RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) Satuan Pendidikan
: SMK Negeri 2 Garut
Mata Pelajaran
: Menerapkan desain eksterior bangunan
Kelas/ Semester
: XII / 6
Alokasi Waktu
: 4 x 45
A. Standar Kompetensi Menerapkan desain eksterior bangunan B. Kompetensi Dasar a. Menjelaskan konsep dan gaya eksterior bangunan C. Indikator Menjelaskan macam-macam konsep ekterior pada bangunan. D. Tujuan Pembelajaran. Setelah mempelajari kompetensi ini, siswa dapat : a. Menjelaskan macam-macam konsep dan gaya ekterior pada bangunan b. Memahami konsep dan gaya ekterior pada bangunan c. Menerapkan konsep yang telah dipelajari pada bangunan E. Materi Ajar Konsep dan gaya eksterior pada bangunan -
konsep arsitektur klasik
-
konsep arsitektur minimalis
-
konsep arsitektur tropis
F. Uraian Materi Konsep dan Gaya Arsitektur pada Bangunan
1. Konsep Arsitektur Klasik Arsitektur klasik adalah gaya bangunan dan teknik medesain yang mengacu pada zaman klasik Yunani, seperti yang digunakan di Yunani kuno pada periode Helenistik dan kekaisaran Romawi. Dalam sejarah arsitektur, Arsitektur Klasik ini juga nantinya terdiri dari gaya yang lebih modern dari turunan gaya yang berasal dari Yunani.
Sejarah Arsitektur Klasik Perkembangan arsitektur klasik dimulai pada regional arsitektur Yunani (+ 3000 – 30 SM). Arsitektur Yunani Kuno merupakan pondasi dari berbagai gaya berikutnya
yang
berkembang
diberbagai
belahan
dunia
dan
juga
menyumbangkan pemikiran yang paling pintar dan penampilan yang sempurna di dalam tradisi Eropa Barat. Arsitektur pra-Yunani kuno sangat terkait dengan kondisi bangsa Yunani yang kaya dengan mitologi dan seni. Hal ini nampak dari fungsi dan bentuk bangunan utama sebagai bagian dari ritual pemujaan. Ideologi kebudayaan masyarakat pra-Yunani kuno tersebut menjadi dasar terbentuknya konsep nilai ke-estetika-an pada saat itu terfokus pada terciptanya bangunanbangunan megah dan besar sebagai upaya mendekatkan manusia terhadap mitos dewa-dewi alam semesta.
Gambar 1 :Rumah klasik dengan pilar yang tinggi dan ornament yang rumit. (sumber: www.interiormagazine.org)
Arsitektur Klasik muncul bersamaan dengan dimulainya peradaban tulisan secara formal. Arsitektur Klasik banyak dijumpai di benua Eropa. Dalam beberapa alasan, jenis arsitektur ini dan dibangun dengan tiga tujuan: sebagai tempat berlindung (fungsi rumah tinggal, sebagai wadah penyembahan Tuhan (fungsi rumah peribadatan) dan tempat berkumpul (balai kota, dsb). Untuk alasan kedua dan ketiga inilah bangunan ini dibuat sedetail mungkin dan seindah mungkin dengan memberi ornamen-ornamen hiasan yang rumit. Ciri-ciri bangunan berkonsep arsitektur klasik •
Umumnya bangunan klasik memiliki ukuran yang melebihi kebutuhan fungsinya.
•
Tata letak jendela yang teratur/monoton pada tampak depan bangunan, dan komposisi bangunan yang simetris.
•
Memiliki kolom dan pilar yang tinggi menunjang.
•
Ornament, dan profil-profil pada list plang dan bingkai jendela disajikan dalam seni Romawi atau Yunani kuno
•
Bahan yang biasa digunakan adalah bahan-bahan alam. Ex : penggunaan batu alam dan marmer.
•
Atap Berbentuk segitiga
2. Konsep Arsitektur Minimalis Arsitektur minimalis pertama kali mengemuka di Indonesia pada 1990-an dengan model desain yang indah. Minimalis dalam arsitektur menekankan hal-hal yang bersifat esensial dan fungsional. Bentuk-bentuk geometris elementer tanpa ornamen atau dekorasi menjadi karakternya. Pertimbangan tata letak, bentuk mengacu pada fungsi dengan meminimalkan ornamen atau bahkan tidak ada ornament. Dasar fungsi yang diterapkan pada bangunan arsitektur minimalis termasuk, fungsi ruang untuk kegiatan dan fungsi struktur konstruksi dalam kualitas kerja yang presisi dan akurat.
Gambar 2 : Perumahan dengan konsep dan gaya minimalis. (sumber: http://rumahminimalis12.blogspot.com)
Eksterior dibentuk oleh sedikit komposisi masa yang sederhana, estetika diberikan oleh perbandingan besar kecil yang harmonis, kombinasi tekstur monoton dalam kesedarhanaan bentuk-bentuk geometris Ciri- ciri bangunan bergaya arsitektur minimalis : •
Bentuk bangunan geometris, garis-garis bidang lurus tegas, terlihat kaku, dan titik-titik pertemuan menyudut.
•
Rumah tampil dengan bentuk seperti kotak dengan atap miring segi tiga tegak lurus.
•
Rumah minim ornamen, terutama profil ukir- ukiran.
•
Bentuk kusen dan daun jendela dan pintu segi empat yang membuat penampilan bangunan terlihat tegas.
•
Pengaturan harus ruang sangat efisien, fungsional, dan jelas hierarkinya. Penghuni maupun tamu dapat mudah mengenali fungsi-fungsi ruang.
•
Pemakaian bahan sangat efisien, praktis, ringan tapi kokoh, dan berteknologi tinggi.
3. Konsep Arsitektur Tropis Salah satu alasan mengapa manusia membuat bangunan adalah karena kondisi iklim tempat manusia berada tidak selalu menunjang aktivitas yang dilakukannya. Aktivitas manusia yang bervariasi tertentu memerlukan kondisi iklim sekitar yang bervariasi pula. Untuk melangsungkan aktivitas kantor, misalnya, diperlukan ruang dengan kondisi visual yang baik dengan intensitas cahaya yang cukup,
kondisi termis yang mendukung dengan suhu udara pada rentang-nyaman tertentu, dan kondisi audial dengan intensitas gangguan bunyi rendah yang tidak mengganggu pengguna bangunan. Karena cukup banyak aktivitas manusia yang tidak dapat dilakukan akibat ketidak sesuaian kondisi iklim luar, manusia membuat bangunan. Dengan bangunan, diharapkan iklim luar yang tidak menunjang aktivitas manusia dapat dimodifikasi diubah menjadi iklim dalam (bangunan) yang lebih sesuai. Arsitektur Tropis adalah suatu konsep bangunan yang mengadaptasi terhadap kondisi iklim tropis. Arsitektur tropis biasanya melihat kondisi suatu wilayah menurut letak geografisnya. Letak geografis Indonesia yang berada di garis khatulistiwa membuat Indonesia memiliki dua iklim, yakni kemarau dan penghujan. Pada musim kemarau suhu udara sangat tinggi dan sinar matahari memancar sangat panas. Dan sebaliknya, pada musim hujan curah huan sangat tinggi. Dalam kondisi ikim inilah muncul ide untuk menyesuaikannya dengan arsitektur
bangunan
gedung
maupun
rumah
yang
dapat
memberikan
kenyamanan bagi penghuninya. Beberapa
hal
yang
perlu
diperhatikan
dalam
arsitektur
tropis
adalah
memanfaatkan energi alam, terutama memadukan unsur udara dan cahaya alami. Caranya adalah bagaimana agar dari pagi sampai sore itu tidak ada lampu yang menyala. Semaksimal mungkin ruangan mendapat cahaya matahari dan aliran udara. Biasanya, rumah mengalami masalah jika tidak menyesuaikan dengan arsitektur tropis ini. Belakangan ini kita banyak mengadopsi rancangan barat yang belum tentu cocok dengan lingkungan kita. Jadi sebaiknya kembali arsitektur lokal, karakter-karakter lokal, yang mempertimbangkan karakter iklim, suhu, hujan dan lain-lain.
Gambar 2 : Rumah Tropis yang berkesan tradisional. (sumber: http://www.arsindo.com/umum/desain-arsitektur-tropis/)
Bagian-Bagian Bangunan Tropis : 1. View dan Orientasi Bangunan Dari contoh-contoh study kasus desain bangunan tropis modern yang ada di Indonesia pada saat ini, maka dapat disimpulkan ciri-ciri view dan orientasi bangunan tropis adalah sebagai berikut:
Menghadap pada arah dimana sinar matahari diusahakan dapat memasuki ruangan pada pagi hingga sore hari.
Ruangan dengan fungsi public atau pusat aktifitas berada pada kawasan yang mendapat cahaya matahari langsung, dengan suatu system pelindung yang menambah kenyamanan manusia.
2. Bahan-bahan atau bagian pendukung kenyamanan pada kondisi tropis
Sun Protection Sun protection adalah suatu bagian memprotec atau menjaga bagian dalam bangunan atau interior, dengan suatu system atau bahan, yang dapat menambah kenyamanan .
Sun Shading
Sun Shading adalah suatu bagian penyaring sinar matahari pada bukaan atau ventilasi ruangan, yang biasanya terdapat pada material kaca atau penyangga ventilasi bangunan. 3. Window Radiation (radiasi jendela / bukaan) Window radiation maksudnya pengaruh material atau system pada bukaan atau jendela, baik terhadap lingkungan interior bangunan, ataupun lingkungan luar / eksterior bangunan. 4. Karakter khusus lain bangunan tropis Bangunan tropis memiliki suatu system penggunaan material ataupun warna yang berbeda dari bangunan modern lainnya, hal ini tergantung konsep bangunan, fungsi bangunan, lokasi site bangunan, serta tujuan bangunan di desain.
Bangunan arsitektur tropis mempunyai ciri-ciri bentuk bangunan secara umum, seperti : •
Mempunyai atap yang relatif tinggi dengan kemiringan diatas 30 derajat. Ruang di bawah atap berguna untuk meredam panas.
•
Mempunyai teritisan / overstek atap yang cukup lebar untuk mengurangi efek tampias dari hujan yang disertai angin. Juga untuk menahan sinar matahari langsung yang masuk ke dalam bangunan.
•
Mempunyai lubang / bukaan untuk ventilasi udara secara silang, sehingga suhu di dalam ruangan bisa tetap nyaman.
•
Pada daerah tertentu, rumah panggung menjadi ciri utama yang kuat untuk antisipasi bencana alam dan ancaman binatang buas.
•
Penggunaan material lokal yang sumbernya bisa didapat di sekitarnya.
G. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Tanya Jawab
H. Sumber Belajar 1. Sumber :
Internet
Majalah eksplorasi desain & arsitektur Edisi 1
2. Alat :
Komputer / Laptop
Proyektor
Papan tulis
I. Kegiatan Pembelajaran / Skenario Pembelajaran No. Kegiatan Pembelajaran 1 Pertemuan Ke 4
Waktu 45 menit
Kegiatan Awal
2
Berdo’a dan salam sapa (religius, sopan santun)
Mengabsen siswa (disiplin)
Memotivasi siswa
dan menjelaskan tujuan pembelajaran
(percaya diri dan keterampilan menyimak) Kegiatan Inti
110
Eksplorasi
menit
Mendiskusikan mengenai macam-macam konsep arsitektur yang ada di Indonesia. (keterampilan menyimak informasi , menghormati dan menghargai )
Elaborasi
Menjelaskan macam-macam konsep dan gaya arsitektur beserta ciri-cirinya.(tanggung jawab,ketelitian, jujur)
Menjelaskan
ciri-ciri
dari
beberapa
konsep
dan
arsitektur. (tanggung jawab,ketelitian, jujur)
Menjelaskan ulang inti dari materi yang telah dijelaskan.
gaya
(keterampilan menyimak informasi) Konfirmasi
Tanya jawab mengenai materi yang dipelajari (percaya diri)
Membagikan lembar soal tes mengenai materi maupun gambar yang berhubungan dengan materi bahan-bahan penutup atap atau langit-langit beserta konstruksinya untuk dijawab oleh para siswa. (tanggung jawab)
3
Siswa menjawab lembar pertanyaan yang dibagikan guru.
(percaya diri, tanggung jawab, jujur, teliti) Kegiatan Akhir
Pengumpulan tes (tanggung jawab)
Berdoa (religius)
Salam (sopan santun)
25 menit
J. Penilaian Hasil Belajar
1. Prosedur Penilaian a. Tanya Jawab b. Tes tertulis 2. Jenis Penilaian a. Tanya Jawab
: Tanya jawab di dalam kelas tantang materi
b. Tes Tertulis
: Tertulis
3. Instrumen Penilaian No 1
Butir Soal Sebutkan 3 tujuan digunakannya arsitektur klasik di Eropa ?
Kunci Jawaban Tujuan dibangunnya arsitektur klasik di Eropa : a. Sebagai
tempat
berlindung
(fungsi
rumah
tinggal) b. b.Sebagai wadah penyembahan Tuhan (fungsi rumah peribadatan) c. 2
Sebutkan
5
ciri-ciri
bangunan
dengan konsep minimalis ?
Sebagai tempat berkumpul (balai kota, dsb).
a. Bentuk bangunan geometris, garis-garis bidang lurus tegas, terlihat kaku, dan titik-titik pertemuan menyudut.
b. Rumah tampil dengan bentuk seperti kotak dengan atap miring segi tiga tegak lurus. c.
Rumah minim ornamen, terutama profil ukirukiran.
d. Bentuk kusen dan daun jendela dan pintu segi empat yang membuat penampilan bangunan terlihat tegas. e. Pengaturan
harus
ruang
sangat
efisien,
fungsional, dan jelas hierarkinya. Penghuni maupun tamu dapat mudah mengenali fungsifungsi ruang. f.
Pemakaian bahan sangat efisien, praktis, ringan tapi kokoh, dan berteknologi tinggi.
3
Jelaskan
apa
yang
dimaksud
dengan Arsitektur tropis ?
Arsitektur Tropis adalah suatu konsep bangunan yang mengadaptasi terhadap kondisi iklim tropis. Arsitektur tropis dirancang dengan melihat kondisi suatu wilayah menurut letak geografisnya.
4
Sebutkan ciri-ciri umum bangunan
a.
tropis ?
Mempunyai atap yang relatif tinggi dengan kemiringan diatas 30 derajat. Ruang di bawah atap berguna untuk meredam panas.
b.
Mempunyai teritisan / overstek atap yang cukup lebar untuk mengurangi efek tampias dari hujan yang disertai angin. Juga untuk menahan sinar matahari langsung yang masuk ke dalam bangunan.
c.
Mempunyai lubang / bukaan untuk ventilasi udara secara silang, sehingga suhu di dalam ruangan bisa tetap nyaman.
d.
Pada daerah tertentu, rumah panggung menjadi ciri utama yang kuat untuk antisipasi bencana alam dan ancaman binatang buas.
e.
Penggunaan material lokal yang sumbernya bisa didapat di sekitarnya.
Keterangan : Nilai ≥ 75 = Lulus Nilai < 75 = Tidak Lulus
Garut,
Januari 2013
Guru Pamong
Pengajar
IKA HERAWATI S.Pd NIP. 197712062010012004
ACERRY MOVALINO NIM. 0907333
Mengetahui Kepala SMKN 2 Garut
Drs. H. Aban Suryana, M.,Si NIP. 195805131984031006