital. Spesies organisme yang lebih kuat atau resisten akan kehilangan saingan,dan berkuasa menimbulkan infeksi baru misalnya timbul jamur minella albicans dan candida albicans. Selain antibiotic obat yang menekan system tangkis tubuh yaitu kortikosteroid dan
imunosupressiva lainnya dapat menimbulkan super infeksi. Khusus nya anak-anak dan orang tua sangat mudah dijangkit super infeksi ini. Penggolongan antibiotic berdasarkan aktivitasnya Berdasarkan luas aktivitas kerjanya antibiotika dapat digolongkan atas : 1)
Zat-zat dengan aktifitas sempit (narrow spectrum) Zat yang aktif terutama terhadap satu atau beberapa jenies bakteri saja (bakteri gram positif atau bakteri negative saja). Contohnya eritromisin,kanamisin,klindamisin (hanya terhadap bakteri gram positif), streptomisin (hanya terhadap bakteri gram negative saja)
2)
Zat-zat dengan aktifitas luas (broad spectrum) Zat yang berkhasiat terhadap semua jenis bakteri baik jenis bakteri gram positif maupun gram negative. Penggolongan antibiotika Antibiotika digolongkan sebagai berikut :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1.
Golongan Penisilin Golongan Sefalosporin Golongan Aminoglisida Golongan Kloramfenikol Golongan Tetrasiklin Golongan Makrolida Golongan Quinolon Golongan Lain-lain Golongan Penisilin Antibiotika pertama ditemukan oleh Alexander Fleming tahun 1982 di London yang satu decade
kemudisn
dikembangkan
oleh
Floey
untuk
penggunaan
sistemik
dengan
menggunakan biakan penisililium notatum. Akikibat kebutuhan penisilin dalam jumlah besar pada saat perang dunia II, kemudian digunakan penisilium chrysogenum yang dapat menghasilkan penisilin lebih banyak. Sekarang dibuat secara semi sintesis. Penisilin termasuk antibiotika golongan beta laktam karena mempunyai rumus bangun dengan struktur seperti cincin B lactam yang merupakan syarat mutlak untuk melanjutkan khasiatnya. Jika cincin menjadi terbuka oleh enzyme B lactamase (penisilinase dan cefalosforinase) maka khasiat anti bakteri (aktiviitas0 antibiotika penisilin menjadi lenyap. MEKANISME KERJA : Penisilin merintangi atau meghambat pembenttukan sintesa dinding sel bakteri sehingga bila sel bakteri tumbuh dengan dinding sel yang tidak sempurna maka bertambahnya plasma atau air yang terserap dengan jalan osmosis akan menyebabkan dinding sel pecah sehingga bakteri menjadi musnah. Resistensi : Pemakaian yang tidak tepat dapat menyebabkan bakteri terutama golongan stafilococcus dan bacteri coli menjadi resisten terhadap penisilin. Resistensi bakteri ini dapat terbentuk denagan cara : 1)
Bakteri membentuk enzyme B latamase yang memecah cincin B lactam
2)
Bakteri mengubah bentuknya menjadi huruf L yaitu bentuk bakteri tanpa dinding sel. Bakteri bentuk sel L dapat menimbulkan infeksi kronis (misalnya infeksi paru-paru dan saluran kemih) karena lama berkembangnya. Bakteri semacam ini dengan mudah dapat dimatikan denagan kontrimoksazol atau tetrasiklin. Derivat (turunan) Penisilin
Berdasarkan perkembangannya,terbentuk derivate-derivat penisilin seperti dibawah ini : a.
Penisilin spectrum sempit
(1) Benzyl Penisilin = Penisilin G Tidak tahan asam lambung,sehingga pemberian secara oral akan diuraikan oleh asam Lambung,karena itu penggunaannya secara injeksi atau infuse intra vena. (2) Penisilin V = fenoksimetil Penisilin Penisilin ini tahan asam lambung,pemberian sebaiknya dalam keadaan sebelum makan. (3) Penisilin tahan Penisilinase Derivate ini hampir tidak terurai oleh penisilinase,tapi aktivitasnya lebih ringan dari Penisilin G dan penisilin V. Umumnya digunakan untuk kuman-kuman yang resisten terhadap obat-obat tersebut. Contohnya kloksasilin,diklosasilin,fluksosasilin. Kombinasi amiksisilin dengan asam klavulanat menghasikan efek sinergisme dengan khasiat 50 kali lebih kuat,efektif terhadap E. Coli,H Infulenza dan Staphylococus Aereus, contohnya augmetin (beecham). Khasiat klavulanat adalah senyawa B lactam dari hasil fermentasi Streptomyches Clavuligerus. b.
Penisilin spectrum luas
(1) Ampisilin Spectrum kerjanya meliputi banyak kuman gram positif dana gram negative yang titik peka terhadap penisilin-G. khasiat nya terhadap kuman-kuman gram positif lebih ringan dari pada penisilin-penisilin spectrum sempit. Banyak digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi atau peradangan pada saluran pernafasan (bronchitis),saluran pencernaan (desentri) dan infeksi saluran kemih. (2) Amoksilin Spectrum kerjanya sama dengan ampisilin,tetapi absorbsinya lebih ccepat dan lengkap. Banyak digunakan terutama pada bronchitis menahun dan infeksi saluran kemih. Obat generic,indikasi,kontra indikasi dan efek samping 1.
Benzyl Penisilin (Penisilin G) Indikasi : Infeksi tenggorokan,otitis media,strepcococus endo karditis, meningkokokus,meningitis,pneumonia dan profilaksis amputasi pada lengan dan kaki. Kontra indikasi Efek
: Hipersensitivitas (alergi) terhadap penisilin.
samping
: Reaksi
alergi
berupa urtikaria,nyeri
anafiaktik, Diare. Sediaan
: Benzatin Penisilin G (generic) injeksi.
2.
Fenoksi Metil Penisilin (Penisilin V) Indikasi : Tonsilitas,otitis media,demam rematik,profilaksis infeksi Pneumokokus. Kontra indikasi dan efek samping sama dengan Benzil Penisilin. Sediaan : Phenoxymethyl penicillin (generic),tab 250mg,500mg.
3.
Ampisilin Indikasi Kontra indikasi Sediaan
: Injeksi saluran kemih,otitis media,sinusitis,bronchitis kronis Salmonelosis,gonorrhoe. : Hipersensitiv terhadap penisilin. : Ampisilin (generic) kapsul 250mg,kaptab 500mg,serbuk Injeksi,sirup kering.
sendi,syok
Cara penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,pada suhu tidak lebih dari 25 Derajat C 4. Amoksisilin Indikasi : (Lihat Ampisilin),juga untuk profiaksis endokarditis dan Terapi tambahan. Kontra indikasi dan efek samping sama dengan ampisilin. Sediaan : Amoksisilin (generic),kapsul 250mg,kaptab 500mg,serbuk Injeksi,syr.kering. Cara penyimpanan : Dalam botol tertutup rapat. 5.
Co Amoksiklav (amoksisilin-asam klavulanat) Kontra indikasi dan efek samping sama dengan ampisilin. Sediaan : Coamoksiklav (generic),kaptab. Spesialite obat-obat Penisilin No 1
Penisilin V
2 3
Kloksasilin Ampicillinum
4
Amoksisilin (Amoxicillinum)
5
Co Amoxyclav
2. Golongan Sefalosporin Sefalosporin
diperoleh
dari
biakan
Cephalosporinum
Acremonium.
Seperti
halnya
penisilin,daya anti mmikrobany terlerak pada cincin B lactam,dengan mekanisme kerja berdasarkan perintangan sintesis dinding sel. Walaupun aktivitasnya luas,namun sefalosforin bukan merupakan obat pilihan pertama untuk penyakit manapun,karena masih terdapat obat-obatan lain yang kurang lebih sama khasiatnya dan jauh lebih murah harganya. Efek samping yang terpenting pada penggunaan oral berupa gangguan oral berupa gangguan
lambung
rash,urticaria,anafilaksis.
usus Alergi
dan silang
reaksi-reaksi sering
terjadi
alergi
seperti
dengan
derivate
penisilin,yakni penisilin.
Pada
penggunaan i.v sering terjadi tromboflebitis dan nyeri ditempat suntik. Aktivitas Bersifat bakterisid dengan spectrum kerja luas terhadap banyakkuman gram positif dan negative,termasuk E.coli,Klebsiella dan proteus. obat generic,indikasi,kontra dan efek samping 1)
Sefaklor Indikasi Kontra Indikasi Efek Samping Sediaan
2)
: Infeksi bakteri gram positif dan gram negative : Hipersensitiv terhadap sefalosforin,porfiria : Diare dan colitis,mual,muntah,sakit kepala : cefaklor (generic) kapsul 250mg,500mg
Sefadroksil Indikasi,kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor Sediaan
: Cefadroksil (generic),kapsul 250mg,500mg
3)
Sefotaksim Indikasi,kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor Sediaan
4)
: Cefotaxime (generic) serbuk inj
Seftazidim Indikasi,kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor Sediaan
5)
: Ceftazidime (generic) serbuk inj
Seftriakson Indikasi,kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor Sediaan
6)
: Ceftriaxone (generic) serbuk inj
Sefuroksim Indikasi
: Profilaksis tindakan bedah,lebih aktif terhadap H.Influenza, Dan N.Gonorrhoeae
Kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor Sediaan 7)
: Cefuroxime (generic) serbuk inj
Sefaleksin Indikasi,kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor Sediaan
8)
: Cephalexin (generic) kapsul 250mg,500mg
Sefradin Indikasi
: Profilaksis bedah (lihat sefaklor)
Kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor Sediaan 9)
: Cephradin (generic) kaps 250mg,500mg,sirup kering
Sefazolin Indikasi
: Profilaksis bedah (lihat sefaklor)
Kontra indikasi dan efek samping lihat sefaklor Sediaan
: Sefazolin (generic),serbuk inj
Spesialite obat-obat golongan sefalosforin No 1
Nama Generik Sefadroksil
Nama Dagang Duricef
Pabrik Bristol-Myers Squid
2
Sefotaksim
Cefat Claforan
Sanbe Farma Sanofi Aventis
3
Sefaleksin (Cephalexium)
Clacef Tepaxin
Inmark Farma Takeda
Sefabiotik
Bernofarm
Ospexin Rocephin Velocef Cefacidal
Novartis Roche Bristol-Myers Squib Squib
4 5 6
Seftriaxone Sefradin (Cephadrium) Sefazolin
7
Sefaklor
Ceclor
Eli Lily
8
Sefuroksim
Cloracef Cefurox
Ethica Prafa
Kalcef
Kalbe Farma
Zinnat Ceftum
Glaxo SK Dexa Medica
9 3.
Seftazim
Golongan Aminoglikosida Golongan ini ditemuka dalam rangka mencari anti mikroba untuk mengatasi kuman gram negative.
Tahun
1943
berhasil
diisolasi
suatu
turunan
Streptomyces
griseus
yang
menghasilkan streptomisin,yang aktif terutama terhadap mikroba gram negative termasuk terhadap basil tuberkolusis. Kemudian ditemukan lagi berbagai antibiotic lain yang bersifat mirip streptomisin sehingga
antibiotic
ini
dimasukan
dalam
satu
kelompok
yaitu
antibiotic
golongan
aminoglikosida. Golongan ini mempunyai 2 atau 3 gugusan amino pada rumus molekulnya. MEKANISME KERJA : Dengan mengikatkan diri pada ribosom sel-sel bakteri,sehingga biosintesa proteinnya dikacaukan. Penggolongan Berdasarkan rumus kimianya digolongkan sebagai berikut : a)
Streptomisin
b)
Neuromisin
c)
Kanasimin
d)
Gentamisin
e)
Framisetin
a.
Streptomisin Diperoleh dari steptomyces griseus oleh walksman (1943) dan sampai sekarang penggunaannya hamper terbatas hanya untuk tuberkulosa Toksisitasnya sangat besar karena dapat menyebabkan kerusakan pada saraf otak ke 8 yang melayani organ keseimbangan dan pendengaran. Gejala-gejala awalnya adalah sakit kepala,vertigo,mual dan muntah. Kerusakan bersifat revesibel,artinya dapat pulih kembali kalau penggunaan obat diakhiri meski kadang-kadang tidak suutuhnya. Resistensi sangat cepat sehingga dalam penggunaan harus dikombinasi dengan INH dan PAS Na atau rifampicin. Pemberian melalui parenteral karena tidak diserap oleh saluran cerna.
Derivate
streptomisin,dehidrostreptomisin,menyebabkan
kerusakan
organ
pendengaran lenih cepat dari streptomisin sehingga obat ini tidak digunakan lagi sekarang. b.
Neomycin Diperoleh dari Streptomyces fradiae oleh walsman. Tersedia untuk penggunaan topical dan oral,penggunaan secara parenteral tidak dibenarkan karena toxis. Karena baik sebelum dioprasi. Penggunaan local banyak dikombinasikan dengan antibiotic lain (poimiksin B basitrasin) untuk menghindari terjadinya resistensi
c.
Kanamisin Diperoleh dari Streptomyces Kanamycceticus (Umezawa 1955). Persediaan dalam bentuk larutan atau serbuk kering untuk injeksi,pemakaian oral hanya kadang-kadang diberikan untuk infeksi usus atau membersihkan usus untuk pembersihan pembedahan.
Berkhasiat bakteriostatik pada basil TBC,bahkan yang resisten terhadap streptomisin sehingga menjadi obat pilihan kedua bagi penderita TBC. Juga digunakan dalam pengobatan infeksi saluran kemih oleh pseudomonas (suntikan). Efek obat generic : kanamisin serbuk inj. 1gr/vial,2gr/vial. d.
Gentamisin Diperoleh dari Mycromonospora purpurea. Berkhasiat terhadap infeksi oleh kuman garam negative seperti proteus,pseudomonas,klebsiella,enterobacter,yang antara lain dapat menyebabkan
meningitis,osteomielitis
pneumonia,infeksi
luka
bakar,infeksi
saluran
kencing,telinga,hidung dan tenggorokan Sebaiknya penggunaan gentamisin secara sistemis hanya di terapkan pada infeksiinfeksi yang berat saja,dan penggunaan gentamisn secara topika khsusnya dilingkungan rumah sakit dibatasi agar tidak terjadi resistensi pada kuman-kuman yang sensitive. Efek sampingnya gangguan keseimbangan dan pendengaran toksis terhadap ginjal. Sediaan : dalam bentuk injeksi dan salep (topical) Obat generic : Gentamisin (generic) cairan nj,10mg/ml dan 40 mg/ml. e) Framisetin Diperoleh dari Streptomyces decaris. Rumus kimia dan khasiat mirip Neomisin. Hanya digunakan secara local saja, misalnya salep atau kasa diimpragnasi. Spesialite obat-obat golongan aminoglikosida NO 1
2
3 4
NAMA GENERIK Kanamisina sulfat
NAMA DAGANG Kanbiotic
PABRIK Berno farma
Kanarcon
Ponco
Kanoxin
Dumex alpharma
Ottogenta
Otto
Pyogenta
Kalbe farma
Sagestam
Sanbe farma
Tobryne
Fahrenheit
Nebcin
Tempo sean pacific
Neobiotic
Bernofarm
Sofra Tule
Darya varia
Streptomisin(streptomyci
Stertomycin
Meiji
n)
Meiji
Gentamisin
Tombramisina sulfat Neomisin sulfat ( neomicycini sulfat )
5
Frimasetin (framycetin)
6 7
Amikin
BMS
Amikasin
4. golongan kloramfenikol Kloramfenikol disolasi pertama kali pada tahun 1974 dari streptomyces venezuelae. Merupakan antibiotic dengan sprectum luas dan memiliki daya anti mikroba yang kuat maka
penggunaan obat ini meluas dengan cepat sampai tahun 1950 ketika diketahui bahwa obat ini dapat menimbulkan anemia aplastik yang fatal. Karena toksisitasnya, penggunaan sistemik sebaiknya di cadangkan untuk infeksi berat akibat Haemophilus influenza, demam tifoid, meningitis, abses otak dan infeksi berat lainnya. Bentuk tetes mata sangat bermanfaat untuk konjungtivitas bacterial. Kloramfenikol merupakan Kristal putih yang sangat sulit larut dalam air (1 : 400) dan rasanya sangat pahit, maka untuk anak-anak digunakan bentuk eksternya yaitu K-Palmitat dan K-Streat/suksinat yang tidak pahit rasanya dan dibuat dalam bentuk suspense. Dalm tubuh bentuk ester akan diubah menjadi kloramfenikol aktif. Mekanisme kerja : merintangi sintesis protein bakteri. Efek samping : v Kerusakan sumsum tulang belakang yang mengakibatkan pembuatan eritrosit terganggu sehingga timbul anemia aplastis v Gangguan gastrointestinal : mual, muntah, diare v Gangguan neuron : sakit kepala, neuritis optic, neuritis perifer v Pada bayi atau bayi prematur e dapat menyebabkan grey syndrome Penggunaan Kloramfenikol merupakan drug of choice = obat pilihan untuk typhus-abdominalis dan infeksi parah meningitis, pneumonia (disebabkan Haemophilus influenzae). Sebaiknya tidak diberikan kepada bayi premature untuk menghindari grey syndrome karena enzym perombakan di hati bayi belom aktif, ibi hamil dan menyusui. Derivate kloramfenikol ialah tiamfenikol , dipakai sebagai pengganti kloramfenikol karena dianggap lebih aman (namun belum terdapat cukup bukti untuk itu) Obat generic *Kloramfenicol (generic)kapsul 250 mg, suspense 125mg/5ml *Tiamfenikol (generic) kapsul 250 mg, 500 mg. Spesialit obat kloramfenicol NO
Nama Generik
Nama dagang
Pabrik
1
Kloramfenicol
Chloramex
Actavis
Colme
Interbat
Kemicetine
Kalbe farma
Biothicol
Sanbe
Urfamycinn
Zambon
Thiamycin
Interbat
Thiambiotic
Prafa
2
Tiamfenikol
5.Golongan Tetrasiklin Antibotik golongan tetrasiklin yang pertama kali ditemukan adalah klortetrasiklin yang dihasilkan oleh Streptomyces aureofaciens. Kemudian ditemukan oksitetrasiklin dari Sterptomyces rimosus. Tetrasiklin sendiri dibuat secara semi sintetis dari klortetrasiklin.
Tetrasiklin merupakan antibiotic dangan spectrum luas, bersifat bakteriostatik dan mekanisme kerjanya dengan jalan menghambat sintesa protein bakteri. Penggunaan saat ini semakin berkurang karena masalah resistensi. Penggunaan Tetrasiklin banyak digunakan untuk mengobati bronchitis akut dan kronis, disentri amoeba, pneumonia, kolera, infeksi saluran empedu, penggunaan local sering dipakai karena jarang menimbulkan sensitasi. Efek samping Ø Mual, muntah-muntah, diare Karena adanya perubahan pada flora usus. Ø Mengendap pada jaringan tulang dan gigi yang sedang tumbuh (terikat pada kalsium) menyebabkan gigi menjadi bercak-bercak coklat dan mudah berlubang serta pertumbuhan tulang terganggu Ø Fotosensitasi Ø Sakit kepala, vertigo Peringatan / larangan v Tidak boleh diberikan kepada anak-anak dibawah 8 tahun, ibu hamil dan menyusui v Tidak boleh diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan fungsi hati Kontra indikasi Penderita hipersensitiv terhadap tetrasiklin Anggota golongan tetrasiklin yang lain: ·
Kortetrasiklin, diberikan secara oral, parenteral, topical, absorbsi dihambat oleh susu
·
Oksitetrasiklin (generic), cairan injeksi 50mg vial: diberikan secara oral, parenteral, topical, absorbsi dihambat oleh susu
·
Doksisiklin, bersifat long acting, absorbsi tidak dihambat baik oleh makanan maupun susu
·
Minoksilin, dianjurkan untuk meningitis, bronchitis dan jerawat. Pemberian secara oral. Spesialite obat-obat golongan tetrasiklin NO 1
2
Nama generic Tetrasiklin
Doxycycline
Nama dagang
pabrik
Dumocycline
Actavis
Super tetra
Darya varia
Tetra sanbe
Sanbe
Dotur
Novartis Indonesia
Interdoxin
Interbat
3
Oxytetracycline
Teramycin
Pfizer
4
Minosiklin
Minocyn
pharpros
6. Golongan makrolida Kelompok antibiotic ini terdiri dari eritromisin dan spiramisin a)Eritromisin dihasilkan oleh streptomyces erytherus . berkhasiat sebagai bakteriostatik, dengan mekanisme kerja merintangi sintesis protein bakteri. Antibiotic ini tidak stabil dalam suasana asam (mudah terurai dalam asam lambung) dan kurang stabil dalam suhu kamar. Untuk mencegah pengrusakan oleh asam lambung maka dibuat tablet salut selaput atau yang digunakan jenis esternya (stearat dan estolat).
Karena memiliki spectrum antibakteri yang hampir sama dengan penisilin, maka obat ini digunakan sebagai alternative pengobatan pengganti penisilin, bagi yang sensitive terhadap penisilin. Sediaan : eritromisin (generic) kapsul 250mg, 500mg, sirup kering 200mg/5ml b) spiramisin spectrum kegiatan sama dengan eritromisin, hanya lebih lemah. Keuntungannya adalah gaya penetrasi ke jaringan mulut, tenggorokan dan saluran pernafasan lebih baik dari eritromosin. Sediaan : spiramisin (generic) talb 250mg, 500mg Spesialite obat-obat golongan makrolida No 1 2
Nama generic Erytromisin Spiramisin
Nama dagang
pabrik
Erysanbe
Sanbe
Erytrhrocin
Abbot
Rovamicine
Aventis
Spiradan
Dankos
3
Roxythromicin
Rulid
Aventis
4
azithromycin
Zithromax
Pfizer
Zycin
Interbat
7. golongan rifampisin dan asam fusidat a) Rifampisin Antibiotik yang dihasilkan dari stertomyces mediterranei. Berkhasit bakteriostik terhadap mikrobakterium tuberculosa dan lepra. Penderita perlu diberitahu bahwa obat ini dapat menyebabkan warna merah pada urine, dahak, keringat dan air mata, juga pemakai lensa kotak dapat menjadi merah permanent. b) Asam fusidat Dihasilkan oleh jamur antara lain fusidum conccineum. Merupakan satu-satunya antibiotik dengan rumus steroid. Aktifitasnya mirip penisilin tapi lebih sempit. Berkhasiat bakterio static berdasarkan penghambatan sintesis protein bakteri. Khususnya dianjurkan pada radang sum-sum tulang , biasanya obat ini dikombinasikan dengan erythromycin atau penisilin. Spesialite obat-obatan golongan rifampisin dan asam fusidat No 1
2
Nama generic Rifampicin
Asam fusidat
8. golongan lain-lain Kelompok terdirasam i dari : v Linkomisin v Klindamisin v Golongan kuinolon
Nama dagang
pabrik
Kalrifam
Kalbe farma
Rifam
Dexa medica
Rifamtibi
Sanbe farma
Fucidin
Leo pharmaceutical
a)Linkomisin Berasal dari stertomyces lincolnesis, memiliki khasiat bakteriostatik terhadap gram positif dan spectrum lebih sempit dari eritromosin. Merupakan obat pilihan kedua bagi kuman yang resisten terhadap penisilin khususnya pada radang tulang(osteomielitis). b)klindamisin merupakan derivate linkomisin. Sejak tahun 1981 digunakan sebagai lotion untuk pengobatan jerawat. c) golongan kuinolon; Obat golongan ini bekerja dengan jalan menghambat pembentukan DNA kuman. Golongan ini terdiri dari : v Asam Nalidiksat v Ofloksasin v Norfloksasin Interaksi golongan kuinolon, bila muncul tanda inflamasi atau nyeri pada tendon, maka pemakaian obat harus di hentikan dan tendon yang sakit harus diistirahatkan sampai gejala hilang. (1) Asam nalidiksat Efektif untuk infeksi saluran kemih. Prepareat : asam nalidiksat (generic) tablet 500mg. di Indonesia saat ini, juga beredar asam pipemidat. (2) Ofloksasin Digunakan untuk infeksi saluran kemih, saluran nafas bawah, gonorrhoe. Kontra indikasi : untuk pasien epilepsy, gangguan fungsi hati dan ginjal, wanita hamil/menyusui. Sediaan : ofloaksin (generik) tab 200mg, 400mg (3) Ciprofloksasin Terutama aktif terhadap kuman gram negative termasuk salmonella dan shygella. Meskipun aktif terhadap kuman gram positif seperti Str. Pneumonia tapi bukan merupakan obat pilihan pertama untukstreptoccus pneumonia. Siprofloaksin terutama digunakan untuk infeksi saluran kemih, saluran cerna( termasuk thypus abdominalis) dan gonorrhoe. Tidak dianjurkan untuk anak-anak remaja yang sedang dalam pertumbuhan. Dapat menimbulkan tremor, gagal ginjal, sindrom steven Johnson dan lain-lain. Hati-hati untuk pengendara karena dapat mengurangi kewaspadaan. Sediaan : ciprofloaksin (generic) tablet 200mg, kaptab 500mg (4) Norfloksasin Indikasi : efektif untuk saluran kemih Kontra indikasi : dapat menimbulkan aneroksi, depresi, ansietas dan lain-lain Perhatian : hati-hati pada pengendara karena dapat mengurangi kewaspadaan Sediaan generic : -
Spesialite obat-obat golongan kuinolon No 1
Nama generik Ciprofloxacin
Nama dagang
pabrik
Ciproxin
Bayer
Baquinor
Sanbe farma
2
Ofloxacin
Tarivid
Kalbe/daichi
3
Lincomycin
Lincocin
Pharmacia
4
Nalidixic
Urineg
Armoxindo
B. SULFONAMIDA
Sulfonamida adalah kemoterapeutik yang pertama digunakan secara sistemik untuk pengobatan dan pencegahan penyakit infeksi pada manusia. Sulfonamida merupakan kelompok obat penting pada penanganan infeksi saluran kemih (ISK). A. Pemakaian 1. Kemoterapeutikum : Sulfadiazin, Sulfathiazol 2. Antidiabetikum : Nadisa, Restinon. 3. Desibfektan saluran air kencing : Thidiour 4. Diuretikum : Diamox
B. Sifat – sifat 1. Bersifat ampoter, karena itu sukar di pindahkan dengan acara pengocokan yang digunakan dalam analisa organik. 2. Mudah larut dalam aseton, kecuali Sulfasuksidin, Ftalazol dan Elkosin C. Kelarutan
1. Umumnya tidak melarut dalam air, tapi adakalanya akan larut dalam air anas. Elkosin biasanya larut dalam air panas dan dingin. 2. Tidak larut dalam eter, kloroform, petroleum eter. 3. Larut baik dalam aseton. 4. Sulfa – sulfa yang mempunyai gugus amin aromatik tidak bebas akan mudah larut dalam HCl encer. Irgamid dan Irgafon tidak lariut dalam HCl encer. 5. Sulfa – sulfa dengan gugusan aromatik sekunder sukar larut dalam HCl, misalnya septazin, soluseptazin, sulfasuksidin larut dalam HCl, akan tetapi larut dalam NaOH. 6. Sulfa dengan gugusan –SO2NHR akan terhidrolisis bila dimasak dengan asam kuat HCl atau HNO3. Sulfanamida adalah anti mikroba yang digunakan secara sistemis maupun topikal untuk beberapa penyakit infeksi. Sebelum ditemukan antibiotik, sulfa merupakan kemoterapi yang utama, tetapi kemudian penggunaannya terdesak oleh antibiotik. Pertengahan tahun 1970 penemuan preparat kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol meningkatkan kembali penggunaan sulfonamida. Selain sebagai kemoterapi derivat sulfonamida juga berguna sebagai diuretik dan anti diabetik oral (ADO). Sulfa bersifat bakteriostatik luas terhadap banyak bakteri gram positif dan negatif. Mekanisme kerjanya berdasarkan antagonisme saingan antara PABA (Para Amino Benzoic Acid) yang rumus dasarnya mirip dengan rumus dasar sulfa : H2N – C6H4 – COOH D. Mekanisme Kerja Kuman memerlukan PABA (p-aminobenzoic acid) untuk membentuk asam folat yang di gunakan untuk sintesis purin dan asam nukleat. Sulfonamid merupakan penghambat kompetitif PABA. Efek antibakteri sulfonamide di hambat oleh adanya darah, nanah dan jaringan nekrotik, karena kebutuhan mikroba akan asam folat berkurang dalam media yang mengandung basa purin dan timidin. Sel-sel mamalia tidak dipengaruhi oleh sulfanamid karena menggunakan folat jadi yang terdapat dalam makanan (tidak mensintesis sendiri senyawa tersebut). Dalam proses sintesis asam folat, bila PABA di gantikan oleh sulfonamide, maka akan terbentuk analog asam folat yang tidak fungsional. E. Farmakokinetik ABSORPSI Absorpsi melalui saluran cerna mudah dan cepat, kecuali beberapa macam sulfonamide yang khusus digunakan untuk infeksi local pada usus. Kira-kira 70-100% dosis oral sulfonamide di absorpsi melalui saluran cerna dan dapat di temukan dalam urin 30 menit setelah pemberian. Absorpsi terutama terjadi pada usus halus, tetapi beberapa jenis sulfa dapat di absorpsi melalui lambung. DISTRIBUSI
Semua sulfonamide terikat pada protein plasma terutama albumin dalam derajat yang berbeda-beda. Obat ini tersebar ke seluruh jaringan tubuh, karenaitu berguna untuk infeksi sistemik. Dalam cairan tubuh kadar obat bentuk bebas mencapai 50-80 % kadar dalam darah. METABOLISME Dalam tubuh, sulfa mengalami asetilasi dan oksidasi. Hasil inilah yang sering menyebabkan reaksi toksik sistemik berupa lesi pada kulit dan gejala hipersensitivitas, sedangkan hasil asetilasi menyebabkan hilangnya aktivitas obat. EKSKRESI Hampir semua di ekskresi melalui ginjal, baik dalam bentuk asetil maupun bentuk bebas. Masa paruh sulfonamide tergantung pada keadaan fungsi ginjal. Sebagian kecil diekskresikan melalui tinja, empedu, dan air susu ibu. F. Klasifikasi Sediaan Berdasarkan kecepatan absorpsi dan eksresinya, sulfonamide dibagi menjadi: 1. Sulfonamid dengan absorpsi dan eksresi cepat, antara lain : sulfadiazine dan sulfisoksazol. 2. Sulfonamid yang hanya diabsorpsi sedikit bila diberikan per oral dank arena itu kerjanya dalam lumen usus, antara lain : ftalilsulfatiazol dan sulfasalazin. 3. Sulfonamid yang terutama digunakan untuk pemberian topical antara lain : sulfasetamid, mefenid, dan Ag-sulfadiazin. 4. Sulfonamid dengan masa kerja panjang, seperti sulfadoksin, absorpsinya cepat dan eksresinya lambat. G. Efek samping Efek samping sering timbul (sekitar 5%) pada pasien yang mendapat sulfonamide. Reaksi ini dapat hebat dan kadang-kadang bersifat fatal. Efek samping yang terpenting adalah kerusakan pada sel-sel darah yang berupa agranulositosis, anemia aplastis dan hemolitik. Efek samping yang lain ialah reaksi alergi, gangguan system hematopoetik, dan gangguan pada saluran kemih dengan terjadinya kristal uria yaitu menghablurnya sulfa di dalam tubuli ginjal. H. Interaksi obat Sulfonamid dapat berinteraksi dengan antikoagulan oral, antidiabetik sulfonylurea dan fenitoin. Penggunaan sulfonamide sebagai obat pilihan pertama dan untuk pengobatan penyakit infeksi tertentu makin terdesak oleh perkembangan obat antimikroba lain yang lebih efektif serta meningkatkanjumlah mikroba yang resisten terhadap sulfa. Namun peranannya meningkat kembali dengan di temukannya kotrimoksazol. Penggunaan topical tidak dianjurkan karena kurang/tidak efektif, sedangkan risiko terjaadinya reaksi sensitisasi tinggi, kecuali pemakaian local daro Na-sulfasetamid pada infeksi mata. I. Disinfektan Saluran Kemih
Desinfektan saluran kemih atau yang biasa di sebut Infeksi saluran kemih (ISK) hampir selalu diakibatkan oleh bakteri aerob dari flora usus. Penyebab infeksi bagian bawah atau cystitis ( radang kandung) adalah pertama kuman gram negative. Pada umumnya, seseorang dianggap menderita ISK bila terdapat lebih dari 100.000 kuman dalam 1 ml urine. Antara usia lebih kurang 15 dan 60 tahun jauh lebih banyak wanita daripada pria menderita ISK bagian bawah, dengan perbandingan Ca dua kali sekitar pubertas dan lebih dari 10 kali pada usia 60 tahun. Pada wanita, uretranya hanya pendek (2 -3 cm), sehingga kandung kemih mudah dicapai oleh kuman – kuman dari dubur melalui perineum, khususnya pada basil- basil E.coli. Pada pria disamping uretranya lebih panjang (15-18 cm), cairan prostatnya juga memiliki sifat – sifat bakterisid sehingga menjadi pelindung terhadap infeksi oleh kuman-kuman patogen. Sebagai kemoterapuetikum dalam resep, biasanya sulfa dikombinasikan dengan natrium bikarbonat atau natrium sitras untuk mendapatkan suasana alkalis, karena jika tidak dalam suasana alkalis maka sulfa-sulfa akan menghablur dalam saluran air kecing, hal ini akan menimbulkan iritasi yang cukup mengerikan. Tapi tidak semua sulfa dikombinasikan dengan natrium bikarbonat atau natrium sitrat. Misalnya Trisulfa dan Elkosin. Hal ini karena pH-nya sudah alkalis, maka kristal urea dapat dihindari. Sulfonamida berupa kristal putih yang umumnya sukar larut dalam air, tetapi garam natriumnya mudah larut. Rumus dasarnya adalah sulfanilamide. Berbagai variasi radikal R pada gugus amida (SO2NHR) dan substitusi gugus amino (NH2) menyebabkan perubahan sifat fisik, kimia dan daya antibaktreri sulfonamida. Berbagai obat antimikroba tidak dapat digunakan untuk mengobati infeksi sistemik yang berasal dari saluran kemih karena bioavailabilitasnya dalam plasma tidak mencukupi. Untuk infeksi akut saluran kemih disertai tanda-tanda sistemik seperti demam, menggigil, hipotensi dan lain-lain, obat antiseptic saluran kemih tidak dapat digunakan karena pada keadaan tersebut diperlukan obat dengan kadar efektif dalam plasma. Sementara menunggu hasil laboratorium, dapt diberikan obat golongan aminoglikosid misalnya gentamisin, atau sulfonamide, kotrimoksazol, ampisilin, sefalosporin, fluorokuinolon. Dengan pemberikan selama 5-10 hari, biasanya infeksi akut dapat diredakan dan selanjutnya diberikan antiseptic saluran kemih sebagai pengobatan profilaksis atau supresif. J.
Preventif Infeksi Saluran Kemih
Agar terhindar dari penyakit infeksi saluran kemih, dapat dilakukan hal-hal berikut:
Menjaga dengan baik kebersihan sekitar organ intim dan saluran kemih.
Bagi perempuan, membersihkan organ intim dengan sabun khusus yang memiliki pH balanced (seimbang) sebab membersihkan dengan air saja tidak cukup bersih.
Pilih toilet umum dengan toilet jongkok. Sebab toilet jongkok tidak menyentuh langsung permukaan toilet dan lebih higienis. Jika terpaksa menggunakan toilet duduk, sebelum menggunakannya sebaiknya bersihkan dahulu pinggiran atau dudukan toilet. Toilettoilet umum yang baik biasanya sudah menyediakan tisu dan cairan pembersih dudukan toilet.
Jangan membersihkan organ intim di toilet umum dari air yang ditampung di bak mandi atau ember. Pakailah shower atau keran.
Gunakan pakaian dalam dari bahan katun yang menyerap keringat agar tidak lembab.
PUSTAKA Ganiswara. 1995. “ Farmakologi dan Terapi”. Bagian Farmakologi. Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia. Jakarta. Setiabudy, Rianto. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia. Jakarta. ummudzakwanFARMASI.
Dalam
blog
ummudzakwanFARMASI
dengan
judul
KEMOTERAPEUTIKA. diakses pada 12 maret 2012 jam 10.33 wib. Label: Farmakologi C. ANTIMALARIA Malaria berasal dari bahasa italia yaitu :mala = buruk dan aria = udara Anti malaria adalah obat yang digunakan untuk mencegah penyakit yang diakibatkan oleh parasit bersel tunggal atau protozoa, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina pada malam hari dengan posisi mengigit dengan menjungkit. CIRI-CIRI MALARIA : 1.
Demam berkala disertai menggigil
2.
Nyeri kepala dan otot
3.
Pembesaran hati, sehingga menimbulkan rasa mual dan muntah
4.
anemia Macam-macam malaria :
1.
Malaria tropika Yang disebabkan oleh plasmodium falsiparum, dengan ciri-ciri :
a. b. c. d. e. f.
Malaria yg paling berbahaya dan mematikan Eritrosit meningkat Pembesaran hati Tidak menimbulkan kekambuhan Hemoglobin uria Hiperbilirubin anemia
2.
Malaria tersiana Yang disebabkan oleh plasmodium vivax dan ovale, dengan ciri-ciri:
a. b. c. d. e.
Demam berkala selama 3 hari Nyeri kepala dan punggung Mual Malaise Sering kambuh
3.
Malaria kwartana Yang disebabkan oleh plasmodium malariae, dengan ciri-ciri:
a.
Demam selama 4 hari sekali
b.
Puncak demam setelah 72 jam
c.
Dapat menimbulkan kekambuhan PENGGOLONGAN OBAT MALARIA:
1. 2.
Obat propilaksis/pencegahan : obat nyamuk yang mengandung DEET Obat pencegah/penyembuh demam/ kurativum : klorokuin, meflokuin, halofantrin, pirimetamin.
3. Obat pencegah kambuh : primakuin 4. Obat pembunuh gametosit INKUBASI : 1. Plasmodium falsiparum : 7-12 hari 2. Plasmodium vivax dan ovale : 10-14 hari 3. Plasmodium malariae : 4-6 minggu SERANGAN PANAS DINGIN 1. 2. 3.
Fase dingin berlangsung sekitar 30 menit-1jam, terjadi penyempitan pembuluh darah(vasokontriksi) suhu badan mencapai 40 derajat celciul Fase panas kira-kira 2-6 jam, kemudian berkeringat Fase berkeringat, fase dimna merasa letih dan ingin tidur SIKLUS HIDUP PARASIT
1. a.
Siklus aseksual: Siklus hati: nyamuk yang menyengat manusia akan menyuntikan sporazoit kedalam
b.
pembuluh darah dan bermukin seksual jantan dan betina di sel-sel parencym hati Siklus darah: dari hati merozoit akan berubah menjadi tropozoit dan memasuki sel darah
2.
merah, kemudian memasuki hati dan limpa Siklus seksual : merozoit dalam eritrosit akan merubah menjadi bentuk seksual betina dan jantan.
1. 2. 3. 4.
PENCEGAHAN Hindari vektor nyamuk Berantas nyamuk dan larvanya Gunakan baju lengan panjang saat tidur Gunakan kelambu pada saat tidur
D. ANTI AMUBA Amuba adalah parasit yang terdapat dalam makanan dan minuman yang tercemar, kemudian masuk terlelan oleh manusia, dan menetap di usus, yang dapat menimbulkan infeksi pada usus. Anti amuba adalah obat-obatan yang digunakan untuk mencegah penyakit yang diakibatan oleh parasit bersel tunggal (protozoa) yang disebut entamoeba hystolytika (disentri amuba) a. b. c. d.
Ciri-cirinya : Diare berlendir dan berdarah Kejang Nyeri perut Mules pada saat BAB BENTUK AMUBA:
1.
Bentuk kista : bentuk tidak aktif dari amuba yang memiliki cairan pelindung yang ulet dan
2.
tahan terhadap getah lambung Bentuk minuta(kecil) : makanan yang terinfeksi kista amuba akan pecah menjadi bagian
3.
aktif( tropozoit) Bentuk histolitika: tropozoit melewati dinding usus dan menerobos ke organ lainnya PENGGOLONGAN OBAT :
1.
Obat amuba kontak : yang meliputi senyawa metrokonazol dan tinidazol, dengan jenis
antibiotik tetrasiklin dan aminoglikosida 2. Obat amuba jaringan : yang terdiri dari senyawa nitro-mikonazol 1.
MACAM-MACAM AMUBIASIS : Amubiasis usus: hampir sama dengan disentri basiller (sigelosis) dengan ciri diare akut,
2.
mual, muntah, sakit kepala, anorexia Amubiasis jati : ditandai dengan radang ada hati ( hepatitis amuba)
1. 2.
KOMPLIKASI : Perforasi dinding usus ( pembocoran) Peroitonitis dan pendarahan
E. ANTI CACING ( ANTHELMINTIKA) Anti cacing adalah obat yang digunakan untuk membasmi cacing parasit dia dalam tubuh manusia dan hewan. Penularannya : 1. 2. 3.
Dari mulut Dari luka Dari larva diatas tanah Ciri-ciri :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Mual Mules Muntah Diare berkala Nyeri perut Anorexia Anemia Usus buntu MACAM-MACAM CACING :
1.
Cacing kremi ( oxyuris vermicularis) Adalah golongan cacing bulat, yang masa hidup cacing dewasanya > 6minggu, cacing betina menempatkan telurnya di sekitar anus pada malam hari, yang menimbulkan rasa gatal,
2.
keudian terjadi garukan oleh tangan, yang kemungkina tertelan kembali ( reauto infeksi) Cacing gelang ( ascaris lubmbricoides) Adalah cacing golongan bulat. Yang cukup besar dan cukup membahayakan, karena dapat keluar dari anus dan masuk ke organ tubuh yang lain
3.
Cacing pita ( taenia saginata/ cacing pita pada dagig sapi, taenia soliumcacing pita pada
daging babi, taenia lata/cacing pita pada daging ikan ) Cacing ini pipih dan beruas-ruas. 4. Cacing tambang ( angkylostoma duo denale dan nacator americanus ) Cacing yang hidup di usus bagian atas, dan dapat menghisap darah dimana mereka 5.
6. 7.
menempelkan diri. Filaria Cacing dari larva wucheria bancrifti dan brugia malay, yang desebarkan melalui nyamuk culex, dan dikenal sebagai penyakit elephantisiasis Scistosoma Cacing benang PENCEGAHAN PENYAKIT CACING :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Peningkatan hygine Pemberatntasan cacing dan larvanya Perbaikan perumahan Lingkungan hidup Kemajuan sosial dan ekonomi Menjaga kebersihan diri dan makanan Mengosumsi makanan yang dimasak dengan benar Mencuci tangan sedudah dan sebelum makan
F. ANTI VIRUS ( VIRUSTATIA)
Virus berasal dari bahasa latin dan sansekerta yaitu visham yang artinya racun, virus merupakan organisme hidup yang terkecil dengan ukuran antara 20-300 mikron. Diluar, virus tampak seperti kristal tanpa ada tanda kehidupan. Antivirus adalah obat yayng digunakan untuk mencegah penyakit yang diakibatkan oleh virus. Penyakit yang diakibatkan oleh virus adalah : influenza, polio, tampak, cacar, herpes, hepatitis, flu burung, dan HIV/AIDS 1.
Influenza : disebabkan oleh RNA yang terdapat di manusia, kuda, babi, ikan paus, ayam, itik, dan burung, yang terdiri dari inti protein dan RNA itu sendiri dan polimerase. Infeksi ini menular melalui inhalasi dan tetesan air lir, inkubasi virus ini selama 1-3 hari, dan gejala timbul setelah inkubasi 1-4 hari, seperti demam 40 drajat celcius, nyeri otot seluruh tubuh, pusing, radang pada mukosa hidung dan batuk kering yang tahan berminggu-minggu. Pengobatan :
a. b. c. d.
Bedrest total Pemberian analgetik sebagai pereda sakit contoh paracetamol atau asetosal Pemberian suplemen Pemberian virustatika Virustatika untuk infuenza :
1.
Amantadin : dapat digunakan bersamaan dengan suntikan vaksin, yang mekanisme kerjanya melindungi virus A2 selama masa inkubsi belum aktif, terutama bagi orng yang
berdaya tahan tubuh lemah 2. Zanamivir : merupakan kelompok zat baru dari neuramidase-inhibitor, yang bekerja menghambat enzim neuramidase di permukan virus sehinggan pelepasan partikel dari tua 3.
rumah dapat dihindari, dan sel-sel yang dekat saluran napas tidak tertulari Antibiotik; digunakan terutama untuk orang yang berisiko tinngi dan memiliki daya tahan
tubuh yang lemah Flu burung Pada tahun 1997 di hongkong mulai menyebar virus influenza A( turunan dari tipe H5N1). 3. DBD Adalah penyakit yang diakibatkan oleh virus, mealalui gigitan nyamuk aedes aygefty pada 2.
siang hari. Pengobatan hanya simptomatis ( sesuai gejala), transfusi darah untuk mencegah sock, 4.
pemberian analgetik dan antipiretik Hepatitis Terdapat 7 macam hepatitis yaitu hepatitis A, B,C,D,E,F dan G . yang paling parah adalah
5.
hepatitis B dan C karena merusak hati secara tetap. Herpes Virus ini berlainan dengan virus lain, efeknya hampir sama dengan kerja virus HIV, karena
sekali virus ini masuk kedalam tubuh maka akan sulit untuk dikeluarkan kembali Pengaobatan : a. Asiklovir : untuk herpes simplex dan herpes zoster, sediaan :tablet b. Idoksuridin : untuk virus DNA, seperti varricela(cacar) dan herpes karatitis, sediaan :tablet
G. ANTI JAMUR ( FUNGISTATIKA) Anti jamur adalah obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang diakibatkan oleh jamur, penyakit jamur dapat terjadi pada ; 1. 2.
Kulit oleh dermatofit ( jamur yang hidup di atas kulit) Selaput lendir, broncis, usus, dan vagina oleh sejenis ragi yang disebabkan oleh candidas albicans ( yang berwarna putih)
Penyakit jamur dapat meluas karena pemakaian antibiotik sprektum luas atau kortikosteroid yang tidak tepat Jamur adalah tumbuhan yang tidak memilik klorofil Jamur yang tidak merugikan : 1. 2. 3.
Jamur pada tempe Jamur pada oncom Jamur pada keju Jamur yang merugikan :
1. 2.
Mycose umum ( sistemik) Mycose permukaan ( topikal) Mycose topikal (permukaan) dapat terjadi pada kulit, rambut.
1. 2. a. b. c. d. e. f.
Kutu air ( antelete’s foot, tinea pedis) Thricopyton dan dermatopitose yang berperan Kuku kapur ( arm’s horn nail) Denagn ciri-ciri : Kuku menebal Mengeras Regas Berwarna keputih-putihan Mudah patah Adakalanya tidak lurus Penularannya: dapat terjadi pada lansia, terutama pada saat sirkulasi darah pasa jari kaki tidak
3. 4. 1. 2. 3. 4.
baik, penularan dari kuku ke kuku
Panu ( pytiriasis versicolor) Yang disebabkan oleh jamur mallaize furfur, Pengobatan oleh larutan salisilat 5-10% Ketombe ( dundruff) Dengan ciri : jatuhnya serpihan putih dari kulit kepala Penyebab: Stres Imun rendah Hygine kurang Lemak meningkat Pengobatan : sampo yang mengandung ketokonazol 2%
5.
Candidas mulut : terjadi di mukosa mulut dengan muncul bintik putih
H. ANTI KANKER/NEOPLASTIKA/SITOSTATIKA Kanker berasal dari bahasa yunani yaitu karkinos yang artinya kepiting. Kanker adalah pembentukan jaringan baru yang abnormal dan bersifat ganas (maligne).sekelompok sel yang mendadak liar dan tidak dapat teertahankan yang mengakibatkan pembengkakan atau benjolan. Benjolan itu disebut tumor atau neoplasma, neo=baru dan plams = bentukan. Gejala umum dari penyakit kanker adalah nyeri yang sangat hebat. Berikut beberapa kanker yang sering terjadi adalah kanker kulit, kanker tenggorokan, kanker paru-paru, kanker otak, dan termasuk leukimia / kanker darah. Menurut para ahli 80% penyebab kanker adalah zat-zat karsinogen. PENGOBATAN KANKER : 1.
2.
Kemoterapi Adalah pengobatan dengan cara pemberian obat-obatan yang dapat menghambat atau memusnahkan sel-sel kanker Operasi/pembedahan Adalah pengangkatan sel-sel kanker agar tidak terjadi perluasan daerah yang terkena kanker
3.
Penyinaran/radiasi Adalah pengobatan dengan melakukan penyinaran di tempat/daerah yang terkena kanker denag sinar radioatif EFEK SAMPING DARI PENGOBATAN KANKER:
1. 2. 3. 4. 5.
Depresi sumsum tulang denag gangguan darah dan penurunan sistem tangkis yang memperbesar resiko terjadinya resisiten terhadap kuman Gangguan pada kantong rambut, yang mengakibatkan kerontokan pada rambut (alopesia) Pembentukan sel-sel darah terhambat Hiperurisemia Terganggunya sistem reproduksi Antikanker dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu :
1. 2. 3. 4. 5.
Zat-zat alkalasi Antimetabolit Antimitotika Antibiotika Serba-serbi Zat-zat alkalasi, yang terpenting adala klormethin, thiotepa, dan busulfan
a.
Klormetin adalah sitostatika pertama pada tahun 1946 dugunakan untuk limfogranuloma
1.
dan leukimia akut.. berkut ini adalah derivat-derivatnya Klorambusil : derivat klormetin yang memiliki cincin aromatik, dan efeknya hampir sama
2.
dengan klormetin. Siklofosfamid : derivat klormetin yang memiliki cincin fosfat, yang akan aktif setelah
3.
dioksidasi dalam hari Melfalan : derivat klormetin yang mengandung zat fenilalanin, yang kerjanya ebih lama,
b.
kuarang lebih 6 jam. Thiotepa : obat yang memiliki idikasi lebih luas, digunakan pada kanker yang telah tersebar
c.
dan yang gagal diboati oleh penyinaran. Busulfan : obat yang berkhasiat spesifik terhadap sumsum tulang, sehingga digunakan
d.
untu leukimia kronis guna menekan produksi leukosit Lomustin : obat yang dapat menghambat semua proses dalam sel, bersifat lipopil/ mudah melewati sawar otak. Antimetabolit Obat yang menghambat sintesis DNA, dengan kerka antagonisme dengan metotreksat (MTX) :
a.
Merkaptopurin : digunakan untuk leukimia akut pada anak-anak Dengan derivatnya : -
Azitropin Fluoroacil : digunakan pada kanker lambung-usus, kolon, rektum. Dengan derivatnya :
Sitarabin Antimitotika : obat yang mencegah pembelahan sel denag merintangi pembelahan inti a) b) -
sel : Vinblastin : alkaloida dari tanaman vinca rosae, denagn derivat : Vindesin Vinkristin Podopilin Antibiotiaka : mitomisin doksurubisin, dengan derivatnya : daunorubisin serba-serbi : Kortikosteroid hormon-hormon kelamin L-asparaginase cisplati
-
enterferon
I. ANTI TUBERCULOSIS Anti Tuberculosis (TBC) pengertian Anti tuberculosis adalah obat-obat atau kombinasi obat yang di berikan dalam jangka waktu tertentu untuk mengobati penderita tuberkulosis. Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang di sebabkan oleh mycobacterium tuberculosis, yang pada umumnya di mulai dengan bentuk benjolan-benjolan kecil di paruparu danditularkan lewat organ pernafasan . kuman TBC pertama kali di temukan oleh dr.Robert koch (1882). GEJALA ·
batuk kronis
·
berkeringat waktu malam
·
keluhan pernafasan
·
perasaan letih
·
hilang nafsu makan
·
berat badan turun
·
rasa nyeri di bagian dada sering kali juga sistim tangkis tubuh yang sehat dapat memberantas kuman , tetapi pada sistim imun yang lemah (anak-anak , manula , pasien AIDS) menjadi radang paru yang hebat. MACAM-MACAM TBC selain yang menyerang paru-paru , antara lain :
·
TB tulang
·
TB ginjal
·
TB kulit
·
TB otak Penyebab banyak nya orang yang mengalami TBC di akibatkan oleh beberapa faktor , diantaranya :
1.
Masih kurangnya kesadaran untuk hidup sehat
2.
Perumahan yang tidak memenuhi syarat (ventilasi dan masuknya cahaya matahari)
3.
Kebersihan atau hygiene
4.
Kurang gizi atau gizi tidak baik. PENULARAN Bisa di sebabkan dari makanan dan minuman , saluran pernafasan. cara untuk menghindari dengan cara menggunakan desinfektan pada sapu tangan atau barang-barang yang di gunakan , dan mengusahakan agar ruangan tempat penderita menmpunyai ventilasi yang baik. PENCEGAHAN Cara pencegahan ini bisa menggunakan vaksin BCG (BASIL CALMETTE GUERIN) , vaksin ini di gunakan mungkin pada bayi-bayi yang baru lahir.Cara pencegahan nya bisa juga menggunakan tes mantoux , yaitu penyuntikaan yang di lakukan delengan atas dengan tuberkulin (filtrat dari pembiakan basil TBC).Bila ditempat penyuntikan tidak timbul bengkak
merah berarti orang tersebut tidak terinfeki TBC. obat yang digunakan , antara lain : Nama obat rifampisin
indikasi Pengobatan
Efek samping Mual , muntah
peringatan Perlu
sediaan Kapsul 300
tuberkulosis ,
, diare ,
penerangan
mg , 450 mg ,
lepra ,
pusing ,
rifampisin
kaptab 600
meringitis
gangguan
menyebabkan
mg
penglihatan
warna merah pada urin , tinja , liur , dahak keringat dan
Ethambutol
Isoniazid
air mata. -
Tuberkulosis
Neuritis optik,
Tablet 250 mg
dengan
buta warna
kombinasi
hijau / merah ,
bersama obat
neuritis
lain. Tuberkulosis ,
primer Neuritis
Tablet 100 mg
kombinasi
perifer
, 300 mg
dengan obat
(gangguan
lain.
syaraf dengan
, 500 mg
gejala kejangkejang) yang dapat di cegah dengan pemberian pyridoxin(vitB pirazinamid
Tuberkulosis
6). Hepatotoksik
dalam
(menimbulkn
kombinasi
kerusakan
dengan obat
hati) terutama
lain ,
pada dosis
khasiatnya di
lebih daroi
perkuat oleh
2g/hari
Tablet 500 mg
isoniazid PENGOBATAN
fase intensif (2bulan)
obat-obatannya : Obat yang digunakan diantaranya INH (isoniazid) , rifampisin , pirazinamid dan untuk mencegah . FASE PEMELIHARAAN (7 bulan) obat-obatannya : Obat yang digunakan diantaranya INH(isoniazid) dan rifampisin.
JENIS-JENIS OBAT TB : 1. Isoniasid ( H ) Dikenal dengan INH, bersifat baktresid. Dapat membunuh 90% populasi kuman dalam beberapa hari pertama pengobatan. 2. Rifampisin ( R ) Bersifat baktresid. Dapat membunuh kuman yang tidak dapat dibunuh oleh isoniasid. 3. Pirasinamid ( Z ) Bersifat baktresid. Dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam. 4. Streptomisin ( S ) Bersifat baktresid. 5. Etambulol ( E ) Bersifat sebagai bakteriostatik.
TABEL DOSIS OBAT ANTITUBERKULOSIS ( OAT ) Dosis Harian (mg/kgbb/hari) Dosis 2x/Minggu (mg/kgbb/hari) Dosis 3x/Minggu (mg/kgbb/hari) Isoniasid 5-15 (maks 300 mg) 15-40 (maks 900 mg) 15-40 (maks 900 mg) Rifampisin 10-20 (maks 600 mg) 10-20 (maks 600 mg) 15-20 (maks 600 mg) Pirasinamid 1540 (maks 2 mg) 50-70 (maks 4 mg) 15-30 (maks 3 mg) Streptomisin 15-40 (maks 1 mg) 25-40 (maks 1,5 mg) 25-40 (maks 1,5 mg) Etambulol 15-25 (maks 2,5 mg) 50 (maks 2,5 mg) 15-25 (maks 1,5 mg)
PRINSIP PENGOBATAN Obat TBC diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis, dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya semua kuman dapat dibunuh. pengobatan TBC diberikan dalam 2 tahap yaitu : 1. Tahap Intensif Pengawasan ketat dalam tahap intensif sangat penting untuk mencegah terjadinya kekebalan obat. 2. Tahap Lanjutan Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persister (dormant) sehingga mencegah terjadinya kekambuhan. PENGOBATAN TBC PADA ORANG DEWASA KATEGORI 1 : 2HRZE / 4H3R3 Diberikan kepada : 1. Penderita baru TBC paru BTA positif 2. Penderita TBC ekstra paru (TBC diluar paru-paru) berat KATEGORI 2 : HRZE / 5H3R3E3 Diberikan kepada : 1. Penderita kambuh 2. Penderita gagal terapi 3. Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat PENGOBATAN TBC PADA ORANG DEWASADEWASA KATEGORI 3 : 2HRZ / 4H3R3 Diberikan kepada : 1. Penderita BTA (+) 2. Rontgen paru mendukung aktif PENGOBATAN TBC PADA ANAK 2HR / 7H2R2 INH + Rifampisin setiap hari selama 2 bulan pertama, kemudian INH + Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 7 bulan. 2HRZ / 4H2R2 INH + Rifampisin + Pirazinamid setiap hari selama 2 bulan pertama, kemudian INH + Rifampisin setiap hari atau 2 kali seminggu selama 4 bulan . EFEK SAMPING Petugas kesehatan dapat memantau adanya efek samping dengan dua cara. Pertama, dengan menerangkan kepada pasien untuk mengenal tanda-tanda efek samping obat dan segera melaporkannya kepada dokter. Kedua, dengan menanyakan secara khusus kepada pasien tentang gejala yang dialaminya. Efek samping obat tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2, yaitu : 1. Efek samping minor 2. Efek samping mayor
EFEK SAMPING MINOR EFEK SAMPING PENYEBAB PENANGANAN Minor dosis ---- Teruskan obat, periksa Anoreksia, Mual, Sakit perut Rifampisin Berikan obat pada malam hari atau sesudah makanan yang lain Nyeri sendi Pirazinamid Aspirin Rasa panas di kaki INH Piridoksin 100 mg/hari Urin kemerahan Rifampisin Terangkan pada pasien EFEK SAMPING MAYOR EFEK SAMPING PENYEBAB PENANGANAN Efek samping mayor ---- Hentikan pemberian obat penyebab Gatal-gatal, kemerahan di kulit Tiasetazon Hentikan pemberian obat yang bersangkutan Ketulian Streptomisin Hentikan streptomisin ganti dengan etambutol Gangguan penglihatan Etambutol Hentikan etambutol Gagal ginjal akut Rifampisin Hentikan rifampisin PENGGOLONGAN OBAT TBC Obat Primer: • 1. INH 2. Rifampisin 3. Pirazinamida 4. Etambutol Obat Sekunder: • 1. Streptomisin 2. Asam Para aminosalisilat (PAS) 3. Ethionamid Golongan Obat Primer INH Indikasi: • Untuk terapi semua bentuk tuberkulosis aktif, disebabkan kuman yang peka dan untuk mencegah orang berisiko tinggi mendapatkan infeksi. Kerja Obat: Menghambat sintesa Mycolic acid, yang diperlukan untuk membangun dinding bakteri. Efek samping: • Gatal-gatal, polineuritis, Kadang terjadi kerusakan hati dengan hepatitis dan ikterus yang fatal. Interaksi: • Pemakaian INH bersamaan dengan obatobat tertentu, dapat menimbulkan risiko toksis RIFAMPISIN Indikasi: Kerja Obat: • Mengobati TBC yang dikombinasikan dengan antituberkulosis lain untuk terapi awal maupun ulang • Berdasarkan perintangan spesifik dari suatu enzim bakteri Ribose Nukleotida Acid (RNA)-polimerase sehingga sintesis RNA terganggu. Efek Samping: Interaksi: • Penyakit kuning, gangguan saluran cerna, gejala gangguan SSP dan reaksi hipersensitasi, warn a merah pada air seni, keringat, air mata, air liur. • Mempercepat perombakan obat lain bila diberikan bersamaan waktu dengan jalan induksi enzim dalam hati. PIRAZINAMIDA ETAMBUTOL Indikasi: • Sebagai terapi kombinasi tuberkulosis, dengan obat lain. Kerja Obat: • Berdasarkan penghambatan sintesa RNA pada kuman yang sedang membelah, juga menghindarkan terbentuknya Mycolic acid pada dinding sel. Efek Samping: • Gangguan penglihatan, sakit kepala, disorientasi, mual, muntah dan sakit perut. Tidak dianjurkan untuk anak-anak usia kurang 6 tahun Interaksi: • Menurunkan khasiat obat urikosurik terutama pada pemberian bersama isoniazid dan piridoksin. Golongan Obat Sekunder STREPTOMISIN Indikasi: • Untuk kombinasi pengobatan TB bersama INH, Rifampisin, dan pirazinamid. Kerja Obat: • Berdasarkan penghambatan sintesa protein kuman dengan jalan pengikatan pada RNA ribosomal. Efek Samping: • Kerusakan syaraf kedelapan yang berkaitan dengan keseimbangan dan pendengaran Interaksi: • Penggunaan bersama dengan amfoterisin dan diuretic loop dapat meningkatkan nefrotoksisitas. ASAM PARA AMINOSALISILAT (PAS) Interaksi: Berinteraksi dgn isoniazid,digoxin dan menurunkan efek vitamin B12. Indikasi: • Digunakan dalam kombinasi dgn obat anti TB lain, seperti isoniazid dan streptomycin Efek Samping: Kerja Obat: • Keluhan saluran cerna, reaksi, hipoti roid, trombositopeni a, dan malabsorpsi. • Menghambat secara kompetitif pembentukan asam folat dari asam paraamino benzoat ETHIONAMID Indikasi: Mengobati tuberkulosis dalam kombinaasi dengan obat lain. Interaksi: Kerja Obat: Hepatotoksisitas meningkat jika digunakan bersama rifampisin
Menghambat sintesis asam mikolat. Efek Samping: Gangguan saluran cerna, neuritis, kej ang, pusing,, hepati tis Pengobatan pada tahun tahun sebelumnya obat TBC digunakan dalam bentuk tunggal dan masa pengobatannya lama (bertahun-tahun). Seiring berjalannya waktu pemakaian obat TBC dibuat dalam bentuk paket dan masa pengobatannya semakin cepat (6 bulan).
SPESIALIT OBAT GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN
Obat - obat Gangguan Sistem Pencernaan Yang dibahas dalam obat gangguan sistem pencernaan adalah : 1. Antasida Antasida adalah basa-basa lemah yang digunakan untuk menetralisir kelebihan asam lambung yg menyebabkan timbulnya sakit maag. Tujuan pengobatan adalah menghilangkan gejala, mempercepat penyembuhan, dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat antasida digolongkan menjadi 2 golongan yaitu :
Anti Hiperasiditas
Obat dengan kandungan aluminium atau magnesium bekerja secara kimiawi mengikat kelebihan HCl dalam lambung. Sediaan yang mengandung magnesium menyebabkan diare
karena bersifat pencahar, sedangkan sedangkan sediaan yang mengandung aluminium dapat menyebabkan sembelit maka biasanya kedua senyawa ini dikombinasikan. Persenyawaan molekul antara Mg dan Al disebut hidrotalsit. Obat dengan kandungan natrium bikarbonat merupakan antasida yang larut dalam air, dan bekerja cepat. Tetapi dapat menyebabkan sendawa. Obat dengan kandungan bismut dan kalsium dapat membentuk lapisan pelindung pada luka dilambung tetapi sebaiknya dihindari karna bersifat neurotoksik sehingga dapat menyebabkan kerusakan otak. Obat dengan kandungan sukralfat, aluminium hidroksida dan bismuth koloida dpat digunakan untuk melindungi tukak lambung agar tidak teriiritasi oleh asam lambung. Perintang reseptor H2 ( antagonis reseptor H2)
Bekerja dengan cara mengurangi sekresi asam. contoh obatnya adalah ranitidin dan simetidin. Adapun penggolongan obat - obat antasida, antara lain : a. Antasida Aluminium Hidroksida,Al Oksida,Magnesium Karbonat,Mg Trisilikat,Mg Oksida,Mg Hidroklorida,Natrium Karbonat,Bismuth Subnitrat,Bismuth Subsitrat,Kalsium Karbonat,Hidrotalsite ( Mg, Al, Hidroksi Karbonat ). Spesialite obat obat antasida No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama generik Alumunium hidroksida Kombinasi AL(OH)3 & Mg (OH) Simetikon / dimetichone (Dimethylpolosiloxane) Kombinasi Al (OH)3 dan Mg (OH)2 dan dimethicon Simetidin Famotidin Ranitidin Omeprazole Sukralfat Mg (OH)2 + Al (OH)2+Simetikon
Dagang Alukol Aludona Gastulen Mylanta Corsamet Facid Zantac Losec Inpepsa Acitral
b. Antagonis Reseptor H2 ( H2 Bloker ) Ranitidin,Simetidin,Famotidin,Nizatidin. # Bekerja dengan cara mngurangi sekresi asam lambung sebagai akibat hambatan reseptor H2. c. Penghambat Pompa Proton Omeprazol,Lansoprazol,Pantoprazol. # Bekerja dengan cara menghambat asam lambung dengan cara menghambat sistem enzim adenosin trifosfat hidrogen kalium (pompa proton dari sel parietal lambung) d. Anti Kolinergik / anti muskarinik Pirenzepin,Fentonium,Ekstrak Belladon. # Bekerja dengna menghambat sekresi asam melalui reseptor muskarindan melawan kejang e. Analog Prostaglandin Misoprostol # Anti sekresi dan proteksi f. Pelindung mukosa Sukralfat
# Melindungi mukosa dari serangan pepsin dan asam g. Penguat motilitas Metoklorpramid,Domperidon. h. Zat pembantu Dimetikon (Dimetilpolisiloksan) # Memperkecil gelembung gas yang timbul sehingga mudah di serap dan dapat mencegah masuk angin, kembung dan kentut i. Penenang Diazepam,Klordiazepoksida # menekan stress yg dapat memicu asam lambung 2. Digestiva Digestiva adalah obat yang digunakan untuk membantu proses pencernaan lambung-usus terutama pada keadaan difensiensi zat pembantu pencernaan. Obat digestiva antara lain : a. Pankreatin (enzim pencernaan) : Amylase, Tripsin, Lipase # Fungsinya membantu proses pencernaan b. Pepsin (enzim lambung) c. Ox-bile (empedu sapi) # Fungsinya mempertinggi daya kerja lipase, merangsang pengeluaran empedu dari hati d.Bromealin pesialite obat Digestiva No 1 2 3
Nama Generik Pankreatin, empedu sapi, ekstrak lambung Pancreatin , oxbile, bromealin Pancreatin , Lipase,Amilase
4 5 6
Pankreatin, empedu sapi,selulosa Pancreatin , extrac oxbile, dimetilpolisiloksan Pancreatin , bromealin, dimetilpolisiloksan
7
Amilase, protease,asam deoksikolat,dimetilpolisiloksan,vit B1,Vit B2,Vit B 6,vit B12nikotinamida,ca-pantotenat Pancreatin , oxbile, dimetilpolisiloksan,vit B1,Vit B2,Vit B 6,vit B12,niasinamida,Ca pantotenat Pancreatin , Amilase,lipase,protease,dimetilpolisiloksan
Enzyplex
Pancreatin , dimetilpolisiloksan ,
Tripanzym
8 9
10
Dagang Panzynorm Benozym Pankreon comp Cotazym forte Decazym Elsazym
Berzymplex Xepazym
3. Anti Diare Anti diare adalah obat yg digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri, kuman, virus, cacing, atau keracunan makanan. Gejala diare adalah BAB berulang kali disertai banyaknya cairanyg keluar kadang-kadang dengan mulas dan berlendir atau berdarah. Diare terjadi karena adanya rangsangan terhadap saraf otonom di dinding usus sehingga menimbulkan reflek mempercepat peristaltik usus. Rangsangannya dapat ditimbulkan oleh :
infeksi oleh bakteri patogen misalnya bakteri colie
infeksi oleh kuman thypus dan kolera
infeksi oleh virus
akibat dari penyakit cacing
keracunan makanan dan minuman
gangguan gizi
pengaruh enzim
pengaruh syaraf
Obat anti diare : a. Adsorben : kaolin, karbo adsorben, attapulgit #nyerap racun b. Anti motilitas : loperamid hidroklorida, kodein fosfat, morfin #menekan perstaltik usus c. Adstringen : tannin/ tanalbumin #menciutkan selaput usus d. Pelindung : Mucilago #melindungi selaput lendir usus yang luka Spesialite obat antidiare No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Generik Oralit Kaolin & pectin Atta L pulgit pectin Attapulgit Loperamia HCL Arang jerap(carbon adsorben) Furazolidon Kaolin, pectin Bismuth subsalisilat Nifuroksasida
Dagang Oralit Kaopectate Neo diaform Biodiar Lodia Bekarbon Dialet Diaend Diaryn Hufafural
4. Laksativa Laksativa adalah obat-obat yang dapat mempercepat peristaltik usus sehingga mempermudah BAB. Obat pencahar digunakan untuk :
Pada keadaan sembelit
pada pasien penderita penyakit jantung dan pembuluh
pada pasien dengan resiko pendarahan rektal
untuk membersihkan saluran cerna
untuk pengeluaran parasit
Obat Laksativa : a. Perangsang dinding usus (meningkatkan motilitas usus) Bisakodil,Dankron,Rhei,Sennae,Aloe. b. Memperbesar isi Usus
Magnesium Sulfat / garam inggris,Natrium fosfat,Agar-agar,CMC (carboksi metil cellulose),Tylose # menahan cairan dalam usus secara osmosis c. Pelicin / Pelunak tinja Paraffin cair,gliserin (supositoria),larutan sabun (klysma) Spesialite obat obat laksativa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Generik Ispaghula sekam Bisakodil Lactusa Garam inggris Dihidroksiantrakuinon Monobasic sodium fosfat, dibasic sodium fosfat Dioktil Na-sulfosuksinat Dioksiantrakinon,fenolftalein Na pikosulfat Psyllium hydropolic muciloid
Dagang Mulax Dulcolax Lactulac Danthron Fosen enema Laxatab Garulax Laxoberon Mulax
5.Anti Spasmodika Anti Spasmodika adalah at yang digunakan untuk mengurangi atau melawan kejang - kejang otot. Obat Anti Spasmodika :
Atropin Sulfat
Alkaloida belladona
Hiosin Butil Bromida
Papaverin HCl
Mebeverin HCl
Propantelin Bromida
Pramiverin HCl
Cisaprid
# Mengurangi atau melawan kejang otot Spesialite anti spasmodik No 1 2 3 4
Nama generik Hiosin butilbromida Propantelin bromida Mebeverin HCL Extrac belladonnae
5 6 7 8 9 10
Pramiverin HCL Papaverin HCL Klordiazapoksid,klidinium bromida Valetamat bromida Metampiron,skopolamin bromobutilat Timepidium bromida
6. Kolagoga
Dagang Buscopan Probathine Duspatalin Ekstrak beladon Systabon plain Erlavaf Braxidin Epidosin Procolic Sesden
Kolagoga adalah obat yang digunakan untuk peluruh batu empedu. Obat Kolagoga adalah :
Asam Kenodeoksikolat
Asam Ursodeoksikolat
Asam Kenat
# membantu melarurkan batu empedu Spesialite obat kolagoga No 1 2 3
Nama Generik Asam kenodeoksikolat Asam ursodeoksikolat Pancreatin , dimetilpolisiloksan ,
Dagang Chenofalk Urdafalk Tripanzym
8. Protektor Hati Protektor htai adalah obat yang digunakan sebagai vitamin tambahan untuk meringankan, mengurangi bahkan melindungi gangguan fungsi hati. Obat protektor Hati adalah : 1. Curcuma rhizoma domestica 2. Curcuma XAnthorrizae 3.Sylimarin 4. Mekonin
Sistem saraf pusat Sistem saraf pusat (SSP) meliputi otak (bahasa Latin: 'ensephalon') dan sumsum tulang belakang (bahasa Latin: 'medulla spinalis'). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis. Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut: 1. Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak sebagai endostium, dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah dilepaskan dari tulang kepala. Di antara tulang kepala dengan duramater terdapat rongga epidural. 2. Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput arachnoidea adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik. 3. Piameter. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan lipatanlipatan permukaan otak.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu: 1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea) 2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba) 3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih. Otak Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol.
Otak besar (serebrum) Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau
merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.
Otak tengah (mesensefalon) Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan Pusat Pendengaran
.
Otak kecil (serebelum) Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
Sumsum sambung/lanjutan (medulla oblongata). Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks fisiologi
seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.
Jembatan varol (pons varoli) Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
Sumsum tulang belakang (medula spinalis) Sumsum tulang belakang terletak memanjang didalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan luar berwana putih dan lapisan dalam berwarna kelabu. Lapisan luar mengandung serabut saraf dan lapisan dalam mengandung badan saraf. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak refleks . Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.
Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi tersusun dari semua saraf yang membawa pesan dari dan ke sistem saraf pusat. Kerjasama antara sistem pusat dan sistem saraf tepi membentuk perubahan cepat dalam tubuh untuk merespon rangsangan dari lingkunganmu. Sistem saraf ini dibedakan menjadi sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom. 1) Sistem saraf somatic ( saraf sadar ) sistem saraf somatis disebut juga dengan sistem saraf sadar. Sistem saraf somatis terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf sumsum tulang belakang ( spinal ) Kedua belas pasang saraf otak akan menuju ke organ tertentu, misalnya mata, hidung, telinga, dan kulit. Saraf sumsum tulang belakang
keluar melalui sela-sela ruas tulang belakang dan
berhubungan dengan bagian-bagian tubuh, antara lain kaki, tangan, dan otot lurik. Saraf-saraf dari sistem somatis menghantarkan informasi antara kulit, sistem saraf pusat, dan otot-otot rangka. Proses ini dipengaruhi saraf sadar, berarti kamu dapat memutuskan untuk menggerakkan atau tidak menggerakkan bagian-bagian tubuh di bawah pengaruh sistem ini. Contoh dari sistem saraf somatis adalah sebagai berikut.
1. Ketika kita mendengar bel rumah berbunyi, isyarat dari telinga akan sampai ke otak. Otak menterjemahkan pesan tersebut dan mengirimkan isyarat ke kaki untuk berjalan mendekati pintu dan mengisyaratkan ke tangan untuk membukakan pintu. 2. Ketika kita merasakan udara di sekitar kita panas, kulit akan menyampaikan informasi tersebut ke otak. Kemudian otak mengisyaratkan pada tangan untuk menghidupkan kipas angin. 3. Ketika kita melihat kamar berantakan, mata akan menyampaikan informasi tersebut ke otak, otak akan menterjemahkan informasi tersebut dan mengisyaratkan tangan dan kaki untuk bergerak membersihkan kamar.
SPESIALIT OBAT SUSUNAN SYARAF PUSAT Spesialite analgetik antipiretik No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama generik Acetosal(Acidum acetylosaliycylicum) Paracetamol (acetami nophenum) Asam mefenamat Antalgin(methampyronum) Tramadol Diklofenak kalium Diklofenak natrium Piroksikam Fenilbutazon Ibuprofen
Dagang Aspirin Panadol Ponstan Novalgin Tramal Cataflam Voltaren Ferdene Irgapan Arthifen
Spesialite antiemetika No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama generik Difenhidramin Teoklat (Dimenhydrinatum) Betahistine mesylate Metoclopramide Hyoscine HBr Klorpromazin HCL Domperidon Pyranthiazine , theoclate +vit 6 Perfenazine Sinarizin
Dagang Antimo Merislon Vomitrol Buscopan Largactil Motilium Mediamer trilafon Nariz
10
Prometazin teoklat
Nufapreg
Spesialite anti Parkinson No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama generik Trihexyphenidil Levodopa Bromocriptin mesilate Selegiline entakapon Benserazid + levodopa Kodergokrin mesilat Rivastigmin Donepezil Hcl Galantamin HBr
Dagang Artane Madopan Parlodel Jumex Comtan Levazide Fontula Exelon Fordesia Reminyl
Spesialite anti epilepsi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama generik Fenitoin Natrium /difenilhidantoin natrium (phenytoin natricum) Karbamazepin (carbamazepinum) Klonazepam (clonazepanum) Gabapentin okskarbazepin Natrium fenitoin Fenitoin Levetirasetam Difenilhidantoin + natrium fenobarbital Asam valproat
Dagang Dilantin Tegretol Rivotril Alpentin Barzepin Decatona Ikaphen Keppra Ditalin Depakene
Spesialite psikofarmaka : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama generik Alprazolam klobazam Lorazepam Estazolam Levomepromazin Imipramin hidroklorida Buspiron hidroklorida Sertalin Hcl Tianeptin Amitriptilin hidroklorida
Dagang Alganax Asabium Ativan Esilgan Nozinan Tofranil Tan Q Serlof Stablon Trilin
Spesialite nootropik No 1
Nama generik Pyritinol HCL
2 3
Piracetam Mecobalamin
Dagang Enchepab ol Nootropil Methycoba l
Spesialite anastetika umum : No 1
Nama generik Diaethyl aether
2 3 4 5
Ketamin hidroklorida Thiopental natrium Enflurane Halothanum
Dagang Aether anesthetic us Ketalar Pentothal Ethrane Halcthane
MD Spesialite anastetika local No 1 2 3 4 5
Nama generik Lidokain hidroklorida Bupivacain hidrokllorida Prilokain , lidokain Ropivakain Bupivakain hcl , dextrose monohydrate
Dagang Pehacain bupivakain Estesia Naropin Regivell
Spesialite hipnotik sedative No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama generik Nitrazepam Estazolam Triazolam Sinarizin Betahistin mesilate Betahistin dihidroklorida Alprazolam Klobazam Lorazepam Akar kava kava
Dagang Dumolid Esilgan Halcyon Merron Darvon Betaserc Atarax Asabium Ativan Laikan
Spesialite analgetik antipiretik No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama generik Acetosal(Acidum acetylosaliycylicum) Paracetamol (acetami nophenum) Asam mefenamat Antalgin(methampyronum) Tramadol Diklofenak kalium Diklofenak natrium Piroksikam Fenilbutazon Ibuprofen
Dagang Aspirin Panadol Ponstan Novalgin Tramal Cataflam Voltaren Ferdene Irgapan Arthifen
Spesialite antiemetika No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama generik Difenhidramin Teoklat (Dimenhydrinatum) Betahistine mesylate Metoclopramide Hyoscine HBr Klorpromazin HCL Domperidon Pyranthiazine , theoclate +vit 6 Perfenazine Sinarizin Prometazin teoklat
Dagang Antimo Merislon Vomitrol Buscopan Largactil Motilium Mediamer trilafon Nariz Nufapreg
Spesialite anti Parkinson No 1 2 3 4 5 6
Nama generik Trihexyphenidil Levodopa Bromocriptin mesilate Selegiline entakapon Benserazid + levodopa
Dagang Artane Madopan Parlodel Jumex Comtan Levazide
7 8 9 10
Kodergokrin mesilat Rivastigmin Donepezil Hcl Galantamin HBr
Fontula Exelon Fordesia Reminyl
Spesialite anti epilepsi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama generik Fenitoin Natrium /difenilhidantoin natrium (phenytoin natricum) Karbamazepin (carbamazepinum) Klonazepam (clonazepanum) Gabapentin okskarbazepin Natrium fenitoin Fenitoin Levetirasetam Difenilhidantoin + natrium fenobarbital Asam valproat
Dagang Dilantin Tegretol Rivotril Alpentin Barzepin Decatona Ikaphen Keppra Ditalin Depakene
Spesialite psikofarmaka : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama generik Alprazolam klobazam Lorazepam Estazolam Levomepromazin Imipramin hidroklorida Buspiron hidroklorida Sertalin Hcl Tianeptin Amitriptilin hidroklorida
Dagang Alganax Asabium Ativan Esilgan Nozinan Tofranil Tan Q Serlof Stablon Trilin
Spesialite nootropik No 1
Nama generik Pyritinol HCL
2 3
Piracetam Mecobalamin
Dagang Enchepab ol Nootropil Methycoba l
Spesialite anastetika umum : No 1
Nama generik Diaethyl aether
2 3 4 5
Ketamin hidroklorida Thiopental natrium Enflurane Halothanum
Dagang Aether anesthetic us Ketalar Pentothal Ethrane Halcthane MD
Spesialite anastetika local No 1 2 3 4
Nama generik Lidokain hidroklorida Bupivacain hidrokllorida Prilokain , lidokain Ropivakain
Dagang Pehacain bupivakain Estesia Naropin
5
Bupivakain hcl , dextrose monohydrate
Regivell
Spesialite hipnotik sedative No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama generik Nitrazepam Estazolam Triazolam Sinarizin Betahistin mesilate Betahistin dihidroklorida Alprazolam Klobazam Lorazepam Akar kava kava
Dagang Dumolid Esilgan Halcyon Merron Darvon Betaserc Atarax Asabium Ativan Laikan
SISTEM SYARAF OTONOM
Pernahkah kamu kejatuhan cicak saat duduk santai? Apa yang kamu rasakan ketika kejatuhan cicak? Kamu kaget, ketakutan, dan menjerit keras. Jantungmu berdetak dengan cepat. Pikiranmu kacau. Reaksi yang membuat responmu dalam situasi ketakutan ini dikontrol oleh sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan jantung. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
Sistem saraf simpati disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum tulang belakang. Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah sebagai berikut. � � � � � � � � �
Mempercepat denyut jantung. Memperlebar pembuluh darah. Memperlebar bronkus. Mempertinggi tekanan darah. Memperlambat gerak peristaltis. Memperlebar pupil. Menghambat sekresi empedu. Menurunkan sekresi ludah. Meningkatkan sekresi adrenalin.
Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral. Susunan saraf parasimpatik berupa jaring-jaring yang berhubung-hubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik. Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan memperlambat denyut jantung. B. Sistem Indera Indera manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang sangat peka terhadap rangsangan tertentu. Ada lima macam indera pada manusia, yaitu mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit. Kamu tidak asing dengan alat indera manusia tersebut. Apakah kelima alat indera yang kamu miliki berfungsi dengan baik? Bagaimana cara mengetahuinya jika kelima alat indera tersebut tidak berfungsi dengan baik? Kelima alat indera ini akan berfungsi dengan baik jika: 1. Saraf-saraf yang berfungsi membawa rangsangan bekerja dengan baik, 2. Otak sebagai pengolah informasi bekerja dengan baik, 3. Alat-alat indera tidak mempunyai kelainan bentuk dan fungsinya. 1. Mata Bola mata terletak di dalam rongga mata dan beralaskan lapisan lemak. Bola mata dapat bergerak dan diarahkan kesuatu arah dengan bantuan tiga otot penggerak mata, yaitu: 1. Muskulus rektus okuli medial (otot di sekitar mata), berfungsi menggerakkan bola mata. 2. Muskulus obliques okuli inferior, berfungsi menggerakkan bola mata ke bawah dan ke dalam. 3. Muskulus obliques okuli superior, berfungsi memutar mata ke atas dan ke bawah. Selain itu, ada otot mata yang berfungsi menutup mata dan mengangkat kelopak mata. Otot yang berfungsi untuk menutup mata yaitu muskulus orbikularis okuli dan muskulus rektus okuli inferior. Sedangkan otot mata yang berfungsi mengangkat kelopak mata, yaitu muskulus levator palpebralis superior. a. Bagian-bagian mata
Bola mata tersusun oleh selaput mata yang terdiri atas tiga lapisan, yaitu sklera atau selaput putih, koroid atau selaput hitam, dan retina atau selaput jala.
Selaput putih (sklera)
sklera adalah bagian luar dari bola mata yang tersusun dari zat tanduk dan merupakan lapisan yang kuat, berwarna putih. Fungsi dari selaput ini adalah melindungi struktur mata yang sangat halus dan membantu mempertahankan bentuk biji mata. Sklera akan membentuk kornea. Apa yang dimaksud dengan kornea? Kornea adalah lapisan bening dan transparan yang berfungsi menerima cahaya yang masuk ke mata. Kornea dilindungi oleh selaput tipis yang disebut konjungtiva. Kornea selalu dibasahi oleh air mata.
Selaput hitam (koroid)
koroid merupakan lapisan tengah dari bola mata yang banyak mengandung pembuluh darah. Fungsi dari selaput ini adalah memberi nutrisi dan oksigen ke mata serta menyerap cahaya dan mengurangi cahaya yang memantul di sekitar mata bagian dalam. Pada koroid terdapat iris yang membentuk warna mata, pupil, lensa mata, titik dekat mata, dan titik jauh mata. Iris adalah selaput mata yang merupakan lanjutan dari selaput hitam bagian depan bola mata yang telah melepaskan diri. Iris atau selaput pelangi memiliki pigmen atau warna yang akan menentukan warna mata seseorang, yaitu warna mata biru, hitam, cokelat, abu-abu, dan hijau.Pupil adalah celah yang berada di bagian tengah iris. Fungsi pupil
adalah untuk
mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata. Jika cahaya redup, otot-otot iris berkontraksi sehingga celah pupil melebar dan cahaya yang masuk ke mata lebih banyak. Sebaliknya, jika cahaya terang celah pupil akan menyempit dan cahaya yang masuk ke mata lebih sedikit atau tidak berlebihan.Tahukah kamu dimanakah letak lensa mata? Lensa mata berada di belakang iris. Lensa mata memiliki daya akomodasi, yaitu kemampuan untuk mencembung (menebal) dan mencekung (menipis). Mencembung dan mencekungnya lensa
mata ditentukan oleh jarak benda yang dilihat. Jarak benda yag dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas disebut dengan titik dekat mata. Sedangkan jarak terjauh yang masih dapat dilihat oleh mata normal dengan jelas disebut titik jauh mata.Jarak titik jauh pada mata normal adalah tak terhingga.
Selaput jala disebut juga retina.
Retina adalah lapisan paling dalam pada mata yang peka terhadap cahaya. Retina ini memiliki sel-sel saraf. Pada retina terdapat bintik kuning dan bintik buta. Bintik kuning adalah bagian retina yang paling peka terhadap cahaya karena merupakan tempat perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk cerucut dan batang. Kita bisa melihat apabila bayangan jatuh pada titik ini. Pada bintik kuning terdapat sel kerucut dan sel batang. 1. Sel kerucut berfungsi untuk melihat di tempat yang terang. Sel ini memerlukan protein iodopsin. 2. Sel batang berfungsi untuk melihat di tempat yang gelap. Sel ini memerlukan protein mata yang disebut rodopsin. Rodopsin dapat terbentuk apabila terjadi penggabungan iodopsin dan vitamin A.Jika kita berpindah dari tempat terang ke tempat teduh, maka kita tidak dapat melihat dengan jelas beberapa saat. Hal itu terjadi karena pada waktu di tempat teduh diperlukan protein rodopsin yang merupakan penggabungan antara iodopsin dan vitamin A. untuk pembentukan rodopsin tersebut diperlukan waktu sehingga sebelum rodopsin terbentuk kita tidak bias melihat dengan jelas untuk beberapa saat di tempat teduh. Bintik buta adalah bintik pertemuan saraf-saraf atau tempat keluarnya saraf mata menuju otak.
Bintik buta tidak mengandung sel batang dan sel kerucut sehingga tidak dapat
menanggapi rangsangan cahaya. b. Proses Melihat Mata bisa melihat benda karena adanya cahaya yang dipantulkan oleh benda tersebut ke mata. Jika tidak ada cahaya yang dipantulkan benda, maka mata tidak bisa melihat benda tersebut. Proses mata melihat benda adalah sebagai berikut. 1. Cahaya yang dipantulkan oleh benda di tangkap oleh mata, menembus kornea dan diteruskan
melalui pupil.
2. Intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus lensa mata. 3. Daya akomodasi pada lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat di bintik kuning. 4. Pada bintik kuning, cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel batang, kemudian disampaikan ke otak. 5. Cahaya yang disampaikan ke otak akan diterjemahkan oleh otak sehinga kita bisa mengetahui apa yang kita lihat.
c. Gangguan pada mata Orang yang bisa melihat dengan normal tanpa bantuan kaca mata disebut emetropi. Ada beberapa kelainan pada mata, yaitu: 1) Rabun dekat Rabun dekat disebut hipermetropi. Rabun dekat adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang dekat. Hal ini disebabkan oleh ukuran bola mata yang pendek sehingga bayangan jatuh di belakang retina. Kebiasaan membaca buku terlalu dekat dan sambil tiduran akan mempercepat timbulnya cacat mata. Rabun dekat dapat diatasi dengan menggunakan kaca mata berlensa cembung. Lensa cembung merupakan lensa positif 2) Rabun jauh Rabun jauh adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang berjarak jauh. Rabun jauh disebut miopi. Penyebab rabun jauh adalah ukuran bola mata terlalu panjang dari ukuran normal sehingga bayangan benda jatuh di depan retina. Rabun jauh dapat diatasi dengan menggunakan kaca mata berlensa cekung. Lensa cekung merupakan lensa negatif. 3) Rabun jauh dan dekat Rabun jauh dan dekat disebut juga presbiopi atau rabun tua. kelainan mata ini biasanya diderita oleh orang yang sudah tua atau kira-kira berumur di atas 45 tahun. Penderita presbiopi tidak mampu melihat benda yang terlalu jauh dan terlalau dekat. Supaya penderita presbiopi dapat melihat dengan jelas, maka dibutuhkan kaca mata rangkap, yaitu kaca mata cembung dan cekung. 4) Rabun senja Rabun senja atau rabun ayam adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang berada di tempat remangremang dan di malam hari. Gangguan ini disebabkan oleh kekurangan vitamin A, sehingga sel batang tidak berfungsi karena protein rodopson tidak terbentuk. Orang yang menderita rabun senja harus banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A. 5) Buta warna Buta warna adalah ketidakmampuan mata untuk membedakan warna. Penyakit ini bersifat menurun. Buta warna ada dua macam, yaitu buta warna total dan buta warna separuh. Tahukah kamu perbedaan antara buta warna total dengan buta warna separoh?Buta warna total hanya mampu melihat warna hitam putih saja. Sedangkan buta warna separuh tidak bias melihat warna tertentu, yaitu merah, biru, dan hijau. 6) Katarak
Katarak atau bular mata merupakan gangguan penglihatan. Penyebab katarak adalah lensa mata keruh sehingga menghalangi masuknya cahaya pada retina. Penderita ini umumnya berumur di atas 55 tahun. Kelainan mata ini dapat diatasi dengan operasi mata. 7) Juling Juling adalah kelainan mata yang disebabkan oleh ketidakserasian otot-otot mata. Jika penderitanya masih anak-anak, maka dapat diperbaiki dengan jalan operasi. 8) Astigmatisme Astigmatisme atau mata silindris adalah gangguan mata yang disebabkan oleh ukuran lensa mata
atau kornea tidak rata. Penderita gangguan ini tidak mampu melihat garis vertikal dan
horisontal. Gangguan mata ini dapat diatasi dengan menggunakan kaca mata yang berlensa silindris. 2. Telinga Telinga merupakan alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa gelombang suara. Telinga manusia mampu mendengar suara dengan frekuensi antara 20-20.000 Hz. Selain sebagai alat pendengaran telinga berfungsi menjaga keseimbangan tubuh manusia. a. Bagian-bagian telinga
Telinga manusia dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian luar, bagian tengah, dan bagian dalam. 1) Telinga bagian luar Telinga bagian luar terdiri atas:
Daun telinga, berfungsi untuk menampung getaran.
Saluran telinga luar atau lubang telinga, berfungsi menyalurkan getaran.
Kelenjar minyak, berfungsi menyaring udara yang masuk sebagai pembawa gelombang suara.
Membran timpani atau selaput gendang, berfungsi menerima dan memperbesar getaran suara.
2) Telinga bagian tengah Telinga bagian tengah terletak di sebelah dalam membrane timpani. Fungsi dari telinga bagian tengah
adalah untuk meneruskan getaran dari suara telinga bagian luar ke telinga
bagian dalam. Pada telinga tengah terdapat saluran Eustachius dan tiga tulang pendengaran.
Saluran Eustachius, berfungsi untuk mengurangi tekanan udara di telinga tengah sehingga tekanan
udara di luar dan di dalam akan sama. Keseimbangan tekanan
ini akan menjaga gendang telinga
supaya tidak rusak. Saluran ini akan tertutup
dalam keadaan biasa, dan akan terbuka jika kita menelan sesuatu.
Tulang pendengaran, berfungsi untuk mengantarkan dan memperbesar getaran ke telinga bagian
dalam.Tulang pendengaran ada tiga, yaitu tulang martil,tulang
landasan, dan tulang sanggurdi. Tulangtulang ini menghubungkan gendang telinga dan tingkap jorong. 3) Telinga bagian dalam Telinga bagian dalam berfungsi mengantarkan getaran suara ke pusat pendengaran oleh urat saraf. Penyusun telinga bagian dalam adalah sebagai berikut.
Tingkap jorong, berfungsi menerima dan menyampaikan getaran.
Rumah siput, berfungsi menerima, memperbesar, dan menyampaikan getaran suara ke saraf
pendengaran. Di dalam saluran rumah sifut terdapat cairan limfe dan terdapat
ujung-ujung saraf pendengaran.
Tiga saluran setengah lingkaran, berfungsi sebagai alat untuk mengetahui posisi tubuh dan menjaga
keseimbangan.
b. Proses mendengar Suara yang kita dengar akan ditangkap oleh daun telinga,kemudian sampai ke gendang telinga
sehingga membuat gendang telinga bergetar. Getaran ini diteruskan oleh tiga tulang
pendengaran ke tingkap jorong dan diteruskan ke rumah siput. Di dalam rumah siput, cairan limfe akan bergetar sehingga meransang ujung-ujung saraf pendengaran dan menimbulkan impuls saraf yang ditujukan ke otak. Di dalam otak, impuls tersebut akan diolah sehingga kita bisa mendengar dan mengenali suara tersebut. c. Gangguan pada telinga
Gangguan pada telinga menyebabkan ketulian atau kekurangtajaman pendengaran. Apa penyebab dari gangguan telinga tersebut? Ada dua penyebab gangguan telinga, yaitu gangguan penghantar bunyi dan gangguan saraf. Gangguan telinga yang disebabkan oleh gangguan saraf dan gangguan penghantar bunyi bisa diatasi menggunakan alat pendengaran buatan. Alat ini mampu memperbesar gelombang suara sebelum suara masuk ke telinga. Ada bermacam gangguan telinga, yaitu: Ganguan telinga disebabkan oleh luka pada telinga bagian luar yang telah terinfeksi atau otitis sehingga mengeluarkan nanah. Gangguan ini dapat bersifat permanent jika terjadi infeksi yang sangat parah. Penderita ini harus segera memeriksakan telinganya pada dokter supaya bisa cepat disembuhkan.
Penumpukan kotoran sehingga menghalangi getaran suara untuk sampai ke gendang telinga. Oleh
karena itu, kita harus membersihkan telinga dari kotoran dengan kapas
minimal satu kali dalam seminggu.
Kerusakan gendang telinga, misalnya gendang telinga pecah. Pecahnya gendang telinga bisa
disebabkan oleh dua hal, yaitu kapasitas suara yang didengar terlalu kuat
dan terkena suatu benda yang tajam, misalnya membersihkan telinga dengan peniti atau lidi sehingga menyentuh gendang telinga dan menyebabkan gendang telinga menjadi sobek. Gendang telinga sangat tipis sekali.
Otosklerosis, adalah kelainan pada tulang sanggurdi yang ditandai dengan gejala tinitus (dering
pada telinga) ketika masih kecil.
Presbikusis, adalah perusakan pada sel saraf telinga yang terjadi pada usia manula.
Rusaknya reseptor pendengaran pada telinga bagian dalam akibat dari mendengarkan suara yang amat keras.
3. Hidung Hidung adalah alat indera yang menanggapi rangsangan berupa bau atau zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau. Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.
Bagian – Bagian Hidung
Pada saat kita bernapas, zat kimia yang berupa gas ikut masuk ke dalam hidung kita. Zat kimia yang merupakan sumber bau akan dilarutkan pada selaput lendir, kemudian akan meransang rambut-rambut halus pada sel pembau. Sel
pembau
akan
meneruskan
rangsangan ini ke otak dan akan diolah sehingga kita bisa mengetahui jenis bau dari zat kimia tersebut. Gangguan pada hidung biasanya disebabkan oleh radang atau sakit pilek yang menghasilkan lendir atau ingus sehingga menghalangi bau mencapai ujung saraf pembau. Gangguan lain juga bisa disebabkan oleh adanya kotoran pada hidung dan bulu hidung yang terlalu banyak. Kita harus selalu membersihkan hidung dari kotoran dan merapikan bulu – bulunya supaya penciuman kita tidak terganggu. 4. Lidah Lidah adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa zat kimia larutan. Lidah memiliki otot yang tebal, permukaannya dilindungi oleh lendir dan penuh dengan bintil-bintil. Kita dapat merasakan rasa pada lidah karena terdapat reseptor yang dapat menerima rangsangan.
Reseptor itu adalah vavila pengecap atau kuncup pengecap. Kuncup pengecap merupakan kumpulan ujung-ujung saraf yang terdapat pada bintil-bintil lidah. Tidak semua bagian lidah peka terhadap zat kimia dan daerahnya juga khusus untuk rasa tertentu.Pada saat kita makan
sambal, kita sering merasakan kepedasan. Rasa pedas bukan hasil dari kepekaan rasa pada kuncup pengecap. Tetapi merupakan suhu panas pada papilla sehingga mengembang dan menyebabkan timbulnya rasa pedas. Gangguan pada lidah bisa disebabkan oleh makan atau minum sesuatu yang bersuhu terlalu tinggi dan terlalu rendah sehingga lidah mati rasa. Gangguan ini hanya bersifat sementara.Ganguan yang bersifat permanent misalnya terjadi pada orang yang mengalami trauma pada bagian tertentu otak. Pada lidah juga sering terjadi iritasi karena luka atau kekurangan vitamin C. 5. Kulit Kulit adalah alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri atau sakit.Kepekaan tersebut disebabkan karena adanya ujung-ujung saraf yang ada pada kulit. Biasanya ujung saraf indera peraba ada dua macam, yaitu ujung saraf bebas yang mendeteksi rasa nyeri atau sakit, dan ujung saraf yang berselaput (berpapilia). Ujung saraf yang berselaput ada lima macam, bisa kamu lihat dalam tabel berikut.
Ujung saraf yang berselaput Korpuskel pacini Korpuskel ruffini Korpuskel krause Korpuskel meissner C. Sistem Hormon
rangsangan Tekanan Panas Dingin Sentuhan
Perbedaan antara sistem saraf dan sistem hormon Sistem saraf Mengantarkan rangsangan
Sistem hormon Mengantarkan rangsangan dengan
dengan cepat lambat Mengantarkan rangsangan secara Mengantarkan rangsangan secara kurang teratur
teratur
Rangsangan melalui serabut saraf
Rangsangan melalui darah
Hormon – hormone yang dihasilkan kelenjar hipofisis Hormone Hormone pertumbuhan
Fungi Memicu pertumbuhan dengan meningkatkan laju pembentukan protein
Laktotropik hormone ( LTH ) Thyroid stimulating hormone (TSH )
di dalam sel Merangsang produksi air susu Mengontrol sekresi hormone oleh kelenjar
Adrenocorticotropic hormone ( ACTH )
tiroid Mengontrol sekresi hormone oleh korteks adrenal
Folicle stimulating hormone ( FSH ) 1. Pada wanita merangsang perkembangan folikel pada ovarium dan sekresi estrogen 2. Pada pria, memicu testis untuk menghasilkan sperma Luteinizing hormone (LH ) 1. Pada wanita menstimulasi ovulasi dan sekresi progesterone 2. Pada pria, menstimulasi, sel interstisial untuk menghasilkan testosteron
lobus intermediat Melanosit stimulating hormone (MSH )
Mempengaruhi pigmentasi kulit
Lobus posterior Hormon antideuritik (ADH ) atau
Menurunkan volume urine dengan cara
vasopressin
menyerap
oksitosin
meningkatkan tekanan darah Memacu kontraksi uterus selama proses melahirkan
air
dan
dari
kelenjar
ginjal
susu
mengeluarkan air susu Hormone – hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid
dan
agar
hormon
fungsi Mengatur metabolism tubuh Menurunkan kadar kalsium darah dengan
Tiroksin kalsitonin
dengan cara meningkatkan penimbunan kalsium pada tulang keras, mengurangi pengambilan
kalsium
dalam
usus,atau
mengurangi pengambilan kalsium dalam ginjal Hormone – hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal Hormon
fungsi Korteks adrenal Mengatur metabolisme mineral Mengatur metabolism glukosa
Mineralokortikoid Glukokortikoid Medulla adrenal Adrenalin (epinefrin )dan norepinefrin
1. Mengubah glikogen menjadi gllukosa 2. Menaikkan denyut jantung 3. Memperlebar bronkiolus
Hormone – hormon yang dihasilkan oleh kelenjar kelamin hormon Testosterone
fungsi Testis Memacu
pembentukan
sperma
:mendorong pertumbuhan sekunder pria seperti
suara
bertambah
menjadi
bidang,
besar,
tumbuh
jenggot,
kumis, tumbuh rambut di sekitar
Estrogen
dada alat
kelamin Ovarium Menstimulasi ovulasi dan pertumbuhan sekunder wanita, seperti perkembangan payudara, mulai
pinggul
menghasilkan
membesar,ovarium sel
telur,siklus
menstruasi, dan rambut mulai tumbuh di progesteron
sekitar alat kelamin. Menggalang pertumbuhan dinding uterus
OBAT – OBAT OTONOMIK Bagian motor sistem saraf dapat dibagi menjadi 2 subdivisi utama, yaitu divisi otonom dan divisi somatik. Sistem saraf otonom umumnya bersifat otonom, dimana aktifitasnya tidak dibawah pengaruh langsung kesadaran. Sistem saraf otonom terutama berhubungan dengan fungsi visera curah jantung, aliran darah ke berbagai organ, pencernaan dan sebagainya yang
sangat penting untuk kehidupan. Divisi somatik umumnya tidak otonom dan berhubungan dengan fungsi organ yang terkontrol secara sadar seperti bergerak, bernapas, dan bersikap. Kedua sistem tadi memperoleh masukan aferen penting yang membawa sensasi dan memodifikasi
keluaran
motoris
melalui
arkus
refleks
dalam
berbagai
ukuran
dan
kompleksitasnya. Sistem saraf berkaitan erat dengan sistem penting lainya untuk mengontrol fungsi tubuh, termasuk integrasi tingkat tinggi di otak, yang mempengaruhi proses dalam tubuh dan fungsi umpan balik yang meluas. Kedua sistem tadi menggunakan zat kimia untuk transmisi informasinya. Pada sistem saraf, transmisi kimiawi terjadi antara sel-sel saraf dan antara selsel saraf dengan sel-sel efektornya. Transmisi kimiawi ini berlangsung lewat pelepasan sejumlah kecil substansi transmiter dari ujung saraf ke dalam celah sinaptik. Transmiter menyebrangi celah secara difusi dan mengaktifkan atau menghambat sel pascasinaptik dengan berkaitan langsung pada suatu molekul reseptor khusus. Dengan menggunakan obat yang meniru atau menghambat kerja transmiter kerja kimia tadi, maka secara selektif kebanyakan fungsi otonom dapat dimodifikasi. Termasuk diantaranya sejumlah fungsi jaringan efektor, seperti otot jantung, otot polos, endothelium vaskular, kelenjar dan juga ujung saraf presinaptik. Obat otonom seperti ini berguna sekali pada berbagai kondisi klinis tertentu. Namun sebaliknya, sejumlah besar obat yang digunakan untuk tujuan lain mempunyai efek yang tidak diinginkan pada fungsi otonomik. Pengertian Obat Otonomik Dan Penggolongannya Berdasarkan Macam Saraf Otonom Obat otonom adalah obat yang bekerja pada berbagai bagaian susunan saraf otonom, mulai dari sel saraf sampai dengan sel efektor. Secara anatomi susunan saraf otonom terdiri atas praganglion, ganglion dan pascaganglion yang mempersarafi sel efektor. Serat eferen persarafan otonom terbagi atas sistem persarafan simpatis dan parasimpatis. Berdasarkan macam saraf otonom tersebut, maka obat otonomik digolongkan menjadi : Saraf Parasimpatis Parasimpatomimetik atau Kolinergik Efek obat golongan ini menyerupai efek yang ditimbulkan oleh aktivitas susunan saraf parasimpatis. Parasimpatolitik atau Antagonis Kolinergik Menghambat timbulnya efek akibat aktivitas susunan saraf parasimpatis. Saraf Simpatis Simpatomimetik atau Adrenegik Efek obat golongan ini menyerupai efek yang ditimbulkan oleh aktivitas susunan saraf simpatis. Simpatolitik atau Antagonis Adrenegik Menghambat timbulnya efek akibat aktivitas susunan saraf simpatis. Obat Ganglion Merangsang atau menghambat penerusan impuls di ganglion, baik pada saraf parasimpatis maupun pada saraf simpatis. MEKANISME KERJA OBAT OTONOMIK
Obat
otonom
mempengaruhi
transmisi
neurohumoral/transmitor
dengan
cara
menghambat atau mengintensifkannya.
Mekanisme kerja obat otonomik timbul akibat interaksi obat dengan reseptor pada sel organisme.
Terjadi perubahan biokimiawi dan fisiologi yang merupakan respon khas oleh obat tersebut.
Pengaruh obat pada transmisi sistem kolinergik maupun adrenergik, yaitu :
1. Hambatan pada sintesis atau pelepasan transmitor a. Kolinergik -
Hemikolonium menghambat ambilan kolin ke dalam ujung saraf dengan demikian
mengurangi sintesis ACh. -
Toksin botulinus menghambat penglepasan ACh di semua saraf kolinergik sehingga
dapat menyebabkan kematian akibat paralisis pernafasan perifer. Toksin ini memblok secara irreversible penglepasan ACh dari gelembung saraf di ujung akson dan merupakan salah satu toksin paling proten. Diproduksi oleh bakteri Clostridium botulinum. -
Toksin tetanus mempunyai mekanisme kerja yang serupa.
b. Adrenergik -
Metiltirosin memblok síntesis NE dengan menghambat tirosin hidroksilase yaitu enzim
yang mengkatalisis tahap penentu pada síntesis NE. -
Metildopa menghambat dopa dekarboksilase
-
Guanetidin dan bretilium menggangu penglepasan dan penyimpanan NE.
2. Menyebabkan pepasan transmitor a. Kolinergik -
Racun laba-laba black widow menyebabkan penglepasan ACh (eksositosis) yang
berlebihan, disusul dengan blokade penglepasan ini. b. Adrenergik -
Tiramin, efedrin, amfetamin dan obat sejenis menyebabkan penglepasan NE yang
relatif cepat dan singkat sehingga menghasilkan efek simpatomimetik. -
Reseprin memblok transpor aktif NE ke dalam vesikel, menyebabkan penglepasan NE
secara lambat dari dalam vesikel ke aksoplasma sehingga NE dipecah oleh MAO. Akibatnya terjadi blokade adrenergik akibat pengosongan depot NE di ujung saraf.
3. Ikatan dengan receptor -
Agonis adalah obat yang menduduki reseptor dan dapat menimbulkan efek yang mirip
dengan efek transmitor. -
Antagonis atau blocker adalah obat yang hanya menduduki reseptor tanpa
menimbulkan efek langsung, tetapi efek akibat hilangnya efek transmitor karena tergesernya transmitor dari reseptor. 4. Hambatan destruksi transmitor 1. Kolinergik -
Antikolinesterase kelompok besar zat yang menghambat destruksi ACh karena
menghambat AChE, dengan akibat perangsangan berlebihan di reseptor muskarinik oleh ACh dan terjadinya perangsangan yang disusul blokade di reseptor nikotinik. 1. Adrenergik -
Kokain dan imipramin mendasari peningkatan respon terhadap perangsangan simpatis
akibat hambatan proses ambilan kembali NE setelah penglepasanya di ujung saraf. Ambilan kembali NE setelah penglepasanya di ujung saraf merupakan mekanisme utama penghentian transmisi adrenergik. -
Pirogalol (penghambat COMT) sedikit meningkatkan respons katekolamin.
-
Tranilsipromin, pargilin, iproniazid dan nialamid (penghambat MAO) meningkatkan
efek tiramin tetapi tidak meningkatkan efek katekolamin.
OBAT KARDIOVASCULAR Obat kardiovaskular atau obat jantung dan pembuluh darah terbagi dari 16 golongan yaitu : 1. Obat jantung Obat jantung biasanya digunakan untuk gagal jantung dan aritmia. Gagal Jantung adalah suatu keadaan yang serius, dimana jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) tidak mampu memenuhi kebutuhan normal tubuh akan oksigen dan zat-zat makanan. 2. Obat antiangina Obat kardiovaskular golongan antiangina digunakan untuk permasalahan jantung yang berupa nyeri dada sementara atau suatu perasaan tertekan, yang terjadi jika otot jantung mengalami kekurangan oksigen yang sering disebut Angina (angina pektoris). 3. Obat kardiovaskular golongan ACE inhibitor Obat kardiovaskular golongan ACE inhibitor, beta bloker, angiotensin II digunakan untuk menurunkan tekanan darah yang tinggi dan biasanya dikombinasi dengan diuretik. Untuk mengurangi penimbunan cairan yang akan menurunkan jumlah darah yang masuk ke jantung sehingga mengurangi beban kerja jantung. 4. Obat kardiovaskular golongan beta bloker 5. Obat kardiovaskular golongan antagonis kalsium) Obat kardiovaskular golongan Antagonis kalsium digunakan untuk menurunkan tekanan darah yang tinggi dan biasanya dikombinasi dengan beta bloker. 6. Obat kardiovaskular golongan antagonis angiotensin II & kombinasinya 7. Obat tekanan darah tinggi/antihipertensi golongan lain Obat kardiovaskular golongan antihipertensi golongan lain biasa dalam bentuk kombinasi dari satu sediaan obat. 8. Obat kardiovaskular golongan diuretik 9. Obat kardiovaskular golongan vasodilator & aktivator serebral Obat vasodilator adalah obat yang digunakan untuk mengurangi vasokontriksi (tekanan pada pembuluh darah) yang sering terjadi penyakit jantung dan tekana darah tinggi 10. Obat kardiovaskular golongan vasokontriktor Obat vasokontriksi mempunyai efek kebalikan dari obat vasodilator biasanya digunakan untuk penderita hipotensi (tekanan darah yang rendah). 11. Obat migren Sakit Kepala Migren adalah nyeri berdenyut hebat dan berulang, yang biasanya mengenai
salah satu sisi kepala tetapi kadang mengenai kedua sisi kepala. Migren terjadi jika arteri yang menuju ke otak menjadi sempit (konstriksi, mengkerut) dan kemudian melebar (dilatasi), yang akan mengaktifkan reseptor nyeri di dekatnya. Untuk mengatasi digunakan obat migren. 12. Obat kardiovaskular golongan hemostatik Obat kardiovaskular golongan hemostatik digunakan untuk mengurangi atau menghentikan terjadinya pendarahan pada semua pembuluh darah di tubuh. 13. Obat kardiovaskular golongan antikoagulan, trombolitik & fibrinolitik Obat kardiovaskular golongan antikoagulan, trombolitik & fibrinolitik digunakan untuk memperlancar peredaran darah dengan cara masing-masing. Antikoagulan berfungsi dengan cara menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa faktor pembekuan darah. Trombolitik melarutkan trombus yang sudah terbentuk, sedangkan fibrinolitik melarutkan fibrin yang sudah terbentuk pada proses pembekuan darah. 14. Obat varises & preparat flebitis 15. Obat kardiovaskular golongan hemorheologikal 16. Obat hemotopoietik Obat kardiovaskular golongan hemotopoeitik digunakan pada penderita anemia karena gagal ginjal. Untuk pemilihan obat kardiovaskular yang tepat ada baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi kedokter spesialis jantung. Di apotik online medicastore anda dapat mencari obat kardiovaskular dengan merk yang berbeda dengan isi yang sama secara mudah dengan mengetikkan di search engine medicastore. Sehingga anda dapat memilih dan beli obat kardiovaskular sesuai dengan kebutuhan anda.
OBAT – OBAT GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULAR A. Kardiaka (Obat Jantung) Adalah obat yang bekerja pada jantung dan pembuluh darah baik arteri maupun vena secara langsung dapat memulihkan fungsi otot jantung yang terganggu menjadi normal kembali 1.
Kardiotonika, adalah obat yang digunakan jika jantung gagal memompa darah
Spesialite : NO. 1.
2.
NAMA GENERIK & LATIN Digoksin
-Metil Digoxin
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
Lanoxin
0,25mg /
Glaxo-Wellcome
Fargoxin
tablet
Fahrenheit
Lanitop
0,1mg / tablet
Rajawali Nusindo
2.
Antiaritmia, adalah obat yang digunakan untuk gangguan ritme dan denyut jantung
Spesialite : NO. 1.
NAMA GENERIK & LATIN Propranolol HCl
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
Inderal
10mg, 40mg /
Zeneca Aventis
2.
Acebutolol
Sectril
tablet 400mg / tablet
3.
Verapamil HCl
Isoptin
80 mg / dragee
Tunggal
4.
Quinidine Sulfate
Sulfas Chinidin
100mg / tablet
Kimia Farma
3.
Antiangina, adalah obat untuk keadaan jantung kekurangan oksigen
Spesialite : NO.
NAMA GENERIK
NAMA DAGANG
1.
& LATIN Nifedipine
Adalat
SEDIAAN 10mg, 20mg, 30mg /
PABRIK Bayer
tablet 2.
Diltiazem
Herbesser
30mg, 60mg / tablet
Tanabe-Abadi
90mg, 180mg / kapsul 3.
Isosorbid
Cedocard
5mg, 10mg, 20mg /
Darya-Varia
4.
Dinitrate Dipyridamol
Persantin
tablet 25mg, 75mg / tablet
Boehringer
5.
Glyceryl
Glyceryl
50mg / 10ml ampul
Tempo Scan
Trinitrate
Trinitrate DBL
Nitrogliceryn
Nitradisc
6.
Pacific Tetes : 5mg, 10mg /
Soho
24 jam
4. Syok Jantung dan Hipotensi Spesialite : NO. 1.
NAMA GENERIK & LATIN Dopamin
NAMA DAGANG Cetadop
SEDIAAN 10mg, 40mg / ml
PABRIK Ethica
ampul Doperba
Kalbe Farma 40mg / ml ampul
Proinfark
Phapros 20 mg / ml ampul
B. Diuretika Adalah zat – zat yang dapat memperbanyak pengeluaran air seni ( diuresis ) akibat khasiat langsung terhadap ginjal Spesialite ; NO. 1.
NAMA GENERIK & LATIN Spironolacton
NAMA DAGANG
SEDIAAN
Aldactone
25mg, 100mg /
Searle
Carpiaton
tablet
Fahrenheit
Letonal 2.
Spironolacton +
PABRIK
Aldazide
Thiabutazide
Otto Per tablet :
Searle
Spironolacton 25mg Thiabutazide 2,5mg
3.
Hidroklorotiazida /
HCT
HCT
25mg, 50mg /
Kimia Farma
tablet
4.
Chlortalidone
Hygroton
50mg / tablet
Novartis
5.
Furosemida
Lasix
40mg / tablet
Hoechst
20mg / 2ml ampul 250mg / 25 ml infus Impugan
Dumex 40mg / tablet
Alpharma
20mg / 2 ml ampul Uresix 40mg / tablet salut
Sanbe Farma
10mg, 40mg /
Fahrenheit
Farsix tablet 6.
Acetazolamide
Diamox
250mg / tablet
Lederle
7.
Mannitol
Manitol Otsuka
Infus 20 %
Otsuka
Osmofundin
Infus 15 %
B Braun
C. Obat Anti Hipertensi Adalah obat yang digunakan untuk menurunkan peninggian tekanan sistolik dan diastolic diatas 140 / 90 mmHg.
1.
Golongan Penekan Sistem Saraf Pusat
Spesialite : NO.
NAMA GENERIK
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
1.
& LATIN Reserpin
Serpasil
0,1mg , 0,25mg /
Biochemie
2.
Reserpin + HCT +
Ser-Ap-Es
tablet Per tablet :
Novartis
Hydralazine
Reserpin : 0,1 mg HCT
: 15 mg
Hydralazine : 25 mg
2.
Golongan Beta Bloker
Spesialite : NO.
NAMA GENERIK
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
1.
& LATIN Atenolol
Betablok
50mg, 100mg /
Kalbe Farma
2.
Metoprolol Tartrat
Lopressor
tablet 200mg / tablet
Novartis
salut 3.
Golongan Diuretika
Spesialite : NO.
NAMA GENERIK
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
1.
& LATIN Chlortalidon
Hygroton
50mg / tablet
Novartis
2.
Spironolactone
Spirolacton
25mg / tablet
Phapros
4
Golongan Antagonis Calcium
Spesialite : NO.
NAMA GENERIK
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
1.
& LATIN Nifedipine
Adalat Oros
20mg, 30mg, 60mg /
Bayer
2.
Diltiazem
Carditen
tablet 30mg, 60mg / tablet
Dankos
3.
Verapamil
Corramil
salut 80mg / dragee
Bernofarm
4
Amidodipine
Norvask
5mg, 10 mg/ tablet
Pfizer
Besylate
5.
Golongan Vasodilator
Spesialite :
NO.
NAMA GENERIK
NAMA DAGANG
& LATIN Hidralazine +
Adelphane
SEDIAAN Per tablet :
Reserpin
PABRIK Novartis
Hidralazine : 10mg Reserpin
: 0,1mg
6. Golongan ACE Bloker ( ACE Inhibitor) Spesialite : NO. 1.
NAMA GENERIK
NAMA DAGANG
& LATIN Captopril
Captensin
SEDIAAN 12,5mg , 25mg / tablet
PABRIK Kalbe Farma
2.
7. NO. 1.
Cilazapril
Inhibace
1mg, 2,5mg / tablet
Golongan Angiotensin II Antagonis NAMA GENERIK
NAMA DAGANG
& LATIN Losartan K
Acetensa
SEDIAAN 50 mg / tab
Cozaar 2.
Roche
Valsartan
PABRIK Fahrenheit Merck
Diovan
40mg, 80mg, 120mg /
Novartis
tablet 8.
Golongan Lain - Lain
Spesialite : NO.
NAMA GENERIK
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
1.
& LATIN Methyldopa
Dopamet
250mg / tablet salut
Dumex
2.
Prazosin HCl
Minipress
1mg, 2mg / tablet
Pfizer
D. Hematinika Adalah obat khusus yang digunakan untuk menstimulir atau memperbaiki proses pembentukan eritrosit / sel darah merah atau dikenal dengan obat pembentuk darah. 1.
Preparat Ferrum
Spesialite : NO. 1.
NAMA GENERIK & LATIN Ferro Fumarate +
NAMA DAGANG Ferofort
SEDIAAN
PABRIK
Per Kapsul :
Kalbe
Ferro Fumarate + Vit.C +
Farma
Folic Acid + Vit.B1 +
Vit.B2 + Vit.B6 + Vit.B12 + Niacinamide + Ca Panthothenat + Lysin + Dioctyl Na Sulfasuccinate Hemafort
Per tablet salut gula : Ferro Fumarate + Vit.C +
Phapros
Folic Acid + Vit.B12 + Mn Sulfate + CuSO4 + Sorbitol + Intrinsik Factor 2.
Ferrogluconate
Sangobion
Per Kapsul :
Merck
Fe-Gluconate + CuSO4 + Mn Sulfate + Vit.C + Folic Acid + Vit.B12 + Sorbitol Livron B-Plex
Per Tablet Salut Gula :
Phapros
Fe-Gluconate + CuSO4 + Vit.C + Folic Acid + Ca Panthothenat + Vit.B1 + Vit.B2 + Vit.B6 + Vit.B12 + Nicotinamide + Dried Liver 3.
Ferro Sulfate
Iberet - 500
Per Tablet Salut Selaput :
Abbot
Fe-Sulfat + Vit.B1 + Vit.B2 + Vit.B6 + Vit.B12 + Na Ascorbate + Niacinamide + Ca Pantho - thenat Vitral
Fe-Sulfat + Vit.A +Vit.B1 + Vit.B2 + Vit.B6 + Vit.B12 + Vit.C + Vit.D2 + Vit.E + Vit.K3 + Nicotin -amide + Ca Panthothenat + Folic Acid + Inositol + Cholin + Dicalcium Phos -phate + Mg + Cu + F + I + Mn + Mo + Se + Zn
Darya-Varia
2. Golongan Pembentuk Eritrosit Spesialite : NO. 1.
NAMA GENERIK & LATIN Cyanocobalamin
NAMA DAGANG Vitamin B-12
e
2.
Folic Acid
Iberet Folic-500
SEDIAAN
PABRIK
50mg / tablet
IPI
500 g / 5ml ampul
Kimia
1000 g / ml vial
Farma
Per tablet salut selaput :
Soho Abbot
Folic Acid 800 g + FeSO4 + Vit.B1 + Vit.B2 + Vit.B6 + Vit.B12 + Vit.C + Niacinamide + Ca Panthothenat + Nicotinamide
E. Hemostatika Dan Oksitosika 1.
Golongan Hemostatika
Obat Hemostatika adalah obat yang digunakan untuk menghentikan pendarahan. Spesialite : NO. 1.
NAMA GENERIK & LATIN Carbazochrome
NAMA DAGANG Adona (AC-17)
SEDIAAN
PABRIK
10mg, 30mg / tablet
Tanabe
10mg / 2ml, 25mg/
Abadi
25ml, 50mg / 10 ml injeksi Anaroxyl 2,5mg / tablet
Organon
5mg / ml ampul 2.
Tranexamic Acid
Transamin
250mg, 500mg /
Otto
kapsul 250mg / 5ml ampul Cyklokapron
Kalbe 500mg / tablet selaput
Farma
100mg / ml ampul 3.
Ethamsylate
Dicynone
500mg / tablet
Corsa
250mg / 2 ml ampul 4.
Anti Hemophilic
Koate HP
300 IU, 520 IU, 540 IU /
Bayer
Factor VIII
vial
5.
Anti Hemophilic
Konyne 80
500 IU / vial
Bayer
6.
Factor II, VII, IX, X Phytonadion (Vit. K-
Kay Wan
5mg / tablet
Eisei
7.
1) Menadion (Vit.K-3)
Vitamin K
10 mg / dragee
Kimia
10 mg / ml ampul
Farma
2.
Golongan Oksitosika
Adalah obat yang dapat merangsang kontraksi uterus / rahim pada saat hamil Spesialite : NO. 1.
NAMA GENERIK & LATIN Ergometrine
NAMA DAGANG
SEDIAAN
PABRIK
Ermetrine
300mg / tablet
Organon
Methergin
0,125mg / dragee
Novartis
Maleate 2.
Methyl Ergometrine
3.
Methyl
0,2mg / ml ampul Methovin
0,125mg/ tablet salut
Kimia Farma
Piton S
10 IU / ml ampul
Organon
Syntocinon
10 IU / 2 ml ampul
Novartis
Ergometrine Maleate 4.
Synthetic Oxytocin
40 IU / 5 ml vial Oxytocin S
10 IU / ml ampul
Ethica
BIOREGULATOR Bioregulator adalah katalisator yang bekerja terhadap proses – proses dari suatusistem kehidupan, dapat juga disebut biokatalisator. Bioregulator yang terpenting adalah: A. B. C. D. E.
Enzim Vitamin Mineral Hormon Obat Kontrasepsi A. Enzim Enzim atau fermen adalah senyawa-senyawa organic, lazimnya protein yang dapat mengakibatkan atau mempercepat rekasi biokimia berdasarkan proses katalisa.Enzim ini hanya bekerja sebagai katalisator organic terhadap reaksi-reaksi dari substratspesifik. Kegiatan enzim tergantung kepada suhu, derajat keasaman (pH) dan konsentrasiion-ion. Nama dari enzim diebentuk dari nama substrat atau nama reaksi yang dipercepatnya, dengan menambahkan akhiraase.
Urease : Enzim pengurai Ureum Protease : Enzim pengurai Protein Lipase : enzim pengurai lemak Lipida reduktase : Enzim yang mempercepat reduksi Hidrolase : Enzim yang mempercepat hidrolisa 1. Penghasil Enzim Mikroorganisme (bakteri atau jamur), misalnya lipase, amilase, streptokinase, penisilinase, dll. Tumbuh-tumbuhan, dimana zat-zat ini dipisahkan dan kadang-kadang dalam bentuk kristal, misalnya papase (dari Carica papaya) dan bromelin (dari Annanassativum). Berdasarkan senyawa atau gugusan yang terkandung dalam enzim, maka enzim dapatdibedakan atas : Gugus protein, disebut juga apo enzim. Gugus non protein, disebut juga gugusan prostetik atau koenzim. Kelompok ini berperan dalam metabolisme sel-sel tubuh. Contohnya vitmin B-1, nikotinamida, dll. 2. Fungsi Enzim Proses pencernaan dengan menguraikan lemak, protein dan karbohidrat
Reaksi-reaksi yang bertalian dengan proses pernafasan Efek-efek dari vitamin berkenaan dengan kerja enzim-enzim, misalnya defiensi suatu vitamin, sebenarnya kekurangan enzim Keimbangan hormon-hormon supaya terpelihara dengan sintesa-sintesa hormon atau penguraian hormon yang berlebihan oleh antagonisnya, misalnya kelebihan hormon insulin diurai oleh insulinase, kumulasi hormon-hormon noadrenalin atau asetilkolin pada organorgan ujung diurai oleh MAO dan kolinesterase. Melindungi jaringan tubuh terhadap efek-efek enzim yang dihasilkan. Misalnya zat perintang tripsin yang dapat meniadakan kelebihan tripsin. 3. Kegunaan Enzim Sebagai penolong dalam pencernaan Membersihkan dan menyembuhkan luka-luka, dengan cara mencernakan secara selektif jaringan-jaringan yang mati tanpa merusak jaringan sehat, termasuk juga melindungi saluran darah yang mengelilingi luka tersebut. Menghilangkan radang atau bengkak yang berguna pada pengobatan luka-luka berdasarkan khasiat anti radang (anti inflamatory enzim) misalnya papase, protase, amilase, seropeptidase, streptokinase, dll. Sebagai anti koagulansia, untuk menguraikan molekul-molekul fibrin yang menyebabakan pembekuan darah dan gumpalan-gupalan darah pada pengobatan trombosis, tromboflebitis. Misalnya streptokinase Sebagai pembantu dalam diagnosa (diasnotic enzym) : glukosa oksidase, untuk menentukan kadar glukosa dalam urine pada diabetes uricase, untuk menentukan kadar asam urat dalam darah, antara lain pada gangguan ginjal,encok,dll Analisa kadar enzim laktat dehidrogenase dalam serum darah, menunjukkan adanya jaringan yang mati disuatu tempat pada tubuh karena kekurangan darah, antara lain karena adanya penyakit kanker atau trombosis koroner 4. Efek Samping Efek sampingnya sedikit sekali, antara lain alergi terhadap streptokinase atasdasar enzim adalah protein yang merupakan antigen dan merangsang pembentukanantibodi. Tapi hal ini jarang sekali terjadi. 5. Obat tersendiri : a. Enzim – enzim pankreas dan pepsin b. Bromelin atau AnanaseProtease dari Ananas sativum, yang berkhasiat juga sebagai anti c.
radang Papase atau ProlaseEnzim proteolitik yang didapatkan dari Carica papaya, yang juga
d.
berkhasiatsebagai penghilang bengkak – bengkak. Streptokinase dan Streptodornase diperoleh dari bakteri Streptococcus haemolyticus. Terutama streptokinase bersifatfibrinolitik yang menguraikan fibrin, mengencerkan serta melarutkan nanah yangkental dan darah yang beku. Penggunaan pada pengobatan trombosis koroner (infark jantung) dan menyembuhkan infeksi bernanah. Enzim ini mempertinggiefek
e.
penggunaan antibiotika. Fibrinolisin, diperoleh sebagai hasil penguraian enzim lain yaitu streptokinase terhadap profibrinolisis atau plasminogen yang inaktif. Diperoleh dari plasma manusia. Efek sampingnya berupa reaksi alergi. B. Vitamin Vitamin merupakan suatu senyawa organik yang dalam jumlah sangat kecildibutuhkan oleh tubuh untuk memelihara fungsi dan metabolime normal.Vitamindiperoleh tubuh dari makanan sehari – hari. Tapi ada juga yang diperoleh dari hasil sintesaflora usus, misalnya vitamin K dan asam pantotenat (vitamin B-5). Bahkan vitamin A danD dapat dibentuk oleh tubuh sendiri. Umumnya vitamin merupakan co-enzym darisuatu yang berperan pada proses
metabolisme dalam tubuh.Pada keadaan tertentu tubuh dapat mengalami defi siensi vitamin. Hal ini dapatterjadi karena beberapa hal antara lain : Makanan yang dikonsumsi sehari – hari kurang kandungan vitaminnya Adanya gangguan pencernaaan, sehingga penyerapan vitamin terganggu Kebutuhan akan vitamin meningkat, misalnya pada masa kehaminal, masa pertumbuhan dan masa penyembuhan dari sakit Penggolongan Vitamin Berdasarkan sifat kelarutannya, vitamin dibagi atas 2 golongan yaitu a) Vitamin yang larut dalam air, meliputi : Vitamin B-kompleks Thiamin Riboflavin Biotin Rutin Asam Folat Asam Pantotenat Cyanocobalamin Asam para amino benzoat Asam Ascorbat Nikotinamida Piridoksin 1.
Semua vitamin tersebut mudah diserap di dinding usus dan mjudah puladikeluarkan bersama urine, kecuali vitamin B-12 yang penyerapannya membutuhkanadanya faktor intrinsik. Dengan sifat yang demikian, kemungkinan timbulnyatoksisitas akibat kumulasi vitamin dalam tubuh jarang terjadi. Vitamin kelompok ini sedikit sekali disimpan di dalam tubuh. a.
Vitamin B Kompleks Kelompok vitamin ini bersumber sama, sehingga disebut B kompleks. Defisiensisalah satu anggota kelompok vitamin ini, biasanya juga disertai defi siensi
b.
seluruhkompleks vitamin ini. Thiamin ( Vitamin B-1 )Terdapat dalam kulit beras, hati, ginjal, ragi, sayuran dan kacangkacangan.Vitamin ini penting pada metabolisme karbohidrat. Defi siensinya menyebabkangejala anoreksia, obstipasi, kejang otot, kesemutan (paresthesia), beri – beri dengan polineuritis dan gangguan jantung. Dalam dosis tinggi bersama dengan vitamin B-
c.
6dan B-12 digunakan sebagai vitamin neurotropik. Riboflavin ( Vitamin B-2 )Terdapat antara lain dalam usus, telur, hati, kulit beras, ragi dan sayuran.Defisiensinya menyebabkan sakit tenggorokan dan radang pada sudut mulut,radang
lidah, kelainan mata (conjungtivitis dan fotophobia) dan gejala avitaminosisB lainnya. d. Piridoksin ( Vitamin B-6 )Banyak terkandung dalam daging, hati, ginjal, padi – padian, kacang dan sayuran.Ada 3 bentuk vitamin ini, yaitu piridoksin, piridoksal dan piridoksamin.Defi siensi B-6 menyebabkan gangguan kulit (radang), gangguan alat pencernaan,radang selaput lendir mulut dan lidah, radang saraf dan gangguan pembentukan sel – sel darah merah. Defi siensi ini dapat juga terjadi karena pemakaian INH untuk j a n g k a waktu yang lama. Vitamin B-6 juga digunakan untuk melawan mual,muntah dan depresi karena pil anti hamil. Demikian juga pada muntah e.
kehamilan. Nikotinamida ( Niasinamida, PP Factor atau Vitamin B-3 )Terdapat dalam sayuran, ikan, daging, padi dan gandum. Vitamin ini terdapatsebagai asam nikotinat. Di dalam hati asam ini diubah menjadi nikotinamida, yangmerupakan co-enzym pada proses oksidasi reduksi. Defisiensi vitamin inimenimbulkan penyakit pellagra dengan gejala kulit menjadi hitam
f.
(dermatitis),gangguan lambung usus (diare) dan gangguan saraf (dementia). Asam Pantotenat ( Vitamin B-5 )Tedapat dalam semua jaringan tubuh dan semua macam makanan. Juga dapatdiproduksi oleh flora usus. Bentuk aktifnya adalah isomer dexter, yaitu
d- pantotenat. Merupakan co-enzym A yang penting dalam metabolisme.Defisiensinya pada g.
manusia belum dikenal. Asam Folat ( Vitamin B-11 )Terdapat dalam sayuran, hati, ragi, daging, ikan dan kacang – kacangan, hanyasedikit terdapat dalam buah – buahan. Dalam hati diubah menjadi tetrahidrofolat,suatu co-enzym pada sintesa asam inti dan pembelahan sel. Penting
pada pembentukan eritrosit. Defisiensinya menyebabkan anemia megaloblaster. h. Cyanocobalamin ( Vitamin B-12 )Terdapat dalam makanan yang berasal dari hewan, yaitu daging, hati, telur dansusu, dalam bentuk suatu kompleks protein. Dalam lambung, vitamin B12 akanterlepas dari kompleks tersebut, lalu berikatan dengan faktor intrinsik y a n g dikeluarkan oleh mukosa lambung, sehingga dapat diserap oleh usus halus. Dalamtubuh, vitamin ini ditimbun dalam hati. Vitamin ini merupakan vaktor penting i.
dapa pembentukan eritrosit, dan defisiensinya menyebabkan anemia megaloblaster. Asam Ascorbat Banyak terdapat dalam sayur dan buah. Berperan penting dalam pembentukan zat pengikat dalam tulang dan tulang rawan, sekitar kapiler dan antar sel (kolagen) yang penting bagi saling terikatnya jaringan. Bila sintesa kolagen terganggua, dinsing pembuluh darah mudah rusak, sehingga mudah terjadi pendarahan.Defisiensi vitamin C menyebabkan sariawan (skorbut), gigi mudah lepas, lukayang sukar sembuh dan mudah terjadinya pendarahan. Selain itu penggunaannya jugauntuk mempertinggi daya tahan tubuh
terhadap infeksi kuman, anti lipemika danmempercepat sembuhnya luka. b) Vitamin yang larut dalam lemak, yaitu : Vitamin A Vitamin D Vitamin E Vitamin K Vitamin ini diserap bersama – sama lemak, sehingga adanya gangguan pencernaanlemak dapat mengurangi penyerapannya. Ekskresinya lambat, sehingga dapatmenimbulkan kumulasi dalam tubuh sehingga menyebabkan gejala keracunan. a.
Vitamin A (Retinol, Axerophthol) Dalam sayuran terdapat sebagai provitamin A, yaitu karoten dan karotenoid; yangd a l a m usus diubah menjadi vitamin A. Vitamin A sendiri terdapat di dalam usus,kuning telur, hati dan minyak ikan. Vitamin A berfungsi untuk :
Menjaga keutuhan jaringan epitel dan mukosa di seluruh tubuh, sehingga jaringan tersebut tidak mudah rusak dan tidak terjadi hiperkeratosis di kulit,conjungtiva kornea dan sebagainya. Merangsang sintesa RNA, glukoprotein dan kortikosteroida. Pembentukan rhodopsin, suatu pigmen fotosensitif yang dibutuhkan retina matauntuk dapat melihat pada keadaan gelap.Defi siensi vitamin A menimbulkan rabun senja (hemerolophia), xrerophthalmia(kornea mata mengering dan mengeras), atrifi a b.
mukosa dan menghambat pertumbuhan anak. Vitamin D ( Ergokalsiferol, Kalsiferol)Terdapat sebagai provitamin D (ergosterol) di dalam sayuran dan ragi. Jugaterdapat didalam tubuh, yakni dibawah kulit, oleh pengaruh sinar UV matahari akandiubah menjadi kalsiferol atau vitamin D-2. Provitamin D juga terdapat di dalamtubuh sebagai 7-dehidrokolesterol, yang oleh pengaruh sinar UV diubah menjadikolekalsiferol (vitamin D-3).Fungsi vitamin D adalah mengatur metabolisme Ca dan F, bersam- samahormon tiroid dan hormon paratiroid. Defi siensinya menimbulkan
c.
penyakit rachitis(tulang mudah bengkok). Vitamin E (Alfa Tokoferol)Merupakan senyawa tokoferol. Dikenal 4 macam tokoferol, yaitu alfa, beta,gamma dan delta. Yang aktif adalah senyawa alfa tokoferol.Vitamin E banyak dijumpai dalam minyak nabati (minyak jagung, kedelai dan bunga matahari), padi – padia, ragi, hati, kuning telur dan sayuran. Tidak dikenal gejala defisiensi yang khas pada
orang dewasa.Dalam pengobatan digunakan pada gangguan jantung (angina dan lain – lain),artrosis, neuralgia, hiperkoleterolemia dan penyakit kulit. Juga digunakan sebagai antikeguguran dan obat kemandulan. d. Vitamin K Vitamin K-1, disebut fitomenadion, terdapat dalam sayuran hijau dan minyak nabati Vitamin K-2, dihasilkan oleh flora usus. Untuk penyerapannya dari ususmemerlukan asam empedu. Vitamin K-3 (menadion) dan vitamin K-4 (menadiol), merupakan zat sintetik.Dalam hati, vitamin K merangsang pembentukan protrombin. Defi siensi vitamin ini menyebabkan hipoprotrombinemia, yang berakibat darah sukar membeku. C. Mineral dan Elemen Spura Mineral adalah zat anorganik yang dalam jumlah kecil bersifat essensial bagi banyak proses metabolisme dalam tubuh. Yang paling banyak dibtuhkan adalah kalium, natrium, kalsium, magnesium, fosfor dan klorida.Elemen spura adalah mineral yang dibutuhkan kurang dari 20 mg sehari, yakni besi, seng, tembaga, mangan, molibden, fluor, krom, iod, selen dan kobalt.Fungsinya masing – masing sangat berbeda : Ca dan P untuk sebagian besar bertanggung jawab bagi kekuatan kerangka K, Mg dan P terutama untuk membentuk sistem pendapar intraselluler Na dan Cl berperan penting diruang ekstraselluler sebagai pengatur tekanan osmotik dan tekanan darah normal. Banyak elemen spura merupakan ko-faktor dari metallo-enzym, misalnya Fe, Zn, Mn, Mg dan Cu ; yang mengkalatisa banyak proses metabolisme. F dan Sr merupaka zat essensial bagi tulang gigi dan emailnya Iod merupakan bahan baku bagi sintesis hormon tiroidPenggunaan minerasl – mineral, khususnya untuk prevensi dan pengobatankeadaan defisiensi, terutama garam K dan Ca; begitu pula Na, Cl dan Fospat yangdigunakan sebagai infus dalam keadaan darurat. Dari elemen – elemen spura, hanya Fe,Zn, I, F dan Sr yang digunakan sebagai obat. Zat – zat lainnya hanya digunakan sebagai tambahan pada preparat multivitamin atau sebagai food suplemen. Obat – obat tersendiri ; 1.
Kalium kloridaMerupakan kation yang terpenting dalam cairan intra sel dan merupakan zatessensial untuk mengatur keseimbangan asam – asam serta isotoni dari sel. Selainitu juga mengaktivasi banyak reaksi enzim dan proses fisiologis, seperti penerusanimpuls di saraf dan
2.
otot, kontraksi otot dan metabolisme karbohidrat. Natrium kloridaMerupakan kation terpenting bagi cairan ekstra sel dan berperan penting padaregulasi tekanan osmotok sel. Juga berperan pada pembentukan perbedaan – perbedaan potensial listrik dalam kontraksi otot dan penerusan impluls saraf.Defisiensinya bisa terjadi akibat kerja fisik yang terlampau berat dan banyak berkeringat serta banyak minum air
3.
tanpa tambahan garam ekstra. KalsiumFungsi utamanya adalah bahan pembangun tulang, berperan penting pada regulasidaya rangsang dan kontraksi otot – otot serta penerusan impuls saraf. Selain itu Camengatur permeabilitas membran sel bagi K dan Na, aktivasi banyak reaksi enzimseperti pembekuan darah. Defisiensi Ca menimbulkan kelembekan tulang(osteomalacia) dan mudah terangsangnya otot dan saraf , dengan akibat serangan – serangan tetania. Contoh garam
kalsium : kalsium glukonat, kalsium laktat dankalsium sitrat. 4. Seng sulfatKadar seng dalam tubuh agak tinggi dibandingkan dengan elemen spura lainnya,yang sebagian besar terdapat dalam tulang dan prostat. Fungsinya ialah
sebagaikofaktor dalam minimal 100 enzim yang terlibat dalam segala proses metabolisme,yaitu : karboanhidrase, berperan pada gejala buta malam (ko-faktor darialkoholdehidrogenase, yang merubah retinol menjadi retinal) memperbaiki fungsi sel – sel otak bagi lemah ingatan (sering lupa) padaorang tua stimulasi penyembuhan borok bila terjadi kekurangan secara lokal berkhasiat sebagai adstringens (penciutan selaput lendir), anti keringat dan antiseptik lemah Penggunaannya paling banyak alam dermatologi, khususnya ZnO dalam bedak tabur dan 5.
salep, sebagai adstringens dan antiseptik lemah. Selainitu juga pada preparat tetes mata. FluoridaFluor terutama ditimbun sebagai apatit di dentin dan email, juga dalam tiroid danginjal. Ekskresinya melalui saluran kemih dan keringat pada transpirasi berlebihan.Penggunaannya paling banyak untuk prevensi gigi berlubang (carries), yang berdasarkan atas reaksinya dengan apatit. Fluoro-apatit yang terbentukbersifatlebih padat dan tahan asam, juga menutupi pori – pori kecil hingga email lebihsukar larut dalam asam, yang terbentuk setiap kali makan gula dan karbohidrat.Fluor juga digunakan pada
6.
osteoporosis (kurangnya Ca dari tulang). Stronsium kloridaElemen ini berguna melindungi gigi terhadap pengaruh thermis (panas dan dingin)dan kimiawi (asam dan gula) yang disertai nyeri. Selain itu juga mengurangisensitivitas gigi terhadap rangsangan tersebut dengan jalan membentuk lapisan pelindung keras di luar dentin yang sudah kehilangan emailnya karena erosi atau pengendapan kalsium. Dengan demikian rangsangan tersebut tidak bisa mencapaisum –
sum gigi lagi yang berisi saraf – saraf dan dapat mengakibatkan nyeri. 7. MagnesiumTerdapat dalam tulang dan cairan intra sel, juga sebagai ko-faktor enzimenzimyang menghasilkan energi. Berperan penting pada kontraksi otot. 8. Krom Digunakan untuk kerja insulin yang optimal dalam bentuk aktifnya sebagaisenyawa organik GTF (Glucose Tolerance Factor), yang 20 kali lebih aktif dari pada garam – garam krom 9.
anorganik. TembagaMerupakan kofaktor bagi cytochromoxidase dan beta hidroksilase yang mengubahdopamin menjadi noradrenalin, juga penting bagi sintesis hemoglobin kekurangannya dapat menyebabkan kelambanan psikomotor, serangan epilepsiserta kelainan pada rambut. D.Hormon Hormon adalah zat kimiawi yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, langsungmasuk ke dalam aliran darah dan berpengaruh sangat spesifik terhadap organ tertentuuntuk dapat berfungsi secara normal. Kelenjar endokrin yang penting adalah kelenjar hipofisa dan hipotalamus, kelenjar kelamin (ovarium dan testes), kelenjar anak ginjal, pankreas, tiroid dan paratiroid. Dalam pengobatan, hormon digunakan untuk :
a.
Terapi substitusi pada defisiensi hormon, misalnya pemberian insulin pada penderita
b.
diabetes mellitus. Yang banyak digunakan adalah pada pengobatan berdasarkan efek farmakologinyayang tidak berhubungan dengan efek fisiologisnya. Misalnya kortikosteroida banyak digunakan
karena efek anti radangnya. c. Secara khusus untuk mempengaruhi fungsi organ ke arah yang dikehendaki,misalnya estrogen dan progesteron digunakan untuk mencegah kehamilan. d. Diagnosa penyakit atau kelainan, misalnya tirotropin untuk test terhadap kelenjar tiroid. Untuk keperluan pengobatan, zat hormon dapat diperoleh dari :
Sumber alam, berasal dari binatang ternak menyusui misalnya sapi. Persediaannyaamat terbatas. Senyawa sintetik, saat ini umumnya digunakan hormon sintetik atau semi sintetik. 1. Hormon Hipofisa adalah suatu umbai pada pangkal otak. Kelenjar ini dibedakan menjadidua a.
bagian, yaitu : Adenohipofisa, adalah umbai depan, yang merupakan bagian terbesar. Hormon yang
dihasilkannyaadalah : Somatotropin:Merangsang pertumbuhan tubuh pada umumnya Gonadotropin:Merangsang kelenjar kelamin mensekresikan hormonnya Kortikotropin:Merangsang kelenjar anak ginjal bagian korteks untuk mensekresikan kortikosteroida Tirotropin:Merangsang kelenjar tiroid untuk mensekresikan hormontiroide. Prolaktin:Menstimulir sekresi air susu b. Neurohipofisa adalah umbai belakang, terutama terdiri dari jaringan saraf. Hormon yangdihasilkannya adalah : Oksitosin:Menyebabkan kontraksi uterus dan menstimulir mulainyalaktasi Vasopresin:Mencegah ekskresi air terlalu banyak Zat – zat tersendiri : a.
Somatotropin Digunakan untuk terapi substitusi. Tetapi karena hormon ini tidak dapat diganti denganhormon binatang, maka sediaan farmasinya sangat jarang.
b.
Gonadotropin Dalam pengobatan digunakan untuk mengatasi gangguan haid dan kemandulan baik pria maupun wanita. Sediaan gonadotropin diperoleh dari air kemih wanita hamil atauair kemih wanita setelah menopause, yaitu Human Chorionic Gonadotropin (HCG) danHuman Menopausal Gonadotropin (HMG). Diberikan per injeksi.
c.
Oksitosin Hormon ini telah dapat disintesa. Dalam kebidanan digunakan untuk merangsangkontraksi uterus (rahim) guna membantu persalinan. Setelah persalinan, dapat jugadigunakan untuk mencegah banyaknya perdarahan.(d)VasopresinDiperoleh dari sapi atau babi. Digunakan pada pengobatan diabetes inspidus dengangejala poliuria, akibat kekurangan hormon anti diuretik dan insufisiensi hipofisa
2.
Hormon Kelamin Hormon kelamin dihasilkan oleh kelenjar kelamin (ovarium dan testes) dibawah pengaruh gonadotropin, berfungsi menentukan ciri – ciri kelamin primer dan sekunder.Androgen adalah hormon pria, sedangkan estrogen dan progesteron adalah hormon wanita.Semua hormon kelamin memiliki sifat – sifat yang sama, misalnya :
Retensi air dan garam Berdaya anabolika, androgen lebih kuat dari pada estrogen Mengakibatkan penutupan epifisis (ujung tulang pipa) sesudah pertumbuhan di masa a.
pubertas. Zat-zat androgen Yang terpenting adalah testoteron, selain bertanggung jawab terhadap ciri kelamin primer dan sekunder. Hormon ini berperan penting pada spermatogenesis dalam testes(efek virilisasi, virile = jantan). Digunakan dalam terapi substitusi, misalnya padakeadaan klimakterium virile sesudah usia 50 tahun. Juga untuk merangsang pertumbuhan anak laki-laki di atas usia 16 tahun yang terlambat
b.
pertumbuhannyaakibat hipofungsi hipofisanya. Zat-zat tersendiri Testoteron Dibuat secara semisintetik. Karena absorpsinya dari usus dan bioavailabilitasnyakurang baik, maka diberikan dalam bentuk injeksi sebagai esternya dalam pelarutminyak.
c.
d.
Metil-testoteron Dapat digunakan per-oral. Digunakan terutama pada gangguan potensi akibatdefisiensi androgen, pada hipogonadisme dan pada sterilitas karena oligospermia. Mesterolon Pada dosis terapi zat ini mempengaruhi hipofisa, sehingga sekresi testoteron danspermatogenesis tidak terhambat.
3.
Anabolika Merupakan hormon sintetik yang terutama bekerja memacu sintesa protein tanpamemiliki sifat virilisasi. Anabolika yang banyak digunakan adalah turunan testoteron,yaitu Metenilon, Metandienon, Oksimetolon dan Stanozol. Juga turunan nadrolonyaitu Nandrolon dan Etilestrenol.Umumnya digunakan pada keadaan tubuh lemah, seperti pada keadaan sesudahoperasi, baru sembuh dari sakit dan lain – lain. Juga selama terapi penyinaran danterapi dengan kortikosteroida untuk mencegah osteoporosis. Dalam bidang olahragaobat ini sering disalahgunakan untuk memperkembangkan dan memperkuar otrot paraatlit (doping).Karena anabolika ini zat – zat androgen maka memiliki efek viirilisasi biladigunakan untuk waktu yang lama pada wanita, menekan spermatogenesis,m e n g h a m b a t p e r t u m b u h a n a n a k – a n a k d i b a w a h u s i a 1 6 t a h u n k a r e n a s t i m u l a s i penutupan epifisis, dan menimbulkan gangguan haid pada wanita.Zat tersendiri :
NandrolonIndikasi:Kehilangan protein akibat cedera parah, latihan berlebihan, penyakit ketuaan ; pada anak memacu pertumbuhan yanglambat.Kontra indikasi:Kehamilan, karsinoma prostatEfek samping:Jerawat, hirsutisme, peningkatan libido pada wanita, hipertropi klitoris, dan rambut pubis melebat. EtilestrenolIndikasi:Selama menderita penyakit kronik terutama pasien lanjut usiaKontra indikasi:Kehamilan, karsinoma prostat, gangguan fungsi hatiEfek samping:Mual, retensi cairan tubuh yang ringan, gangguan haid 4.
Zat – zat estrogen Estrogen bekerja terhadap mukosa uterus (endometrium) untuk mempersiapkan proses lebih lanjut dari sel telur yang telah dibuahi. Bersama-sama progesteron,estrogen berperan penting pada masaknya folikel, ovulasi, pembuahan, transpor seltelur yang telah dibuahi ke dinding uterus dan penyarangannya disitu.Zat- zat estrogen digunakan untuk terapi substitusi pada keluhan klimakterium,menekan laktasi, menekan ovulasi dan pengobatan osteoporosis sesudah menopause.Preparat kombinasi estrogen dan progesteron dugunakan untuk diagnosa kehamilandan pengobatan amenorea sekunder (haid terlambat).Zat – zat tersendiri :
Estradiol, merupakan estrogen alamiah terkuat, digunakan pada terapi substitusi padaklimakterium, menopause dan kanker prostat. Pemberian per-oral bioavailabilitasnya rendah, sehingga diberikan per injeksi sebagai esternya dalam pelarut lemak. Etinilestradiol, turunan semi sintetik yang berdaya larut amat kuat; dapat diberikan per oral.Merupakan komponen dari banyak pil anti hamil. Mestranol, Hormon ini baru aktif setelah di dalam hati diubah menjadi etinilestradiol. Jugadigunakan dalam pil anti hamil Dietilstilbestrol,Aktif per oral dengan kerja panjang, tetapi karena bersifat karsinogenik zat ini tidak lagi digunakan 5.
Zat – zat progestagen
Progestagen adalah steroid sintetik yang berdaya progesteron. Progesteron adalahhormon yang dikeluarkan oleh badan kuning (corpus luteum) dibawah p e n g a r u h hormon gonadotropin. Hormon ini mempengaruhi endometrium dari fase proliferasikarena pengaruh estrogen, ke fase sekresi agar telur yang telah dibuahi dapat bersarang dan berkembang lebih lanjut. Kemudian hormon ini juga berfungsi menjagakehamilan dari keguguran.Dalam pengobatan, progestagen digunakan untuk ; Mencegah kehamilan pada pil KB Mencegah keguguran akibat kurang sekresi progesteron Terapi subtitusi pada keadaan klimakterium dan menopause Pada gangguan haid Pada endometriosis dan kemadulan yang diakibatkannya Zat-zat tersendiri : ProgesteronDiperoleh dari ovarium binatang ternak atau hasil sintesa. Absorpsinya di susucukup baik, tetapi karena bioavailabilitasnya tidak baik, maka diberikan secarainjeksi. HidroksiprogesteronDiperoleh secara sintetik, memiliki efek androgen tanpa efek estrogen. Banyak digunakan dalam pil suntik anti hamil. EtisteronTerutama digunakan pada gangguan hati. NoretisteronMemiliki efek androgen dan efek estrogen lemah. Banyak digunakan pada pil antihamil, juga untuk menunda haid. Levonorgestrel Efek progesteronnya kuat dan kerjanya panjang, berdaya nadrogen lemah, bersifatanti estrogen. Banyak digunakan dalam pil kombinasi anti hamil. Linesterol Tidak berdaya gestagen, tetapi bersifat anti gonadotropik yang baik, tidak berdayaandrogen. Banyak digunakan dalam pil anti hamil. Dilestrenol Daya gestagennya kuat, maka terutama digunakan untuk mencegah keguguran. E. Obat Kontrasepsi Dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia dan terbatasnya pangan, banyak negara menyadari pentingnya pembatasan kelahiran, terutama negara berkembang sepertiIndonesia yang tengah berupaya mengentaskan kemiskinan dan keterbelakangan, maka pembatasan kelahiran suatu keharusan. Cara yang dilaksanakan untuk hal ini adalah program keluarga berencana (KB). KB memiliki tujuan antara lain : mencegah mortalitas ibu dan anak dengan menghindari kehamilanresiko tinggi mengurangi angka kesakitan menghindari kelahiran yang tidak diinginkan mengatur jarak kehamilan menentukan jumlah anak dalam keluargaSalah satu cara pembatasan kelahiran adalah dengan pencegahan kehamilan menggunakanobat – obat kontrasepsi.Obat kontrasepsi ini dapat berupa : Yang digunakan per oral : misalnya pil KB Suntikan Alat dalam saluran reproduksi, seperti kondom, pessarium (kondomwanita), IUD Obat topikal intravaginal yang bersifat spermicida, misalnya tablet busa,tissue KB Pil Implan (susuk KB) Operasi (tubektomi dan vasektomi) 1. Mekanisme kerja Semua pil anti hamil hanya dimaksudkan untuk merintangi pelepasan sel telur (ovulasi) sehingga dapat mencegah kehamilan. Cara kerja obat anti hamil itu adalah :
a.
Perintang ovulasi, yaitu estrogen dan progesteron dalam dosis yang sesuai, mampumenekan sekresi gonadotropin dari hipofisa sehingga proses pematangan sel telur terhambat
b.
Pengentalan lendir cervix, lazimnya cervix tertutup lendir yang selama masa subur menjadi encer, sehingga memudahkan masuknya sel sperma ke dalam uterus. Karena pengaruh progesteron, lendir tersebut menjadi kental sehingga sel spermatidak mampu menembusnya. Pil mini danpil suntik yang mengandung progesterontanpa estrogen bekerja menurut prinsip ini
c.
Khasiat terhadap endometrium, karena pengaruh kedua hormon, endometriumhanya berkembang dan sedikit berproliferasi, tidak mengalami fase sekresi dan justru menyusut, sehingga penyarangan sel telur tidak terjadi.
2.
Jenis pil dan penggunaannya Dewasa ini dikenal beberapa macam pil anti hamil, yaitu :
a.
Pil kombinasi Berisi estrogen dan progesteron . Mulai ditelan pada haid hari pertama atau ke lima,selama 20 – 21 hari, dilanjutkan dengan 7 pil kosong (plasebo) atau istirahat selama7 hari. Pada waktu istirahat inilah umumnya terjadi perdarahan yang mirip haid biasa. Keamanannya hampir sempurna (99,9% berhasil) bila tidak lupa menelannyasetiap hari.
b.
Pil bertahap Tidak semua pil untuk semua periode pemakaian mengandung komponen dankadar yang sama. Pentahapan ini dimaksudkan untuk meniru variasi hormonalamiah selama siklus setiap bulannya.Yang termasuk jenis pil ini adalah pil bifasis, terdiri dari 7 tablet yang hanyamengandung estrogen dan 15 tablet lainnya merupakan pil kombinasi, denganestrogen dan progesteron.
c.
Pil mini Mengandung dosis kecil progesteron saja, yaitu linestrenol dan noretisteron. Mulaiditelan pada hari haid pertama secara terus menerus tanpa istirahat.
d.
Pil suntik Sebetulnya bukan pil, tapi injeksi yang hanya mengandung progestagen dengankerja panjang, yaitu medroksiprogesteron. Diberikan tiga bulan sekali, per injeksiintra muscular.
e.
Morning after pil Mengandung estrogen dalam dosis tinggi, yaitu etinilestradiol 3 – 5 mg. Jenis pilini khusus digunakan sesudah persetubuhan “tanpa perlindungan”. Mulai ditelanselambat – lambatnya 24 jam kemudian, selama lima hari berturut – turut, biasanya pada pagi hari.Pil kombinasi dapat pula digunakan untuk maksud yang sama dengan toleransi yang baik.Pil tersebut mengandung etinilestradiol 100 mcg dan levonorgestrel 500 mcg, harus ditelan2 kali dengan interval 12 jam.
3. a.
Faktor – faktor yang mempengaruhi keamanan pil Terlupa menelan Bila terlupa satu pil, maka dalam waktu tidak lebih dari 12 jam pil itu harus ditelan. Bila lebih dari 12 jam atau terlupa lebih dari 2 pil, maka keamana pil tidak dapat dipercaya lagi.
b. c.
Gangguan saluran pencernaanseperti diare, muntah, menyebabkan penyerapannyatidak sempurna. Pengaruh obat lain
Beberapa obat dapat mengurangi efektifitas pil dengan jalan induksi enzim,sehingga hormon dari pil dipercepat penguraiannya. Obat-obat tersebut adalahFenobarbital, Fenitoin, Glutetimida dan Rifampisin. 4.
Penggunaan lain Selain untuk mencegah kehamilan, pil KB juga digunakan untuk :
a.
Menunda haid Karena suatu keperluan, penundaan tersebut jangan lebih lama dari 8 hari karenaresiko perdarahan-antara bertambah besar.Caranya, setelah pil terakhir dari suatu kur habis, jangan istirahat, tetapi lanjtkandengan kur baru. Bila misalnya dikehendaki penundaan 6 hari, setelah itu baruistirahat.
b. 5.
Terapi substitusi pada klimakterium dan mencegah gangguan siklus. Efek Samping Pil anti hamil dapat menimbulkan efek samping yang bersifat ringan maupuna yang berbahaya. Efek samping ringan yang sering terjadi biasanya berkurang atau lenyapsendiri setelah beberapa bulan pemakaian adalah :
Mula, nyeri kepala, umumnya karena estrogen Rasa lelah, gelisah dan mudah tersinggung, libido berkurang, umumnya karenakomponen progesteron. Perdarahan tidak teratur yang berupa spotting atau haid anatra, kebanyakan karenakekurangan estrogen Depresi Infeksi candida dan mungkin trichomonas, yang menyebabkan keputihan.Efek samping yang lebih serius, merupakan resiko penggunaan pil anti hamil adalah : Infark jantung Hipertensi, akibat retensi garam dan air Trombosis Mempertinggi LDL – kolsterol, sehingga memperbesar resiko penyakit jantungdan pembuluh 6.
darah. Kontra indikasi Pil anti hamil tidak boleh diberikan pada penderita atau bila terdapat riwayattrombosis, kanker payudara, hepatitis dan hiperlipidemia. Penggunaannya harus hati – hatiterhadap penderita penyakit jantung dan pembuluh, hipertensi, udema, gangguan endokrin(diabetes, hipertiroid) dan migrain.
Spesialit golongan Antihistamin Pengertian Antihistamin Antihistamin adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histamin terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor –histamin (penghambatan saingan). Pada awalnya hanya dikenal satu tipe antihistaminikum, tetapi setelah ditemukannya jenis reseptor khusus pada tahun 1972, yang disebut reseptor-H2,maka secara farmakologi reseptor histamin dapat dibagi dalam dua tipe , yaitu reseptor-H1 da reseptor-H2. Spesialit Obat a. Mebhidrolin Indikasi: Antihistamin/Alergi Kontraindikasi: Hipertropi prostat, glaukoma, dan serangan asma Efek samping: Mengantuk, tremor, mulut kering, lelah, dan reaksi hipersensitif pada kulit. Interaksi: Obat depresan sistem saraf pusat, alkohol, dan obat golongan antikolinergik akan meningkatkan daya kerjanya. Obat yang tersedia: Merek dagang Kandungan obat Biolergy (Konimex) Kapsul, mengandung 50 mg sebagai Mebhidrolin napadisilat. Bufalergy (Bufa Aneka) Kapsul, mengandung 50 mg sebagai Mebhidrolin napadisilat. Histapan (Sanbe) Tablet, mengandung 50 mg sebagai Mebhidrolin napadisilat. Incidal (Bayer) Kapsul, mengandung 50 mg sebagai Mebhidrolin napadisilat. Incitin (Bemofarm) Tablet, mengandung 50 mg sebagai Mebhidrolin napadisilat. Interhistin (New Interbat) Kapsul/Tablet, mengandung 50 mg sebagai Mebhidrolin napadisilat Catatan: jumlah obat per pasien maksimal 20 tablet. b. Feniramin Hidrogen Maleat Indikasi: Antihistamin/Alergi Kontraindikasi: Hipertropi prostat, glaukoma, wanita hamil dan menyusui Efek samping: Mengantuk, gangguan saluran cerna, jika dosis besar dapat menimbulkan halusinasi, dan agitasi pada anak kecil Interaksi: Obat penenang, hipnotika dan alkohol, akan memperkuat efeknya Obat yang tersedia: Merek dagang Avil (Hoechst)
Kandungan obat Tablet Avil, mengandung 25 mg sebagai Feniramin hidrogen maleat Tablet Avil Retard, mengandung 50 mg
Bernohist (Bernofarm)
sebagai Feniramin hidrogen maleat Tablet, mengandung 50 mg sebagai
Feniramin hidrogen maleat Catatan: Jumlah obat per pasien maksimal 20 tablet biasa atau 3 tablet lepas lambat. c. Dimetinden Maleat Indikasi: Antihistamin/Alergi Kontraindikasi: Menjalankan mesin atau kendaraan bermotor Efek samping: Sedasi Interaksi: Obat hipnotika, sedativa dan alkohol, akan memperkuat efeknya Obat yang tersedia: Merek dagang Fenistil (Ciba)
Kandungan obat Tablet, mengandung 25 mg sebagai Dimetinden maleat. Obat tetes, tiap ml mengandung 1 mg sebagai
Dimetinden maleat. Catatan: Jumlah obat per pasien maksimal 20 tablet. d. Astemizol Indikasi: Antihistamin/Alergi. Kontraindikasi: Hati-hati pada wanita hamil Efek samping: Nafsu makan bertambah, berat badan bertambah, dan sedikit sedatif. Obat yang tersedia : Merek dagang Kandungan obat Hisminal (Janssen) Tablet, mengandung Astemizol 10 mg. Hispral (Prafa) Tablet, mengandung Astemizol 10 mg. Sirop, tiap 5 ml mengandung Astemizol 5 mg. Lapihis (Lapi) Tablet, mengandung Astemizol 10 mg. Scantihis (Tempo Scan Pacific) Tablet, mengandung Astemiizol 10 mg. Sirop, tiap 5 ml mengandung Astemizol 5 mg Sines (Guardian Pharm) Tablet, mengandung Astemizol 10 mg Catatan: jumlah obat per pasien maksimal 20 tablet e. Oksomemazin Interaksi: Alkohol akan memperkuat efeknya. Indikasi: Antihistamin/Alergi Kontraindikasi: Menjalankan mesin dan mengemudikan kendaraan bermotor Efek samping: Mengantuk, mual, muntah, diare atau konstipasi, sakit kepala, dan mungkin juga penglihatan kabur. Obat yang tersedia: Merek dagang Kandungan obat Doxergan (Rhone-Poulenc) Tablet, mengandung Oksomemazin 10 mg. Sirop, tiap 5 ml mengandung Oksomemazin 5 mg Catatan: Jumlah obat per pasien maksimal 20 tablet f. Homoklorsiklizin Indikasi: Antihistamin/Alergi Kontraindikasi: Serangan asma akut dan tidak digunakan pada bayi. Selain itu hati-hati pada penderita glaukoma dan hipertropi prostat.
Efek samping: Mengantuk, sedatif, gangguan saluran cerna, mulut kering, penglihatan kabur, dan reaksi alergi. Interaksi: Obat depresan sistem saraf pusat, antikolinergik dan alkohol, akan memperkuat efeknya. Obat yang tersedia: Merek dagang Homoclomin (Eisai)
Kandungan obat Tablet, mengandung Homoklorsiklizin
HCI 10 mg Catatan: Jumlah obat per pasien maksimal 20 tablet g. Deksklorfeniramin Maleat Indikasi: Antihistamin/Alergi Kontraindikasi: Serangan asma akut dan tidak digunakan pada bayi Efek samping: Mengantuk, urtikaria, shok anafilaktik, fotosensitif, mulut kering, dan gangguan saluran cema. Interaksi: Alkohol, obat depresan golongan trisiklik, barbiturat, dan depresan sistem saraf pusat, akan memperkuat efek sedatif. Dan obat golongan MAO inhibitor, akan memperkuat dan memperpanjang efeknya Obat yang tersedia: Merek dagang Bufaramin (Bufa
Kandungan obat Kapsul, mengandung 2 mg sebagai Deksklorfeniramin
Aneka) Polamec (Mecosin)
maleat. Tablet, mengandung 2 mg sebagai Deksklorfeniramin maleat. Sirop, tiap 5 ml mengandung 2 mg sebagai
deksklorfeniramin maleat Polaramine (Schering) Tablet, mengandung 2 mg sebagai Deksklorfeniramin maleat. Sirop, tiap 5 ml mengandung 2 mg sebagai Polarist (Bemofarm)
Deksklorfeniramin maleat. Tablet, mengandung 2 mg sebagai Deksklorfeniramin
maleat. Catatan: Jumlah obat per pasien maksimal 20 tablet. h. Karbinoksamin Indikasi: Antihistamin/Alergi. Kontraindikasi: Menjalankan mesin dan mengemudikan kendaraan bermotor Efek samping: Mengantuk dan gangguan saluran cerna. Interaksi: Obat golongan barbiturat, depresan sistem saraf pusat, dan alkohol, akan memperkuat efek sedatifnya. Obat yang tersedia: Karbinoksarnin terdapat dalam campuran, untuk rhinitis akut, sinusitis vasomotor dan alergi rhinitis, dan demam karena alergi. Selain itu juga digunakan dalam carnpuran obat batuk Merek dagang Nasopront (Heroic)
Kandungan obat Kapsul, mengandung Karbinoksamin maleat 1 mg
Rhinopront (Mack)
dan Fenilefrin HCl 20 mg Kapsul, mengandung Karbinoksamin maleat 4 mg dan Fenilefrin HCI 20 mg. Sirop, tiap 5 ml mengandung Karbinoksamin maleat
4 mg dan Fenilpropanolamin HCl 20 mg. Catatan: jumlah obat per pasien maksimal 10 tablet/kapsul Penggolongan Antihistamin 1.
H1-blockers (antihistaminika klasik) Mengantagonir histamin dengan jalan memblok reseptor-H1 di otot licin dari dinding pembuluh,bronchi dan saluran cerna,kandung kemih dan rahim. Begitu pula melawan efek histamine di kapiler dan ujung saraf (gatal, flare reaction). Efeknya adalah simtomatis, antihistmin tidak dapat menghindarkan timbulnya reaksi alergi Dahulu antihistamin dibagi secara kimiawi dalam 7-8 kelompok, tetapi kini digunakan penggolongan dalam 2 kelompok atas dasar kerjanya terhadap SSP, yakni zat-zat generasi ke1 dan ke-2. a.Obat generasi ke-1: prometazin, oksomemazin, tripelennamin, (klor) feniramin, difenhidramin, klemastin (Tavegil), siproheptadin (periactin), azelastin (Allergodil), sinarizin, meklozin, hidroksizin, ketotifen (Zaditen), dan oksatomida (Tinset). Obat-obat ini berkhasiat sedatif terhadap SSP dan kebanyakan memiliki efek antikolinergis b.Obat generasi ke-2: astemizol, terfenadin, dan fexofenadin, akrivastin (Semprex), setirizin, loratidin, levokabastin (Livocab) dan emedastin (Emadin). Zat- zat ini bersifat khasiat antihistamin hidrofil dan sukar mencapai CCS (Cairan Cerebrospinal), maka pada dosis terapeutis tidak bekerja sedative. Keuntungan lainnya adalah plasma t⅟2-nya yang lebih panjang, sehingga dosisnya cukup dengan 1-2 kali sehari. Efek anti-alerginya selain berdasarkan, juga berkat dayanya menghambat sintesis mediator-radang, seperti prostaglandin, leukotrin dan kinin. 2.H2-blockers (Penghambat asma) obat-obat ini menghambat secara efektif sekresi asam lambung yang meningkat akibat histamine, dengan jalan persaingan terhadap reseptor-H2 di lambung. Efeknya adalah berkurangnya hipersekresi asam klorida, juga mengurangi vasodilatasi dan tekanan darah menurun. Senyawa ini banyak digunakan pada terapi tukak lambug usus guna mengurangi sekresi HCl dan pepsin, juga sebagai zat pelindung tambahan pada terapi dengan kortikosteroida. Lagi pula sering kali bersama suatu zat stimulator motilitas lambung (cisaprida) pada penderita reflux. Penghambat asam yang dewasa ini banyak digunakan adalah simetidin, ranitidine, famotidin, nizatidin dan roksatidin yang merupakan senyawa-senyawa heterosiklis dari histamin.
Mekanisme Kerja Antihistamin bekerja dengan cara menutup reseptor syaraf yang menimbulkan rasa gatal, iritasi saluran pernafasan, bersin, dan produksi lendir (alias ingus). Antihistamin ini ada 3 jenis, yaitu Diphenhydramine, Brompheniramine, dan Chlorpheniramine. Yang paling sering ditemukan di obat bebas di Indonesia adalah golongan klorfeniramin (biasanya dalam bentuk klorfeniramin maleat). Antihistamin menghambat efek histamin pada reseptor H1. Tidak menghambat pelepasan
histamin, produksi antibodi, atau reaksi antigen antibodi. Kebanyakan antihistamin memiliki sifat antikolinergik dan dapat menyebabkan kostipasi, mata kering, dan penglihatan kabur. Selain itu, banyak antihistamin yang banyak sedasi. Beberapa fenotiazin mempunyai sifat antihistamin yang kuat (hidroksizin dan prometazin). Khasiat Antihistamin digunakan secara sistemis (oral,injeksi) untuk mengobati simtomatis bermacammacam gangguan alergi yang disebabkan oleh pembebasan histamine. Di samping rhinitis, pollinosis dan alergi makanan/obat, juga banyak digunakan pada sejumlah gangguan berikut: 1. Asma yang bersifat alergi, guna menanggulangi gejala bronchokonstriksi. Walaupun kerjanya baik, namun efek keseluruhannya hanya rendah berhubung tidak berdaya terhadap mediator lain (leukotrien) yang juga mengakibatkan penciutan bronchi. Ada indikasi bahwa penggunaan dalam bentuk sediaan inhalasi menghasilkan efek yang lebih baik. Obat-obat ketotifen dan oksatomida berkhasiat mencegah degranulasi dari mastcells dan efektif untuk mencegah serangan. 2. Sengatan serangga khususnya tawon dan lebah, yang mengandung a.l. histamine dan suatu enzim yang mengakibatkan pembebasannya dari mastcells. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, obat perlu diberikan segera dan sebaiknya melalui injeksi adrenalin i.m. atau hidrokortison i.v. 3. Urticaria (kaligata, biduran). Pada umumnya bermanfaat terhadap meningkatnya permeabilitas kapiler dan gatal-gatal, terutama zat-zat dengan kerja antiserotonin seperti alimemazin (Nedeltran), azatadin dan oksatomida. Khasiat antigatal mungkin berkaitan pula dengan efek sedative dan efek anestesi local. 4. Stimulasi nafsu makan. Untuk menstimulasi nafsu makan dan dengan demikian menaikkan berat badan, yakni siproheptadin ( dan turunannya pizotifen) dan oksatomida. Semua zat ini berdaya antiserotonin. 5. Sebagai sedativum berdasarkan dayanya menekan SSP, khususnya prometazin dan difenhidramin serta turunannya. Obat-obat ini juga berkhasiat meredakan rangsangan batuk, sehingga banyak digunakan dalam sediaan obat batuk popular. 6. Penyakit Parkinson berdasarkan daya antikolinergisnya, khususnya difenhidramin dan turunan 4-metilnya (orfenadrin) yang juga berkhasiat spasmolitis. 7. Mabuk jalan dan Pusing (vertigo) berdasarkan efek antiemetisnya yang juga berkaitan dengan khasiat antikolinergis, terutama siklizin,meklizin dan dimenhidrinat, sedangkan sinarizin terutama digunakan pada vertigo. 8. Shock anafilaksis di samping pemberian adrenalin dan kortikosteroid. Selain itu, antihistaminika banyak digunakan dalam sediaan kombinasi untuk selesma dan flu.
Efek Samping Pada dosis terapi, semua AH1 menimbulkan efek samping walaupun jarang bersifat serius dan kadang-kadang hilang bila pengobatan diteruskan. Efek samping yang paling sering ialah sedasi, yang justru menguntungkan bagi pasien yang dirawat di RS atau pasien yang perlu banyak tidur. Tetapi efek ini mengganggu bagi pasien yang memerlukan kewaspadaan tinggi sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan. Pengurangan dosis atau penggunaan AH1
jenis lain mungkin dapat mengurangi efek sedasi ini. Astemizol, terfenadin, loratadin tidak atau kurang menimbulkan sedasi. Efek samping yang berhubungan dengan efek sentral AH1 ialah vertigo, tinitus, lelah, penat, inkoordinasi, penglihatan kabur, diplopia, euphoria, gelisah, insomnia dan tremor. Efek samping yang termasuk sering juga ditemukan ialah nafsu makan berkurang, mual, muntah, keluhan pada epigastrium, konstipasi atau diare, efek samping ini akan berkurang bila AH1 diberikan sewaktu makan. Efek samping lain yang mungkin timbul oleh AH1 ialah mulut kering, disuria, palpitasi, hipotensi, sakit kepala, rasa berat dan lemah pada tangan. Insidens efek samping karena efek antikolinergik tersebut kurang pada pasien yang mendapat antihistamin nonsedatif. AH1 bisa menimbulkan alergi pada pemberian oral, tetapi lebih sering terjadi akibat penggunaan lokal berupa dermatitis alergik. Demam dan foto sensitivitas juga pernah dilaporkan terjadi. Selain itu pemberian terfenadin dengan dosis yang dianjurkan pada pasien yang mendapat ketokonazol, troleandomisin, eritromisin atau lain makrolid dapat memperpanjang interval QT dan mencetuskan terjadinya aritmia ventrikel. Hal ini juga dapat terjadi pada pasien dengan gangguan fungsi hati yang berat dan pasienpasien yang peka terhadap terjadinya perpanjangan interval QT (seperti pasien hipokalemia). Kemungkinan adanya hubungan kausal antara penggunaan antihistamin non sedative dengan terjadinya aritmia yang berat perlu dibuktikan lebih lanjut. Obat Antihistamin Dan Antialergi Histamin terbentuk di dalam jaringan tubuh manusia akibat reaksi dekarboksilasi asam amino histidin oleh enzim histidin dekarboksilase. Selain itu, histamin juga dapat terbentuk karena pengaruh sinar matahari, khususnya sinar UV. Histamin terdapat di dalam semua organ dan jaringan tubuh, terutama di kulit, paru, usus halus, dan di dalam mast cell. Fungsi histamin di dalam tubuh masih belum jelas, tetapi akan menimbulkan efek jika berinteraksi dengan dua macam reseptor yang spesifik, yaitu reseptor H-1 dan reseptor H-2. Histamin terbentuk di dalam jaringan tubuh manusia akibat reaksi dekarboksilasi asam amino histidin oleh enzim histidin dekarboksilase. Selain itu, histamin juga dapat terbentuk karena pengaruh sinar matahari, khususnya sinar UV. Histamin terdapat di dalam semua organ dan jaringan tubuh, terutama di kulit, paru, usus halus, dan di dalam mast cell. Fungsi histamin di dalam tubuh masih belum jelas, tetapi akan menimbulkan efek jika berinteraksi dengan dua macam reseptor yang spesifik, yaitu reseptor H-1 dan reseptor H-2. Dalam keadaan normal, kadar histamin dalam darah kecil sekali (hanya 50 γ per liter) sehingga tidak akan menimbulkan efek apa-apa. Histamin yang berlebih akan diuraikan oleh enzim histaminase yang terdapat di dalam ginjal, paru, selaput lendir usus, dan jaringan tubuh lainnya Interaksi histamin dengan reseptor H-2 akan menimbulkan efek yang mempengaruhi sekresi getah lambung, dan juga tekanan darah. Sedangkan interaksi histamin dengan reseptor H-1 dan H-2, akan menimbulkan efek antara lain pada : · Sistem kardiovaskuler
Histamin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah arteri dan vena, tetapi juga menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah kapiler, sehingga. menyebabkan penurunan tekanan darah perifer. Dan karena sirkulasi darah tidak sempurna, diuresis akan dihalangi. Selain itu, permeabilitas kapiler menjadi lebih tinggi, sehingga cairan dan protein plasma mengalir keluar dari sel, yang mengakibatkan terjadi edema. · Otot polos Histamin menyebabkan kontraksi otot polos uterus dan saluran cerna, sehingga menimbulkan rasa sakit, dan menyebabkan muntah-muntah serta diare. Sebagai akibat kontraksi otot polos bronki, napas menjadi sesak atau timbul serangan asma. · Kelenjar eksokrin Histamin yang bereaksi dengan reseptor H-2, akan menyebabkan peningkatan sekresi getah lambung yang banyak mengandung asam dan pepsin. · Kelenjar endokrin Kadar histamin yang tinggi dalam darah, akan merangsang sekresi katekolamin dari adrenal medulla. · Kulit Pada ujung saraf di kulit, efek histamin menimbulkan rasa gatal di samping efek lain, sebagai akibat dari dilatasi pembuluh kapiler dan peningkatan permeabilitas dindingnya. Pada reaksi alergi, terjadi reaksi antara antigen dengan antibodi yang mengakibatkan histamin yang berada di antara sel-sel dan dalam keadaan tidak aktif, menjadi bebas dan aktif. Dengan demikian, kadar histamin dalam darah naik secara mendadak, yang mengakibatkan timbulnya efek-efek pada organ tubuh seperti diuraikan di atas. Obat antihistaminika merupakan obat yang dapat mencegah efek histamin, melalui cara berinteraksi dengan reseptor H-1 dan H-2. Berdasarkan antagonis reseptornya, obat antihistaminika dapat dibagi ke dalam dua golongan yaitu : · Antagonis reseptor H-1 Golongan ini dibagi lagi berdasarkan rumus bangun kimianya, yaitu: - Senyawa Etanolamin; antara lain Difenhidrain, Karbinoksamin, dan Doksilamin. - Senyawa Etilendiamin; antara lain Antazolin, Pirilamin, dan Tripelenamin. -
Senyawa
Alkilamin;
antara
lain
Fenirarnin,
Klorfeniramin,
Bromfeniramin,
dan
Deksklorfeniramin. - Senyawa Siklizin; antara lain Siklizin, Klorsiklizin, dan Homoklorsiklizin. - Senyawa Fenotiazin; antara lain Prometazin, Metdilazin, dan Oksomemazin. - Senyawa lain-lain; yaitu Dimetinden, Mebhidrolin, dan Astemizol. · Antagonis reseptor H-2 Yang termasuk golongan ini ialah obat-obat Antihistamin yang melawan efek histamin pada sekresi getah lambung. Yang niula-mula digunakan, Burinamid dan kemudian Metiamid yang mempunyai efek samping agranulositosis. Dan pada waktu ini, yang banyak digunakan antara. lain Simetidin, Ranitidin, dan Famotidin. Obat Antihistamin yang terdapat dalam Daftar Obat Wajib Apotek No. 1 ialah yang mengandung Mebhidrolin, Feniramin hidrogen maleat, dan Deksklorfeniramin maleat. Sedangkan yang terdapat dalam Daftar Obat Wajib Apotek No. 2 ialah Karbinoksamin. a. Mebhidrolin Indikasi: Antihistamin/Alergi
Kontraindikasi: Hipertropi prostat, glaukoma, dan serangan asma Efek samping: Mengantuk, tremor, mulut kering, lelah, dan reaksi hipersensitif pada kulit. Interaksi: Obat depresan sistem saraf pusat, alkohol, dan obat golongan antikolinergik akan meningkatkan daya kerjanya. Obat yang tersedia: Merek dagang Kandungan obat Biolergy (Konimex) Kapsul, mengandung 50 mg sebagai Mebhidrolin napadisilat. Bufalergy (Bufa Aneka) Kapsul, mengandung 50 mg sebagai Mebhidrolin napadisilat. Histapan (Sanbe) Tablet, mengandung 50 mg sebagai Mebhidrolin napadisilat. Incidal (Bayer) Kapsul, mengandung 50 mg sebagai Mebhidrolin napadisilat. Incitin (Bemofarm) Tablet, mengandung 50 mg sebagai Mebhidrolin napadisilat. Interhistin (New Interbat) Kapsul/Tablet, mengandung 50 mg sebagai Mebhidrolin napadisilat Catatan: jumlah obat per pasien maksimal 20 tablet. b. Feniramin Hidrogen Maleat Indikasi: Antihistamin/Alergi Kontraindikasi: Hipertropi prostat, glaukoma, wanita hamil dan menyusui Efek samping: Mengantuk, gangguan saluran cerna, jika dosis besar dapat menimbulkan halusinasi, dan agitasi pada anak kecil Interaksi: Obat penenang, hipnotika dan alkohol, akan memperkuat efeknya Obat yang tersedia: Merek dagang Avil (Hoechst)
Kandungan obat Tablet Avil, mengandung 25 mg sebagai Feniramin hidrogen maleat Tablet Avil Retard, mengandung 50 mg
Bernohist (Bernofarm)
sebagai Feniramin hidrogen maleat Tablet, mengandung 50 mg sebagai
Feniramin hidrogen maleat Catatan: Jumlah obat per pasien maksimal 20 tablet biasa atau 3 tablet lepas lambat. c. Dimetinden Maleat Indikasi: Antihistamin/Alergi Kontraindikasi: Menjalankan mesin atau kendaraan bermotor Efek samping: Sedasi Interaksi: Obat hipnotika, sedativa dan alkohol, akan memperkuat efeknya Obat yang tersedia: Merek dagang Fenistil (Ciba)
Kandungan obat Tablet, mengandung 25 mg sebagai Dimetinden maleat. Obat tetes, tiap ml mengandung 1 mg sebagai
Dimetinden maleat. Catatan: Jumlah obat per pasien maksimal 20 tablet. d. Astemizol Indikasi: Antihistamin/Alergi. Kontraindikasi: Hati-hati pada wanita hamil Efek samping: Nafsu makan bertambah, berat badan bertambah, dan sedikit sedatif. Obat yang tersedia :
Merek dagang Kandungan obat Hisminal (Janssen) Tablet, mengandung Astemizol 10 mg. Hispral (Prafa) Tablet, mengandung Astemizol 10 mg. Sirop, tiap 5 ml mengandung Astemizol 5 mg. Lapihis (Lapi) Tablet, mengandung Astemizol 10 mg. Scantihis (Tempo Scan Pacific) Tablet, mengandung Astemiizol 10 mg. Sirop, tiap 5 ml mengandung Astemizol 5 mg Sines (Guardian Pharm) Tablet, mengandung Astemizol 10 mg Catatan: jumlah obat per pasien maksimal 20 tablet e. Oksomemazin Interaksi: Alkohol akan memperkuat efeknya. Indikasi: Antihistamin/Alergi Kontraindikasi: Menjalankan mesin dan mengemudikan kendaraan bermotor Efek samping: Mengantuk, mual, muntah, diare atau konstipasi, sakit kepala, dan mungkin juga penglihatan kabur. Obat yang tersedia: Merek dagang Kandungan obat Doxergan (Rhone-Poulenc) Tablet, mengandung Oksomemazin 10 mg. Sirop, tiap 5 ml mengandung Oksomemazin 5 mg Catatan: Jumlah obat per pasien maksimal 20 tablet f. Homoklorsiklizin Indikasi: Antihistamin/Alergi Kontraindikasi: Serangan asma akut dan tidak digunakan pada bayi. Selain itu hati-hati pada penderita glaukoma dan hipertropi prostat. Efek samping: Mengantuk, sedatif, gangguan saluran cerna, mulut kering, penglihatan kabur, dan reaksi alergi. Interaksi: Obat depresan sistem saraf pusat, antikolinergik dan alkohol, akan memperkuat efeknya. Obat yang tersedia: Merek dagang Homoclomin (Eisai)
Kandungan obat Tablet, mengandung Homoklorsiklizin
HCI 10 mg Catatan: Jumlah obat per pasien maksimal 20 tablet g. Deksklorfeniramin Maleat Indikasi: Antihistamin/Alergi Kontraindikasi: Serangan asma akut dan tidak digunakan pada bayi Efek samping: Mengantuk, urtikaria, shok anafilaktik, fotosensitif, mulut kering, dan gangguan saluran cema. Interaksi: Alkohol, obat depresan golongan trisiklik, barbiturat, dan depresan sistem saraf pusat, akan memperkuat efek sedatif. Dan obat golongan MAO inhibitor, akan memperkuat dan memperpanjang efeknya Obat yang tersedia: Merek dagang Bufaramin (Bufa
Kandungan obat Kapsul, mengandung 2 mg sebagai Deksklorfeniramin
Aneka) Polamec (Mecosin)
maleat. Tablet, mengandung 2 mg sebagai Deksklorfeniramin maleat. Sirop, tiap 5 ml mengandung 2 mg sebagai
deksklorfeniramin maleat Polaramine (Schering) Tablet, mengandung 2 mg sebagai Deksklorfeniramin maleat. Sirop, tiap 5 ml mengandung 2 mg sebagai Polarist (Bemofarm)
Deksklorfeniramin maleat. Tablet, mengandung 2 mg sebagai Deksklorfeniramin
maleat. Catatan: Jumlah obat per pasien maksimal 20 tablet. h. Karbinoksamin Indikasi: Antihistamin/Alergi. Kontraindikasi: Menjalankan mesin dan mengemudikan kendaraan bermotor Efek samping: Mengantuk dan gangguan saluran cerna. Interaksi: Obat golongan barbiturat, depresan sistem saraf pusat, dan alkohol, akan memperkuat efek sedatifnya. Obat yang tersedia: Karbinoksarnin terdapat dalam campuran, untuk rhinitis akut, sinusitis vasomotor dan alergi rhinitis, dan demam karena alergi. Selain itu juga digunakan dalam carnpuran obat batuk Merek dagang Nasopront (Heroic)
Kandungan obat Kapsul, mengandung Karbinoksamin maleat 1 mg
Rhinopront (Mack)
dan Fenilefrin HCl 20 mg Kapsul, mengandung Karbinoksamin maleat 4 mg dan Fenilefrin HCI 20 mg. Sirop, tiap 5 ml mengandung Karbinoksamin maleat
4 mg dan Fenilpropanolamin HCl 20 mg. Catatan: jumlah obat per pasien maksimal 10 tablet/kapsul
SPESIALIT OBAT GOLONGAN HIV/AIDS PENGGUNAAN NNRTIs (NON-NUCLEOSIDE REVERSE TRANSCRIPTASE INHIBITORS)Based Regimens UNTUK PENGOBATAN HIV (Human Immunodeficiency Virus) PADA PEDIATRI Bernadus Gallaeh Rama Erga Satria (078115005) (Download Guideline) PENDAHULUAN HIV (human immunodeficiency virus) adalah sebuah retrovirus yang menginfeksi sel sistem kekebalan tubuh manusia, terutama CD4+ T cell dan macrophage , komponen vital dari sistem sistem kekebalan tubuh dan menghancurkan atau merusak fungsi mereka. Infeksi HIV menyebabkan pengurangan sistem kekebalan tubuh dengan cepat (pengurangan imun). HIV merupakan penyebab dasar AIDS (Acquired immune Deficiency Syndrome) yang merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh secara bertahap yang disebabkan infeksi HIV. Virus tersebut masuk ketubuh manusia terutama melalui darah, semen dan sekret vagina, serta transmisi dari ibu ke anak. Salah satu indikator yang digunakan untuk mendeteksi HIV adalah CD4. CD4 adalah reseptor pada limfosit T4 yang menjadi target sel utama HIV. Penurunnya jumlah CD4 akibat HIV adalah sekitar 50-100/mm3/tahun sehingga bila tanpa pengobatan rata-rata masa infeksi HIV sampai menjadi AIDS adalah 8 – 10 tahun, dimana jumlah CD4 akan mencapai kurang dari 200/mm3. Penurunan sistem kekebalan tubuh ini akan memudahkan tubuh terserang penyakit – penyakit yang lain terutama penyakit yang berhubungan dengan infeksi. Pada saat ini pasien HIV yang mendapat perhatian cukup besar adalah pasien pediatri. Tidak bisa kita pungkiri bahwa HIV dapat menular melalui transmisi antara ibu dengan anak. Bayi yang dihasilkan dari hubungan sex antara orang tua yang salah satunya atau kedua-duanya
mengidap HIV tersebut akan mengidap HIV semenjak bayi tersebut ada dikandungan dan akan terus berlangsung ketika bayi tersebut dilahirkan. SASARAN TERAPI Sasaran dari terapi ARV pada pediatri adalah HIV (human immunodeficiency virus) yang merupakan retrovirus penginfeksi sel sistem kekebalan tubuh manusia TUJUAN TERAPI Terapi ARV yang ada pada saat ini belum mampu menghilangkan HIV karena lamanya waktu paro dari sel CD4 yang terinfeksi. Berdasarkan ARV yang ada pada saat ini, tujuan dari terapi ARV pada pediatri adalah untuk menekan perkembangbiakan atau replikasi virus HIV. STRATEGI TERAPI A. Kapan terapi dimulai Masalah yang timbul pertama kali dalam pelaksanaan terapi ARV adalah kapan terapi tersebut dimulai. Ada beberapa pilihan pelaksanaan terapai yaitu memulai terapi sejak dini atau menunggung sampai muncul tanda – tanda atau gejala HIV. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan saat memulai terapi pada pediatri) adalah:
Tingkat HIV RNA
Jumlah CD4
Simtom / gejala klinis
Berikut adalah tabel kriteria pelaksanaan terapi ARV pada pediatri:
Keterangan:
Perawatan ditunda: data klinis dan data lab harus dievaluasi setiap 3 – 4 bulan
Dipertimbangkan : Karena infeksi HIV berkembang lebih cepat pada anak – anak dibandingkan orang dewasa, maka perlu dipertimbangkan penggunaan ARV berdasarkan parameter klinis, imunologik, dan virologik.
Asimtomatik : CDC clinical category N
Simtomatik : CDC clinical category A, B, dan C
B. Obat apa yang harus digunakan Sejak September 2006 sudah ada 22 antiretroviral yang dapat digunakan pada pengobatan HIV pada orang dewasa namun hanya 13 antiretroviral yang disetujui untuk digunakan pada anak-anak. Obat – obat tersebut terbagi dalam beberapa golongan: Nucleoside analogue atau nucleotide analogue reverse transcriptase inhibitor (NRTIs, NtRTIs); non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTIs); protease inhibitor ; dan fusion inhibitor. Terapi yang dianjurkan pada anak – anak adalah antiretroviral kombinasi yang terdiri dari 3 obat dan minimal berasal dari 2 golongan obat karena terapi dengan ARV kombinasi terbukti dapat menjaga imun (sistem kekebalan tubuh) dan menghambat perkembangan penyakit (HIV). Antiretoviral kombinasi yang digunakan untuk terapi HIV pada pediatri terbagi menjadi tiga golongan: NNRTI-based (2 NRTIs + NNRTI); PI-based (2 NRTIs + PI); dan NRTI-based (3 NRTI drug). NNRTI-based dan PI-based merupakan first line pengobatan HIV pada pediatri sedangkan NRTI-based merupakan second line yang digunakan bila pengobatan first line tidak dapat menunjukkan hasil yang optimal. NNRTI-Based Regimens (1 NNRTI + 2NRTI backbone): NNRTI atau non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor merupakan salah satu golongan ARV yang bekerja pada tahap replikasi virus. NNRTI akan berikatan dengan enzim reverse transcriptase sehingga dapat memperlambat kecepatan sintesis DNA HIV atau menghambat replikasi (penggandaan) virus. Obat ini merupakan salah satu obat pilihan terapi HIV pada pediatri. Keuntungan NNRTI:
Resiko dislipidemia dan fat maldistribution lebih rendah dibandingkan protese inhibitor (PI)
Mudah digunakan karena ada dalam bentuk sediaan cair
Kerugian NNRTI:
Resiko terjadinya kasus Steven-Johnson syndrome dan hepatic toxicity
Potensial terhadap interaksi obat karena NNRTI mempengaruhi hepatic enzim seperti CYP3A4 meskipun pengaruhnya lebih rendah dibandingkan PI
Obat yang dianjurkan:
Efavirenz dikombinasikan dengan 2 NRTIs untuk anak – anak usia > 3 tahun
Nevirapine dikombinasikan dengan 2 NRTIs untuk anak – anak usia < 3 tahun atau untuk pasien yang membutuhkan bentuk sediaan cair
Obat yang tidak dianjurkan: Delavirdine Efavirenz Keuntungan:
Dapat diberikan bersamaan dengan makanan tapi hindari makanan berlemak. Lebih baik diberikan saat perut kosong
Pemberian dilakukan satu kali sehari (once daily)
Aktivitas antireoviral cukup kuat
Kerugian:
Neuropsychiatric side effects (dapat diatasi dengan pemberian sebelum tidur)
Nama dagang di Indonesia: Sustiva (Bristol-myers) Indikasi: HIV Infection Kontra indikasi: Breast feeding Bentuk sediaan, dosis, dan aturan pakai: Bentuk sediaan : kapsul: 50 mg, 100 mg, dan 200 mg. Tablet: 600 mg. Pediatric dose:
Aturan pakai: Diberikan satu kali sehari (once daily) Efek samping: Steven-johnson syndrom, abdominal pain, diarrhea, nausea, vomiting, anxiety, depression, dizziness Nevirapine Keuntungan:
Dapat diberikan bersamaan dengan makanan tapi hindari makanan berlemak. Lebih baik diberikan saat perut kosong
Tersedia dalam bentuk sediaan cair
Aktivitas antireoviral cukup kuat
Kerugian:
Neuropsychiatric side effects (dapat diatasi dengan pemberian sebelum tidur)
Resiko reaksi hipersensitifitas dan rash atau ruam lebih tinggi dibandingakan NNRTIs yang lain
Resiko Hepatic toksisitas lebih tinggi dibandingkan efavirenz
Dosis awal rendah kemudian ditingkatkan secara bertahap
Nama dagang di Indonesia: Viramune (Bohringer-ingelheim) Indikasi: HIV Infection Kontra indikasi: Breast feeding Bentuk sediaan, dosis, dan aturan pakai:
Bentuk sediaan : Tablet: 200 mg. Suspensi: 10 mg/mL.
Pediatric dose: 120 – 200 mg per m2 luas permukaan tubuh diberikan dua kali sehari. Dosis awal 120 mg per m2 luas permukaan tubuh diberikan sekali sehari selama 14 hari. Jika tidak terjadi efeksamping seperi rash / ruam dosis dapat ditingkatkan menjadi 200mg per m2 diberikan dua kali sehari atau 7mg/KgBB dua kali sehari untuk anak dengan usia <8 tahun; 4 mg/KgBB untuk anak dengan usia > 8 tahun.
Aturan pakai : Diberikan satu kali sehari sebagai dosis awal dan dapat ditingkatkan menjadi dua kali sehari
Efek samping: Steven-johnson syndrom, abdominal pain, diarrhea, nausea, vomiting, anxiety, depression, dizziness NRTI backbone NRTI atau Nucleoside/Nucleotide Reverse Transcriptase Inhibitors merupakan ARV yang juga bekerja pada tahap replikasi virus. Perbedaan antara NRTI dengan NNRTI terletak pada mekanisme kerjanya. NRTI mengandung nucleotide yang digunakan oleh enzim reverse transcriptase untuk mengubah RNA menjadi DNA. Dengan menggunakan nucleotide dari NRTI, DNA yang dihasilkan oleh reverse transcriptase akan rusak sehingga menghambat replikasi virus. NRTI backbone adalah kombinasi 2 NRTI yang digunakan bersamaan dengan NNRTI yang fungsinya menguatkan kerja antiretroviral. Kombinasi NRTI yang dianjurkan adalah zidovudine + lamivudine; didanosine + lamivudine; dan zidovudine + didanosine.
Zidovudine Nama dagang di Indonesia: Retrovir (GlaxoSmithKline) Indikasi: Infeksi HIV asimtomatik Kontra indikasi: Haemoglobin rendah, neutrofil rendah, hyperbilirubinemia Bentuk sediaan, dosis, dan aturan pakai:
Bentuk sediaan : Kapsul: 100 mg. Tablet: 300 mg. Syrup: 10 mg/mL
Pediatric dose: 160 mg per m2 luas permukaan tubuh.
Aturan pakai : Diberikan diberikan setiap 8 jam
Efek samping: Anemia, neuropathy, dizziness, drowsiness Lamivudine Nama dagang di Indonesia: 3TC ( GlaxoSmithKline) Indikasi: Infeksi HIV Kontra indikasi: Hipersensitifitas, pasien dengan neutrofil yang rendah Bentuk sediaan, dosis, dan aturan pakai:
Bentuk sediaan : Solution: 10mg/mL, Tablet kunyah: 100mg
Pediatric dose: 4 mg/KgBB; dosis maksimal 150 mg
Aturan pakai : Diberikan diberikan dua kali sehari
Efek samping: Pancreasistis, neuropathy, hipoglikemi, rhabdomyolysis
Didanosine Nama dagang di Indonesia: Videx (Bristol-Myers Squibb) Indikasi: Terapi pada dewasa dan anak – anak dengan infeksi HIV lanjut Kontra indikasi: Hipersensitivitas Bentuk sediaan, dosis, dan aturan pakai:
Bentuk sediaan : Solution: 10mg/mL, 5mg/mL. Tablet: 100mg, 150mg, 300mg
Pediatric dose: 90 – 150mg per m2 luas permukaan tubuh
Aturan pakai : Diberikan diberikan dua kali sehari (setiap 12 jam)
Efek samping: Pancreasistis, neuropathy, hipoglikemi, rhabdomyolysis, diare, mual DAFTAR PUSTAKA Anonim 2007, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi, Edisi 6, 233, Info Master, Jakarta. Anonim 2006, Guidelines for the use of Antiretroviral Agents in Pediatric HIV Infection, www.aidsinfo.gov Anonim, 2006, British National Formulary, Edisi 52, 328, British Medical Association, Royal Pharmaceutical Society of Great Britain.
HIV AIDS AIDS disebabkan salah satu kelompok virus yang disebuat dengan retroviruses yang sering disebut dengan HIV. Seseorang yang terkena atau terinfeksi HIV AIDS sistejm kekebalan tubuhnya akan menurun drastic. Virus AiDS menyerang sel darah putih khusus yang disebut dengan T-lymphocytes. Tanda pertama penderita HIV biasanya akan mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh. Setelah kondisi membaik orang yang terinfeksi HIV akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan secara perlahan kekebalan tubuhnya akan menurun karena serangan demam yang berulang.
Gejala-gejala penyakit HIV AIDS adalah : 1. Demam tinggi berkepanjangan 2. Penderita akan mengalami napas pendek, batuk, nyeri dada dan demam 3. Hilangnya nafsu makan, mua dan muntah 4. Mengalami diare yang kronis 5. Penderita akan kehilangan berat badan tubuh hingga 10% di bawah normal. 6. Batuk berekepanjangan 7. Infeksi jamur pada mulut dan kerongkongan 8. Pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh (dibawah telinga, leher, ketiak, dan lipatan paha) 9. Kurang ingatan 10.Sakit kepala 11.Sakit kepala 12.Suklit berkonsentrasi 13.Respon anggota gerak melambat
14.Sering nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki 15.Mengalami tensi darah rendah 16.Reflek tendon yang kurang 17.Terjadi serangan virus cacar air dan cacar api 18.Infeksi jaringan kulit rambut 19.Kulit kering dengan bercak-bercak. Penularan HIV AIDS adslah : 1. Hubungan seks kalmin 2. Hubungan seks oral 3. Hubungan seks melalui anus 4. Transfusi darah 5. Penggunaan jarum bersama (akupuntur, jarum tattoo, harum tindik). 6. Antara ibu dan bayi selama masa hamil, kelahiran dan masa menyusui. Obat-obatan HIV AIDS : 1. NRTI (nucleoside atau nucleotide reverse transcriptase inhibitor) 2. NNRTI (non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor) 3. PI (protease inhibitor) Fusion Inhibitor Cara mencegah HIV AIDS adalah dengan ; 1. Jangan melakukan hubungan seksual diluar nikah 2. Jangan berganti-ganti pasangan seksual 3. Abstrinensi (tidak melakukan hubungan seks) 4. Gunakan kondom, terutama untuk kelompok perilaku resiko tinggi jangan menjadi donor darah 5. Seorang ibu yang didiagnosa positif HIV sebaiknya jangan hamil. 6. Penggunaan jarum suntik sebaiknya sekali pakai 7. Jauhi narkoba.
Penyakit HIV Aids Pada Wanita
HIV adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun. HIV merupakan penyakit menakutkan ini masih salah satu penyebab utama kematian di antara laki-laki dan perempuan dan berkembang dan negara maju. virus HIV mungkin ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui darah, alat kelamin, cairan ASI yang terinfeksi dan darah, sperma pria yang terinfeksi. penularan virus ini dapat terjadi selama transfusi darah, hubungan seks tanpa alat pengaman atau dapat ditularkan melalui jarum suntik. selama kehamilan dan menyusui, seorangg wanita yang terinfeksi kemungkinan akan menularkan virus ke anak. gejala HIV/AIDS pada wanita Gejala awal : 0-1 bulan Menderita penyakit seperti flu dalam seminggu atau sebulan disebut sebagai infeksi HIV akut. sistem kekebalan tubuh, sebagai bagian dari pertahanan tubuh, mengembangkan antibodi terhadap HIV. proses tersebut terlha dari antibodi yang disebut serokonversi. Gejala meliputi demam, sakit kepaka nyeri tubuh, sakit tenggorokan, kelenjar getah bening, ruam kulit, masalah sistem pencernaan. Gejala-gejala ini cenderung tidak diperhatikan atau disalah artikan sebagai penyakit lain yang kuga menunjukkan berbagai gejala yang sama. Tes HIV dilakukan sebelum serokonversi tidak membantu dalam mendeteksi virus. Pada beberapa wanita, serokonversi dapat terjadi dalam waktu satu bulan. Gejala terakhir : 1 bulan – 10 tahun Setelah tingkat gejala di ataas dapat diturunkan dengan obat-obatan, penyakit ini masuk ke dalam fase asimptomatik. tidak ada gejala HIV yang diperlihatkan oleh wanita setelah 1 tahun. Tahap tanpa gejala dapat berlangsung selama sekitar 10 tahun. Dengan demikian, perempuan positif HIV tidak menunjukkan gejala HIV selama sekitar 10 tahun setelah terkena gejala seperti flu biasa. Tetapii meski demikian, virus tetap ada dalam tubuh mereka, mereka tidak sadara secara terus-menerus menularkan vrus kepada orang lain melalu hubungan badan tanpa pengaman dan juga melalui transfusi darah atau melalui berbagi jarum suntik. Jika seorang wanita hamil, anak-anak mereka ikut terkena HIV/AIDS. Setelah 5-6 tahun, wanita
yang mengidap HIV positif mungkin terlihat pada penurunan berat bdaan, kehilangan nafsu makan, masalah sisem pencernaan, infeksi kulit, tetapi hal ini biasanya diabaikan atau disalahartikan.
Gejala Penyakit HIV AIDS AIDS merupakan tahap akhir penyakit infeksi yang disebabkan oleh HIV yang dapat infeksi pada sistem organ tubuh termasuk otak sehingga menyebabkan rusaknya sistem kekebalan tubuh. Gejala HIV AIDS tidak begitu saja langsung timbul. Namun ia akan timbul jika sudah bertahun-tahun . Memburuknya status gizi merupakan resiko tertinggi penyakit ini. Gangguan gizi pada pasien AIDS umumnya menimbulkan gejala penyakit HIV AIDS yang terlihat pada penurunan berat badan. Ada dua tipe penurunan berat badan pada AIDS, yaitu penurunan berat badan yang cepat sering dihubungkan dengan infeksi oportunistik. Penurunan berat badan lebih dari 20% BB sulit diperbaiki dan sering mempunyai prognosa yang buruk,
Memburuknya status gizi bersifat multifaktor, gejala penyakit HIV AIDS yang terutama disebabkan oleh kurangnya asupan makanan, gangguan absorpsi dan metabolisme zat gizi, infeksi oportunistik, serta kurangnya aktivitas fisik. Kurangnya asupan makanan disebabkan oleh anoreksia, depresi, rasa lelah, mual, muntah, sesak nafasm diare, infeksi, dan penyakit saraf yang menyertai penyakit HIV AIDS. Karena gangguan gizi memegang peranan penting dalam patogenesis penyakit HIV AIDS, terapi diet dan konsultasi gizi memegang peranan penting dalam upaya penyembuhan. Gejala penyakit HIV AIDS. Infejsi oleh HIv akan menyerang sistem kekebalan tubuh. Karena sel-sel pertahanan tubuh (sel-sel darah putih) semakin lama semakin banyak yang rusak maka penderita menjadi sangat rentan terhadap semua bentuk infeksi kuman. Pada tahap akhir, penderita bahkan sudah tidak tahan terhadap kuman-kuman yang secara normal bisa dibinasakan dengan mudah oleh tubuh.
Penyakit HIV AIDS HIV adalah suatu virus yang biasanya ditularkan dari satu orang kepada orang lain melalui kontak seksual. Orang yang telah terinfeksi virus HIV akan terkena penyakit yang disebabkan oleh virus HIV tersebut, yaitu AIDS. Virus HIV yang telah masuk ke dalam tubuh seseorang
tidak akan menimbulkan gejala-gejala yang terlihat secara fisik sehingga penderitanya terlihat normal seperti tidak sedang terkena penyakit. Namun, perlu diwaspadai, walaupun drai luar penderita HIV tampak normal-normal saja, tetapi dia dapat menularkan virus tersebut kepada orang lain dalam berbagai cara yang mungkin juga tidak disadari oleh penderita itu.
Cara penularan virus ini bisa bermacam-macam misalnya melalui hubungan seksual, penggunaan jarum suntik berganti-ganti orang, transfusi darah, bahkan pada ibu hamil yang menularkan kepada bayi yang sedang dikandungnya. Jika virus HIV telah masuk ke tubuh seseorang baru beberapa tahun kemudian virus ini akan mulai menyerang sistem kekebalan tubuh pada sel darah putih. Kekebalan tubuh seseorang yang terinfeksi HIV biasanya akan terus menurun dan kemudian hilang dalam kurun waktu sekitar 5 sampai 10 tahun. Pada saat itulah ciri-ciri seseorang yang terkena HIV baru muncul, seperti badan yang terus-menerus turun, mengalami diare berkepanjangan, munculnya panas tinggi yang tidak dapat sembuh, lalu diikuti dengan bercak-bercak kemerahan, dan batuk berkepanjangan. Setelah mengalami gejala-gejala tersebut, seseorang telah dinyatakan terkena penyakit AIDS. Setelah kekebalan tubuh seseorang hilang maka penyakit akan mudah menghinggapi orang tersebut. Penyakit akan terus menerus hingga, sampai suatu saat mucnul penyakit yang benar-benar berbahaya yang kemudian akan mengakibatkan kematian.
Penularan HIV Pada Manusia Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan mengandung sel terinfeksi atau partikel virus. Yang dimaksud dengan cairan tubuh di sini adalah darah, semen, cairan vagina, cairan serebropinal dan air susu ibu. Dalam konsentrasi yang lebih kecil, virus juga terdapat pada air mata, air kemih dan air ludah. HIV ditularkan melalui cara-cara berikut: • Hubungan seksual dengan penderita, dimana selaput lendir mulut, vagina atau rektum berhubungan langsung dengan cairan tubuh yang terkontaminasi. • Suntikan atau infus darah yang terkontaminasi. Hal ini sering terjadi pada saat transfusi darah, pemakaian jarum bersama-sama atau tidak sengaja tergores oleh jarum yang terkontaminasi virus HIV.
• Pemindahan virus dari yang terinfeksi kepada anaknya sebelum atau selama proses kelahiran . • Melalui ASI HIV tidak ditularkan melalui kontak biasa atau kontak dekat yang tidak bersifat seksual di tempat bekerja, sekolah ataupun dirumah . Belum pernah dilaporkan kasus penularan HIV melalui batuk atau bersin penderita maupun melalui gigitan nyamuk.
Penyebab Hiv Aids Terdapat 2 jenis virus penyebab AIDS,V yaitu HIV-1, HIV-2, HIV yang banyak ditemukan di daerah Barat, Eropa, Afriaka Tengah, Selatan, dan Timur. Sedangkan HIV-2 banyak di temukan di Afrika Barat.
PENYEBARAN DALAM TUBUH Supaya terjadi infeksi, virus harus masuk ke dalam sel, dalam hal ini sel darah putih yang disebut . Materi genetik virus yang dimasukkan ke dalam DNA sel yang terinteksi. Di dalam sel, Virus berkembng biak pada akhirnya menghancurkan sel serta melepaskan pertikel virus yang baru. Partikel virus yang baru kemudian menginfeksi limfosit lainnya dan menghancurkannya. Virus menempel pada limfosit yang memiliki satu reseptor protein yang disebut CD4, yang terdapat di selaput bagian luar. Sel-sel yang memiliki reseptor biasanya, disebut sel CD4+ atu disebut limfosit T penolong. Limfosit T penolong berfungsi mengaktifkan dan menagatur selsel lain pada sistem kekebalan.(misalnya limfosit B, makrofag dan limfosit T stitostik), yang kesemuanya membantu menghancurkan sel-sel ganas dan organisme asing. Infeksi HIV menyebabkan hancurnya limfosit T penolong, sehingga teradi kelemahan sistem tubuh dalam melindungi dirinya terhadap infksi dan kanker.
Seseorang yang terinfeksi HIV akan kehilangan limfosit Tpenolong melalui 3 tahap selama beberpa bulan atau tahun. 1. Seseorang yang sehat memiliki limfosit CD4 sebanyak 800-1300 sel/mL darah. Pada beberapa bulan pertama setelah terinfeksi HIV sejumlah sel menurun sebanyak 40-50%. Selama bulan-bulan ini penderita bisa menularkan HIV kepada orang lain karena banyak partikel virus yang terdapat dalam luar darah. Meskipun tubuh berusaha melawan virus, tetapi tubuh tidak mampu meredakan infeksi. 2. Setelah sekitar 6 bulan, jumlah partikel virus didalam darah mencapai kadar yang stabil, yang berlainan pada setiap penderita. Perusakan sel CD4+ dan penularan penyakit kepada orang lain terus berlanjut. Kadar partikel virus yang tinggi dak kadar Limfosit CD4+ yang rendah membantu dokter mendapati orang-orang yang berisiko tinggi menderita AIDS. 3. 1-2 tahun sebelum terjadinya AIDS, jumlah limfosit CD4+ biasanya menurun drastis. Jika kadarnya turun hingga 200 sel/Ml darah, maka penderita menjadi rentan terhadap infeksi. Infeksi HIV juga menyebabkan gangguan pada fungsi limfosit B. Limfosit B adalah limfosit yang menghasilkan antibodi. Seringkali HIV meyebabkan produksi antibodi berlebihan. Antibodi yang diperuntukkan melawan HIV dan infeksi lain ini banyak membantu dalam melawan berbagai infeksi oportunistik pada AIDS. Pada saat yang bersamaan, penghancuran limfosit CD4+ oleh virus menyebabkan berkurangnya kemampuan Sistem kekebalan tubuh dalam mengenali dan sasaran baru yang harus diserang.
Penyakit Hiv Aids INFEKSI HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan infeksi salah satu virus dari dua jenis virus yang secara progresif merupakan sel-sel darah putih. Kerusakan sel-sel darah putih atau limfosit menyebabkan AIDS (Aquired Immunodeficiency Snydrome) dan penyakit lainnya sebagai dari gangguan kekebalan tubuh.
Pada Awal tahun 1980, para peneliti menemukan peningkatan mendadak dari 2 jenis penyakit di kalangan kaum homoseksual di Amerika.
Kedua penyakit itu adalah Sarkome Kaposi (sejenis kanker yang jarang terjadi) dan Pneumonia Pnemokista (sejenis Peumonia yang hanya terjadie pada penderita gangguan sistem kekebalan). Kegagalan sistem kekebalan tubuh yang mengakibatkan timbulnya 2 jenis penyakit yang jarang ditemui ini sekarang dikenal dengan AIDS .
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ke 3 )
Nama Sekolah
: SMK TERPADU BHAKTI INDONESIA
Mata Pelajaran
: Dasar-dasar Farmakologi
Kelas/Semester
: X / satu
Standar Kompetensi
: Menjelaskan perjalanan obat dalam tubuh
Kompetensi Dasar
: Menghubungkan perjalanan obat dengan nasib obat dalam tubuh
Alokasi Waktu
: 3 x 2 Jp
I. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat : 1. Memahami tentang Aspek-aspek Biofarmasi 2. Memahami dan menjelaskan tentang perjalanan obat dalam tubuh II. Materi Ajar : 1. Menjelaskan aspek-aspek biofarmasi 2. Menjelaskan farmakokinetik 3. Menjelaskan farmakodinamik III. Metode Pembelajaran :
1. Pendekatan : Saintifik 2. Model : Discovery Learning 3. Metode : Diskusi, Penugasan, Presentasi, sharing. IV. Langkah- langkah Pembelajaran : A. Pertemuan 1 Materi : 1. Menjelaskan aspek-aspek Biofarmasi Pendahuluan : 1. Memberikan salam 2. Memimpin do’a 3. Memeriksa kehadiran siswa,kebersihan dan kerapihan kelas 4. Memberikan motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran 5. Melakukan Apersepsi ( pengetahuan prasarat ) : 5.1Secara umum memberikan penjelasan mengenai Aspek-aspek Biofarmasi 5.2 Menjelaskan proses didalam Biofarmasi meliputi fase Biofarmasi,fase Farmakokinetik,dan fase Farmakodinamik Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru : Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang Aspek-aspek Biofarmasi Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang formulasi obat dan FA ( Farmaceutical Availability )serta Bio-A Tanya jawab antara guru-siswa,dan antar siswa mengenai aspek-aspek Biofarmasi
Guru menunjuk salah satu siswa untuk memberikan contoh pemahaman tentang FA dan Bio Availability ( Bio-A ).
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,guru : Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,diskusi,dan lain- lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, Memberi kesempatan untuk berfikir,menganalisa,menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut, Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif, Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan siswa diminta memberikan contoh dalam masyarakat dan upaya pemecahan masalah, Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi,guru : Guru bertanya jawab tentang hal- hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,memberikan penguatan dan penyimpulan Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup,guru : Membuat kesimpulan bersama- sama dari hasil tanya jawab dan kajian pustaka Menyampaikan topik materi yang akan datang Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdo’a bersama.
B. Pertemuan 2 Materi : 1. Menjelaskan FarmakokinetiK Pendahuluan : 1. Memberikan salam 2. Memimpin do’a 3. Memeriksa kehadiran siswa,kebersihan dan kerapihan kelas 4. Memberikan motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran 5. Melakukan Apersepsi ( pengetahuan prasarat ) : 5.1 Secara menyeluruh menjelaskan tentang prinsip-prinsip Farmakokinetika 5.2 menjelaskan proses Absorbsi,Distribusi,Metabolisme dan Ekskresi Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru :
Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang aspek-aspek Farmakokinetika Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang Absorbsi,Distribusi,Metabolisme dan Ekskresi Tanya jawab antara guru-siswa,dan antar siswa mengenai aspek-aspek Farmakokinetika Guru menunjuk salah satu siswa untuk memberikan contoh pemahaman tentang Farmakokinetika.
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,guru : Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,diskusi,dan lain- lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, Memberi kesempatan untuk berfikir,menganalisa,menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut, Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif, Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan siswa diminta memberikan contoh dalam masyarakat dan upaya pemecahan masalah, Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi,guru : Guru bertanya jawab tentang hal- hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,memberikan penguatan dan penyimpulan Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup,guru : Membuat kesimpulan bersama- sama dari hasil tanya jawab dan kajian pustaka Menyampaikan topik materi yang akan datang Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdo’a bersama.
C. Pertemuan 3 Materi : 1. Menjelaskan Farmakodinamik Pendahuluan : 1. Memberikan salam 2. Memimpin do’a 3. Memeriksa kehadiran siswa,kebersihan dan kerapihan kelas 4. Memberikan motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran 5. Melakukan Apersepsi ( pengetahuan prasarat ) :
5.1 Secara menyeluruh menjelaskan tentang prinsip-prinsip Farmakodinamika 5.2 Menjelaskan tentang mekanisme kerja obat dan efek terapeutik 5.3 Menjelaskan tentang Placebo,efek yang tidak diinginkan dan efek toksis 5.4 Menjelaskan tentang Resistensi,Dosis,kombinasi dan Interaksi obat Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru : Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang aspek-aspek Farmakodinamika Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang mekanisme kerja sampai interaksi obat Tanya jawab antara guru-siswa,dan antar siswa mengenai aspek-aspek Farmakodinamika Guru menunjuk salah satu siswa untuk memberikan contoh pemahaman tentang Farmakodinamika dan prinsip-prinsipnya.
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,guru : Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,diskusi,dan lain- lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, Memberi kesempatan untuk berfikir,menganalisa,menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut, Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif, Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan siswa diminta memberikan contoh dalam masyarakat dan upaya pemecahan masalah, Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi,guru : Guru bertanya jawab tentang hal- hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,memberikan penguatan dan penyimpulan Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup,guru : Membuat kesimpulan bersama- sama dari hasil tanya jawab dan kajian pustaka Melakukan test/pertanyaan yang berhubungan dengan materi di atas Memberikan tugas individual agar siswa mampu memahami dan menjelaskan perjalanan obat dalam tubuh Menyampaikan topik materi yang akan datang
Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdo’a bersama.
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar : Modul bahan ajar,bahan ajar yang relevan ( Internet ),LCD VI. Penilaian : A. Tes tertulis B. Tugas
Mengetahui,
Pati,05 Januari 2015
Kepala SMK TERPADU BHAKTI INDONESIA
Guru mata pelajaran
Suntoro,S.Pd.,M.M.
Luwih Utomo
VII. Materi Pembelajaran
ASPEK-ASPEK BIOFARMASI BIOFARMASI adalah Ilmu yang mempelajari pengaruh pembuatan sediaan atas kegiatan terapeutik obat. Efek obat tidak saja tergantung pada faktor farmakologi,melainkan juga pada bentuk pemberian dan formulasinya(komposisinya). Faktor-faktor formulasi yang dapat merubah efek obat dalam tubuh adalah : 1. Bentuk fisik zat aktif ( Amorf,kristal atau kehalusan ) 2. Keadaan kimiawi ( ester,garam,garam komplek dsb ) 3. Zat pembantu ( pengisi,pelekat,pelicin,pelindung dsb ) 4. Proses tehnik yang digunakan untuk membuat sediaan ( tekanan tablet,mesin,emulgator dsb ) Sebelum obat diberikan ke pasien pada tujuannya tubuh sebagai tempat bekerjanya atau target-site,obat harus mengalami banyak proses. Selama proses ini melalui beberapa tahap yaitu : a) Fase Biofarmasi b) Fase Farmakokinetika c) Fase Farmakodinamika Perhatikan Skema berikut ini untuk obat dalam bentuk tablet
Fase Biofarmasi Farmakodinamika Tablet Zat aktif
Tab pecah membentuk granul,ZA lepas dan larut
Fase Farmakokinetik
dgn kandungan untuk Resorpsi
Interaksi dgn Reseptor ditempat kerja
Fase
Absorpsi obat tersedia obat tersedia untuk bekerja metabolis me distribusi ekskresi
Farmaceutical Availability Biological Availability
efek
1. Formulasi obat dan Farmaceutical Availability ( F A ) Farmaceutical Availability merupakan ukuran bagian obat yang dilepaskan dari bentuk pemberiannya hingga tersedia untuk proses Resorpsi. Bentuk pemberian Tablet memerlukan ukuran waktu yang lebih lama dari pada sediaan sirup ( FA tablet lebih besar ketimbang FA sirup ).
Keterangan : Tablet ditelan kemudian dilambung pecah menjadi bentuk granul kecil yang terdiri dari Zat aktif dan zat pengisi. Kemudian granul tersebut pecah menjadi granul yang lebih kecil,sehingga Zat aktif terlepas. Dan jika daya larutnya cukup besar granul tersebut akan larut dalan cairan lambung atau usus. 2. Biological Availability ( Bio A ) Adalah prosentase obat yang di Resorpsi tubuh dari suatu dosis yang diberikan sehingga menghasilkan efek terapeutiknya. 3. Kesetarakan terapeutik Adalah syarat yang harus dipenuhi oleh suatu obat patent yang meliputi :” kecepatan larutnya,serta jumlah kadar yang harus dicapai” Kesetaraan terapeutik dapat terjadi pada produksi pabrik yang berbeda,dan pada batch yang berbeda pula. 4. Bio Assay dan standardisasi Bio Assay adalah cara menentukan aktivitas dengan menggunakan makhluk hidup,misal binatang percobaan. Standardisasi adalah kekuatan obat dinyatakan dengan satuan-satuan standar Internasional yang dikeluarkan oleh WHO.
PRINSIP-PRINSIP FARMAKOKINETIKA PROSES Farmakokinetik adalah keseluruhan proses yang dialami molekul obat,mulai dari masuknya obat ke dalam tubuh sampai hilangnya obat yang mencakup proses Absorpsi,Distribusi,Metabolisme ( Biotransformasi ) dan Ekskresi. Proses ADME biasanya bersamaan waktunya ( simultan ) secara langsung maupun tidak langsung biasanya meliputi perjalanan obat melalui sel membran. Obat melalui sel membran dengan dua cara,yaitu : 1. Transfer pasif - Pada transfer pasif,membran tidak berperan aktif dalam transfer obat melalui membran tersebut. Transfer dilakukan tanpa menggunakan energi Contoh : - Filtrasi dari air dan zat hydrofil dan - Difusi dari Ion An-Organik dan Zat lypofil 2. Transfer aktif khusus - Proses ini ditandai oleh sifat selektif dari membran,kejenuhan dan kebutuhan energi. -
-
Transport secara aktif memerlukan energi. Setelah melalui membran, obat dilepaskan lagi Contoh : - Pengangkutan dari zat alami seperti Glukosa,asam amino,asam lemak,garam besi,Vit B1 B2 dan B12,dimana pengangkutan dilakukan dengan mengikat zat hydrofil pada enzym
pengikat spesifik. A. Absorpsi Proses Absorpsi sangat penting dan menentukan efek obat.pada umumnya obat yang tidak di absorpsi tidak menimbulkan efek,kecuali Antasida dan obat yang bekerja lokal. Proses absorpsi terjadi di berbagai tempat pemberian obat,yaitu melalui alat cerna,otot rangka,paruparu,kulit dsb. Absorpsi dipengaruhi oleh beberapa faktor,antar lain : 1. Kelarutan obat ( sifat fisika dan kimia obat ) 2. Kemampuan difusi melintasi sel membran 3. Konsentrasi obat 4. Sirkulasi pada letak absorpsi 5. Luas permukaan kontak obat ( absorbing surface ) 6. Bentuk obat ( tablet,capsul atau cairan ) 7. Rute pemakaian obat ( cara pemberian ) 1. Kelarutan obat Agar dapat di absorpsi,obat harus dalam larutan. Obat yang diberikan dalam larutan akan lebih cepat di absorpsi ketimbang obat yang harus larut dulu dalam cairan badan sebelum di absorpsi. Obat yang sukar larut akan sukar di absorpsi pada saluran Gastro-Intestinal. 2. Kemampuan difusi melintasi sel membran Makin mudah terjadi difusi akan makin cepat melintasi sel membran,makincepat pula obat di absorpsi. 3. Konsentrasi obat Makin tinggi konsentrasi obat dalam larutan,makin cepat di absorpsi 4. Sirkulasi pada letak absorpsi Pada letak absorpsi yang mengandung lebih banyak pembuluh darah,maka absorpsi obat akan lebih cepat dan lebih banyak. Pada injeksi anaestesi lokal dimana ditambah adrenalin yang menyebabkan Vasokonstriksi,maksudnya agar absorpsi obat di perlambat supaya memberi efek lama. 5. Luas permukaan kontak obat Obat akan diabsorpsi cepat oleh tubuh yang mempunyai struktur permukaannya besar. Jadi absorpsi akan cepat terjadi pada endothelium paru-paru,rongga perut dan dari mukosa usus ( Intestin ). Pada usus kecil terdapat banyak “ Villi “ yang mengakibatkan luas permukaan absorpsi menjadi sangat besar sehingga absorpsi lebih cepat dibanding melalui perut.
6. Bentuk obat Kecepatan absorpsi obat tergantung pada kecepatan pelepasan obat dari bahan pembawa ( Vehicle ) dan kecepatan kelarutan obat. Dibawah ini urut-urutan kecepatan pelepasan obat dari bentuk obat per-oral,yaitu : “ larutan dalam air—suspensi—serbuk—kapsul—tablet salut gula—tablet salut enterik”. Beberapa hal dimana bentuk obat mempengaruhi absorpsi : 6.1 Absorpsi obat dapat diperpanjang dengan penggunaan bentuk obat long-acting 6.2 Kecepatan absorpsi injeksi dapat diturunkan dengan menggunakan suspensi atau emulsi, obatnya dibuat kurang larut seperti garam Procain P.G,menggunakan gelatin 6.3 6.4
dan Dektrose yang memperlambat absorpsi. Absorpsi obat dapat dipercepat dengan memperkecil ukuran partikel obat Jumlah dan sifat bahan pengikat dan penghancur,tekanan tablet mempunyai
pengaruh terhadap absorpsi obat dari bentuk sediaan obat. 7. Route cara pemakaian obat Rute cara pemakaian obat adalah : 7.1 Melalui mulut 7.2 Melalui Sublingual 7.3 Melalui Rectal 7.4 Melalui Parental 7.5 Melalui Endotel paru-paru 7.6 Melalui pemberian Topical pada kulit 7.7 Melalui Urogenital 7.8 Melalui Vaginal B. Distribusi Obat setelah diabsorpsi akan tersebar melalui sirkulasi darah ke seluruh tubuh dan harus melalui membran sel agar mencapai tepat pada letak dari aksi. Molekul obat yang mudah melintasi membran sel akan mencapai semua cairan tubuh baik intra-sel maupun ekstrasel,sedang obat yang sulit menembus membran sel penyebarannya umumnya terbatas pada cairan ekstra-sel. Kadang beberapa obat mengalami kumulasi selektif pada beberapa organ dan jaringan tertentu karena proses transport aktif,pengikatan dengan zat-zat tertentu atau daya larut yang lebih besar dalam lemak. Kumulasi demikian berfungsi sebagai gudang obat ( ialah protein plasma,umumnya Albumin,jaringan ikat C. Metabolisme ( Biotransformasi ) D. Ekskresi
PRINSIP-PRINSIP FARMAKODINAMIKA Farmakodinamika adalah Ilmu yang mempelajari cara kerja obat dan efeknya terhadap berbagai fungsi organ dan reaksi biokimia. Harus dibedkan antar kerja obat dan efek obat. 1. Mekanisme kerja obat Seumpama kita memberikan obat suatu Analgetika-Antipiretika,maka efeknya adalah penurunan suhu badan pada keadaan demam dan emningkatkan ambang nyeri,maka dinamakan efek obat. Teori Reseptor mengatakan bahwa obat hanya dapat menimbulkan efeknya apabila terjadi interaksi antara molekulnya dengan molekul tubuh atau kuman. Tempat-tempat terjadinya hipotesis ini dinamakan reseptor-reseptor bagi obat didalam organisme. Ada beberapa mekanisme kerja lain tanpa pengikatan pada reseptor ,yaitu :
a) Secara fisika,misal anaestetik,laxantia dan diuretik osmotic. Obat ini dianggap melarut dalam lemak dari membran sel,yang karenanya berubah sedemikian rupa sehingga transport normal dari oksigen dan zat-zat gizi terganggu,akibatnya hilangnya perasaan. b) Secara kimiawi,misal Antasida lambung. Antasida ini dapat mengikat asam lambung yang berlebihan dengan reaksi netralisasi kimiawi. c) Secara kompetisi,yaitu dengan antagonis saingan,misal pada pemakaian sulfa d) Dengan proses metabolisme berbagai macam,misal antibiotika mengganggu pembentukan dinding sel. Dapat digambarkan mekanisme kerja obat dengan efeknya dalam bagan sbb: O + R <-------------------OR------------------ efek Dalam bagan diatas dapat terlihat bahwa yang dimaksud dengan mekanisme kerja obat adalah akibat langsung penggabungan molekul obat ( O ) dengan suatu Reseptor ( R ) atau zat Reseptif. Bila Reseptor itu suatu enzym,maka hasilnya berupa penghambatan atau perangsangan enzym tersebut. Setelah obat-Reseptor ( OR ) terbentuk,kemungkinan besar terjadi reaksi berantai,sehingga timbul perubahan fungsi organ tertentu yang dinamakan efek obat. Reseptor obat adalah makro molekul yang bergabung dengan obat dan penggabungan ini merupakan reaksi permulaan dalam suatu rangkaian reaksi yang akhirnya timbul efek. 2. Efek terapeutik Tidak semua obat bersifat menyembuhkan penyakit,banyak diantaranya hanya meniadakan atau meringankan gejalanya. Oleh karena itu,kita dapat membedakan 3 jenis pengobatan,yaitu : 2.1
terapi kausal, hanya penyebeb penyakit,khususnya pemusnahan kuman atau parasit. Misal : Antibiotica,Sulfonamida,Anti Malaria,Anthelmintica.
2.2
terapi simptomatis,hanya gejala penyakit,diobati dan diringankan,sebabnya yang lebih mendalam tidak dipengaruhi,misal : Analgeticum pada Rheumatik,Anti Hypertensi dan Cardiotonica.
2.3
terapi substitusi,obat yang menggantikan zat yang lainnya dibuat oleh organ yang sakit,misal : Insulin pada Diabetes,Estrogen pada Hypofungsi Ovarium dan Obatobat hormon lainnya.
Untuk dapat memperpanjang efek dapat digunakan beberapa cara antar lain :
menggunakan minyak sebagai pelarutnya untuk zat hydrofil,mis : Hormon kelamin,Penisillin dsb
memperkecil daya larut dengan menggabungkan zat yang lain,mis : Protamin Zinc Insulin
menggunakan kristal yang lebih kasar,mis : Insulin
menambah zat Vasokonstriktor ( zat penciut Pembuluh )agar penyebaran obat diperlambat,mis : Adrenalin pada Procain.
3. Placebo Placebo adalah suatu cara di Kefarmasian yaitu menggunakan suatu zat yang tidak mempunyai efek Farmakodinamik untuk maksud tertentu. a. Pada dasarnya merupakan cara pengobatan dengan sugesti yang seringkali menghasilkan efek mengagumkan. Efek Placebo nyata pada pasien yang sedang mendapat terapi dengan Hypnotica,Sedativa juga Analgetika dll. b. Digunakan dalam uji klinis. Tahap terakhir dalam rangkaian penelitian obat adalah uji klinis,salah satu teknik uji klinis dengan cara uji tersamar ganda. Digunakan 3 macam zat yaitu obat yang akan dinilai,obat standart dan Placebo,dimana bentuk,warna,rasa
harus sama sehingga tidak dapat dibedakan. Placebo tersebut diperlukan untuk mengukur efek Placebo pada kelompok pasien yang diobati. c. Dapat juga sebagai pelengkap dalam suatu pemberian obat-obatan tertentu,mis : Pil KB. Pil KB harus diminum tiap hari,maka diupayakan sejumlah tablet Placebo yang hanya berisi zat Inaktif ( mis : Glukosa ) yang tetap diminum walau masa Menstruasi, sebagai pelengkap tablet yang berisi zat aktif ( hormon ) yang diminum sesuai petunjuk. 4. Efek-efek obat yang tidak diinginkan a. Efek samping/side effect Adalah suatu khasiat obat yang tidak diinginkan untuk tujuan terapi yang dimaksud pada dosis yang dianjurkan. b. Idiosinkrasi Adalah peristiwa dimana suatu obat yang memberikan efek yang secara kwalitatif total berlainan dengan efek normalnya. c. Allergi Adalah peristiwa terjadinya reaksi antara Antigen dan Antibodi,karena tubuh telah kelebihan Antibodies. d. Fotosensitasi Adalah kepekaan berlebihan untuk cahaya yang diakibatkan penggunaan obat. 5. Efek toksis Setipa obat dalam dosis yang cukup tinggi dapat menunjukan efek toksis. Pada umumnya reaksi toksis berhubungan langsung dengan tingginya Dosis,dengan mengurangi Dosis dapat mengurangi efek. Salah satu efek toksis misal efek teratogen yaitu :” efek yang ditimbulkan oleh obat pada dosis terapeutik untuk ibu mengakibatkan cacat pada bayi. Obat yang dicurigai mempunyai efek teratogen adalah Barbital,Antacida lambung,Asetosal,Amfetamin,Besi dan Sulfonamid 6. Toleransi Adalah peristiwa dimana dosis obat harus dinaikan terus menerus untuk mencapai efek terapeutik yang sama. Macam-macam toleransi : a. Toleransi Primer ( bawaan ),terdapat pada sebagian orang dan binatang tertentu,mis : kelinci yang toleran terhadap Atropin. b. Toleransi secunder ( yang diperoleh ),bisa timbul setelah obat digunakan untuk beberapa waktu,organisme menjadi peka terhadap obat tsb. Hal ini disebut Habituasi atau kebiasaan. c. Toleransi silang,dapat terjadi antara zat-zat dengan struktur kimia serupa atau dengan zat yang berlainan. d. Tachyfylaxis,adalah toleransi yang timbul dengan pesat sekali,apabila pemberian obat diulangi dalam waktu pendek.mis : Ephedrin yang paling sering menyebabkan Tachyfylaxis. Habituasi dapat terjadi beberapa cara,yaitu dengan : -
Induksi enzym,mis : Barbital dan Phenilbutason menstimulir terbentuknya enzym yang menguraikan obat-obat tsb.
-
Reseptor-reseptor sekunder yang terbentuk ekstrak oleh obat tertentu,mis : Morfin. Dengan demikian jumlah molekul obat menempati reseptor-reseptor dimana efek yang terjadi akan menurun.
-
Penghambatan Resorpsi setelah pemberian oral,mis : habituasi untuk preparat-preparat Arsen.
Adiksi atau ketagihan berbeda dengan Habituasi dalam 2 hal,yakni : a) Adanya ketergantungan jasmaniah dan rohaniah.
b) Penghentian pengobatan akan menimbulkan efek hebat secara fisik dan mental. 7. Resistensi Bakteri Keadaan dimana bakteri telah menjadi kebal terhadap obat,obat tidak dapat bekerja lagi terhadap kuman-kuman tertentu,yang memiliki daya tahan yang lebih kuat. Dikenal beberapa jenis Resistensi bakteri,yaitu : 7.1
Resistensi bawaan ( Primer ),yang secara alamiah sudah terdapat pada kuman,mis : adanya enzym yang dapat menguraikan Antibiotika. Ada pula bakteri yang dinding selnya menjadi tidak dapat ditembus obat,mis : bakteri Tubercolosa dan Lepra.
7.2
Resistensi yang diperoleh ( sekunder ) adalah akibat kontak dari kuman dengan Kemoterapeutika dan biasanya disebabkannya oleh terbentuknya secara spontan jenis-jenis dengan ciri-ciri yang berlainan.
Cara lain utnuk menjadi Resisten antar lain : -
Adaptasi,mis : menyesuaikan Metabolisme
-
Adaptasi,mis : memperkuat dinding sel
-
Adaptasi,mis : melepas dinding sel
Resisten dapat dihindarkan apabila menggunakan pen-takaran obat yang relatif tinggi atau dengan mengkombinasikan obat lebih dari dua macam. 8. Dosis Yaitu jumlah takaran obat yang harus diberikan pada pasien untuk menghasilkan efek yang diinginkannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi dosis,antara lain : a. Usia/umur Rumus perhitungan dosis anak 1. a.
Menurut perbandingan umur orang dws Rumus Young : untuk anak kurang dari 8 tahun Da =
n
x Ddws
n + 12 b.
Rumus Dilling : utk anak lebih dari 8 tahun Da =
n
x
Ddws
20 c.
Rumus fried : untuk bayi (0-12 bln) Da =
n
x Ddws
150 •
Umur pasien merupakan suatu pertimbangan yang penting untuk menentukan dosis
•
obat, khususnya anak-anak dan orang lanjut usia (>65 tahun). Anak-anak Anak-anak bukan dewasa kecil dimana adanya perbedaan dalam kemampuan farmakokinetik dan farmakodinamik obat, sehingga harus diperhitungkan dosis obat
• • •
yang diberikan. Factor-faktor yang harus diperhatikan : total body water, protein plasma, fungsi ginjal dan hati.
Sebagai contoh chloramfenikol dimetabolisme oleh enzim glukoronidase yang ada di hati dimana pada bayi enzim tersebut belum lengkap sehingga timbul akumulasi khloramfenikol menimbulkan grey sindrom. Dimana bayi Prematur biasanya hiperreactif/peka terhadap obat,karena enzym untuk biotransformasi dan fungsi ginjal belum sempurna.
Usia lanjut
Pada orang usia lanjut kebanyakan fungsi fisiologisnya mulai berkurang seperti proses metaboliknya lebih lambat, laju filtrasi glomerulus berkurang, kepekaan/respon reseptor (factor farmakodinamik) terhadap obat berubah, kesalahan minum obat lebih kurang 60 % karena penglihatan, pendengaran telah berkurang dan pelupa, efek samping obat 2-3 kali lebih banyak dari dewasa, maka dosis obat perlu diturunkan. Maka bagi orang tua dianjurkan dosis yang lebih rendah sbb : Usia 65-74,dosis biasa-----10 % Usia 75-84,dosis biasa ----20 % Usia 85 lebih,dosis biasa—30 % b. Berat Badan Pasien obesitas mempunyai akumulasi jaringan lemak yang lebih besar, dimana jaringan lemak mempunyai proporsi air yang lebih kecil dibandingkan dengan jaringan otot. Jadi pasien obese mempunyai proporsi cairan tubuh terhadap berat badan yang lebih kecil daripada pasien dengan berat badan normal, sehingga mempengaruhi volume distribusi obat.. Rumus Clark Da = W anak
x Ddws
W dewasa atau Da =
W x Dw 70
c. Jenis Kelamin Wanita dianggap lebih sensitive terhadap pengaruh obat dibandingkan pria. Karena umumnya berat badan wanita kurang dari laki-laki. Perbedaan Intensitas efek obat dapat juga terjadi karena perbedaan hormonal. Pemberian obat pada wanita hamil juga harus mempertimbangkan terdistribusinya obat ke janin seperti pada obat-obat anestesi, antibiotic, barbiturate, narkotik, dan sebagainya yang dapat menyebabkan kematian janin atau kerusakan kongenital. d. Luasnya/besarnya permukaan ( cara pemberian ) Waktu ketika obat itu dipakai kadang-kadang mempengaruhi dosisnya. Hal ini terutama pada pemberian obat melalui oral dalam hubungannya dengan kemampuan absorpsi obat oleh saluran cerna dengan adanya makanan. Cara pemberian dosis juga mempengaruhi perbedaan Absorpsi. Ada beberapa obat yang efektif bila dipakai sebelum makan atau sesudah makan. Untuk obat-obat yang mengiritasi lambung & saluran cerna lebih baik dipakai segera sesudah makan. Untuk pemberian dosis Intravena biasanya lebih kecil ketimbang pemberian Subcutan dan oral. e. Bentuk sediaan dan cara pemakaian Dosis obat dapat berbeda-beda tergantung pada bentuk sediaan yang digunakan dan cara pemakaian. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kecepatan dan luasnya absorpsi obat. Seperti bentuk sediaan tablet memerlukan proses desintegrasi dan disolusi lebih dahulu sebelum diabsorpsi sehingga dosisnya lebih besar dibandingkan bentuk sediaan larutan. Cara pemberian obat juga akan mempengaruhi proses farmakokinetik. Obat yang diberikan sesudah makan,absorpsinya lebih lambat dan tidak sempurna,sehingga efek terapi tidak tercapai. Obat yang dimaksudkan untuk memberikan efek cepat sebaiknya ditelan sebelum makan,seperti : Analgetica,Antibiotika dan Tonica. Obat
9.1
yang dapat merangsang mucosa lambung sebaiknya diminum sesudah makan,mis : semua Corticosteroid,Anti Diabetica,Garam-garam Ferro,Anthelminticum,Antasida,Vasodilator,Khemoterapetika. f.
Beratnya penyakit Kondisi patologi seperti pasien dengan fungsi ginjal & hati yang rusak/ terganggu akan menyebabkan proses metabolisme obat yang tidak sempurna. Sebagai contoh pemberian tetrasiklin pada keadaan ginjal/hati rusak akan menyebabkan terakumulasinya tetrasiklin dan terjadi kerusakan hati. Maka harus dipertimbangkan dosis obat yang lebih rendah dan frekuensi obat diperpanjang
g. Kecepatan Biotransformasi dan Ekskresi obat Gangguan fungsi hepar dan ginjal memperlambat eliminasi obat tertentu sehingga dosis obat harus dikurangi untuk mencegah terjadinya keracunan. h. Faktor Genetika Faktor genetika dapat mempengaruhi efek obat. Cabang Farmakologi yang mempelajari pengaruh Genetika terhadap efek obat disebut Farmakogenetika. Mis : TBC i.
Interaksi obat Efek suatu obat dapat dipengaruhi oleh terdapatnya obat lain. Pengaruhnya dapat menguntungkan atau merugikan bagi tubuh. Terjadinya interaksi obat harus diperhitungkan bila menggunakan dua obat atau lebih,bila perlu dosis harus disesuaikan untuk mendapatkan efek yang diinginkannya.
j.
Toleransi Efek toleransi obat yaitu obat yang dosisnya harus diperbesar untuk menjaga respon terapi tertentu. Toleransi ini biasanya terjadi pada pemakaian obat-obatan seperti antihistamin, barbiturate & anagetik narkotik
k. Variasi Biologik Setiap individu mempunyai sifat-sifat khas yang mungkin menyebabkan perbedaan reaksi terhadap obat. Perberdaan ini disebut Variasi Biologik. Orang yang dengan dosis kecil saja sudah mendapatkan efek yang diinginkan disebut bersifat Hiper-reaktiv. Sedangkan seseorang dengan kebutuhan dosis besar untuk mendapatkan efek yang diinginkan disebut Hypo-reaktiv. 9. Kombinasi obat Dua obat yang dipergunakan secara bersamaan dapat saling mempengaruhi masingmasing,yaitu : Antagonisme Dimana kegiatan obat pertama dikurangi atau ditiadakan sama sekali oleh obat ke dua,karena mempunyai khasiat Farmakologi bertentangan,mis :
-
Barbital dan Strychni
-
Adrenalin Dan Histamin
9.2
Hal ini dapat disebabkan karena mempunyai reseptor yang sama,sehingga terjadi persaingan ( kompetitif ) Sinergisme Dimana kekuatan obat pertama diperkuat dengan kekuatan obat ke dua,karena efek Farmakologinya searah. Bila jumlah kekuatan sama dengan jumlah kekuatan masing-masing disebut Adisi atau sumasi. Mis: Asetosal dan Paracetamaol 9.2.1Adisi dan Sumasi, adalah Bila jumlah kekuatan sama dengan jumlah kekuatan masing-masing obat. Mis: Asetosal dan Paracetamaol
9.2.2Potensiasi,adalah bila jumlah kekuatan lebih besar dari kekuatan masing-masing obat. Mis : Estrogen dan Progesterogen trimetoprim dan Sulfametoksazol Analgetik dan Sedativa
Keuntungan obat kombinasi Kombinasi obat sering menjadi perbandingan tetap,dengan maksud : a. Mengadisi kerja terapeutik tanpa mengadisi efek buruk dan mengurangi toksisitas masing-masing,mis : Trisulfa. b. Menghambat terjadinya Resistensi,mis Rifampisin dengan INH c. Untuk memperoleh Potensiasi,mis : Kotrimoksazol d. Pada infeksi campuran,mis : Ampisllin dengan kloksasillin. Pada umumnya dengan penggunaan kombinasi lebih dari dua obat,terutama dengan kemoterapeutik/Antibiotika tidak dianjurkan Kerugian dengan obat kombinasi a. Pemborosan b. Takaran masing-masing obat belum tentu sesuai dengan kebutuhan,sedangkan takaran obat tidak dapat dirubah tanpa mengubah pula dosis yang lainnya. c. Pada kombinasi tetap kecenderungan diagnosa tidak tepat,dan mempermudah terjadinya Resistensi beberapa jenis Kuman. 10.Interaksi obat Bila seorang pasien menggunakan dua atau lebih obat dalam waktu bersamaan,kemungkinan besar akan terjadi interaksi antara obat-obat tersebut di dalam tubuh. Seperti : 10.1
10.2
10.3
Interaksi kimia Obat bereaksi dengan obat lain secara kimiawi,mis : - Pengikatan Phenytoinum oleh Kalsium - Pengikatan Penicillin oleh Cu,Pb dan Au - Pengikatan Tetracyclin oleh logam bervalensi dua Kompetisi untuk protein Plasma Obat mendesak ke obat lain dari ikatannya pada protein,sehinggamemperkuat,mis : Analgetika mendesak Antikoagulan. Induksi enzym Obat yang menstimulir pembentukan enzym hati,sehingga mempercepat perombakan obat lain,mis : Hipnotika dan obat-obat Rheumatika mengurangi
10.4
kegiatan Phenytoinum. Inhibisi enzym Zat yang mengganggu fungsi hati dan enzym-enzymnya,mis : kombinasi Alkohol dengan obat-obat lain ( pada Elixir )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ke 4 ) Nama Sekolah
: SMK TERPADU BHAKTI INDONESIA
Mata Pelajaran
: Dasar-dasar Farmakologi
Kelas/Semester
: X / satu
Standar Kompetensi
: Menjelaskan penyakit-penyakit yang bersifat simptomatis
Kompetensi Dasar
: Merinci penyakit simptomatis
Alokasi Waktu
: 3 x 2 Jp
I. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat : 1. Memahami tentang penyakit simptomatis 2. Memahami dan menjelaskan tentang penyakit-penyakit simptomatis 3. Mengidentifikasi tentang penyakit simptomatis II. Materi Ajar : 1. Menjelaskan penyakit yang bersifat simptomatis 2. Menyebutkan contoh-contoh penyakit yang bersifat simptomatis III. Metode Pembelajaran :
1. Pendekatan : Saintifik 2. Model : Discovery Learning 3. Metode : Diskusi, Penugasan, Presentasi, sharing. IV. Langkah- langkah Pembelajaran : Materi : 1. Penyakit simptomatis 2. Merinci penyakit simptomatis Pendahuluan : 1. Memberikan salam 2. Memimpin do’a 3. Memeriksa kehadiran siswa,kebersihan dan kerapihan kelas 4. Memberikan motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran 5. Melakukan Apersepsi ( pengetahuan prasarat ) : 5.1 Secara umum memberikan pemahaman tentang penyakit simptomatis 5.2 Menjelaskan dan merinci penyakit simptomatis Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru : Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang penyakit simptomatis Guru memandu siswa untuk menyimak dan merinci kajian literatur tentang penyakit simptomatis Tanya jawab antara guru-siswa,dan antar siswa mengenai penyakit simptomatis
Guru menunjuk salah satu siswa untuk memberikan contoh tentang penyakit simptomatis.
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,guru : Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,diskusi,dan lain- lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, Memberi kesempatan untuk berfikir,menganalisa,menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut, Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif, Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan siswa diminta memberikan contoh dalam masyarakat dan upaya pemecahan masalah, Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi,guru : Guru bertanya jawab tentang hal- hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,memberikan penguatan dan penyimpulan Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup,guru : Membuat kesimpulan bersama- sama dari hasil tanya jawab dan kajian pustaka Melakukan test/pertanyaan yang berhubungan dengan materi di atas Memberikan tugas individual agar siswa agar mampu memahami dan menjelaskan tentang penyakit simptomatis Menyampaikan topik materi yang akan datang Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdo’a bersama.
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar : Modul bahan ajar,bahan ajar yang relevan ( Internet ),LCD VI. Penilaian : A. Tes tertulis B. Tugas
Mengetahui,
Pati,05 Januari 2015
Kepala SMK TERPADU BHAKTI INDONESIA
Guru mata pelajaran
Suntoro,S.Pd.,M.M.
Luwih Utomo
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ke 5 ) Nama Sekolah
: SMK TERPADU BHAKTI INDONESIA
Mata Pelajaran
: Dasar-dasar Farmakologi
Kelas/Semester
: X / satu
Standar Kompetensi
: Menjelaskan penyakit-penyakit yang bersifat kausal
Kompetensi Dasar
: Merinci penyakit kausal
Alokasi Waktu
: 3 x 2 Jp
I. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat : 1. Memahami tentang penyakit simptomatis 2. Memahami dan menjelaskan tentang penyakit-penyakit simptomatis 3. Mengidentifikasi tentang penyakit simptomatis II. Materi Ajar : 1.
Menjelaskan penyakit yang bersifat causal
2.
Menyebutkan / merinci penyakit yang bersifat causal
III. Metode Pembelajaran :
1. Pendekatan : Saintifik 2. Model : Discovery Learning 3. Metode : Diskusi, Penugasan, Presentasi, sharing. IV. Langkah- langkah Pembelajaran : Materi : 1. menjelaskan penyakit yang bersifat Causal 2. Merinci penyakit yang bersifat Causal Pendahuluan : 1. Memberikan salam 2. Memimpin do’a 3. Memeriksa kehadiran siswa,kebersihan dan kerapihan kelas 4. Memberikan motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran 5. Melakukan Apersepsi ( pengetahuan prasarat ) : 5.1Secara umum memberikan pemahaman tentang penyakit yang bersifat Causal 5.2Menjelaskan dan merinci penyakit yang bersifat Causal Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru : Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang penyakit yang bersifat Causal Guru memandu siswa untuk menyimak dan merinci kajian literatur tentang penyakit yang bersifat Causal
Tanya jawab antara guru-siswa,dan antar siswa mengenai penyakit yang bersifat Causal Guru menunjuk salah satu siswa untuk memberikan contoh tentang penyakit yang bersifat Causal.
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,guru : Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,diskusi,dan lain- lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, Memberi kesempatan untuk berfikir,menganalisa,menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut, Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif, Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan siswa diminta memberikan contoh dalam masyarakat dan upaya pemecahan masalah, Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi,guru : Guru bertanya jawab tentang hal- hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,memberikan penguatan dan penyimpulan Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup,guru : Membuat kesimpulan bersama- sama dari hasil tanya jawab dan kajian pustaka Melakukan test/pertanyaan yang berhubungan dengan materi di atas Memberikan tugas individual agar siswa agar mampu memahami dan menjelaskan tentang penyakit yang bersifat Causal Menyampaikan topik materi yang akan datang Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdo’a bersama.
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar : Modul bahan ajar,bahan ajar yang relevan ( Internet ),LCD VI. Penilaian : A. Tes tertulis B. Tugas
Mengetahui,
Pati,05 Januari 2015
Kepala SMK TERPADU BHAKTI INDONESIA
Guru mata pelajaran
Suntoro,S.Pd.,M.M.
Luwih Utomo
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ke 6 ) Nama Sekolah
: SMK TERPADU BHAKTI INDONESIA
Mata Pelajaran
: Dasar-dasar Farmakologi
Kelas/Semester
: X / satu
Standar Kompetensi
: Menjelaskan kelainan penyakit ketagihan/ketergantungan obat, yang ditimbulkan karena akibat memakai narkoba
Kompetensi Dasar
: Merinci penyakit yang disebabkan oleh narkoba.
Alokasi Waktu I.
: 6 x 2 Jp
Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat : 1. Memahami dan menjelaskan tentang Narkotika dan Psikotropika 2. Mengidentifikasi dan menjelaskan jenis-jenis obat golongan Narkoba 3. mengidentifikasi dan menjelaskan tentang dampak ketergantungan obat yang diakibatkan penggunaan Narkoba 4. merinci dan menjelaskan penyakit yang disebabkan oleh Narkoba
II.
Materi Ajar : 1. Menjelaskan pengertian narkoba 2. Menjelaskan zat yang salah disalahgunakan 3. Menjelaskan jenis-jenis kelainan penyakit akibat memakai narkoba 4. Menjelaskan cara pencegahan III. Metode Pembelajaran :
1. Pendekatan : Saintifik 2. Model : Discovery Learning 3. Metode : Diskusi, Penugasan, Presentasi, sharing. IV. Langkah- langkah Pembelajaran : A. Pertemuan 1 Materi : Menjelaskan pengertian Narkoba Pendahuluan : 1. Memberikan salam 2. Memimpin do’a 3. Memeriksa kehadiran siswa,kebersihan dan kerapihan kelas 4. Memberikan motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran 5. Melakukan Apersepsi ( pengetahuan prasarat ) : 5.1 Secara umum memberikan arti tentang Narkotika dan Psikotropika 5.2 Menjelaskan UU Narkotika dan Psikotropika serta golongan obat Narkotika dan Psikotropika 5.3 Menjelaskan pengertian Narkoba
Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru : Guru memandu siswa untuk mengkaji referensi dan mencermati arti dari Narkotika dan Psikotropika Guru memandu siswa untuk mengkaji referensi dan mencermati obat golongan Narkotika dan Psikotropika Tanya jawab antara guru-siswa,dan antar siswa mengenai kotika dan Psikotropika Tanya jawab antara guru-siswa,dan antar siswa mengenai obat golongan Narkotika dan Psikotropika Guru menunjuk salah satu siswa untuk memberikan pemahaman dan contoh mengenai obat Narkotika dan Psikotropika.
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,guru : Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,diskusi,dan lain- lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, Memberi kesempatan untuk berfikir,menganalisa,menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut, Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif, Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan siswa diminta memberikan contoh dalam masyarakat dan upaya pemecahan masalah, Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi,guru : Guru bertanya jawab tentang hal- hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,memberikan penguatan dan penyimpulan Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup,guru : Membuat kesimpulan bersama- sama dari hasil tanya jawab dan kajian pustaka Menyampaikan topik materi yang akan datang Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdo’a bersama.
B. Pertemuan 2 Materi : Menjelaskan jenis-jenis obat Narkoba Pendahuluan : 1. Memberikan salam 2. Memimpin do’a 3. Memeriksa kehadiran siswa,kebersihan dan kerapihan kelas 4. Memberikan motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran
5. Melakukan Apersepsi ( pengetahuan prasarat ) : 5.1 secara umum memberikan gambaran mengenai jenis-jenis obat Narkoba Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru : Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang jenis-jenis Narkoba Guru memandu siswa untuk mengkaji referensi dan mencermati alat dan cara penggunaan Narkoba Tanya jawab antara guru-siswa,dan antar siswa mengenai jenis-jenis obat golongan Narkoba dan jenis alat yang digunakan Guru menunjuk salah satu siswa untuk memberikan contoh pemahaman tentang jenis-jenis obat Narkoba
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,guru : Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,diskusi,dan lain- lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, Memberi kesempatan untuk berfikir,menganalisa,menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut, Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif, Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan siswa diminta memberikan contoh dalam masyarakat dan upaya pemecahan masalah, Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi,guru : Guru bertanya jawab tentang hal- hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,memberikan penguatan dan penyimpulan Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup,guru : Membuat kesimpulan bersama- sama dari hasil tanya jawab dan kajian pustaka Menyampaikan topik materi yang akan datang Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdo’a bersama.
C. Pertemuan 3 dan 4 Materi : Menjelaskan zat yang salah disalahgunakan Pendahuluan : 1. Memberikan salam 2. Memimpin do’a 3. Memeriksa kehadiran siswa,kebersihan dan kerapihan kelas
4. Memberikan motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran 5. Melakukan Apersepsi ( pengetahuan prasarat ) : 5.1 secara umum menjelaskan zat-zat yang terkandung didalam Narkoba Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru : Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang zat yang terkandung didalam Narkoba Guru memandu siswa untuk mengkaji referensi dan mencermati khasiat zat yang terkandung dalam obat Narkoba Tanya jawab antara guru-siswa,dan antar siswa mengenai jenis-jenis zat yang terdapat pada obat golongan Narkoba Guru menunjuk salah satu siswa untuk memberikan contoh tentang jenis obat Narkoba dan zat yang terkandung didalamnya.
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,guru : Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,diskusi,dan lain- lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, Memberi kesempatan untuk berfikir,menganalisa,menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut, Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif, Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan siswa diminta memberikan contoh dalam masyarakat dan upaya pemecahan masalah, Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi,guru : Guru bertanya jawab tentang hal- hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,memberikan penguatan dan penyimpulan Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup,guru : Membuat kesimpulan bersama- sama dari hasil tanya jawab dan kajian pustaka Menyampaikan topik materi yang akan datang Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdo’a bersama.
D. Pertemuan 5 Materi : Menjelaskan jenis-jenis kelainan penyakit akibat memakai narkoba Pendahuluan : 1. Memberikan salam
2. Memimpin do’a 3. Memeriksa kehadiran siswa,kebersihan dan kerapihan kelas 4. Memberikan motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran 5. Melakukan Apersepsi ( pengetahuan prasarat ) : 5.1 secara umum menjelaskan jenis-jenis kelainan yang ditimbulkan akibat memakai Narkoba Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru : Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang jenis-jenis kelainan penyakit akibat memakai Narkoba Tanya jawab antara guru-siswa,dan antar siswa mengenai jenis-jenis kelainan penyakit akibat memakai Narkoba Guru menunjuk salah satu siswa untuk memberikan contoh pemahaman tentang jenis-jenis penyakit akibat memakai Narkoba
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,guru : Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,diskusi,dan lain- lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, Memberi kesempatan untuk berfikir,menganalisa,menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut, Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif, Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan siswa diminta memberikan contoh dalam masyarakat dan upaya pemecahan masalah, Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi,guru : Guru bertanya jawab tentang hal- hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,memberikan penguatan dan penyimpulan Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup,guru : Membuat kesimpulan bersama- sama dari hasil tanya jawab dan kajian pustaka Menyampaikan topik materi yang akan datang Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdo’a bersama.
E. Pertemuan 6 Materi : Menjelaskan cara pencegahan Pendahuluan : 1. Memberikan salam 2. Memimpin do’a
3. Memeriksa kehadiran siswa,kebersihan dan kerapihan kelas 4. Memberikan motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran 5. Melakukan Apersepsi ( pengetahuan prasarat ) : 5.1 secara umum menjelaskan tentang cara pencegahan memakai Narkoba Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru : Guru memandu siswa untuk menyimak dan mencermati kajian literatur tentang cara pencegahan akibat memakai Narkoba Guru memandu siswa untuk mengkaji referensi dan mencermati alat dan cara penggunaan Narkoba Tanya jawab antara guru-siswa,dan antar siswa mengenai jenis-jenis obat golongan Narkoba dan jenis alat yang digunakan Guru menunjuk salah satu siswa untuk memberikan contoh pemahaman tentang jenis-jenis obat Narkoba
Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi,guru : Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,diskusi,dan lain- lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis, Memberi kesempatan untuk berfikir,menganalisa,menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut, Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif, Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan siswa diminta memberikan contoh dalam masyarakat dan upaya pemecahan masalah, Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi,guru : Guru bertanya jawab tentang hal- hal yang belum diketahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,memberikan penguatan dan penyimpulan Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup,guru : Membuat kesimpulan bersama- sama dari hasil tanya jawab dan kajian pustaka Melakukan test/pertanyaan yang berhubungan dengan materi di atas Memberikan tugas individual agar siswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan penyakit kelainan akibat penggunaan Narkoba Menyampaikan topik materi yang akan datang Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdo’a bersama.
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar : Modul bahan ajar,bahan ajar yang relevan ( Internet ),LCD VI. Penilaian : A. Tes tertulis B. Tugas
Mengetahui,
Pati,05 Januari 2015
Kepala SMK TERPADU BHAKTI INDONESIA
Guru mata pelajaran
Suntoro,S.Pd.,M.M.
Luwih Utomo