RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) “SISTEM IMMUN”
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah : Inovasi Pembelajaran Biologi Dosen Pengampu : Ipin Aripin, M.Pd
Disusun Oleh Nama : Lilis Agustina NIM : 14121610742 Kelas : Biologi C/6
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan
: SMA
Kelas/Semester
: X/2
Tahun Ajaran
: 2014/2015
Mata Pelajaran
: Biologi
Topik
: Sistem Imun Manusia
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit (1 x pertemuan)
1. Kompetensi Inti
1.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 1.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktifdan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 1.3 Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 1.4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. 2. Kompetensi Dasar Dan Indicator Pencapaina Kompetensi
No
Kompetensi Dasar
1
1.1 Mengagumi kompleksitas
Indikator Pencapaian Kompetensi keteraturan ciptaan
dan 1.1.1 tuhan
tentang struktur dan fungsi DNA,
Menunjukan terhadap
kekaguman
keteraturan
dan
kompleksitas system regulasi
gen
dan
kromosom
dalam
pada manusia.
pembentukan dan pewarisan sifat serta pengaturan proses.
2
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, 2.1.1
Mampu
berdiskusi
dan
jujur sesuai data dan fakta,
bekerja sama dengan teman
disiplin,
kelompok
mengenai
tugas
komponen
penyusun
darah
peduli
tanggung dalam
jawab,dan
observasi
dan
eksperimen, berani dan santun
dan proses pembekuan darah.
dalam mengajukan pertanyaan 2.1.2
Berani
dan
peduli
pertanyaan dan argumentasi
gotong
royong,
mengenai persentasi tugas dari
cinta
damai,
kelompok lain tentang system
berargumentasi,
lingkungan, bekerjasama,
berpendapat secara ilmiah dan kritis,
responsif
dan
mengajukan
imun
proaktif
dalam dalam setiap tindakan dan dalam dan
melakukan
pengamatan
percobaan
di
kelas/laboratorium
dalam
maupun
di
luar kelas/laboratorium.
3
3.14Mengaplikasikan tentang
prinsip-prinsip
immun
untuk
sistem
antigen
dan
antibodi
meningkatkan 3.14.2 Menjelaskan
proses
kualitas hidup manusia dengan
mekanisme pertahanan tubuh
kekebalan
terhadap benda asing
melalui
4
pemahaman 3.14.1 Membedakan
yang program
dimilkinya
immunisasi 3.14.3 Memprediksi dampak yang
sehingga dapat terjaga proses
terjadi jika pertahanan tubuh
fisiologi di dalam tubuh.
lemah
4.16Menyajikan
data
jenis-jenis 4.16.1 Mempresentasikan
hasil
imunitas (aktif dan pasif) dan
analisis mengenai penyebab,
jenis
dan dampak kelainan pada
penyakit
yang
dikendalikannya.
system imun
3. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan dapat memiliki kemampuan sebagai berikut: 3.1 Membedakan antigen dan antibody 3.2 Menjelaskan antigen dan antibody 3.3 Menjelaskan proses mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing 3.4 Memprediksi dampak yang terjadi jika pertahanan tubuh lemah. 4. Materi Pembelajaran
A. Pengertian Sistem Kekebalan Tubuh Setiap hari jutaan bakteri, mikroba, virus, dan parasit berusaha masuk ke dalam tubuh. Untuk mengatasinya, tubuh kita memiliki pertahanan yang berlapislapis. Sistem pertahanan yang berlapis-lapis ini penting untuk menghadapi serangan virus atau bakteri secara bertahap. Akan tetapi, adakalanya sistem pertahanan ini masih dapat ditembus oleh bibit penyakit sehingga muncul kondisi sakit. Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme sehingga tidak mudah terkena penyakit. Jika sistem imun bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Sebaliknya, jika sistem imun melemah, maka kemampuannya untuk melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus penyebab demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem imun juga memberikan pengawasan terhadap pertumbuhan sel tumor. Terhambatnya mekanisme kerja sistem imun telah dilaporkan dapat meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker. B. Komponen Sistem Kekebalan Tubuh Kemampuan sistem imun dalam memberikan respon pada penyakit tergantung pada interaksi yang komplek antara komponen sistem imun dan antigen yang merupakan agen-agen patogen atau agen penyebab penyakit. Antigen merupakan bahan-bahan asing yang masuk ke dalam tubuh. Jaringan dan organ yang berperan dalam sistem imun berada di bagian seluruh tubuh. Pada manusia dan mamalia lain, organ-organ pusat sistem imun adalah sumsum tulang. Komponen-komponen
sistem kekebalan tubuh terdiri atas makrofag, limfosit, reseptor antigen, sel-sel pengangkut antigen, dan antibodi. 1) Makrofag Makrofag merupakan komponen sel darah putih yang memerankan fungsinya sebagai sistem imun dengan melakukan fagositosis terhadap bahanbahan asing atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Proses fagositosis terjadi dengan cara mengelilingi, kemudian memakan dan menghancurkan antigen tersebut, proses ini merupakan bagian dari reaksi peradangan. Untuk mengatasi infeksi terkadang makrofag berinteraksi dengan limfosit. Makrofag juga mempunyai peran yang penting dalam imunitas adaptif, dalam hal ini makrofag akan mengambil antigen dan mengantarkannya untuk dihancurkan oleh komponen-komponen imun lain dalam sistem imun adaptif. Makrofag dapant mengonsumsi partikel asing, partikel asbes, dan bakteri. Makrofag terdapat di tempat-tempat strategis tubuh dan tempat organ tubuh berhubungan dengan aliran darah atau
dunia luar, misalnya di daerah paru-paru yang
enerima udara dari luar. 2) Limfosit Limfosit merupakan sel darah putih yang khusus berfungsi untuk mengidentifikasi dan menghancurkan antigen penyerbu. Semua limfosit dibentuk di sumsum tulang, tetapi mereka mengalami penuaan di dua tempat yang berbeda. Limfosit yang mengalami penuaan di sumsum tulang disebut limfosit B atau sel B. Limfosit ini membuat zat antibodi yang beredar melalui darah dan cairan tubuh lain. Limfosit T atau sel T mengalami penuaan di timus. Limfosit T yang disebut sitotoksik (sel beracun) atau limfosit T pembunuh. Sel T secara langsung dapat membinasakn sel-sel yang mempunyai antigen spesifik pada bagian permukaannya yang sudah dkenali oleh sel T sebelumnya. Limfosit sel T penolong mengontrol kekuatan dan kualitas dari semua respon imun. Sel-sel limfosit dewasa secara konstan bergerak sepanjang darah meuju kelenjar getah bening dan kembali ke darah lagi untuk memonitor tubuh terhadap substansisubstansi penyerbu secara terus-menerus. 3) Reseptor Antigen Salah satu karakteristik imunitas adaptasi adalah kekhususan spesifikasi. Spesifikasi, artinya setiap zat anti yang dihasilkan oleh tubuh
hanya mampu untuk melawan antigen tertentu. Setelah dewasa limfosit akan memproduksi satu reseptor antigen, yaitu struktur khusus yang berada pada bagian permukaan sel limfosit. Reseptor antigen memiliki struktur yang spesifik untuk berkaitan dengan yang sesuai dengan struktur antigen seperti kunci dan gemboknya. Limfosit dapat membuat berjuta-juta macam reseptor antigen. 4) Sel-Sel Pengangkut Antigen Saat antigen memasuki ke sel tubuh tubuh, maka molekul-molekul pengangkut tertentu yang ada dalam sel akan membawa antigen tersebut ke permukaan sel menuju sel-sel limfosit T. Molekul-molekul pengangkut ini disebut Major Histocompatability Complex (MHC) dikenal dengan molekul MHC. Molekul HMC terdidri atas dua kelas. Molekul MHC kelas 1 berfungsi sebagai pengenal antigen untuk sel T pembunuh, dan molekul MHC kelas II sebagai pengenal antigen untuk sel T pembantu. 5) Antibodi Zat antibodi merupakan protein jenis imunoglobulin (Ig) yang bekerja dengan cara merespon antigen. Antibodi hanya dibuat oleh plasma sel limfosit B. Antibodi terdiri atas rantai berat dan rantai ringan yang pada ujungnya terdapat tempat pengikatan antigen spesifik. Antibodi terdapat di dalam darah dan cairan tubuh yang dibentuk sebagai respons sistem kekebalan terhadap antigen asing. Antigen yang dikenali oleh lifosit B, limfosit T, dan makrofag akan merangsang pelepasan antibodi kedalam darah. Respons sel yng pertama terhadap antibodi adalah pembentukan antibodi IgM oleh sel, setelah itu baru pembentukan antibodi tipe lain seperti IgG, IgA, AgD, dan IgE. C. Mekanisme Sistem Kekebalan Tubuh Adanya sistem pertahanan tubuh membuat tubuh kita aman dari serangan penyakit. Diibaratkan sebuah senjata, sistem pertahanan tubuh membunuh semua bibit penyakit yang menyerang tubuh. Mekanisme yang dilakukan pun amat beragam. Di dalam tubuh, sistem imun yang kita miliki dapat melakukan mekanisme pertahanan dari berbagai jenis antigen, seperti bakteri, virus maupun kuman tertentu. Mekanisme pertahanan tersebut dapat dilakukan dengan cara membentuk kekebalan aktif dan kekebalan pasif. 1) Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif merupakan kekebalan tubuh yang diperoleh dari dalam tubuh, karena tubuh membuat antibodi sendiri. Jenis kekebalan ini dapat terbentuk baik secara alami ataupun buatan. Kekebalan aktif alami (natural immunity) adalah kekebalan tubuh yang diperoleh tubuh setelah seseorang sembuh dari serangan suatu penyakit. Sebagai contoh, orang yang pernah terserang penyakit seperti cacar air, campak, dan gondongan tidak akan terserang penyakit yang sama untuk kedua kalinya. Sebab, tubuh yang terserang sudah begitu kenal atau tidak asing dengan antigen yang menyerang. Akibatnya, darah membentuk antibodi untuk melawan antigen tersebut. Selain secara alami, kekebalan aktif dapat diperoleh secara buatan. Kekebalan aktif buatan (induced immunity) diperoleh dari luar tubuh, yakni setelah tubuh mendapatkan vaksinasi. Vaksinasi merupa kan proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh supaya
tubuh membentuk antibodi
sehingga kebal terhadap suatu penyakit. Sementara vaksin ialah kuman penyakit yang sudah dilemahkan atau dijinakkan sehingga tidak berbahaya bagi tubuh. Tindakan membentuk kekebalan dalam tubuh seseorang dengan memberikan vaksin disebut imunisasi. Orang yang mengembangkan imunisasi pertama kali adalah dr. Edward Jenner, seorang dokter berkebangsaan Inggris. Teknik ini seringkali diberikan kepada semua umur supaya kebal terhadap antigen tertentu. Ada beberapa penyakit yang dapat dilawan dengan vaksin, misalnya vaksin BCG yang melawan antigen penyakit TBC. Imunisasi mempunyai beberapa tipe. Imunisasi yang diberikan kepada individu dari spesies yang sama disebut isoimun. Sedangkan imunisasi yang diberikan pada individu yang berbeda dan dari spesies yang berbeda pula disebut heteroimun. 2) Kekebalan Pasif Kekebalan pasif merupakan kekebalan yang diperoleh bukan dari antibodi yang disintesis dalam tubuh, melainkan tinggal memakainya saja. Seperti halnya kekebalan aktif, kekebalan pasif juga terjadi secara alami dan buatan. Kekebalan pasif alami adalah kekebalan yang diperoleh bukan dari tubuhnya sendiri, melainkan dari tubuh orang lain. Misalnya kekebalan bayi yang diperoleh dari ibunya. Ketika masih dalam kandungan, bayi mendapatkan antibodi dari ibunya melalui plasenta dan tali pusat. Kemudian
setelah lahir, bayi mendapatkan antibodi dari ASI eksklusif melalui proses menyusui. Sedangkan kekebalan pasif buatan adalah kekebalan yang diperoleh dari antibodi yang sudah jadi dan terlarut dalam serum. Sepintas antibodi ini mirip dengan vaksin. Perbedaannya yakni vaksin bersifat sementara, sedangkan serum dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lebih lama. Bahkan dapat digunakan seumur hidup. Sebagai contoh adalah suntikan ATS (Anti Tetanus Serum) dan sun tikan IG (Globulin Imun). D. Respon Imunitas Sistem Kekebalan Tubuh Sistem kekebalan dapat menghasilkan dua jenis respons terhadap antigen, yaitu respons humoral dan respons selular. Respons humoral atau kekebalan humoral melibatkan aktivitas sel B dan produksi antibodi yang beredar di dalam plasma darah dan limfa. Kekebalan humoral efektif melawan bakteri atau virus yang mencoba masuk ke dalam cairan tubuh. Adapun respons selular atau kekebalan selular melibatkan sel-sel yang bereaksi langsung terhadap sel-sel asing atau jaringan yang terinfeksi. Jenis kekebalan ini dapat secara langsung melawan sel-sel tubuh yang terinfeksi oleh bakteri atau virus. Akan tetapi, kekebalan selular ini berperan pula dalam pengenalan jaringan asing dan penolakan atas jaringan hasil transplantasi. Secara umum, kekebalan humoral dan selular memberikan tiga fungsi utama sebagai berikut : 1) Pengenalan Sistem kekebalan dapat mengenali benda asing (antigen) yang masuk ke dalam tubuh. Meskipun jenis patogen sangat beraneka ragam, sistem kekebalan dapat mengenali dan menyusun respon melawan semua jenis organisme secara spesifik. 2) Reaksi Setelah mengenali antigen yang masuk, sistem kekebalan bereaksi dengan mempersiapkan respons humoral dan selular. 3) Pembuang Sistem kekebalan dapat menghancurkan antigen yang masuk ke dalam tubuh. Penghancuran ini dapat dilakukan secara humoral melalui antibodi maupun secara selular, oleh limfosit T. Ketika sistem kekebalan bekerja secara efektif, antigen akan hancur dan dibuang.
Kekebalan Humoral Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kekebalan humoral melibatkan aktivasi sel B dan produksi antibodi yang beredar di dalam plasma darah dan limfa. Antibodi yang beredar sebagai respons humoral, bekerja melawan bakteri, virus, dan toksin yang ada di dalam cairan tubuh. Untuk melawan antigen, limfosit B dengan antibodi tertentu akan membelah dan berdiferensiasi menjadi dua bagian, yaitu sel plasma dan sel B memori. Sel plasma dapat memproduksi antibodi dengan kecepatan ±120.000 molekul/menit, dengan umur sel plasma sekitar 5 hari. Antibodi memiliki dua sisi ikatan (binding site) yang berbeda. Oleh karena itu, antibodi dapat membentuk suatu formasi ikatan (crosslink) terhadap antigen sehingga membentuk suatu ikatan kompleks. Antigen yang telah berikatan dengan antibodi, tidak dapat menginfeksi sel. Selain itu, antigen tersebut menjadi sasaran yang mudah bagi sel-sel fagosit untuk ditelan dan dihancurkan. Untuk membuat respons ini lebih efektif, antibodi memberikan “instruksi” kepada molekul dan sel-sel lain di dalam tubuh untuk mengetahui adanya serangan. Apabila antigen tersebut berupa protein bebas, antibodi akan berikatan dengan antigen tersebut dan diekskresikan oleh ginjal. Adapun antigen yang berupa bakteri dan virus, antibodi akan memberi
sinyal
kimiawi
untuk
menarik
sel-sel
fagosit
agar
menghancurkannya. Kemudian, beberapa antibodi akan mengaktifkan sejumlah protein dalam darah atau
protein komplemen. Ketika protein komplemen ini
bertemu dengan antibodi yang menempel pada permukaan sel, protein tersebut akan menempel pada membran sel dan membentuk pori-pori. Pori-pori ini akan membuat sel menjadi lisis (pecah). Kontak pertama antara sel-sel B dengan antigen beserta reaksi dari sel-sel tersebut terhadap antigen yang masuk ke dalam tubuh disebut respons kekebalan primer. Pada respons kekebalan primer, dibutuhkan sekitar 10–17 hari bagi limfosit untuk membentuk respons yang maksimum. Pada waktu tersebut, sel-sel B akan berdiferensiasi menjadi sel plasma dan sel B memori. Kondisi ini dapat menyebabkan suatu individu menjadi sakit (contohnya demam). Akan tetapi, gejala penyakit tersebut akan hilang ketika antigen yang masuk ke dalam tubuh telah dibersihkan
oleh antibodi dan sel T. Apabila suatu individu terpapar lagi oleh antigen yang sama beberapa waktu kemudian, respons akan menjadi lebih cepat (2–7 hari) dengan respons yang lebih besar dan lama. Proses ini dinamakan dengan respons kekebalan sekunder. Konsep kekebalan ini sangat kita kenali di dalam kehidupan sehari-hari, contohnya apabila kita pernah terserang cacar air, kita tidak mungkin terkena penyakit itu lagi. Kekebalan Selular Kekebalan selular melibatkan sel-sel yang bereaksi langsung terhadap sel-sel asing atau jaringan yang terinfeksi. Kekebalan ini merupakan kekebalan yang ditunjang oleh sel T. Berbeda dengan sel B, sel T tidak memproduksi molekul antibodi. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, terdapat tiga jenis sel T yang berperan dalam kekebalan selular. Tiga jenis sel T tersebut yaitu sitotoksik, sel T pembantu, dan sel T supressor. Ketika sel T sitotoksik kontak dengan antigen pada permukaan sel
asing,
sel
T
sitotoksik
akan
aktif
untuk
menyerang
dan
menghancurkannya dengan cara merusak membran sel asing. Adapun fungsi sel T supressor yaitu untuk menekan respons kekebalan dengan memperlambat laju pembelahan sel dan membatasi produksi antibodi. Proses ini berlangsung apabila infeksi telah berhasil ditangani. Selain itu, sel T lain yang berperan adalah sel T pembantu. Sel T pembantu ini berfungsi untuk menghasilkan sekret yang dapat merangsang sel B dan juga menghasilkan senyawa lain yang berfungsi dalam respons kekebalan. Kekebalan selular sangat penting dalam menghadapi infeksi oleh virus. Meskipun antibodi dapat menangkap partikel-partikel virus, antibodi tidak dapat menyerang virus yang telah masuk ke dalam sel. Sel T sitotoksik dapat mendeteksi protein virus pada permukaan sel yang terinfeksi dan menghancurkannya sebelum virus tersebut bereplikasi dan menginfeksi sel-sel yang lain. E. Gangguan Pada Sistem Kekebalan Tubuh Gangguan atau kelainan pada sistem kekebalan tubuh bervariasi dari yang ringan seperti alrgi sampai yang serius seperti penolakan pencangkokan organ, difisiensi kekebalan, serta penyakit autoimun. 1) Alergi
Alergi disebabkan oleh respons kebal terhadap beberapa antigen. Antigen-antigen yang dapat menimbulkan suatu tanggapan alergi dikenal sebagai alergen (penyebab alergi). 2) Penolakan Transplantasi Sistem kekebalan mengenali dan menyerang apapun yang secara normal berbeda denga unsur yang ada di dalam tubuh seseorang, bahkan unsur yang hanya sedikit berbeda, seperti organ dan jaringan yang dicangkokkan. Penolakan transplantasi dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu penolakan hiperakut, akut, dan kronis. 3) AIDS (Acquired Immunodeficiencyn Syndrome) Suatu penyebab infeksi yang menurunkan kekebalan secara fatal adalah HIV (Human Immunodefiency Virus). Virus tersebut menyebabkan kasus AIDS dengan menginfeksi dan secara cepat menghancurkan sel-sel T penolong. AIDS adalah suatu sindrom menurunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS termasuk penyakit menular seksual (PMS). 4) Defisiensi Imun Defisiensi sistem kekebalan (imun) dapat diperoleh dari keturunan. Defisiensi imun yang diwariskan tersebut umumnya mencerminkan kegagalan pewarisan suatu gen kepada generasi berikut sehingga dihasilkan makrofag yang tidak mampu mencerna dan menhancurkan organisme penyerbu, contohnya adalah severe Combined Immunodeficiency (SCID). Penderita SCID mengalami kekurangan limfosit B dan T sehingga harus tinggal dilingkungan steril agar tidak terkena infeksi. 5) Penyakit Autoimun Ketika suatu penyakit autoimun menyerang, sistem kekebalan akan menyerang organ atau jaringannya sendiri seolah-olah merek adalah unsur asing. Penyakit autoimun sering terjadi pada kasus kencing manis dan demam rematik. 5. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
Pendekatan: Saintific Model: Cooperative Learning Metode: Diskusi, kerja kelompok, Tanya jawab 6. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
Media
Media flash Lks Power point (Terlampir) Komik (Terlampir)
Alat LCD White Board Spidol Laptop
Sumber belajar Buku paket Biologi kelas XI Buku Campbell
7. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Tingkah laku
Tahap
Guru
Kegiatan Awal
Alokasi waktu
Siswa Siswa
Guru
5 menit
Fase 1:
menyampaikan
mendengarkan
Menyampaikan
semua
dan
tujuan
dan
memotivasi siswa
tujuan
mencatat
pembelajaran
tujuan
Guru memberikan
pembelajaran Siswa menjawab
apersepsi “apakah
kalian
pernah
terkena
penyakit
cacar?
Mengapa
bisa
terjadi?”
pertanyaan
guru
dengan mengaitkan peristiwa yang di ketahui
dari
lingkungan sekitar Fase 2
Guru menyajikan
10 menit
Siswa
Menyajikan
informasi kepada
memperhatikan
informasi
siswa
dan
mengenai
mencatat
pengertian system
informasi penting
imun
yang
disampaikan guru Guru
Fase 3
Siswa
15 menit
Mengorganisasi
memperlihatkan
memperhatikan
siswa
video
video
ke
dalam
mengenai
kelompok-
cara
kelompok belajar
melindungi
tubuh
yang
kita
diperlihatkan
dari
oleh guru sebagai
penyakit.
bahan
Membagi siswa ke dalam
dan
diskusi pegerjaan
LKS
5
dengan
kelompok
kelomok
heterogen untuk
Siswa berpindah
mendiskusikan
tempat
mengenai video
bersama
yang
kelompoknya
duduk
diperlihatkan Guru membagikan
Kegiatan inti
Siswa menerima 40 menit
Fase 4
LKS
kepada
LKS
Mebimbing
siswa
sebagai
dibagikan guru
kelompok
belajar
dan bekerja
yang
bahan diskusi dan
Siswa
persentasi
mengerjakan
Guru membimbing dan
mengawasi
jalannya diskusi
LKS
yang
dibagikan
guru
secara berkelompok
Fase 5
Evaluasi
Guru
menunjuk
maju
siswa yang akan
mempresentasik
melakukan
an
persentasi
hasil
diskusinya
di
Guru siswa
diskusinya
meminta dari
hasil di
depan kelas Siswa
depan kelas
Siswa
kelompok
dari lain
mrngoreksi atau
15 enit
kelompok
yang
memberikan
lain memberikan koreksi
penjelasan
atau
penjelasan
8. Penilaian
8.1 Teknik penilaian pada saat proses pembelajaran, yaitu dengan mengikuti poinpoin yang mencakup nilai kognitif, afektif, serta psikomotor. 8.2 Mengerjakan latihan uji penguasaan materi. 8.3 Test pilihan ganda dan uraian dalam buku. No. Aspek yang dinilai
Teknik Penilaian
Waktu Penilaian
1.
Pengamatan
Selama
Sikap
pembelajaran
Menunjukkan keaktifan dalam proses
pembelajaran
proses
dan
interaksi sosial.
2.
Pengetahuan
Pengamatan
Menemukan konsep tindakan Tes
dan Penyelesaian tugas individu
dan interaksi.
3.
Keterampilan
Pengamatan
Terampil
tugas individu
dalam
menyelesaikan
Penyelesaian
masalah
mengenai evolusi.
a. Penilaian Kognitif
No.
Nama Siswa
Aspek yang Dinilai
Jumlah Skor
1
2
3
4
5
Nilai Keterangan
6
1.
1. Pengetahuan
2.
2. Pemahaman
3.
3. Aplikasi
4.
4. Analisis
5.
5. Sintesis
dst
6. Evaluasi
Kriteria Skor :
Kriteria Penilaian :
1 = Sangat kurang
Jumlah Skor x 3,3
2 = Kurang
Skor maksimum = 100
3 = Cukup 4 = Baik 5 = Sangat baik b. Penilaian Afektif No.
Nama
Aspek yang dinilai
Siswa
1
2
3
4
Jumlah Skor
5
Predikat
1. 2. 3. dst
Keterangan (disesuaikan dengan metode) 1. Tidak terlambat mengikuti pelajaran. 2. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan petunjuk. 3. Santun dalam bertanya dan/atau mengemukakan pendapat. 4. Terbuka menerima kritik dan saran dari orang lain. 5. Perhatian dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Kriteria Skor :
Kriteria Penilaian :
1 = Sangat kurang
21-15 = A (sangat baik)
2 = Kurang
16-20 = B (baik)
3 = Cukup
11-15 = C (cukup, standar minimal)
4 = Baik
06-10 = D (belum tuntas, remedial)
5 = Sangat baik
05 = E (tidak tuntas, remedial)
c. Penilaian Psikomotor No .
Aspek yang dinilai Nama Siswa
Jumlah Skor 1
2
3
4
5
Nilai
1. 2. 3. dst
Keterangan (disesuaikan dengan metode) 1. Aktivitas bertanya, mengemukakan pendapat atau menanggapi. 2. Kreativitas dalam peragaan/demonstrasi. 3. Kemampuan berinovasi dalam kegiatan belajar. 4. Kerjasama antar teman. 5. Bersemangat. Tindak Lanjut : 1. Remedial bagi siswa yang belum memenuhi KKM atau belum tuntas. 2. Pengayaan bagi siswa yang sudah memenuhi KKM atau sudah tuntas. 3. Mengulang proses pembelajaran apabila ketuntasan belajar dari seluruh peserta didik pada kelompok yang bersangkutan kurang dari 80%.