SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI EKSKLUSIF
Oleh: Aminatun Farida Rahma Winahyu J. Elga Caecaria G. A
011713253058 011713253058 011713243010 011713243010 011713243077 011713243077
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI EKSKLUSIF Topik Sasaran Tempat Hari/Tanggal Waktu
: ASI Eksklusif : Ibu Nifas : Ruang Merpati RSUD Dr. Soetomo : Jumat, 20 Oktober 2017 : 60 menit
1.
Tujuan Intruksional Umum Peserta penyuluhan dapat menjelaskan gambaran umum manajemen ASI eksklusif
2.
Tujuan Intruksional Khusus Peserta penyuluhan dapat menjelaskan dan menyebutkan: A. Pengertian ASI ekslusif B. Manfaat ASI C. Kandungan ASI D. Praktik menyusui E. Pengelolahan ASI F. Pijat oksitosin
3. Metode a. Ceramah b. Diskusi c. Praktik 4.
Media a. Leaflet b. LCD c. Laptop d. PPT
5.
Materi A. Pengertian ASI ekslusif B. Manfaat ASI C. Kandungan ASI dan susu formula D. Praktik cara menyusui E. Pengelolahan ASI perah F. Pijat oksitosin
6.
Kegiatan Penyuluhan
No 1
Waktu 5 menit
Tahap Pembukaan
Kegiatan Peyuluhan - Memperkenalkan diri - Menjelaskan tujuan dari penyuluhan - Melakukan kontrak waktu - Menyebutkan materi penyuluhan yang akan diberikan
Kegiatan Peserta Menyambut salam dan mendengarkan
2
45 menit
Isi
- Menggali pengetahuan/ pengalaman ibu sebelum penyuluhan - Menjelaskan tentang :
Mendengarkan dan memperhatikan
Pengertian ASI ekslusif
Manfaat ASI
Kandungan ASI dan susu formula
Cara menyusui
Pengelolahan ASI perah
Pijat oksitosin - Memberikan kesempatan kepada ibu untuk bertanya tentang materi yang diberikan - Memberikan jawaban/penjelasan dari pertanyaan yang diajukan - Memberikan kesempatan pada ibu untuk mencoba mempraktikkan materi yang diberikan - Menggali pengetahuan/ pengalaman ibu sesudah penyuluhan - Membagi leaflet - Menyatakan kegiatan telah selesai - Mengucapkan terima kasih kepada ibu-ibu - Mengucapkan salam sebagai penutup acara
3
10 menit
Penutup
Bertanya dan memperhatikan Mendengarkan dan memperhatikan
Mempraktikkan Mendengarkan dan membalas salam
7.
Kriteria Evaluasi a. Evaluasi struktur 90% Peserta penyuluhan hadir di tempat penyuluhan b. Evaluasi proses Peserta penyuluhan antusias terhadap materi penyuluhan Peserta penyuluhan mendengarkan penyuluhan dengan seksama Peserta penyuluhan mengajukan pertanyaan c. Evaluasi hasil Peserta penyuluhan dapat menyebutkan pengertian ASI ekslusif Peserta penyuluhan dapat menyebutkan manfaat ASI eksklusif Peserta penyuluhan dapat menyebutkan cara menyusui Peserta penyuluhan dapat menyebutkan pengelolahan ASI perah Peserta penyuluhan dapat mempraktikkan bagaimana pijat oksitosin
8.
Pengorganisasian Pembimbing : Moderator : Rahma Winahyu Jannata Penyaji : Aminatun Farida Observer : Elga Caecaria G. A Fasilitator :
9.
Penjabaran Tugas Pembimbing : Memberikan bimbingan sehingga penyuluhan berjalan dengan lancar Moderator : Mengatur jalannya acara penyuluhan Penyaji : Memberikan materi penyuluhan Observer : Mengobservasi susunan acara agar penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar Fasilitator : Memfasilitasi jalannya penyuluhan
10. SUMBER 1. Aprilia, Yesie. 2010. Hipnostetri : rileks, nyaman dan aman saat hamil & melahirkan. Jakarta : Gagas Media 2. Damayanti, Diana.2010. Asyiknya Minum ASI : Tips Nikmati Memberi ASI plus Resep Praktis untuk Ibu Menyusui. Jakarta : GPU 3. http://idai.or.id/public-articles/klinik/asi/manajemen-laktasi.html 4. http://www.wishingbaby.com/manfaat-asi-eksklusif/ 5. Roesli U, 2005. Panduan Praktis Menyusui. Jakarta: Puspaswara 6. Sunarsih, Tri dan Vivian Nanny Lia Dewi. 2012. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika 7. Suradi, Rulina. 2009. Ilmu Kebidanan.. Jakarta: PT.Bina Pustaka 8. Yuliarti, Nurheti. 2010. Keajaiban ASI- Makanan terbaik untuk kesehatan,
kecerdasan dan kelincahan si kecil . Yogyajarta: ANDI 9. Siregar, Arifin. 2004. Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Sumber : http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkmarifin4.pdf diakses pada 20 Desember 2016 pukul 19.12 WIB. 10. Depkes RI. 2007. Paduan Manajemen Laktasi: Diit Gizi Masyarakat. Jakarta: Depkes RI. 11. King, F. S. 2005. Nutrition for Developing Countries. New York: Oxfort University Press Inc. 12. Biancuzzo, M. 2003. Breastfeeding The Newborn: Clinical Strategies for Nurse. St. Louis: Mosby 13. Indriyani, D. 2006. Pengaruh Menyusui Dini dan Teratur Terhadap Produksi ASI pada Ibu Post Partum dengan Sectio Caesarea di RSUD Dr. Soebandi Jember dan Dr. H. Koesnadi Bondowoso. Tesis. Depok: FIK UI. 14. Yohmi dan Roesli. 2009. Bedah ASI . Jakarta Balai Penerbit FKUI. 15. Bobak, Irene M. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC 16. Suherni, Hesti, dan Anita. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.
Lampiran MATERI A. ASI EKSLUSIF
Menurut WHO (2006), definisi ASI eksklusif adalah bahwa bayi hanya menerima ASI dari ibu, atau pengasuh yang diminta memberikan ASI dari ibu, tanpa penambahan cairan atau makanan padat lain, kecuali sirup yang berisi vitamin, suplemen mineral atau obat. Pemberian ASI secara eksklusif menurut Depkes (2003) adalah pemberian ASI saja kepada bayi tanpa diberi makanan dan minuman lain sejak dari lahir sampai usia 6 bulan, kecuali pemberian obat dan vitamin. Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 450/SK/Menkes/VIII/2004, tanggal 7 April 2004 telah menetapkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pada ibu di Indonesia Manajemen laktasi merupakan tata laksana menyeluruh yang menyangkut laktasi dan penggunaan ASI, yang menuju suatu keberhasilan menyusui untuk pemeliharaan kesehatan ibu dan bayinya. Pemberian ASI yang dianjurkan adalah: 1. ASI eksklusif selama 6 bulan karena ASI dapat memenuhi 100% kebutuhan bayi 2. Pada usia 6-12 bulan, ASI sebagai makan utama bayi karena dapat memenuhi kebutuhan bayi 60-70%, pada usia ini dapat diberikan makanan pendamping ASI sesuai dengan umur bayi. 3. Pada usia diatas 12 bulan, ASI hanya memenuhi 30% kebutuhan bayi, pada usia ini makanan pada merupakan makanan utama bagi bayi, namun ASI dianjurkan tetap diberikan hingga usia dua tahun (Suradi,2009) Pengenalan ASI pertama kali kepada bayi dilakukan saat berada di ruang persalinan yaitu dengan memberikan kesempatan pada bayi dan ibu dengan kondisi stabil melakukan kontak fisik untuk inisiasi menyusui dini (IMD),proses membiarkan bayi menyusu sendiri setelah kelahiran. Pada waktu IMD bayi diletakkan pada dada ibu dan dibiarkan mencari puting susu dan menghisapnya (dibutuhkan waktu 30-60 menit). Inisiasi dini pemberian ASI > 1 jam dapat mencegah kematian bayi dengan cara: -
Hisapan yang dilakukan bayi segera setalah lahir dapat membantu mempercepat dan memastikan pengeluaran ASI - Dapat mencegah paparan zat yang dari makanan atau minuman yang mengganggu fungsi pencernaan
- Kolostrum memiliki zat kekebalan untuk perlindungan terhadap infeksi dan membantu pematangan saluran cerna - Selama proses menyusui bayi mendapatkan kehangatan dari tubuh ibu sehingga tidak kedinginan (Suradi,2009). Selain bermanfaat bagi bayi, proses inisiasi menyusui dini juga memiliki manfaat bagi ibu yaitu: -
Saat IMD bayi diletakkan diatas uterus sehingga membantu dalam menekan uterus, selain itu hisapan bayi pada puting ibu memicu keluarnya hormon oksitosin yang selain untuk proses menyusui juga membantu dalam kontraksi rahim sehingga rahim dapat segera kembali mengecil.
-
Ambang nyeri padaibu akan meningkat sehingga tidak sakit saat IMD
-
Dengan adanya kontak langsung ( skin to skin), rasa kasih sayang akan meningkat (Nurheti,2010)
Setelah proses IMD selanjutnya pemberian ASI dilanjutkan selama 6 bulan tanpa diberi makanan atau minumanlain guna keberhasilan ASI eksklusif. Berdasarkan bentuk dan manfaatnya, ASI dibedakan menjadi 3 yaitu: - Kolostrum yaitu cairan yang sedikit kental, lengket dan berwarna kekuningan yang mengandung campuran kaya protein, mineral dan antibodi dibandingkan asi matur. Kolostrum keluar hingga hari ke 3 atau 4 setelah kelahiran. - Foremilk itu adalah ASI yang kandungan lemaknya rendah, kalau biasa memerah ASI, pasti kelihatan biasanya ASI yang keluar duluan itu warnanya lebih bening dan lebih encer. Foremilk ini sering juga disebut dengan ASI depan. Foremilk mengandung laktosa yang penting bagi pembentukan otak bayi dan memenuhi kebutuhan bayi terhadap air minum. Selain itu, foremilk juga kaya akan protein yang berguna untuk meningkatkan kekebalan tubuh, membantu mempercepat pembentukan saraf dan jaringan tubuh dan memperkuat daya tahan tulang serta kulit. - Hindmilk adalah ASI yang kandungan lemaknya lebih tinggi dan jika saat memerah ASI, setelah memerah beberapa saat, warna ASI terlihat lebih putih dan lebih kental. Semakin kosong payudara maka kandungan lemaknya semakin tinggi. Hindmilk sering disebut sebagai ASI belakang . Lemak juga berperan penting dalam melindungi organ-organ vital dalam tubuh bayi yang belum terbentuk sempurna, sebagai sumber energi dan melindungi tubuh bayi dari serangan suhu panas maupun dingin.
Ada anggapan bahwa bayi harus disusui secara bergantian agar bentuk payudara kita tetap sama (tidak besar atau kecil sebelah). Padahal memindahkan bayi untuk menyusu di payudara yang lain mengakibatkan ia lebih banyak menyerap foremilk daripada hindmilk . Akibatnya bayi akan mudah lapar dan sering gelisah dalam tidurnya. Lebih baik biarkan bayi menyusu pada satu payudara sampai kosong, baru berpindah ke payudara lainnya. Atau 15 menit untuk 1 payudara, baru berpindah ke payudara lainnya. Durasi menyusu yang normal adalah sekitar 25-30 menit, selebihnya bayi hanya mengisap puting susu tanpa menghisap air susu (Sunarsih, 2012). B. MANFAAT ASI EKSKLUSIF Pemberian ASI Eksklusif memiliki banyak manfaat baik untuk bayi, ibu maupun keluarga. Manfaat yang diberikan ASI eksklusif menurut Roesli yaitu: 1. Bagi bayi
Meningkarkan daya tahan tubuh sehingga tidak mudah sakit. ASI mengurangi terjadinya diare, sakit telinga, infeksi saluran pernafasan dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu formula. Menghindarkan kurang gizi dan vitamin.
Mengurangi resiko terkena kencing manis, kanker anak , resiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
Mengurangi kemungkinan obesitas
Membantu pembentukan rahang yang bagus
Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara
Lebih jarang alergi.
Meningkatkan kecerdasan
Menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan kematangan spiritual dan hubungan sosial yang baik
emosional,
Meningkatkan jalinan kasih sayang 2. Bagi ibu
Menyusui ASI membantu wanita menurunkan berat badan setelah melahirkan. Menyusui akan membuat hormon ( oxytocin ) yang menyebabkan rahim kembali ke ukuran normal lebih cepat. Ketika seorang wanita melahirkan dan menyusui bayinya, manfaat asi untuk wanita iyalah melindungi dirinya dari menjadi hamil lagi terlalu cepat, suatu bentuk kontrol kelahiran yang 98% lebih efektif daripada menggunakan kontrasepsi. Menyusui tampaknya mengurangi risiko ibu terkena osteoporosis, Meskipun ibu pasti akan mengalami proses pengeroposan tulang,
kepadatan mineral mereka diisi kembali dan bahkan meningkat setelah menyusui.
Wanita yang menyusui ASI selama dua tahun atau lebih akan mengurangi kemungkinan mereka terkena kanker payudara sebesar 24%. Ibu dapat semakin intim selama menyusui dengan bayinya, sehingga perasaan yang lebih kuat dari dengan bayinya. Para peneliti telah menunjukkan bahwa ikatan ibu menyusui dan anak lebih kuat daripada hubungan dengan manusia lain, memegang anak ke dadanya menyediakan sebagian besar ibu dengan pengalaman psikologis lebih kuat daripada membawa janin dalam rahimnya. Perasaan ini menetapkan dasar kesehatan dan psikologis selama bertahun-tahun yang akan datang. Menghemat uang. formula bayi, peralatan sterilisasi dan makanan bayi bisa mengeluarkan banyak uang. Belum lagi banyak keluarga harus mengeluarkan banyak uang untuk mengobati penyakit akibat tidak menkonsumsi ASI
C. KANDUNGAN ASI EKSKLUSIF
ASI eksklusif memiliki kandungan gizi yang khusus dan sempurna bagi bayi yaitu a.
Protein ASI mengandung protein lebih rendah dari susu formula, tetapi protein ASI ini mempunyai nilai nutrisi yang tinggi (lebih mudah dicerna). ASI juga mengandung Whey (protein utama dari susu yang berbentuk cair) lebih banyak daripada Casein (protein utama dari susu yang berbentuk gumpalan) dengan perbandingan 65:35. Komposisi i ni menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap oleh tubuh bayi. Sedangkan pada susu formula tidak seluruh zat gizi yang terkandung di dalamnya dapat diserap oleh tubuh bayi. Misalnya, protein susu sapi tidak mudah diserap karena mengandung lebih banyak casein. Perbandingan whey dan casein dalam susu sapi adalah 20:80.
b.
Karbohidrat ASI mengandung karbohidrat relatif tinggi jika dibandingkan dengan susu formula (6,50 – 7,00 gram%). Karbohidrat yang utama terdapat dalam ASI adalah laktosa.
c.
Lemak Kadar lemak dalam ASI dan susu formula relatif sama, merupakan sumber kalori yang utama bagi bayi, dan sumber vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E dan K) dan sumber asam lemak ese nsiil. Keistimewaan lemak dalam ASI jika dibandingkan dengan susu formula: a) Bentuk emulsi lebih sempurna. b) Kadar asam lemak tak jenuh dalam ASI 7-8 kali dalam susu formula.
d.
Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap. Total mineral selama masa laktasi adalah konstan, tetapi beberapa mineral yang spesifik kadarnya tergantung dari diit dan stadium laktasi. Garam organik yang terdapat dalam ASI terutama adalah kalsium, kalium dan natrium dari asam klorida dan fosfat. e. Air Kira – kira 88,00% dari ASI terdiri dari air. Air ini juga berguna untuk melarutkan zat – zat yang terdapat didalamnya.Air yang relatif tinggi dalam ASI ini akan meredakan rangsangan haus dari bayi. f.
Vitamin Vitamin dalam ASI dapat dikatakan lengkap. Jumlah vitamin A, tiamin dan vitamin C bervariasi sesuai makanan yang di konsumsi ibu (Sunarsih,2012)
g. Enzim Pada pemberian ASI, ASI mudah dicerna bayi karena mengandung enzim-enzim yang dapat membantu proses pencernaan. pembentukan enzim pencernaan bayi baru sempurna pada usia kurang dari 5 bulan. Sedangkan pada susu formula, akan lebih sulit dicerna karena tidak mengandung enzim pencernaan. Akibatnya, lebih banyak sisa pencernaan yang dihasilkan dari proses metabolisme (proses pembakaran zat-zat di dalam tubuh menjadi energi, sel-sel baru, dan lain-lain) yang membuat ginjal bayi harus bekerja keras. h. Immunoglobulin ASI mengandung banyak zat pelindung, antara lain immunoglobulin dan sel-sel darah putih hidup. Selain itu, ASI mengandung faktor bifidus. Zat ini penting untuk merangsang pertumbuhan bakteri Lactobacillus bifidus yang membantu melindungi usus bayi dari peradangan atau penyakit yang ditimbulkan oleh infeki beberapa jenis
bakteri merugikan, seperti keluarga coli. Sedangkan pada susu formula, hanya sedikit mengandung IMMUNOGLOBULIN, dan sebagian besar merupakan jenis yang "salah" (tidak dibutuhkan oleh tubuh bayi). Selain itu, tidak mengandung sel-sel darah putih dan selsel lain dalam keadaan hidup. Pada ASI, kandungan atau kompisisi zat gizi yang diberikan selalu berubah dari hari ke hari.Isi kandungan kolostrum, asi transisi dan asi mature berbeda dan menyesuaikan kebutuhan bayi. Hal ini berbeda dengan susu formula yang setiap kandungannya sama untuk setiap kali minum.
D. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI Menurut siregar 2004, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif, diantaranya : a. Perubahan Sosial Budaya 1) Ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya Kenaikan tingkat partisipasi wanita dalam angkatan kerja dan adanya emansipasi wanita dalam hal segala bidang kerja dan kebutuhan yang semakin meningkat, sehingga ketersediaan menyusui untuk bayinya berkurang. 2) Meniru teman, tetangga atau orang yang sangat berpengaruh dengan memberrikan susu botol kepada bayinya. Bahkan ada yang berpandangan bahwa susu botol sangat cocok untuk bayi. 3) Merasa ketinggalan zaman jika masih menyusui bayinya. b. Faktor Psikologis 1) Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita. 2) Adanya anggapan para ibu bahwa menyusui akan merusak penampilan. Padahal setiap ibu yang mempunyai bayi selalu mengubah payudara, walaupun menyusui atau tidak menyusui. 3) Tekanan batin. Ada sebagian kecil ibu mengalami tekanan batin di saat menyusui bayi sehingga dapat mendesak si ibu untuk mengurangi frekuensi dan lama menyusui bayinya, bahkan mengurangi menyusui. c. Faktor Fisik Ibu Alasan yang cukup sering bagi ibu untuk menyusui adalah karena ibu sakit, baik sebentar maupun lama. Tetapi sebenarnya jarang sekali ada penyakit yang mengharuskan berhenti menyusui. Dari jauh lebih berbahaya untuk mulai memberi bayi makanan buatan daripada membiarkan bayi menyusu dari ibunya yang sakit. d. Faktor kurangnya perhatian petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI. Penyuluhan kepada masyarakat mengenai manfaat dan cara pemanfaatannya.
e. Meningkatnya promosi susu formula sebagai pengganti ASI f. Kurang/ salah informasi Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau malah lebih baik dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila merasa ASI kurang. Petugas kesehatan masih banyak yang tidak memberikan informasi pada saat pemeriksaan kehamilan atau saat memulangkan bayinya. g. Faktor pengelolaan ASI di Ruang Bersalin Untuk menunjang keberhasilan laktasi, bayi hendaknya disusui segera atau sedini mungkin setelah lahir. Namun tidak semua persalinan berjalan normal dan tidak semua dapat dilaksanakan menyusui dini, seperti persalinan dengan tindakan (seksio sesaria). E. CARA MENYUSUI
Untuk mendapatkan kelancaran dalam proses menyusui dibutuhkan ketrampilan menyusui yang berupa posisi menyusi dan perlekatan bayi pada payudara. Posisi menyusui harus senyaman mungkin, dapat dengan posisi berbaring atau duduk. Posisi yang kurang tepat akan menghasilkan perlekatan yang tidak baik. 1. Posisi menyusui Ada berbagai macam posisi menyusui yang biasa dilakukan. Posisi Badan Ibu
Gambar Posisi Badan Ibu dan Bayi Saat Menyusui
posisi dalam menyusui ada berdiri, duduk, dan berbaring. Namun semua posisi ini mempunyai inti yang sama yaitu 4 butir kunci : 1. Kepala dan badan bayi dalam 1 garis lurus 2. Wajah bayi menghadap payudara, dengan hidung berhadapan pada puting 3. Ibu memeluk badan bayi dekat dengan badannya 4. Pada bayi baru lahir, ibu menyangga seluruh badan bayi, jangan hanya kepala dan bahu Langkah menyusui yang benar 1. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir. 2. Perah sedikit ASI dan oleskan ke puting dan areola sekitarnya. 3. Ibu duduk dengan santai kaki tidak boleh menggantung. 4. Posisikan bayi dengan benar
ibu mendekap/menggendong bayi sehingga muka bayi menghadap ke payudara ibu, hidung bayi sejajar dengan puting ibu; badan bayi juga menghadap ke badan ibu (perut bayi menempel ke perut itu), sehingga kepala dan badan bayi berada dalam 1 garis lurus (kepala bayi tidak menengok ke kiri atau ke kanan); kepada bayi lebih rendah daripada payudara ibu, sehingga kepala bayi mendongak keatas dan tidak menunduk kebawah, dalam posisi seperti ini, dagu bayi dan bukan hidungnya yang akan menempel ke payudara ibu;
leher dan bahu bayi ditopang serta badan didekap erat ke badan ibu.. 5. Bibir bayi dirangsang dengan puting ibu dan akan membuka lebar, kemudian dengan cepat bayi didekatkan ke payudara ibu dengan menekan punggung dan bagu bayi. Puting serta areola dimasukkan ke dalam mulut bayi.
2. Perlekatan bayi Pada saat menyusui, sentuh bibir bawah bayi dengan puting, tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar dan secepatnya dekatkan bayi ke payudara dengan cara menekan punggung dan bahu bayi (bukan kepala bayi). Arahkan puting susu ke atas, lalu masukkan ke mulut bayi dengan cara menyusuri langit-langitnya. Masukkan payudara ibu sebanyak mungkin ke mulut bayi sehingga hanya sedikit bagian areola bawah yang terlihat dibanding aerola bagian atas. Bibir bayi akan memutar keluar, dagu bayi menempel pada payudara dan puting susu terlipat di bawah bibir atas bayi. Tanda perlekatan bayi dan ibu yang baik
Dagu menempel ke payudara ibu. Mulut terbuka lebar.
Sebagian besar areola terutama yang berada di bawah, mas uk ke dalam mulut bayi. Bibir bayi terlipat keluar. Pipi bayi tidak boleh kempot (karena tidak menghisap, tetapi memerah ASI). Tidak boleh terdengar bunyi decak, hanya boleh terdengar bunti menelan. Ibu tidak kesakitan. Bayi tenang
Jika bayi tidak melekat dengan baik maka akan menimbulkan luka dan nyeri pada puting susu dan payudara akan membengkak karena ASI tidak dapat dikeluarkan secara efektif. Bayi merasa tidak puas dan ia ingin menyusu sering dan lama. Bayi akan mendapat ASI sangat sedikit dan berat badan bayi tidak naik dan lambat laun ASI akan mengering. Banyak hal yang mempengaruhi pengeluaran asi. beberapa faktor yang berpengaruh dalam pengeluaran ASI adalah 1)
2)
Faktor yang dapat meningkatkan pengeluaran ASI a. Bila melihat bayi b. Memikirkan bayinya dengan perasaan penuh kasih saying c. Mendengar bayinya menangis d. Mencium bayi e. Ibu dalam keadaan yang tenang Faktor yang dapat menghambat pengeluaran ASI a. Ibu yang sedang bingung atau pikirannya sedang kacau b. Apabila ibu khawatir atau takut ASI nya tidak cukup c. Apabila seorang ibu merasa kesakitan, terutama saat menyusui d. Apabila ibu merasa sedih, cemas, marah atau kesal e. Apabila ibu malu menyusui
F. Pengelolahan ASI perah
Bagi ibu yang bekerja dapat dilakukan pemerahan ASI untuk dapat disimpan sehingga bayi tetap mendapatkan ASI. Bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI secara eksklusif selama paling sedikit selama 4 bulan dan bila mungkin sampai 6 bulan, meskipun cuti hamil hanya 3 bulan. Dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui, perlengkapan memerah ASI dan dukungan lingkungan kerja, seorang ibu yang bekerja dapat memberikan ASI secara eksklusif. Beberapa hal yang dapat dilakukan bagi ibu yang bekerja yaitu: 1. Mulai tabung ASI kira-kira dua minggu sebelum kembali bekerja. Caranya perah ASI setiap tiga jam sekali dengan waktu yang bersalangseling dengan waktu menyusu bayi. Pemerahan ASI dapat dilakukan
menggunakan tangan atau pompa elektrik. Tempat penyimpanan ASI yang dianjurkan dalam botol gelas atau botol plastik keras (tidak meleleh saat direndam air panas), volume sekitar 80-100 CC yang telah disterilkan terlebih dahulu (direbus, dikukus). Simpan ASI dalam botol yang tertutup rapat. 2. Susui bayi sebelum berangkat ke kantor dan setelah pulang dari kantor. 3. Saat ditempat kerja, memerah ASI dapat dilakukan 2-3 kali disesuaikan dengan jadwal kegiatan kantor seperti setelah makan siang atau sebelum pulang kantor maupun sebelum waktu rapat.
4. Sebelum dimasukkan kedalam freezer ASI perah segar didinginkan dahulu selama 30 menit dalam lemari es tempat buah. 5. Setelah dicairkan ASI harus dimasukkan lagi dalam lemari es. Pada ASI yang disimpan di freezer dan sudah dikeluarkan sebaiknya tidak digunakan lagi setelah dua hari 6. Usahakan bayi mendapat ASI perah yang tidak dibekukan karena ASI yang sudah beku akan kehilangan sebagian anti infeksinya (Sunarsih, 2012) 7. Beri catatan hari, tanggal dan waktu Asi diperah pada botol penyimpanan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengecek tanggal kadaluarsa ASI. 8. Cara pemberian ASI perah yaitu: -
Lihat catatan tanggal dan jam pemerahan ASI. Berikan ASI perah dengan tanggal pemerahaan yang lebih dahulu diperah.
-
Jika menyimpan di freezer , pindahkan dulu botol ke rak kulkas semalam sebelum diberikan.
-
Jika akan memberikan ASI pada bayi jangan langsung dipanaskan di panci tapi taruh ASI tetap di botol penyimpanannya lalu rendam dengan air panas.
-
Setelah direndam rasakan dulu suhu Asi sebelum diberikan pada bayi, agar ASI yang diberikan tidak terlalu panas.
-
Sebaiknya pemberin ASI perah dilakukan dengan menggunakan sendok kecil agar bayi tidak mengalami bingung puting (Damayanti,2010)
ASI yang telah dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat dengan syarat, bila disimpan:
ASI yang telah didinginkan bila akan dipakai tidak boleh direbus, karena kualitasnya akan menurun yaitu unsur kekebalannya. ASI tersebut cukup didiamkan beberapa saat di dalam suhu kamar, agar tidak terlalu dingin atau dapat pula direndam di dalam wadah yang telah berisi ai r panas G. PIJAT OKSITOSIN Oksitosin (Oxytocin) adalah salah satu dari dua hormone yang dibentuk oleh sel-sel neuronal nuclei hipotalamik dan disimpan dalam lobus posterior pituitary, hormone lainnya adalah vasopressin. Ia memiliki kerja mengontraksi uterus dan menginjeksi ASI (Suherni, Hesty & Anita, 2009). ASI diproduksi atas hasil kerja gabungan antara hormon dan refleks. Selama kehamilan, perubahan pada hormon berfungsi mempersiapkan jaringan kelenjar susu untuk memproduksi ASI. Segera setelah melahirkan, bahkan mulai pada usia kehamilan 6 bulan akan terjadi perubahan pada hormon yang menyebabkan payudara mulai memproduksi ASI. Pada waktu bayi mulai menghisap ASI, akan terjadi dua refleks pada ibu yang akan menyebabkan ASI keluar pada saat yang tepat dan jumlah yang tepat pula (Bobak, 2005). Dua refleks tersebut adalah: 1. Refleks Prolaktin Refleks pembentukan atau produksi ASI. Rangsangan isapan bayi melalui serabut syaraf akan memacu hipofise anterior untuk
mengeluarkan hormon prolaktin ke dalam aliran darah. Prolaktin memacu sel kelenjar untuk sekresi ASI. Makin sering bayi menghisap makin banyakprolaktin dilepas oleh hipofise, makin banyak pula ASI yang diproduksi oleh sel kelanjar, sehingga makin sering isapan bayi, makin banyak produksi ASI,sebaliknya berkurang isapan bayi menyebabkan produksi ASI kurang. Mekanisme ini disebut mekanisme “supply and demand”. Efek lain dari prolaktin yang juga penting adalah menekan fungsi indung telur (ovarium). Efek penekanan ini pada ibu yang menyusui secara eksklusif adalah memperlambat kembalinya fungsi kesuburan dan haid. Dengan kata lain, memberikan ASI eksklusif pada bayi dapat menunda kehamilan. 2. Refleks Oksitosin Reflek pengaliran atau pelepasan ASI (let down reflex) setelah diproduksi oleh sumber pembuat susu, ASI akan dikeluarkan dari sumber pembuat susu dan dialirkan ke saluran susu. Pengeluaran ASI ini terjadi karena sel otot halus di sekitar kelenjar payudara mengerut sehingga memeras ASI untuk keluar. Penyebab otot-otot itu mengerut adalah suatu hormon yang dinamakan oksitosin. Rangsangan isapan bayi melalui serabut syaraf memacu hipofise posterior untuk melepas hormon oksitosin dalam darah. Oksitosin memacu sel-sel myoepithel yang mengelilingi alveoli dan duktus untuk berkontraksi, sehingga mengalirkan ASI dari alveoli ke duktus menuju sinus dan puting. Dengan demikian sering menyusui penting untuk pengosongan payudara agar tidak terjadi engorgement (payudara bengkak), tetapi justru memperlancar pengaliran ASI. Selain itu oksitosin berperan juga memacu kontraksi otot rahim, sehingga mempercepat keluarnya plasenta dan mengurangi perdarahan setelah persalinan. Hal penting adalah bahwa bayi tidak akan mendapatkan ASI cukup bila hanya mengandalkan refleks pembentukan ASI atau refleks prolaktin saja. Ia harus dibantu refleks oksitosin. Bila refleks ini tidak bekerja maka bayi tidak akan mendapatkan ASI yang memadai, walaupun produksi ASI cukup. Refleks oksitosin lebih rumit dibanding refleks prolaktin. Pikiran, perasaan dan sensasi seorang ibu akan sangat mempengaruhi refleks ini. Perasaan ibu dapat meningkatkan dan juga menghambat pengeluaran oksitosin. Hormon ini akan menyebabkan sel-sel otot yang mengelilingi saluran pembuat susu mengerut atau berkontraksi sehingga ASI terdorong keluar dari saluran produksi ASI dan mengalir siap untuk dihisap oleh bayi. Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada
sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima keenam dan merupakan usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan (Biancuzzo, 2003; Indiyani, 2006; Yohmi & Roesli, 2009). Pijat oksitosin ini dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin atau let down reflex. Selain untuk merangsang let down reflex manfaat pijat oksitosin adalah memberikan kenyamanan pada ibu, mengurangi bengkak (engorgement), mengurangi sumbatan ASI, merangsang pelepasan hormone oksitosin, mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit (Depkes RI, 2007; King, 2005). Persiapan ibu sebelum dilakukan pijat oksitosin: - Bangkitkan rasa percaya diri ibu (menjaga privacy) - Bantu ibu agar mempunyai pikiran dan perasaan baik tentang bayinya Alat – alat yang digunakan: - 2 buah handuk besar bersih - Air hangat dan air dingin dalam baskom - 2 buah waslap atau sapu tangan dari handuk - Minyak kelapa atau baby oil pada tempatnya Langkah-langkah melakukan pijat oksitosin sebagai berikut (Depkes RI, 2007): - Melepaskan baju ibu bagian atas - Ibu miring ke kanan maupun ke kiri, lalu memeluk bantal atau bisa juga dengan posisi duduk - Memasang handuk - Melumuri kedua telapak tangan dengan minyak/baby oil - Memijat sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu dengan menggunakan dua kepalan tangan, dengan ibu jari menunjuk ke depan - Menekan kuat-kuat kedua sisi tulang belakang membentuk gerakan-gerakan melingkar kecil-kecil dengan kedua ibu jarinya - Pada saat bersamaan, memijat kedua sisi tulang belakang ke arah bawah, dari leher ke arah tulang belikat, selama 2-3 menit - Mengulangi pemijatan hingga 3 kali - Membersihkan punggung ibu dengan waslap air hangat dan dingin secara bergantian.