��
http://dc176.4shared.com/doc/fb6W http://dc176.4shared.com/doc/fb6Wry-6/preview ry-6/preview.html .html
LAPORAN KOMPILASI DATA
��
http://dc176.4shared.com/doc/fb6Wry-6/preview.html
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan berkat-Nya
lah,
Buku
Kom pilasi
Data
dalam
rangkaian
pelaporan
Pekerjaan
Penyusunan Rencana Detail Kota Maumere Tahun 2006-2015 berhasil disusun untuk nantinya menjadi bagian dalam Laporan Antara I. Buku Kompilasi Data ini merupakan hasil kemajuan pekerjaan konsultan dalam mempersiapkan data-data dan informasi-informasi untuk kepentingan analisis dan perencanaan nantinya. Pelaporan ini dimaksudkan untuk tetap menjaga komunikasi antara konsultan dengan pihak Pemerintah Daerah dalam hal ini Bappeda Kabupaten Sikka agar materi pekerjaan yang ada tetap sesuai dengan kesepakatan pada Kerangka Acuan Kerja dan pertemuan/diskusi sebelumnya. Adapun Buku Kompilasi Data ini sudah berhasil menghimpun data-data sekunder yang berasal dari 13 (tiga belas) kelurahan yang menjadi wilayah Kota Maumere, 4 (empat) Kecamatan yang menjadi daerah yang berbatasan dengan Kota Maumere, dan dinas-dinas maupun instansi pemerintah yang mempunyai relevansi ketersediaan data dengan Kota Maumere. Namun demikian, karena adanya kendala teknis, Hasil akuisisi data citra satelit, masih berada dalam tahapan koreksi, belum dapat disajikan secara utuh. Penyajiannya sendiri akan disajikan pada tahapan pelaporan berikutnya. Demikian kiranya Buku Kompilasi Data ini kami susun agar dapat dimaklumi dan digunakan sebagaimana mestinya.
Hormat Kami, PT. Bennatin Surya Cipta
��
http://dc176.4shared.com/doc/fb6Wry-6/preview.html
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Sasaran 1.3. Metode Kompilasi Data 1.3.1. Survey Lapang 1.3.2. Evaluasi Data dan Kebijaksanaan 1.4. Sistematika Pembahasan BAB 2 SEJARAH DAN KONDISI KOTA MAUMERE SAAT INI 2.1. Sejarah Kota Maumere 2.1.1. Sejarah Fisik Kota 2.1.2. Sejarah Status Administrasi 2.2. Gambaran Umum Kota Maumere 2.2.1. Administrasi Pemerintahan 2.2.2. Kondisi Fisik Lingkungan 2.2.3. Kondisi Penggunaan Lahan 2.2.4. Kondisi Perumahan 2.2.5. Kondisi Fasilitas Sosial 2.2.6. Kondisi Fasilitas Umum 2.2.7. Kondisi Fasilitas Pemerintahan 2.2.8. Kondisi Fasilitas Ekonomi 2.2.9. Kondisi Transportasi 2.2.10.Kondisi Utilitas Kota BAB 3 RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA MAUMERE 3.1. Rencana Kependudukan 3.1.1. Perkiraan Jumlah Penduduk 3.1.2. Rencana Kepadatan Penduduk 3.2. Rencana Struktur Tata Ruang Kota 3.3. Rencana Alokasi Pemanfaatan Ruang 3.3.1. Kawasan Perumahan 3.3.2. Kawasan Pemerintahan 3.3.3. Kawasan Perdagangan 3.3.4. Kawasan Pendidikan 3.3.5. Kawasan Pelayanan Kesehatan 3.3.6. Kawasan Industri 3.3.7. Kawasan Terminal 3.3.8. Kawasan Pelabuhan Laut 3.3.9. Kawasan Bandar Udara 3.3.10.Kawasan Ruang Terbuka Hijau 3.4. Rencana Penyediaan Fasilitas Pelayanan Umum 3.4.1. Fasilitas Perumahan 3.4.2. Fasilitas Perdagangan
I -1 I -1 I -3 I -3 I -3 I -4 I -5 II -1 II -1 II -2 II -2 II -3 II -3 II -3 II -4 II -5 II -5 II -6 II -7 II -7 II -8 II -10 III -1 III -1 III -1 III -1 III -1 III -4 III -5 III -6 III -6 III -7 III -7 III -8 III -8 III -9 III -9 III -10 III -12 III -12 III -13
BAB 4
BAB 5
3.4.3. Fasilitas Pendidikan 3.4.4. Fasilitas Kesehatan 3.4.5. Fasilitas Peribadatan 3.4.6. Fasilitas Pemerintahan dan Pelayanan Umum 3.5. Rencana Pengembangan Sistem Transportasi 3.5.1. Rencana Pengembangan Jaringan Jalan 3.5.2. Pengembangan Terminal dan Tempat Pemberhentian Kendaraan 3.6. Rencana Pengem bangan Sistem Jaringan Utilitas 3.6.1. Rencana Pengembangan Air Bersih 3.6.2. Rencana Pengembangan Jaringan Drainase 3.6.3. Rencana Pengelolaan Persampahan 3.6.4. Rencana Pengembangan Listrik 3.6.5. Rencana Pengembangan Telepon 3.7. Rencana Penanganan Lingkungan Kota 3.7. 1. Renc ana Pen gem ba ng an Obye k- Ob yek Kh usu s 3.7. 2. Renc ana Pen anga nan Li ngk unga n Dala m Kota PROFIL LINGKUNGAN PENGEMBANGAN 4.1. Lingkungan Pengembangan I 4.1.1. Kelurahan Kabor 4.1.2. Kelurahan Kota Uneng 4.1.3. Kelurahan Madawat Bagian Utara 4.1.4. Profil Lingkungan Pengembangan I 4.2. Lingkungan Pengembangan II 4.2.1. Kelurahan Kota Baru 4.2.2. Kelurahan Beru 4.2.3. Kelurahan Nangameting 4.2.4. Kelurahan Wairotang 4.2.5. Profil Lingkungan Pengembangan II 4.3. Lingkungan Pengembangan III 4.3.1. Kelurahan Waioti 4.3.2. Profil Lingkungan Pengembangan III 4.4. Lingkungan Pengembangan IV 4.4.1. Kelurahan Nangalimang 4.4.2. Kelurahan Madawat Bagian Selatan 4.4.3. Profil Lingkungan Pengembangan IV 4.5. Lingkungan Pengembangan V 4.5.1. Kelurahan Wolomarang 4.5.2. Kelurahan Wailiti 4.5.3. Profil Lingkungan Pengembangan V 4.6. Lingkungan Pengembangan VI 4.6.1. Kelurahan Wuring 4.6.2. Kelurahan Hewuli 4.6.3. Profil Lingkungan Pengembangan VI PROFIL DAERAH-DAERAH KECAMATAN DI SEKITAR KOTA MAUMERE 5.1. Kecamatan Kewapante 5.2. Kecamatan Maumere
III -14 III -14 III -15 III -15 III -15 III -15 III -17 III -18 III -18 III -19 III -19 III -21 III -21 III -21 II I -2 1 II I -2 2 IV -1 IV -1 IV -1 IV -2 IV -6 IV -8 IV -10 IV -10 IV -13 IV -14 IV -16 IV -18 IV -20 IV -20 IV -21 IV -23 IV -23 IV -24 IV -25 IV -27 IV -27 IV -30 IV -33 IV -35 IV -35 IV -38 IV -41 V -1 V -1 V -10
��
http://dc176.4shared.com/doc/fb6Wry-6/preview.html
5.3. Kecamatan Nita 5.4. Kecamatan Magepanda BAB 6 PENUTUP 6.1. Hasil Kompilasi Data Sekunder 6.2. Hasil Kompilasi Data Primer 6.3. Kemajuan Proses Pemetaan DAFTAR PUSTAKA
V -11 V -18 VI -1 VI -1 VI -1 VI -4
DAFTAR TABEL
Tabel III-1 Tabel IV-1 Tabel IV-2 Tabel IV-3 Tabel IV-4 Tabel IV-5 Tabel IV-6 Tabel V-1 Tabel V-2 Tabel V-3 Tabel V-4 Tabel VI -1
Rencana Struktur Ruang Kota Versi RUTR Kota Maumere 2002 Profil Lingkungan Pengembangan I Profil Lingkungan Pengembangan II Profil Lingkungan Pengembangan III Profil Lingkungan Pengembangan IV Profil Lingkungan Pengembangan V Profil Lingkungan Pengembangan VI Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Kewapante Tahun 2003 Jumlah Sekolah, Murid dan Guru di Kecamatan Kewapante Tahun 2003 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Nita Tahun 2003 Fasilitas dan Tenaga Kesehatan di Kecamatan Nita Tahun 2003 Kompilasi aspirasi dari berbagai stakeholder yang berada di Kota Maumere
III -3 IV -8 IV -18 IV -18 IV -25 IV -33 IV -41 V -2 V -3 V -11 V -13 VI -1
DAFTAR GAMBAR
Gambar I-1 Gambar I-2 Gambar III-1 Gambar IV-1 Gambar IV-2 Gambar IV-3 Gambar IV-4 Gambar IV-5 Gambar IV-6 Gambar IV-7 Gambar IV-8 Gambar IV-9 Gambar IV-10 Gambar IV-11 Gambar IV-12 Gambar IV-13 Gambar IV-14 Gambar IV-15 Gambar IV-16 Gambar IV-17 Gambar IV-18 Gambar IV-19 Gambar IV-20 Gambar IV-21 Gambar IV-22 Gambar IV-23 Gambar VI-1
Kedudukan Kompila si Data Dalam Pekerjaan Penyusunan RDTR Kota Maumere Metode Pengumpulan Data Rencana Detail Tata Ruang Kota Maumere 2006-2015 Distribusi Fasilitas Umum dan Peribadatan di LP I Distribusi Ketinggian Bangunan di LP I Distribusi Fasilitas Pendidikan dan Kesehatan di LP I Distribusi Fasilitas Perekonomian di LP I Distribusi Fasilitas Umum dan Peribadatan di LP II Distribusi Ketinggian Bangunan di LP II Distribusi Fasilitas Pendidikan dan Kesehatan di LP II Distribusi Fasilitas Perekonomian di LP II Distribusi Fasilitas Umum dan Peribadatan di LP III Distribusi Ketinggian Bangunan di LP III Distribusi Fasilitas Pendidikan di LP III Distribusi Fasilitas Perekonomian di LP III Distribusi Fasilitas Peribadatan di LP IV Distribusi Ketinggian Bangunan di LP IV Distribusi Fasilitas Pendidikan dan di LP IV Distribusi Fasilitas Perekonomian di LP IV Distribusi Fasilitas Umum dan Peribadatan di LP V Distribusi Ketinggian Bangunan di LP V Distribusi Fasilitas Pendidikan di LP V Distribusi Fasilitas Perekonomian di LP V Distribusi Fasilitas Peribadatan di LP VI Distribusi Fasilitas Pendidikan di LP VI Distribusi Fasilitas Kesehatan di LP VI Citra Satelit Quickbird Kota Maumere
I -2 I -3 III -23 IV -9 IV -9 IV -9 IV -9 IV -19 IV -19 IV -19 IV -19 IV -22 IV -22 IV -22 IV -22 IV -26 IV -26 IV -26 IV -26 IV -34 IV -34 IV -34 IV -34 IV -42 IV -42 IV -42 VI -5
��
http://dc176.4shared.com/doc/fb6Wry-6/preview.html
Perkembangan areal terbangun dari tahun ke tahun semakin pesat serta
BAB I
kurang terkendali sehingga menyebabkan semakin semrawutnya penataan
PENDAHULUAN
ruang wilayah kota. 3. Materinya perlu disesuaikan dengan UU No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang 1.1. Latar Belakang
sebagai Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang.
Pembangunan membutuhkan
fisik
upaya
Kota
Maumere
antisipasi
untuk
yang
berjalan
mengendalikan
agar
relatif
cepat
tidak
terjadi
kesemrawutan dalam peruntukan penggunaan ruang. Salah satu perangkat
4. Belum tersedianya materi perencanaan yang mencakup seluruh bagian wilayah kota Maumere dikarenakan adanya pemekaran. 5. Belum teridentifikasinya potensi-potensi yang terdapat di wilayah perencanaan seperti
untuk mengelola peruntukan ruang kota adalah berupa Rencana Detail Tata
potensi pertanian, perkebunan, pariwisata dan lain-lain.
Ruang Kota (RDTRK) berikut landasan hukumnya yang memadai. Sejalan Oleh
dengan tujuan di atas, maka dalam tahun anggaran 2005 Kabupaten Sikka
karena
itu,
produk
RDTR
ini
sangat
penting
dalam
rangka
bangunan.
Untuk
menyelenggarakan proyek penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota
pembangunan keruangan Kota Maumere, terutama dalam memberikan pedoman
(RDTRK) Maumere Tahun 2006 - 2015.
teknis
dalam
menghasilkan
Beberapa pertimbangan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota
penentuan produk
kepadatan
tersebut
di
atas,
dan maka
ketinggian diperlukan
Maumere sudah sangat diperlukan karena:
bawah ini.
1. Rencana Bagian Wilayah Kota (RBWK) tahun 1985 yang ditetapkan dengan
Saat ini, tahapan pekerjaan berada pada bulan ke-2, yaitu Pekerjaan
Perda nomor: 2 Tahun 1987 dari sisi umur rencana telah kadaluwarsa, serta tidak akomodatif lagi terhadap dinamika perkembangan pemanfaatan ruang
kompilasi data yang merupakan tahapan proses seleksi data, tabulasi data dan
wilayah kota Maumere saat ini;
pengelompokkan/mensistemasikan data sesuai dengan kebutuhan. Hasil yang
2. Perkembangan
kantong-kantong
permukiman
dan
peruntukan
kegiatan
diagram dan peta. Materi dan kedalaman data baik dalam skala makro maupun
stakehoders , dan belum tersedianya perangkat peraturan berupa rencana
ruang
yang
terkini
dalam
menjembatani
penyelesaian
kepentingan dalam penggunaan ruang wilayah perkotaan Kota Maumere.
diharapkan adalah tersusunnya buku Kompilasi Data yang disajikan secara sistematik dan siap untuk dianalisis, dilengkapi dengan tabel, angka–angka,
sektor sering menimbulkan persoalan berupa konflik kepentingan antar
tata
tahapan-tahapan
pengerjaan secara sistematis seperti yang tergambar dalam metodologi studi di
konflik
skala mikro yang akan dikompilasi, mengikuti indikator-indikator yang sudah disusun sebelumnya untuk kepentingan analisis.
I-1
��
http://dc176.4shared.com/doc/fb6Wry-6/preview.html
Gambar I -1 Kedudukan Kompilasi Data dalam Pekerjaan Penyusunan RDTR Kota Maumere
. KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOTA (MAKRO)
Telaahna RDTRKMaumere Terdahulu Kebutuhan Penataan Ruang secara Detail di Kota
Pengaruh Kebijakan Makro Terhadap Pengembangan Kota Maumere RTRWKabupatenSikka RUTRKota Maumere RIK Maumere 2002-2011 Rencana Strategi Pengembangan Kota
Rencana Detail Tata Ruang Kota Maumere Terdahulu (RBWK Maumere Tahun 1985)
Pemanfaatan Ruang Kota Struktur Tingkat Pelayanan Kota
Maumere
Sistem Transportasi Sistem Jaringan Utilitas Peraturan dan Kelembagaan Tata Ruang
Keunggulan Kota Maumere
Fungsi dan Peran Kota Maumere
Aspek Perencanaan Aspek Pemanfaatan Aspek Pengendalian
Potensi dan Permasalahan Pengembangan Kota
Identifikasi Perkembangan Kota Maumere SWOT ANALYSIS
KONDISI EKSTERNAL
Peluang dan Tantangan Eksternal Kota Lalu lintasBarang & Pnp dari/ke Jawa, Kota-kota di NTT dan Kabupaten Sikka Rencana Pengembangan DaerahDaerah di Luar yang terkait dengan Maumere
Potensi dan Kendala Pengembangan Fisik Wilayah
Strategi Pengembangan Kota
Kemampuan Tumbuh dan Berkembangnya Kota
Rencana Detail Pemanfaatan
Kota
Perk embangan, Distrib usi,dan Sosial Penduduk
Ruang Kota
Kesejahteraan
Fisik & Penggunaan lahan Kependudukan Perekonomian kota Transportasi kota Sarana dan prasarana Peraturan & Kelembagaan
RDTR KOTA Maumere Kinerja Kota
KONDISI INTERNAL KOTA Kinerja Ekonomi dan Sektor Unggulan
Sistem Transportasi Kota Bentuk dan Struktur Tata Ruang Kota
SistemPelayananKota Program Pembangunan Kota
Kebutuhan Sarana dan Prasarana
DATA
Kemampuan Perangkat dan Peraturan Tata Ruang Daerah Kota
Arahan Tata Guna Lahan dan Bangunan Struktur Tingkat Pelayanan Kota ArahanintensitasdanKepadatanB lok-blok peruntukan ruang Sistem Transportasi Kota Sistem Jaringan Utilitas
ANALISIS RENCANA
I-2
��
http://dc176.4shared.com/doc/fb6Wry-6/preview.html
Jenis data dan sistematikanya dalam Kompilasi data ini adalah :
Gambar I -2 Metode Pengumpulan Data
a. Skala Makro (kota) -
aspek kebijaksanaan regional yang diduga berpengaruh pada perkembangan kota yang direncanakan
-
aspek kependudukan
-
aspek sumber daya alam
-
aspek fasilitas pelayanan dan prasarana
b. skala mikro (kota) -
Peta Topografi & Peta Tematik
Peta Administrasi PetaGeologi Peta Pertambangan PetaPenguasaanHutan PetaPerikanan Peta Infrastruktur Peta Fasilitas Ekonomi Peta FasilitasSosial dll
Data Citra Digital IKONOS/Quickbird
Tolak ukur dan Kriteria
Pengolahan Awal
Koreksi radiometrik -Koreksi geometrik -Koreksi Atmosferik -Penajaman DataAtribut/tabular (tabel) DataAdministrasi
Dijitasi dan Editing
DataPenguasaanHutan DataKuasa Pertambangan
Klasifikasi&Interpretasi Pemanfaatan Ruang
DataPenguasaanHutan DataPerikanan
aspek kependudukan dan sosial budaya aspek fisik
-
aspek tata guna tanah
-
aspek fasilitas pelayanan
-
aspek lahan perkotaan
DataInfrastruktur DataEkonomi
Proyeksi dan Transformasi Koordinat peta
Standar Peta dan Kriteria
DataKependudukan Datakebijakan Dataperencanaan dll
IntegrasiData Spatialdan Tabuler (Atribut)
Survey Lapang
PetaTentatif
Editing dan Pengecekan akhir (evaluasidankompilasi)
1.2. Tujuan dan Sasaran Analisa Data
• • • •
Kebijakanpembangunan Rencanapemanfaatan ruang Perencanaan sektoral Sistemperencanaan prasaranadan transportasi
Untuk memperoleh hasil rencana tata ruang yang lebih komprehensif dan mudah
• •
Rencanapengembangan infrastruktur lainnya Laporanlainn ya
untuk diperbarui, dengan sasaran: -
Terkelompokkannya data berdasarkan sumber/instansi penerbit
-
Teridentifikasinya informasi yang relevan dengan kebutuhan analisis dalam RDTR 1.3.1. Survey Lapangan
1.3. Metode Kompilasi Data Adapun metode pengumpulan data yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan pengumpulan data sekunder. Kegiatan ini bertujuan mendapatkan data-data yang bersifat baku dan tersedia di instansi-instansi pemerintah Kota maupun Kecamatan terkait. Adapun jenis data yang dapat diperoleh dari kegiatan survei sekunder ini, antara lain:
I-3
��
http://dc176.4shared.com/doc/fb6Wry-6/preview.html
-
Data kondisi fisik dasar
analisis. Selain itu, juga dilakukan survey lalu lintas yang dilakukan untuk
-
Data Tata Guna Tanah
menggambarkan besaran jumlah dan jenis lalu lintas, arahnya, efisiensi, dan lain
-
Data Kependudukan dan SDM
sebagainya.
-
Data sosial budaya masyarakat
-
Data sarana dan prasarana wilayah
-
Data prasarana utilitas
-
Data transportasi darat, laut, dan udara
-
Data pengelolaan pembangunan.
-
Data perekonomian kota
1.3.2. Evaluasi Data dan Kebijaksanaan Evaluasi Data Data yang dikumpulkan tentang keadaan di Kota Maumere akan dievaluasi meliputi: -
evaluasi keabsahan data yang disajikan secara tertulis dengan memadukan dari berbagai sumber yang relevan
b. Kegiatan survei primer. Kegiatan survei primer lebih ditujukan untuk mendapatkan persepsi masyarakat. Dari hasil kegiatan survei ini maka akan dapat diketahui dan
-
perkembangan obyek yang disajikan dalam data tersebut
-
kelengkapan data sesuai dengan tujuan dan sasaran pekerjaan ini
-
potensi dan kendala yang tergambarkan dari data tersebut
dievaluasi hal-hal apa saja yang menjadi permasalahan di dalam kegiatan Evaluasi Kebijaksanaan pembangunan di Kota Maumere. Kegiatan survei primer yang dilakukan ini akan Mengevaluasi kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diterapkan, meliputi: menggunakan metode wawancara informal. -
Rencana Strategi Daerah Kabupaten Sikka
-
Kebijaksanaan dan arahan RTRW Nasional, Provinsi, dan Kabupaten Sikka
-
Kebijaksanaan Sektoral terkait
Teknik survey primer juga dilakukan dengan memanfaatkan teknologi GPS ( global positioning system ), yang mampu menginformasikan letak lokasi survey, sehingga
memudahkan surveyor dalam mengorientasi lokasi survey pada peta. Terutama untuk memetakan hasil foto citra satelit IKONOS/Quickbird. Selanjutnya posisi
Rekomendasi Hasil penelitian yang terkait dengan Kota Maumere
survey beserta informasi lainnya akan tersimpan dalam alat tersebut yang nantinya akan diolah dengan memanfaatkan teknologi SIG.
c. Observasi lapangan. Kegiatan ini ditujukan untuk memperoleh data dan informasi yang tidak terdapat pada kegiatan survei terdahulu. Dengan kegiatan ini maka informasi yang sifatnya deskriptif akan dapat diperoleh untuk melengkapi kegiatan
I-4
��
http://dc176.4shared.com/doc/fb6Wry-6/preview.html
1.4. Sistematika Pembahasan
BAB 1 PENDAHULUAN
Berdasarkan data-data yang berhasil diperoleh di lapangan, baik melalui survey
Berisikan latar belakang, tujuan, sasaran, sejarah Kota Maumere, gambaran umum
primer maupun sekunder, maka hasil deskripsi mengenai data/informasi yang terkait
Kota Maumere dan metodologi pelaporan Buku Kompilasi Data Rencana Detail Tata
dengan perencanaan detail tata ruang dapat diuraikan dengan sistematika sebagai
Ruang Kota Maumere.
berikut: BAB 2 SEJARAH DAN KONDISI KOTA MAUMERE 1. Data/informasi mengenai sejarah Kota Maumere, yang menceritakan asal usul Berisikan deskripsi mengenai asal usul terbentuknya permukiman Maumere dan terbentuknya daerah Maumere dan perkembangannya gambaran aspek perkotaan Kota Maumere. 2. Data/Informasi
mengenai
Gambaran
Umum
Kota
Maumere,
yang
menceritakan kondisi Kota Maumere dan berbagai aspek perkotaan yang
BAB 3 RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA MAUMERE
terjadi di dalamnya.
Berisikan Rencana Umum Tata Ruang Kota Maumere, yang meliputi rencana
3. Data/Informasi mengenai Rencana Umum Tata Ruang Kota Maumere Tahun
kependudukan, rencana struktur tata ruang kota, rencana alokasi pemanfaatan ruang,
2006-2015 yang merupakan acuan dalam penyusunan Rencana Detail Tata
rencana penyediaan fasilitas pelayanan kota, rencana sistem transportasi, rencana
Ruang ini.
sistem jaringan utilitas dan rencana penanganan lingkungan kota.
4. Data/Informasi mengenai gambaran umum dan karakteristik Lingkungan BAB 4 PROFIL LINGKUNGAN PENGEMBANGAN KOTA MAUMERE Pengembangan yang merupakan produk dari arahan RUTR Kota Maumere Berisikan kumpulan data-data dan informasi-informasi yang berhasil dirangkum dari tersebut di atas teknik 5. Data/Informasi
mengenai
gambaran
umum
dan
karakteristik
observasi
lapangan
maupun
survey
instansional
m engenai
Lingkungan
wilayah Pengembangan Kota Maumere, yang terdiri dari 6 Lingkungan Pengembangan.
kecamatan di sekitar Maumere yang merupakan suatu kota yang tumbuh karena adanya dukungan dari wilayah sekitarnya.
BAB 5 PROFIL KECAMATAN DI SEKITAR KOTA MAUMERE Berisikan kumpulan data-data dan informasi-informasi daerah-daerah kecamatan
Oleh karena itu, sistematika penulisan Buku Kompilasi Data ini dapat diuraikan seperti di bawah ini:
yang berbatasan langsung dengan wilayah Kota Maumere, yang meliputi Kecamatan Kewapante, Kecamatan Maumere, Kecamatan Nita dan Kecamatan Magepanda.
BAB 6 PENUTUP ---
I-5
��
http://dc176.4shared.com/doc/fb6Wry-6/preview.html
BAB 2 SEJARAH DAN KONDISI KOTA MAUMERE SAAT INI
jalan baru sampai ke Nita, Koting dan Lela. Juga dari Nita ke Paga dan Wolowiro sampai ke perbatasan. Kemudian dari Geliting sampai Kringa dan Boganatar terus ke perbatasan dengan Flores Timur. Kerja paksa juga dilakukan untuk membangun rumah pemerintah, kantor, rumah pegawai, rumah sakit, sekolah serta jembatan. Pemerintah dalam hal ini
2.1 . Sejarah Kota Maumere
hanya menyediakan perkakas bahan rumah, besi dan paku. Kerja paksa pada awalnya dilakukan dengan cara lunak yang kemudian berkembang dengan lebih ketat dan secara
Dahulu Kota Maumere dikenal dengan Sikka Alok atau Sikka Kesik. Pada masa Don Alessu, terdapat sebuah pelabuhan yang dikenal dengan Pelabuhan Waidoko (terletak di sebelah barat Maumere sekarang). Pelabuhan tersebut secara perlahan
paksa. Setiap tiga bulan seorang tenaga kerja harus bekerja di jalan selama 6 hari (rodi besar). Sedangkan rodi kecil hanya tiga hari atau disebut juga dengan rodi Haminte.
mengalami perkembangan ke arah timur, dimana Kotauneng kini dikenal sebagai daerah pelabuhan yang ramai. Perdagangan berkembang dengan pesat, tidak hanya
Pekerjaan yang paling berat adalah membuka jalan-jalan baru, menggali tebing curam dekat Watulemang, Batikwair dan Kaliwajo, memotong bukit, menggulingkan batu-batu
secara normal, tapi juga secara negatif sebagai tempat huru hara dan penyelundupan candu dan obat bedil. Penduduk asli Sikka yang dikenal dengan sebutan Sikka Kesik dan Sikka Alok
besar. Pada tahun 1925 dibangun jembatan Batikwair, dan Nangangete A dan B yang paling panjang. Tahun 1933 jembatan Kaliwajo seluruhnya sudah mendapat besi. Antara tahun
yang lazim disebut Alok. Raja Sikka bertempat tinggal di Sikka (pantai selatan). Raja Sikka menetapkan seorang Commandanti sebagai pengawas atau penguasa
1936 hingga 1939 dibangun jembatan Patiahu, jembatan Waigete, dan Waiara yang seluruhnya dibangun oleh tenaga manusia tanpa bantuan alat besar.
pelabuhan atau kepala wilayah utara. Pada saat Belanda datang, Poshouder Belanda mulai mendiami Sikka Alok dengan membuka Kantor Pemerintahan Belanda. Dengan demikian kekuasaan Commandanti diambil alih oleh Poshouder . Kegiatan Poshouder antara lain mengukur dalamnya laut, dalamnya pelabuhan, nama-nama teluk, tanjung, sungai serta
Pada tahun 1912 di masa Controleur Dannenberg digunakan serdadu untuk menjaga jalan supaya tidak terjadi kekacauan. Atas prakarsa Dannenberg, Kota Maumere yang penuh dengan rawa-rawa telah ditutup dan diratakan, kemudian dibangun pasar serta kantor. Kerja paksa ( herendienst) telah sangat membangun Maumere pada khususnya dan Sikka pada umumnya sehingga Kota Maumere menjadi kota dengan jaringan yang luas.
kampung-kampung untuk dimasukkan ke dalam peta Flores dan Peta Pelayaran. Salah satu teluk diberi nama Maumere yang juga merupakan pelabuhan Sikka Alok. Maumere merupakan sumbu pembangunan di Sikka. Pembangunan tidak terlepas dari kerja paksa ( herendienst ). Kerja paksa dilakukan untuk membuka jalan-
Maumere terus berkembang sebagai sumbu kehidupan masyarakat Sikka, yang terus berbenah sebagai pusat pemerintahan Sikka. Maumere terus mengalami perkembangan sebagai kota perdagangan, kota pariwisata, kota pelajar, kota perindustrian, pertahanan
II-1