SATUAN ACARA PENYULUHAN
1. Pokok Bahasan 2. Sasaran 3. Waktu aktu dan dan Tem Tempa patt - Tem Tempa patt - Waktu 4. Metode 5. Media 6. Tujuan
: Kemoterapi : Pasien Pasien kemoterap kemoterapii ruang ruang 9 IRNA IRNA III RSU Dr. Saiful Anwar Anwar Malang : Rua Ruang ng 9 IRN IRNA III III RSU Dr. Dr. Saif Saifu ul Anw Anwar ar Malan alang g : Rabu, 27 Juni 2012, pukul 10.30 WIB : Ceramah dan Tanya Jawab : Poster dan leaflet
Tujuan Umum : Setel Setelah ah dilak dilakuk ukan an peny penyul uluh uhan an diha diharap rapka kan n sasa sasaran ran mamp mampu u meng mengert ertii dan dan memahami tentang pentingnya kemoterapi bagi upaya penyembuhan penyakit.
Tujuan Khusus : Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan sasaran mampu : •
Menjelaskan tentang definisi kemoterapi
•
Menjelaskan tentang tujuan kemoterapi
•
Menyebutkan jenis kemoterapi
•
Menjelaskan persiapan kemoterapi
7.. Manfaat
Manfaat bagi bagi mahasiswa mahasiswa :
Mahasiswa mengetahui lebih dalam mengenai kemoterapi. Mahasi hasisw swaa meng menget etah ahu ui sebelum pasien menjalani kemoterapi.
•
pers persia iapa pan n
yang yang
dila dilaku kuk kan
Manfaat bagi bagi masyarakat masyarakat : Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai kemoterapi.
•
Sasar Sasaran an meng mengeta etahu huii manfa manfaat at kemo kemoter terapi api bagi bagi peny penyem embu buha han n penyakitnya. penyakitnya. 8. Materi (Terlampir) •
Menjelaskan tentang definisi kemoterapi
Menjelaskan tentang tujuan dan manfaat kemoterapi
Menjelaskan tentang jenis kemoterapi
Menjelaskan tentang persiapan sebelum kemoterapi
Menjelaskan efek samping kemoterapi
10. Tahap Kegiatan Penyuluhan Tahap Kegiatan Penyuluh Pembukaan (5 menit)
•
Memperkenalkan diri
•
Menyampaikan maksud dan tuju tujuan an dilak ilaksa sana naka kann nnya ya penyuluhan penyuluhan
•
Menggali pengetahuan sasaran tentang materi yang akan disampaikan
Penyajian (10 menit)
•
kan tentang kemoterapi
Menjelas definisi
Menjelas kan tentang tujuan dan manfaat kemoterapi •
Kegiatan Sasaran
Metode & Media Ceramah • Menjawab salam dan dan tanya • Memperhatikan jawab menjawab pertanyaan
Ceramah Mengajuka jukan n pertany pertanyaan aan dan tanya • Menga jawab seputar materi -Poster -Leaflet •
Menyimak penjelasan
Menjelas kan tentang jenis kemoterapi
•
Menjelas kan tentang persiapan sebelum kemoterapi •
•
kan efek kemoterapi
Penutup (5 menit)
Menjelas samping •
• •
Memberi kesimpulan materi
•
Menyampaikan hasil evaluasi dan umpan balik
•
Menutup acara penyuluhan
Ceramah dan tanya jawab pert pertan anya yaan an Leafleat
Memperhatikan penjelasan penjelasan Menj Menjaw awab ab dari penyuluh
11. Evaluasi : Evaluasi diberikan dengan cara memberikan pertanyaan kepada sasaran mengenai halhal yang telah dijelaskan oleh penyuluh. Adapun kriteria dari evaluasi sebagai berikut 1.Sas 1.Sasara aran n mamp mampu u menja menjawa wab b semu semuaa perta pertany nyaa aan n deng dengan an benar benar dan dan leng lengkap kap yang yang diberikan secara rinci. 2. Sasaran Sasaran mampu mampu menj menjawa awab b semua semua pertanya pertanyaan an dengan dengan benar benar dan sing singkat kat.. 3. Sasaran Sasaran mampu mampu menjaw menjawab ab bebera beberapa pa pertanya pertanyaan an dengan dengan benar benar dan singkat singkat.. 4. Sasaran Sasaran mamp mampu u menjawa menjawab b pertanya pertanyaan an setela setelah h diberiak diberiakan an bantua bantuan. n.
Materi penyuluhan KEMOTERAPI DALAM GINEKOLOGI 1.1
Gambaran Umum
1.1.1
Definisi Merup Merupak akan an bent bentuk uk peng pengob obat atan an kank kanker er deng dengan an meng menggu gunak nakan an obat obat sitostatika sitostatika yaitu suatu zat-zat yang dapat menghambat menghambat proliferasi sel-sel kanker. kanker. Kemote Kemoterapi rapi merupa merupakan kan cara pengob pengobatan atan kanker kanker dengan dengan jalan jalan member memberikan ikan zat/oba zat/obatt yang mempun mempunyai yai khasiat khasiat membu membunuh nuh sel kanker kanker atau mengh menghamb ambat at proliferasi proliferasi sel-sel kanker yang
kanker kanker dan diberikan diberikan secara
sistematik. sistematik.
Obat
anti
artinya penghambat kerja sel (Munir, 2005).
Untuk kemoterapi bisa digunakan satu jenis sitostika. Pada sejarah awal
penggunaan penggunaan
kemoterapi kemoterapi
digunakan digunakan satu jenis sitostika, sitostika, namun namun dalam
perkembang perkembangannya annya kini umumnya umumnya dipergunakan dipergunakan kombinasi kombinasi sitostika sitostika atau disebut disebut regimen kemoterapi, dalam usaha untuk mendapatkan hasiat lebih besar (Admin, 2009). 1.1.2
1.1.3
Tujuan 1)
Pengobatan.
2)
Mengurangi massa tumor selain pembedahan atau radiasi.
3)
Meningkatkan kelangsungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup.
4)
Mengurangi komplikasi akibat metastase.
Manfaat 1)
Pengobatan Beberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara tuntas dengan satu jenis kemoterapi atau beberapa jenis kemoterapi.
2)
Kontrol Kemoterapi ada yang bertujuan untuk menghambat perkembangan kanker agar tidak bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain.
3)
Meng Mengur uran ang gi geja gejala la Bila kemoterapi tidak dapat menghilangkan kanker, maka kemoterap yang diberikan bertujuan untuk mengurangi gejala yang timbul pada penderita,
seperti meringankan rasa sakit dan memberi perasaan lebih baik serta memperkecil ukurran kanker pada daerah yang diserang.
1.2 1.2
Prin Prinsip sip ker kerja ja obat obat kemo kemote tera rapi pi (sito (sitost stat atik ika) a) terh terhad adap ap kank kanker er..
Menuru Menurutt Munir Munir (2005 (2005), ), sebagia sebagian n besar besar obat obat kemoter kemoterapi api (sitost (sitostatik atika) a) yang yang digunakan saat ini bekerja terutama terhadap sel-sel kanker yang sedang berproliferasi, semakin semakin aktif aktif sel-sel sel-sel kanker kanker terseb tersebut ut berprol berprolifer iferasi asi maka maka semaki semakin n peka peka terhada terhadap p sitostatika hal ini disebut Kemoresponsif, Kemoresponsif, sebaliknya semakin lambat proliferasinya maka kepekaannya semakin rendah , hal ini disebut Kemoresisten. Kemoresisten. Kemoterapi bekerja dengan cara: 1.
Merusa Merusak k DNA dari dari sel-sel sel-sel yang yang membel membelah ah dengan dengan cepat, cepat, yang yang dideteks dideteksii oleh jalur jalur p53/Rb, p53/Rb, sehingga sehingga memicu memicu apoptosis apoptosis
1.3
2.
Merusa Merusak k aparatus aparatus spind spindel el sel, sel, menceg mencegah ah kejadia kejadian n pembela pembelahan han sel. sel.
3.
Meng Mengha hamb mbat at sint sintes esis is DNA DNA
Obat-Obat Kemoterapi
Menurut Munir (2005), jenis obat yang digunakan pada tindakan kemoterapi ada beberapa beberapa macam, macam, diantaranya diantaranya adalah adalah : 1)
Obat Obat
golong golongan an Alkylating
agent,
platinum
Compouns, Compouns,
dan Antibiotik
Anthrasiklin obst golongsn ini bekerja dengan antara lain mengikat DNA di inti
sel, sehingga sel-sel tersebut tidak bisa melakukan replikasi. 2)
Obat golongan Antimetabolit , bekerja langsung pada molekul basa inti sel, yang berakibat berakibat menghambat menghambat sintesis DNA.
3)
Obat golongan golongan Topoisomerase-inhibitor, Vinca Alkaloid , dan Taxanes bekerja pada ganggu gangguan an pembentuka pembentukan n tubulin, tubulin, sehingg sehinggaa terjadi hambatan hambatan mitosis sel.
L-Asparaginase bekerja dengan menghambat sintesis 4) Obat golongan Enzim seperti, L-Asparaginase
protein, protein, sehingga sehingga timbul timbul hambatan hambatan dalam sintesis DNA dan RNA dari sel-sel kanker tersebut. 1.4 1.4
Pola Pola pem pembe beri rian an kem kemoter oterap apii (Mun (Munir ir,, 200 2005) 5)
1)
Kemoterapi Induksi Ditujukan untuk secepat mungkin mengecilkan massa tumor atau jumlah sel kanker, contoh pada tomur ganas yang berukuran besar (Bulky Mass Tumor) atau pada keganasan keganasan darah seperti leukemia leukemia atau limfoma, limfoma, disebut disebut juga dengan dengan pengobatan pengobatan penyela penyelamatan. matan.
2)
Kemoterapi Adjuvan
Biasany Biasanyaa diberik diberikan an sesuda sesudah h pengob pengobata atan n yang yang lain seperti seperti pembed pembedahan ahan atau radiasi, tujuannya adalah untuk memusnahkan sel-sel kanker yang masih tersisa atau metastase kecil yang ada (micro metastasis).
3)
Kemoterapi Primer Dimaks Dimaksudk udkan an sebaga sebagaii pengo pengobata batan n utama utama pada pada tumor tumor ganas, ganas, diberik diberikan an pada pada kanker kanker yang bersifat kemosensitif, kemosensitif, biasanya diberikan dahulu sebelum sebelum pengobatan pengobatan yang lain misalnya bedah atau radiasi.
4)
Kemoterapi Neo-Adjuvan Dibe Diberik rikan an mend mendah ahul ului ui/se /sebe belu lum m
peng pengob obat atan an /tind /tindak akan an yang yang lain lain
sepe seperti rti
pembedahan pembedahan atau penyinaran penyinaran kemudian kemudian dilanjutkan dilanjutkan dengan dengan kemoterapi kemoterapi lagi. Tujuannya adalah untuk mengecilkan massa tumor yang besar sehingga operasi atau radiasi akan lebih berhasil guna. 1.5 1.5
Cara Cara pemb pember eria ian n obat obat kemo kemote tera rapi pi (Mun (Munir ir,, 200 2005) 5)
1)
Intra vena (IV) Kebanyakan Kebanyakan sitostatika sitostatika diberikan diberikan dengan cara ini, dapat berupa bolus IV pelan pelan sekitar 2 menit, dapat pula per drip IV sekitar 30 – 120 menit, atau dengan continous drip sekitar 24 jam dengan infusion pump upaya lebih akurat tetesannya.
2)
Intra tekal (IT) Diberikan ke dalam canalis medulla spinalis untuk memusnahkan tumor dalam cairan otak (liquor cerebrospinalis) antara lain MTX, Ara.C.
3)
Radiosensitize Radiosensitizer, r, yaitu jenis kemoterapi kemoterapi yang yang diberikan diberikan sebelum sebelum radiasi, tujuannya tujuannya untuk untuk mempe memperk rkuat uat efek efek radias radiasi, i, jenis jenis obat obat untu untukl kl kemo kemoter terapi api ini antara antara lain lain Fluoruoracil, Cisplastin, Taxol, Taxotere, Hydrea.
4)
Oral Pember Pemberian ian per oral biasany biasanyaa adalah adalah obat obat Leukera Leukeran®, n®, Alkeran Alkeran®, ®, Myleran Myleran®, ®, Natulan®, Natulan®, Puri-netol®, Puri-netol®, hydrea®, hydrea®, Tegafur®, Tegafur®, Xeloda®, Xeloda®, Gleevec®. Gleevec®.
5)
Subkutan dan intramuskular Pemb Pember erian ian sub sub kutan kutan suda sudah h sanga sangatt jaran jarang g dilak dilakuk ukan an,, bias biasan anya ya adal adalah ah LAsparaginase, hal ini sering dihindari karena resiko syok anafilaksis. Pemberian per IM juga sudah jarang dilakukan, biasanya pemberian Bleomycin.
6)
Topikal
7)
Intra arterial
8)
Intracavity
9)
Intraperitoneal/Intrapleural
Intraper Intraperiton itoneal eal diberik diberikan an bila bila produk produksi si cairan cairan acites acites hemora hemoragis gis yang yang banyak banyak pada kanker ganas intra-abdome intra-abdomen, n, antara lain Cisplastin. Cisplastin. Pemberian Pemberian intrapleural intrapleural yaitu diberikan kedalam cavum pleuralis untuk memusnahkan sel-sel kanker dalam cairan pleura atau untuk mengehntikan produksi efusi pleura hemoragis yang amat banyak banyak , contohnya contohnya Bleocin. Bleocin. 1.6 Prosedur Prosedur Tindakan Tindakan Kemotera Kemoterapi pi Pada Pasien (Herdata, (Herdata, 2009) 2009)
1) Persiapan Pasien Sebelum pengotan dimulai maka terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan yang meliputi: a)
Darah tepi; Hb, Leuko, hitung jenis, Trombosit.
b)
Fungsi Fungsi hepar; hepar; bilirubin, bilirubin, SGOT, SGOT, SGPT, SGPT, Alkali Alkali phosphat. phosphat.
c)
Fungsi ginjal; Ureum, Creatinin dan Creatinin Clearance Clearance Test bila serum serum creatinin meningkat.
d)
Audiogram (terutama pada pemberian Cis-plastinum)
e)
EKG (terutama pemberian Adriamycin, Epirubicin).
2) Syarat pasien yang layak mendapat tindakan kemoterapi kemoterapi : Pasien Pasien dengan dengan keganas keganasan an memiki memiki kondis kondisii dan kelema kelemahan han kelema kelemahan han,, yang yang apab apabil ilaa diber iberik ikan an kemo kemote tera rapi pi dapa dapatt terj terjad adii unto untole lera rabl blee side side effe effect ct.. Sebe Sebelu lum m memberikan kemoterapi perlu pertimbangan sebagai berikut : 1.
Mengg Mengguna unakan kan kriteria kriteria Eastern Eastern Coope Cooperati rative ve Oncology Oncology Group Group (ECOG) (ECOG) yaitu yaitu status status penampilan penampilan <= 2. Status Penampilan Penampilan Penderita Penderita Ca (Performance (Performance Status) Status) ini mengambil indikator kemampuan pasien, dimana penyakit kanker semakin berat pasti akan mempengaruh mempengaruhii penampilan penampilan pasien. pasien. Hal ini juga menjadi menjadi faktor prognostik prognostik dan faktor yang menentukan menentukan pilihan terapi yang tepat pada pasien dengan dengan sesuai sesuai status penampilannya. penampilannya. Skala status penampilan menurut ECOG ( Eastern Cooperative Oncology Group) adalah sebagai berikut: a. Grade Grade 0: masih masih sepenuhny sepenuhnyaa aktif, aktif, tanpa tanpa hambat hambatan an untuk mengerja mengerjakan kan tugas kerja dan pekerjaan sehari-hari. b. Grade 1: hambatan hambatan pada perkerjaan perkerjaan berat, namun namun masih mampu mampu bekerja kantor kantor ataupun pekerjaan rumah yang ringan. c. Grade 2: hambatan hambatan melakukan melakukan banyak banyak pekerjaan, pekerjaan, 50 % waktunya waktunya untuk tiduran tiduran dan hanya bisa mengurus perawatan dirinya sendiri, tidak dapat melakukan pekerjaan pekerjaan lain. d. Grade Grade 3: Hanya Hanya mampu mampu melakuka melakukan n perawatan perawatan diri diri tertentu, tertentu, lebih lebih dari 50% waktunya untuk tiduran.
e. Grade 4: Sepenuhny Sepenuhnyaa tidak bisa melakukan melakukan aktifitas aktifitas apapun, betul-betu betul-betull hanya di kursi atau tiduran terus
2.
Juml Jumlah ah leko lekosi sitt >=3 >=30 000/m 00/mll
3.
Juml Jumlah ah tromb trombos osit> it>=1 =120 20.0 .000 000/ 0/ul ul
4.
Cadang Cadangan an sumsu sumsum m tulang tulang masi masih h adekua adekuatt misal misal Hb > 10 10 gram gram %
5.
Creatini Creatinin n Cleare Clearence nce diatas diatas 60 ml/m ml/menit enit (dalam (dalam 24 jam) (Tes (Tes Faal Faal Ginjal Ginjal))
6.
Bilirub Bilirubin in <2 mg/dl. mg/dl. , SGO SGOT T dan SGPT SGPT dalam dalam batas batas norm normal al ( Tes Faal Faal Hepar Hepar ).
7.
Elek Elektr trol olit it dal dalam am bat batas as nor norma mal. l.
8.
Meng Menging ingat at toks toksisi isitas tas obatobat-ob obat at sitos sitosta tatik tikaa seba sebaik ikny nyaa tidak tidak dibe diberik rikan an pada pada usia usia diatas 70 tahun.
9.
Kead Keadaa aan n umu umum m cuk cukup up baik baik..
10. Penderita Penderita mengerti mengerti tujuan dan efek efek samping yang akan akan terjadi, informed informed concent. concent. 11. Faal Faal ginjal ginjal dan hati hati baik. baik. 12. Diagno Diagnosis sis patolo patologik gik 13. Jenis kanker kanker diketahu diketahuii cukup sensitif sensitif terhadap terhadap kemoterap kemoterapi. i. 14. Riwayat Riwayat pengobatan pengobatan (radioterapi/kem (radioterapi/kemoterapi) oterapi) sebelum sebelumnya. nya. 3) Prosedur Pemberian Pemberian Kemoterapi 1.
Periksa Periksa pasie pasien, n, jenis obat obat,, dosis obat obat,, jenis cairan, cairan, volum volumee cairan, cairan, cara pember pemberian, ian, waktu pemberian dan akhir pemberian.
2.
Pakai Pakai proteks proteksii : gaun lengan lengan panjang panjang,, topi, maske masker, r, kaca mata, mata, sarung sarung tangan tangan dan sepatu.
3.
Laku Lakuka kan n tehn tehnik ik ase asepti ptik k dan dan antis antisep eptic tic
4.
Pasa Pasang ng peng pengala alass plast plastik ik yang yang dilapis dilapisii kerta kertass abso absorb rbsi si dibaw dibawah ah daera daerah h tusu tusuka kan n infuse
5.
Berikan Berikan anti anti mual ½ jam sebelu sebelum m pemberia pemberian n anti neoplas neoplastik tik (primpe (primperan, ran, zofran zofran,, kitril secara intra vena)
6.
Laku Lakuka kan n aspir aspiras asii den denga gan n NaC NaCll 0,9 0,9 %
7.
Beri Beri obat kanker kanker secara secara perlah perlahn-la n-lahan han (kalau (kalau perlu perlu denga dengan n syringe syringe pump) pump) sesua sesuaii program program
8.
Bila Bila sele selesa saii bilas bilas kem kemba bali li deng dengan an NaC NaCll 0,9% 0,9%
9.
Semua Semua alat yang yang sudah sudah dipakai dipakai dimas dimasuk ukkan kan kedala kedalam m kantong kantong plasti plastik k dan diikat diikat serta diberi etiket.
10. 10. Buka Buka gaun gaun,, topi, topi, aske asker, r, kaca kaca mata mata kemu kemudia dian n rend rendam am deng dengan an deter deterjen jen.. Bila Bila disposible masukkkan dalam kantong plasrtik kemudian diikat dan diberi etiket, kirim ke incinerator / bakaran. 11. 11. Catat Catat semu semuaa prose prosedu dur r 12. Awasi Awasi keadaan umum umum pasien, monitor monitor tensi, nadi, nadi, RR tiap setengah setengah jam dan awasi adanya tanda-tanda ekstravasasi. 1.7 1.7
Efek Efek samp sampin ing g kem kemot oter erap apii (He (Herd rdat ata, a, 2008 2008))
Agen kemoterapi tidak hanya menyerang sel tumor tapi juga sel normal yang membelah secara cepat seperti sel rambut, sumsum tulang dan Sel pada traktus gastro intestinal. Akibat yang timbul bisa berupa perdarahan, depresi sum-sum tulang yang memudahkan terjadinya infeksi. Pada traktus gastro intestinal bisa terjadi mual, muntah anorek anoreksia sia dan ulseras ulserasii saluran saluran cerna. cerna. Sedang Sedangkan kan pada pada sel rambut rambut mengak mengakibat ibatkan kan kerontokan rambut. Jaringan tubuh normal yang cepat proliferasi misalnya sumsum tulang, folikel rambut, mukosa saluran pencernaan mudah terkena efek obat sitostatika. Untungnya sel kank kanker er menja menjalan lanii sikl siklus us lebih lebih lama lama dari dari sel sel norm normal al,, sehin sehingg ggaa dapa dapatt lebih lebih lama lama dipengaruhi oleh sitostatika dan sel normal lebih cepat pulih dari pada sel kanker. Efek Efek sampin samping g yang yang muncu muncull pada pada jangka jangka panjang panjang adalah toksis toksisitas itas terhada terhadap p jantung, jantung, yang dapat dievaluasi dievaluasi dengan dengan EKG dan toksisitas toksisitas pada paru berupa kronik fibrosis fibrosis pada paru. Toksisitas Toksisitas pada hepar dan ginjal lebih sering terjadi dan sebaiknya sebaiknya dievalusi fungsi faal hepar dan faal ginjalnya. Kelainan neurologi juga merupakan salah satu efek samping pemberian kemoterapi. Untuk menghindari efek samping intolerable, dimana penderita menjadi tambah sakit sebaiknya dosis obat dihitung secara cermat berdasarkan luas permukaan tubuh (m2) atau kadang-kadang menggunakan ukuran berat badan (kg). Selain itu faktor yang perlu diperhatikan diperhatikan adalah keadaan keadaan biologik biologik penderita. penderita. Untuk menentukan menentukan keadaan keadaan biologik biologik yang perlu perlu diperhatikan diperhatikan adalah adalah keadaan keadaan umum umum (kurus sekali, tampak tampak kesakitan, kesakitan, lemah sadar baik, koma, asites, sesak, dll), status penampilan (skala karnofsky, skala ECOG), status gizi, status hematologis, faal ginjal, faal hati, kondisi jantung, paru dan lain sebagainya. Penderita yang tergolong good risk dapat diberikan dosis yang relatif tinggi, pada poor risk (apabila didapatkan didapatkan gangguan gangguan berat pada faal organ penting) maka dosis dosis obat obat harus harus dikuran dikurangi, gi, atau diberikan diberikan obat obat lain yang yang efek sampin samping g terhadap terhadap organ tersebut tersebut lebih minimal. Intensitas efek samping samping tergantung dari karakteristik karakteristik obat, dosis pada setiap pemberian, pemberian, maupun maupun dosis kumulatif, kumulatif, selain itu efek samping yang timbul timbul
pada setiap setiap penderita penderita berbeda berbeda walaupun walaupun dengan dosis dosis dan dan obat yang sama, faktor faktor nutrisi dan dan psik psikol olog ogis is juga juga memp mempun unya yaii peng pengaru aruh h berm bermak akna. na. Efek Efek samp sampin ing g kemo kemoter terap apii dipengaruhi oleh : 1. Masing-masing Masing-masing agen agen memiliki toksisitas toksisitas yang spesifik terhadap terhadap organ tubuh tubuh tertentu. 2. Dosis. is. 3. Jadwal Jadwal pember pemberian. ian. 4. Cara pemberian pemberian (iv, (iv, im, peroral, peroral, per per drip infus). infus). 5. Faktor Faktor individ individual ual pasien pasien yang memilik memilikii kecende kecenderun rungan gan efek toksis toksisitas itas pada organ organ tertentu. Umumnya efek samping kemoterapi terbagi atas : 1. Efek amping segera terjadi (Immediate Side Effects) yang timbul dalam 24 jam pertama pembe pemberian, rian, misalnya misalnya mual mual dan muntah. muntah. 2. Efek samping yang awal terjadi (Early Side Effects ) yang timbul dalam beberapa hari sampai beberapa minggu kemudian, misalnya netripenia dan stomatitis. 3. Efek samping yang terjadi belakangan (Delayed Side Effects) yang timbul dalam beberapa beberapa hari sampai sampai beberapa beberapa bulan, bulan, misalny misalnyaa neuropati neuropati perifer, perifer, neuropati. neuropati. 4. Efek Efek samping samping yang yang terjadi terjadi kemudi kemudian an (Late yang timbul timbul dalam dalam (Late Side Side Effe Effects cts)) yang beberapa beberapa bulan sampai tahun, misalnya misalnya keganasan keganasan sekund sekunder. er.
Efek samping Kemoterapi timbul karena obat-obat kemoterapi sangat kuat, dan tidak hanya membunuh sel-sel kanker, tetapi juga menyerang sel-sel sehat, terutama selsel yang membelah dengan cepat. Karena itu efek samping kemoterapi muncul pada bagian-bagian bagian-bagian tubuh yang sel-selnya sel-selnya membelah membelah dengan dengan cepat. Efek samping dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau beberapa waktu setelah pengobatan. Efek samping yang selalu hampir dijumpai adalah gejala gastrointestinal, supresi sumsum tulang, kerontokan rambut. Gejala gastrointestinal yang paling utama adalah mual, muntah, diare, konstipasi, faringitis, esophagitis dan mukositis, mual dan muntah biasanya biasanya timbul timbul selang beberapa beberapa lama setelah pemberian pemberian sitostatika sitostatika dab berlangsung berlangsung tidak melebihi 24 jam. Gejala supresi sumsum tulang terutama terjadinya penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia), (leukopenia), sel trombosit trombosit (trombositope (trombositopenia), nia), dan sel darah merah (anemia), (anemia), supresi sumsum tulang belakang akibat pemberian sitistatika dapat terjadi segera atau kemudian, pada supresi sumsum tulang yang terjadi segera, penurunan kadar leukosit mencapai nilai terendah pada hari ke-8 sampai hari ke-14, setelah itu diperlukan waktu sekitar 2 hari untuk menaikan kadar laukositnya kembali. Pada supresi sumsum tulang
yang terjadi kemudian penurunan kadar leukosit terjadi dua kali yaitu pertama-tama pada minggu minggu kedua kedua dan pada sekitar minggu minggu ke empat dan kelima. Kadar leukosit leukosit kemudian naik lagi dan akan mencapai nilai mendekati normal pada minggu keenam. Leuko Leukopeni peniaa dapat dapat menuru menurunka nkan n daya daya tubuh, tubuh, trombo trombosito sitopen penia ia dapat dapat menga mengakiba kibatkan tkan perdarahan perdarahan
yang
terus-menerus/ terus-menerus/
berlabihan berlabihan
bila
terjadi
erosi
pada
traktus
gastrointestinal. Kero Keronto ntoka kan n rambu rambutt dapat dapat berv bervari arias asii dari dari keron keronto toka kan n ringa ringan n damp dampai ai pada pada kebotakan. efek samping yang jarang terjadi tetapi tidak kalah penting adalah kerusakan otot jantung, sterilitas, fibrosis paru, kerusakan ginjal, kerusakan hati, sklerosis kulit, reaksi anafilaksis, gangguan syaraf, gangguan hormonal, dan perubahan genetik yang dapat mengakibatkan terjadinya kanker baru. Kardio Kardiomio miopati pati akibat akibat doksor doksorubi ubin n dan daunor daunorubis ubisin in umumny umumnyaa sulit sulit diatasi, diatasi, sebagi sebagian an besar besar pender penderita ita mening meninggal gal karena karena “pump “pump failure” failure”,, fibros fibrosis is paru umumny umumnyaa iireversibel, kelainan hati terjadi biasanya menyulitkan pemberian sitistatika selanjutnya karena banyak diantaranya yang dimetabolisir dalam hati, efek samping pada kulit, saraf, uterus dan saluran kencing relatif kecil dan lebih mudah diatasi. Kemote Kemoterapi rapi dapat dapat mempen mempengar garuhi uhi sel normal normal di lambun lambung, g, sel lambun lambung g ini kemudi kemudian an mengiri mengirim m sinyal sinyal ke ” pusat pusat muntah muntah”” di otak, otak, karena karena sinyal sinyal ini direspo direspon n berbeda berbeda sehingga sehingga memicu mual dan muntah. muntah. Ada kala kemoterapi kemoterapi akan langsung langsung bekerja di di “pusat “pusat muntah” muntah” di otak. otak. Mekanisme Mekanisme ini juga juga akan memicu memicu mual mual dan muntah. muntah.
1.9 Langkah-L Langkah-Langk angkah ah Pemberian Pemberian Obat Obat Kemoterapi Kemoterapi Oleh Perawat Perawat
Semua obat dicampur oleh staf farmasi yang ahli dibagian farmasi dengan memakai alat “biosafety laminary airflow” kemudian dikirim ke bangsal perawatan dalam tempat khusus khusus tertutup. Diterima oleh perawat dengan catatan nama pasien, jenis obat, dosis obat dan jam pencampuran. Menurut Admin (2009), bila tidak mempunyai biosafety laminary airflow maka, pencampuran pencampuran dilakuka dilakukan n diruangan diruangan khusus khusus yang tertutup tertutup dengan cara : 1. Meja dialasi dialasi dengan dengan pengalas pengalas plastik diatasnya diatasnya ada kertas kertas penyerap penyerap atau atau kain 2. Pakai gaun lengan panjang, panjang, topi, topi, masker, masker, kaca mata, sepatu. sepatu. 3. Ambil obat obat sitostatika sitostatika sesuai sesuai program, program, larutkan larutkan dengan dengan NaCl NaCl 0,9%, 0,9%, D5% atau atau intralit. 4. Sebelu Sebelum m membuk membukaa ampul ampul pastikan pastikan bahwa bahwa cairan tersebut tersebut tidak berada berada pada puncak puncak ampul. Gunakan kasa waktu membuka ampul agar tidak terjadi luka dan terkontaminasi dengan kulit. Pastikan bahwa obat yang diambil sudah cukup, dengan tidak mengambil 2 kali
5. Keluar Keluarkan kan udara udara yang masih berada berada dalam dalam spuit dengan dengan menutup menutupkan kan kapas kapas atau kasa steril diujung jarum spuit. 6. Masukk Masukkan an perlahanperlahan-laha lahan n obat kedalam kedalam flabot NaCl NaCl 0,9 % atau D5% dengan dengan volume volume cairan yang telah ditentukan 7. Jangan Jangan tumpah tumpah saat mencampur mencampur,, menyiapkan menyiapkan dan dan saat memasuk memasukkan kan obat obat kedalam kedalam flabot atau botol infus. 8. Buat Buat label, nama pasien, pasien, jenis jenis obat, tanggal tanggal,, jam pember pemberian ian serta akhir akhir pemberian pemberian atau dengan syringe pump. 9. Masukk Masukkan an kedalam kedalam kontai kontainer ner yang yang telah disedia disediakan kan.. 10. Masukkan Masukkan sampah langsung langsung ke kantong plastik, plastik, ikat dan beri tanda atau jarum bekas dimasukkan ke dalam tempat khusus untuk menghindari tusukan.
1.11 1.11
Penat Penatala alaksa ksanaa naan n Kemot Kemotera erapi pi Berdas Berdasar arkan kan Evid Evidenc encee Based Based 1. Kemoterapi pada PTG (Unsri, 2008)
Tatalaksana Tatalaksana PTG adalah berdasarkan berdasarkan staging dan skoring. skoring. Kemoterapi Kemoterapi adalah modalitas utama pada pasien dengan PTG. Angka keberhasilan terapi pada PTG risiko rendah adalah 100% dan lebih dari 80% pada PTG risiko tinggi. Andrijono, melaporkan angka keberhasilan keberhasilan terapi pada PTG nonmetastas nonmetastasis is 95,1%, 95,1%, risiko rendah 83,3% , risiko tinggi hanya 50 % dengan angka kematian karena PTG berkisar 8-9%. Kemoterapi pada PTG PTG risiko risiko rendah rendah adalah adalah kemote kemoterapi rapi tungg tunggal, al, dengan dengan pilihan pilihan utama utama Methotr Methotrexat exate. e. Kemoterapi tunggal lain yang dapat digunakan adalah Dactinomycin.Sedangkan pada PTG risiko tinggi menggunakan kemoterapi kombinasi diberikan kombinasi EMA-CO (etoposide,met (etoposide,methotrexate hotrexate,actinom ,actinomycin,cy ycin,cyclopho clophospham sphamaide aide dan oncovin) oncovin) sebagai sebagai terapi primer atau menggunakan menggunakan kombinasi kombinasi ME (Metothrexate, (Metothrexate, Etoposide Etoposide ), EP ( Etoposide, Etoposide, Cisplatinum). Evakua Evakuasi si molahid molahidatid atidosa osa dilakuk dilakukan an sesaat sesaat setelah setelah diagnos diagnosis is ditegak ditegakkan, kan,hal hal didasarkan didasarkan perhitungan bahwa evakuasi evakuasi dilakukan dilakukan untuk menghindari menghindari abortus mola sehingga perlu tingakan akut, menghindari komplikasi hipertiroid atau perforasi serta untuk untuk memper memperole oleh h jaringan jaringan untuk untuk diagno diagnosis sis histopa histopatol tologi ogi.. Denga Dengan n perkemb perkembang angan an kemoterapi yang mempunyai angka keberhasilan terapi yang tinggi, kuretase cukup dilakukan satu kali. Histere Histerekto ktomi mi dilapo dilaporka rkan n dilaku dilakukan kan pada pada kasus kasus molahid molahidatid atidosa osa usia usia tua dan terbukti mengurangi angka kematian dari koriokarsinoma. Histerektomi juga dilakukan pada keadaan darurat pada kasus perforasi,pada perforasi,pada kasus metastasis liver, otak yang tidak respon terhadap kemoterapi serta pada kasus PSTT.
Penyakit trofoblas gestasional adalah radiosensitive, karena radiasi mempuyai efek tumorosidal serta hemostatik, Radioterapi dapat dilakukan pada metastasis otak atau pada pasien yang tidak bisa diberikan kemoterapi karena alasan medis. a. Penatalaksanaan PTG. 1. Stadium I. Pada pasien dengan stadium I, seleksi penangananya adalah berdasarkan fertilitas penderita, penderita, yaitu : histerektomi histerektomi + kemoterapi. kemoterapi. Jika sistem anak fertilitas, histerek histerektom tomii dengan dengan adjuvan adjuvan agen agen kemote kemoterapi rapi tunggal tunggal mungk mungkin in merupa merupakan kan pengobatan pengobatan primer. Kemoterapi Kemoterapi adjuvant adjuvant yang digunakan digunakan harus memenuhi memenuhi 3 alasan : a. Mengecilkan penyebaran sel tumor pada saat operasi operasi b. Mempertahank Mempertahankan an level sitotoksik sitotoksik
kemoterapi kemoterapi pada peredaran peredaran darah dan
jaringan yang merupak merupakan an tempat tempat penyebaran penyebaran tumor tumor pada pada saat saat opertasi. opertasi. c. Pengobatan metastatis yang tersembunyi yang telah ada pada saat operasi. Pada penatalaksanaan PTG Stadium satu, kemoterapi aman diberikan pada saat histerektomi histerektomi tanpa peningkatan peningkatan risiko perdarahan perdarahan atau sepsis. sepsis. Pada 1 seri seri yang yang terdiri terdiri dari dari 29 pasien pasien yang diterap diterapii pada pada satu institu institusi si
deng dengan an
histerektomi histerektomi primer dan adjuvant kemoterapi kemoterapi tunggal, semuanya semuanya menunjukkan menunjukkan remisi komplit tanpa tambahan terapi. Histerektomi juga selalu dilakukan pada stadiu stadium m I PSTT. PSTT. Sebab PSTT PSTT
resiste resisten n terhada terhadap p terapi , histerek histerektom tomii hanya hanya
dilakukan pada penyakit yang nonmetastatik dan merupakan pengobatan kuratif. Pada penderita penderita PSTT PSTT metastatik metastatik yang pernah dilaporkan dilaporkan mengalami mengalami remisi setelah kemoterapi. a. Kemo Kemote tera rapi pi tung tungga gall Kemoterapi tunggal lebih baik pada penderita dengan dengan stadium I yang masih masih membut membutuhk uhkan an fertilita fertilitas. s. pada pada suatu suatu penerli penerlitian tian denga dengan n kemote kemoterapi rapi tung tungga gall
yang yang diberik diberikan an pada pada 399 pasi pasien en deng dengan an stad stadiu ium m I PTG, PTG, 373 373
( 93,5%) mengalami respon komplit. Dua puluh enam pasien yang resisten mengalami mengalami remisi pada pada kemoterapi kemoterapi kombinasi kombinasi atau operatif. operatif. Pada pasien pasien yang resisten terhadap kemoterapi tunggal dan masih membutuhkan sistem reprodu reproduksi ksi , dapat dapat diberik diberikan an kemote kemoterapi rapi kombi kombinas nasi. i. Jika Jika pasien pasien resiste resisten n terhadap kemotera kemoterapi pi tunggal dan kemoterapi kemoterapi kombinas kombinasii dan masih masih ingin mempertahankan sistem reproduksi dapat dilakukan reseksi uterus lokal. Jika direncanakan reseksi lokal USG preoperatif, MRI atau arteriogram mungkin menolong mendefinisikan bagian tumor yang resisten.
b. Kemoterapi Kemoterapi kombina kombinasi si Sejak Sejak ditemuk ditemukann annya ya kemote kemoterapi rapi yang yang efektif efektif,, maka maka kesemb kesembuha uhan n pada semua pasien dengan PTG risiko rendah dapat diharapkan, diharapkan, tetapi pada PTG risiko tinggi kesembuhan hanya berkisar 52-89% bahkan dengan MTXActinomisin-D dan Sikloposfamid/ klorambusil (MAC) sebagai terapi primer PTG risiko tinggi yang metastatik. Regimen MEA dari suatu penelitian tanpa siklofosfamid, Vinkristin adalah kombinasi yang dapat ditolerir dan efektif dalam mengobati wanita dengan dengan PTG risiko tinggi. tinggi. Efek Efek samping samping MEA yang yang didapat didapatkan kan adalah adalah mielosupresi, alopesia reversibel) grade 2-3) dan nausea ( grade 2). Leuko dan trombositopenia grade 4 terjadi pada 5,3 dan 6,4% dari 94 siklus. Pergantian kemoterapi EMA/CO juga dilaporkan efektif dan dapat ditoleransi untuk pasien PTG risiko tinggi. Laporan terbaru dari RS Charing Cross terhadap regimen ini menunjukkan 78% remisi komplit, 86% tingkat survival 5 tahun kumulatif dan toksisitas minimal kecuali untuk keganasan. ke2. ke2. Uji klin klinik ik acak acak deng dengaan fakt faktor or ris risiko iko ting tingg gi yang yang sama sama dapa dapatt mendefinisika mendefinisikan n regimen optimal optimal untuk wanita dengan dengan PTG risiko tinggi, tinggi, walaupun agaknya tidak mungkin karena pada penyakit jarang ini ada tingkat respon yang tinggi terhadap banyak regimen terapi. Baru Baru-b -bar aru u ini ini kega kegana nasa san n kedu keduaa yang yang terj terjad adii sete setela lah h regi regime men n kemoterapi kemoterapi yang mengandung mengandung etoposide etoposide telah dilaporkan. dilaporkan. Risiko leukemia leukemia mieloid, ca kolon dan ca mammae secara bermakna meningkat. Walaupun mekanis mekanisme me keganas keganasan an kedua kedua setelah setelah kemote kemoterapi rapi sekuen sekuensial sial// kombin kombinasi asi dengan etoposide belum diketahui, pasien yang diberi etoposide perlu di follow up lebih ketat. 2. Stadium II dan stadium III. Pasien dengan risiko rendah diterapi dengan kemoterapi tunggal, dan pasien dengan dengan risiko tinggi tinggi dengan dengan kemoterapi kemoterapi kombinas kombinasii primer yang intensif. intensif. a.
Metas Metastas tasis is ke ke pelv pelvis is dan dan vag vagina ina Pada penelitian dengan 26 pasien stadium II yang diterapi dengan kemoterapi tunggal memberikan remisi komplit sebanyak 16 dari 18 ( 88,9%) pada penderita dengan risiko rendah. Kontrasnya hanya 2 dari 8 orang yang mempunyai risiko tinggi mengalami remisi dengan kemoterapi tungg tunggal al dan lainnya lainnya dengan dengan kemote kemoterapi rapi kombinas kombinasi. i.
Metasta Metastasis sis vagina vagina
mungkin menyebabkan menyebabkan perdarahan yang hebat sebab mempunayai vaskuler
yang banyak. Ketika perdarahan ini substansial akan dapat dikontrol dengan melo meloka kali lisi sirr vagi vagina na atau atau deng dengan an loka lokall eksi eksisi si yang yang luas luas.. Embo Emboli lisa sasi si Arterio Arteriogra grafi fi
arteri arteri hipoga hipogastri strika ka mungkin mungkin bisa mengo mengontro ntroll perdara perdarahan han
metastasis vagina. b. Metastasis Metastasis ke paru-par paru-paru. u. Dari Dari pene penelit litian ian terhad terhadap ap 130 130 pasie pasien n deng dengan an stad stadiu ium m III
yang yang
diterapi diterapi 129 (99%) (99%) menunj menunjukk ukkan an remisi remisi kompl komplit. it. Remisi Remisi gonad gonadotro otropin pin diinduk diinduksi si dengan dengan kemote kemoterapi rapi tungg tunggal al pada pada 71 dari dari 85 ( 83,5% 83,5%)) pasien pasien dengan dengan risiko risiko rendah. rendah. Semua Semua pasien pasien yang yang resiste resisten n terhada terhadap p kemote kemoterapi rapi tung tungga gall seba sebagi gian an meng mengala alami mi remis remisii deng dengan an kemo kemote terap rapii komb kombina inasi si.. Torakotomi Torakotomi merupakan merupakan batas pemanfaatan pemanfaatan pada pada stadium III. Jika Jika pasien mengal mengalami ami metasta metastasis sis pulmo pulmo yang yang persist persisten en dan diberika diberikan n kemoter kemoterapi api intensif, bagaimana pun torakotomi mungkin bisa mengeksisi fokus yang resist resisten en.. Pada Pada pend penderi erita ta resis resiste ten n kemo kemote tera rapi pi
har harus
diber iberik ikan an
yang yang telah telah dilak dilakuk ukan an torak torakot otom omi, i,
pada pada
post postop opeerati ratiff
untu ntuk
meng mengob obat atii
mikrometasis yang tersembunyi. c.
Histerektomi. Histerektomi Histerektomi mungkin mungkin dilakukan dilakukan pada pada
pasien dengan dengan metastasis metastasis
untuk mengontrol perdarahan uterus atau sepsis. Selanjutnya pada pasien pasien yang tumornya tumornya meluas, meluas, histerektomi histerektomi mungkin mungkin secara substansial substansial menghambat tumor trofoblas dan membatasi untuk pemberian kemoterapi. d. Follow-up Semua Semua pasien dengan dengan stadium stadium I
sampai sampai stadium stadium III harus difollow difollow-up -up
dengan : 1. Pengukuran hCG tiap minggu sampai kadarnya normal selama 3 minggu berturut-turut. berturut-turut. 2. Pengukuran hCG setiap bulan sampai nilainya normal 12 bulan berturutturut. 3. Kontrasepsi yang efektif selama interval follow-up hormonal. hormonal. 3.
Stadium IV. PasienPasien-pas pasien ien stadiu stadium m IV mempun mempunyai yai risiko risiko terbesa terbesarr untuk untuk tumbuh tumbuh secara progresif cepat dan tidak respon terhadap terapi multimodalitas. Semua pasien stadium IV harus diterapi secara primer dengan kemoterapi intensif dan penggunaan penggunaan radioterap radioterapii yang selektif dan dan pembedahan. pembedahan. a. Metastasis hepar
Penanganan metastasis hepar sebagian sulit. Pada pasien-pasien Yang resis resisten ten
deng dengan an kemo kemoter terapi api sist sistem emik, ik, infus infus arter arterii hepa hepatik tikaa mung mungki kin n
menghambat remisi komplit pada kasus-kasus yang selektif. Reseksi hepar mungkin bisa juga untuk mengontrol perdarahan akut atau untuk mengeksisi fokus tumor yang resisten. Tehnik terbaru tentang embolisasi embolisasi arteri mungkin mungkin diperlukan untuk intervensi pembedahan. b. Metastasis Metastasis cerebral. cerebral. Jika didiagnosis metastasis cerebral, dilakukan irradiasi seluruh otak (3000 cGy dengan 10 fraksi). Risiko perdarahan spontan cerebral mungkin bisa terjadi karena kombinasi kombinasi kemoterapi kemoterapi dan irradiasi otak sebab keduanya keduanya mungkin bersifat hemostatik dan bakterisidal. Remisi terbaik yang dilaporkan pada pasien dengan dengan metastasis metastasis kranial yang diobati diobati secara intravena intravena yang intensif dengan kombinasi kemoterapi dan metotreksat intratekal. c. Kraniotomi. Kraniotomi dilakukan untuk dekompresi akut atau untuk mengontrol perdarahan. perdarahan. Weed dkk melaporkan melaporkan bahwa kraniotomi kraniotomi untuk mengontrol mengontrol perdarahan perdarahan pada 6 pasien, pasien, 3 diantaranya diantaranya mengalami mengalami remisi komplit. komplit. Pasien deng dengan an meta metasta stasi siss cereb cerebral ral yang yang
meng mengal alami ami remisi remisi umum umumny nyaa tidak tidak
mempunyai sisa defisit neurologis. d. Follow-up. 1. Nilai hCG tiap minggu sampai normal selama 3 minggu berturut-turut. 2. Nilai hCG setiap bulan bulan sampai normal selama 24 bulan bulan berturut.
2. Kemoterapi Kemoterapi pada kanker kanker serviks serviks
Penetapan pengobatan kanker serviks berdasarkan Standar Pelayanan Medik Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (2006) : 1.
Stadium 0 a.
Bila fung fungsi si uteru uteruss masih masih diperl diperluka ukan: n: cryosur cryosurger gery, y, konis konisasi, asi, terapi terapi laser laser atau atau LLETZ LLETZ (Large (Large Loop Loop Electro Electrocaut cauter er Transfo Transformat rmation ion Zone). Zone). Histere Histerekto ktomi mi diindikasikan pada patologi ginekologi lain, sulit pengamatan lanjut, dan sebagainya
b.
Pengamatan Pengamatan Pap Smear lanjut pada tunggul tunggul serviks serviks dilakukan dilakukan tiap tahun. Dengan kekambuhan 0,4%
2.
Stadium Ia Skuamousa :
a. Ia1 – dilakukan dilakukan konisasi konisasi pada pasien pasien muda, histerektom histerektomii vaginal/abdomin vaginal/abdominal al pada pasien pasien usia usia tua. tua. b. Ia2 – histerektomi histerektomi abdomen abdomen dan limfadenektom limfadenektomii pelvik, modifikasi modifikasi histerektomi radikal dan limfadenektomi pelvik c. Kead Keadaan aan diatas diatas PLUS PLUS tumo tumorr anapl anaplast astik ik atau atau invas invasii vask vaskul uler– er–lim limfat fatik ik,, dilak dilakuk ukan an histe histerek rekto tomi mi radik radikal al dan dan limfad limfaden enek ekto tomi mi pelv pelvik. ik.
Bila Bila ada ada
kontraindikasi operasi, dapat diberikan radiasi. 3.
Stadium Ib/IIa a. Bila Bila bentuk bentuk servik servikss berben berbentuk tuk “barrel”, “barrel”, usia <50 tahun, tahun, lesi primer primer <4 sm, inde indeks ks obes obesita itass (I.0) (I.0) <0,7 <0,70 0 dan dan tidak tidak ada ada kontr kontrai aind ndika ikasi si oper operas asi, i, maka maka pengobatan pengobatan adalah operasi operasi radikal. Satu atau dua ovarium ovarium pada usia muda dapat ditinggalkan dan dilakukan ovareksis keluar lapangan radiasi sampai diatas L IV. Post operatif dapat diberikan ajuvan terapi (kemoterapi, radiasi atau gabungan) bila : •
Radikalitas operasi kurang
•
Kelenjar getah bening pelvis/paraaorta positif
•
Histologik : small cell carcinoma
•
Diferensiasi sel buruk
•
Invasi dan atau limfotik vaskuler
•
Invasi mikroskopik ke parametria
•
Adenokarsinoma/adenoskuamosa
b. Bila usia 50 tahun, lesi >4 sm, I.0 >0,70, >0,70, atau penderita penderita menolak/ada menolak/ada kontraindikasi operasi maka diberikan radiasi. Bila kemudian ada resistensi, maka pengobatan selanjutnya adalah histerektomi radikal. 4.
Stadium II IIb-IIIb a.
Dibe Diberik rikan an radias radiasi. i. Pada Pada risik risiko o ting tinggi gi kemo kemoter terapi api dapat dapat ditam ditamba bah h untu untuk k menin meningk gkatk atkan an resp respon on peng pengob obata atan, n, dapat dapat dibe diberik rikan an secar secaraa induk induksi si atau atau simu simulta ltan. n. Secar Secaraa induk induksi si:: bila bila radias radiasii diberi diberika kan n 4-6 ming minggu gu sesu sesuda dah h kemo kemote terap rapi. i. Secar Secaraa simu simulta ltan: n: bila bila radias radiasii dibe diberik rikan an bers bersam amaan aan deng dengan an kemoterapi.
b. Dilakukan Dilakukan CT-Scan CT-Scan dahulu, dahulu, bila kelenjar kelenjar getah bening membesar membesar ≥1,5 sm dilakukan limfadenektomi dan dilanjutkan dengan radiasi. c.
Dapat diberikan kemoterapi intra arterial dan bila respon baik dilanjutkan dengan dengan histerektom histerektomii radikal atau atau radiasi radiasi bila respon tidak ada. ada.
45Stadium 45Stadium
IVa d. Radiasi Radiasi diberikan diberikan dengan dengan dosis paliatif, paliatif, dan bila respon respon baik maka maka radiasi radiasi dapa dapatt dibe diberi rika kan n seca secara ra leng lengka kap. p. Bila Bila resp respon on radi radias asii tida tidak k baik baik maka maka dilanjutkan dilanjutkan dengan kemoterapi. kemoterapi. Dapat juga diberikan kemoterapi sebelum radiasi untuk meningkatkan respon radiasi. 5.
Stadium IV IVb a. Bila Bila ada simptom simptom dapat diberika diberikan n radiasi radiasi paliatif paliatif dan bila memungk memungkink inkan an dilanjutkan dengan kemoterapi. b. Bila tidak ada simptom simptom tidak perlu diberikan diberikan
terapi, atau kalau
memungkinkan dapat diberikan kemoterapi. c. Catat Catatan an : bila bila terjad terjadii perd perdara araha han n masi masiff yang yang tidak tidak dapa dapatt terko terkontr ntrol ol,, maka maka dilakukan
terapi
interna/hipogastrika).
embolisasi
(sel
form)
intra
arterial
(il (iliaka